Anda di halaman 1dari 61

LK 0.

1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri


Nama : Hafidah
LPTK : Universitas Halu Oleo
Modul 1 : Profesional
Modul 1 : Tata Bahasa (Profesional)
Judul Modul TATA BAHASA
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Ejaan dan Tanda Baca
2. Kata dan Proses Pembentukannya
3. Kalimat dan Proses Pembentukannya
4. Kalimat Efektif

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang KB 1 Ejaan dan Tanda Baca
dipelajari Dalam setiap bahasa ragam tulis, setiap bahasa
memiliki aturan ejaan. Aturan dalam ejaan terkait
dengan kaidah cara menggambarkan bunyi, seperti
kalimat, frasa dan sebagainya dalam bentuk tulisan
serta penggunaan tanda baca. Sejak tahun 1972, ejaan
yang digunakan adalah Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD).

1. Penggunaan Ejaan
a. Huruf Kapital
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada
awal kalimat, nama Tuhan, agama, kitab suci, nama
orang, nama gelar kehormatan yang diikuti nama
orang, nama depan bin atau binti, nama jabatan,
instansi, atau nama tempat, singkatan nama orang,
huruf pertama nama orang, bangsa, suku bangsa,
bahasa, nama tahun, bulan, hari, nama peristiwa
sejarah, nama negara, lambang resmi, lembaga
ketatanegaraan, badan, nama dokumen resmi, nama
judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah,
singkatan nama gelar, pangkat, sapaan, huruf
pertama petikan langsung, kata penunjuk hubungan
kekerabatan, dan kata Anda dalam sapaan.
b. Huruf Miring
Penggunaan huruf miring dalam Ejaan Yang
Disempurnakan dalam ketikan menggunakan jenis
huruf italic. Jika ditulis dengan tulisan tangan,
huruf atau kata yang akan dicetak miring
digarisbawahi.
c. Huruf Cetak Tebal
Penggunaan huruf cetak tebal digunakan untuk
menegaskan bagian seperti judul buku, bab, sub
bab, daftar isi, daftar tabel, daftar pustaka, indeks
maupun lampiran. Huruf cetak tebal digunakan
juga untuk menuliskan tema dan subtema serta
untuk menuliskan lambang bilangan yang
menyatakan polisemi dalam kamus.
2. Penggunaan Tanda Baca
Penggunaan tanda baca meliputi penggunaan tanda
titik (.), penggunaan tanda koma (,), penggunaan tanda
titik koma (;), penggunaan titik dua (:), penggunaan
tanda hubung (-), penggunaan tanda tanya (?),
penggunaan tanda seru (!), penggunaan tanda petik
tunggal (‘...’), penggunaan tanda petik dua (‘’…’’),
penggunaan tanda kurung ( (… ) ), penggunaan tanda
garis miring (/).

KB 2 Kata dan Proses Pembentukannya


A. Kata
a. Kata merupakan satuan bahasa terkecil yang dapat
berdiri sendiri dengan makna yang bebas. Kata
terdiri dari kata dasar dan kata berimbuhan.
b. Kata Dasar merupakan jenis kata yang dapat berdiri
sendiri dan tersusun atas morfen atau gabungan
morfem.
c. Kata Berimbuhan adalah kata dasar yang telah
diberi imbuhan baik itu awalan, sisipan, akhiran,
maupun awalan-akhiran.
B. Pembentukan Kata Berimbuhan/ Turunan
1. Afiksasi
Salah satu bidang kajian bahasa adalah morfologi
yaitu pembentukan kata. Harimurti (2007:28)
mengemukakan afiksasi merupakan proses yang
mengubah leksem menjadi kata kompleks.
a. Prefiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada
bagian awal bentuk kata dasar. Prefiks sering
disebut pula awalan. Prefiks atau awalan antara
lain: {meN-}, {ber-}, {ter-}, {pe-}, {per-},
{di-}, dan {se-}.
b. Infiks yaitu sisipan yang ditambahkan pada
bagian tengah bentuk kata dasar. Infiks antara
lain: {-el-}, {-er-}, {-em-}, dan {-in-}.
c. Sufiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada
akhir bentuk kata dasar.Sufiks sering disebut
pula akhiran. Contoh sufiks antara lain: {-an}, {-
kan}, dan {-i}.
d. Konfiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada
awal dan akhir bentuk kata dasar. Contoh
konfiks antara lain: {ke-an}, {peN-an}, {peran},
{ber-an}.
2. Reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan
mengulang satuan bahasa baik secara keseluruhan
maupun sebagian. Reduplikasi adalah proses
pembentukan kata kompleks dengan cara
pengulangan bentuk kata.
a. Kata ulang utuh/dwilingga adalah pengulangan
seluruh bentuk dasar.
b. Kata ulang sebagian: membaca-baca,
tulismenulis, membuka-buka, dan lain-lain.
c. Kata ulang berimbuhan: buah-buahan, rumah-
rumahan, kebaratbaratan dll.
d. Kata ulang berubah bunyi/ dwilingga salin
suara: bolak-balik, sayurmayur,mondarmandir,
dll.
e. Kata ulang dwipurwa adalah pengulangan
sebagian atau seluruh suku awal sebuah kata.
f. Kata ulang fonologis adalah pengulangan unsur
fonologis, seperti fonem, suku kata, atau
bagian kata yang tidak ditandai oleh perubahan
makna.
g. Kata ulang idiomatis adalah reduplikasi yang
maknanya tidak dapat dijabarkan dari bentuk
yang diulang.
h. Kata ulang morfologis adalah pengulangan
morfem yang menghasilkan kata.
i. Kata ulang sintaksis adalah pengulangan
morfem karena tuntutan kaidah sintaksis, seperti
pembentukan keterangan.
3. Pemajemukan adalah penggabungan dua kata atau lebih
dalam membentuk kata. Penggabungan dua morfem
bebas atau lebih membentuk kata kompleks
(katamajemuk). Ciri-ciri kata mejemuk yaitu sebagai
berikut.
a. Memiliki makna dan fungsi baru yang tidak persis
sama dengan fungsi masing-masing unsurnya.
b. Unsur-unsurnya tidak dapat dipisahkan baik secara
morfologis maupun secara sintaksis.

C. Kategorisasi Kata

Kosakata adalah kumpulan beragam kata dalam bahasa


Indonesia. Berdasarkan deskripsi sintaksis, kata
dikategorisasi menjadi sembilan, yaitu:

1. Kategori verba
Kata verba merupakan kata yang menyatakan makna
perbuatan, pekerjaan,tindakan, proses atau keadaan.
a. Verba asal adalah verba yang dapat berdiri sendiri
tanpa afiks. Verba ini dapat dipakai dalam klausa
atau kalimat, baik bahasa formal maupun
nonformal.
b. Verba turunan adalah verba yang dibentuk melalui
transposisi,pengafiksasian, reduplikasi
(pengulangan), atau pemajemukan (pemaduan).

2. Kategori Nomina
Kata nomina sering disebut kata benda.
a. Nomina dasar terdiri dari satu morfem
b. Nomina turunan dapat terbentuk melalui afiksasi,
perulangan, atau pemajemukan.

3. Kategori Adjektiva
Adjektiva adalah kata yang berfungsi
memberikan keterangan khusus untuk nomina
dalam kalimat. (Alwi, dkk 2010: 177)
a. Adjektiva predikatif adalah adjektiva yang
dapat menempati posisi predikat dalam klausa,
misalnya mahal.
b. Adjektiva atribut yaitu adjektiva yang
mendampingi nomina dalam frase nominal.
4. Kategori Adverbia
Adverbia atau kata keterangan merupakan kata yang
menjelaskan verba, adjektiva, atau adverbia lain.
a. Adverbia kualitatif yaitu menggambarkan makna
yang berhubungan dengan tingkat, derajat, atau
mutu.
b. Adverbia kuantitatif yaitu menggambarkan makna
yang berhubungan dengan jumlah.
c. Adverbia limitatif yaitu kata keterangan yang
maknanya berhubungan dengan pembatasan.
d. Adverbia frekuentatif yaitu kata yang maknanya
berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya
sesuatu.
e. Adverbia waktu yaitu kata yang maknanya
berhubungan dengan waktu terjadinya peristiwa.
f. Adverbia cara yaitu kata keterangan yang maknanya
berhubungan dengan cara sesuatu peristiwa
berlangsung atau terjadi.
5. Kategori Preposisi merupakan kata penunjuk arah atau
tempat.
a. Preposisi dasar yang sebagai preposisi tidak dapat
mengalami proses morfologis.
b. Preposisi turunan terbagi atas gabungan preposisi
dan preposisi, kemudian gabungan preposisi dan
nonpreposisi

6. Kategori Konjungsi
Konjungsi merupakan kategori yang berfungsi untuk
meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotasis,
dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih
dalam konstruksi.
a. Konjungsi intrakalimat, yaitu konjungsi yang
menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata,
frase dengan frase, atau klausa dengan klausa.
b. Konjungsi ekstrakalimat terbagi atas konjungsi
intratekstual dan konjungsi ekstratektual.

7. Kategori pronomina
Pronomina merupakan kata yang dipakai untuk mengacu
pada nomina lain.
8. Kata tugas merupakan istilah bagi kelas kata yang yang
tidak termasuk kelas kata verba, nomina, adjektiva, dan
numeralia.
a. Interjeksi adalah kategori yang bertugas
mengungkap perasaan pembicara.
b. Artikula kategori yang mendampingi nomina
dasar.
c. Partikel adalah kata tugas yang tidak dapat
diterjemahkan secara pasti apa maksudnya.
d. Interogatif atau kata-kata tanya.

D. Kosakata baku dan tidak baku


1. Kata baku adalah kata yang digunakan sudah sesuai
dengan pedoman atau kaidah bahasa yang telah di
tentukan.
2. Kata tidak baku adalah kata yang digunakan tidak
sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa sudah
ditentukan.

KB 3 Kalimat dan Proses Pembentukannya


A. Fungtor Kalimat
Fungtor adalah kata (butir gramatika seperti
penanda jamak-es atau-s dalam bahasa Inggris)
yang tidak mempunyai arti sendiri dan biasanya
hanya mempunyai fungsi gramatikal dalam
sintaksis. Fungtor dalam bahasa Indonesia meliputi
unsur-unsur kalimat yaitu subjek, predikat, objek,
keterangan, dan pelengkap (S-P-O-KPel.).
1. Subjek merupakan unsur utama kalimat. Subjek
menentukan kejelasan makna kalimat.
2. Predikat berupa kata kerja. Seperti halnya
dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan
muncul secara eksplisit.
3. Objek berupa kata benda. Kehadiran objek
dalam kalimat bergantung pada jenis predikat
kalimat dan ciri khas objek itu sendiri. Predikat
kalimat yang berstatus transitif mempunyai
objek. Biasanya, predikat ini berupa kata kerja
berkonfiks me-kan, atau mei,
4. Keterangan berfungsi memperjelas atau
melengkapi informasi pesan-pesan kalimat.
Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak
jelas.

B. Frasa adalah gabungan dua atau lebih yang bersifat


nonpredikatif. Frasa sering disebut pula gabungan
kata yang mengisi salah satu fungsi kalimat.
C. Jenis-Jenis Frasa
1. Frasa endosentris memiliki distribusi unsurunsur
setara dalam kalimat.
2. eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai
distribusi yang sama dengan semua unsurnya.
3. Frase verba adalah frasa yang unsur pusatnya (UP)
berupa kata yang termasuk kategori verba
4. Frasa nomina, yaitu frasa yang unsur pusatnya
berupa kata yang termasuk kategori nomina.
5. Frasa ajektiva adalah satuan gramatik yang terdiri
atas dua kata atau lebih.
6. Frasa pronomina adalah dua kata atau lebih yang
intinya pronomina dan hanya menduduki satu
fungsi dalam kalimat.
7. Frase numeralia yaitu frasa yang unsur pusatnya
berupa kata yang termasuk kategori numeralia.
8. Frasa preposisi yaitu frasa yang ditandai preposisi
atau kata depan sebagai penanda dan diikuti kata
atau kelompok kata (bukan klausa) sebagai petanda.

9. Frasa konjungsi yaitu frasa yang ditandai adanya


konjungsi atau kata sambung sebagai penanda dan
diikuti klausa sebagai petanda.

D. Klausa merupakan satuan gramatikal berupa


kelompok kata yang sekurangkurangnya terdiri atas
subjek (S) dan predikat (P).

E. Jenis-Jenis Klausa
Berdasarkan kategori tertentu, klausa dapat dibagi
menjadi beberapa jenis. Penggolongan klausa
didasarkan pada:
1. Struktur intern
2. Ada tidaknya kata negatif
3. Kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi
P.

F. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang memuat


pikiran secara utuh.

G. Jenis-Jenis Kalimat
1. Kalimat perintah bertujuan meemberikan perintah
kepada orang lain untuk melakukan sesuatu.
2. Kalimat berita merupakan kalimat yang sekadar
memberikan informasi.
3. Kalimat tanya bertujuan memperoleh suatu
informasi atau reaksi (jawaban).
4. Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan
untuk mengungkapakan perasaan ‘yang kuat’ atau
ungkapan untuk peristiwa mendadak.

