Anda di halaman 1dari 15

MAKALA

EROSI DAN KONVERSI LAHAN

OLEH:

LUSIA NOVEMBRIYANI SETIA (20302105)

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Makala dengan judul ‘Erosi dan Konversi Lahan’.
Makala ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “evaluasi lahan”.
Penyusunan Makala ini dapat di selesaikan atas bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terimkasih kepada pihak yang sudah banyak
membantu dalam penyusunan makala ini.
Penulis menyadari bahwa dalam Menyusun makala ini masih memiliki kekurangan
dan masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan
dan saran yang sifatnya membangun guna untuk menyempurnakan makalaini dan berharap
semoga makala ini bisa bermanfaat untuk pengembangan pengetahuan selanjutnya, bagi kita
semua dan bagi para pembaca.

Ruteng 6 Desember 2023


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut peraturan pemerintah RI NO. 150 tahun 2000 tentang pengendalian kerusakan
tanah untuk produksi bio massa. “tanah adalah salah satu komponen lahan berupa lapisan
teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organic serta mempunyai
sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia
dan mahluk hidup lainya.”
Sumber daya alam utama yaitu tanah dan air mudah mengalami kerusakan atau
degresi. Tanah mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai sumber unsur hara bagi
tumbuhan, dan sebagai matriks tempat akan tumbuhan berjangkar dan air tanah
tersimpan, kedua fungsi tersebut dapat menurun atau hilang, hilang atau menurunya
fungsi tanah ini yang biasa disebut kerusakan tanah atau degredasi tanah.
Hilangnya fungsi tanah sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dapat terus
menerus diperbaruhi dengan pemupukan. Tetapi hilangnya fungsi tanah sebagai tempat
berjangkanya perakaran dan penyimpanan air tanah tidak mudah diperbaruhi karena
diperlukan waktu yang lama untuk pembentukan tanah. Kerusakan air berupah hilangnya
atau mengeringnya sumber air dan menurunya kualitas air. Hilangnya atau mengeringnya
sumber air berkaitan erat dengan erosi, sedangkan menurunya kualitas air dapat
dikarenakan kandungan segmen yang bersumber dari erosi atau kandungan bahan-bahan
dari limbah industry/pertanian.
B. RUMUSAN MASALAH
 Pengertian erosi
 Bentuk erosi
 Jenis erosi
 Faktor penyebab terjadinya erosi
 Penyebab erosi
 Bagaimana cara menggulangi erosi
 Dampak erosi
C. TUJUAN
Tujuan dalam pembuatan Makala ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah evaluasi lahan
2. Untuk mengetahui bagaimana erosi itu bisa terjadi, apa penyebapnya, bagaimana cara
menangulanginya dan dampak-dampak apa saja yang dapat dilakukan karena adanya
erosi tersebut.
3. Untuk menamba wawasan dan pengetahuan tentang berbagai macam bencana alam
belakangan terjadi yang diakibatkan erosi tanah.
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN EROSI
Erosi adalah hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu
tempat yang diangkut oleh media alami ke tempat lain. Erosi menyebabkan hilangnya
lapisan atas tanah yang subur dan baik untuk perrtumbuhan tanaman serta kekurangan
kemampuan tanah serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan
air. Tanah yang di angkut tersebut akan diendapkan ditempat lain (di dalam sungai,
waduk, danau, saluran irigasi dan sebagainya). Erosi sebenarnya merupakan proses alami
yang dikenali, namun kebanyakan tempat kejadian ini dipengaruhi oleh aktivitas
manusia, seperti tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan
pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi atau pembangunan yang
tidak tertata dengan baik serta pembagunan jalan. Erosi juga disebabkan oleh kegiatan
pertanian yaitu dalam pengolahan lahan pertanian (penebangan hutan untuk membuka
lahan pertanian baru). Alih fungsi lahan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi,
karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur
akar tanaman pertanian lemah (samrumi, 2009).
Kondisi tanah yang dihasilkan dari penebangan hutan awalnya tandus kemudian
diolah secara digembur atau hal lain yang menngakibatkan kekuatan tanah akan
berkurang. Dalam kondisi ini dilihat sebagai kekuatan tanah akan menuruh bahkan akan
merubah permukaaan bentuknya. Berkaitan dengan aktivitas pertanian sebagai faktor
terjadinya erosi, ada beberapa keuntungan yang dapat diambil pula yaitu dengan
mengelola tanah seperti digembur akan meningkatkan produktivitas pertanian. Hal ini
berujung pada kondisi tanah yang sedikit lebih berongga sehingga memberikan peluang
kepada tanaman pertanian untuk tumbuh lebih susbur didukung oleh mikroorganisme.
Tanah- tanah di indonesia tergolong peka terhadap erosi, karena terbentuk dari
bahan-bahan yang relative mudah lapuk. Erosi yang terjadi akan memperburuk kondisi
tanah tersebut, dan menurunkan produktivitas. Tanah akan semakin peka terhadap erosi,
karena curah hujan di Indonesia umumnya tinggi, berkisar dari 1.500-3.000 mm atau
lebih setiap tahunnya, denan intensitas hujan yang tinggi. Sehubungan dengan tingginya
jumlah dan intensitas curah hujan , terutama di Indonesia di bagian barat . bahakan di
Indonesia bagian timur pun yang tergolong daerah beriklim kering, masih banyak terjadi
