Anda di halaman 1dari 12

FUNGSI

OROLOGIS
2.
1. Amanda Weliyanti
Anastasia Anetta M
3. Anastasya Nindya A
4. Muhammad Reynaldo
5. Muhammad Haikel
6. Muhamad adjie
7. Nabilla putri
8. Zulfati zianurisma
LATAR BELAKANG

Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak


tumbuh-tumbuhan lebat yang berisi antara lain
pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur dan lain
sebagainya serta menempati daerah yang cukup luas.
FUNGSI-FUNGSI HUTAN
1. Fungsi Estetika
2. Fungsi Orologis
3. Fungsi Klimatologis
4. Fungsi Hidrologis
5. Fungsi strategis
FUNGSI OROLOGIS
fungsi orologis atau mencegah erosi.
Hutan sebagai pencegah erosi dengan
adanya akar yang berfungsi menahan
hanyutnya bunga tanah, mencegah
erosi, dan melindungi tanah lapisan
atas.
EROSI DAN DAMPAKNYA

Dampak Negatif  Dampak Positif


 a. Lahan Kritis  a. Menambah Kesuburan Tanah
(Daerah tempat hasil erosi terhenti)
 b. Pendangkalan dan pencemaran di
Dataran Rendah  b. Timbulnya inisiatif dan kesadaran
 c. Kehilangan Kesuburan Tanah
(Daerah yang terkikis)
 d. Berkurangnya debit air pada sungai,
danau dan waduk
EROSI
 Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan
(sedimen, tanah, batuan, dan partikel
lainnya) akibat transportasi angin, air atau 
es.
FAKTOR PENYEBAB EROSI
 Kondisi tanah
 Faktor penyebab erosi yang pertama adalah kondisi tanah. Beberapa hal yang termasuk dalam kondisi tanah yakni tekstur dan struktur tanah, banyaknya bahan organik di dalam
tanah dan daya serap tanah terhadap air. Tanah dengan tekstur butiran halus adalah jenis tanah yang paling rawan terkena erosi. Ini dikarenakan tanah pasir tidak menetap dan
mudah hancur ketika terkena aliran air. Tanah dengan kandungan bahan organik yang rendah dan kedap air juga mudah mengalami erosi.
 Sementara itu, tanah dengan tekstur yang berpasir tidak peka terhadap erosi karena ukuran partikelnya yang lebih besar sehingga tidak mudah terbawa oleh air. Tanah yang
berstruktur gumpalan atau membulat lebih tahan terhadap ancaman erosi karena dapat menyerap lebih banyak air dan mengurangi aliran permukaan. Tanah dengan kemampuan
menyerap yang tinggi dan mengandung bahan organik dalam jumlah banyak juga lebih tahan terhadap erosi.
 Topografi
 Salah satu faktor penyebab erosi selanjutnya adalah topografi. Topografi pada suatu daerah berpengaruh pada jumlah tanah yang akan terkikis oleh air. Tanah yang berada di
daerah lereng yang curam sangat peka terhadap erosi. Lereng yang panjang membuat air mengalir dengan deras dalam jumlah yang banyak. Aliran air di lereng panjang tersebut
akan mengikis dan mengangkut tanah ke daerah yang rendah. Sementara itu, daerah dengan topografi yang landai lebih tahan terhadap erosi tanah, tetapi mengalami ancaman
terjadinya genangan air.Vegetasi
 Vegetasi juga menjadi faktor penyebab terjadinya erosi. Yang disebut vegetasi adalah tanaman atau pepohonan yang menutupi tanah. Pohon- pohon akan menghalangi air hujan
sehingga tidak langsung jatuh menimpa tanah. Selain itu pohon di hutan juga dapat membantu tanah menyerap air hujan dan mengurangi aliran air di permukaan tanah. Jika
pepohonan terutama yang berada di daerah aliran sungai ditebang (baca : Erosi Sungai), maka daerah tersebut akan mudah terkena erosi tanah.  (baca juga : 
Dampak Akibat Hutan Gundul)
 Iklim
 Iklim ini berhubungan dengan intensitas hujan. Hujan mempunyai pengaruh besar pada proses terjadinya erosi tanah. Daerah dengan intensitas hujan yang tinggi sangat rawan
mengalamai erosi tanah. Sebaliknya, tanah yang berada di wilayah dengan intensitas hujan yang rendah cukup aman dari bahaya erosi. (baca : Proses Terjadinya Hujan)
 Perubahan iklim global atau yang sering disebut dengan pemanasan global (baca : Penyebab Pemanasan Global). Meningkatnya suhu bumi menyebabkan mencairnya es di kutub.
Ketika es di kutub mencair secara signifikan maka akan menyebabkan naiknya permukaan air laut sehingga akan menggerus daratan yang rendah seperti pantai. Hal ini lah yang
menyebabkan terjadinya erosi di daerah pantai.
EROSI TANAH
Malang - Pemerintah Kota Malang sudah meneliti penyebab amblasnya jalan di Terusan Bondowoso. Gorong-gorong di bawah
jalan yang diperkirakan menyebabkan jalan tergerus air.