H. Penggolongan Kalimat
1. Berdasarkan Pengucapan
a. Kalimat langsung adalah kalimat yang secara
cermat menirukan ucapan orang.
b. Kalimat tak langsung adalah kalimat yang
menceritakan kembali ucapan atau perkataan
orang lain.
2. Berdasarkan Struktur Gramatikal (jumlah klausa)
a. Kalimat tunggal adalah kalimat yang
memiliki satu klausa dan terdiri atas satu
subjek serta satu predikat
b. Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih
kalimat tunggal yang saling berhubungan
baik kordinasi maupun subordinasi.
- Kalimat majemuk setara
(KMS)Kalimat ini terbentuk dari dua atau
lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap
kalimat sederajat.
c. Kalimat majemuk bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk setara terdiri atas satu
suku kalimat bebas dan satu suku kalimat
yang tidak bebas.
3. Berdasarkan Unsur Kalimat
a. Kalimat lengkap sekurang-
kurangnya terdiri dari satu subjek dan satu
predikat.
b. Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang
tidak sempurna karena hanya memiliki
subjek saja, atau predikat saja, atau objek
saja, atau keterangan saja.
4. Berdasarkan Susunan Subjek-Predikat
a. Kalimat inversi adalah kalimat yang
predikatnya mendahului subjeknya.
b. Kalimat versi adalah kalimat yang susunan
dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan
pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-PO-
K).

KB 4. Kalimat Efektif

A. kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki


kemampuan untuk menimbulkan gagasangagasan
pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa
yang ada dalam pikiran pembaca atau penulis.
B. Ciri-Ciri Kalimat Efektif
1. Memiliki unsur pokok, minimal tersusun atas
subjek dan predikat.
2. Menggunakan diksi yang tepat.
3. Menggunakan kesepadanan antara struktur
bahasa dan jalan pikiran yang logis secara
sistematis.
4. Menggunakan tata aturan ejaan yang berlaku.
5. Memperhatikan penggunaan kata yaitu
penghematan penggunaan kata.
6. Menggunakan variasi struktur kalimat.
7. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa.
C. Syarat-Syarat Kalimat Efektif
1. Sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
2. Sistematis
3. Tidak boros kata dan bertele-tele
4. Tidak ambigu
D. Prinsip-Prinsip Kalimat Efektif
1. Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran dan
struktur kalimat yang digunakan.
2. Keparalelan atau sering dikenal dengan
kesejajaran adalah kesamaan bentuk dan
struktur struktur yang digunakan dalam kalimat
efektif harus paralel,sama, atau sederajat.
3. Ketegasan adalah penekanan pada ide pokok
kalimat
4. Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
mempergunakan kata,frasa, atau bentuk lain
yang dianggap tidak perlu.
5. Kecermatan artinya kalimat yang dibuat tidak
menimbulkan tafsiran ganda (ambigu).
6. Kepaduan berkaitan dengan keselerasan
pernyataan dalam kalimat agar informasi yang
disampaikan tidak terpecah-pecah.
7. Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat
diterima oleh akal dan penulisannya sesuai
dengan ejaan yang berlaku.
2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Materi mentukan jenis frasa dan contohnya
di modul ini 2. Materi kata ulang fonologis, idiomatis, morfologis,
sintaksis
3. Materi menentukan kategori kata.
4. Materi prinsip-prinsip kalimat efektif
3 Daftar materi yang sering 1. Tanda baca
mengalami miskonsepsi 2. Memahami konjungsi intrakalimat
3. Membedakan frasa endosentris dengan frasa
eksosentris
4. Membedakan kalimat majemuk setara (KMS) dengan
kalimat majemuk bertingkat (KMB)
5. Prinsip-prinsip kalimat efektif
Modul 2 :
Semantik Dan Wacana ( Profesional)

Judul Modul SEMANTIK DAN WACANA


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Hubungan Bentuk dan Makna
2. Eufimisme
3. Wacana
4. Pragmatik

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang dipelajari KB 1 Hubungan Bentuk dan Makna
A. Jenis Makna
1. Ilmu semantik adalah salah satu cabang ilmu
bahasa yang mempelajari tentang makna yang
terkandung dalam bahasa.
2. Signifie merupakan tanda linguistik yang
mengacu pada konsep atau makna dari suatu
tanda bunyi.
3. Signifiantmerupakan tanda linguistik yang
mengacu pada bunyi-bunyi yang terbentuk dari
fonem-fonem dalam bahasa yang
bersangkutan.
4. Arbitrer berarti sesukanya/semaunya.
5. Leksem adalah satuan dari leksikon (kata).
6. Makna adalah konsep abstrak pengalaman
manusia tentang sesuatu, tetapi makna bukan
pengalaman setiap individu (Wijana dan
Rohmadi, 2008: 11). Makna digunakan sebagai
penghubung bahasa dengan dunia luar sesuai
dengan kesepakatan penutur bahasa sehingga
antarindividu dapat saling mengerti
(Djayasudarma, 2012: 7).
7. Makna leksikal dapat diartikan sebagai makna
yang bersifat leksikon, leksem, dan kata.
Makna leksikal adalah makna yang makna
sesungguhnya, sesuai dengan referennya,
sesuai dengan penglihatan pancaindra.
8. Makna gramatikal muncul karena adanya
proses gramatikal yaitu karena adanya
hubungan antarunsur bahasa dalam satuan
yang lebih besar, misalnya kata turunan, frasa,
atau klausa.
9. Makna referensial adalah makna yang
berkaitan langsung dengan sumber yang
menjadi acuan dengan makna yang telah
disepakati bersama.
10. Makna nonreferensial adalah makna yang
tidak memiliki acuan. Misalnya, kata dan, atau,
karena.
11. Makna denotatif adalah makna yang
sesungguhnya, makna dasar yang merujuk pada
makna yang lugas atau dasar dan sesuai dengan
kesepakatan masyarakat pemakai bahasa.
12. Makna konotasi merupakan seperangkat
gagasan atau perasaan yang mengelilingi
leksem (kata), berhubungan dengan nilai rasa
yang ditimbulkan oleh leksem tersebut seperti
rasa hormat, suka/senang, jengkel, benci, dan
sebagainya.
13. Makna literal merupakan makna harfiah atau
makna lugas. Dalam makna literal, makna
sebuah satuan bahasa belum mengalami
perpindahan makna pada referen yang lain.
14. Makna figuratif adalah makna yang
menyimpang dari referennya. Dalam makna
figuratif, makna satuan disimpangkan dari
referen yang sesunggunya.
15. Makna primer merupakan makna-makna yang
dapat diketahui tanpa bantuan konteks.
16. Makna sekunder adalah makna satuan
kebahasaan yang baru dapat didentifikasikan
dengan bantuan konteks.

B. Hubungan Bentuk dan Makna


1. Sinonim adalah bentuk bentuk bahasa yang
memiliki makna kurang lebih sama atau mirip,
atau sama dengan bentuk lain pada tataran kata,
frasa, klausa, atau kalimat.
2. Antonim merupakan hubungan di antara
katakata yang dianggap memiliki pertentangan
makna atau menunjukkan adanya hubungan dua
buah kata yang berlawan atau bersifat dua arah.
a. Antonim Mutlak adalah pertentangan
bentuk bahasa yang bersifat mutlak (cth.
hidup-mati)
b. Antonim Bergradasi adalah pertentangan
bentuk yang bersifat relatif (cth. besarkecil).
c. Antonim relasional adalah pertentangan
yang dilihat berdasarkan kesimetrian dalam
makna setiap pasangannya (cth. suamiistri).
d. Antonim Hierarkial terdapat dalam satuan
waktu, berat, panjang, jenjang kepangkatan,
dll.
e. Antonim Resiprokal adalah antonim yang
bersifat timbal balik/ saling bertentangan
namun secara fungsional
mempunyai hubungan yang erat
(cth. mengirim-
menerima).

3. Homonim adalah hubungan antara kata yang


ditulis dan atau dilafalkan dengan cara yang
sama dengan kata yang lain, tetapi maknanya
tidak saling berhubungan.
4. Polisemi adalah satuan bahasa yang memiliki
lebih dari satu.
5. Ambiguitas diartikan sebagai ‘makna ganda’,
mengacu pada sifat konstruksi penafsiran
makna yang lebih dari satu.
6. Redundansi adalah pemakaian unsur
segmental yang berlebihan.

KB 2 Eufimisme .
A. Perubahan Makna
1. Faktor Penyebab Perubahan Makna
a. Faktor Kebahasaan, berkaitan dengan
cabang linguistik, seperti fonologi,
morfologi, dan sintaksis. Misal: kata sahaya
menjadi saya.
b. Faktor Kesejarahan, berkaitan dengan
perkembangan kata. Misal: kata betina
(hewan) dan kata wanita (manusia).
c. Faktor Sosial, disebabkan karena
perkembangan makna kata dalam
penggunaannya di masyarakat. Misal: kata
gerombolan (dulu ‘orang yang berkumpul,
sekarang bermakna negatif, pemberontak).
d. Faktor Psikologis, disebabkan oleh penutur
itu sendiri. Misal: Kata anjing (dulu merujuk
pada hewan, sekarang digunakan dalam
makian).
e. Pengaruh Bahasa Asing, berkaitan dengan
kebutuhan penutur. Misal: kata akkord
menjadi akur.
f. Kebutuhan Kosakata Baru, disebabkan
karena penutur perlu menciptakan kata/
konsep baru yang dibutuhkan. Misal: kata
canggih digunakan untuk menyebut
perkembangan teknologi yang serba
modern, rumit, dan ruwet.
2. Jenis-Jenis perubahan Makna
a. Perluasan Makna yaitu makna sekarang
lebih lusa daripada makna terdahulu. Misal:
kata adik, berarti saudara kandung yang
lebih muda (makna lama) dan sapaan untuk
laki-laki/ perempuan yang lebih muda
(makna sekarang).
b. Penyempitan Makna yaitu kebalikan dari
perluasan makna; terjadi ketika sebuah kata
yang awalnya mempunyai makna luas
kemudian berubah menjadi sempit. Misal:
kata madrasah yang berarti sekolah (makna
lama) dan sekolah agama Islam (makna
baru).
c. Peninggian Makna (Ameliorasi) yaitu
berhubungan dengan nilai rasa yang lebih
baik atau sopan, sehingga menjadi lebih
halus, tinggi, hormat daripada kosakata lain.
Misal: kata mantan lebih halus daripada kata
bekas.
d. Penurunan Makna (Peyorasi) yaitu
perubahan kata yang mempunyai makna
lebih rendah, kasar, atau kurang sopan.
Misal: kata jongos bernilai rasa kasar/
kurang sopan, dapat digantikan kata asisten
rumah tangga.
e. Pertukaran Makna (Sintesia), disebabkan
karena pertukaran tanggapan indra
(pendengaran, pengecapan, dan penglihatan)
Misal: Ucapannya begitu pedas. Kata dingin
merujuk pada indra pengecapan.
f. Persamaan Makna (Asosiasi) yaitu makna
yang berupa perumpamaan karena
kesamaan sifat. Misal: Menu ayam geprek
mulai menjamur.
g. Metafora yaitu berkaitan dengan
pemakaian kata kiasan yang memiliki
kemiripan makna (perbandingan analogis
dua hal berbeda). Misal: Kecelakaan itu
terjadi di mulut jurang.

B. Eufimisme
1. Eufimisme bermakna berbicara dengan
menggunakan perkataan yang halus dan sopan
sehingga memberikan kesan yang baik.
2. Kosakata tabu adalah kosakata yang tidak
boleh diucapkan karena memiliki kekuatan
supranatural yang dapat menyebabkan bahaya.
3. Referen Eufimisme
Referen eufimisme antara masyarakat satu
dengan yang lain berbeda.
4. Manfaat Eufimisme
a. Menghaluskan Tuturan
b. Sarana Pendidikan
c. Alat Berdiplomasi
d. Merahasiakan Sesuatu.
e. Penolak Bahaya

C. Disfemisme
Disfemisme adalah tuturan yang kasar dan juga
menyakitkan mitra tutur.

KB 3 Wacana
A. Konsep Wacana
Wacana merupakan wujud penggunaan bahasa
dalam kegiatan berkomunikasi yang melibatkan
unsur segmental dan nonsegmental atau tidak hanya
menggunakan seperangkat alat linguistik, seperti:
fonem, morfem, kata, frasa, klausa, dan kalimat,
tetapi juga memperhatikan konteks tuturan.

B. Kohesi
Kohesi merupakan aspek formal dalam sebuah teks
dan digunakan sebagai penanda hubungan
antarkalimat dalam teks.
1. Kohesi leksikal dapat berupa kata/ frasa bebas
yang dapat mempertahankan hubungan kohesif
antarkalimat.
a. Repetisi (Pengulangan), digunakan untuk
menghubungkan antara topik kalimat yang
satu dengan yang lainnya.
- Pengulangan Penuh
- Pengulangan Bentuk Lain
- Penggulangan dengan Penggantian
(substitusi)
- Pengulangan dengan Hiponim
b. Kolokasi berkaitan dengan penggunaan dua
kata atau lebih secara bersama-sama untuk
membentuk kesatuan makna. Misalnya,
pasien akan berhubungan dengan dokter.
2. Kohesi Gramatikal merupakan hubungan
semantis antarunsur yang ditandai dengan
penggunaan alat-alat gramatikal.
a. Referensi yaitu berkaitan antara kata dan
benda yang mewakilinya.
- Referensi eksofora
- Referensi endofora
- Referensi anafora dan katafora
b. Substitusi adalah penggantian suatu unsur
bahasa dengan unsur yang lain; digunakan
unruk menghidari pengulangan bentuk yang
sama.
- Substitusi Nomina
- Substitusi Verba
- Substitusi Klausa
c. Konjungsi adalah salah satu alat yang
memiliki fungsi menghubungkan antara
gagasan satu dengan yang lain.
- Konjungsi Aditif
- Konjungsi Adversatif
- Konjungsi Kausal
- Konjungsi Temporal
d. Elipsis berhubungan dengan pelesapan yang
terdapat pada kalimat.
- Elipsis Nomina
- Elipsis Verbal
- Elipsis Klausal

C. Koherensi
Koherensi merupakan pertalian atau jalinan
antarkata, klausa, atau kalimat dalam sebuah teks.
KB 4 Pragmatik
A. Konsep Pragmatik
1. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang
mempelajari struktur bahasa secara eksternal,
yaitu bagaimana satuan bahasa itu digunakan
dalam komunikasi.
2. Konsep pragmatik adalah studi tentang makna
yang disampaikan oleh penutur atau penulis
dan ditafsirkan oleh mitra tutur atau pembaca
(Yule, 1996: 3).

