Anda di halaman 1dari 58

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Modul 1 Profesional)

Judul Modul 1 TATA BAHASA


Judul Kegiatan Belajar 1. Ejaan dan Tanda Baca
(KB) 2. Kata dan Proses Pembentukannya
3. Kalimat dan Proses Pembentukannya
4. Kalimat Efektif
No Butir Refleksi Respons/Jawaban
1 Daftar peta 1. Ejaan dan Tanda Baca
konsep (istilah A. Ejaan
dan definisi) di Aturan dalam ejaan terkait dengan kaidah cara menggambarkan
bunyi, seperti kata, kalimat, frasa, dan sebagainya dalam bentuk
modul ini
tulisan serta penggunaan tanda baca.
Penggunaan Ejaan:
a) Pengunaan Huruf Kapital
b) Penggunaan Huruf Miring
c) Penggunaan Huruf Cetak Tebal.

B. Tanda Baca
a) Penggunaan tanda baca titik (.),
b) koma (,),
c) titik koma (;),
d) titik dua (:),
e) tanda hubung (-),
f) tanda tanya (?),
g) tanda seru (!),
h) tanda petik dua (“...”),
i) tanda petik tunggal (‘...’),
j) tanda kurung ((...)),
k) garis miring (/).

2. Kata dan Proses Pembentukannya


A. Kata
merupakan satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri dengan
makna yang bebas.
a) Kata dasar: merupakan jenis kata yang dapat berdiri sendiri dan
tersusun atas morfem atau gabungan morfem.
b) Kata berimbuhan: kata dasar yang telah diberi imbuhan, baik itu
awalan, sisipan, akhiran, maupun awalan-akhiran.

B. Pembentukan Kata Berimbuhan atau Turunan


a) Afiksasi: proses yang mengubah leksem menjadi kata kompleks.
 Prefiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada bagian awal
bentuk kata dasar.
 Infiks yaitu sisipan yang ditambahkan pada bagian tengah
bentuk kata dasar.
 Sufiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada akhir bentuk
kata dasar. Sufiks sering disebut pula akhiran.
 Konfiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada awal dan
akhir bentuk kata dasar.
b) Reduplikasi (Pengulangan): proses pembentukan kata dengan
mengulang satuan bahasa baik secara keseluruhan maupun
sebagian.
c) Pemajemukan: penggabungan dua kata atau lebih dalam
membentuk kata.

C. Pengertian Kategorisasi Kata


1. Kategori verba: kata kerja
2. Kategori nomina: kata benda
3. Kategori adjektiva: kata yang berfungsi memberikan keterangan
khusus untuk nomina dalam kalimat
4. Kategori adverbia: kata keterangan yang menjelaskan verba,
adjektiva, atau adverbiaa lain
5. Kategori preposisi: kata petujuk atah atau tempat
6. Kategori konjungsi: berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain
dalam konstruksi hipotesis, dan selalu menghubungkan dua
satuan lain atau lebih dalam konstruksi.
7. Kategori pronomina: kata yang dipakai untukm mengacu pada
nomina lain.
8. Kata tugas: merupakan istilah bagi kelas kata yang tidak
termasuk kelas kata verba, nomina, adjektiva, dan numeralia.

D. Kosa Kata Baku dan Tidak Baku


1. Kata baku
adalah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang telah ditentukan.
2. Kata tidak baku
adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang ditentukan.

3. Kalimat dan Proses Pembentukannya


A. Fungtor Kalimat
Fungtor adalah kata (butir gramatika seperti penanda jamak -es atau
-s dalam bahasa Inggris) yang tidak mempunyai arti sendiri dan
biasanya hanya mempunyai fungsi gramatikal dalam sintaksis.
1. Subjek: merupakan unsur utama kalimat yang menentukan
kejelasan makna kalimat.
2. Predikat: berupa kata kerja (jawaban dari mengapa dan
bagaimana)
3. Objek: berupa kata benda
4. Keterangan: berfungsi memperjelas atau melengkapi informasi
pesan-pesan kalimat.
B. Frasa
Frasa adalah gabungan dua atau lebih yang bersifat nonpredikatif.
Frasa sering disebut pula gabungan kata yang mengisi salah satu
fungsi kalimat. Fungsi yang dimaksud adalah subjek, predikat,
objek, dan keterangan.
C. Jenis-Jenis Frasa
1. Frasa Endosentris
Frasa endosentris adalah frasa yang memili unsur pusat.
a) Frasa endosentris koordinatif
b) Frasa endosentris atributif
c) Frasa endosentris apositif
2. Frasa Eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai distribusi
yang sama dengan semua unsurnya.

Berdasarkan kesetaraan distribusi dengan golongan atau kategori


kata, frasa terdiri atas:
a) Frasa verba adalah frasa yang unsur pusatnya (UP) berupa
kata yang termasuk kategori verba. Frasa ini biasanya
menduduki fungsi predikat.
b) Frasa nomina, yaitu frasa yang unsur pusatnya berupa kata
yang termasuk kategori nomina.
c) Frasa ajektiva adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua
kata atau lebih. Unsur intinya adalah ajektiva (sifat) dan
satuan itu tidak membentuk klausa.
d) Frasa pronomina adalah dua kata atau lebih yang intinya
pronomina dan hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat.
e) Frasa numeralia yaitu frasa yang unsur pusatnya berupa kata
yang termasuk kategori numeralia. Secara semantik,
kategori yang dimaksud menyatakan bilangan atau jumlah
tertentu.
f) Frasa preposisi yaitu frasa yang ditandai preposisi atau kata
depan sebagai penanda dan diikuti kata atau kelompok kata
(bukan klausa) sebagai petanda.
g) Frasa konjungsi yaitu frasa yang ditandai adanya konjungsi
atau kata sambung sebagai penanda dan diikuti klausa
sebagai petanda.
D. Klausa
Klausa merupakan satuan gramatikal berupa kelompok kata yang
sekurang kurangnya terdiri atas subjek (S) dan predikat (P).
E. Jenis – Jenis Klausa
Berdasarkan kategori tertentu, klausa dapat dibagi menjadi beberapa
jenis. Penggolongan klausa didasarkan pada 1) Struktur intern, 2)
Ada tidaknya kata negative, dan 3) Kategori kata atau frasa yang
menduduki fungsi P.
F. Pengertian Kalimat
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kalimat yaitu:
1. kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan
perasaan;
2. perkataan; linguistik;
3. satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai
pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri
atas klausa.
G. Jenis Kalimat
1. Kalimat Perintah
2. Kalimat Berita
3. Kalimat Tanya
4. Kalimat Seruan