Wakil Walikota Malang Sutiaji saat rapat koordinasi jalan berlubang di Balai Kota Malang menuturkan, normalisasi akan segera
dilakukan. Ada dua tahapan dalam proses itu. Yang pertama adalah, melakukan pengerukan dan pemadatan yang dijadwalkan
selesai hari ini. Proses selanjutnya adalah hal-hal yang memungkinkan telah menghalangi saluran irigasi dibawah ruas jalan.

"Normalisasi butuh waktu, tapi pemadatan hari ini akan selesai. Ternyata di bawahnya ada gorong-gorong, nanti juga dikaji hal-
hal yang memungkinkan saluran tidak lancar hingga menggerus ruas jalan," terang Sutiaji kepada detikcom, Selasa (29/11/2016)
siang.

Sutiaji juga mengaku, telah memerintah dua camat serta tiga lurah di wilayah sekitar amblasnya jalan agar bisa segera dilakukan
penindakan oleh Satpol PP bangunan yang dianggap telah menyebabkan penyumbatan saluran air.

"Itu menyangkut penertiban, kan tadi sudah saya sampaikan dalam normalisasi ada dua hal, selain pemadatan ya itu," tegasnya.

Dia juga membantah amblasnya jalan karena keteledoran atau kurang sigapnya dinas terkait dalam mengontrol kondisi jalan
maupun gorong-gorong di bawah ruas jalan. "Ini ambruk karena tergerus air," tandas Sutiaji.

Ditambahkan, Pemkot Malang sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian soal pemasangan garis polisi. Dimana, menurut dia
dalam peristiwa tersebut tidak memakan korban hanya bertujuan mengamankan lokasi amblasnya jalan.

"Sudah saya koordinasikan dengan Kapolresta soal itu (police line)," tegas Sutiaji. 
(bdh/bdh)
EROSI PANTAI/ABRASI
Erosi pantai atau yang sering juga disebut dengan abrasi pantai merupakan pengikisan daratan pantai akibat aktivitas arus, gelombang
dan pasang- surut air laut.

