Anda di halaman 1dari 8

UPAYA AGAR BAHASA INDONESIA BISA MENJADI TUAN RUMAH DI NEGARA SENDIRI

Mata Kuliah : softskill Bahasa Indonesia

Nama NPM Kelas

: DESKA RAHMA WARDANI : 11110842 : 3KA34

UNIVERSITAS GUNADARMA 2013

Pendahuluan
Rasa bangga pastinya muncul pada diri para pemuda dan bangsa Indonesia karena memiliki keragaman suku bangsa, bahasa, budaya, dan agama. Keragaman tersebut diatasi dengan diresmikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional pada tanggal 28 Oktober 1928 tepatnya pada hari Sumpah Pemuda. Dimana pada saat itu,seluruh pemuda dan pemudi bangsa indonesia mendengungkan suatu ikrar yang sangat keramat dan hikmat bagi perkembangan bangsa dan bahasi indonesia itu sendiri yakni berbunyi KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA.pengiucapan sumpah ini sudah barang tentu menjunjung tinggi dan menandakan bahasa persatuan bangsa Indonesia yaitu Bahasa Indonesia. Seiring dengan perkembangan waktu dan jaman, akhir akhir ini perhatian dan minat generasi muda untuk berbahasa Indonesia mulai memudar. Para generasi muda justru berlomba lomba mempelajari bahasa asing dan bahasa bahasa gaul sehingga bahasa kita sendiri menempati urutan kesekian bagi generasi muda. Pihak swasta seperti hotel dan restoran juga lebih menonjolkan bahasa Inggris dibandingkan bahasa Indonesia, padahal sasaran mereka mayoritas orang Indonesia sendiri. Mendahulukan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia tidak hanya pada hotel dan restoran swasta saja bahkan jika kita menelepon instansi instansi pemerintah, di kota kota besar ternyata, yang akan menjawab pertama adalah rekaman kaset berbahasa Inggris. Tidak menutup kemungkinan seluruh konsulat konsulat yang tersebar di dunia melakukan hal yang sama. Memang saat ini dunia tengah disibukan dengan istilah baru dalam perkembangan sejarah umat manusia,Jaman Globalisasi.Menurut situs Wikipedia

pengertian Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negaramenjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak

sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara. Dari pengertian tersebut,perkembangan bahasa Indonesia juga seakan dikebiri oleh adanya Globalisasi masyarakat dan generasi penerus seakan tidak Percya Diri menggunakan bahasa negaranya sendiri,bahkan ada yang menganggap bahasa yang penting adalah bahasa Inggris adan Bahasa asing lainnya yang penting di jaman globalisasi ini. Kenyataan ini sungguh ironis mengingat Ppara pendahulu Negara kita berjuang habis habisan untuk memperjuangkan bahasa persatuan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,entah hal apa yang menyebabkan banyak pemuda bangsa memilih untuk menggunakan bahasa Asing dan bahasa Gaul dalam setiap obrolan yang mereka lakukan sehari-hari. Rasa minder menggunakan bahasa sendiri mungkin menjadi faktor merosotnya penggunaan bahasa Indonesia dan justru bangga dapat fasih mengucapkan kata kata asing. Padahal usaha memasyarakatkan bahasa Indonesia telah dilakukan pada tahun 1970-an oleh Gubernur Jakarta Bapak Ali Sadikin yang menetapkan peraturan yang mengharuskan toko toko menggunakan bahasa Indonesia dan sebenarnya hal itu telah terbukti efektif toko toko yang semula memakai nama asing dan menggunakan bahasa asing langsung menukarnya dengan bahasa Indonesia. Akan tetapi sekarang banyak toko toko yang kembali menggunakan bahasa asing karena tidak adanya teguran dari pihak pemerintah. Fenomena penggunaan bahasa Indonesia juga terkesan hanya terjadi dilingkungan formal pemerintaah belaka,sedangkan di masyarakat penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar sudah jaramg atau mungkin telah tiada di kalangan pemuda terutama.Bahkan yang sangat ironis, banyak anak muda jaman sekarang yang merubah bahasa seenaknya sendiri dengan akronim dan bahasa bahasa yang tidak begitu dimengerti atau bahasa Alay menurut istilah mereka.

Pembahasan
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakan di seluruh wilayah Indonesia dan menjadi bahasa persatuan sejak diikrarkan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 serta mengalami perkembangan sedemikian rupa hingga seperti sekarang ini. Banyaknya pulau di Indonesia yang umumnya memiliki bahasa daerah sendiri memang menjadi sumber keanekaragaman yang tak ternilai harganya, namun hal ini membuat masyarakat di Indonesia lebih senang menggunakan bahasa daerah masingmasing daripada bahasa Indonesia. Selain itu, majunya perkembangan dunia dan perkembangan bahasa semakin menggeser posisi penggunaan bahasa Indonesia di tanah air. Berikut adalah beberapa hal yang penulis ketahui mengenai penggunaan bahasa Indonesia yang ada di masyarakat :

Tidak semua orang yang lahir dan besar di Indonesia mampu berbahasa Indonesia, terutama untuk para manula (manusia lanjut usia) yang dulunya tidak pernah duduk di bangku sekolah. Bahasa yang umumnya mereka kuasai adalah bahasa turun temurun yang digunakan sehari-hari.

