Anda di halaman 1dari 14

BAB III

EJAAN BAHASA INDONESIA (EBI)

Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menggunakan bahasa Indonesia ragam
tulisan menurut kaidah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).

Indikator
1. Mahasiswa dapat menggunakan huruf kapital dan huruf
miring dengan benar.
2. Mahasiswa dapat menuliskan kata dan bentukan-
bentukannya dengan benar.
3. Mahasiswa dapat menggunakan tanda-tanda baca dengan
benar.
4. Mahasiswa dapat menuliskan unsur-unsur serapan dengan

A. Pengertian dan Tujuan


Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambangan bunyi bahasa dan
hubungan antarbunyi-bunyi tersebut. Sebagai perangkat aturan, ejaan mengatur
keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda
baca sebagai sarananya. Artinya, ejaan mengatur (i) cara menggabungkan dan
memisahkan huruf, kata, serta tanda baca; (ii) cara menuliskan atau menempatkan
huruf, kata, serta tanda baca.
Tujuan pemberlakuan ejaan adalah supaya ada (i) keteraturan dan (ii)
keseragaman bentuk dalam bahasa tulis.Hal ini berimplikasi pada (i) ketepatan dan
(ii) kejelasan makna.

B. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)


Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan (PUEYD) pertama kali
diterbitkan pada 12 Oktober 1972.PUEYD ini kembali diterbitkan dalam edisi kedua
pada tahun 1988, dan edisi ketiganya diterbitkan pada tahun 2009. Barulah pada
tahun 2016 PUEYD berganti nama dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia).
Mengapa perlu ada pembaharuan ejaan lagi dalam bahasa Indonesia setelah
direvisi sebanyak dua kali sebelumnya? Kepala Badan Pegembangan dan Pembinaan
Bahasa, Sunendar, mengemukakan lebih kurang empat hal (berupa dua alasan dan
dua harapan) yang melatarbelakanginya.Pertama, bahasa Indonesia mengalami
perkembangan yang sangat pesat sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Kedua, penggunaan bahasa Indonesia semakin luas dalam
berbagai ranah. Ketiga, PUEBI diharapkan dapat mengakomodasi perkembangan
bahasa Indonesia yang makin pesat. Keempat, secara langsung dan tidak langsung
PUEBI diharapkan dapat mempercepat proses tertib berbahasa Indonesia guna
memantapkan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

C. Materi Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)


Secara garis besar, materi atau peraturan yang tertuang di dalam PUEBI ini
meliputi empat hal, yaitu (i) pemakaian hurufyang meliputi pemakaian huruf
kapital, huruf miring, dan huruf tebal; (ii) penulisan katayang meliputi penulisan
kata dasar, kata berimbuhan, bentuk ulang, gabungan kata, kata depan, partikel,
singkatan dan akronim, angka dan bilangan, kata ganti, serta kata sandang; (iii)
pemakaian tanda bacayang meliputitanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda
titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, tanda petik ganda, tanda
petik tunggal, tanda kurung, tanda garis miring; (iv) penulisan unsur serapanyang
meliputi penulisan unsur asing yang belum sepenuhnya terserap dalam bahasa
Indonesia dan unsur asing yang penulisan dan pelafalannya disesuaikan dengan
kaidah bahasa Indonesia.
Keempat materi atau peraturan EBI ini akan disajikan satu per satu secara
ringkas dalam bentuk tabel, dan penjelasannya akan dikolaborasikan dengan PUEBI
dan dicontohkan secara langsung melalui latihan yang berbentuk wacana, juga tes
pilihan ganda.
1. Pemakaian Huruf
PEMAKAIAN HURUF
JENIS HURUF ATURAN PEMAKAIAN

Digunakan sebagai huruf pertama

awal kalimat

unsur nama orang

awal kalimat dalam petikan langsung


setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan
dan kata ganti untuk Tuhan
unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau
akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik
yang mengikuti nama orang
unsur nama jabatan dan pangkat yang diiukuti nama orang atau
yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat
HURUF KAPITAL
nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa
nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya
nama geografi
semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna)
dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen,
kecuali kata-kata tugas.
semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna)
dalam nama judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta
namamajalah dan surat kabar, kecuali kata-kata tugas
unsur singkatan nama, gelar, pangkat, atau sapaan.

huruf pertama kata penunjuk kekerabatan atau atau ungkapan lain


yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan

Digunakan untuk

menuliskan judul buku, nama majalah, nama surat kabar yang


dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
HURUF MIRING
menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau
kelompok kata dalam kalimat
menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa
asing

Digunakan untuk

HURUF TEBAL menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring

menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab,


atau subbab.

