0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut membahas pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (PUEBI). Pedoman ini mengatur penulisan huruf kapital, angka, kata, tanda baca, dan penggunaan kata baku dalam bahasa Indonesia.
Dokumen tersebut membahas pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (PUEBI). Pedoman ini mengatur penulisan huruf kapital, angka, kata, tanda baca, dan penggunaan kata baku dalam bahasa Indonesia.
Dokumen tersebut membahas pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (PUEBI). Pedoman ini mengatur penulisan huruf kapital, angka, kata, tanda baca, dan penggunaan kata baku dalam bahasa Indonesia.
Ejaan yang disempurnakan Untuk menulis nama ilmiah atau ungkapan
asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya A. Pengertian Ejaan Penulisan Angka dan Bilangan Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan Yang ditulis dalam satu atau dua kata ditulis tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yg dengan huruf, tapi perincian boleh Dg angka mengatur penggunaan bahasa indonesia Bilangan di awal kalimat ditulis dengan huruf B. Pedoman penulisan PUEBI Apabila bilangan diawal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, maka Penulisan Huruf Kapital susunan kalimatnya diubah Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat Huruf pertama pd awal kalimat ditulis sebagian dg huruf agar mudah dibaca Pada awal petikan langsung u menyatakan ukuran, nilai uang, nomor alamat, Dalam ungkapan yang berhubungan dengan dan memori bagian karangan / kitab suci nama tahun, kitab suci, dan kata ganti tuhan Penulisan bilangan berupa tingkatan (Abad XX Nama gelar yang diikuti nama seseorang atau Abad ke-20) Unsur nama jabatan & pangkat yang diikuti Penulisan bilangan dengan angka dan huruf nama sekaligus dilakukan dalam peraturan Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa perundang-undangan, akta, dan kuitansi Nama tahub,bulan,hari,hari raya, peristiwa sejarah. Penulisan Kata Nama geografis, kecuali nama geografis sbg Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan (Kantor nama jenis (gula jawa, kunci inggris) Kurir penuh sesak) Unsur nama negara, lambang pemerintahan, Kata turunan imbuhan ditulis serangkai dengan dan nama dokumen resmi kata dasarnya Setiap unsur benruk ulang sempurna yg dipakai Kata turunan yang bentuk dasarnya merupakan sebagai nama badan, lembaga,nama dokumen. gabungan kata yang diberi imbuhan awalan dan Semua kata didalam nama buku, majalah, surat akhiran ditulis serangkai (menyebarluaskan) kabar, judul karangan, kecuali kata tugas, kata Jika salah satu unsur gabungan kata hanya depan, dan kata hubung dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis Unsur singkatan nama orang, gelar, dan sapaan serangkai (antarkota, adipati, caturtunggal) Kata penunjuk hubungan kekerabatan Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf Pemenggalan suku kata awalnya huruf kapital, maka kedua unsur tersebut dituliskan dengan tanda hubung (non- Jika ditengah kata terdapat vokal yG berurutan, Indonesia) pemenggalan diantara kedua vokal itu. Kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh Jika ada satu konsonan ditengah kata, kata esa dan kata imbuhan, ditulis terpisah pemenggalan dilakukan sebelum konsonan (Tuhan yang Maha Penyayang selalu melindungi Jika terdapat dua konsonan ditengah kata, maka Bentuk ulang ditlis lengkap dg tanda pemenggalan diantara kedua konsonan penghubung Jika ditengah kata terdapat tiga konsonan/ Gabungan kata yg lazim disebut kata majemuk, lebih, pemenggalan