Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

BAB I
PENDAHULUAN
3.1 Latar Belakang
Setiap bangunan sipil khususnya pada perancangan fondasi, terlebih dahulu
harus kita ketahui dari sifat tanahnya, baik tanah sebagai bahan yang berdiri
sendiri maupun sebagai bagian dari berat bumi (Hardiyatmo, H.C, 2010).
Penyelidikan tanah merupakan suatu upaya memperoleh informasi bawah tanah
berupa data, baik untuk perencanaan maupun pelaksanaan. Batasan penyelidikan
tanah tergantung dari beberapa faktor antara lain jenis tanah pendukung, variasi
lapisan tanah, kondisi air tanah, jenis proyek, dan informasi lain yang tersedia.
Fondasi merupakan bagian bangunan yang berfungsi menyalurkan beban
langsung ke dalam lapisan tanah. Jika kondisi tanah di bawah struktur cukup kuat
dan mampu mendukung beban yang ada, berarti fondasi yang setempat dapat
digunakan. Akan tetapi jika kondisi tanahnya lunak, maka digunakan fondasi
tiang atau pier. Untuk mengetahui kondisi lapisan tanah di bawah struktur
tersebut, maka diperlukan penyelidikan geoteknik. Penyelidikan geoteknik
merupakan tahap awal dalam pekerjaan pembangunan gedung, jalan, jembatan,
bendungan, dan bangunan sipil lainnya. Ada banyak metode penyelidikan yang
digunakan, namun umumnya digunakan metode Cone Penetration Test (CPT)
atau sondir. Hasil penyelidikan dengan metode CPT akan memberikan
gambaran/statigrafi lapisan tanah.
Parameter tanah pada lokasi tempat direncanakannya pembangunan gedung 2
lantai pada daerah Padang Harapan, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu
dapat dilihat berdasarkan hasil dari investigasi lapangan berupa Cone Penetration
Test (Uji Sondir) sehingga didapatkan nilai konus (qc) dan Friction Ratio (rasio
gesekan). Kondisi yang disajikan dalam hasil investigasi tersebut dijadikan
sebagai tolak ukur bagi kami untuk merencanakan serta mendesain rancangan
fondasi yang akan digunakan yakni menggunakan fondasi dangkal dalam
menopang beban struktur bangunan gedung 2 lantai dan menyalurkan beban ke
tanah.
3.2 Tujuan
Tujuan penyelidikan tanah antara lain, sebagai berikut.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

1. Menentukan perlapisan tanah pada lokasi dilakukannya pembangunan.


2. Mengetahui kedalaman dari lapisan tanah keras pada lokasi pembangunan.
3. Menentukan kapasitas dukung tanah.
4. Menentukan tipe dan kedalaman fondasi.
3.3 Manfaat
Adapun manfaat penyelidikan tanah antara lain, sebagai berikut.
1. Untuk menentukan perlapisan tanah pada lokasi dilakukannya pembangunan.
2. Untuk mengetahui kedalaman dari lapisan tanah keras pada lokasi
pembangunan.
3. Untuk menentukan kapasitas dukung tanah.
4. Untuk menentukan tipe dan kedalaman fondasi.
3.4 Ruang Lingkup
Laporan ini meliputi hal-hal yang berhubungan dengan penyelidikan tanah
yang dilakukan dengan menggunakan Cone Penetration Test (CPT) atau uji
sondir pada pembangunan gedung 2 lantai pada daerah Padang Harapan,
Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu. Laporan meninjau mengenai
perencanaan fondasi dangkal dengan menggunakan data dari hasil penyelidikan
tanah dilapangan. Tinjauannya berupa pembacaan grafik sondir dan penentuan
kapasitas daya dukung tanah.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

BAB II
METODOLOGI
2.1 Lokasi
Peta lokasi proyek pembangunan bangunan kantor 2 lantai di Padang
Harapan, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu dapat dilihat pada Gambar
2.1.

Sumber: Dimodifikasi dari Google Earth, 2021.


Gambar 2.1 Denah Lokasi
2.2 Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah yang dilakukan pada kegiatan ini adalah Cone
Penetration Test (CPT) atau pengujian sondir serta analisa serta penggambaran
grafik sondir yang ditujukan untuk mengetahui perlapisan tanah pada lokasi
pembangunan.

2.2.1 Cone Penetration Test (CPT)


Cone Penetration Test (CPT) atau uji sondir merupakan salah satu jenis
pengujian untuk memperkirakan besarnya daya dukung tanah pada pondasi dalam
dan juga dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis tanah. Dilapangan
didapatkan data berupa nilai tahanan ujung (qc) dan lekatan selimut (fs) yang
kemudian dianalisis dalam bentuk grafik. Pada penyelidikan tanah ini digunakan

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

pengujian sondir ringan dimana alat sondir ringan (qc ≈ 250 kg/cm2) biasanya
untuk kedalaman maksimal 30 m.

Gambar 2.2 (a) Cone Penetration Test (b) Ujung konus (c) Pipa sondir
Prosedur pelaksanaan pengujian Cone Penetration Test (CPT) atau engujian
sondir dapat dilihat pada langkah-langkah dibawah ini:

Gambar 2.3 Pemasangan alat sondir

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

Sumber:Dokumentasi pribadi.
Gambar 2.4 Pemasangan generator hydraulic

Sumber:Dokumentasi pribadi.
Gambar 2.5 Pemasukkan konus dan pipa sondir sedalam 20 cm

Sumber:Dokumentasi pribadi.
Gambar 2.6 Pembacaan nilai konus dan nilai total

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

2.3 Klasifikasi Perlapisan Tanah


Klasifikasi tanah merupakan penggambaran perlapisan tanah yang
diperoleh dari pembacaan data tanah berdasarkan hasil dari pengujian
sondir dilokasi tempat pengujian dilakukan. Pengklasifikasian perlapisan
menggunakan grafik Schmertman dan grafik Robertson 1990.

Sumber:Schmertmann, 1978
Gambar 2.7 Grafik Schmertmann

Sumber: Robertso et al. (1986) updated by Robertson (1990)


Gambar 2.8 Grafik profil tipe tanah berdasarkan data CPT (Robertson, 2010)

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

Tabel 2.1 Zona Tipe Tanah qc-Fr (Robertson, 2010)

Sumber : Robertson (1990)


2.4 Daya Dukung Ijin Tanah Menggunakan Pondasi Dangkal
Perhitungan kapasitas dukung ijin pondasi dagkal pada tanah pasir menurut
Meyerhof (1956) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sederhana untuk
penurunan pondasi 1 inchi.