H. Penggolongan Kalimat
1. Penggolongan Kalimat Berdasarkan Pengucapan
a. Kalimat langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat
menirukan ucapan orang. Kalimat langsung memberitakan
bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga).
b. Kalimat tak langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan
kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak
langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan
sudah diubah menjadi kalimat berita.
2. Penggolongan Kalimat Berdasarkan Stuktur Gramatikal (Jumlah
Klausa)
a. Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu klausa
dan terdiri atas satu subjek serta satu predikat. Kalimat
tunggal merupakan kalimat dasar.
b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal
yang saling berhubungan baik kordinasi maupun
subordinasi.
c. Kalimat majemuk bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk bertingkat terdiri atas satu suku kalimat
bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua
kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak
sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting
(inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat)
3. Penggolongan Kalimat Berdasarkan Unsur Kalimat
a. Kalimat lengkap
Kalimat lengkap sekurang-kurangnya terdiri dari satu subjek
dan satu predikat.
b. Kalimat tidak lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna
karena hanya memiliki subjek saja, atau predikat saja, atau
objek saja, atau keterangan saja.
4. Penggolongan Kalimat Berdasarkan Susunan Subjek dan
Predikat
a. Kalimat inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang predikatnya
mendahului subjeknya.
b. Kalimat versi
Kalimat versi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur
kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa
Indonesia (S-P-O-K).

4. Kalimat Efektif
A. Kalimat Efektif
Kalimat efektif merupakan kalimat yang mampu mengungkapkan
pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang terdapat pada
pikiran penulis atau pembicara.
B. Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ciri-ciri kalimat efektif antara lain sebagai berikut.
1. Memiliki unsur pokok, minimal tersusun atas subjek dan
predikat.
2. Menggunakan diksi yang tepat.
3. Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan
pikiran yang logis serta sistematis.
4. Menggunakan tata aturan ejaan yang berlaku.
5. Memperhatikan penggunaan kata yaitu penghematan
penggunaan kata.
6. Menggunakan variasi struktur kalimat.
7. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa
C. Syarat-syarat Kalimat Efektif
1. Sesuai Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
2. Sistematis
3. Tidak boros dan bertele-tele
4. Tidak ambigu
D. Prinsip-Prinsip Kalimat Efektif
1. Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran dan struktur
kalimat yang digunakan.
2. Keparalelan adalah kesamaan bentuk dan struktur struktur
yang digunakan dalam kalimat efektif harus paralel, sama,
atau sederajat.
3. Ketegasan adalah penekanan pada ide pokok kalimat.
4. Kehematan adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau
bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
5. Kecermatan artinya kalimat yang dibuat tidak menimbulkan
tafsiran ganda (ambigu).
6. Kepaduan berkaitan dengan keselerasan pernyataan dalam
kalimat agar informasi yang disampaikan tidak terpecah-
pecah.
7. Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh
akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

2 Daftar materi 1. Ejaan dan Tanda Baca


yang sulit  Penggunaan tanda baca titik koma (;)
dipahami di 2. Kata dan Proses Pembentukannya
 Pengkategorian kata
modul ini
3. Kalimat dan Proses Pembentukannya
 Unsur kalimat (S-P-O-K-Pel)
 Fakta Eksosentris
 Klausa
4. Kalimat Efektif
 Syarat kalimat efektif( tidak ambigu)

3 Daftar materi 1. Ejaan dan Tanda Baca


yang sering  Tanda baca
mengalami  Kata dan Proses Pembentukannya
miskonsepsi  Kosa Kata Baku dan Tidak Baku
2. Kalimat dan Proses Pembentukannya
 Jenis-Jenis Frasa
1) Frasa Endosentris
2) Frasa Eksosentris
 Klausa
3. Kalimat Efektif
 Prinsip-Prinsip Kalimat Efektif
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Modul 2 Profesional)

Judul Modul 2 SEMANTIK DAN WACANA


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. HUBUNGAN BENTUK DAN MAKNA
2. EUFIMISME
3. WACANA
4. PRAGMATIK
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah Peta konsep
dan definisi) di modul ini 1. Kegiatan Belajar 1 mempelajari tentang bagaimana
memahami hubunggan bentuk dan makna sesuai
dengan semantik dan wacana Bahasa Indonesia dengan
subcapaian
a. Memahami jenis makna
b. Memahami hubungan bentuk makna
2. Kegiatan Belajar 2 mempelajari tentang bagaimana
memahami wacana serta dapat menggunakanya secara
lisan dan tulis sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
dengan subcapaian
a. Mendiskripsikan perubahan makna,
b. Mendeskripsikan eufimisme,
c. Mendeskripsikan disfemisme.
3. Kegiatan Belajar 3 mempelajari tentang wacana
dalam bahasa Indonesia dengan subcapaian
a. Menjelaskan konsep wacana,
b. Menjelaskan kohesi dan koherensi.
4. Kegiatan Belajar 4 mempelajari tentang bagaimana
pragmatik dengan subcapaian
a. Menjelaskan konsep pragmatik,
b. Menerapkan prinsip kerja sama,
c. Menerapkan prinsip kesantunan.