proses erosi yang cukup tinggi, yaitu daerah-daerah yang memiliki hujan dengan
intensitas tinggi, walaupun jumlah hujan tahunan relative rendah (samrumi,2009).
2. EROSIVITAS DAN BENTUK-BENTUK EROSI
Erosivitas adalah suatu proses dimana tanah di hancurkan kemudian dipindakan
ketempat lain oleh kekuatan air, angina dan gravitasi. Di daerah tropis, seperti di negara
kita mempunyai curah hujan tinggi sehingga erosi yang disebapkan oleh angina tidak
begitu banyak terjadi. Erosi menyebapkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur dan
baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap
dan menahan air. Tanah yang terankut tersebut akan diendapkan di tempat lain: didalam
sungai, waduk, danau, saluran irigasi san sebagainya (arsyad, 1989).
Erosi adalah hilangnya atau kikisnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu
tempat yang diangkut oleh media alami ketempat lain. Ada dua macam erosi, yaitu erosi
normal danerosi dipercepat. Erosi normal juga disebut geologi atau erosi alami
merupakan proses-proses pengangkutan tanah yang terjadi dibawah keadaan vegetasi
alami. Biasanya terjadi dengan laju yang lambat yang memungkinkan terbentuknya tanah
yang tebal yang mampu mendukung pertumbuhan vegetasi secara normal. Erosi
dipercepat adalah pebgangkutan tanah yang menimbulkan kerusakan tanah sebagai akibat
perbuatan manusia yang menganggu keseimbangan antara proses pembentukan dan
pengangkutan tanah (aryas,1989).
Menurut arsyad (1989) meurut bentuknya, erosi dibedakan dalam: erosi percik,
erosi lembar, erosi alur, erosi parit, erosi tebing sungai, erosi internal dan tanah longsor.
1. Erosi percik adalah proses terkelupasnya partikel-partikel tanah bagian
atas oleh tenaga kinetic air hujan bebas atau sebagai air lolos. Arah dan
jarak terkelupasnya partikel-partikel tanah ditentukan oleh kemiringan
lereng, kecepatan dana rah angina, keadaan kekasaran permukaan tanah,
dan penutupan tanah.
2. Erosi lebar adalah erosi yang terjadi ketika lapisan pembentukan tanah di
daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian.
3. Erosi alur adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan artikel-
artikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam saluran-
saluran air. Alur-alur yang terjadi masih dangkal dan dapat dihilangkan
dengan pengolahan tanah.
4. Erosi parit proses terjadinya sama dengan erosi alur, tetapi saluran yang
terbentuk sudah sedemikian dalamnya sehingga tidak dapat dihilangkan
dengan pengelolahan tanah biasa.
5. Erosi tebing sungai adalah pengikisan tanah pada tebing-tebing sungai
dan pengerusan dasar sungai oleh aliran air sungai. Erosi tebing akan lebih
hebat jika vegetasi penutup tebing telah habis atau jika dilakukan
pengolahan tanah terlalu dekat tebing.
6. Erosi internal adalah terangkutnya butir-butir primer kebawah kedalam
cela-cela atau pori-pori tanah sehingga tanah menjadi kedap air dan udara.
Erosi internal menyebapkan menurunya kapasitas infiltrasi tanah dengan
cepat sehingga aliran permukaan meningkat yang menyebapkan terjadinya
erosi lebar atau erosi alur.
7. Tanah longsor adalah suatu bentuk erosi yang pengangkutan atau
pemindahan tananya terjadi pada suatu saat dalam volume yang besar.
3. JENIS EROSI
Berdasarkan jenisnya erosi dibagi empat jenis:
a. Erosi air
Erosi air dimulai dari jatunya air hujan. Air hujan tersebut tidak mampu memecakan
agregat (bahan-bahan mineral yang tidak begerak seperti batu kerikir dan debu) dan
menghempaskan partikel-partiekl bersama percikan air hujan.
Adapun bentuk tipe erosiny sebagai berikut :
 Erosi percikan yang terjadi karena percikan air hujan kemudian mengalir
menuruni lereng secara terus menerus.
 Erosi permukaan yang terjadi karena aliran air yang mengalir secara terus
menerus.
 Erosi parit yaitu aliran erosi berbrntuk parit-parit.
b. Erosi angina
Erosi angina terjadi di daerah berpasir, mengakibatkan terbentuknya bukit-bukit pasir.
Proses pengkikisan batuan yang dilakukan oleh angina sisebut deflasi. Proses erosi ini
hanya terjadi di daerah yang kering, misalnya; padang pasir dan pantai berpasir.
c. Erosi abarsi
Erosi abarsi menyebapkan terbentuknya eliff. Eliff adalah lereng dengan dinding
bagian atas mengantung karena dinding bagian bawah telah terkikis oleh gelombang
air laut.
4. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EROSI
Begitu besarnya bahaya erosi yang pada akhirnya merugikan kehidupan manusia, oleh
karena itu beberapa ahli membagi faktor-faktor yang menjadi penyebap erosi dan
berupaya untuk menanggulangi. Menurut (Rahim, 2000) bahwa faktor-faktor yang
memepengaruhi erosi adalah;
 Energy, yang meliputi hujan, air limpasan, angina, kemiringan dan panjang
lereng.
 Ketahanan; erdobilitas tanah (ditentukan oleh sifat fisik dan kimia tanah), dan
 Proteksi, penutup tanah baik oleh vegetasi atau lainya serta ada atau tidaknya
tindakan konservasi.
Nasiah (2000)menyatakan bahwa kemampuan mengerosi, agen erosi,
kepekaan erosi dari tanah, kemiringan lereng, dan keadaan alami dari tanaman
penutup tanah merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap erosi tanah.
Arsyad (1989) menyatakan bahwa erosi adalah akibat interaksi kerja
antara faktor-faktor iklim, topografi, tumbu-tumbuhan (vegetasi), dan manusia
terhadap tanah sebagai berikut;