Untuk pondasi dangkal persegi atau memanjang B ≤ 1,2 m


qc
q a= (1)
30

Dimana :
qa = Kapasitas dukung ijin pondasi
qc = Tahanan konus dari sondir

Untuk pondasi dangkal persegi atau memanjang B > 1,2 m

( )
q c B+0.3 2
q a= ∙ (2)
50 B

Dimana :
qa = Kapasitas dukung ijin pondasi (kg/cm2)
qc = Tahanan konus dari sondir (kg/cm2)
B = Lebar pondasi (cm)

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

BAB III
HASIL PENYELIDIKAN

3.1 Hasil Pengujian CPT (Cone Penetration Test)


Lokasi : Padang Harapan, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.
Jenis gedung : Kantor
Jumlah lantai : 2 lantai
Jumlah sondir : 8 titik

Gambar 3.1 Denah Titik Lokasi CPT (Cone Penetration Test) atau Sondir

Data penyelidikan lapangan dengan CPT (Cone Penetration Test) yang


dilakukan pada 8 titik, yakni pada titik S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7 dan S8 dapat
dilihat pada sajian data berikut.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

3.1.1 Titik Sondir 1 (S-1)


Berdasarkan hasil uji data CPT di lapangan pada titik S1 yang
diinterpretasikan dalam grafik nilai qc terhadap Friction Ratio (FR).
Menggunakan pembacaan perlapisan tanah dari grafik Robertson dengan
nilai tegangan efektif vertikal berkisar 0-300 kg/cm 2. Didapati bahwa
sebaran data terdapat pada zona 2, 3, 4, 5, dan 6 disepanjang kedalaman 0
hingga 9,0 m. Berdasarkan grafik Robertson 1990 jenis tanah untuk zona
2, 3, 4, 5, dan 6 berturut turut adalah lempung organik, lempung: lempung
hingga lempung berlanau, lanau campuran: lempung berlananu & lanau
berlempung, pasir campuran: pasir lempung hingga pasir berlanau, dan
pasir.

0 10 20 30 0 1 2 3 0 5 10 15
0 0 0

1 1 1

2 2 2

3 3 3

4 4 4

5 5 5

6 6 6
Kedalaman (m)

Kedalaman (m)
Kedalaman (m)

7 7 7

8 8 8

9 9 9

q c ( k g /c m 2 ) f s ( k g /c m 2 ) f r (%)

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

Gambar 3.2 Grafik qc, Fs, Fr dan klasifikasi tanah perlapisan

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

3.1.2 Titik Sondir 2 (S-2)


Berdasarkan hasil uji data CPT di lapangan pada titik S2 yang
diinterpretasikan dalam grafik nilai qc terhadap Friction Ratio (FR).
Menggunakan pembacaan perlapisan tanah dari grafik Robertson dengan nilai
tegangan efektif vertikal berkisar 0-250 kg/cm2. Didapati bahwa sebaran data
terdapat pada zona 2, 3, 4, 5, dan 6 disepanjang kedalaman 0 hingga 9,0 m.
Berdasarkan grafik Robertson 1990 jenis tanah untuk zona 2, 3, 4, 5, dan 6
berturut turut adalah lempung organik, lempung: lempung hingga lempung
berlanau, lanau campuran: lempung berlananu & lanau berlempung, pasir
campuran: pasir lempung hingga pasir berlanau, dan pasir.

0 20 40 60 0 1 2 3 0 5 10 15
0 0 0
lempung
lempung berlanau

1 1 1 lempung

lempung berlanau
2 2 2 lempung
lanau berlempung
lempung
3 3 3 lempung berlanau

4 4 4

5 5 5 lempung
Kedalaman (m)

Kedalaman (m)

Kedalaman (m)

6 6 6

7 7 7

8 8 8 lempung berlanau
lanau berlempung

9 9 9 lempung

q c ( k g /c m 2 ) f s ( k g /c m 2 ) f r (%)

Gambar 3.3 Grafik qc, Fs, Fr dan klasifikasi tanah perlapisan

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

3.1.3 Titik Sondir 3 (S-3)


Berdasarkan hasil uji data CPT di lapangan pada titik S3 yang
diinterpretasikan dalam grafik nilai qc terhadap Friction Ratio (FR).
Menggunakan pembacaan perlapisan tanah dari grafik Robertson dengan
nilai tegangan efektif vertikal berkisar 0-250 kg/cm 2. Didapati bahwa
sebaran data terdapat pada zona 2, 3, 4, 5, dan 6 disepanjang kedalaman 0
hingga 8,80 m. Berdasarkan grafik Robertson 1990 jenis tanah untuk zona
2, 3, 4, 5, dan 6 berturut turut adalah lempung organik, lempung: lempung
hingga lempung berlanau, lanau campuran: lempung berlananu & lanau
berlempung, pasir campuran: pasir lempung hingga pasir berlanau, dan
pasir.

0 20 40 0 1 2 3 0 5 10 15
0 0 0

lempung
1 1 1
lanau berlempung
2 2 2 lempung
pasir berlanau
lanau berlempung
lanau berpasir
lempung berlanau
3 3 3 lempung
lanau berlempung
lempung
lempung berlanau
4 4 4
lempung
5 5 5
Kedalaman (m)

Kedalaman (m)

Kedalaman (m)

lanau berlempung
6 6 6

7 7 7 lempung

8 8 8 lanau berlempung
lempung berlanau
lempung
9 9 9 lempung berlanau
lanau berpasir
lempung
q c ( k g /c m 2 ) f s ( k g /c m 2 ) f r (%) lempung berlanau

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

Gambar 3.4 Grafik qc, Fs, Fr dan klasifikasi tanah perlapisan


3.1.4 Titik Sondir 4 (S-4)
Berdasarkan hasil uji data CPT di lapangan pada titik S4 yang
diinterpretasikan dalam grafik nilai qc terhadap Friction Ratio (FR).
Menggunakan pembacaan perlapisan tanah dari grafik Robertson dengan nilai
tegangan efektif vertikal berkisar 0-250 kg/cm2. Didapati bahwa sebaran data
terdapat pada zona 2, 3, 4, 5, dan 6 disepanjang kedalaman 0 hingga 8,60 m.
Berdasarkan grafik Robertson 1990 jenis tanah untuk zona 2, 3, 4, 5, dan 6
berturut turut adalah lempung organik, lempung: lempung hingga lempung
berlanau, lanau campuran: lempung berlananu & lanau berlempung, pasir
campuran: pasir lempung hingga pasir berlanau, dan pasir.

0 20 40 60 0 1 2 3 0 5 10 15
0 0 0
lempung
1 1 1 lempung berlanau

lempung

2 2 2 lanau berpasir
lempung berlanau
lempung
3 3 3
lanau berlempung

4 4 4

5 5 5
lempung
Kedalaman (m)

Kedalaman (m)

Kedalaman (m)

6 6 6

7 7 7

lempung berlanau
8 8 8 lempung
lempung berlanau
lempung
lempung berlanau
9 9 9
lempung
q c ( k g /c m 2 ) f s ( kg /c m 2 ) f r ( %) lanau

Gambar 3.5 Grafik qc, Fs, Fr dan klasifikasi tanah perlapisan


TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU
LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

3.1.5 Titik Sondir 5 (S-5)


Berdasarkan hasil uji data CPT di lapangan pada titik S5 yang
diinterpretasikan dalam grafik nilai qc terhadap Friction Ratio (FR).
Menggunakan pembacaan perlapisan tanah dari grafik Robertson dengan
nilai tegangan efektif vertikal berkisar 0-250 kg/cm 2. Didapati bahwa
sebaran data terdapat pada zona 2, 3, 4, 5, dan 6 disepanjang kedalaman 0
hingga 8,40 m. Berdasarkan grafik Robertson 1990 jenis tanah untuk zona
2, 3, 4, 5, dan 6 berturut turut adalah lempung organik, lempung: lempung
hingga lempung berlanau, lanau campuran: lempung berlananu & lanau
berlempung, pasir campuran: pasir lempung hingga pasir berlanau, dan
pasir.

0 20 40 60 0 2 4 0 5 10 15
0 0 0
lempung
lempung berlanau
1 1 1
lempung

2 2 2 lanau berpasir
lempung berlanau

lempung

3 3 3 lanau berlempung

4 4 4

5 5 5
lempung
Kedalaman (m)

Kedalaman (m)

Kedalaman (m)

6 6 6

7 7 7
lempung berlanau
lempung
8 8 8 lempung berlanau
lempung
lempung berlanau
9 9 9
lempung

q c ( k g /c m 2 ) f s ( k g /c m 2 ) f r (%)

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

Gambar 3.6 Grafik qc, Fs, Fr dan klasifikasi tanah perlapisan


3.1.6 Titik Sondir 6 (S-6)
Berdasarkan hasil uji data CPT di lapangan pada titik S6 yang
diinterpretasikan dalam grafik nilai qc terhadap Friction Ratio (FR).
Menggunakan pembacaan perlapisan tanah dari grafik Robertson dengan
nilai tegangan efektif vertikal berkisar 0-250 kg/cm 2. Didapati bahwa
sebaran data terdapat pada zona 2, 3, 4, 5, dan 6 disepanjang kedalaman 0
hingga 8,20 m. Berdasarkan grafik Robertson 1990 jenis tanah untuk zona
2, 3, 4, 5, dan 6 berturut turut adalah lempung organik, lempung: lempung
hingga lempung berlanau, lanau campuran: lempung berlananu & lanau
berlempung, pasir campuran: pasir lempung hingga pasir berlanau, dan
pasir.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

0 10 20 30 0 1 2 0 5 10 15
0 0 0
tanah organik

lempung
1 1 1

2 2 2
lempung berlanau

3 3 3

lanau berpasir
4 4 4
pasir berlumpur

lanau berpasir
5 5 5 lempung
Kedalaman (m)

Kedalaman (m)

Kedalaman (m)
lempung berlanau
6 6 6 lanau berpasir
pasir berlumpur

7 7 7
lanau berpasir

8 8 8
pasir berlumpur

9 9 9 pasir kerikil

q c ( k g /c m 2 ) f s ( k g /c m 2 ) f r (%)

Gambar 3.7 Grafik qc, Fs, Fr dan klasifikasi tanah perlapisan


3.1.7 Titik Sondir 7 (S-7)
Berdasarkan hasil uji data CPT di lapangan pada titik S7 yang
diinterpretasikan dalam grafik nilai qc terhadap Friction Ratio (FR).
Menggunakan pembacaan perlapisan tanah dari grafik Robertson dengan nilai
tegangan efektif vertikal berkisar 0-250 kg/cm2. Didapati bahwa sebaran data
terdapat pada zona 2, 3, 4, 5, dan 6 disepanjang kedalaman 0 hingga 9,80 m.
Berdasarkan grafik Robertson 1990 jenis tanah untuk zona 2, 3, 4, 5, dan 6
berturut turut adalah lempung organik, lempung: lempung hingga lempung
berlanau, lanau campuran: lempung berlananu & lanau berlempung, pasir
campuran: pasir lempung hingga pasir berlanau, dan pasir.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

0 10 20 30 0 2 4 6 0 5 10 15
0 0 0

1 1 1

2 2 2

3 3 3

4 4 4

5 5 5

6 6 6

Kedalaman (m)
Kedalaman (m)

Kedalaman (m)

7 7 7

8 8 8

9 9 9

10 10 10

q c ( k g /c m 2 ) f s ( k g /c m 2 ) f r (%)

Gambar 3.8 Grafik qc, Fs, Fr dan klasifikasi tanah perlapisan

3.1.8 Titik Sondir 8 (S-8)


Berdasarkan hasil uji data CPT di lapangan pada titik S8 yang
diinterpretasikan dalam grafik nilai qc terhadap Friction Ratio (FR).
Menggunakan pembacaan perlapisan tanah dari grafik Robertson dengan nilai
tegangan efektif vertikal berkisar 0-250 kg/cm2. Didapati bahwa sebaran data
terdapat pada zona 2, 3, 4, 5, dan 6 disepanjang kedalaman 0 hingga 10,80 m.
Berdasarkan grafik Robertson 1990 jenis tanah untuk zona 2, 3, 4, 5, dan 6
berturut turut adalah lempung organik, lempung: lempung hingga lempung
berlanau, lanau campuran: lempung berlananu & lanau berlempung, pasir
campuran: pasir lempung hingga pasir berlanau, dan pasir.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

0 50 10 0 1 2
0 0

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6
Kedalaman (m)

Kedalaman (m)

7 7

8 8

9 9

10 10

1 1

q c ( k g /c m 2 ) f s ( k g /c m 2 )

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

Gambar 3.9 Grafik qc, Fs, Fr dan klasifikasi tanah perlapisan

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

BAB IV
ANALISIS DAYA DUKUNG FONDASI

4.1. Daya Dukung Fondasi Dangkal (Analisis Meyerhof)


Hasil analisa daya dukung pondasi dangkal dengan menggunakan data
uji lapangan menggunakan metode Meyerhof (1956).

4.1.1 Kapasitas Daya Dukung Pada Sondir Titik 1


Tabel 4.1 Perhitungan Kapasitas Daya Dukung pada Sondir Titik 1
qa (kg/cm2) q
Qc D
B ≤ 120 cm B > 120 cm Gedung
(kg/cm2) (cm) 40 60 80 100 120 140 160 180 (kg/cm2)
12 20 0.400 0.400 0.400 0.400 0.357 0.241 0.241 0.241 0.58
20 40 0.667 0.667 0.667 0.667 0.402 0.402 0.401 0.58
8 60 0.267 0.267 0.267 0.161 0.161 0.161 0.58
8 80 0.267 0.267 0.161 0.161 0.161 0.58
7 100 0.233 0.141 0.141 0.140 0.58
12 120 0.241 0.241 0.241 0.58
15 140 0.301 0.301 0.58
15 160 0.301 0.58

Berdasarkan tabel hasil perhitungan daya dukung ijin pondasi dangkal


pada titik sondir 1 didapati bahwa untuk B ≤ 120 cm nilai daya dukung ijin
berkisar antara 0,233 – 0,667 kg/cm2 dan untuk B > 120 cm nilai daya dukung ijin
berkisar antara 0,241 – 0,301 kg/cm2.

Sehingga dalam pemilihan pondasi kita dapat memilih pondasi dengan


kedalaman (D) 40 cm dan dimensi pondasi (B) 60 cm yang dirasa paling
ekonomis karena kedalamannya cukup dan dimensi pondasi tidak terlalu lebar.
Nilai qa pada pondasi tersebut juga sudah lebih besar dari nilai q gedung yaitu
dengan nilai 0,667 > 0,58.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

4.1.2 Kapasitas Daya Dukung Pada Sondir Titik 2


Tabel 4.2 Perhitungan Kapasitas Daya Dukung pada Sondir Titik 2
qa (kg/cm2) q
Qc D
B ≤ 120 cm B > 120 cm Gedung
(kg/cm2) (cm) 40 60 80 100 120 140 160 180 (kg/cm2)
5 20 0.167 0.167 0.167 0.167 0.357 0.100 0.100 0.100 0.58
20 40 0.667 0.667 0.667 0.667 0.402 0.402 0.401 0.58
25 60 0.833 0.833 0.833 0.502 0.502 0.502 0.58
10 80 0.333 0.333 0.201 0.201 0.201 0.58
10 100 0.333 0.201 0.201 0.201 0.58
11 120 0.221 0.221 0.221 0.58
10 140 0.201 0.201 0.58
15 160 0.301 0.58

Berdasarkan tabel hasil perhitungan daya dukung ijin pondasi dangkal


pada titik sondir 1 didapati bahwa untuk B ≤ 120 cm nilai daya dukung ijin
berkisar antara 0,167 – 0,833 kg/cm2 dan untuk B > 120 cm nilai daya dukung ijin
berkisar antara 0,201 – 0,301 kg/cm2.

Sehingga dalam pemilihan pondasi kita dapat memilih pondasi dengan


kedalaman (D) 40 cm dan dimensi pondasi (B) 60 cm yang dirasa paling
ekonomis karena kedalamannya cukup dan dimensi pondasi tidak terlalu lebar.
Nilai qa pada pondasi tersebut juga sudah lebih besar dari nilai q gedung yaitu
dengan nilai 0,667 > 0,58.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

4.1.3 Kapasitas Daya Dukung Pada Sondir Titik 3


Tabel 4.3 Perhitungan Kapasitas Daya Dukung pada Sondir Titik 3
qa (kg/cm2) q
Qc
D B ≤ 120 cm B > 120 cm Gedung
(kg/cm2) (cm) 40 60 80 100 120 140 160 180 (kg/cm2)
15 160 0.500 0.500 0.500 0.500 0.357 0.301 0.301 0.301 0.58
15 180 0.500 0.500 0.500 0.500 0.301 0.301 0.301 0.58
36 200 1.200 1.200 1.200 0.723 0.723 0.722 0.58
30 220 1.000 1.000 0.603 0.602 0.602 0.58
32 240 1.067 0.643 0.642 0.642 0.58
35 260 0.703 0.703 0.702 0.58
20 280 0.402 0.401 0.58
35 300 0.702 0.58

Berdasarkan tabel hasil perhitungan daya dukung ijin pondasi


dangkal pada titik sondir 3 didapati bahwa untuk B ≤ 120 cm nilai daya
dukung ijin berkisar antara 0,500 – 1,200 kg/cm2 dan untuk B > 120 cm
nilai daya dukung ijin berkisar antara 0,301 – 0,723 kg/cm2.
Sehingga dalam pemilihan pondasi kita dapat memilih pondasi
dengan kedalaman (D) 200 cm dan dimensi pondasi (B) 80 cm yang dirasa
paling ekonomis karena kedalamannya cukup dan dimensi pondasi tidak
terlalu lebar. Nilai qa pada pondasi tersebut juga sudah lebih besar dari
nilai q gedung yaitu dengan nilai 1,200 > 0,58.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

4.1.4 Kapasitas Daya Dukung Pada Sondir Titik 4


Tabel 4.4 Perhitungan Kapasitas Daya Dukung pada Sondir Titik 4
qa (kg/cm2) q
Qc
D B ≤ 120 cm B > 120 cm Gedung
(kg/cm2) (cm) 40 60 80 100 120 140 160 180 (kg/cm2)
10 100 0.333 0.333 0.333 0.333 0.357 0.201 0.201 0.201 0.58
12 120 0.400 0.400 0.400 0.400 0.241 0.241 0.241 0.58
15 140 0.500 0.500 0.500 0.301 0.301 0.301 0.58
19 160 0.633 0.633 0.382 0.381 0.381 0.58
20 180 0.667 0.402 0.402 0.401 0.58
35 200 0.703 0.703 0.702 0.58
40 220 0.803 0.803 0.58
20 240 0.401 0.58

Berdasarkan tabel hasil perhitungan daya dukung ijin pondasi


dangkal pada titik sondir 3 didapati bahwa untuk B ≤ 120 cm nilai daya
dukung ijin berkisar antara 0,333 – 0,667 kg/cm2 dan untuk B > 120 cm
nilai daya dukung ijin berkisar antara 0,201 – 0,803 kg/cm2.
Sehingga dalam pemilihan pondasi kita dapat memilih pondasi
dengan kedalaman (D) 160 cm dan dimensi pondasi (B) 100 cm yang
dirasa paling ekonomis karena kedalamannya cukup dan dimensi pondasi
tidak terlalu lebar. Nilai qa pada pondasi tersebut juga sudah lebih besar
dari nilai q gedung yaitu dengan nilai 0,633 > 0,58.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

4.1.5 Kapasitas Daya Dukung Pada Sondir Titik 5


Tabel 4.5 Perhitungan Kapasitas Daya Dukung pada Sondir Titik 5
qa (kg/cm2) q
Qc
D B ≤ 120 cm B > 120 cm Gedung
(kg/cm2) (cm) 40 60 80 100 120 140 160 180 (kg/cm2)
10 120 0.333 0.333 0.333 0.333 0.357 0.201 0.201 0.201 0.58
15 140 0.500 0.500 0.500 0.500 0.301 0.301 0.301 0.58
20 160 0.667 0.667 0.667 0.402 0.402 0.401 0.58
24 180 0.800 0.800 0.482 0.482 0.482 0.58
45 200 1.500 0.904 0.903 0.903 0.58
30 220 0.603 0.602 0.602 0.58
30 240 0.602 0.602 0.58
35 260 0.702 0.58

Berdasarkan tabel hasil perhitungan daya dukung ijin pondasi


dangkal pada titik sondir 3 didapati bahwa untuk B ≤ 120 cm nilai daya
dukung ijin berkisar antara 0,333 – 1,500 kg/cm2 dan untuk B > 120 cm
nilai daya dukung ijin berkisar antara 0,201 – 0,904 kg/cm2.
Sehingga dalam pemilihan pondasi kita dapat memilih pondasi
dengan kedalaman (D) 160 cm dan dimensi pondasi (B) 80 cm yang dirasa
paling ekonomis karena kedalamannya cukup dan dimensi pondasi tidak
terlalu lebar. Nilai qa pada pondasi tersebut juga sudah lebih besar dari
nilai q gedung yaitu dengan nilai 0,667 > 0,58.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

4.1.6 Kapasitas Daya Dukung Pada Sondir Titik 6


Tabel 4.6 Perhitungan Kapasitas Daya Dukung pada Sondir Titik 6
qa (kg/cm2) q
Qc
D B ≤ 120 cm B > 120 cm Gedung
(kg/cm2) (cm) 40 60 80 100 120 140 160 180 0.58
16.07 220 0.536 0.536 0.536 0.536 0.357 0.323 0.323 0.322 0.58
12.85 240 0.428 0.428 0.428 0.428 0.258 0.258 0.258 0.58
16.07 260 0.536 0.536 0.536 0.323 0.323 0.322 0.58
16.07 280 0.536 0.536 0.323 0.323 0.322 0.58
16.07 300 0.536 0.323 0.323 0.322 0.58
16.07 320 0.323 0.323 0.322 0.58
37.49 340 0.753 0.752 0.58
64.26 360 1.289 0.682

Berdasarkan tabel hasil perhitungan daya dukung ijin pondasi


dangkal pada titik sondir 6 didapati bahwa untuk B ≤ 120 cm nilai daya
dukung ijin berkisar antara 0,428 – 0,536 kg/cm2 dan untuk B > 120 cm
nilai daya dukung ijin berkisar antara 0,258 – 1,289 kg/cm2.
Sehingga dalam pemilihan pondasi kita dapat memilih pondasi
dengan kedalaman (D) 340 cm dan dimensi pondasi (B) 160 cm yang
dirasa paling ekonomis karena kedalamannya cukup dan dimensi pondasi
tidak terlalu lebar. Nilai qa pada pondasi tersebut juga sudah lebih besar
dari nilai q gedung yaitu dengan nilai 0,753 > 0,58.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

4.1.7 Kapasitas Daya Dukung Pada Sondir Titik 7


Tabel 4.7 Perhitungan Kapasitas Daya Dukung pada Sondir Titik 7
qa (kg/cm2) q
Qc
D B ≤ 120 cm B > 120 cm Gedung
(kg/cm2) (cm) 40 60 80 100 120 140 160 180 (kg/cm2)
10.71 220 0.357 0.357 0.357 0.357 0.357 0.215 0.215 0.215 0.58
10.71 240 0.357 0.357 0.357 0.357 0.215 0.215 0.215 0.58
10.71 260 0.357 0.357 0.357 0.215 0.215 0.215 0.58
10.71 280 0.357 0.357 0.215 0.215 0.215 0.58
37.49 300 1.250 0.753 0.753 0.752 0.58
37.49 320 0.753 0.753 0.752 0.58
74.97 340 1.505 1.504 0.58
74.97 360 1.504 0.58

Berdasarkan tabel hasil perhitungan daya dukung ijin pondasi


dangkal pada titik sondir 6 didapati bahwa untuk B ≤ 120 cm nilai daya
dukung ijin berkisar antara 0,357 – 1,250 kg/cm2 dan untuk B > 120 cm
nilai daya dukung ijin berkisar antara 0,215 – 1,505 kg/cm2.
Sehingga dalam pemilihan pondasi kita dapat memilih pondasi
dengan kedalaman (D) 300 cm dan dimensi pondasi (B) 120 cm yang
dirasa paling ekonomis karena kedalamannya cukup dan dimensi pondasi
tidak terlalu lebar. Nilai qa pada pondasi tersebut juga sudah lebih besar
dari nilai q gedung yaitu dengan nilai 1,250 > 0,58.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