Istilah dan definisi


1. Jenis Makna: Makna digunakan sebagai
penghubung bahasa dengan dunia luar sesuai dengan
kesepakatan penutur bahasa sehingga antarindividu
dapat saling mengerti
2. Makna Leksikal: Leksem inilah yang menjadi dasar
pembentukkan kata (Wijana dan Rohmadi, 2008: 22).
Leksem adalah satuan dari leksikon
3. Makna Gramatikal: baru dapat diidentifikasi setelah
unsur kebahasaan yang satu digabungkan dengan unsur
kebahasaan yang lainnya.
4. Makna Referensial: berkaitan langsung dengan
sumber yang menjadi acuan
5. Makna Nonreferensial: makna yang tidak memiliki
acuan. Misalnya, kata dan, atau, karena termasuk
dalam makna nonreferensial karena tidak memiliki
acuan atau referen
6. Makna Denotatif: makna yang sesungguhnya
7. Makna literal berhubungan dengan makna harfia
atau makna lugas
8. makna figuratif adalah makna yang menyimpang
dari referennya.
9. makna-makna yang dapat diketahui tanpa bantuan
konteks disebut makna primer
10. sinonim berarti ‘nama lain untuk benda atau hal
yang sama’
11. antonim bermakna ‘nama lain untuk benda lain
12. Antonim mutlak adalah pertentangan bentuk
bahasa yang bersifat mutlak.
13. Antonim bergradasi disebut juga dengan oposisi
kutub.
14. Antonim jenis ini dapat dilihat berdasarkan
kesimetrian dalam makna setiap pasanangannya.
Misalnya kata suami dan istri.
15. antomin hierarkial adalah kilogram dan kuintal/ton,
hari dan bulan, prajurit dengan letnan, mayor, jenderal.
16. Antonim resiprokal adalah antonim yang bersifat
timbal balik.
17. . Hominimi berarti nama yang sama untuk benda
atau hal yang lain
18. Polisemi adalah satuan bahasa yang memiliki lebih
dari satu.
19. Ambiguitas dapat diartikan dengan ‘makna ganda
20. redundansi sering diartikan sebagai sesuatu yang
belebih-lebihan
21. Perubahan makna karena faktor kebahasan
berkaitan dengan cabang linguistik, seperti fonologi,
morfologi, dan sintaksis.
22. Perubahan makna karena faktor kesejarahan
berhubungan dengan perkembangan kata.
23. Perubahan ini disebabkan karena perkembangan
makna kata dalam penggunaannya di masyarakat
24. Faktor psikologis penutur, sebuah kata dapat
berubah maknanya.
25. Penyempitan makna berkebalikan dengan
perluasan makna. Penyempitan makna terjadi ketika
sebuah kata yang pada awalnya mempunyai makna
yang luas kemudian maknanya berubah menjadi lebih
sempit. Kata madrasah, pendeta.
26. Peninggian makna atau ameliorasi berhubungan
dengan nilai rasa yang lebih baik atau sopan
27. Penurunan makna atau peyorasi berkebalikan
dengan ameliorasi.
28. Sinestesia/perubahan makna ini disebabkan karena
pertukaran tanggapan indra
29. Persamaan makna yang dimaksud di sini adalah
makna yang berupa perumpamaan karena kesamaan
sifat
30. Metafora berkaitan dengan pemakaian kata kiasan
yang memiliki kemiripan makna.
31. Eufimisme mengacu pada penggantian suatu
bentuk yang bernilai rasa kasar dengan bentuk yang
dirasa lebih halus dan sopaKonsep eufimisme mengacu
pada penggantian suatu bentuk yang bernilai rasa kasar
dengan bentuk yang dirasa lebih halus dan sopan
32. Disfemisme berhubungan dengan pengasaran.
33. Kridalaksana (1983: 179) menjelaskan wacana
(discourse) adalah satuan bahasa terlengkap
34. Kohesi digunakan sebagai penanda hubungan
antarkalimat dalam teks.
35. Kohesi leksikal dapat berupa kata atau frasa bebas
yang dapat mempertahankan hubungan yang kohesif
antarkalimat
36. Repetisi atau pengulangan digunakan untuk
menghubungkan antara topik kalimat yang satu dengan
yang lainnya.
37. Kolokasi berkaitan dengan penggunaan dua kata
atau lebih secara bersamasama untuk membentuk
kesatuan makna.
38. Kohesi gramatikal berhubungan dengan berbagai
pemarkah kohesi yang melibatkan penggunaan unsur-
unsur kaidah bahasa
39. Referensi dalam kajian ilmu bahasa berkaitan
dengan antara kata dan benda yang mewakilinya.
39. Referensi pronomina persona berkaitan dengan
peran yang sedang dilakukan oleh pembicara dan
pendengar atau tokoh dalam wacana
40. Referensi pronomina demonstratif digunakan untuk
menunjuk orang, benda, tempat, atau waktu dirujuk
secara khusus
41. Referensi pronomina komparatif adalah keterkaitan
semantis antara satu unsur dengan unsur yang lain
dengan tujuan membandingkan dua haL
42. Substitusi adalah penggantian suatu unsur bahasa
dengan unsur bahasa yang lain. Substitusi digunakan
untuk menghindari pengulangan bentuk yang sama.
43. Salah satu alat kohesi gramatikal yang memiliki
fungsi menghubungkan antara gagasan yang satu
dengan yang lainnya adalah konjungsI
44. Konjungsi aditif adalah konjungsi yang memiliki
fungsi memberikan keterangan tambahan
45. Konjungsi adversatif :menghubungkan dua gagasan
yang menyatakan kontras
46. Konjungsi klausal dapat digunakan untuk
menghubungkan dua gagasan yang memiliki hubungan
sebab dan akibat.
47. konjungsi temporal menyatakan hubungan
kronologis
48. Elipsis berhubungan dengan pelesapan yang
terdapat pada kalimat
49. Elipsis nomina adalah penghilangan unsur kalimat
yang berkategori nomina
50. elipsis verbal adalah penghilangan unsur kalimat
yang berkategori verbal.
51. Elipsis klausal adalah pelesapan unsur klausa
dalam suatu kalimat
52. koherensi sangat berhubungan dengan makna
53. Maksim Kuantitas (The Maxim of Quantity) yaitu
berikan informasi secukupnya dan jangan memberikan
informasi melebihi yang diperlukan.
54. Maksim Kualitas (The Maxim of Quality)
mengatur penutur untuk tidak mengatakan sesuatu
yang menurutnya salah atau keliru
55. Maksim Relevansi (The Maxim of Relevance)
Agar komunikasi berjaan dengan baik dan lancar,
peserta tutur diharapkan memberikan informasi yang
relevan dan mudah dimengerti
56. Maksim Pelaksanaan/ Cara (The Maxim of
Manner) m cara mengatur agar para peserta tutur
menghindari pernyataanpernyataan yang samar,
menghindari ketaksaan, dan mengusahakan agar
pernyataan yang disampaikan ringkas, teratur, tidak
berpanjang lebar dan bertele tele
57. Maksim Kearifan (Tact Maxim) Aturan yang
terdapat dalam maksim ini adalah agar penutur
meminimalkan kerugian pada atau memberikan
keuntungan kepada orang lain sebesar mungkin.
58. Maksim Kedermawanan (Generocity Maxim)
disebut juga maksim kemurahan hati.
59. Maksim Pujian (Approbation Maxim) mengatur
agar penutur sedikit memberikan kecaman pada orang
lain
60. Maksim Kerendahan Hati (Modesty Maxim)
mengatur peserta tutur untuk bersikap rendah hati,
yaitu mengurangi pujian terhadap diri sendiri.
61. Maksim Kesepakatan/ Kecocokan (Agreement
Maxim) juga maksim kecocokan.
62. Maksim Simpati (Symphaty Maxim) mengurangi
antipati antara diri sendiri dan orang lain dan
meningkatkan rasa simpati antara diri sendiri dan orang
lain