E=f (i.r.v.t.m)

Dimana :

e=Erosi

i=iklim

v=vegetasi

m=manusia

f= fungsi

r=topografi

t= tanah

a. Iklim
Iklim merupakan faktor penting dalam masalah erosi sehubungan dengan
fungsinya sebagai agen pemecahan dan transport. Faktor iklim yang mempengaruhi erosi
adalah hujan. Banyaknya curah hujan, intensitas dan distribusi hujan menentukan
disperse hujan terhadap tanah, jumlah dan kecepatan permukaan serta besarnya
kerusakan erosi. Angin adalah faktor lain yang menentukan kecepatan jatu butir hujan.
Angin selain sebagai agen transport dalam erosi di beberapa kawasan juga bersama-sama
dengan temperature, kelembabab dan penyinaran matahari berpengaruh terhadap
evapotranspirasi, sehingga mengurangi kandungan air dalam tanah yang berarti
memperbesar kembali kapasitas infiltrasi tanah.
b. Topografi
Kemiringan dan panjang lereng adalah dua faktor yang menentukan karateristik
topografi suatu daerah aliran sungai. Kedua faktor tersebut penting untuk terjadinya erosi
karena faktor-faktor tersebut menentukan besarnya kecepatan dan volume air larian.
Unsur lain yang berpengaruh adalah konfigurasi, keseragaman dana rah lereng.
Panjang lereng dihitung mulai dari titik pangkal aliran permukaan sampai suatu
titik dimana air masuk ke dalam saluran atau sungai, atau dimana kemiringan lereng
berkurang sedemikian rupah sehingga kecepatan aliran air berubah. Air yang mengalir
dipermukaan tanah akan terkumpul di ujung lereng. Dengan demikian berarti lebih
banyak air yang mengalir dan semakin besar kecepatanya di bagian bawah lereng dari
pada bagian atas.
c. Vegetasi
Vegetasi penutup tanah yang baik seperti rumput yang tebal, atau hutan yang lebat akan
menghilangkan pengaruh hujan dari topografi terhadap erosi yang lebih berperan dalam
menurunkan besarnya erosi adalah tumbuhan bahwa karena ia merupakan stratum
vegetasi terakir yang akan menentukan besar kecilnya erosi percikan, pengaruh vegetasi
terhadap aliran permukaan dan erosi dibagi dalam lima bagian, yakni:
 Sebagai intersepsi hujan oleh tajuk tanaman.
 Mengurangi kecepatan aliran permukaan dan kekeuatan perusak air.
 Pengaruh akar dan kegiatan-kegiatan biologi yang berhubungan dengan
pertumbuhan vegetasi dan pengarunya terhadap stabilitas struktur porositas
tanah.
 Transpirasi yang mengakibatkan kandungan air tanah berkurang sehingga
meningkatkan kapasitas infiltrasi.
d. Tanah
Berrbagai tipe tanah mempunya kepekaan terhadap erosi yang berbeda-beda. Sifat-sifat
tanah yang mempengaruhi kepekaan erosi adalah (1) sifat-sifat tanah yang mempengaruhi
laju infiltrasi, permebealitas menahan air, dan (2) sifat-sifat tanah yang mempeunyai
ketahanan struktur tanah terhadap disperse dan pengikisan oleh butir-butir hujan yang
jatuh dan aliran permukaan. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi erosi adalah tekstur,
struktur, bahan organic, kedalaman, sifat lapisan tanah, dan tingkat kesuburan tanah.
e. Manusia
Manusia dapat mencegah dan mempercepat terjadinya erosi, tergantung bagaimana
manusia mengelolanya. Manusia yang menentukan apakah tanah yang dihasilkan akan