B. Prinsip Kerja Sama


1. Maksim Kuantitas (The Maxim of Quantity)
merupakan sebuah kegiatan tuturan dimana
penutur diharapkan memberikan informasi
yang cukup dan seinformatif mungkin (berikan
informasi secukupnya dan jangan memberikan
informasi melebihi yang diperlukan).
2. Maksim Kualitas (The Maxim of Quality)
merupakan sebuah kegiatan tuturan dimana
penutur tidak mengatakan sesuatu yang
menurutnya salah atau keliru serta tidak
mengatakan sesuatu yang tidak ada buktinya.
3. Maksim Relevansi (The Maxim of
Relevance) merupakan sebuah kegiatan tuturan
dimana penutur diharapkan memberikan
informasi yang relevan dan mudah dimengerti
(tuturan yang satu dengan yang lainnya harus
ada keterkaitan satu sama lain).
4. Maksim Pelaksanaan/ Cara (The Maxim of
Manner) merupakan sebuah kegiatan tuturan
dimana penutur diharapkan menghindari
pernyataan-pernyataan yang samar,
menghindari ketaksaan, dan mengusahakan
agar pernyataan yang disampaikan ringkas,
teratur, tidak berpanjang lebar dan bertele-tele.

C. Prinsip Kesantunan
1. Maksim Kearifan (Tact Maxim) merupakan
sebuah kegiatan tuturan dimana penutur
diharapkan agar dapat meminimalkan kerugian
atau memberikan keuntungan kepada orang lain
sebesar mungkin.
2. Maksim Kedermawanan (Generocity
Maxim) merupakan sebuah kegiatan tuturan
dimana dalam penutur berkomunikasi, maksim
kedermawanan digunakan untuk menghormati
mitra tutur, salah satu cara untuk menghormati
orang lain adalah mengurangi keuntungan bagi
dirinya dan memaksimalkan keuntungan bagi
orang lain.
3. Maksim Pujian (Approbation Maxim)
merupakan sebuah kegiatan tuturan dimana
penutur memberikan pujian kepada mitra
tuturnya (mengatur agar penutur sedikit
memberikan kecaman pada orang lain dan
sering memuji orang lain).
4. Maksim Kerendahan Hati (Modesty Maxim)
merupakan sebuah kegiatan tuturan dimana
penuturharus bersikap rendah hati, yaitu
mengurangi pujian terhadap diri sendiri.
Prinsip maksim kerendahan hati adalah pujilah
diri sendiri sedikit mungkin, kecamlah diri
sendiri sebanyak mungkin.
5. Maksim Kesepakatan/ Kecocokan
(Agreement Maxim) merupakan sebuah
kegiatan tuturan dimana penuturharus berusaha
agar kesepakatan antara diri sendiri dan orang
lain sebanyak mungkin. Dengan kata lain,
peserta tutur harus meminimalkan
ketidaksepakatan antara diri sendiri dan orang
lain terjadi sekecil mungkin.
6. Maksim Simpati (Symphaty Maxim)
merupakan sebuah kegiatan tuturan dimana
penuturharus berusaha mengurangi antipati
antara diri sendiri dan orang lain dan
meningkatkan rasa simpati antara diri sendiri
dan orang lain
2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Hubungan bentuk dan makna
di modul ini 2. Perubahan makna
3. Referensi eksofora dan endofora
4. Perbedaan mendasar kohesi dan makna konjungsi
5. Konsep pragmatik

3 Daftar materi yang sering 1. Materi sinonim = persamaan kata ( setelah


mengalami miskonsepsi membaca modul, ternyata tidak hanya kata
yang sama saja, tetapi juga ada frasa, klausa,
dan kemiripan lainnya)
2. Polisemi
3. Materi ambiguitas dan redundansi
4. Kohesi dan koherensi
5. Peninggian makna
6. Penurunan makna
7. Pertukaran makna
8. Pengulangan bentuk lain
9. Pengulangan dengan penggantian
Modul 3 : Kesastraan ( Profesional)

Judul Modul Kesastraan


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Genre Puisi dalam Pembelajaran Sastra Kurikulum
2013
2. Genre Prosa dalam Pembelajaran Sastra Kurikulum
2013
3. Genre Drama dalam Pembelajaran Sastra Kurikulum
2013
4. Perangkat Pembelajaran Sastra Kurikulum 2013

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang KB 1 Genre Puisi dalam Pembelajaran Sastra
dipelajari Kurikulum 2013
A. Hakikat Puisi
1. Puisi merupakan karangan yang terikat oleh
banyak baris dalam bait, banyak kata dalam
tiap baris, banyak suku kata dalam tiap
baris, rima, dan irama. Akan tetapi, puisi-
puisi yang berkembang setelahnya tidak
semuanya bisa didefinisikan dengan
pendapat tersebut (Wirdjosoedarmo,
1984:51).
2. Puisi adalah sebentuk pengucapan bahasa
yang mempertimbangkan adanya aspek
bunyi-bunyi di dalamnya, yang
mengungkapkan pengalaman imajinatif,
emosional, dan intelektual penyair yang
ditimba dari kehidupan individual dan
sosialnya, yang diungkapkan dengan teknik
pilihan tertentu, sehingga puisi itu mampu
membangkitkan pengalaman tertentu pula
dalam diri pembaca atau
pendengarpendengarnya,(Sayuti, 2002:3).
3. Puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat
yang memiliki bentuk tertentu, biasanya
terdiri dari beberapa deret kalimat, ada yang
berdasarkan mantra, ada yang berdasarkan
panjang pendek suku kata, lemah tekanan
suara, atau hanya berdasarkan irama.
(Danandjaja (1991))

B. Ciri, Struktur, dan Isi Puisi Rakyat


1. Pantun merupakan salah satu warisan
nenek monyang .ciri-cirinya adalah setiap
baris terdiri dari 8-12 suku kata, setiap bait
terdiri dari 4 baris, dua baris pertama
sampiran, sedangkan 2 baris terakhir isi pantun,
rima akhir a-b-a-b.
2. Karmina merupakan pantun pendek yang hanya
terdiri dari 2 baris.
3. Gurindam merupakan puisi yang tersiri dari 2
baris yang kesemuanya merupakan isi dam
menunjukkan hubungan sebab akibat.
4. Syair merupakan puisi lama yang berasal dari
Arab dan berkembang dikalangan masyarakat
Melayu. Adapun ciri-ciri syair setiap bait terdiri
atas 4 baris, setiap baris terdiri dari 8-12 suku
kata, bersajak a-a-a-a dan tidak memiliki
sampiran.

C. Unsur Pembangun Puisi


1. Unsur Fisik Puisi
a. Rima (Persajakan) merupakan perulangan
bunyi yang sama dalam puisi.
- Sajak sempurna merupakan seluruh
suku akhir yang berima sama.
- Sajak paruh merupakan sebagian atau
separuh suku akhirnya berima sama.
- Sajak mutlak merupakan beberapa kata
yang sama persis bunyinya.
- Sajak awal (anafora) merupakan
ulangan pola bunyi di awal baris.
- Sajak tengah merupakan persamaan
bunyi yang terdapat di tengah baris di
anatara dua baris atau lebih (berupa kata
atau suku kata).
- Sajak dalam adalah persamaan bunyi
kata yang terdapat dalam satu baris.
- Sajak akhir adalah persamaan bunyi
yang terdapat di akhir baris.
- Sajak merata (terus) adalah
persajakan dengan pola a-a-a-a.
- Sajak berselang adalah persajakan
dengan pola a-b-a-b.
- Sajak berangkai adalah persajakan
dengan pola a-a-b-b.
- Sajak berpeluk adalah persajakan
dengan pola a-b-b-a.
- Bait adalah satu kesatuan dalam puisi
yang terdiri atas beberapa baris, seperti
pantun yang terdiri atas empat baris.
b. Diksi merupakan pemilihan kata yang
dilakukan oleh penyair untuk
emngekpresikan gagasan dan
perasaanperasaan.
c. Gaya bahasa adalah cara khas dalam
menyatakan pikiran dan perasaan dalam
bentuk tulis atau lisan.
- Simile yaitu membandingkan satu
hal dengan hal lain dengan kata-kata
pembanding (seperti, bagai, laksana,
bak). (Sayuti (2002))
- Metafora yaitu menyatakan sesuatu
sebagai hal yang sebanding dengan
hal lain yang sesungguhnya tidak
sama. (Sayuti (2002))
- Metonimi yaitu pemanfaatan ciri
atau sifat suatu hal yang erat
hubungannya. (Sayuti (2002))
- Sinekdok yaitu bahasa figuratif
yang menyebutkan suatu bagian
penting dari suatu benda atau hal itu
sendiri. (Sayuti (2002))
- Personifikasiyaitu mempersamakan
sesuatu benda dengan manusia.
(Sayuti (2002))
- Repetisi merupakan penekanan
yang melukiskan keadaan atau
peristiwa yang terjadi secara terus
menerus. (Sayuti (2002))
- Pertanyaan retoris merupakan
sarana retorik berbentuk pertanyaan
yang tanpa perlu dijawab karena
jawabannya sudah tersirat dalam
jalinan konteks yang tersedia atau
jawabannya diserahkan sepenuhnya
kepada pembaca atau pendengar.
(Sayuti (2002))
- Ironi merupakan bentuk
pengucapan kata-kata yang
bertentangan dengan maksud
sebenarnya dan biasanya
dimaksudkan untuk menyindir atau
mengejek. (Sayuti (2002))
d. Imaji (citraan) merupakan rangkaian
kata yang mampu menggugah
pengalaman keindraan (membentuk
gambaran angan-angan).
- Citraan visual yaitu citraan yang
berhubungan dengan indera
penglihatan.
- Citraan auditif yaitu citraan yang
berhubungan dengan indera
pendengaran.
- Citraan kinestetik/gerak yaitu
citraan yang berhubungan dengan
indera gerak.
- Citraan peraba yaitu citraan yang
berhubungan dengan indera peraba.
- Citraan penciuman yaitu citraan
yang berhubungan dengan indera
penciuman.
- Citraan pencecapan yaitu citraan yang
berhubungan dengan indera
pencecapan.
e. Perwajahan merupakan bagian dari wujud
visual puisi (terkait dengan pengaturan
bait dan baris dalam puisi).
2. Unsur batin puisi adalah unsur yang ada
dalam batin puisi, yaitu berupa tema,
perasaan, nada, dan amanat.
- Tema merupakan gagasan pokok yang
dikemukakan penyair.
(Waluyo (1995))
- Perasaan merupakan sikap penyair
terhadap pokok persoalan yang
ditampilkannya. (Waluyo (1995))
- Nada (suasana) adalah keadaan jiwa
pembaca (sikap pembaca) setelah
membaca puisi atau akibat psikologis
yang ditimbulkan puisi terhadap
pembaca. (Waluyo
(1995))
- Amanat yaitu pesan yang ingin
disampaikan penyair kepada pembaca.
(Waluyo (1995))
D. Menulis Puisi Dengan Memperhatikan Unsur
Pembangun
E. Mendemonstrasikan Puisi
1. Mendemonstrasikan puisi merupakan salah
satu cara mengapresiasi puisi menjadi sebuah
bacaan yang menarik.
2. Mengapresiasi puisi adalah melakukan
pengamatan, penilaian, dan penghargaan
terhadap puisi.
- Lafal adalah cara seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu
masyarakat bahasa mengucapkan
bunyi bahasa.
- Intonasi adalah ketepatan
penyajian tinggi rendahnya nada.
- Tempo adalah kecepatan, jeda, dan
durasi yang selalu terkait dengan
irama.
- Mimik adalah peniruan dengan
gerak-gerik anggota badan dan raut
muka.
- Gestur adalah gerak anggota
tubuh.
- Musikalisasi puisi adalah
pembacaan puisi yang dipadukan
dengan musik.
KB 2 Genre Prosa Fiksi dalam Kurikulum 2013
A. Hakikat Prosa Fiksi
Prosa fiksi (cerita rekaan/cerita khayalan) artinya
cerita yang tidak sungguh-sungguh terjadi atau
bersifat imajinatif. (Wellek dan Warren (2014))
B. Unsur-Unsur Prosa Fiksi
Fakta cerita merupakan fakta yang ada dalam
cerita, terdiri dari alur, tokoh, dan latar.
(Stanton)
Sarana cerita merupakan alat untuk bercerita,
terdiri dari sudut pandang, judul, dan bahasa.
(Stanton)
1. Alur cerita merupakan rangkaian peristiwa
yang disusun berdasar hubungan kausalitas
atau hubungan sebab akibat. (Syuti (2002))
- Alur cerita bagian awal
- Alur cerita bagian tengah
- Alur cerita bagian akhir
2. Tokoh merupakan penggerak cerita. Tokoh
bisa berupa manusia, binatang, mainan, hantu
dan sebagainya. (Syuti (2002))
3. Latar cerita merupakan unsur fiksi yang
mengacu pada tempat, waktu, dan kondisi
sosial cerita itu terjadi.
- Latar tempat - Latar waktu
- Latar sosial
C. Jenis-Jenis Fiksi dalam Kurikulum 2013
1. Fabel merupakan prosa fiksi yang
menggunakan tokoh binatang.
2. Legenda Setempat adalah cerita prosa
rakyat yang dianggap sebagai kejaidan yang
sungguh-sungguh terjadi. (Danandjaja
(1991))
3. Cerita Rakyat (Hikayat) adalah karya sastra
lama melayu berbentuk prosa yang berisi
cerita.
4. Anekdot merupakan cerita singkat yang
menarik karena lucu dan mengesankan,
biasanya mengenai orang penting atau
terkenal dan berdasarkan kejaian yang
sebenarnya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia
(kbbi.web.id))
5. Cerpen adalah cerita yang pendek,
panjangnya berkisar 1.000-1.500 kata.
(Sayuti (2000))
6. Novelet adalah cerpen yang panjang tetapi
lebih pendek dari novel, berkisar antara
5.000-45.000 kata. (Sayuti (2000))
7. Novel adalah cerpen yang panjang umumnya
berisi lebih dari 45.000 kata. (Sayuti (2000))
8. Antologi cerpen adalah sebuah buku yang
berisi kumpulan cerpen.
9. Cerita fantasi merupakan sebuah cerita yang
menghadirkan dunia khayal atau imajinatif
yang diciptakan oleh pengarang.
(Nurgiyantoro (2005))
10. Cerita sejarah merupakan cerita yang berisi
fakta sejarah. (Nurgiyantoro (1995))
D. Menulis Prosa Fiksi
1. Tahap pramenulis (pre-writing)
merupakan tahap dimana penulis
menentukan tujuan penulisan,
sasaran pembaca, ide atau gagasan
tulisan, dan kerangka tulisan. (Tompkins
(2004))
2. Tahap menulis draf (drafting) merupakan
tahap menulis ide-ide ke dalam bentuk
tulisan yang kasar. (Tompkins (2004))
3. Tahap merevisi (revising) merupakan tahap
memperbaiki ulang atau menambahkan ide-
ide baru terhadap karya. (Tompkins (2004))
4. Tahap menyunting (editing) merupakan
tahap memperbaiki karangan pada aspek
kebahasaan dan kesalahan mekanik yang
lain, misalnya penulisan huruf, ejaan,
struktur kalimat, tanda baca, istilah, dan kosa
kata. (Tompkins (2004))
5. Tahap publikasi (publishing) merupakan
tahap memublikasikan hasil tulisan kepada
pembaca agar lebih bermanfaat. (Tompkins
(2004))