2 Daftar materi yang sulit


dipahami di modul ini 1. Kohesi dan koherensi
2. Konjungsi
3 Daftar materi yang sering 1. Eufisme, difemisme
mengalami miskonsepsi 2. Maksim dalam prinsip kerjasama
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Modul 3 Profesional)
Judul Modul Kesastraan
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Genre Puisi dalam
Pembelajaran Sastra
Kurikulum 2013
2. Genre Prosa dalam
Pembelajaran Sastra
Kurikulum 2013
3. Genre Drama dalam
Pembelajaran Sastra
Kurikulum 2013
4. Perangkat Pembelajaran
Sastra Kurikulum 2013
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah A. Peta Konsep
dan definisi) di modul ini Modul 3 yang berjudul Kesastraan ini,
disajikan dalam 4 KB (Kegiatan Belajar)
sebagai berikut:
1. Genre Puisi dalam Pembelajaran
Sastra Kurikulum 2013
a. Hakikat Puisi
b. Puisi Rakyat
c. Unsur Pembangun Puisi
1) Unsur Fisik Puisi
2) Unsur Batin Puisi
d. Menulis Puisi dengan
Memperhatikan Unsur Pembangun
e. Mendemonstrasikan Puisi
2. Genre Prosa dalam Pembelajaran
Sastra Kurikulum 2013
a. Hakikat Prosa Fiksi
b. Unsur Pembangun Prosa Fiksi
c. Jenis Fiksi dalam Kurikulum 2012
1) Fabel
2) Legenda Setempat
3) Cerita Rakyat (Hikayat)
4) Anekdot
5) Cerpen, Novelet, dan Novel
6) Cerita Fantasi
7) Cerita atau Novel Sejarah
d. Menulis Prosa Fiksi
3. Genre Drama dalam Pembelajaran
Sasta Kurikulum 2013
a. Hakikat Drama
b. Unsur Drama
c. Unsur Pementasan Drama
d. Jenis Drama
1) Drama Tradisional
2) Drama Modern
e. Apresiasi Drama
4. Perangkat Pembelajaran Sastra
Kurikulum 2013
a. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
b. Menentukan Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK)
c. Menentukan Tujuan Pembelejaran
d. Menyusun Materi Pembelajaran
Sastra
e. Menentukan Media/ Alat
Pembelajaran dan Sumber Belajar
f. Menyusun Langkah Kegiatan
Pembelajaran
g. Mengembangkan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD)
h. Menyusun Penilaian Pembelajaran