merusak dan tidak produktif atau menjadi baik dan produktif secara lestari. Banyaknya
faktor yang menentukan apakah manusia akan mempertahankan dan merawat serta
mengusahakan tananya secara bijaksana sehingga menjadi lebih baik dan dapat
memberikan pendapatan yang cukup untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
5. PENYEBAB TERJADINYA EROSI
 Erosi air diakibatkan oleh kekuatan atau volume air yang berkisar dan kemiringan
lereng semakin curam lereng semakin besar erosinya. Dan keadaan vegetasi,
semakin lebar vegetasi yang ada maka semakin kecil erosi terjadi.
 Erosi angina diakibatkan oleh angina kencang yang mengandung pasir melintasi
batuan-batuan yang mengakibatkan bantuan tersebut terkikir dan membentuk batu
cendawa.
 Erosi gletser diakibatkan oleh cairan gletser es.
 Erosi abarsi disebapkan oleh gelombang air laut yang terus menerus menghantam
bibir pantai.
6. DAMPAK TERJADINYA EROSI
 Erosi air mengakibatkan terseretnya tanah dari tempat yang lebih tinggi ke tempat
yang lebih rendah. Membawa tanah dari daerah asalnya ke tempat yang lain, dan
juga bisa mengakibatkan frakmega atau hancuran batuan.
 Erosi angina mengakibatkan terbentuknya bukit-bukit pasir.
 Erosi glister mengakibatkan terjadinya longsor es salju dari bukit atau gunung
salju.
 Erosi abasri mengakibatkan terjadinya cilff (lereng dengan dinding bagian atas
menggunung karena dinding bagian bawah tanah terkikis oleh gelombang air
laut).
7. CARA MENANGGULANGI EROSI
Erosi tidak dapat begitu saja dihilangkan namun dapat dikurangi dengan daya manusia.
Walaupun sebenarnya faktor yang sangat berpengaruh dalam mempercepat laju erosi
adalah manusia, namun tidak berarti bahwa manusia tidak bisa berbuat apa-apa dalam
mengurangi terjadinya erosi. Setiap orang pasti akan mampu berupaya seperti itu, tingal
kesadaran masing-masing yang harus ada mengenai permasalahan tersebut.
Upaya yang dapat dilakukan oleh manusia ialah;
 Pertaman, sebagai manusia harus sadar akan permasalahan erosi dan dampak
yang akan timbul dan menyerang kita sendiri.
 Kedua, janganlah merusak ekosistem hutan karena hutan adalah tempat yang
sangat berpengaruh dalam terjadinya erosi disekitanya. Jika menebangi pohon di
hutan segera digantikan dengan pohon baru.
 Ketiga, lakukan segerah pengelolahan tanah pertanian secara bijak dengan cara
membuat sengkedan-sengkedan ataupun terasering untuk menahan laju erosi agar
tidak terlau besar.
 Keempat, hijaukan kembali (reboisasi) dan lakukan konversi hutan-hutan yang
telah gundul akibat keserakahan kita sebagai manusia.
Rhett A Butler mengemukan bahwa akar-akar dari pepohonan kayu keras
dan vegetasi hutan membentu menahan tanah. Saat pohon kita tebangi maka tak
aka nada lagi penahan apapun yang dapat melindung tanah dan material tanahpun
akan cepat kebawah/hanyut oleh air hujan. Oleh sebab itu alangkah baiknya mulai
dari sekarang kita pikirkan secara matang akan dampak dari erosi yang telah
menimpah kita saat ini dan jangan sampai terulang lagi di masa yang akan datang.
Dengan kesadaran tinggi akan hal tersebut kita harus segera berupaya untuk
melakukan kegiatan yang dapat mengurangi terjadinya erosi tanah.