4.1.8 Kapasitas Daya Dukung Pada Sondir Titik 8


Tabel 4.8 Perhitungan Kapasitas Daya Dukung pada Sondir Titik 8
qa (kg/cm2) q
Qc
D B ≤ 120 cm B > 120 cm Gedung
(kg/cm2) (cm) 40 60 80 100 120 140 160 180 (kg/cm2)
8.57 80 0.286 0.286 0.286 0.286 0.357 0.172 0.172 0.172 0.58
10.71 100 0.357 0.357 0.357 0.357 0.215 0.215 0.215 0.58
12.85 120 0.428 0.428 0.428 0.258 0.258 0.258 0.58
26.78 140 0.893 0.893 0.538 0.538 0.537 0.58
26.78 160 0.893 0.538 0.538 0.537 0.58
26.78 180 0.538 0.538 0.537 0.58
31.06 200 0.624 0.623 0.58
31.06 220 0.623 0.58

Berdasarkan tabel hasil perhitungan daya dukung ijin pondasi


dangkal pada titik sondir 8 didapati bahwa untuk B ≤ 120 cm nilai daya
dukung ijin berkisar antara 0,286 – 0,893 kg/cm2 dan untuk B > 120 cm
nilai daya dukung ijin berkisar antara 0,172 – 0,624 kg/cm2.
Sehingga dalam pemilihan pondasi kita dapat memilih pondasi
dengan kedalaman (D) 140 cm dan dimensi pondasi (B) 100 cm yang
dirasa paling ekonomis karena kedalamannya cukup dan dimensi pondasi
tidak terlalu lebar. Nilai qa pada pondasi tersebut juga sudah lebih besar
dari nilai q gedung yaitu dengan nilai 0,893 > 0,58.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil analisis daya dukung pondasi dangkal pada
pembangunan Kantor 2 lantai di Padang Harapan, Kecamatan Gading
Cempaka, Kota Bengkulu dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Besar nilai qa tergantung pada nilai qc di setiap kedalaman. Semakin besar
dimensi pondasi pada kedalaman yang sama, maka akan semakin kecil nilai
kapasitas dukung izin pondasinya. Hal tersebut dapat terjadi karena semakin
besar dimensi pondasi, maka semakin besar pula beban yang ditumpu oleh
tanah sehingga menyebabkan berkurangnya nilai kapasitas dukung izinnya.
2. Dalam pemilihan dimensi dan kedalam rencana pondasi pada setiap data
sondir yang diperoleh maka dapat digunakan pondasi dengan dimensi dan
kedalaman yang dirasa paling ekonomis dan masih memberikan daya dukung
ijin para rentang petengahan.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

LAMPIRAN
Tabel 1. Data Sondir Titik 1
Kedalaman qc fs fr
Jenis Tanah
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (%)
0.00 0 0 0 -
0.20 5 0.2 3.9 Lempung
0.40 20 1.4 6.8
Lanau berpasir
0.60 25 0.2 0.8
0.80 10 0.6 6.5
1.00 10 0.5 4.7 Lempung
1.20 11 0.6 6.0
1.40 10 1.0 10.1 lanau berlempung
1.60 15 0.4 2.6 lempung
1.80 25 1.8 7.3
lanau berpasir
2.00 32 0.7 2.4
2.20 18 0.3 1.8 lanau berlempung
2.40 23 0.6 2.9 lanau berpasir
2.60 50 0.7 1.5
2.80 20 1.8 9.2
lempung
3.00 25 2.1 8.4
3.20 18 1.1 6.3
3.40 16 1.2 7.6 lempung berlanau
3.60 15 0.6 4.6
lempung
3.80 10 0.7 7.7
4.00 10 0.6 6.9 lempung berlanau
4.20 16 0.6 4.3
4.40 10 0.5 6.0
4.60 7 0.7 11.1
4.80 5 0.3 6.8
5.00 5 0.3 6.8
5.20 5 0.4 8.6
5.40 8 0.4 5.5
5.60 10 0.6 7.1
5.80 12 0.6 5.9
lempung
6.00 12 0.5 5.2
6.20 9 0.5 6.0
6.40 5 0.4 8.9
6.60 6 0.3 6.0
6.80 7 0.5 9.0
7.00 7 0.5 7.8
7.20 9 0.5 7.1
7.40 11 0.8 8.2
7.60 8 0.6 9.1
7.80 10 1.0 10.9 lanau berlempung
8.00 24 0.6 3.1
lempung
8.20 5 0.4 9.3
8.40 7 0.7 11.7 lanau berpasir
8.60 28 0.4 1.7 Lanau berlempung
8.80 16 0.5 4.1 lempung berlanau
9.00 45 2.3 5.3 Lanau berlempung

Tabel 2. Data Sondir Titik 2


Kedalaman qc fs fr Jenis Tanah

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (%)


0.00 0 0.0 0 -
0.20 12 0.7 6.1 lempung
0.40 20 1.4 6.8 lempung berlanau
0.60 8 0.2 2.5
0.80 8 0.4 4.7
lempung
1.00 7 0.7 10.3
1.20 12 0.5 4.7
1.40 15 0.9 6.1 lempung berlanau
1.60 15 0.6 4.4
lempung
1.80 13 1.1 8.4
2.00 20 1.1 5.5 lanau berlempung
2.20 18 0.5 2.7
lempung
2.40 10 1.0 9.9
2.60 11 0.5 5.1 lempung berlanau
2.80 11 0.5 4.4
3.00 12 0.5 4.8
3.20 15 1.3 8.4
3.40 10 0.6 6.5
3.60 6 0.5 7.7
3.80 7 0.5 6.7
4.00 7 0.5 6.7
4.20 12 0.7 6.2
4.40 10 0.7 7.4
4.60 10 0.6 6.5
4.80 7 0.3 4.5
lempung
5.00 8 0.6 8.0
5.20 6 0.4 6.5
5.40 7 0.5 6.8
5.60 7 0.5 7.9
5.80 8 0.6 8.0
6.00 6 0.4 6.5
6.20 5 0.2 4.6
6.40 9 0.7 8.1
6.60 9 0.7 8.1
6.80 5 0.4 7.6
7.00 7 0.4 5.7
7.20 10 0.5 5.0 lempung berlanau
7.40 15 0.6 4.6 lanau berlempung
7.60 16 0.5 3.3
7.80 8 0.5 7.1
8.00 9 0.5 6.4
8.20 20 1.4 6.9
lempung
8.40 18 1.1 6.2
8.60 20 1.4 6.9
8.80 24 1.4 6.2
9.00 25 1.8 7.3

