Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dan penggunaan tanda baca, dengan kaidah tulis
menulis yang distandarisasikan. Aspek-aspek ejaan adalah fonologis (fonem/huruf),
morfologis (morfemis), dan sintaksis. Fonem bermakna satuan bunyi terkecil yang mampu
menunjukkan perbedaan kontras makna, contoh sapu, usap, puas. Morfem yaitu satuan
bahasa terkecil yang bermakna secara relative stabil dan tidak terdapat bagian bermakna
yang lebih kecil. Morfem dapat dibubuhi afiks. Sintaksis adalah pengaturan hubungan kata
dengan kata, atau tata kalimat.
Huruf Kapital
Huruf kapital digunakan untuk huruf pertama pada:
1. Awal kalimat.
2. Petikan langsung.
3. Dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, nama tuhan,
termasuk kata gantinya.
4. Gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti dengan nama orang.
5. Nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.
6. Nama orang.
7. Nama bangsa, suku, dan bahasa.
8. Nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
9. Nama khas dalam geografi.
10. Nama resmi badan, lembaga pemerintahan, ketatanegaraan, serta nama dokumen
resmi.
11. Semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali
kata partikel, seperti; di, ke, dari, untuk, dan, yang, yang tidak terletak pada posisi awal.
12. Dalam singkatan nama, gelar, dan sapaan.
13. Menunjukkan hubungan kekerabatan, seperti; bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan
paman, yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Huruf miring
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk;
1. Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.
2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
3. Menuliskan kata nama-nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan
ejaannya.
Penulisan Kata
Penulisan kata berperan sangat penting dalam bahasa Indonesia. Kata dasar sering
mengalami perubahan, karena pengimbuhan, pengulangan, atau penggabungan dengan
kata. Perubahan ini sesuai dengan ketentuan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Yang Disempurnakan, halaman 22 - 31.
Tanda Baca
Hal yang sering diabaikan pengguna bahasa, penulisan tanda baca. Kadang kala pemakai
bahasa, kurang mengindahkan tanda baca. Pada hal tanda baca ini, dapat membantu
pembaca dalam memahami suatu bacaan dengan tepat. Andaikan tiada tand baca, akan
menyulitkan pembaca memahami suatu tulisan, bahkan dapat mengubah pengertian dari
suatu kalimat.
Betapa penting tanda baca, semoga digunakan dengan tepat. Hal ini, diperhatikan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, halaman 42 – 55.
9. Tanda Tanya, tanda seru, tanda kurung, dan tanda kurung siku, anda perhatikan
pemakaiannya dalam EYD.