Di daerah tertentu, banyak warga yang tidak fasih berbahasa Indonesia. Contohnya saat penulis berkunjung ke kota Bagan Siapi-api, mayoritas warga di sana menggunakan bahasa Hokian dan hanya mampu mengerti dan bertutur dalam Bahasa Indonesia secara terbatas.

Tidak semua masyarakat mengikuti perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia, contohnya masih banyak orang tua yang tetap menggunakan ejaan lama dalam komunikasi tertulis, seperti Ibu penulis yang menulis huruf Y tetap menggunakan huruf J.

Di kota-kota besar, banyak anak Indonesia sekarang yang lebih fasih dan lebih senang berbahasa Inggris daripada berbahasa Indonesia, hal ini disebabkan banyak sekolah (khususnya sekolah RSBI) yang menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar di sekolah, sehingga banyak orang tua siswa ikut menerapkan penggunaan bahasa asing tersebut di rumah dengan alasan agar anak dapat lebih cepat menguasai bahasa asing tersebut.

Kentalnya penggunaan bahasa daerah terkadang mempengaruhi masyarakat dalam berbahasa Indonesia, contohnya adalah salah satu suku di Indonesia yang seringkali salah menempatkan huruf P dengan huruf F, misalnya maaf menjadi maap, paham menjadi faham.

Banyak remaja dan dewasa muda sekarang yang lebih senang menggunakan ragam bahasa baru seperti bahasa prokem, bahasa alay, bahasa koplak dan bahasa lainnya dalam berkomunikasi. Kebiasaan ini terkadang terbawa hingga mereka masuk ke dalam dunia kerja, seperti dalam hal menjawab email yang seharusnya dijawab secara formal dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, namun bercampur dengan bahasa-bahasa non formal tersebut.

Dampak yang muncul dari kondisi diatas adalah

Terhambatnya komunikasi

Saat bertemu dengan seorang yang tidak mengerti dan tidak dapat bertutur dalam bahasa Indonesia dan kita pun tidak mampu mengerti dan bertutur dalam bahasa orang tersebut, maka yang dapat kita lakukan adalah diam dan tersenyum tanda kita senang bertemu dengannya. Tidak ada yang dapat kita komunikasikan, padahal dalam hati tentu kita ingin menyapa dengan ramah dan mengenal lebih dekat orang tersebut.

Timbul salah pengertian saat berkomunikasi

Berkomunikasi merupakan sebuah interaksi dua arah antara pengirim pesan dan penerima pesan, baik lisan maupun tulisan, bila pihak penerima pesan tidak mengerti ataupun tidak memahami maksud dari kata atau kalimat yang disampaikan oleh pengirim pesan maka hal ini dapat mengakibatkan tidak sampainya isi pesan yang dimaksud oleh pengirim pesan kepada si penerima pesan, akibatnya akan menimbulkan salah pengertian bagi keduanya. Contoh, Jangan dipanasin ya berikut adalah pesan seorang majikan berasal dari suku Jawa kepada ART yang berasal dari Sunda. Karena kata Jangan yang dimengerti oleh ART adalah tidak boleh maka Ia tidak akan melakukan apa-apa. Sedangkan Jangan yang dimaksud oleh majikan adalah Sayur, maka sudah dapat dibayangkan bagaimana salah pengertian yang muncul dari contoh tersebut.

Kesulitan dalam menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Undang Undang Republik Indonesia No. 24 tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan Bab III bagian kedua menyebutkan bahwa Bahasa Indonesia wajib digunakan di berbagai aspek kehidupan di Indonesia seperti pemerintahan, perdagangan pendidikan termasuk penulisan karya ilmiah serta menjadi komunikasi resmi dalam perkerjaan baik swasta maupun pemerintah. Bila sejak dini hingga lulus kuliah/sekolah tidak terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, maka saat memasuki dunia kerja anak akan mengalami kesulitan bila bekerja di sebuah perusahaan yang menuntut untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Agar mengurangi dampak seperti yang penulis sebutkan di atas dan agar tetap dapat menjadikan Bahasa Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri serta tetap dapat menjadi alat pemersatu bangsa, maka beberapa hal yang dapat kita lakukan adalah

Mengenalkan bahasa Indonesia sejak dini pada anak di dalam keluarga, walau tidak menutup kemungkinan untuk tetap dapat mengenalkan bahasa daerah maupun bahasa asing pada anak tersebut, namun porsi pengenalan bahasa Indonesia dapat diberikan lebih besar dibandingkan bahasa yang lain. Begitu juga halnya bila anak bersekolah di sekolah yang bahasa pengantarnya menggunakan bahasa asing, maka di rumah orang tua tetap menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi.