B. Istilah dan Definisi


a. KB 1Genre Puisi dalam Pembelajaran
Sastra Kurikulum 2013

1. Puisiadalah sebentuk pengucapan


bahasa yang mempertimbangkan
adanya aspek bunyi-bunyi di
dalamnya, yang mengungkapkan
pengalaman imajinatif, emosional,
dan intelektual penyair yang ditimba
dari kehidupan individual dan
sosialnya, yang diungkapkan dengan
teknik pilihan tertentu, sehingga puisi
itu mampu membangkitkan
pengalaman tertentu pula dalam diri
pembaca atau pendengar-
pendengarnya. (Sayuti (2002))
2. Puisi rakyat adalah kesusastraan
rakyat yang memiliki bentuk tertentu,
biasanya terdiri dari beberapa deret
kalimat, ada yang berdasarkan
mantra, ada yang berdasarkan
panjang pendek suku kata, lemah
tekanan suara, atau hanya
berdasarkan irama. (Danandjaja
(1991))
3. Pantun merupakan salah satu
warisan nenek moyang yang tumbuh
dan berkembang dalam budaya
masyarakat. (Gawa (2009))
4. Sampiran yaitu baris pertama dan
kedua pada pantun yang berupa
kalimat, biasanya hanya merupakan
persediaan bunyi kata untuk
disamakan dengan bunyi kata pada
isi pantun. (KBBI)
5. Karmina (pantun kilat) merupakan
pantun pendek yang hanya terdiri
dari 2 baris.
6. Gurindam merupakan puisi yang
terdiri dari dua baris yang
kesemuanya merupakan isi dan
menunjukkan hubungan seban
akibat. (Waluyo (2003))
7. Syair merupakan puisi lama yang
berasal dari Arab dan berkembang di
kalangan masyarakat Melayu.
8. Unsur fisik puisi adalah unsur yang
secara fisik tampak dapat dilihat,
seperti rima, gaya bahasa, imaji,
diksi, struktur, dan perwajahan.
9. Rima (persajakan) merupakan
perulangan bunyi yang sama dalam
puisi. (Sayuti (2008))
10. Sajak sempurna merupakan seluruh
suku akhir yang berima sama.
11. Sajak paruh merupakan sebagian
atau separuh suku akhirnya berima
sama.
12. Sajak mutlak merupakan beberapa
kata yang sama persis bunyinya.
13. Sajak awal (anafora) merupakan
ulangan pola bunyi di awal baris.
14. Sajak tengah merupakan persamaan
bunyi yang terdapat di tengah baris di
anatara dua baris atau lebih (berupa
kata atau suku kata).
15. Sajak dalam adalah persamaan bunyi
kata yang terdapat dalam satu baris.
16. Sajak akhir adalah persamaan bunyi
yang terdapat di akhir baris.
17. Sajak merata (terus) adalah
persajakan dengan pola a-a-a-a.
18. Sajak berselang adalah persajakan
dengan pola a-b-a-b.
19. Sajak berangkai adalah persajakan
dengan pola a-a-b-b.
20. Sajak berpeluk adalah persajakan
dengan pola a-b-b-a.
21. Bait adalah satu kesatuan dalam
puisi yang terdiri atas beberapa baris,
seperti pantun yang terdiri atas empat
baris.
22. Diksi merupakan pemilihan kata yang
dilakukan oleh penyair untuk
mengekspresikan gagasan dan
perasaan-perasaan.
23. Gaya bahasa adalah cara khas dalam
menyatakan pikiran dan perasaan
dalam bentuk tulis atau lisan.
24. Simile yaitu membandingkan satu hal
dengan hal lain dengan kata-kata
pembanding (seperti, bagai, laksana,
bak). (Sayuti (2002))
25. Metafora yaitu menyatakan sesuatu
sebagai hal yang sebanding dengan
hal lain yang sesungguhnya tidak
sama. (Sayuti (2002))
26. Metonimi yaitu pemanfaatan ciri atau
sifat suatu hal yang erat
hubungannya. (Sayuti (2002))
27. Sinekdok yaitu bahasa figuratif yang
menyebutkan suatu bagian penting
dari suatu benda atau hal itu sendiri.
(Sayuti (2002))
28. Pars pro toto yaitu penyebutan
sebagian dari sutau hal untuk
menyebutkan keseluruhan). (Sayuti
(2002))
29. Totum pro parte yaitu penyebutan
keseluruhan dari suatu benda atau
hal untuk sebagiannya. (Sayuti
(2002))
30. Personifikasi yaitu mempersamakan
sesuatu benda dengan manusia.
(Sayuti (2002))
31. Repetisi merupakan penekanan yang
melukiskan keadaan atau peristiwa
yang terjadi secara terus menerus.
(Sayuti (2002))
32. Pertanyaan retoris merupakan sarana
retorik berbentuk pertanyaan yang
tanpa perlu dijawab karena
jawabannya sudah tersirat dalam
jalinan konteks yang tersedia atau
jawabannya diserahkan sepenuhnya
kepada pembaca atau pendengar.
(Sayuti (2002))
33. Ironi merupakan bentuk pengucapan
kata-kata yang bertentangan dengan
maksud sebenarnya dan biasanya
dimaksudkan untuk menyindir atau
mengejek. (Sayuti (2002))
34. Imaji (citraan) merupakan rangkaian
kata yang mampu menggugah
pengalaman keindraan (membentuk
gambaran angan-angan).
35. Citraan visual yaitu citraan yang
berhubungan dengan indera
penglihatan.
36. Citraan auditif yaitu citraan yang
berhubungan dengan indera
pendengaran.
37. Citraan kinestetik/gerak yaitu citraan
yang berhubungan dengan indera
gerak.
38. Citraan peraba yaitu citraan yang
berhubungan dengan indera peraba.
39. Citraan penciuman yaitu citraan yang
berhubungan dengan indera
penciuman.
40. Citraan pencecapan yaitu citraan
yang berhubungan dengan indera
pencecapan.
41. Perwajahan merupakan bagian dari
wujud visual puisi (terkait dengan
pengaturan bait dan baris dalam
puisi).
42. Unsur batin puisi adalah unsur yang
ada dalam batin puisi, yaitu berupa
tema, perasaan, nada, dan amanat.
43. Tema merupakan gagasan pokok yang
dikemukakan penyair. (Waluyo
(1995))
44. Perasaan merupakan sikap penyair
terhadap pokok persoalan yang
ditampilkannya. (Waluyo (1995))
45. Nada (suasana) adalah keadaan jiwa
pembaca (sikap pembaca) setelah
membaca puisi atau akibat psikologis
yang ditimbulkan puisi terhadap
pembaca. (Waluyo (1995))
46. Amanat yaitu pesan yang ingin
disampaikan penyair kepada
pembaca. (Waluyo (1995))
47. Mendemonstrasikan puisi merupakan
salah satu cara mengapresiasi puisi
menjadi sebuah bacaan yang
menarik.
48. Mengapresiasi puisi adalah
melakukan pengamatan, penilaian,
dan penghargaan terhadap puisi.
49. Lafal adalah cara seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu
masyarakat bahasa mengucapkan
bunyi bahasa.
50. Intonasi adalah ketepatan penyajian
tinggi rendahnya nada.
51. Tempo adalah kecepatan, jeda, dan
durasi yang selalu terkait dengan
irama.
52. Mimik adalah peniruan dengan gerak-
gerik anggota badan dan raut muka.
53. Gestur adalah gerak anggota tubuh.
54. Musikalisasi puisi adalah pembacaan
puisi yang dipadukan dengan musik.
b. KB 2Genre Prosa dalam Pembelajaran
Sastra Kurikulum 2013