KB 3 Genre Drama dalam Pembelajaran Sastra


Kurikulum 2013
A. Hakikat Drama
1. Drama merupakan salah satu genre sastra
dengan kekhasan pada unsur dialog.
(Suryaman (2010))
2. Naskah drama adalah semua teks yang
bersifat dialog dan isinya membentangkan
sebuah alur. (Luxembrug (1984))

B. Unsur Drama
1. Alur (plot/kerangka cerita) merupakan
jalinan cerita atau kerangka dari awal hingga
akhir yang merupakan jalinan konflik antara
dua tokoh yang berlawanan. (Waluyo
(2001))
- Tahap eksposisi disebut pula tahap
perkenalan. (Wiyanto (2002))
- Tahap konflik merupakan tahap mulai
munculnya insiden (kejadian).
(Wiyanto (2002))
- Tahap komplikasi merupakan tahap
mulai timbulnya konflik-konflik yang
semakin banyak dan rumit. (Wiyanto
(2002))
- Tahap krisis (klimaks) merupakan
tahap memuncaknya konflik (titik
pertikaian paling ujung yang dicapai
pemain protagonis dan pemain
antagonis. (Wiyanto (2002))
- Tahap resolusi merupakan
penyelesaian konflik (jalan keluar
penyelesaian konflik-konflik yang
terjadi sudah mulai tampak jelas).
(Wiyanto (2002))
- Tahap keputusan merupakan tahap
akhir dimana pada tahap ini semua
konflik berakhir dan sebentar lagi cerita
selesai. (Wiyanto (2002))
2. Tokoh adalah pelaku yang menggerakkan
alur drama. (Wiyanto (2002))
- Tokoh protagonis adalah tokoh yang
mendukung cerita. (Waluyo (2003))
- Tokoh antagonis adalah tokoh
penentang cerita. (Waluyo (2003))
- Tokoh tritagonis adalah tokoh
pembantu, baik untuk tokoh protagonis
maupun untuk tokoh antagonis. (Waluyo
(2003))
3. Latar adalah setting atau tempat kejadian
dalam cerita. (Waluyo (2001))
4. Tema adalah pikiran pokok yang mendasari
lakon drama, yang dikembangkan
sedemikian rupa sehingga menjadi cerita
yang menarik. (Wiyanto (2002))
5. Amanat merupakan pesan yang disampaikan
seorang pengarang kepada penontonnya
dalam pentas drama. (Waluyo (2003))
6. Ragam bahasa dialog adalah bahasa lisan
komunikatif dan bukan bahasa tulis.
(Waluyo (2003))
7. Lakuan merupakan gerak-gerik pemain di
atas pentas yang berkaitan dengan alur dan
watak tokoh.
8. Teks samping atau petunjuk teknis
(kramagung) adalah sebuat teks yang berfungsi
memberikan petunjuk teknis tentang tokoh,
waktu, suasana pentas, suara, musik, keluar
masuknya pemain, keras lemahnya dialog, warna
suara, perasaan yang mendasari dialog yang
membantu sutradara dan para pemain dalam
menafsirkan naskah biasanya ditulis dengan
tulisan yang berbeda dari dialog, seperti huruf
besar, huruf miring, dalam kurung dan kurung
tutup. (Waluyo (2003))
C. Jenis Drama
1. Drama tradisional (drama rakyat) adalah
drama yang lahir dan diciptakan masyarakat
tradisional yang digunakan untuk kegiatan
sosial dan keagamaan seperti menyambut
datangnya panen, menyambut tamu, sarana
ritual atau mengungkapkan rasa syukur
kepada Tuhan. (Siswanto (2008))
2. Drama modern adalah drama yang lahir
pada masyarakat industri. (Siswanto (2008))

D. Apresiasi Drama
Menginterpretasi drama merupakan
kegiatan menafsirkan makna drama yang
dibaca atau pementasan drama yang ditonton.

KB 4 Perangkat Pembelajaran Sastra dalam


Kurikulum 2013

A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


merupakan rancangan yang harus disusun oleh
seorang guru sebelum melaksanakan
pembelajaran.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
merupakan rumusan kemampuan yang
menunjukkan ketercapaian Kompetensi Dasar
KD
C. Tujuan pembelajaran merupakan rumusan yang
menunjukkan kecakapan yang harus dimiliki oleh
siswa.
D. Materi pembelajaran merupakan sesuatu yang
menjadi bahan yang perlu disajikan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang harus memuat
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator ketercapaian kompetensi.
1. Pengetahuan faktual merupakan pengetahuan
yang berisi elemen-elemen dasar yang harus
diketahui oleh para peserta didik jika mereka
akan dikenalkan dengan sesuatu.
2. Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan
yang meliputi skema-skema, model-model
mental, atau teori-teori eksplisit dan implisit
dalam model-model psikologi kognitif yang
berbeda.
3. Pengetahuan prosedural merupakan
pengetahuan mengenai bagaimana melakukan
sesuatu.
4. Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan
mengenai kesadaran secara umum tentang
kesadaran pribadi seseorang.
E. Media/alat pembelajaran merupakan sarana
bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran di
kelas. (Sumiharsono dan Hasanah (2018))
F. Langkah pembelajaran adalah tahapan dalam
pembelajaran yang disusun menyesuaikan
dengan KD, IPK, dan metode pembelajaran.
1. Metode pembelajaran adalah cara kerja
yang sistematis untuk memudahkan
pelaksanaan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
diinginkan atau ditentukan.
G. Lembar Kerja Pesreta Didik (LKPD) adalah
lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik.
1. Penilain pembelajaran adalah proses
pengumpulan informasi tentang hasil dan
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
yang meliputi penilaian proses dan
penilaian hasil belajar.

2 Daftar materi yang sulit dipahami di 1. Menentukan materi pembelajaran pada sastra yang
modul ini relevan
2. Menulis puisi (pemilihan diksi)
3. Menyusun perangkat pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi covid 19
3 Daftar materi yang sering 1. Metode pembelajaran yang diterapkan dalam
mengalami miskonsepsi pembelajaran sastra
2. Menentukan skor dan kriteria penilaian dalam
pembelajaran drama
3. Pada materi jenis drama antara drama tradisional dan
modern
4. Unsur pembangun puisi, terutama unsur fisik (imaji
dan gaya bahasa)
Modul 4 : Keterampilan Berbahasa Reseptif

Judul Modul KETERAMPILAN BERBAHASA RESEPTIF


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Dasar dan Prinsip Keterampilan Menyimak
2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Keterampilan
Menyimak
3. Dasar dan Prinsip Keterampilan Membaca
4. Pembelajaran Keterampilan Membaca di Sekolah

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang dipelajari KB 1 Dasar dan Prinsip Keterampilan Membaca
yang meliputi Prinsip Keterampilan
Menyimak
A. Dasar dan prinsip Keterampilan Menyimak 1.
Pengertian/Hakikat Menyimak
Menyimak (listening) adalah kegiatan
dilakukan dengan sengaja menangkap
rangsangan bunyi untuk memperoleh
sebuah informasi.
2. Proses Menyimak
a. Persepsi (Peerception)
b. Segmentasi (Parsing)
c. Pemanfaatan (Utilisation)
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Menyimak
a. Faktor Internal
b. Faktor Eksternal
4. Jenis-Jenis Menyimak
a. Menyimak diskriminatif merupakan
menyimak yang bertujuan untuk
membedakan rangsang bunyi atau
visual yang merupakan dasar dari
tujuan menyimak
b. Menyimak komprehensi merupakan
menyimak yang mendasari jenis
menyimak yang lain yaitu menyimak
terapeutik, menyimak kritis, dan
menyimak apresiatif.
d. Menyimak terapeutik merupakan
menyimak untuk menyediakan
kesempatan untuk berbicara melalui
sebuah pemasalahan.
e. Menyimak kritis merupakan
menyimak yang bertujuan untuk
mengevaluasi pesan
f. Menyimak apresiatif merupakan jenis
menyimak yang bertujuan untuk
memperoleh kesenangan melalui karya
atau pengalaman orang lain.
5. Strategi dan Teknik Menyimak
a. Strategi kognitif di dalam menyimak
merupakan strategi yang fokus pada
proses, interpretasi, penyimpanan dan
recall (pemanfaatan) ingatan dalam
menyimak.
b. Strategi metakognitif (metacognitive)
yaitu strategi yang berfungsi untuk
mengelola dan memfasilitasi proses
mental, serta mengatasi kesulitan
selama menyimak
c. Strategi sosial-afektif merupakan
strategi menyimak yang melibatkan
pihak lain dalam prosesnya.

KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Keterampilan


Menyimak
1. Pembelajaran Menyimak dalam
Kurikulum 2013
Pembelajaran menyimak merupakan salah
satu pembelajaran keterampilan berbahasa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia di
sekolah.
2. Strategi Pembelajaran Menyimak dalam
Kurikulum 2013 a. Perencanaan
- Pemetaan KD, Idikator, dan Tujuan
Tujuan adalah memetakan KD
(kompetensi dasar) berdasarkan
pembelajaran keterampilan
“menyimak/memirsa” dengan cara
mencermati beberapa kata kunci
yang menandai keterampilan
menyimak dalam konteks genre teks
tertentu.
- Persiapan Perangkat Pembelajaran
yang diperlukan
b. Implementasi
Inti implementasi adalah penerapan
semua strategi yang dipilih sesuai
dengan sintak metode pembelajaran
yang dipilih.
c. Evaluasi
3. Penilaian Keterampilan Menyimak
4. Implementasi Keterampilan Menyimak
dalam Pembelajaran

KB 3 Dasar dan Prinsip Keterampilan Membaca


A. Pengertian Membaca
Membaca merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang berperan penting bagi
kehidupan seseorang sebagai sarana
komunikasi serta informasi dalam
rangka pengembangan pengetahuan.

B. Tujuan Membaca
Tujuan membaca adalah untuk mencari
dan memperoleh informasi, mencakup isi
dan makna bacaan.(Tarigan (2015:9-11))

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Membaca
1. Teks adalah teks cetak atau teks elektronik
apa pun, sedangkan aktivitas adalah tujuan,
proses, dan konsekuensi yang berhubungan
dengan kegiatan membaca.
2. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pembaca
- Kompetensi kebahasaan
- Kemampuan mata
- Penentuan informasi fokus
- Teknik dan metode membaca
- Fleksibilitas membaca
- Kebiasaan membaca
3. Fleksibilitas membaca, yaitu kemampuan
untuk mengatur kecepatan membaca dan
memilih strategi yang sesuai agar informasi
yang diperlukan dapat diterima dengan baik.

D. Jenis-Jenis Membaca
1. Membaca nyaring sebagai suatu aktivitas
atau kegiatan yang merupakan alat bagi
pembaca atau pendengaruntuk menangkap
serta memahami informasi, pikiran, dan
perasaan penulis.( Tarigan)
2. Membaca dalam hati sesuai namanya adalah
kegiatan membaca yag dilakukan tanpa
bersuara.
- Membaca ekstensif berarti membaca
secara luas, yaitu membaca sebanyak
mungkin teks dalam waktu yang singkat.
- Membaca sekilas atau skimming
adalah jenis membaca yang membuat
mata kita bergerak cepat melihat,
memperhatikan bahan tertulis untuk
mencari serta mendapatkan informasi.
- Membaca intensif pada hakikatnya
adalah kegiatan membaca yang
bertujuan untuk memahami secara
mendalam isi atau informasi dalam
bacaan.

E. Berbagai Jenis Membaca dalam


Pembelajaran Keterampilan Membaca di
Sekolah
1. Membaca Cepat adalah kegiatan membaca
yang mengutamakan kecepatan dengan tanpa
mengabaikan pemahaman.
- Waktu baca ialah jumlah sekon (detik)
yang dipergunakan untuk membaca
seluruh bacaan tidak termasuk waktu
yang dipakai untuk membaca pertanyaan
(jika ada).
- Persentase pemahaman isi ialah
persentase jawaban benar atas
pertanyaan-pertanyaan yang tersedia.
2. Membaca pemahaman merupakan proses
pemerolehan makna secara aktif dengan
melibatkan pengetahuandan pengalaman yang
dimilikioleh pembaca dan dihubungkan denga
isi bacaan.(Somadyo)
- Elemen pembaca adalah semua
kapasitas, kemampuan, pengetahuan,
dan pengalaman yang digunakan
seseorang dalam kegiatan membaca.
3. Membaca Kritis
Kemampuan membaca kritis adalah
kemampuan pembaca mengolah bahan bacaan secara
kritis untuk menemukan keseluruhan makna bahan
bacaan baik makna tersurat maupun tersirat melalui
tahap mengenal, memahami, menganalisis,
mensintesis, dan menilai.

F. Metode dan Strategi Membaca


1. DRTA (Directed reading–thinking
activity) merupakan strategi pengajaran
yang dirancang untuk memberikan
pengalaman kepada anak dalam
memprediksi apa yang akan dikatakan
oleh penulis, membaca teks untuk
mengonfirmasi atau meninjau kembali
prediksi dan mengelaborasi respon.
2. Strategi K-W-L (Know, Want to know,
Learned)
3. Strategi 3H (Here, Hidden, In my
Head)
4. Strategi PQRS

KB 4 Pembelajaran Keterampilan Membaca di


Sekolah
1. Pembelajaran Keterampilan Membaca
dalam Kurikulum 2013
2. Penilaian Pembelajaran Keterampilan
Membaca
- Standar penilaian Pendidikan
merupakan kriteria mengenai lingkup,
tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme,
prosedur, dan instrument penilaian
hasil belajar peserta didik yang
digunakan sebagai dasar dalam
penilaian peserta didik pada
Pendidikan dasar dan menengah.
- Implementasi Keterampilan
Membaca dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Metode dan strategi membaca
di modul ini 2. Teknik menyimak
3. Penilaian keterampilan menyimak
4. Penjelasan tentang strategi metakognitif

3 Daftar materi yang sering 1. Menentukan metode dan strategi yang dapat
mengalami miskonsepsi digunakan dalam pembelajaran membaca di
sekolah.
2. Jenis-jenis membaca
3. Membedakan antara menyimak terapeutik, kritis
dan apresiatif
Modul 5 : Keterampilan Berbahasa Produktif

Judul Modul KETRAMPILAN BERBAHASA PRODUKTIF


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Keterampilan Berbicara
2. Pembelajaran Keterampilan Berbicara
3. Keterampilan Menulis
4. Pembelajaran Keterampilan Menulis

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang KB 1 Keterampilan Berbicara
dipelajari 1. Hakikat Keterampilan Berbicara
a. Berbicara merupakan kegiatan komunikasi lisan
yang mengikutsertakan sebagian besar dari anggota
tubuh kita
b. komunikasi lisan merupakan kegiatan individu
dalam usaha menyampaikan pesan secara lisan
kepada individu lain, sekelompok orang, yang
disebut audience atau majelis.

2. Faktor Penunjang Keterampilan Berbicara


a. Faktor Kebahasaan meliputi 1) ketepatan ucapan
(tata bunyi), 2) penempatan tekanan, nada, sendi
dan durasi yang sesuai, 3) pilihan kata (diksi), dan
4) kalimat efektif.
b. Faktor Non Kebahasaan meliputi 1) sikap yang
wajar, tenang, dan tidak kaku, 2) kontak mata atau
pandangan harus diarahkan kepada audien atau
khalyak pendengar, 3) gerak-gerik dan mimik yang
tepat, 4) kenyaringan suara, 5) kelancaran, dan 6)
relevansi atau penalaran.

3. Persiapan dan Strategi Keterampilan Berbicara


a. Menganalisis tujuan adalah sebagai proses
transfer pengetahuan secara akurat, menumbuhkan
minat, mendorong perubahan berperilaku dan
meransang imajinasi/kreativitas.
b. Menentukan kata kunci artinya pembicara
menentukan kata kunci secara detail dengan cara
menggarisbawahisetiap kata penting.
c. Pemahaman suasana teks artinya seperti riang,
sopan, serius, kagum, dan humor harus dimiliki
oleh seorang pembicara.
d. Penggunaan bahasa tubuh (gesture) artinya
berkaitan dengan nilai rasa, perasaan, pikiran, dan
pemaknaan sesuatu.
e. Pemilihan strategi berbicara meliputi 1) Impromptu
(spontan) artinya pembicara tidak ada persiapan untuk
bicara, 2) Hafalan artinya sebelum bicara pembicara
telah mempersiapkan naskah pidatonya, 3) Naskah
artinya ketika bicara pembicara membacakan
naskah/teks yang telah disusunnya, dan 4)
Ekstemporan (tanpa teks) artinya pembicara hanya
membawa catatan-catatan penting yang akan
disampaikan ketika di panggung.

4. Ragam keterampilan Berbicara


a. Berbicara Retorika yaitu kemampuan untuk
memilih dan menggunakan bahasa dalam situasi
tertentu secara efektif untuk mempersuasi orang lain
seseorang (Aristoteles). Jenis-jenis keterampilan
berbicara retorika sebagai berikut:
1) Berpidato adalah jenis berbicara yang bersifat
satu arah.
2) Ceramah adalah keterampilan berbicara satu
arah.
3) Bercerita adalah rangkaian peristiwa yang
disampaikan secara lisan, baik dari kejadian nyata
(nonfiksi) ataupun tidak nyata (fiksi).
4) Deklamasi berasal dari bahasa Inggris
“declamation” yang terbentuk dari kata kerja “to
declaim” yang berarti berbicara dengan penjiwaan
dan perasaanyang mendalam. Berdeklamasi
adalah berbicara yang memiliki sifat dan gaya
yang khas.

b. Berbicara dialektika adalah keterampilan


menuangkan hasil pikiran secara teratur, logis, dan
teliti yang diawali dengan tesis, antitesis, dan sintesis
melalui Bahasa lisan.

1) Diskusi berasal dari kata discussus (Latin) yang


berarti bertukar pendapat.
2) Seminar adalah jenis berbicara yang berlangsung
antara seorang pembicara dengan beberapa orang
penyimak.
3) Wawancara adalah suatu percakapan antara dua
atau lebih yang dilakukan oleh
pewawancara dan narasumber
4) Percakapan (talkshow) dilakukan dua orang
atau lebih oleh moderator kepada narasumber.
5) Debat adalah kegiatan berbicara dalam bentuk
dua arah.
KB 2 Pembelajaran Keterampilan Berbicara
1. Pembelajaran Keterampilan Berbicara
- Berbicara adalah keterampilan berbahasa yang
bersifat produktif berbentuk ucapan kata-kata dari
pendapat atau pikiran penuturnya.

2. Metode Pembelajaran Ketrampilan Berbicara


- Metode pembelajaran merupakan teknik
penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untuk
menyajikan materi pelajaran kepada murid di
dalam kelas baik secara individual atau secara
kelompok agar materi pelajaran dapat diserap,
dipahami dan dimanfaatkan oleh peserta didik
dengan baik. Ahmadi dan Prastya (2005:52).
Penerapan metode pembelajaran sebagai berikut:
a. Pendekatan Saintifik adalah suatu proses
pembelajaran yang dirancang supaya peserta
didik secara aktif mengkonstruksi konsep,
hukum, atau prinsip melalui kegiatan
mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan/merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengkomunikasikan (Hosnan, 2014)
b. Metode Two Stay Two Stray, memungkinkan
setiap kelompok untuk saling berbagi
informasi dengan kelompok-kelompok lain
(Huda (2014: 140).
c. Main peran atau role playing merupakan
suatu kegiatan berupa penampilan tingkah
laku, sifat, watak, dan perangai suatu peran
tertentu untuk menciptakan suatu imajinasi
yang dapat melukiskan peristiwa yang
sebenarnya. Soeparno (2008: 101)
d. Media Kartu Bergambar (Flash card)
Kartu merupakan sebuah media yang terbuat
dari kertas dengan ukuran tertentu yang
digunakan sebagai alat peraga untuk
keberhasilan proses pembelajaran di sekolah.
Flash card adalah kartu-kartu bergambar yang
dilengkapi kata-kata.

3. Evaluasi Pembelajaran Keterampilan Berbicara


dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu:
1) Penilaian merupakan suatu proses untuk
mengetahui apakah keluaran suatu program telah
sesuai dengan tujuan atau kriteria yang sudah
ditentukan.
2) Pengukuran adalah penilaian yang berupa
datadata kuantitatif.
3) Tes adalah cara untuk mendapatkan informasi
tentang peserta didik.

Enam aspek penilaian berbicara, yaitu:


1) Aspek pengertahuan adalah aspek untuk menilai
kemampuan siswa atau pelajar terhadap
penguasaan suatu materi yang diberikan.
2) Aspek penguasaan kata adalah untuk menilai
sejauh mana atau seberapa banyak kosakata yang
dikuasai oleh seorang siswa dalam berbicara.
3) Aspek kelancaran adalah apakah peserta didik
sudah sangat lancar, lancar, belum lancar, kurang
lancar dan tidak lancar dalam berbicara.
4) Aspek ketelitian adalah bagaimana penempatan
kata dan pemilihan kata digunakan saat berbicara.
5) Aspek intonasi adalah memberikan keindahan
tersendiri dalam berbicara.
6) Aspek gestur dan mimik adalah memberikan
daya tarik tersendiri dalam berbicara.

4. Implementasi Keterampilan Berbicara dalam


Pembelajaran
a. Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka
pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata
pelajaran
b. Kompetensi inti merupakan gambaran secara
kategorial mengenai kompetensi dalam aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang
sekolah, kelas dan mata pelajaran
c. Kompetensi dasar merupakan kemampuan
spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang terkait muatan atau mata
pelajaran,
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih

KB 3 Keterampilan Menulis
1. Konsep Dasar Menulis
- Menulis merupakan kemampuan seseorang
menuangkan ide, gagasan atau gambaran yang ada
di dalam pikiran manusia dalam bentuk karya tulis
yang dapat dibaca, dipahami dan dimengerti orang
lain.
2. Ragam dan Faktor-Faktor Pendukung Menulis Ragam
karya tulis dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Ragam fiksi (sastra), misalnya novel, cerpen, puisi,
cerita rakyat dsb.
2) Ragam nonfiksi berdasarkan strukturnya dibedakan
menjadi dua yaitu ragam ilmiah dan faktual.

- Ragam karya ilmiah merupakan karangan yang


ditulis dengan mengikuti kaidah-kaidah keilmiahan
baik dari segi isi, bahasa, dan semantiknya. Contoh
ragam karya ilmiah sebagai berikut:
1) Esai adalah tulisan yang membahas satu masalah
berdasarkan pemikiran sudut pandang penulisnya.
2) Makalah adalah karangan yang membahas suatu
masalah secara logis, sistematis, dan lengkap
3) Artikel adalah karya tulis hasil pemikiran atau
penelitian yang disajikan secara jelas, sistematis dan
sesuai dengan kaidah penulisan yang berlaku.
4) Proposal merupakan karya tulis yang berisi
rancangan kegiatan atau rancangan penelitian
sebelum kegiatan/penelitian dilaksanakan
5) Laporan merupakan suatu macam dokumen yang
menyampaikan informasi mengenai sebuah masalah
yang telah atau tengah diselidiki, dalam bentuk
fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan
tindakan yang akan diambil.