Berikut cara menanggulangi erosi pada bagian masing-masing

 Pada erosi air ; dengan membuat terasering, menanami pohon-pohon pada tanah
yang miring.
 Pada erosi angin ; dengan membuat oasis buatan, dan mengalir air atau
menanami pohon-pohon, seperti : katus, pakis dan lain-lain yang bisa menyimpan
air.
 Pada erosi glister ; dengan cara menanami pohon-pohon untuk menghalangi
longsor salju.
 Pada erosi abrasi ; dengan cara memecah ombak-ombak yang besar dengan cara
membuat benteng dari karung yang di isi oleh pasir.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Erosi adalah hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah
dari suatu tempat yang diangkat oleh media alami ketempat lain. Erosi terjadi
akibat interaksi kerja antar faktor-faktor iklim, topografi, tumbu-tumbuhan
(vegetasi), dan manusia, pengaruh erosi pada tanah banyak menimbulkan efek
negative untuk kehidupan mahluk hidup. Kesadaran dan pengetahuan kita
tentang erosi berperan besr dalam kita mengambil keputusan untuk menjaga
lingkungan lingkungan agar tidak bertambah parah.
B. Saran
Sebaiknya dalam pengelolahan lahan, kita harus lebih bijak mengunakan
air dan tanah. Sebab jika kedua sumber daya alam itu mengalami kerusakan
kita sebagai manusia akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan lahan
yang baik untuk ditanami tumbuhan yang dibutukan untuk mempertahankan
kehidupan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 1989, Konservasi Tanah dan Air. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hardjowigeno., 2003, Ilmu Tanah. Akademi Pressindo, Jakarta.

Nasiah. 2000. Evaluasi Kemampuan Lahan dan Tingkat Bahaya Erosi Untuk
Prioritas. UGM. Yogyakarta

Rahim, S. E, 2000. Pengendalian Erosi Tanah Dalam Rangka Pelestarian


lingkungan Hidup. Bumi Aksara, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai