(studi kasus : jalan raya kawasan depan sekolah lentera harapan. Jl. Dr.Siwabessy ,
Kel Wainitu, Kec. Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku),
DISUSUN OLEH :
NPM : 12122201220040
PENDAHULUAN
Secara umum jalan merupakan bagian dari sistem tranportasi nasional yang
dibangun sebgai prasarana untuk memudahkan mobilitas dan aksesibilitas kegiatan
sosial ekonomi dalam masyarakat.Keberadaan jalan mempunyai peranan penting
dalam mendukung kegiatan dalam bidang ekonomi , sosial dan budaya serta
lingkungan.
Salah satu kerusakan Jalan yang dapat dilihat yaitu pada ruas jalan raya di depan
kawasan Sekolah Lentera harapan Ambon, Jl Dr Siwabessy, Kelurahan Wainitu,
Kecamatan Nusaniwe,Kota Ambon, Provinsi Maluku yang mengalami kerusakan
tingkat ringan. Bertolak dari permasalahan yang dipaparkan diatas dengan judul : “
Analisa Kondisi Kerusakan Jalan Raya Pada Lapisan Permukaan Jalan Raya
Kawasan Depan Sekolah Lentera Harapan Ambon .Jl. Dr.Siwabessy , Kel Wainitu,
Kec. Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan , maka rumusan masalah dari
penulisan ini adalah
1. Apa sajakah jenis kerusakan yang terjadi pada jalan raya kawasan depan
sekolah Lentera Harapan Ambon. Jl
Dr,Siwabessy,Kel.Wainitu,Kec.Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku?
2. Apa sajakah faktor yang menyebabkan kerusakan jalan Pada area jalan raya
kawasan depan Sekolah Lentera Harapan Ambon, Jl.Dr,Siwabessy ,
Kel.Wainitu, Kec.Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku ?
3. Berapa besar Presentase kerusakan jalan di area jalan raya kawasan depan
Sekolah Lentera Harapan Ambon. JL Dr,Siwabessy,
Kel.Wainitu ,Kec.Nusaniwe ,Kota Ambon, Maluku?
1. Untuk mengetahui jenis kerusakan yang terjadi pada area jalan raya kawasan
depan sekolah Lentera Harapan Ambon. Jl Dr,Siwabessy,Kel.Wainitu
Kec.Nusaniwe,Kota Ambon, Maluku.
2. Untuk mengidentifikasi faktor penyebab kerusakan jalan Pada area jalan raya
kawasan depan Sekolah Lentera Harapan Ambon. Jl
Dr,Siwabessy,Kel.Wainitu ,Kec.Nusaniwe,Kota Ambon, Maluku .
3. Untuk menganalisa Presentase kerusakan jalan di area jalan raya kawasan
depan Sekolah Lentera Harapan Ambon. Jl Dr,Siwabessy,Kel.Wainitu,
Kec.Nusaniwe,Kota Ambon, Maluku.
1.4 Batasan Masalah
1.Objek yang diteliti adalah jalan raya kawasan depan sekolah Lentera Harapan
Ambon. Jl Dr,Siwabessy,Kel.Wainitu,Kec.Nusaniwe,Kota Ambon, Maluku sepanjang
30m
Dalam pasal 6 dan pasal 9 peraturan pemerintah No. 34 tahun 2006 tentang
jalan dijelaskan bahwa, fungsi jalan terdapat pada sistem jaringan jalan primer
dan sistem jaringan jalan skunder yang merupakan bagian dari sistem jaringan
jalan dan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yangterjalin dalam hubungan
hierarki. Sitsem jaringan jalan primer, meruapakan sistem jaringan jalan yang
menghubungkan antar kawasan perkotaan, yang diatur secara berjenjang sesuai
dengan peran perkotaan yang dihubungkannya.Untuk melayani lalu lintas terus
menerus maka ruas-ruas jalan dalam sitem jaringan jalan primer tidak terputus
walaupun memasuki kawassan perkotaan.Sitem jaringan jalan sekumder,
merupakan sistem jaringan jalan yang menghubugkan antar kawasaan di dalam
perkotaan yang diatur secara berjenjang sesuai dengan fungsi kawasan yang
dihubungkannya.
Jalan kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui Kendaraan
Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus)
milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 (delapan belas ribu)
milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan
muatan sumbu terberat 10 (sepuluh) ton.
Jalan kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat
dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua
ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 (dua belas
ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter,
dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton.
Jalan kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat
dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 (dua
ribu seratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 (sembilan ribu)
milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 (tiga ribu lima ratus) milimeter, dan
muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton.
Jalan kelas khusus, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor
dengan ukuran lebar melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran
panjang melebihi 18.000 (delapan belas ribu) millimeter, ukuran paling
tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) millimeter, dan muatan terberat lebih
dari 10 (sepuluh) ton.
7. Retak pinggir.
8. Retak sambungan.
9. Jalur bahu turun.
10. Retak memanjang dan
melintang.
11. Tambalan galian utilitas.
12. Agregat licin.
13. Lubang.
14. Persilangan rel kereta api.
15. Alur.
16. Sungkur.
17. Retak selip.
18. Mengembang.
19. Pelapuk
1.5.2 Indeks Kondisi Perkerasan
Indeks kondisi perkerasan atau PCI (Pavement Condition Index) adalah suatu
tingkatan dari kondisi permukaan perkerasan dan ukuran yang ditinjau dari kondisi
permukaan perkerasan dari fungsi daya guna yang mengacu pada kondisi dan kerusakan
pada permukaan perkerasan jalan yang terjadi.Metode PCI merupakan indeks numerik
yang nilainya berkisar diantara 0 sampai 100.
Perkerasan
Lentur Jalan raya”. Bandung :
Nova.
Yani,Ahmad,2012. “ Evaluasi jenis
dan
tingkat kerusakan dengan
menggunakan metode
Pavement Condition Index
(PCI)”.UGM: Yogyakarta.
Hardianti., S. (n.d.). “STUDI KEUSAKAN JALAN DAN CARA PENANGGUANGANNYA METRO TANJUNG
BUNGA,KOTA MAKASSAR.”
Jehadus, S. (n.d.). “ANALISA FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN JALAN RAYA LNTAS LABUAN BAJO-LEMBOR
FLORES NUSA TENGGARA TIMUR”.
Kurniawan, D. (n.d.).“ Analisa Kerusakan Perkerasan Jalan Menggunakan Metode Pavement Condition
Index (PCI). Retrieved from Jalan Wadungsari - Waru ,Kab.Siduarjo.”