 Faktor alam. Fenomena alam yang menyebabkan erosi pantai yakni pasang surut air laut dan juga tiupan angin laut yang
menghasilkan gelombang serta arus laut yang kuat.
 Penurunan permukaan tanah. Pengambilan air tanah yang berlebihan mengakibatkan turunnya permukaan tanah sehingga daratan
menjadi lebih rendah dari lautan. Hal ini tentu meningkatkan resiko terjadinya banjir rob akibat meluapnya air laut ke daratan.
(baca : Ciri – Ciri Air Tanah Permukaan)
 Kerusakan hutan mangrove. Masyarakat pesisir pantai menebang hutan mangrove untuk dijadikan pertambakan. Selain itu, kayu-
kayu dari pohon mangrove juga dijual dan dijadikan pondasi bangunan. Kegiatan tersebut sangat mengganggu regenerasi dan
menghambat proses suksesi hutan mangrove. Hal ini juga menyebabkan terjadi abrasi, dan hilangnya beberapa ekosistem pulau.
 Kerusakan akibat kegiatan manusia. Aktivitas manusia yang menjadi penyebab erosi pantai yaitu dalam bentuk penambangan
pasir, pencemaran sampah anorganik dan penambangan terumbu karang.
 Perubahan iklim global atau yang sering disebut dengan pemanasan global. Meningkatnya suhu bumi menyebabkan mencairnya es
di kutub. Ketika es di kutub mencair secara signifikan maka akan menyebabkan naiknya permukaan air laut sehingga akan
menggerus daratan yang rendah seperti pantai.
1. Peran tajuk vegetasi hutan
PROSES OROLOGIS
Tajuk vegetasi dapat menahan air hujan yang jatuh dan terdapat pula kemungkinan untuk menguapkannya sebelum sampai ke
tanah. Ini memugkinkan untuk mereduksi air permukaan sehingga pengikisan tanah menjadi minimal. Energi kinetik air huja juga
tereduksi sehingga gaya merusak partikel tanah menjadi kecil. Gaya merusak yang kecil semakin didukung oleh kekuatan
mengangkut material yang kecil sehingga partikel yang terangkut minimal atau hanya dalam jarak yang dekat. 
2. Penghambatan aliran permukaan
Air hujan akan tertahan oleh bagian atas/tajuk vegetasi yang rapat. Air yang sampai ke tanah akan semakin sedikit dan dengan
aliran yang lebih lambat. Aliran yang lebih lambat ini yang membuat gaya angkut air menjadi semakin lemah. Dengan demikian
pengikisan atau erosi dapat diminimalisir.
3. Peranan akar-akar vegetasi
Akar-akar tanaman hutan dapat mengikat partikel tanah sehingga daya tahan tanah terhadap pengikisan dan erosi semakin tinggi.
Akar-akar yang menembus tanah membuat tanah semain porus. Porositas tanah yang meningkat dapat meningkatkan infiltrasi air
ke dalam tanah sehingga mengurangi air yang bergerak di permukaan. Gerakan air di permukaan yang semakin lemah akan
mereduksi pengikisan terhadap permukaan tanah.
4. Peranan mikroorganisme
Mikroorganisme menjadikan bahan-bahan organik sisa makhluk hidup menjadi matang. Kematangan bahan organik membuat
tanah menjadi porus dan memiliki kapasitas infiltrasi yang semakin besar. Tanah yang porus dan memiliki kapasitas infiltrasi yang
besar meningaktkan kecepatan perembesan air ke dalam tanah. Ini menyebabkan terhambatnya pengikisan tanah akibat run off.
5. Dalam kemampuannya untuk bertranspirasi
Sama seperti peran yang lain, kemampuan tanaman dalam bertranspirasi meminimalisir gerakan air di permukaan tanah. Gerakan
air permukaan yang minimal tentu saja juga meminimalisir pengangutan partikel tanah oleh gerakan air permukaan/run off.
Dengan banyaknya peran hutan atau tanaman dalam menjaga kelestarian lingkungan khususnya tanah, sudah seharusnya
keberadaan hutan dipertahankan. Tidak perlu adanya pembukaan hutan secara besar-besaran untuk melakukan kegiatan pertanian.
Pertanian dan kehutanan perlu disinergikan untuk menjaga keberlangsungan dan keberlanjutan pertanian dan kehutanan itu
sendiri. Agroforestry merupakan salah satu sistem pertanian yang mensinergikan dan menggabungkan antara tanaman kehutanan
dengan tanaman pertanian dalam satu lokasi lahan
 Dilihat  dari sisi fungsi produksinya, keberpihakan kepada rakyat  banyak merupakan kunci keberhasilan pengelolaan hutan. Oleh karena itu, praktek-praktek pengelolaan hutan yang hanya berorientasi pada kayu dan kurang memperhatikan hak dan melibatkan masyarakat,
perlu diubah menjadi pengelolaan yang berorientasi pada seluruh potensi sumber daya kehutanan dan berbasis pada pemberdayaan masyarakat.
 Kepedulian terhadap lingkungan hidup umumnya dan hutan pada khususnya tidak hanya berada dipundak pemerintah. Bagaimanapun usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengelola dan menata hutan, akan tetapi tidak mendapat dukungan berupa peran serta warga
masyarakat  umumnya dan khususnya masyarakat yang bermukim di sekitar hutan, maka usaha yang dilakukan itu mustahil akan berhasil dengan baik.