- Ragam karya tulis faktual merupakan sebuah proses


komunikasi atau pemberian ide, gagasan, dan pikiran
dalam bentuk bahasa tulis berdasarkan fakta-fakta.
Contoh karya tulis faktual sebagai berikut:
1) Teks deskripsi merupakan suatu bentuk karangan
yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai
(melihat, mendengar, meraba, mencium, dan
merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan
citra penulisnya.
2) Teks narasi atau naratif merupakan karangan yang
menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian
menurut urutan terjadinya atau kronologis dengan
maksud memberi makna kepada sebuah atau
rentetan kejadian sehingga pembaca dapat memetik
hikmah dari cerita itu.
3) Teks eksposisi merupakan karangan yang bertujuan
untuk mengklarifikasi, menjelaskan,
mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan dalam
rangka memberikan informasi kepada pembaca.
4) Teks eksplanasi merupakan karangan yang
menyajikan proses terjadinya atau terbentuknya suatu
fenomena alam atau sosial.
5) Teks prosedur merupakan karangan yang berisi
rangkaian kejadian atau peristiwa yang disajikan
secara runtut
Struktur bahasa dalam proses menulis sebagai berikut:
1) Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan penulis
membedakan secara tepat nuansa makna dengan
gagasan yang ingin disampaikan kepada pembaca.
Kata merupakan suatu unit dalam bahasa yang
memiliki stabilitas inter dan mobilitas posisional, yang
berarti ia memiliki komposisi tertentu (fonologi atau
morfologi) dan secara relatif memiliki distribusi yang
bebas, Keraf (2004:21)
2) Kalimat efektif merupakan satuan bahasa (kata-kata) untuk
menyampaikan pesan, gagasan, dan perasaan sesuai dengan
maksud penulis dan kaidah penulisan kalimat. Kalimat
efektif memenuhi enam syarat yaitu (a) Kesatuan kalimat
adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat, (b)
Kepaduan kalimat adalah hubungan timbal balik yang
tepat antarunsur pembentuk kalimat, (c) Kesejajaran atau
kepararelan adalah pemakaian bentuk gramatikal yang
sama untuk bagian-bagian kalimat tertentu atau terdapatnya
unsur-unsur yang sama derajatnya dengan pola kalimat yang
sama, (d) Ketepatan adalah kesesuaian pemakaian unsur-
unsur yang membangun suatu kalimat sehingga terbentuk
pengertian bulat dan pasti, (e) Kehematan, dan (f)
Kelogisan adalah penalaran atau alur berpikir yang masuk
akal.
3) Paragraf Efektif
- Paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang dirangkai
atau dihubungkan sehingga membentuk suatu gagasan
tertentu. Syarat sebuah paragraf, yaitu disetiap paragraf
harus memuat 1) Kalimat pokok adalah kalimat inti
yang memuat ide atau gagasan dari sebuah paragraf, dan
2) Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan
penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat
pokok suatu paragraf.
Pengembangan paragraf dapat dikaji dua hal yaitu:
1) Pengembangan gagasan secara
internal/deduktif adalah pengembangan
paragraf yang terjadi di dalam satu paragraf
dalam bentuk pengembangan gagasan dasar
ke dalam gagasan pengembang yang
dilanjutkan dengan pengembangan kalimat
topik ke dalam kalimat-kalimat pengembang.
2) Paragraf secara eksternal/induktif adalah
pembentukan paragraf dalam teks dikaitkan
dengan paragraf yang lain

3. Pendekatan Proses Menulis


- The appeal target audience yaitu menentukan
target pembaca
- A coherent structure yaitu struktur tulisan yang
koheren
- A smooth, detailed development yaitu ketuntasan
pengembangan masalah tulisan, dan
- An appropriate, well articulated style yaitu gaya
tulisan yang menarik.
Proses menulis melibatkan tiga fase yaitu:
1) Pramenulis adalah tahap persiapan untuk
menulis.
2) Kegiatan menulis adalah mengungkapkan
fakta-fakta, gagasan, sikap, pikiran, argumen,
perasaan dengan jelas dan efektif kepada
pembaca (Keraf, 63 2004:34)
3) Pascapenulisan merupakan tahap penghalusan
dan penyempurnaan tulisan kasar yang
dihasilkan. Kegiatan ini meliputi penyuntingan
dan merevisi. Penyuntingan adalah
pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik
karangan seperti ejaan, puntuasi, diksi,
pengkalimatan, pengalineaan, gaya bahasa, dan
konvensi penulisan lainnya, (Tompkins dan
Hosskisson (1995:57)).
4. Penggalian Ide
Cara- cara penulis memperoleh sumber ide:
1. Membaca di perpustakaan
Perpustakaan adalah sumber mencari ilmu.
Kevin Byron merangkum kiat untuk menemukan
ide yaitu SCAMPER, dengan:
1) substitusi (substitute)
2) kombinasi (combine)
3) adaptasi (adapt)
4) modifikasi (modify)
5) gunakan untuk hal lain (Put to other uses) 6)
menghilangkan (eliminate)
7) melakukan sebaliknya (reverse).
2. Akses internet
Internet adalah jaringan yang mudah dan praktis
untuk mencari ide.
3. Fenomena atau kejadian sehari-hari
4. Seminar dan workshop
5. Diskusi
6. Wawancara
7. Pengalaman pribadi

KB 4 Pembelajaran Keterampilan Menulis


1. Pembelajaran Keterampilan Menulis
Kurikulum 2013 berisi empat aspek Kompetensi
Inti (KI) yang meliputi KI 1 spritual, KI 2 sikap,
KI 3 pengetahuan, dan KI 4 keterampilan atau
unsur afektif.

2. Model Pembelajaran Menulis


a) Model pembelajaran adalah prosedur atau pola
sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang didalamnya
terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media
dan alat penilaian pembelajaran.
b) Model pembelajaran memiliki lima unsur dasar,
yaitu
(1) Syntax, yaitu langkah-langkah operasional
pembelajaran,
(2) social system, yakni suasana dan norma yang
berlaku dalam pembelajaran,
(3) principles of reaction yaitu menggambarkan
bagaimana seharusnya guru memandang,
memperlakukan, dan merespons siswa,
(4) support system yaitu segala sarana, bahan,
alat, atau lingkungan belajar yang
mendukung pembelajaran,
(5) instructional dan nurturant effects yaitu hasil
belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan
yang disasar
(instructional effects) dan hasil belajar di luar yang
disasar (nurturant effects) (Joyce & Weil, 1980).

c) Model pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 sebagai


berikut:
(1) Model Pembelajaran Saintifik
Pendekatan Saintifik adalah suatu proses
pembelajaran yang dirancang agar peserta didik
secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum, atau
prinsip melalui kegiatan mengamati, merumuskan
masalah, mengajukan/merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data, menganalisis data, menarik
kesimpulan, dan mengkomunikasikan (Hosnan,
2014).
(2) Model Pembelajaran Problem Based Learning
menggunakan pendekatan untuk memcahkan masalah
atau menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-
hari.
(3) Model Project Based learning merupakan model
pembelajaran yang diorientasikan untuk
mengembangkan kemampuan dan keterampilan
belajar siswa melalui serangkaian kegiatan
merencanakan, melaksanakan penelitian, dan
menghasilkan produk tertentu yang dibingkai dalam
suatu wadah bernama proyek pembelajaran.
(4) Model Pembelajaran Discovery
Learning/Inquiry didefinisikan sebagai
“bertanya tentang” atau “mencari informasi dengan
cara bertanya”, sedangkan dalam kamus American
Heritage. Discovery disebut sebagai “tindakan
menemukan”, atau “sesuatu yang ditemukan lewat
suatu tindakan”.
(5) Strategi Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) merupakan salah satu strategi
kooperatif yang dapat dipergunakan dalam
pembelajaran menulis dan seni berbahasa.
(6) Strategi Think Pair and Share (TPS) merupakan
sebuah kegiatan pembelajaran diskusi kelas yang
dapat memberi kesempatan peserta didik untuk
berpikir, menanggapi dan saling membantu
2 Daftar materi yang sulit 1. Metode pembelajaran keterampilan berbicara
dipahami di modul ini 2. Penerapan keterampilan berbicara dalam proses
pembelajaran
3. Cara penggalian ide dalam menulis
4. Penilaian keterampilan menulis dalam berbagai ragam
teks
5. Model-model pembelajaran bahasa

3 Daftar materi yang sering 1. Perbedaan antara pendekatan pembelajaran saintifik,


mengalami miskonsepsi inquiry dan discovery
2. Perbedaan antara artikel, jurnal, makalah, esai
3. Perbedaan teks eksposisi dan ekplanasi
4. Perbedaan model pembelajaran problem based learning
dan model project based learning
Modul 6 : Genre Teks dalam Bahasa Indonesia

Judul Modul Genre Teks dalam Bahasa Indonesia


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar Teks Berbasis Genre
2. Genre Teks Fiksi dalam Kurikulum 2013
3. Genre Teks Nonfiksi Kurikulum 2013
4. Penyusunan Perangkat Pembelajaran Teks Berbasis Genre

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang KB 1 Konsep Dasar Teks Berbasis Genre
dipelajari A. Hakikat Teks Berbasis Genre
- Berikut butir-butir tentang genre:
1) Genre adalah konsep pengorganisasian untuk
praktik budaya.
2) Setiap bidang genre merupakan perbandingan
dengan berbagai standar atau parameter.
3) Genre adalah tempat acara, fungsi, perilaku dan
struktur interaksi, bukan hanya dipandang sebagai
'teks'.
4) Kompetensi budaya mencakup pengetahuan
mengenai kesesuaian apapun jenis genre,
mengetahui baris dan variasi, serta mengetahui
bagaimana mengganti dari satu jenis teks ke jenis
teks yang lain.
- Pendekatan berbasis genre adalah pendekatan
yang menekankan pada hubungan antara jenis teks
dan konteksnya(Hyon Luu, 2011: 123).
- Genre dapat didefinisikan sebagai jenis teks yang
berfungsi sebagai pola rujukan sehingga suatu teks
dapat dibuat dengan efektif (Pardiyono, 2007: 2).
- Ada enam genre utama sesuai tujuan pokok
sosialnya (Hammond dan Derewianka (via Luu,
2011: 122)) yakni:

1) Narratives untuk menceritakan suatu peritiwa,


bertujuan untuk menghibur pembaca.
2) Recount bertujuan menceritakan suatu kejadian.
3) Informations reports bertujuan untuk
memberikan informasi faktual.
4) Instruction bertujuan untuk memaparkan apa
yang harus dilakukan.
5) Explamation bertujuan untuk menjelaskan
mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi
6) Exspository teks bertujuan untuk memaparkan
suatu berdasarkan sudut pandang pengarang.
- Prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Indonesia
berbasis teks sebagai berikut:
1) Bahasa hendaknya dipandang sebagai teks,
bukan semata-mata kumpulan kata-kata atau
kaidah-kaidah kebahasaan.
2) Penggunaan bahasa merupakan proses
pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk
mengungkapkan makna.
3) Bahasa bersifat fungsional yaitu penggunaan
bahasa tidak pernah dapat dilepaskan dari
konteks karena bentuk bahasa yang digunakan
itu mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi
penggunanya.
4) Bahasa merupakan sarana pembentukan
kemampuan berpikir manusia, dan cara berpikir
seperti itu direalisasikan melalui struktur
teks(Prawacana, Bahasa Indonesia Ekspresi Diri
dan Akademik, 2013).

B. Berbagai Jenis Teks Berbasis Genre dalam


Kurikulum
- Genre dengan tipe teksnya terbagi menjadi lima
kelompok yaitu:
1) Menggambarkan (describing) yaitu tipe teks
laporan serta deskripsi
2) Menjelaskan (explaining) yaitu tipe
teks eksplanasi
3) Memerintah (instructing) yaitu tipe teks
instruksi/prosedur
4) Berargumen (arguing) yaitu tipe teks eksposisi
dan diskusi
5) Menceritakan (narrating) yaitu tipe teks rekon,
narasi, dan puisi.
- Jenis-jenis teks pada jenjang SMP/Mts dan
SMA/SMK/MA yaitu:
1) Teks laporan hasil observasi merupakan teks
yang memberikan informasi secara umum tentang
sesuatu berdasarkan fakta dari hasil pengamatan
secara langsung. Teks laporan hasil observasi
Bersifat informatif, artinya isi teksnya
memberikan sebuah informasi. Bersifat
komunikatif, artinya isi teksnya mudah dipahami
atau dimengerti. Bersifat objektif, artinya isi
teksnya disajikan/ditulis secara faktual atau
dengan fakta/kenyataan apa adanya dan bisa
dibuktikan kebenarannya.
2) Teks eksposisi yaitu sebuah paragraf atau karangan
yang di dalamnya mengandung sejumlah informasi
yang isi dari paragraf tersebut ditulis dengan tujuan
untuk menjabarkan atau memberikan pengertian dengan
gaya penulisan yang singkat, padat dan akurat. Jenis-
jenis teks eksposisi sebagai berikut:
a) Teks Eksposisi definisi merupakan suatu paragraf
eksposisi yang memaparkan definisi atau pengertian
suatu topik tertentu.
b) Teks Eksposisi proses merupakan tahapantahapan
atau cara-cara untuk melakukan sesuatu dari awal
hingga akhir.
c) Teks Eksposisi ilustrasi merupakan sebuah paragraf
yang menyajikan informasi atau penjelasan-
penjelasan tertentu dengan cara memberikan
gambaran atau penjelasan yang sederhana mengenai
suatu topik dengan topik lainnya yang mempunyai
kesamaan sifat atau kemiripan dalam hal-hal
tertentu.
d) Teks Eksposisi laporan adalah paragraf eksposisi
yang mengemukakan laporan dari sebuah peristiwa
atau penelitian tertentu.
e) Teks Eksposisi perbandingan merupakan paragraf
eksposisi yang ide atau gagasan utamanya
dipaparkan dengan cara membandingkan dengan
yang lain.
f) Teks Eksposisi pertentangan merupakan sebuah
paragraf atau karangan yang berisi mengenai hal
pertentangan akan suatu hal dengan hal lainnya.
3) Teks prosedur diartikan sebagai teks yang berisi cara,
tujuan untuk membuat atau melakukan sesuatu hal
dengan langkah demi langkah yang tepat secara
berurutan sehingga menghasilkan suatu tujuan yang
diinginkan.
Jenis-jenis teks prosedur sebagai berikut:
a) Teks prosedur sederhana, merupakan suatu
prosedur yang bisa di lakukan hanya dengan dua
hingga tiga aksi / langkah saja.
b) Teks prosedur kompleks, merupakan prosedur
yang didalamnya itu terdapat aksi / langkah-langkah
yang banyak atau bisa dibilang cukup rumit.
c) Teks prosedur protokol,
merupakan
prosedur yang aksi atau tata cara atau juga langkah-
langkahnya tidak terlalu rumit sehingga mudah
untuk dipahami.
4) Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses
mengapa dan bagaimana suatu peristiwa alam, ilmu
pengetahuan, sosial, budaya, dan juga lainnya bisa
terjadi.
5) Cerpen merupakan sebuah cerita yang selesai dibaca
dalam sekali duduk berkisar antara setengah sampai 2
jam berbeda dengan tokoh novel tokoh dalam cerpen
tidak mengalami perubahan nasib. Jenis-jenis cerpen
sebagai berikut:
a) Berdasarkan Panjang Pendek Cerita
- Cerpen sangat pendek atau cerpen mini.
- Cerpen dengan panjang sedang
- Cerpen panjang biasa
b) Berdasarkan Banyaknya Kata
- Cerpen mini/flash adalah cerpen dengan jumlah
kata antara 750 sampai 1000 kata.
- Cerpen ideal adalah cerpen dengan jumlah kata
antara 3000 sampai 4000 kata.
- Cerpen Panjang adalah cerpen yang jumlah katanya
lebih dari 10000 kata.
c) Berdasarkan Tema dan Isi
- Cerpen anak adalah cerita pendek yang ditulis untuk
bacaan anak mengenai kehidupan anak, melukiskan
perasaan dan menggambarkan pemikiran-pemikiran
anak.
- Cerpen remaja merupakan cerpen yang bercerita
tentang kehidupan remaja.
- Cerpen keluarga merupakan cerpen yang
menceritakan kehidupan atau persoalan dalam
keluarga.
6) Puisi adalah suatu karya sastra yang isinya
mengandung ungkapan kata-kata bermakna kiasan
dan penyampaiannya disertai dengan rima, irama,
larik dan bait, dengan gaya bahasa yang dipadatkan.
Puisi dibagi menjadi dua yaitu:

a) Puisi lama adalah jenis puisi yang masih


terikat erat dengan kaidah dan aturan-aturan
penulisan yang berlaku seperti: 1) jumlah
kata yang terdapat pada satu baris; 2) jumlah
baris kalimat yang terdapat dalam satu bait’
3) sajak atau rima; 4) banyaknya suku kata;
5) penggunaan irama.
b) Puisi baru yang didefinisikan sebagai jenis
puisi yang tidak lagi terikat oleh aturan yang
memiliki bentuk lebih bebas dari puisi lama
dalam segala hal seperti rima, baris, bait,
diksi, dan sebagainya.
7) Drama secara luas dapat diartikan sebagai salah
satu bentuk sastra yang isinya tentang suatu
kehidupan yang disajikan atau dipertunjukkan
dalam bentuk gerak. Unsur-unsur drama:
a) Alur yakni rangkaian insiden dan konflik yang
menggerakkan jalan cerita.
b) Penokohan merupakan cara pengarang di
dalam menggambarkan abjad tokoh.
Tokoh yakni pelaku yang mempunyai tugas
yang lebih dibandingkan pelakupelaku lain,
sifatnya sanggup protagonis atau antagonis.
Berdasarkan perannya, tokoh terbagi
menjadi dua yaitu:
(1) Tokoh utama yakni tokoh yang menjadi
sentral kisah dalam pementasan drama.
(2) Tokoh pembantu yakni tokoh yang
dilibatkan atau dimunculkan untuk
mendukung jalan kisah dan mempunyai
kaitan dengan tokoh utama.
Dari segi perwatakannya, tokoh dan
kiprahnya dalam pementasan drama
terdiri empat macam, yaitu:
(1) Tokoh berkembang yakni tokoh yang
mengalami perkembangan nasib atau
sopan santun selama pertunjukan.
(2) Tokoh pembantu yakni tokoh yang
diperbantukan untuk menyertai,
melayani, atau mendukung kehadiran
tokoh utama.
(3) Tokoh statis yakni tokoh yang tidak
mengalami perubahan abjad dari awal
hingga simpulan dalam dalam suatu
drama.
(4) Tokoh serbabisa yakni tokoh yang
sanggup berperan sebagai tokoh lain
c) Dialog
Dalam sebuah obrolan, ada tiga elemen yang
dihentikan dilupakan. Ketiga elemen
tersebut yakni:
(1) Tokoh yaitu petunjuk perilaku,
tindakan, atau perbuatan yang harus
dilakukan oleh tokoh.
(2) Wawancang yakni obrolan atau
Percakapan yang harus diucapkan oleh
tokoh cerita.
(3) Kramagurg yakni petunjuk perilaku,
tindakan, atau perbuatan yang harus
dilakukan oleh tokoh.

d) Latar yakni keterangan mengenai ruang dan


waktu.
e) Bahasa merupakan media komunikasi
antartokoh.
KB 2 Genre Teks Fiksi dalam Kurikulum 2013
a. Strukur Retorik dan Kaidah Kebahasaan Genre Teks
Fiksi dalam Kurikulum 2013 Tingkat SMP/MTS
1. Cerita imaginasi/fantasi merupakan sebuah karya
tulis yang dibangun menggunakan alur cerita yang
normal, namun memiliki sifat imajinatif dan
khayalan semata. Struktur cerita fantasi sebagai
berikut:
a) Orientasi merupakan sebuah bagian dimana
pengarang memberikan pengenalan tentang
penokohan, tema, dan sedikit alur cerita kepada
pembacanya.
b) Konflik merupakan bagian dimana terjadi
permasalahan dimulai dari awal permasalahan
hingga menuju ke puncak permasalahan.
c) Resolusi merupakan penyelesaian dari
permasalahan atau konflik yang tejadi. Ending
merupakan penutup cerita fantasi.
2. Puisi rakyat merupakan jenis puisi yang
mempunyai nilai-nilai yang berkembang didalam
kehidupan masyarakat.
3. Fabel adalah cerita yang menggambarkan
kehidupan hewan yang memiliki perilaku layaknya
manusia (Rubin, 1993). Berikut ini 4 struktur teks
fabel sebagai berikut:
a) Orientasi adalah bagian yang terdapat pada awal
cerita.
b) Komplikasi adalah bagian yang dimana
tokohtokoh yang ada (biasanya tokoh utama)
menemui suatu permasalahan yang kompleks
dan menjadi puncak masalah dalam cerita
tersebut.
c) Resolusi adalah bagian yang dimana tokoh yang
ada mampu menyelesaikan atau memiliki solusi
atas masalah yang dihadapinya.
d) Koda adalah bagian akhir yang sering diselipkan
nilai-nilai moral atau amanat yang bisa diambil
dari cerita tersebut.
Unsur Kebahasaan Teks Fabel
a) Kata Kerja (Verba) adalah jenis kata yang
menunjukkan adanya suatu kegiatan atau
pekerjaan yang sedang dilakukan.
b) Kata kerja aktif transitif adalah kata kerja yang
membutuhkan objek didalam kalimatnya.
c) Kata kerja aktif intransitif adalah kata kerja
yang tidak membutuhkan objek dalam
kalimatnya.
d) Penggunaan Kata Sandang Si dan Sang
e) Penggunaan Keterangan Tempat dan Waktu
f) Penggunaan konjungsi (kata hubung)
4. Puisi unsur-unsur puisi beradsarkan strukturnya terbagi
menjadi dua sebagai berikut:
1) Struktur Fisik puisi
a) Tipografi merupakan bentuk puisi yang dipenuhi
dengan kata, tepi kiri kanan, dan tidak memiliki
pengaturan baris hingga pada baris puisi yang
tidakselalu diawali huruf besar (kapital) dan
diakhiri dengan tanda titik.
b) Diksi adalah pemilihat kata yang digunakan oleh
sang penyair didalam puisinya.
c) Imaji atau imajinasi merupakan unsur yang
melibatkan penggunaan indra manusia, seperti
imaji penglihatan, imaji suara dan lain sebagainya.
d) Kata konkret adalah kata yang memungkinkan
terjadinya imaji, Kata konkret seperti permata senja
dapat berarti pantai atau tempat yang sesuai untuk
melihat datangnya senja.
e) Gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa yang
bersifat seolah olah menghidupkan dan
menimbulkan makna konotasi dengan
menggunakan bahasa figuratif.
2) Struktur Batin Puisi
a) Tema merupakan unsur utama pada puisi karena
tema berkaitan erat dengan makna yang dihasilkan
dari suatu puisi.
b) Nada berkaitan dengan sikap penyair terhadap
pembacanya. Umumnya nada yang digunakan akan
bervariasi seperti nada sombong, nada tinggi, nada
rendah dan lain sebagainya.
c) Amanat merupakan pesan yang terkandung
didalam sebuah puisi. Amanat dapat ditemukan
dengan memaknai puisi tersebut secara langsung.
5) Drama
Seacar umum, struktur drama meliputi: 1) prolog
(pengenalan, tokoh, latar, latar belakang cerita), 2) Dialog
(orientasi, konflikasi, resolusi), 3) Epilog (penutup,
intisari, dan cerita).
6) Cerpen
- Struktur-struktur teks cerpen sebagai berikut:
a) Abstrak disebut juga ringkasan atau inti cerita yang
akan dikembangkan pengarang menjadi Rangkaian
peristiwa yang dialami tokoh.
b) Orientasi merupakan bagian pendahuluan dalam
sebuah cerita baik pengenalan sifat tokoh, latar
cerita, maupun alur cerita.
c) Komplikasi/konflik, dapat terdiri dari satu.
Berbagai konflik tersebut akhirnya mengarah pada
klimaks.
d) Evaluasi, konflik yang terjadi diarahkan pada
pemecahan masalah sehingga mulai tampak
penyelesaiannya.
e) Resolusi, pengarang akan mengungkapkan solusi
dari berbagai konflik yang dialami tokoh.
f) Koda merupakan bagian akhir dalam sebuah
cerita.
- Unsur kebahasaan teks cerpen adalah unsurunsur yang
membangun teks tersebut (Sam, 2014). Berikut ini
penjelasan mengenai unsur kebahasaan teks cerpen:
a) Ragam Bahasa Sehari-hari atau Bahasa
Tidak Resmi
b) Kosakata (pilihan kata atau diksi)
c) Majas (gaya bahasa) disebut juga bahasa berkias
yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek
dan menimbulkan konotasi tertentu.
d) Kalimat deskriptif adalah kalimat yang
melukiskan atau menggambarkan sesuatu.
7) Cerita Inspirasi
- Dalam KBBI, inspirasi diartikan sebagai ilham atau
sesuatu yang dapat menggerakkan hati untuk mencipta
(mengarang syair, lagu, dan sebagainya).
- Dalam beberapa literasi dijelaskan bahwa inspirasi
merupakan percikan ide-ide kreatif yang timbul akibat
proses pembelajaran dan kepedulian terhadap
lingkungan sekitar.
- Teks cerita inspiratif merupakan teks yang berisi
cerita fiksi maupun pengalaman yang benar-benar
terjadi yang mampu menggugah inspirasi dan
semangat seseorang yang membacanya.
- Struktur teks cerita inspiratif sebagai berikut:
a) Bagian orientasi adalah tahap pengenalan atau
penyituasian biasanya berisi pengenalan tokoh,
latar, dan latar belakang cerita
b) Bagian rangkaian peristiwa adalah dimulai
dari awal terjadinya masalah peristiwa sampai
pada puncak masalah.
c) Bagian komplikasi merupakan tahap puncak
dari peristiwa-peristiwa yang dikembangkan
pada tahap rangkaian peristiwa sampai masalah
tersebut ditemukan jalan keluarnya.
d) Bagian resolusi merupakan tahap penyelesaian
masalah.
e) Bagian koda adalah bagian penutup dari sebuah
cerita.

b. Strukur Retorik dan Kaidah Kebahasaan Genre Teks


Fiksi dalam Kurikulum 2013 Tingkat SMP/Mts
1) Teks anekdot merupakan salah satu jenis teks yang
dipakai untuk membuat teks cerita dari pengalaman
seseorang, dimana teks tersebut berisikan cerita singkat
dan juga menghibur.
Struktur teks anekdot sebagai berikut:
a) Bagian abstraksi merupakan bagian yang terdapat
pada paragrap pertama (bagian awal), pada bagian
ini merupakan bagian yang berisi abstrak atau
gambaran umum dari isi teks anekdot.
b) Bagian orientasi merupakan bagian pendahuluan
atau bagian latar belakang peristiwa terjadi pada
cerita tersebut.
c) Bagian event merupakan serangkaian peristiwa
dalam cerita, biasanya berisikan percakapan atau
dialog.
d) Bagian krisis merupakan bagian yang mulainya
munculnya masalah, biasanya pada bagian ini
orang yang diceritakan mulai mengalami
permasalahan atau kemelut.
e) Bagian reaksi merupakan bagian yang berisi
penyelesaian masalah pada bagian krisis, atau juga
bagian ini merupakan bagian tindakan untuk
merespon suatu masalah.
f) Bagian koda merupakan bagian yang berisi
perubahan tokoh, dan sebuah pelajaran yang dipetik
dari cerita anekdot.

2) Teks Hikayat
Kata hikayat berasal dari kata kerja bahasa Arab yang
artinya "memberitahu" dan "menceritakan".
3) Novel
- Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI, 2017), novel diartikan sebagai karangan
prosa yang panjang, mengandung rangkaian
cerita kehidupan seseorang dengan orang di
sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan
sifat setiap pelaku.
- Struktur teks adalah bagian-bagian terpisah
yang menusun sebuah teks hingga menjadi
sebuah teks yang utuh. Adapun struktur teks
novel meliputi:
a) Abstrak (gambaran atau ringkasan awal
cerita)
b) Orientasi (pengenalan tokoh)
c) Komplikasi (masalah mulai muncul)
d) Evaluasi (masalah mulai memuncak)
e) Resolusi (penyelesaian masalah)
f) Koda (pesan penulis)
- Kaidah kebahasaan teks novel
sebagai berikut:
a) Bahasa bermakna denotatif yaitu makna
sebenarnya.
b) Bahasa bermakna konotatif atau asosiatif
yaitu makna tidak sebenarnya.
c) Bahasa bersifat ekspresif yaitu memberi
bayangan suasana pribadi pengarang.
d) Bahasa bersifat sugestif yaitu bersifat
memengaruhi pembaca.
e) Bahasa bersifat plastis yaitu bersifat indah
untuk menggugah perasaan pembaca.
f) Gaya bahasa ironi atau sindirian adalah
gaya bahasa yang dikatakan kebalikan dari
apa yang sebenarnya.
g) Gaya bahasa sinisme, yakni sindiran yang
lebih kasar dari ironi untuk mencemooh.
h) Gaya bahasa sarkasme, yakni sindiran
yang sangat tajam dan kasar hingga
kadangkadang menyakitkan hati.