2. Penulisan Kata
PENULISAN KATA

BENTUK KATA ATURAN PENULISAN

KATA DASAR Ditulis sebagai satu kesatuan


Imbuhan berupa awalan, akhiran, serta gabungan
awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan
KATA BERIMBUHAN bentuk dasarnya
bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya
Ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di
BENTUK ULANG
antara unsur-unsurnya
yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, ditulis terpisah
yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis
dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara
unsur-unsurnya
GABUNGAN KATA
yang penulisannya terpisah, tetap ditulis terpisah
jika mendapat awalan atau akhiran
yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus,
ditulis serangkai
yang sudah padu ditulis serangkai
KATA DEPAN Ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
(-lah, -kah, -tah) ditulis serangkai dengan kata
yang mendahuluinya
(pun) ditulis terpisah dari kata yang
PARTIKEL
mendahuluinya
(per) yang berarti 'demi', 'tiap', 'mulai' ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya
nama, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
dengan tanda titik (.) pada setiap unsur singkatan
itu.
yang terdiri atas huruf awal setiap nama lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga
pendidikan, badan atau organisasi, nama dokumen
resmi, kata yang bukan nama diri ditulis dengan
huruf kapital tanpa tanda titik (.).
SINGKATAN
yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti
dengan tanda titik (.).
yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai
dalam surat-menyurat, masing-masing diikuti
dengan tanda titik (.).
berupa lambang kimia, satuan ukuran, takaran,
timbangan, dan mata uang tidak diikuti dengan
tanda titik (.).
nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik (.)
nama diri yang berupa gabungan suku kata atau
ganbungan huruf dan suku kata dari deret kata
AKRONIM
ditulis dengan huruf awal kapital
yang bukan nama diri, yang berupa gabungan
huruf awal dan suku kata atau gabungan suku kata
ditulis dengan huruf kecil
Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat
ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih mudah
dibaca
angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran
panjang, berat, luas, isi, dan waktu, serta (b) nilai
uang.
angka dipakai untuk menomori alamat, seperti
jalan, rumah, apartemen, atau kamar
angka dipakai untuk menomori bagian karangan
atau ayat kitab suci
ANGKA DAN BILANGAN Angka
Arab: 0, 1, 2,3…; Angka Romawi I, II, bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan
III… L (50), C (100)... satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali
dalam urutan perincian

bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.


Jika bilangan tidak dapat dinyatakan dengan satu
atau dua kata, susunan kalimat perlu diubah.

penulisan dengan angka dan huruf sekaligus


dilakukan dalam peraturan perundang-undangan,
akta, dan kuitansi
bilangan yang digunakan sebagai unsur nama
geografi ditulis dengan huruf.
KATA GANTI ku-, -mu, -nya Ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya
KATA SANDANG si dan sang Ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
3. Pemakaian Tanda Baca

PEMAKAIAN TANDA BACA

JENIS TANDA BACA ATURAN PEMAKAIAN


Dipakai
pada akhir kalimat pernyataan
di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar
TANDA TITIK (.) untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan jangka waktu
di antara unsur-unsur daftar pustaka yang bergaya
Harvard
untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang menunjukkan jumlah
Dipakai
di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan
sebelum kata penghubung intrakalimat majemuk
setara
untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului
induk kalimatnya
di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat
sebelum dan/atau sesudah kata seru, dan kata yang
dipakai sebagai sapaan
untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
TANDA KOMA (,) lain dalam kalimat
di antara rincian alamat yang ditulis secara
berurutan
untuk memisahkan bagian nama yang di balik
susunannya dalam daftar pustaka
di antara nama orang dan singkatan gelar akademis
yang mengikutinya
sebelum angka desimal antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka
untuk mengapit keterangan tambahan atau aposisi
di belakang keterangan yang terdapat pada awal
kalimat
Dipakai
sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dengan
kalimat setara yang lain
TANDA TITIK KOMA (;)
pada akhir perincian yang berupa klausa
untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian
dalam kalimat, yang sudah menggunakan tanda
koma
Dipakai
pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
dengan pemerincian atau penjelasan
sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian
TANDA TITIK DUA (:) dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan
di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) ayat
dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu
karangan, (d) nama kota dan penerbit dalam daftar
pustaka
Dipakai untuk
menandai bagian kata yang terpenggal oleh
pergantian baris
menyambung unsur kata ulang
menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang
dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf
yang dieja satu per satu

memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan

TANDA HUBUNG (-) merangkai (a) se - dengan kata berikutnya yang


dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka
arab; (c) angka dengan -an ; (d) kata atau imbuhan
dengan singkatan yang berupa huruf kapital; (e)
kata dengan kata ganti untuk Tuhan; (f) huruf dan
angka; (g) kata ganti -ku , -mu , dan -nya dengan
singkatan berupa huruf kapital
merangkai untur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa daerah atau bahasa asing
menandai bentuk terikat yang menjadi objek
bahasan
Dipakai untuk
membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi penjelasan di luar bangun kalimat
TANDA PISAH (--) menegaskan adanya keterangan aposisi atau
keterangan yang lain
mengantarai dua bilangan, tanggal, atau tempat
yang berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'
Dipakai
pada akhir kalimat tanya
TANDA TANYA (?) di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan
kebenarannya
Dipakai
untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang
TANDA SERU (!) berupa seruan atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang
kuat
Dipakai untuk mengapit
petikan langsung yang berasal daripembicaraa,
naskah, atau bahan tertulis lain
TANDA PETIK GANDA ("…") judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah atau
bab buku yang dipakai dalam kalimat
istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai makna khusus
Dipakai untuk mengapit
petikan yang terdapat di dalam petikan lain
TANDA PETIK TUNGGAL ('…')
makna, terjemahan, ataupenjelasan kata atau
ungkapan
Dipakai untuk mengapit
tambahan keterangan atau penjelasan
tambahan keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian utama kalimat
TANDA KURUNG ((…))
huruf atau kata yang keberadaannya dalam teks
dapat dimunculkan atau dihilangkan
huruf atau angka yang digunakan sebagai penanda
pemerincian
Dipakai
dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua
tahun takwim
TANDA GARIS MIRING (/) sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap
untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan
atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis
oleh orang lain
4. Penulisan Unsur Serapan
Penulisan unsur serapan yang disajikan pada tabel di bawah ini adalah contoh
kata-kata yang telah mengalami perubahan seperlunya dan bentuk asalnya.

PENULISAN UNSUR SERAPAN


BENTUK ASAL BENTUK SERAPAN

accessory aksesori
consequent konsekuen
frequency frekuensi
hierarchy hierarki
hydraulic hidraulik
ijazah ijazah
izn izin
jadwal jadwal
materieel materiel
moreel morel
percentage persentase
systeem sistem
taxi taksi
technique, techniek teknik
theocracy teokrasi
ustaz ustaz
zalim zalim
Contoh praktis penggunaan EBI dalam wacana singkat

Bagaimana Geologi Dapat Digunakan dalam Kasus Hukum?