Berbaur dengan orang yang berasal dari suku berbeda dapat melatih dan membiasakan kita untuk terus berbahasa Indonesia, karena satu-satunya alat komunikasi yang dapat dimengerti oleh semua suku adalah bahasa

Indonesia.Contohnya, seorang perantau yang tidak fasih berbahasa Indonesia, datang ke Jakarta dan bekerja di salah satu perusahaan yang karyawannya terdiri dari berbagai suku, maka mau tidak mau Ia akan berusaha untuk belajar menggunakan bahasa Indonesia agar dapat terus bekerja di perusahaan itu dan dapat bekerja sama dengan karyawan lainnya

Kesimpulan dan Saran


Peran Guru dalam Penyelamatan Bahasa Indonesia Di negara negara maju bahasanya sangat dijunjung tinggi selain dipromosikan ke negara lain bahasanyapun dipromosikan di dalam negeri, seperti Jepang, Korea, Cina. Hal ini berbanding terbalik dengan kita, jangankan kita mempromosikan ke luar negeri, ke dalam negeri kita sendiri pun sepertinya urung kita lakukan. Bahasa Indonesia yang diperjuangkan oleh para pahlawan sebagai bahasa nasional kini harus menelan kepahitan karena tidak mendapat perhatian yang serius oleh siapa pun. Tetapi ironis ketika adanya upaya dari Pusat Bahasa Depdiknas untuk membuat RUU Kebahasaan,yang akan mengatur dan menyelamatkan bahasa Indonesia dari ketepurukan seakan jalan ditempat.Pemerintah seakan enggan meligitimasi kehadiran RUU kebahasaan, kengganan itu berimbas terhadap lahirnya asumsi di tengah masyarakat bahwa UU Bahasa itu tidak penting, menghambat kreativitas, dan serentetetan kata lain yang pada akhirnya menyebar menjadi sebuah ungkapan menolak lahirnya UU Kebahasaan. Guru sebagai pendidik generasi yang akan datang,sudah selayaknya menjadi pencerah dan pengembangan penggunaan bahasa Indonesia kepada peserta didik baik dalam lingkungan sekolah ataupun diluar lingkungan sekolah,agar generasi muda tidak merasa minder dalam menggunakan bahasanya sendiri yakni bahasa Indonesia. Tugas yang diberikan ini bukan hanya untuk guru Bahasa Indonesia ataupun mahasiswa yang mengambil jurusan pendidikan bahasa Indonesia,tetapi sudah menjadi kewajiban bagi semua guru mata pelajaran dalkam menggunakan bahasam Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara. Dengan kedudukan itu, maka bahasa Indonesia digunakan pada administrasi kenegaraan, pidato resmi kenegaraan, peraturan perundang-undangan, dokumen kenegaraan, piagam kerjasama, nama

intansi/lembaga, merek dagang, pelayanan kepada masyarakat, pertemuan, rapat, sidang, konferensi, dan sebagainya.Bahasa Indonesia harus mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri, yang dibuktikan dengan pemberian ruang khusus bagi bahasa Indonesia, terutama

pada ruang publik, dengan cara memberi tempat istimewa untuk bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa lainnya. Pada akhirnya, akankah bahasa Indonesia masih berjaya di negeri sendiri? Hal itu dapat terjadi apabila generasi muda tidak meninggalkan bahasa Indonesia.Bukan untuk Menjudge bahasa asing yang memang penting untuk dipelajari,tetapi hendaklah kita bisa menjadikan bahasa Indonesia sebagai raja dinegara sendiri Di sisi lain,kalangan orang tua sekarang selalu membanggakan kalau anaknya pintar berbahasa innggris, tidak pernah sekalipun kita mendengar orang tua membanggakan anaknya yang pintar berbahasa Indonesia. Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa bahasa Indonesia itu tidak perlu dipelajari karna dianggap gampang dan mudah, yang perlu dipelajari adalah bahasa asing terutama bahasa inggris. Menyimak kejadian kelaziman yang terjadi dalam masyarakat tersebut perlu dicarikan solusi agar bahasa Indonesia benar-benar merupakan tuan rumah dinegeri sendiri bukan hanya dalam bentuk slogan tapi aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya apabila bangsa Indonesia sebagai pemilik bahasa Indonesia dan pengguna bahasa indoneia telah menggunakan bahasa Indonesia secara utuh dalam kehidupan sehari-hari, tidaklah susah memperkenalkan bahasa Indonesia di mancanegara, hingga dapat menjadi bahasa internasiaonal.

Anda mungkin juga menyukai