setelah huruf konsonan 1 termasuk istilah khusus, unsurnya ditulis terpisah Jika terdapat kata yang ada imbuhan awal atau (kaki tangan) akhir, pemenggalan sesuai kata dasarnya Kata tulis ku,kau,mu,dan nya ditulis serangkai, Kata yang terdiri atas dua unsur yang dipenggal keculi untuk penyebutan tuhan berdasarkan unsur-unsurnya Untuk kata depan di dan ke yang menunjukkan Jika terdapat satu huruf vokal pada akhir satu kata tempat, penulisannya dipisah kata dlm pergantian baris, maka kata td boleh Kata si dan sang ditulis terpisah dipisah -lah,-kah,-tah ditulis serangkai Penulisan huruf miring pun ditulis terpisah dari kata sebelumnya, Untuk menulis nama buku, majalah, dan surat kecuali kata gabung yang sudah lazim kabar yang dikutip tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan Untuk memishkan bagian-bagian kalimat yang ditulis serangkai dengan bentuk dasar, ditulis sejenis atau setara terpisah apabila diikuti kata berimbuhan Utk megganti kata penghubung u memisah-kan (takriang gembura, dan tak terkalahkan) kalimat yg setara di kalimat majemuk Pemakaian Tanda Baca -Tanda hubung
-Titik Untuk menyambung suku kata yang terpisah
oleh pergantian baris Digunakan pada akhir kalimat yang bukan Untuk menyambung awalan di bagian kata di pernyataan atau seruan belakangnya atau akhiran bagian kata di Digunakan dibelakang angka atau huruf dalam depannya pada pergantian baris suatu baga, ikhtisar, atau daftar ( A. Direktorat Untuk menyambung unsur-unsur kata ulang Jendral Pajak atau II. Departemen Keuangan) Untuk menyambung huruf kata yang dieja satu Untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik bagian dan untuk tanggal,bulan,tahun dg angka. Digunakan diantara nama penulis, judul tulisan, Untuk memperjelas hubungan bagian-bagian yang tidak berakhir tanda tanya, tanda seru, dan kata atau ungkapan dan penghilangan tempat terbit dalam daftar pustaka kelompok kata Untuk memisahkan bilangan ribuan dan Untuk merangkaikan se-dengan kata berikutnya kelipatannya, tetapi tidak dipakai utk jumlah yang dimulai dg huruf kapital Tidak digunakan pada akhir judul karangan Untuk merangkaikan unsur bahasa indonesia -Koma dengan unsur bahasa asing Kata Baku dan Kata Tidak Baku Digunakan diantara unsur-unsur pd perincian Untuk memisahkan bagian2 kalimat sejenis Baku : kata yang pengucapan atau penulisannya Untuk memisahkan anak dan induk kalimat, sesuai dengan kaidah-kaidah yg telah dibakukan kecuali anak kalimat itu menggiring induk Tak Baku : kata yang pengucapan atau kalimat. penulisannya yang melenceng dari kaidah. Digunakan di belakang atau ungkapan Ciri- ciri kata baku o Tidak dipengaruhi bahasa daerah penghubung antarkalimat pada awal kalimat. o Tidak dipengaruhi bahasa asing Untuk memisahkan kata seperti wah, aduh,dll. o Bukan merupakan bahasa percakapan Untuk memisahkan petikan langsung dari o Pemakaian imbuhan eksplisit & sesuai konteks bagian lain dalam kalimat o Tidak mengandung arti pleonasme , rancu, dan Digunakan dalam surat hiperkorek Untuk memisahkan nama pengarang yang di Kutipan balik susunannya dalam daftar pustaka Diantara bagian-bagian dalam catatan kaki Langsung Digunakan diantara nama orang dan gelar <40 kata dan nama penulis dituliskan pada akademik yang mengikutinya awal kalimat, maka nama penulis ditulis Dimuka angka persepuluhan, atau diantara lengkap dengan tahun terbit dan nomor rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka halaman dlm tanda kurung Untuk mengapit keterangan tambahan yang >40 kata dan nama penulis ditulis di akhir sifatnya tidak