1. Prosa fiksi(cerita rekaan/cerita


khayalan) artinya cerita yang tidak
sungguh-sungguh terjadi atau bersifat
imajinatif. (Wellek dan Warren (2014))
2. Unsur pembangun prosa fiksi
merupakan unsur yang terdiri dari
fakta cerita, sarana cerita, dan tema.
(Stanton)
3. Fakta cerita merupakan fakta yang
ada dalam cerita, terdiri dari alur,
tokoh, dan latar. (Stanton)
4. Sarana cerita merupakan alat untuk
bercerita, terdiri dari sudut pandang,
judul, dan bahasa. (Stanton)
5. Alur cerita merupakan rangkaian
peristiwa yang disusun berdasar
hubungan kausalitas atau hubungan
sebab akibat. (Syuti (2002))
6. Alur cerita bagian awal adalah bagian
pengenalan, baik pengenalan tokoh,
latar, maupun konflik. (Sayuti (2002))
7. Alur cerita bagian tengah adalah
bagian konflik terjalin dan memuncak,
atau biasa disebut sebagai klimaks.
(Sayuti (2002))
8. Alur cerita bagian akhir merupakan
bagian penyelesaian cerita. (Sayuti
(2002))
9. Konflik kejiwaan merupakan konflik
yang terjadi dalam diri seseorang.
(Sayuti (2002))
10. Konflik sosial merupakan konflik yang
terjadi abtara orang-orang atau
seseorang dan masyarakat. (Sayuti
(2002))
11. Konflik alamiah merupakan konflik
yang terjadi karena peristiwa alam
dan hal-hal sekitarnya. (Sayuti (2002))
12. Alur tertutup adalah alur yang akhir
ceritanya jelas. (Sayuti (2002))
13. Alur terbuka adalah alur yang akhir
ceritanya tidak jelas dan pembaca
harus menafsirkan jalan cerita
akhirnya. (Sayuti (2002))
14. Orientasi merupakan pengenalan
karakter dan arah menuju komplikasi.
(Kemendikbud (2018))
15. Rangkaian peristiwa merupakan
kisah berlanjut melalui serangkaian
peristiwa tak terduga. (Kemendikbud
(2018))
16. Komplikasi merupakan cerita bergerak
seputar konflik atau masalah yang
memengaruhi latar waktu dan
karakter (tokoh utama mengarah ke
solusi). (Kemendikbud (2018))
17. Resolusi merupakan solusi untuk
masalah atau tantangan dicapai
berhasil (cara pengarang mengakhiri
cerita). (Kemendikbud (2018))
18. Alur maju merupakan alur yang
bergerak dari depan ke belakang.
(Sayuti (2002))
19. Alur mundur (sorot balik) merupakan
alur yang bergerak dari belakang ke
depan. (Sayuti (2002))
20. Tokoh merupakan penggerak cerita.
(Sayuti (2002))
21. Dimensi fisiologis merupakan
penggambaran tokoh berkaitan
dengan aspek fisik tokoh, misalnya
jenis kelamin, usia, keadaan tubuh,
ciri muka, warna kulit, dan
sebagainya. (Sayuti (2002))
22. Dimensi psikologis merupakan
penggambaran tokoh berkaitan
dengan aspek psikis atau kejiwaan
tokh, misalnya kondisi mental, kondisi
moral, keinginan dan perasaan
pribadi, sikap dan kelakuan
(temperamen), kepandaian, dan
sebagainya. (Sayuti (2002))dimensi
sosiologis merupakan penggambaran
tokoh berkaitan dengan kondisi sosial,
pekerjaan, jabatan, pendidikan,
agama, pandangan hidup, ideologi,
aktivitas sosial, organisasi, hobi,
bangsa, suku, kondisi ekonomi,
keturunan, dan sebagainya. (Sayuti
(2002))
23. Latar cerita merupakan unsur fiksi
yang mengacu pada tempat, waktu,
dan kondisi sosial cerita.
(Nurgiyantoro (1995))
24. Latar tempat yaitu latar yang mengacu
pada tempat berlangsungnya cerita,
msialnya di kelas, di pedesaan, di
kantor, dan sebagainya. (Nurgiyantoro
(1995))
25. Latar waktu adalah latar yang
mengacu pada waktu terjadinya
cerita, misalnya pada pagi hari, pada
malam hari, pada perang
kemerdekaan, pada musim kemarau,
dan sebagainya. (Nurgiyantoro (2002))
26. Latar sosial adalah latar yang
mengacu pada kondisi sosial tempat
terjadinya cerita, misalnya masyarakat
pemulung di bawah jembatan yang
miskin dan tidak terpelajar atau
keluarga kaya yang berlimpah harta.
(Nurgiyantoro (1995))
27. Fabel merupakan prosa fiksi yang
menggunakan tokoh binatang.
28. Legenda setempat adalah cerita prosa
rakyat yang dianggap sebagai kejaidan
yang sungguh-sungguh terjadi.
(Danandjaja (1991))
29. Legenda keagamaan merupakan
legenda yang ceritanya terkait dengan
agama tertentu, misalnya cerita
Legenda Wali Sanga. (Jan Harold
Brunvand (melalui Danandjaja, 1991))
30. Legenda alam gaib merupakan
legenda yang ceritanya terkait dengan
suatu kepercayaan terhadap alam
gaib, misalnya Legenda Nyai Roro
Kidul. (Jan Harold Brunvand (melalui
Danandjaja, 1991))
31. Legenda perseorangan merupakan
legenda yang ceritanya berisi cerita
tokoh tertentu, misalnya cerita
Legenda Si Pitung, Legenda Panji. (Jan
Harold Brunvand (melalui Danandjaja,
1991))
32. Legenda lokal merupakan legenda
yang ceritanya berisi tentang suatu
tempat atau nama tempat, misalnya
Legenda Gunung Tangkuban Perahu.
(Jan Harold Brunvand (melalui
Danandjaja, 1991))
33. Hikayat adalah prosa fiksi lama yang
menceritakan kehidupan istana atau
raja sertaa dihiasi oleh kejadian yang
sakti dan ajaib. (Hamzah (1996))
34. Anekdot merupakan cerita singkat
yang menarik karena lucu dan
mengesankan, biasanya mengenai
orang penting atau terkenal dan
berdasarkan kejaian yang sebenarnya.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia
(kbbi.web.id))
35. Cerpen adalah cerita yang pendek,
panjangnya berkisar 1.000-1.500
kata. (Sayuti (2000))
36. Novelet adalah cerpen yang panjang
tetapi lebih pendek dari novel,
berkisar antara 5.000-45.000 kata.
(Sayuti (2000))
37. Novel adalah cerpen yang panjang
umumnya berisi lebih dari 45.000
kata. (Sayuti (2000))
38. Antologi cerpen adalah sebuah buku
yang berisi kumpulan cerpen.
39. Cerita fantasi merupakan sebuah
cerita yang menghadirkan dunia
khayal atau imajinatif yang diciptakan
oleh pengarang. (Nurgiyantoro (2005))
40. Cerita sejarahmerupakan cerita yang
berisi fakta sejarah. (Nurgiyantoro
(1995))
41. Cerita biografi merupakan cerita yang
berisi tentang fakta biografi seseorang.
(Nurgiyantoro (1995))
42. Cerita sains merupakan cerita yang
berisi tentang fakta ilmu pengetahuan.
(Nurgiyantoro (1995))
43. Tahap pramenulis (pre-writing)
merupakan tahap dimana penulis
menentukan tujuan penulisan,
sasaran pembaca, ide atau gagasan
tulisan, dan kerangka tulisan.
(Tompkins (2004))
44. Tahap menulis draf (drafting)
merupakan tahap menulis ide-ide ke
dalam bentuk tulisan yang kasar.
(Tompkins (2004))
45. Tahap merevisi (revising) merupakan
tahap memperbaiki ulang atau
menambahkan ide-ide baru terhadap
karya. (Tompkins (2004))
46. Tahap menyunting (editing)
merupakan tahap memperbaiki
karangan pada aspek kebahasaan dan
kesalahan mekanik yang lain,
misalnya penulisan huruf, ejaan,
struktur kalimat, tanda baca, istilah,
dan kosa kata. (Tompkins (2004))
47. Tahap publikasi (publishing)
merupakan tahap memublikasikan
hasil tulisan kepada pembaca agar
lebih bermanfaat. (Tompkins (2004))