KB 3 Genre Teks Nonfiksi dalam Kurikulum 2013


a. Struktur Retorik dan Kaidah Kurikulum Genre Teks
Nonfiksi dalam Kurikulum 2013 Tingkat
SMP/MTs
1. Teks Deskripsi
- Genre teks deskripsi diartikan sebagai tulisan
dimana gagasan utamanya itu disampaikan
dengan cara menggambarkan dengan secara
jelas objek, tempat, atau peristiwa yang sedang
menjadi topik atau tema kepada pembaca
sehingga si pembaca seolah-olah merasakan
langsung apa yang sedang diungkapkan di
dalam teks tersebut.
- Ada 3 (tiga) macam teks deskripsi yang sering dikenal,
yakni:
1) Subjektif adalah penggambaran objek oleh kesan
penulis,
2) Spatial adalah penggambaran objek yang berupa
tempat, benda, atau ruang, dan
3) Objektif adalah penggambaran keadaan pada objek
tanpa penambahan suatu opini penulis.
- Struktur teks deskripsi sebagai berikut:
1) Identifikasi merupakan penentu identitas seseorang,
benda, dan sebagainya.
2) Klasifikasi merupakan penyusunan secara bersistem
dalam sebuah kelompok dengan menurut kaidah
atau standar yang sudah ditetapkan.
3) Deskripsi bagian merupakan bagian teks yang
berisi mengenai gambaran-gambaran bagian
didalam teks tersebut.
4) Penutup merupakan kesimpulan atau penegasan
hal-hal yang penting.
2. Teks prosedur
- Teks Prosedur adalah teks yang berisi cara, tujuan
untuk membuat atau melakukan sesuatu hal dengan
langkah demi langkah yang tepat secara berurutan
sehingga menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan.
- Bagian-bagian utama dalam teks prosedur yakni 1)
Tujuan, 2) Material, dan 3) LangkahLangkah
- Kaidah kebahasaan teks prosedur sebagai berikut:
1) Konjungsi temporal atau kata penghubung
menyatakan waktu kegiatan dan bersifat
kronologis.
2) Kalimat imperatif adalah kalimat perintah serta
larangan yang perlu ditaati untuk pelaksanaan hal
yang di tulis pada teks prosedur.
3) Verba material dan tingkah laku ialah kata
kerja yang berkaitan dengan tindakan fisik.
3. Teks Laporan Hasil Observasi
- Teks Laporan Hasil Observasi merupakan teks yang
memberikan informasi secara umum tentang sesuatu
berdasarkan fakta dari hasil pengamatan secara
langsung.
- Struktur teks laporan hasil observasi sebagai berikut:

1) Definisi umum adalah pembukaan yang berisi


pengertian tentang sesuatu yang dibahas didam
teks.
2) Definisi bagian adalah bagian yang berisi ide
pokok dari setiap paragraf (penjelasan rinci).
3) Definisi manfaat adalah bagian yang menjelaskan
manfaat dari sesuatu yang dilaporkan.
4) Penutup adalah bagian rincian akhir dari teks.
4. Teks Berita
- Teks berita adalah teks yang berisi tentang segala
peristiwa yang terjadi di dunia yang disebarkan
melalui berbagai media seperti radio, televisi, internet,
situs web, maupun media yang lainnya.
- Struktur teks berita sebagai berikut:
1) Orientasi berita yaitu berisi pembuka dari
peristiwa yang diberitakan di teks tersebut.
Umumnya tertera penjelasan singkat
mengenai berita yang sedang dibahas.
2) Peristiwa yaitu berisi tentang proses
kejadian dari awal sampai akhir berdasarkan
peristiwa yang terjadi dan menjelaskan
berdasarkan fakta yang ada.
3) Sumber berita yaitu dari mana asal sumber berita
tersebut muncul.
- Piramida terbalik adalah salah satu konsep, formula
atau struktur penulisan berita atau sebuah acuan baku
yang sering digunakan oleh para wartawan untuk
menyusun sebuah teks berita
- Struktur teks berita piramida terbalik sebagai berikut:
1) Lead/prioritas utama penting merupakan
puncaknya yang harus dapat menjawab sebagian
besar unsur 5 W + 1 H.
2) Neck/sangat penting adalah urutan yang sangat
penting yakni peralihan alur atau penyambung
alur ide berita yang ada pada bagian lead atau
kepala berita untuk dilanjutkan pada gagasan-
gagasan yang tertuang pada bagian berikutnya.
3) Body/penting merupakan penjabaran dari
gagasan berita yang termaktub dalam lead dan
neck. Penjabaran itu bisa merupakan jawaban why
(mengapa) dan how).
Body lanjutan/kurang penting merupakan bagian
yang mencantumkan berbagai data yang tidak
terlalu penting ditempatkan.
- Beberapa kaidah kebahasaan teks berita, antara lain
sebagai berikut:
1) Verba transitif merupakan verba yang dapat
diubah ke bentuk pasif.
2) Verba pewarta adalah verba yang
mengindikasikan suatu percakapan.
3) Adverbia atau kata keterangan adalah kelas kata
yang memberikan keterangan kepada kata lain.
4) Konjungsi temporal adalah kata hubung yang
berhubungan dengan waktu.
5) Kalimat langsung
6) Kalimat tidak langsung
7) Bahasa yang digunakan: baku dan
sederhana,, menarik, singkat, padat dan lugas,
komunikatif, netral atau objektif.
5. Teks Eksposisi
- Teks eksposisi yaitu sebuah paragraf atau karangan
yang di dalamnya mengandung sejumlah informasi
yang isi dari paragraf tersebut ditulis dengan tujuan
untuk menjabarkan atau memberikan pengertian
dengan gaya penulisan yang singkat, padat dan akurat.
- Struktur teks eksposisi sebagai berikut:
1) Judul
2) Pernyataan Umum atau Tesis
3) Argumentasi atau alasan
4) Penegasan Ulang Pendapat (Simpulan)
- Kaidah kebahasaan teks eksposisi sebagai berikut:
1) Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang
menggantikan nomina atau frasa nomina.
2) Nomina dan Verba
Nomina (kata benda) merupakan kata yang mengacu
pada benda, baik nyata maupun abstrak.Verba (kata
kerja) merupakan kata yang mengandung makna dasar
perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan sifat.
Dalam kalimat biasanya berfungsi sebagai predikat.
3) Konjungsi merupakan kata hubung baik antarklausa
maupun antarkalimat.
6. Teks Eksplanasi
- Teks eksplanasi adalah teks yang beisi tentang
fenomena latar belakang dan proses kronologis
sebuah kejadian.
7. Teks Pidato Persusif

b. Struktur Retorik dan Kaidah Kebahasaan Genre


Teks Nonfiksi dalam Kurikulum 2013 Tingkat
SMA/MA/SMK
1. Teks Negosiasi
- Teks negosiasi atau negosiasi adalah suatu bentuk
interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai
penyelesaian bersama di antara pihakpihak yang
mempunyai perbedaan kepentingan.
- Struktur Teks Negosiasi sebagai berikut:
1) Orientasi adalah kalimat pembuka, biasanya
dibubuhi salam. Fungsinya memulai negosiasi.
2) Permintaan adalah suatu hal berupa barang
ataupun jasa yang ingin dibeli oleh pembeli atau
konsumen.
3) Pemenuhan adalah barang atau jasa dari
pemberi jasa atau penjual yang diminta oleh
pembeli atau konsumen.
4) Penawaran adalah proses terjadinya tawar
menawar.
5) Persetujuan adalah keputusan antara dua belah
pihak atas penawaran yang sudah dilakukan.
2. Resensi
- Resensi secara bahasa ialah sebagai pertimbangan
atau juga perbincangan mengenai sebuah buku yang
menilai kelebihan atau juga kekurangan buku
tersebut, menariktidaknya tema serta isi buku,
kritikan, dan juga memberi dorongan kepada
khalayak mengenai perlu tidaknya buku tersebut
untuk dibaca dan juga dimiliki atau dibeli,
Poerwadarminta (Romli, 2003:75).
- Jenis-Jenis Resensi yakni, sebagai berikut:
1) Resensi informatif yakni suatu resensi yang
hanya menyampaikan isi dari resensi dengan
secara singkat serta umum dari
keseluruhan isi buku.
2) Resensi deskriptif merupakan suatu resensi yang
membahas dengan secara detail/ lengkap pada
setiap bagian atau babnya
3) Resensi kritis merupakan suatu resensi yang
berbentuk ulasan detail/lengkap dengan
metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari
resensi tersebut biasanya kritis dan juga objektif
dalam menilai isi buku.
- Struktur teks resensi meliputi beberapa bagian berikut:
1) Identitas, melingkupi judul, pengarang, tahun
terbit, tebal halaman, penerbit, dan ukuran buku.
2) Orientasi, terletak pada paragraf pertama, yakni
penjelasan mengenai keunggulan buku seperti
penghargaan yang pernah diperoleh oleh buku
yang diresensi.
3) Sinopsis, yakni ringkasan yang menggambarkan
pemahaman penulis terhadap isi novel.
4) Analisis, berisi paparan mengenai atau tentang
keberadaan unsur-unsur cerita, seperti tema,
penokohan, dan alur.
5) Evaluasi, adalah paparan mengenai
kelebihan/keunggulan serta juga kekurangan suatu
karya.
3. Teks Editorial
- Teks editorial adalah sebuah artikel dalam surat kabar
yang merupakan pendapat atau pandangan redaksi
terhadap suatu peristiwa yang aktual atau sedang
menjadi perbincangan hangat pada saat surat kabar itu
diterbitkan.
- Ada tiga struktur utama yang menyusun teks
editorial/opini, yaitu:
1) Pernyataan pendapat (tesis) adalah bagian yang berisi
sudut pandang penulis tentang masalah yang dibahas,
berisi sebuah teori yang akan diperkuat oleh argumen.
2) Argumentasi merupakan alasan atau bukti yang
digunakan guna memperkuat pernyataan dalam tesis.
Argumentasi yang diberikan dapat berupa pertanyaan
umum/data hasil
penelitian, pernyataan para ahli, maupun fakta-
fakta.
3) Pernyataan/penegasan ulang pendapat
(reiteration) merupakan bagian yang berisi
penegasan ulang pendapat yang didukung oleh
fakta yang biasanya berada di bagian akhir
teks.
- Verba material yaitu verba yang menunjukan
perbuatan fisik atau peristiwa.
- Verba rasional yaitu verba yang menunjukan
hubungan intensitas.
- Verba mental yaitu verba yang menunjukan
persepsi (melihat, dan lainnya), afeksi (khawatir
dan lainnya), dan kognisi (mengerti dan lainnya).

KB 4 Penyusunan Perangkat Pembelajaran Teks Berbasis


Genre

a. Peta KI/KD serta Penyusunan Silabus Pembelajaran


Teks Bebasis Genre
- Implementasi Kurikulum adalah pelaksanaan proses
pembelajaran yang diselenggarakan di dalam atau luar
kelas untuk membantu peserta didik mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
b. Penentuan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Pembelajaran Teks Berbasis Genre
- Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) merupakan
rumusan kemampuan yang menunjukkan ketercapaian
KD.
c. Komponen dalam Rencana Pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
- Format RPP
- Tujuan Pembelajaran artinya harus dirumuskan
dengan jelas beradasarkan KD, dan IPK yang akan
dicapai.
- Materi Pembelajaran artinya harus dirumuskan dalam
materi faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif.
1) Pengetahuan faktual adalah pengethauan yang
berisi elemen-elemen dasar yang harus diketahui
oleh para peserta didik jika mereka akan dikenalkan
dengan sesuatu.
2) Pengetahuan konseptual adalah
pengetahuan yang meliputi skema-skema,
model-model mental, atau teori-teori eksplisitdan
implisit dalam model-model psikologi kognitif yang
berbeda.
3) Pengetahuan prosedural adalah
pengetahuan mengenai bagaimana melakukan
sesuatu.
4) Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan
mengenai kesadaran secara umum tentang kesadaran
pribadi seseorang.
- Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1) Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang (perspektif) terhadap
proses pembelajaran (Sanjaya, 2007: 127).
2) Metode pembelajaran merupakan langkah
operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih
dalam mencapai tujuan belajar sehingga
penggunaannya harus disesuaikandengan
jenis strategi yang digunakan.
- Alat dan Media Pembelajaran
- Sumber Belajar
- Langkah-Langkah Pembelajaran
- Penilaian Proses dan Hasil Belajar pembelajaran
teks berbasis genre
1) Penilaian pembelajaran merupakan sebuah
proses yang meliput tahapan: (1) perencanaan, (2)
pengumpulan data, (3) pengolahan data, (4)
penafsiran, dan (5) penggunaan hasil penilaian.
2) Penilaian Proses dan Hasil Belajar
a) Teknik Penilaian
- Sikap Religius
- Sikap Sosial
- Penilaian Pengetahuan
b) Rencana Tindak Lanjut
- Remedial
- Pengayaan
c) Kisi-Kisi Penilaian
- Pengetahuan
- Pedoman Penilaian Pengetahuan
- Soal Pengetahuan
- Kunci Jawaban

2 Daftar materi yang sulit 1. Menentukan indikator pencapaian kompetensi (IPK)


dipahami di modul ini pembelajaran teks berbasis genre
2. Penyusunan RPP
3. Menentukan metode pembelajaran yang berbasis genre
4. Penilaian proses dan hasil pembelajaran teks berbasis
genre
3 Daftar materi yang sering 1. Pengertian antara teks prosedur sederhana dan
mengalami miskonsepsi kompleks
2. Pengertian antara cerpen mini dan cerpen ideal
3. Pengertian antara wawancang dan kramagung
4. Pengertian antara verba material dan mental

Anda mungkin juga menyukai