membatasi kutipan, maka kutipan langsung ditulis dalam Untuk menghindari salah baca di belakang tanda kutip dan nama akhir penulis ditulis keterangan awal kalimat. diikuti tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman dalam tanda kurung - Titik dua 40 kata/lebih ditulis tanpa tanda kurung dan terpisah dari teks yg mendahului Untuk akhir suatu pernyataan jika diikuti Tak Langsung : nama penulis dari sumber rangkaian atau pemerian dapat ditulis pd awal kutipan dengan tahun Untuk rangkaian yang merupakan pelengkap terbit dan nomor halaman dalam tanda yang mengakhiri pernyataan kurung/ diakhir Untuk sesudah kata atau ungkapan yang Nama pengarang dalam kutipan memerlukan pemerian Jika dikuti pada awal kalimat, nama pengarang Diantara jilid, di antara bab dan ayat dalam kitab diikuti (tahun terbit dan nomor halaman) suci, antara judul dan anak judul serta nama Jika ditulis diakhir, jika hanya ad satu pengarang, kota dan penerbit buku dalam karangan perujukan menggunakan nama akhir pengarang, jika dua, menunjukkan nama akhir keduanya, jika -Titik Koma lebih, menggunakan kata dkk Jika td disebutkan pengarang, ditulis penerbit Untuk terjemahan, merujuk nama pengarang asli Polisemi : kata yg memiliki makna lebih dr Rujukan dari dua sumber berbeda dan pengarang satu berbeda, dicantumkan dalam satu tanda kurung Homonimi : dua kata atau lebih yang dg dipisah ; memiliki bentuk tulisan dan lafal sama, namun artinya berbeda Ex : bisa (racun ular) bisa (sangup/dapat) o Homofon : kata yang sama bunyinya, Tata Makna namun berbeda tulisan dan maknanya Ex : sangsi : ragu dan sanksi : hukuman o Homograf : kata yg sama ejaannya, A Pengertian makna kata namun lafal dan artinya berbeda Ex : teras (tèras) : serambi rumah, teras -> hubungan antara bentuk bahasa dan hal yang (têras) : penting, utama, inti diacunya o Hipernimi : kata yg maknanya melingkup makna kata-kata lain b jenis makna kata Ex : ungas : ayam, itik, beo, merpati,dll o Hiponimi : kata ungkapan yang Berdasarkan Sifat maknanya termasuk makna khusus Makna Leksikal : makna kata secara lepas Ex : putih masuk dalam makna kata tanpa adanya kaitan dengan kata lain warna Ex : Ayah berarti orang tua laki-laki Makna Gramatikal : makna baru yang timbul C perubahan makna kata akibat proses gramatikal, spt pengimbuhan, pengulangan, dan pemajemukan Perluasan makna : perubahan cakupan Ex : berumah : mempunyai rumah, rumah- makna menjadi lebih besar drpd kata rumah : banyak rumah , rumah naiya : rumah sebelumnya milik naiya Ex : berlayar : mengarungi laut dg layar, mkd berlayar : mengarungi laut dg apa saja Berdasarkan ada tidaknya makna tambahan Penyempitan makna : perubahan cakupan Makna denotatif : makna yg langsung makna menjadi lebih kecil daripada kata mengacu pd makna dasarnya. sebelumnya Ex : Merah (warna) Ex : motor : penggerak , menjadi motor : Makna konotatif : makna tambahan terhadap sepeda motor makna dasarnya . Amelioratif : perubahan arti menjadi lebih Ex : Merah (Berani, dilarang) tinggi/baik o Konotasi positif : mengandung nilai Ex : asisten rumah tangga lebih baik drpd rasa tinggi, baik, sopan . spt : pegawai, pembantu jenazah, tunawisma o Konotasi negatif : mengandung nilai Peyoratif : perubahan arti menjadi lebih rendah rasa jelek, rendah, kasar. Spt : bini, Ex : kaki tangan : pembantu, menjadi mayat, gelandangan kepercayaan orang jahat Berdasarkan penerapan thd acuannya Sinestesia : perubahan makna akibat Makna lugas : acuannya cocok dengan pertukaran tanggapan antara dua indera makna yg bersangkutan. Atau makna yang yg berlainan sebenarnya