Tabel 3. Data Sondir Titik 3


Kedalaman qc fs fr
Jenis Tanah
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (%)
0 0 0 0 -

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

0.2 5 0.4 7.4


0.4 15 1.2 7.9
0.6 10 0.5 5.6
Lempung
0.8 10 0.6 6.5
1 10 0.5 4.7
1.2 11 0.6 6.0
1.4 10 0.8 8.3 lanau berlempung
1.6 15 0.4 2.6 lempung
1.8 15 0.9 6.2 pasir berlanau
2 36 0.4 1.1 lanau berlempung
2.2 30 1.0 3.4 lanau berpasir
2.4 32 0.7 2.4 lempung berlanau
2.6 35 2.1 6.0 lemoung
2.8 20 1.8 9.2 lanau berlempung
3 35 1.2 3.5
lempung
3.2 18 1.1 6.3
3.4 16 1.2 7.6 lempung berlanau
3.6 15 0.6 4.6
3.8 14 0.4 3.0
4 7 0.7 11.0
4.2 4 0.3 8.2 lempung
4.4 9 0.6 7.7
4.6 7 0.7 11.1
4.8 5 0.3 6.8
5 5 0.3 6.8
5.2 7 0.2 3.7 lanau berlempung
5.4 10 0.2 2.6
5.6 13 0.4 3.4
5.8 7 0.4 6.3
6 4 0.3 8.7
6.2 5 0.4 8.8
lempung
6.4 5 0.3 7.1
6.6 6 0.4 7.5
6.8 9 0.5 7.0
7 7 0.5 9.0
7.2 10 0.5 5.5 lanau berlempung
7.4 15 0.5 3.7
lempung berlanau
7.6 21 1.0 5.2
7.8 20 0.8 4.6 lempung
8 12 0.8 7.6 lempung berlanau
8.2 15 0.6 5.0 lanau berpasir
8.4 23 0.4 2.1
lempung
8.6 32 2.1 6.8
8.8 35 2.3 6.8 lempung berlanau

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

Tabel 4. Data Sondir Titik 4


Kedalama
qc fs fr
n Jenis Tanah
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (%)
0 0 0 0 -
0.2 6 0.3 4.8
0.4 7 0.5 6.6 Lempung
0.6 9 0.5 6.2
0.8 9 0.7 8.2 lempung berlanau
1 10 0.4 3.9
1.2 12 0.7 6.2
lempung
1.4 15 1.1 7.4
1.6 19 1.0 5.4
1.8 20 1.4 6.9 lanau berpasir
2 35 0.5 1.4 lempung berlanaui
2.2 40 2.3 5.7
2.4 20 1.4 6.9 lempung
2.6 23 1.5 6.8
2.8 24 1.6 6.9 lanau berlempung
3 25 1.1 4.5
3.2 10 0.5 5.0
3.4 15 0.9 6.3
3.6 7 0.5 7.2
3.8 7 0.5 8.5
4 7 0.5 7.2
4.2 5 0.3 6.6
4.4 5 0.3 6.7
4.6 6 0.4 7.1
4.8 5 0.2 5.0 lempung
5 6 0.5 10.0
5.2 7 0.4 6.2
5.4 7 0.5 7.5
5.6 8 0.6 8.8
5.8 7 0.5 8.8
6 9 0.5 6.9
6.2 9 0.5 6.9
6.4 15 0.9 6.6
6.6 11 0.7 7.4
6.8 10 0.6 7.2 lempung berlanau
7 11 0.4 4.2 lempung
7.2 13 0.6 5.6 lempung berlanau
7.4 17 0.7 4.8 lempung
7.6 15 0.9 6.7
lempung berlanau
7.8 15 0.6 4.9
8 15 0.5 4.4
8.2 15 1.1 7.9 lempung
8.4 30 2.3 7.9
8.6 50 2.7 5.6 lanau berlempung

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

Tabel 5. Data Sondir Titik 5


Kedalaman qc fs fr
Jenis Tanah
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (%)
0 0 0 0 -
0.2 5 0.2 3.9
0.4 6 0.4 6.2 Lempung
0.6 7 0.5 6.7
0.8 8 0.6 8.1 lempung berlanau
1 8 0.3 3.7
1.2 10 0.7 7.4
lempung
1.4 15 0.3 2.0
1.6 20 1.4 6.9
1.8 24 0.5 2.4 lanau berpasir
2 45 1.4 3.1 lempung berlanaui
2.2 30 2.3 7.6
2.4 30 1.8 6.1 lempung
2.6 35 2.7 7.8
2.8 45 1.4 3.1 lanau berlempung
3 15 0.5 3.4
3.2 7 0.5 8.3
3.4 7 0.4 5.9
3.6 5 0.3 6.5
3.8 5 0.4 8.2
4 7 0.3 4.7
4.2 6 0.4 7.0
4.4 6 0.4 7.0
4.6 5 0.4 8.4
4.8 6 0.4 7.1 lempung
5 5 0.5 10.2
5.2 6 0.4 7.2
5.4 7 0.5 8.7
5.6 8 0.6 8.8
5.8 8 0.6 8.8
6 8 0.6 8.8
6.2 9 0.5 6.9
6.4 9 0.5 7.0
6.6 11 0.8 8.2
6.8 10 0.7 8.1 lempung berlanau
7 10 0.7 8.1 lempung
7.2 12 0.7 6.8 lempung berlanau
7.4 15 0.9 6.7 lempung
7.6 12 0.7 6.9
lempung berlanau
7.8 11 0.8 8.3
8 12 1.2 10.6
8.2 35 2.7 8.0 lempung
8.4 50 2.7 5.6

