BAB I
PENDAHULUAN
3.1 Latar Belakang
Setiap bangunan sipil khususnya pada perancangan fondasi, terlebih dahulu
harus kita ketahui dari sifat tanahnya, baik tanah sebagai bahan yang berdiri
sendiri maupun sebagai bagian dari berat bumi (Hardiyatmo, H.C, 2010).
Penyelidikan tanah merupakan suatu upaya memperoleh informasi bawah tanah
berupa data, baik untuk perencanaan maupun pelaksanaan. Batasan penyelidikan
tanah tergantung dari beberapa faktor antara lain jenis tanah pendukung, variasi
lapisan tanah, kondisi air tanah, jenis proyek, dan informasi lain yang tersedia.
Fondasi merupakan bagian bangunan yang berfungsi menyalurkan beban
langsung ke dalam lapisan tanah. Jika kondisi tanah di bawah struktur cukup kuat
dan mampu mendukung beban yang ada, berarti fondasi yang setempat dapat
digunakan. Akan tetapi jika kondisi tanahnya lunak, maka digunakan fondasi
tiang atau pier. Untuk mengetahui kondisi lapisan tanah di bawah struktur
tersebut, maka diperlukan penyelidikan geoteknik. Penyelidikan geoteknik
merupakan tahap awal dalam pekerjaan pembangunan gedung, jalan, jembatan,
bendungan, dan bangunan sipil lainnya. Ada banyak metode penyelidikan yang
digunakan, namun umumnya digunakan metode Cone Penetration Test (CPT)
atau sondir. Hasil penyelidikan dengan metode CPT akan memberikan
gambaran/statigrafi lapisan tanah.
Parameter tanah pada lokasi tempat direncanakannya pembangunan gedung 2
lantai pada daerah Padang Harapan, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu
dapat dilihat berdasarkan hasil dari investigasi lapangan berupa Cone Penetration
Test (Uji Sondir) sehingga didapatkan nilai konus (qc) dan Friction Ratio (rasio
gesekan). Kondisi yang disajikan dalam hasil investigasi tersebut dijadikan
sebagai tolak ukur bagi kami untuk merencanakan serta mendesain rancangan
fondasi yang akan digunakan yakni menggunakan fondasi dangkal dalam
menopang beban struktur bangunan gedung 2 lantai dan menyalurkan beban ke
tanah.
3.2 Tujuan
Tujuan penyelidikan tanah antara lain, sebagai berikut.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Lokasi
Peta lokasi proyek pembangunan bangunan kantor 2 lantai di Padang
Harapan, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu dapat dilihat pada Gambar
2.1.
pengujian sondir ringan dimana alat sondir ringan (qc ≈ 250 kg/cm2) biasanya
untuk kedalaman maksimal 30 m.
Gambar 2.2 (a) Cone Penetration Test (b) Ujung konus (c) Pipa sondir
Prosedur pelaksanaan pengujian Cone Penetration Test (CPT) atau engujian
sondir dapat dilihat pada langkah-langkah dibawah ini:
Sumber:Dokumentasi pribadi.
Gambar 2.4 Pemasangan generator hydraulic
Sumber:Dokumentasi pribadi.
Gambar 2.5 Pemasukkan konus dan pipa sondir sedalam 20 cm
Sumber:Dokumentasi pribadi.
Gambar 2.6 Pembacaan nilai konus dan nilai total
Sumber:Schmertmann, 1978
Gambar 2.7 Grafik Schmertmann
Dimana :
qa = Kapasitas dukung ijin pondasi
qc = Tahanan konus dari sondir
( )
q c B+0.3 2
q a= ∙ (2)
50 B
Dimana :
qa = Kapasitas dukung ijin pondasi (kg/cm2)
qc = Tahanan konus dari sondir (kg/cm2)
B = Lebar pondasi (cm)
BAB III
HASIL PENYELIDIKAN
Gambar 3.1 Denah Titik Lokasi CPT (Cone Penetration Test) atau Sondir
0 10 20 30 0 1 2 3 0 5 10 15
0 0 0
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
6 6 6
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
7 7 7
8 8 8
9 9 9
q c ( k g /c m 2 ) f s ( k g /c m 2 ) f r (%)
0 20 40 60 0 1 2 3 0 5 10 15
0 0 0
lempung
lempung berlanau
1 1 1 lempung
lempung berlanau
2 2 2 lempung
lanau berlempung
lempung
3 3 3 lempung berlanau
4 4 4
5 5 5 lempung
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
6 6 6
7 7 7
8 8 8 lempung berlanau
lanau berlempung
9 9 9 lempung
q c ( k g /c m 2 ) f s ( k g /c m 2 ) f r (%)
0 20 40 0 1 2 3 0 5 10 15
0 0 0
lempung
1 1 1
lanau berlempung
2 2 2 lempung
pasir berlanau
lanau berlempung
lanau berpasir
lempung berlanau
3 3 3 lempung
lanau berlempung
lempung
lempung berlanau
4 4 4
lempung
5 5 5
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
lanau berlempung
6 6 6
7 7 7 lempung
8 8 8 lanau berlempung
lempung berlanau
lempung
9 9 9 lempung berlanau
lanau berpasir
lempung
q c ( k g /c m 2 ) f s ( k g /c m 2 ) f r (%) lempung berlanau
0 20 40 60 0 1 2 3 0 5 10 15
0 0 0
lempung
1 1 1 lempung berlanau
lempung
2 2 2 lanau berpasir
lempung berlanau
lempung
3 3 3
lanau berlempung
4 4 4
5 5 5
lempung
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
6 6 6
7 7 7
lempung berlanau
8 8 8 lempung
lempung berlanau
lempung
lempung berlanau
9 9 9
lempung
q c ( k g /c m 2 ) f s ( kg /c m 2 ) f r ( %) lanau
0 20 40 60 0 2 4 0 5 10 15
0 0 0
lempung
lempung berlanau
1 1 1
lempung
2 2 2 lanau berpasir
lempung berlanau
lempung
3 3 3 lanau berlempung
4 4 4
5 5 5
lempung
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
6 6 6
7 7 7
lempung berlanau
lempung
8 8 8 lempung berlanau
lempung
lempung berlanau
9 9 9
lempung
q c ( k g /c m 2 ) f s ( k g /c m 2 ) f r (%)
0 10 20 30 0 1 2 0 5 10 15
0 0 0
tanah organik
lempung
1 1 1
2 2 2
lempung berlanau
3 3 3
lanau berpasir
4 4 4
pasir berlumpur
lanau berpasir
5 5 5 lempung
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
lempung berlanau
6 6 6 lanau berpasir
pasir berlumpur
7 7 7
lanau berpasir
8 8 8
pasir berlumpur
9 9 9 pasir kerikil
q c ( k g /c m 2 ) f s ( k g /c m 2 ) f r (%)
0 10 20 30 0 2 4 6 0 5 10 15
0 0 0
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
6 6 6
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
7 7 7
8 8 8
9 9 9
10 10 10
q c ( k g /c m 2 ) f s ( k g /c m 2 ) f r (%)
0 50 10 0 1 2
0 0
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
7 7
8 8
9 9
10 10
1 1
q c ( k g /c m 2 ) f s ( k g /c m 2 )
BAB IV
ANALISIS DAYA DUKUNG FONDASI
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil analisis daya dukung pondasi dangkal pada
pembangunan Kantor 2 lantai di Padang Harapan, Kecamatan Gading
Cempaka, Kota Bengkulu dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Besar nilai qa tergantung pada nilai qc di setiap kedalaman. Semakin besar
dimensi pondasi pada kedalaman yang sama, maka akan semakin kecil nilai
kapasitas dukung izin pondasinya. Hal tersebut dapat terjadi karena semakin
besar dimensi pondasi, maka semakin besar pula beban yang ditumpu oleh
tanah sehingga menyebabkan berkurangnya nilai kapasitas dukung izinnya.
2. Dalam pemilihan dimensi dan kedalam rencana pondasi pada setiap data
sondir yang diperoleh maka dapat digunakan pondasi dengan dimensi dan
kedalaman yang dirasa paling ekonomis dan masih memberikan daya dukung
ijin para rentang petengahan.
LAMPIRAN
Tabel 1. Data Sondir Titik 1
Kedalaman qc fs fr
Jenis Tanah
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (%)
0.00 0 0 0 -
0.20 5 0.2 3.9 Lempung
0.40 20 1.4 6.8
Lanau berpasir
0.60 25 0.2 0.8
0.80 10 0.6 6.5
1.00 10 0.5 4.7 Lempung
1.20 11 0.6 6.0
1.40 10 1.0 10.1 lanau berlempung
1.60 15 0.4 2.6 lempung
1.80 25 1.8 7.3
lanau berpasir
2.00 32 0.7 2.4
2.20 18 0.3 1.8 lanau berlempung
2.40 23 0.6 2.9 lanau berpasir
2.60 50 0.7 1.5
2.80 20 1.8 9.2
lempung
3.00 25 2.1 8.4
3.20 18 1.1 6.3
3.40 16 1.2 7.6 lempung berlanau
3.60 15 0.6 4.6
lempung
3.80 10 0.7 7.7
4.00 10 0.6 6.9 lempung berlanau
4.20 16 0.6 4.3
4.40 10 0.5 6.0
4.60 7 0.7 11.1
4.80 5 0.3 6.8
5.00 5 0.3 6.8
5.20 5 0.4 8.6
5.40 8 0.4 5.5
5.60 10 0.6 7.1
5.80 12 0.6 5.9
lempung
6.00 12 0.5 5.2
6.20 9 0.5 6.0
6.40 5 0.4 8.9
6.60 6 0.3 6.0
6.80 7 0.5 9.0
7.00 7 0.5 7.8
7.20 9 0.5 7.1
7.40 11 0.8 8.2
7.60 8 0.6 9.1
7.80 10 1.0 10.9 lanau berlempung
8.00 24 0.6 3.1
lempung
8.20 5 0.4 9.3
8.40 7 0.7 11.7 lanau berpasir
8.60 28 0.4 1.7 Lanau berlempung
8.80 16 0.5 4.1 lempung berlanau
9.00 45 2.3 5.3 Lanau berlempung
Kedalaman qc fs fr
Jenis Tanah
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (%)
0 0 0 0 -
0.2 5.36 0.5 10
Tanah Organik
0.4 6.43 0.6 10
0.6 8.57 0.8 10 Lempung