Di Jerman pada tahun 1904, seorang perempuan ditemukan tewas di sebuah


perkebunan. Di tempat kejadian itu ditemukan sebuah saputangan.Pada saputangan
itu terdapat nasal mucus yang setelah diteliti mengandung partikel batubara,
tembakau, dan yang paling menarik adalah pecahan mineral hornblende. Pecahan
mineral hornblende yang sama kemudian ditemukan juga di kuku seseorang yang
bernama Karl Laubach. Hal lain yang menarik adalah kesamaan jenis tanah yang
menempel pada celana Laubach, dan tanah yang berada di lokasi ditemukannya
korban.
Berdasarkan bukti-bukti tersebut, pengadilan menetapkan Karl Laubach sebagai
pelaku pembunuhan E. Disch, perempuan malang itu. George Popp, saintis
forensik, adalah orang yang diminta meneliti petunjuk-petunjuk yang ada pada
kasus tersebut. Popp termasuk salah satu pelopor penggunaan material bumi
sebagai petunjuk dalam kasus-kasus kriminal. Penelitian dengan cara yang
demikian itu, kemudian berkembang menjadi salah satu subdisiplin geosains yang
dikenal dengan istilah geologi forensik.
Geologi forensik dapat didefinisikan sebagai penerapan informasi dan metode
geologi, juga lingkungan untuk menyelidiki kasus-kasus hukum. Menurut Kenneth
Pye, geologi forensik itu menyangkut segala aspek material bumi, termasuk di
dalamnya batu, sedimen, tanah, air, udara, serta fenomena dan proses alam yang
lebih luas. Oleh IUGS Inisiative on Forensic Geology (IUGS-IFG) dijelaskan pula
bahwa geologi forensik melibatkan aplikasi geosains terhadap kepolisian dan
investigasi hukum yang secara relevan berkaitan dengan kasus hukum yang
dihadapi.
Tugas 1
Jenis wacana yang disajikan di bawah ini disebut dengan nama wacana
ompong. Disebut demikian karena penyajiannya yang sama sekali tidak
mengikuti kaidah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI). Oleh sebab itu, wacana ini
diberikan sebagai tugas yang harus dikerjakan di luar kegiatan tatap muka supaya
mahasiswa memiliki kesempatan yang cukup untuk mencermati wacana tersebut,
kemudian dapat menuliskannya kembali sesuai aturan tata tulis yang tertuang
dalam keempat materi EBI, yaitu menyangkut pemakaian huruf (termasuk
huruf miring dan huruf kapital), penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan
penulisan unsur serapan.
Penyajian tugas dengan model ini bertujuan untuk menilai tingkat
pemahaman mahasiswa tentang EBI, dan kemampuan menerapkan kaidah-kaidah
EBI dalam penulisan kembali sebuah wacana (singkat).
Langkah kerjanya, yaitu (i) bacalah wacana ompong di bawah ini dengan
cermat, dan bila perlu bacalah beberapa kali; (ii) pisahkan rangkaian kata-kata
yang Anda anggap sebagai sebuah kalimat dengan membubuhkan tanda titik; (iii)
cermati setiap kalimat, kemudian tuliskan kembali menurut kaidah-kaidah yang
berlaku dalam EBI, termasuk kalimat judul yang tertera pada bagian atas wacana
tersebut!
Hal teknis yang disyaratkan adalah (i) menggunakan jenis huruf times new
roman dengan ukuran 12; (ii) menggunakan spasi ganda; dan (iii) menggunakan
margin dengan ukuran (4-4-3-3) cm. Artinya, ukuran sisi atas dan sisi kiri adalah
4 cm, sedangkan ukuran sisi bawah dan sisi kanan adalah 3 cm.
bagaimana geologi dapat digunakan dalam kasus hukum?

hal yang menjadi dasar penggunaan materil bumi sebagai alat


pendukung penyelidikan sebuah kasus adalah luasnya keragaman
materil bumi ini baik tanah batu atau mineral keragaman ini mulai
dari ukuran warna bentuk juga mineralogi-nya alat alat modern dapat
memisahkannya secara detil dasar lain dalam penerapan forensik
adalah setiap kontak dengan materil bumi akan ada jejaknya pada
pelaku korban dan benda atau tempat kejadian perkara (tkp) hal ini
terjadi pada kasus pencurian ternak di missouri amerika serikat
dalam kasus ini kumpulan ternak di duga di bawa ke montana
awalnya tersangka menyangkal bahwa truk yang di pakainya untuk
mencuri pernah keluar dari montana namun penelitian seksama
menunjukkan bahwa pecahan pecahan rijang yang di temukan pada
bak truk berasal dari missouri penelitian lebih lanjut bahkan
membuktikan bahwa rijang tersebut sama dengan rijang yang ada
dikandang ternak di missouri

keterangan:
missouri = nama tempat
montana = nama tempat
amerika serikat = nama negara
tkp = singkatan
Tugas 2

Berilah tanda silang pada salah satu kalimat yang penulisannya sesuai
dengan aturan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)!

1. a) Mintalah ampun kepada Nya.


b) Mintalah ampun kepada-Nya.
c) Mintalah ampun kepadanya.

2. a) Perkara itu dibela oleh Tn, Daniel, S.H.


b) Perkara itu dibela oleh Tn. Daniel, S.H.
c) Perkara itu dibela oleh tuan Daniel, S.H.

3. a) Penerapan teknologi tepat guna perlu diterapkan.


b) Penerapan tehnologi tepat guna perlu diterapkan.
c) Penerapan tekhnologi tepat guna perlu diterapkan.

4. a) Dr. Iman adalah dosen teladan seindonesia.


b) Dr. Iman adalah dosen teladan seIndonesia.
c) Dr. Iman adalah dosen teladan se-Indonesia.

5. a) Tidak dilarang bertepuk-tangan.


b) Tidak dilarang bertepuk tangan.
c) Tidak dilarang bertepuktangan.

Anda mungkin juga menyukai