Ex : perkataannya pedas , kata pedas Ex : kaki -> kaki ayam , mata : mata didi sebenarnya perasa Makna kiasan : acuannya tidak sesuai dg Asosiasi : perubahan makna karena makna yg bersangkutan kesamaan sifat Ex : kaki -> kaki meja, mata : mata batin Ex : catut : pencabut paku, juga catut : Berdasarkan konteks pemakaian : orang yg menjual barang dengan harga -> makna yang ditentukan oleh situasi atau tinggi konteks pemakaiannya D sinonim Ex : bangkai kapal itu sudah mengarang di lautan (seperti karang) -> dua kata atau lebih yang memiliki persamaan Berdasarkan gejala kebahasaan makna
Ketentuan memilih kata bersinonim
Istilah lebih diutamakan (istilah baku) Perumpamaan/simile : menggunakan Ex : lebih baik gulma drpd tanaman kata seperti, umpama, bagaikan, ibarat, pengganggu serupa, bak, dll. Istilah yang diizinkan : juga diiakui Metafora : dinyatakan dengan singkat, disamping istilah yang diutamakan padat, implisit, dan langsung Ex : akselerasi, namun lebih tepat Ex : si jago merah melahap pertokoan itu percepatan Personifikasi : membandingkan suatu Istilah yang dijauhkan : istilah yg benda dengan sifat manusia menyalahi peratasnamaan dan Ex : nyiur melambai-lambai di tepi pantai peristilahan o Majas pertentangan Ex : zat lemas harus diganti nitrogen Hiperbola : majas yang melebih-lebihkan Jenis sinonim Ex : tangisannya memecah angkasa Litotes : majas yang mengurangi, Sinonim mutlak : kata yang dapat melmahkan, dan merendahkan bertukar tempat tanpa merubah Ex : silahkan mampir di gubuk saya struktural dan makna Ironi : menggunakan sindiran halus Ex : laris : laku, efektif : mangus Ex : harum sekali badanmu, padahal sudah Sinonim semirip : kata yg dpt bertukar seminggu belum mandi tempat dlm konteks ttt tanpa mengubah o Majas pertautan struktural & makna Metonimia : menggunakan kata-kata yg Ex : lahiriah : jasmaniah, dan melatis : berkaitan dg hal-hal pembuat benda atau menerobos merk dagang Sinonim selingkung : kata yang dapat Ex : ayah naik kijang ke bandung (mobil saling berganti dalam satu konteks kijang) kebahasaan ttt saja secara struktural dan Sinekdok : menyebutkan nama bagian sbg leksikal nama pengganti keseluruhan, atau Ex : lemah : lemas , sebaliknya Ex : semua kepala wajib menjaga E antonim kebersihan (kepala adalah orang) atau -> kata yang berlawanan maknanya indonesia lawan thailand ber-akhir 2-1 (hanya kesebelasan bkn semua penduduk) Antonim kembar : antonim yang terbatas Alusio : menunjuk peristiwa, tokoh, pada dua unsur, umumnya kata benda dan tempat, atau karya sastra terkenal kata kerja Ex : semoga dia tidak durhaka spt malin Ex : pria >< wania, malas >< rajin kundang Antonim bertingkat : antonim yg memiliki Eufimisme : menggunakan kata-kata yang tingkatan antara dua kata yang pada berkaitan dengan kesopanan umumnya kata sifat Ex : anak anda ketinggalan sedikit dalam Ex : tinggi >< rendah, panas >< dingin belajar Antonim kebalikan : hubungan timbal balik Istilah : kata/ gabungan kata yang yang berlawanan , biasanya kata benda atau mengungkapkan makna konsep, proses, dan kata kerja sifat dlm bidang ttt Ex : guru >< murid, belarar >< mengajar G kata ulang F perpindahan makna kata -> kata yang terjadi sebagai hasil reduplikasi -> umumya terjadi jika sebuah kata menduduki nilai semantik baru dalam penggunaan bahasa umum Jenis kata ulang Onomatope : kata yang berasal dari tiruan Penuh : pengulangan kata yg sama persis bunyi Ex : pohon-pohon, toko-toko Ex : mengetuk, menggedor, mengaum Sebagian : pengulangan fonem Apelativa : kata yg berasal dari nama orang Ex : pipi, sesaji, leluhur, lelaki Ex : mujair, boikot, delman, honda Perubahan bunyi : prbhn bunyi pd kata yg Majas : kata yg maknanya diganti makna diulang konotasi lain Ex : lauk-pauk, sayur-mayur, warna-warni o Majas perbandingan Berimbuhan : pengulangan salin suara Ex : beratus-ratsu, tawar-menawar, rerumputan Fungsi kata ulang J idiom Menyatakan makna banyak / jamak ->gabungan kata yg merupakan penggalan kalimat Menyatakan makna bermacam-macam yang memiliki arti tersendiri, atau kelompok kata Menyatakan hal yang menyerupai yang menyatakan makna kiasan Menyatakan agak Menyatakan intesitas Idiom penuh : seluruh unsur pembentuknya Menyatakan resiprokal / saling tidak dapat dikembalikan pd makna Menyatakan kolektif sebenarnya Ex : gulung tikar : bangkrut, pantat kuning : H kata rujukan pelit Idiom sebagian : sebagian unsur -> Kata yg merujuk pada kata lain yang telah pembentuknya masih dapat dikembalikan pd diungkapkan sebelumnya makna sebenarnya Rujukan benda atau hal ; ini, itu, tersebut Ex : kabar burung : kabar yg belum tentu Rujukan tempat ; di sini, di sana, di situ kebenarannya Rujukan orang ; dia, ia, mereka, beliau
I diksi -> pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan. Fungsi diksi antara lain :
Membuat pembaca atau pendengar mengerti
secara benar dan tidak salah paham thd argumen Untuk mencapai target komunikasi yang efektif Melambangkan gagasan yg diekspresikan secara verbal Membentu gaya ekspresi gagasan yg tepat shg menyenangkan pendengar atau pembaca
Frasa endosentrik : frasa yg salah satu
Tata Kalimat komponennya memiliki perilaku sintaksis yg sma dg keseluruhannya. FE Atributif : memiliki unsur-unsur yg A Frasa td setara,salah satu unsurnya adl pusat -> gabungan dua kata atau lebih yg memben- FE Koordinatif : unsur2 berkedudukan tuk satu kesatuan, tp tidak membentuk makna setara & berkemungkinan dihubungkan baru dan menduduki satu fungsi kalimat. oleh konj. koordinatif atau konj. Terbagi FE Apositif : kedua komponennya slg Macam-macam frasa berurutan, dan urutannya dapat ditukar. Frasa nominal : berintikan kata benda Frasa ekosentrik : dibentuk oleh kompo- Ex : rumah baru nen yg memiliki peran sintaksis yg td Frasa verba : berintikan kata kerja sama dg keseluruhannya Ex : sudah pergi B klausa Frasa adjektiva : berintikan kata sifat Ex : sangat cantik -> satuan gramatikal berupa kelompok kata, Frasa preporsisional : didahului kata terdiri dari Subjek dan Predikat, serta depan yg tidak mempunyai inti berpotensi menjadi kalimat. Ex : di rumah, ke pasar Frasa numeral : bilangan . ex : lima kodi Intonasi final Jenis frasa berdasarkan strukturnya -> ujaran untuk mengakhiri suatu tutur Perhentian antara (,): perhentian yg bersifat Pertentangan : tetapi, sedangkan, semen-tara,menunjukkan bahwa tutur msih melainkan. akan dilanjutkan Pemilihan : dihubungkan kata atau Perhentian akhir (. ! ?) : perhentian yang Penguatan : dihubungkan bahkan menyatakan suatu tutur sudah mencapai KMS yg dibentuk dari dua atau lebih kal akhir. tunggal yg dihubungkan oleh kata lalu 2 jenis klausa dan kemudian. Majemuk Bertingkat : terbentuk atas Klausa utama : induk kalimat, klausa yg kal tunggal yg diperluas, perluasan tsb dapat berdiri sbg kalimat. Td boleh membentuk klausa baru. didahului konjungsi Kalimat Aktif Klausa bawahan : anak kalimat, klaus yang Ciri-ciri kalimat aktif tidak dapat berdiri sebagai kalimat. Subjek lgsgmenuju objek Didahului konjungsi. Diawali imbuhan me- atau ber- C kalimat Pola kalimat SPOK atau SPK Jenis-jenis kalimat aktif -> bagian terkecil teks yang mengungkapkan KA Intransitif : memerlukan objek yg pikiran yang utuh secara kebahasaan men-dapatkan tindakan dari subjek KA Ekstransitif : memerlukan objek, Unsur kalimat berdasarkan fungsi sintaksisnya tapi tidak memiliki pelengkap Subjek (Pelaku) : pelaku dari suatu KA Intransitif : tidak memunculkan tindakan, biasanya merupakan jawaban objek sbg penerima tindakan subjek pertanyaan apa dan siapa. KA Dwitransitif : memiliki S P O Pel Predikat (Tindakan): menuju pd suatu Kalimat Pasif tindakan oleh subjek, biasanya jawaban Subjek kalimat : nomina / frasa nomina mengapa/bagaimana Tukar S dan O Objek (sasaran) : korban Ganti awalan me- dg awalan di- pd Keterangan : utk informasi lebih lanjut ttg prediket sesuatu yg dinyatkan dlm kalimat Tambahkan kata oleh didepan subjek Pelengkap Subjek : pronomina Pola kalimat Pindahkan objek ke awal kalimat SPOK : Kakak memasak nasi di dapur Hilangkan awalan me- pd prediket SPOPel : Ibu membelikan adik makanan Pindahkan subjek sebelum kata kerja SPPel : Dia memberi semangat Kalimat berita : isinya memberitahukan SPK : Guru kami akan belajar ke Chili informasi pd pembaca. Dg ciri-ciri SP (P Verba) : Kami belajar Intonasinya netral SP (P Nomina) : Kami mahasiswa Tidak perlu tanggapan pembaca SP (P Adjektiva) : Ilmuwan hebat Diawali huruf kapital, diakhiri titik. Kalimat perintah : berisikan perintah utk Ragam kalimat melakukan sesuatu. Dg ciri-ciri Kalimat tunggal : kalimat yg memiliki nadanya agak naik satu pola (satu subjek, satu predikat).Dg Tanggapan dalam bentuk perbuatan pola KB+KK, KB+KS, KB+Kbil Diawali huruf kapital, diakhiri tanda ! Kalimat ini juga bs terbagi 5 bagian,sama Kalimat Tanya : berisikan pertanyaan pd spt frasa. seseorang dg ciri-ciri : Kalimat majemuk : terdiri atas dua atau Intonasinya naik pd akhir kalimat lebih kalimat tunggal yg saling Tanggapannya berupa jawaban berkoordinasi maupun subordinasi Penulisan akhir menggunakan tanda ? Majemuk setara : terbentuk atas Kalimat Seru : berisikan pengunkapan dua/lebih klimat tunggal yg kedudukan perasaan. Diawali dg kata aduh, wah, duh, tiap kalimat sederajat. ah, hah, alangkah. Penggabungan : kata dan/serta Kalimat Optatif : kalimat yg menyatakan Melalui hubungan syarat dg kata harapan atau keinginan sambung jika, kalau, jikalau, asal kan, bila, Kalimat efektif dan tidak efektif manakala. Melalui hubungan pengandaian dg kata Kalimat efektif : kalimat yang sambung seandainya, sekiranya mengungkapkan gagasan penulis secara Melalui hubungan tujuan dg kata tepat sehingga dapat dipahami oleh sambung agar dan supaya pembaca / pendengar dengan tepat . Melalui hubungan perlawanan dg kata 6 syarat kalimat efektif sambung meskipun, walaupun, Kesatuan : adanya ide pokok di kalimat sungguhpun, dan biarpun Kepaduan : adanya hubungan yg padu Melalui hubungan kemiripan atau antar unsur-unsur pembentuk kalimat perbandingan dg kata sambung seperti, Keparalelan : terdapat unsur-unsur laksana, sebagaimana yang sama derajatnya, sama pola susun, Melalui hubungan sebab dg kata atau susunan kata dan frasa yang di sambung sebab dan karena pakai dalam kalimat Melalui hubungan akibat dg kata Ketepatan : kesesuaian pemakaian sambung hingga, sehingga, sampai unsur-unsur yang membangun suatu Melalui hubungan penjelasan atau kalimat yg tidak rancu penegasan dg kata sambung bahwa Kehematan : uoaya menghindari Melalui hubugan cara atau alat dg kata pemakaian kata yang tidak perlu sambung dengan Kelogisan : adanya arti kalimat yang masuk akal Jenis-jenis perluasan kalimat Melalui hubungan waktu dg kata sambung ketika, sewaktu, selama, sementara.