 Berbicara mengenai peran serta yang oleh Abdullah (1990: 2)  disebut sebagai partisipasi, maka sebagian besar yang dimaksud ilah sikap tanggap masyarakat lokal  (local response) terhadap anjuran-anjuran, petunjuk-petunjuk tentang cara-cara baru, pemakaian teknologi dan
ksediaan memberikan pengorbanan (dalam arti investasi) modal, waktu, tenaga dan uang untuk tercapainya tujuan-tujuan pembangun.
 Bentuk peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup khususnya hutan perlu dibina dan dikembangkan dalam bidang administratif dengan berbagai cara sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman anggota masyarakat yang bersangkutan.
Adapun sebagai pokok pikiran Hardjasoemantri (1995: 2) adalah:
 1.   Memberi informasi   kepada pemerintah
 Peran serta masyarakat sangat diperlukan untuk memberi masukan kepada pemerintah tentang masalah yang ditimbulkan oleh sesuatu rencana tindakan pemerintah dengan berbagai konsekuensinya, dengan demikian pemerintah akan dapat mengetahui adanya berbagai
kepentingan yang dapat terkena tindakan tersebut yang perlu diperhatikan.
 2.   Meningkatkan kesediaan masyarakat untuk menerima keputusan
 Seorang warga masyarakat yang telah memperoleh kesempatan untuk berperanserta dalam proses pengembilan keputusan dan tidak dihadapkan pada suatu fait accopli, akan  cenderung untuk memperlihatkan kesediaan yang lebih besar guna menerima dan menyesuaikan diri
dengan putusan tersebut. Pada pihak lain, peran serta masyarakat dalam proses pengambilan keputusan akan dapat banyak mengurangi kemungkinan timbulnya pertentangan, asal peran serta tersebut dilaksanakan pada saat yang tepat.
 3.   Membantu perlindungan hukum
 Apabila sebuah keputusan akhir diambil dengan memperhatikan keberatan-keberatan yang diajukan oleh masyarakat selama proses pengambilan keputusan berlangsung, maka dalam banyak hal tidak akan ada keperluan untuk mengajukan perkara ke pengadilan.
 4.   Mendemokratisasikan pengambilan keputusan
 Dalam hubungan dengan peran serta masyarakat ini, ada pendapat yang menyatakan, bahwa dalam  pemerintahan dengan sistem perwakilan, maka hal untuk melaksanakan kekuasaan ada pada wakil-wakil rakyat yang dipilih oleh rakyat.
 Khusus dalam usaha pelestarian fungsi hutan, dukungan warga masyarakat baik perorangan maupun kelompok sangat dibutuhkan. Betapa tidak, warga masyarakat dalam kapasitas dan kedudukannya masing-masing berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan
hutan. Menyadari hal ini, pemerintah telah memberi landasan hukum terhadap peran serta masyarakat dalam usaha pengelolaan hutan.
 Peran serta masyarakat ini juga nampak di wilayah-wilayah pedalaman, di mana pranata hukum  adat yang bersangkut paut dengan pelestarian kawasan hutan masih tetap dipatuhi. Kenyataan ini telah diantisipasi oleh pemerintah dengan memberi porsi yang besar terhadap
peran serta masyarakat untuk ikut melestarikan hutan. Masyarakat pedesaan melalui kepala-kepala adatnya, tetap menjaga dan melestarikan pranata-pranata hukum adat, yang dipercaya sebagai pranata hukum yang  dapat mengatur keseimbangan dan keserasian hubungan
manusia dengan lingkungan alam. Salah satu contoh pranata hukum adat seperti ini adalah yang terdapat di masyarakat Ammatoa, Kecamatan Kajang, kabupaten Bulukumba yang dikenal dengan istilah Pasang, yang salah satu aturannya adalah apabila terjadi pelanggaran
yaitu menebang pohon, maka sanksi yang dijatuhkan adalah sebagai berikut (Salle, 2000: 108):
 Apabila menebang pohon di kawasan Borong Karamaka, sanksinya adalah pokok babbalak (bagian pangkal dari cambuk) yang yaitu denda sebesar Rp 800.000 ditambah dengan kain putih satu gulung. Pohon yang ditebang termasuk dahan, ranting, dan daunnya harus
dikembalikan ketempat semula dan dibiarkan lapuk di tempat itu.
 Apabila menebang pohon di kawasan Borong Battasaya, sanksinya adalah Tangnga Babbalak (bagian tengah dari cambuk), yaitu denda sebesar Rp 400.000 ditambah kain putih satu gulung.
 Apabila menebang pohon di kawasan Koko (kebun warga), sanksinya adalah Cappak Babbalak ( bagian ujung dari cambuk), yaitu denda sebesar Rp 200.000. ditambah kain putih satu gulung. Pohon yang sudah ditebang diserahkan kepada warga yang menguasai koko.
 Begitu besar arti dan peranan hutan  bagi masyarakat keammatoaan, sehingga apabila  mereka memerlukan bahan untuk membangun rumah, mereka rela membeli dan mendatangkan bahan bangunan dari luar kawasan. Apabila ada kemungkinannya untuk mendapatkan satu
pohon yang berasal dari dalam hutan (yang juga terbatas, dimungkinkan ditebang hanya pada kawasan hutan perbatasan), maka terlebih dahulu harus memperoleh izin dari Ammatoa.

Anda mungkin juga menyukai