Pada penelitian ini faktor tanah pelapukan suatu litologi dan morfologi yang
erat kaitannya dengan kemiringan lereng menjadi fokus utama. Tanah pelapukan
suatu litologi dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu pasiran, lempungan, dan
lanauan. Faktor keseragaman butir, porositas, dan permeabilitas sangat penting
56
dalam menentukan laju infiltrasi. Faktor morfologi erat kaitannya dengan topografi
dan kemiringan lereng.
20 cm
Tinggi air
30 cm
Muka Tanah
Tanah tidak
10 cm
terganggu
57
Gambar 6.3 Pengujian infiltrasi di lapangan.
……………….. Persamaan 1
Keterangan:
t = waktu (menit)
……………….. Persamaan 2
58
Dari Persamaan 2 maka laju infiltrasi akhir (fc) didapat dengan
mengevaluasi data hasil pengukuran infiltrasi kumulatif melalui bantuan peranti
perangkat lunak Microsoft Excel pada komputer dengan bentuk persamaan
logaritmanya adalah:
……………….. Persamaan 3
Adapun grafik hubungan laju infiltrasi terhadap fungsi waktu dapat dilihat
pada Grafik 6.1. Laju infiltrasi terhadap fungsi waktu menggambarkan nilai
infiltrasi yang semakin konsatan terhadap fungsi waktu.
59
grafik berdasarkan laju infiltrasi pengukuran (cm/menit) dan fungsi waktu (menit).
Berdasarkan data grafik kemudian dibuat persamaan garisnya sesuai dengan fungsi
laju infiltrasi terhadap waktu (Grafik 6.2). Dari persamaan tersebut dihitung laju
infiltrasi berdasarkan perhitungan dan ditentukan nilai rata-ratanya. Nilai laju akhir
infiltrasi pengukuran dan perhitungan kemudian dirata-ratakan untuk mendapatkan
nilai laju akhir infiltrasi yang sesungguhnya. Hal yang sama dilakukan untuk lokasi-
lokasi infiltrasi sehingga didapat hasil akhir laju infiltrasi (Tabel 6.2)
Tabel 6. 1 Contoh data pengukuran laju infiltrasi pada Satuan Tuf – Lapilli
(Lampiran E).
60
Grafik 6.2 Grafik hubungan laju infiltrasi terhadap waktu (Lampiran E).
Tabel 6. 2 Hasil akhir laju infiltrasi dari 14 lokasi pengujian (Lampiran E).
Satuan Batuan Kemiringan Laju
Lereng (◦) infiltrasi
(cm/menit)
Tuf-Lapili 5 0,248
21 0,465545
Batulempung 6 0,042
30 0,06
Batugamping 2 0,019241
25 0,044607
Batupasir-Batulempung 2 3 0,109922
20 0,183975
Batupasir-Batulempung 1 5 0,166731
23 0,188886
Breksi Vulkanik 4 0,370697
20 0,487
Breksi 7 0,171
26 0.192
1. Kelompok Data A
Analisis pengujian ini dilakukan pada tanah hasil pelapukan batuan yang
sama dengan kemiringan lereng yang berbeda. Berikut merupakan grafik laju
61
infiltrasi pada setiap satuan batuan dengan kemiringan yang berbeda-beda. (Grafik
6.3)
62
gravitasi yang lebih besar sehinga air dapat lebih mudah masuk kedalam
permukaan tanah.
2. Kelompok Data B
Analisis pengujian ini dilakukan pada kemiringan lereng yang sama pada
tanah hasil pelapukan batuan yang berbeda. (Tabel 6.3 dan Grafik 6.4).
Tabel 6.3 Perbandingan litologi dan laju infiltrasi pada kelas lereng yang sama
Grafik 6.4 Perbandingan litologi dan laju infiltrasi pada kelas lereng yang sama.
63
Berdasarkan analisis data tersebut, dapat terlihat adanya perbedaan litologi
menyebabkan perbedaan nilai laju infiltrasi. Laju infiltrasi tertinggi ada pada Satuan
Breksi Vulkanik dan Satuan Tuf-Lapili serta nilai laju infiltrasi rendah terdapat
pada Satuan Batugamping dan Satuan Batulempung. Pada Satuan Breksi Vulkanik
dan Satuan Tuf-Lapili tanah pelapukannya cenderung berifat lepas-lepas dan belum
kompak, sehingga memudahkan daya serap terhadap air, selain itu juga porositas
dan permeabilitas tanah pada pelapukan batuan tersebut sangat baik.
64