Paragraf Berdasarkan letak kalimat utama
deduktif : kalimat utama di awal.
A Pengertian paragraf induktif : kalimat utama di akhir.
campuran : kalimat utama di awal dan di -> kumpulan kalimat yang biasanya memiliki satu akhir . ide pokok dan cara penulisannya ditandai dengan Berdasarkan tujuannya menjorok kedalam atau dimulai dengan garis baru Pembuka : untuk mengantar pemaca B syarat syarat paragraf kepada topik yang sedang dibicarakan. Penghubung : untuk memaparkan isi Kesatuan : hanya berisi satu ide pokok yang persoalan yang dibahas. didukung beberapa kalimat penjelas Penutup : akhir teks yg berisi penegasan Kepaduan : adanya penyusunan kalimat kembali secara logis melalui ungkapan pengait antar Berdasarkan cara penyajiannya kalimat. Narasi : memaparkan suatu rangkaian C jenis kalimat peristiwa Kalimat topik : mengungkapkan ide pokok Deskripsi : melukiskan suatu keadaan dalam paragraf yg bersangkutan. Eksposisi : memaparkan fakta secara Kalimat pengembangan : penguraian hal- objektif hal yang terkandung dalam kalimat topik. Argumentasi : untuk membuktikan suatu Kalimat penutup : untuk mengakhiri kebenaran utk meyakinkan pembaca paragraf Persuasi : untuk mempengaruhi Kalimat penghubung : untuk memadukan pembaca agar setuju thd argumen paragraf yang satu dengan paragraf lainnya penulis. D jenis jenis paragraf E pola pengembangan Umum-Khusus : dimulai dengan pikiran pokok, lalu diikuti pikiran penjelas. Khusus-Umum : dimulai dengan pikiran penjelas, lalu diikuti kesimpulan Alasan atau Sebab-Akibat : didahului sebab, lalu diikuti akibat, atau sebaliknya. Sebab sbg pikiran utama, akibat sbg pikiran penjelas. Perbandingan : mengunkapkan persamaan dan perbedaan dua objek atau lebih. Dengan contoh : dikemukakan suatu pernyataan yang diikuti rincian berupa contoh-contoh.
F ciri ciri paragraf efektif
Memiliki satu ide pokok. Menjelaskan tentang ide pokok secara relatif lengkap. Menarik perhatian pembaca. Terstruktur dengan baik. G PENALARAN -> Suatu proses berpikir manusia utk menghubungkan data atau fakta yg ada untuk mendapat simpulan.
Penalaran Induksi : berdasar pada
pernyataan-pernyataan yg khusus sehingga menghasilkan simpulan yg bersifat umum. Generalisasi : penalaran Yg mengandalkan beberapa pernyataan yg mempunyai sifat ttt utk mendapatkan simpulan yang bersifat umum Analogi : membandingkan 2 hal yg sifatnya sama Hubungan Kausal : diperoleh dari gejala-gejala yg saling berhubungan, spt hub. Sebab- akibat. Penalaran deduksi : berdasar pada sebuah simpulan yang lebih umum. Silogisme kategorial : silogisme yang diambil dari dua premis dan satu simpulan Silogisme negatif : terjadi apabila salah satu premis negatif Entimen : silogisme yg tidak memunculkan pernyataan umum karena dianggap sudah diketahui secara umum.