c. KB 3Genre Drama dalam Pembelajaran


Sastra Kurikulum 2013

1. Drama merupakan salah satu genre


sastra dengan kekhasan pada unsur
dialog. (Suryaman (2010))
2. Naskah drama adalah semua teks
yang bersifat dialog dan isinya
membentangkan sebuah alur.
(Luxembrug (1984))
3. Alur (plot/kerangka cerita) merupakan
jalinan cerita atau kerangka dari awal
hingga akhir yang merupakan jalinan
konflik antara dua tokoh yang
berlawanan. (Waluyo (2001))
4. Tahap eksposisi disebut pula tahap
perkenalan. (Wiyanto (2002))
5. Tahap konflik merupakan tahap mulai
munculnya insiden (kejadian).
(Wiyanto (2002))
6. Tahap komplikasi merupakan tahap
mulai timbulnya konflik-konflik yang
semakin banyak dan rumit. (Wiyanto
(2002))
7. Tahap krisis (klimaks) merupakan
tahap memuncaknya konflik (titik
pertikaian paling ujung yang dicapai
pemain protagonis dan pemain
antagonis. (Wiyanto (2002))
8. Tahap resolusi merupakan
penyelesaian konflik (jalan keluar
penyelesaian konflik-konflik yang
terjadi sudah mulai tampak jelas).
(Wiyanto (2002))
9. Tahap keputusan merupakan tahap
akhir dimana pada tahap ini semua
konflik berakhir dan sebentar lagi
cerita selesai. (Wiyanto (2002))
10. Prolog merupakan bagian pengenalan
tokoh, latar, dan latar belakang cerita
dalam drama. (Kemendikbud (2018))
11. Dialog merupakan bagian orientasi,
konflikasi, dan resolusi dalam drama.
(Kemendikbud (2018))
12. Epilog merupakan bagian penutup
dan intisari cerita dalam drama.
(Kemendikbud (2018))
13. Babak merupakan bagian terbesar
dari drama (urutan penyajian alur
dalam drama). (Wiyanto (2002))
14. Adegan adalah bagian dari babak yang
menggambarkan sebuah suasana.
(Wiyanto (2002))
15. Tokoh adalah pelaku yang
menggerakkan alur drama. (Wiyanto
(2002))
16. Perwatakan adalah keseluruhan ciri-
ciri jiwa seorang tokoh dalam lakon
drama. (Wiyanto (2002))
17. Dimensi fisiologis merupakan
penggambaran tokoh terkait dengan
kondisi fisik tokoh seperti umur, jenis
kelamin, warna kulit, tinggi rendah
badan, kurus gemuk badan, suara,
dsb. (Waluyo (2003))
18. Dimensi psikologis merupakan
penggambaran tokoh terkait dengan
kondisi psikis seperti watak,
mentalitas, standar moral,
temperamen, keadaan emosi, dsb.
(Waluyo (2003))
19. Dimensi sosiologis merupakan
penggambaran tokoh terkait dengan
kondisi sosial yang melingkupinya,
seperti pekerjaan atau mata
pencaharian, agama, ras, kelas sosial,
dsb. (Waluyo (2003))
20. Tokoh protagonis adalah tokoh yang
mendukung cerita. (Waluyo (2003))
21. Tokoh antagonis adalah tokoh
penentang cerita. (Waluyo (2003))
22. Tokoh tritagonis adalah tokoh
pembantu, baik untuk tokoh
protagonis maupun untuk tokoh
antagonis. (Waluyo (2003))
23. Latar adalah setting atau tempat
kejadian dalam cerita. (Waluyo (2001))
24. Tema adalah pikiran pokok yang
mendasari lakon drama, yang
dikembangkan sedemikian rupa
sehingga menjadi cerita yang menarik.
(Wiyanto (2002))
25. Amanat merupakan pesan yang
disampaikan seorang pengarang
kepada penontonnya dalam pentas
drama. (Waluyo (2003))
26. Ragam bahasa dialog adalah bahasa
lisan komunikatif dan bukan bahasa
tulis. (Waluyo (2003))
27. Lakuan merupakan gerak-gerik
pemain di atas pentas yang berkaitan
dengan alur dan watak tokoh.
28. Teks samping atau petunjuk teknis
(kramagung) adalah sebuat teks yang
berfungsi memberikan petunjuk
teknis tentang tokoh, waktu, suasana
pentas, suara, musik, keluar
masuknya pemain, keras lemahnya
dialog, warna suara, perasaan yang
mendasari dialog yang membantu
sutradara dan para pemain dalam
menafsirkan naskah biasanya ditulis
dengan tulisan yang berbeda dari
dialog, seperti huruf besar, huruf
miring, dalam kurung dan kurung
tutup. (Waluyo (2003))
29. Pemain merupakan orang yang
memerankan cerita di atas pentas.
30. Aktor adalah pemain laki-laki.
31. Aktris adalah pemain perempuan.
32. Sutradara adalah seseorang yang
mengkoordinasi segala anasir
pementasan, sejak latihan sampai
dengan pementasan selesai. (Waluyo
(2003))
33. Tata rias adalah seni menggunakan
bahan komestika untuk menciptakan
wajah peran sesuai tuntutan lakon.
(Waluyo (2003))
34. Tata busana adalah cara (aturan)
dalam berpakaian dan berhias.
35. Tata pentas adalah segala hal yang
terkait dengan penataan tempat
pementasan.
36. Tata lampu adalah segala hal yang
terkait dengan pencahayaan di
panggung.
37. Tata suara adalah segala hal terkait
dengan pengaturan pengeras suara
(sound system), microphone, musik
dan suara-suara pengiring.
38. Penonton adalah orang yang
menonton pertunjukkan/pementasan
drama.
39. Drama tradisional (drama rakyat)
adalah drama yang lahir dan
diciptakan masyarakat tradisional
yang digunakan untuk kegiatan sosial
dan keagamaan seperti menyambut
datangnya panen, menyambut tamu,
sarana ritual atau mengungkapkan
rasa syukur kepada Tuhan. (Siswanto
(2008))
40. Drama modern adalah drama yang
lahir pada masyarakat industri.
(Siswanto (2008))
41. Menginterpretasi drama merupakan
kegiatan menafsirkan makna drama
yang dibaca atau pementasan drama
yang ditonton.