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

Tabel 6. Data Sondir Titik 6


Kedalaman qc fs fr
Jenis Tanah
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (%)
0 0 0 0 -
0.2 5.4 0.4 8.2
0.4 10.7 0.4 4.1
0.6 10.7 0.4 4.1 Lempung
0.8 10.7 0.4 4.1
1 10.7 0.4 4.1
1.2 16.1 0.4 2.7
1.4 16.1 0.4 2.7
1.6 16.1 0.4 2.7
1.8 16.1 0.4 2.7
2 16.1 0.4 2.7
2.2 16.1 0.4 2.7 Lempung berlanau
2.4 12.9 0.3 2.1
2.6 16.1 0.4 2.7
2.8 16.1 0.4 2.7
3 16.1 0.4 2.7
3.2 16.1 0.4 2.7
3.4 37.5 0.4 1.2 Lanau Berpasir
3.6 64.3 0.4 0.7
3.8 64.3 0.4 0.7 Pasir Berlumpur
4 64.3 0.4 0.7
4.2 45.0 0.3 0.6 Lanau Berpasir
4.4 18.2 0.3 1.5
4.6 18.2 0.3 1.5 Lempung
4.8 18.2 0.3 1.5
5 21.4 0.4 2.1 Lempung berlanau
5.2 37.5 0.4 1.2
5.4 37.5 0.4 1.2 Lanau Berpasir
5.6 34.3 0.3 0.8
5.8 64.3 0.4 0.7 Pasir Berlumpur
6 34.3 0.3 0.8
6.2 37.5 0.4 1.2
6.4 37.5 0.4 1.2
Lanau Berpasir
6.6 37.5 0.4 1.2
6.8 42.8 0.4 1.0
7 42.8 0.4 1.0
7.2 80.3 0.4 0.6
7.4 155.3 0.4 0.3
Pasir Berlumpur
7.6 187.4 0.4 0.2
7.8 208.9 0.4 0.2
8 230.3 0.4 0.2
Pasir Kerikil
8.2 262.4 0.4 0.2

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

Tabel 7. Data Sondir Titik 7


Kedalama
qc fs fr
n Jenis Tanah
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (%)
0 0 0 0 -
0.2 2.14 0.26 12.32
Tanah Organik
0.4 2.14 0.26 12.32
0.6 5.36 0.44 8.22
0.8 5.36 0.44 8.22
1 5.36 0.44 8.22
1.2 10.71 0.44 4.11
1.4 10.71 0.44 4.11
1.6 10.71 0.44 4.11
Lempung
1.8 10.71 0.44 4.11
2 10.71 0.44 4.11
2.2 10.71 0.44 4.11
2.4 10.71 0.44 4.11
2.6 10.71 0.44 4.11
2.8 10.71 0.44 4.11
3 37.49 0.44 1.17
Lanau Berpasir
3.2 37.49 0.44 1.17
3.4 74.97 0.44 0.59
3.6 74.97 0.44 0.59 Pasir Berlumpur
3.8 74.97 0.44 0.59
4 34.27 0.26 0.77
4.2 34.27 0.26 0.77
4.4 34.27 0.26 0.77
4.6 34.27 0.26 0.77
4.8 23.56 0.26 1.12
5 23.56 0.26 1.12
5.2 23.56 0.26 1.12
5.4 23.56 0.26 1.12 Lanau Berpasir
5.6 23.56 0.26 1.12
5.8 23.56 0.26 1.12
6 23.56 0.26 1.12
6.2 23.56 0.26 1.12
6.4 23.56 0.26 1.12
6.6 32.13 0.44 1.37
6.8 32.13 0.44 1.37
7 58.91 0.44 0.75
7.2 58.91 0.44 0.75
7.4 58.91 0.44 0.75
7.6 80.33 0.44 0.55
7.8 80.33 0.44 0.55
8 101.75 0.44 0.43 Pasir Berlumpur
8.2 101.75 0.44 0.43
8.4 123.17 0.44 0.36
8.6 123.17 0.44 0.36
8.8 176.72 0.44 0.25
9 176.72 3.96 2.24
9.2 219.56 0.44 0.2
9.4 230.27 0.44 0.19
Pasir Kerikil
9.6 246.33 0.44 0.18
9.8 262.4 0.44 0.17

Tabel 8. Data Sondir Titik 8

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

Kedalaman qc fs fr
Jenis Tanah
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (%)
0 0 0 0 -
0.2 5.36 0.5 10
Tanah Organik
0.4 6.43 0.6 10
0.6 8.57 0.8 10 Lempung

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU


LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH KELOMPOK 4

0.8 8.57 0.8 10


1 10.71 1 10
1.2 12.85 1.2 10
1.4 26.78 0.5 2
1.6 26.78 0.7 2.8
1.8 26.78 0.7 2.8 Lempung Berlanau
2 31.06 1.1 3.79
2.2 31.06 1.1 3.79
2.4 26.78 1 4 Lempung
2.6 29.99 0.8 2.86
2.8 29.99 0.8 2.86
3 32.13 0.9 3
3.2 34.27 0.9 2.81
3.4 28.92 0.7 2.59
3.6 28.92 0.7 2.59
3.8 32.13 0.9 3
4 31.06 0.9 3.1
4.2 32.13 1 3.33
Lempung Berlanau
4.4 27.85 0.9 3.46
4.6 25.7 0.6 2.5
4.8 29.99 0.8 2.86
5 24.63 0.6 2.61
5.2 26.78 0.6 2.4
5.4 20.35 0.5 2.63
5.6 20.35 0.5 2.63
5.8 20.35 0.4 2.11
6 19.28 0.4 2.22
6.2 17.14 0.6 3.75
6.4 17.14 0.6 3.75
6.6 16.07 0.6 4
6.8 13.92 0.5 3.85 Lempung
7 16.07 0.6 4
7.2 14.99 0.4 2.86
7.4 21.42 0.8 4
7.6 24.63 0.7 3.04
7.8 28.92 0.9 3.33
Lempung Berlanau
8 26.78 0.8 3.2
8.2 29.99 0.9 3.21
8.4 16.07 0.5 3.33
8.6 19.28 0.6 3.33 Lempung
8.8 17.14 0.6 3.75
9 25.7 0.4 1.67 Lanau Berpasir
9.2 21.42 0.7 3.5
9.4 31.06 0.7 2.41
9.6 33.2 0.9 2.9
9.8 36.41 0.9 2.65 Lempung Berlanau
10 28.92 0.8 2.96
10.2 32.13 1 3.33
10.4 38.56 0.8 2.22
10.6 69.62 1.5 2.31
Lanau Berpasir
10.8 64.26 1.3 2.17

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU

Anda mungkin juga menyukai