d. KB 4Perangkat Pembelajaran Sastra


Kurikulum 2013

1. RPP (Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran) merupakan rancangan
yang harus disusun oleh seorang guru
sebelum melaksanakan pembelajaran.
2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
merupakan rumusan kemampuan yang
menunjukkan ketercapaian Kompetensi
Dasar (KD).
3. Tujuan pembelajaran merupakan
rumusan yang menunjukkan kecakapan
yang harus dimiliki oleh siswa.
4. Materi pembelajaran merupakan
sesuatu yang menjadi bahan yang perlu
disajikan dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang harus memuat
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk
butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator ketercapaian kompetensi.
5. Pengetahuan faktual merupakan
pengetahuan yang berisi elemen-elemen
dasar yang harus diketahui oleh para
peserta didik jika mereka akan
dikenalkan dengan sesuatu.
6. Pengetahuan konseptual adalah
pengetahuan yang meliputi skema-
skema, model-model mental, atau teori-
teori eksplisit dan implisit dalam model-
model psikologi kognitif yang berbeda.
7. Pengetahuan prosedural merupakan
pengetahuan mengenai bagaimana
melakukan sesuatu.
8. Pengetahuan metakognitif adalah
pengetahuan mengenai kesadaran
secara umum tentang kesadaran pribadi
seseorang.
9. Media/alat pembelajaran merupakan
sarana bagi guru untuk melaksanakan
pembelajaran di kelas. (Sumiharsono
dan Hasanah (2018))
10. Langkah pembelajaran adalah tahapan
dalam pembelajaran yang disusun
menyesuaikan dengan KD, IPK, dan
metode pembelajaran.
11. Metode pembelajaran adalah cara kerja
yang sistematis untuk memudahkan
pelaksanaan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan
yang diinginkan atau ditentukan.
12. Lembar Kerja Pesreta Didik (LKPD)
adalah lembaran-lembaran berisi tugas
yang harus dikerjakan oleh peserta
didik.
13. Penilain pembelajaran adalah proses
pengumpulan informasi tentang hasil
dan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran yang meliputi penilaian
proses dan penilaian hasil belajar.
2 Daftar materi yang sulit 1. Menyusun langkah pembelajaran
dipahami di modul ini 2. Mengembangkan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD)
3. Mengembangkan penilaian pembelajaran
4. Menentukan materi pembelajaran pada
sastra yang relevan
3 Daftar materi yang sering 1. Metode pembelajaran yang diterapkan
mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran sastra
2. Menentukan skor dan kriteria penilaian
dalam pembelajaran drama
3. Pada materi jenis drama antara drama
tradisional dan modern
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Modul 4 Profesional)
Judul Modul KETERAMPILAN BERBAHASA
RESEPTIF
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Dasar dan Prinsip Keterampilan
Menyimak
2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Keterampilan Menyimak
3. Dasar dan Prinsip Keterampilan
Membaca
4. Pembelajaran Keterampilan
Membaca di Sekolah

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Daftar peta konsep (istilah dan A. Peta Konsep
definisi) di modul ini Modul 4 yang berjudul Keterampilan
Berbahasa Reseptif ini, disajikan dalam 4
KB (Kegiatan Belajar) sebagai berikut:

1. Dasar dan Prinsip Keterampilan


Menyimak
a. Pengertian / Hakikat Menyimak
b. Proses Menyimak
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Menyimak
d. Jenis-jenis Menyimak
e. Strategi dan Teknik Menyimak
2. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Keterampilan Menyimak
a. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Keterampilan Menyimak
b. Strategi Pembelajaran Menyimak
dalam Kurikulum 2013
c. Penilaian Keterampilan Menyimak
d. Implementasi Keterampilan
Menyimak dalam Pembelajaran
3. Dasar dan Prinsip Keterampilan
Membaca
a. Pengertian Membaca
b. Tujuan Membaca
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
membaca
d. Jenis-jenis Membaca
e. Berbagai Jenis Membaca dalam
Pembelajaran Keterampilan
Membaca di Sekolah
f. Metode dan Strategi Membaca
4. Pembelajaran Keterampilan Membaca
di Sekolah
a. Pembelajaran Keterampilan
Membaca dalam Kurikulum 2012
b. Penilaian pembelajaran
Keterampilan Membaca
c. Implementasi Keterampilan
Membaca dalam Pembelajaran

B. Istilah dan Definisi


1. KB 1Dasar dan Prinsip Keterampilan Membaca
yang meliputi Prinsip Keterampilan Menyimak
dengan Pengertian/Hakikat Menyimak, Proses
Menyimak, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Menyimak, Jenis-Jenis Menyimak, serta
Strategi dan Teknik Menyimak. Adapun daftar
istilah dan definisidalam KB 1 sebagaiberikut :
1. Menyimak (listening)adalah kegiatan
dilakukan dengan sengaja menangkap
rangsangan bunyi untuk memperoleh sebuah
informasi.
2. menyimak didefinisaikan sebagai kegiatan
mendengarkan bunyi bahasa secara sungguh-
sungguh, seksama, sebagai upaya untuk
memahami ujaran itu sebagaimana yang
dimaksudkan oleh pembicara dengan
melibatkan seluruh aspek mental kejiwaan
seperti mengidentifikasi, menginterpretasi,
dan mereaksinya.
3. Menyimak diskriminatif merupakan
menyimak yang bertujuan untuk
membedakan rangsang bunyi atau visual
yang merupakan dasar dari tujuan menyimak
4. Menyimak komprehensi ini merupakan
menyimak yang mendasari jenis menyimak
yang lain yaitu menyimak terapeutik,
menyimak kritis, dan menyimak apresiatif.
5. Menyimak terapeutik merupakan menyimak
untuk menyediakan kesempatan untuk
berbicara melalui sebuah pemasalahan.
6. Menyimak kritis merupakan menyimak yang
bertujuan untuk mengevaluasi pesan
7. Menyimak apresiatif merupakan jenis
menyimak yang bertujuan untuk
memperoleh kesenangan melalui karya atau
pengalaman orang lain.
8. Apresiasi adalah bentuk penghargaan yang
diberikan kepada pembuat/pencipta suatu
karya atau pemilik pengalaman tertentu.
9. Strategi kognitif di dalam menyimak
merupakan strategi yang fokus pada proses,
interpretasi, penyimpanan dan recall
(pemanfaatan) ingatan dalam menyimak.
10. mind map yaitu menghubungkan
antarkonsep dalam bentuk gambar yang
dapat dicermati keterkaitan atau
hubungannya.
11. strategi metakognitif (metacognitive) yaitu
strategi yang berfungsi untuk mengelola dan
memfasilitasi proses mental, serta mengatasi
kesulitan selama menyimak
12. Strategi sosial-afektif merupakan strategi
menyimak yang melibatkan pihak lain dalam
prosesnya.

2. KB 2Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Keterampilan Menyimak yang meliputi
Pembelajaran Menyimak dalam Kurikulum
2013, Strategi Pembelajaran Menyimak dalam
Kurikulum 2013, Penilaian Keterampilan
Menyimak, dan Implementasi Keterampilan
Menyimak dalam Pembelajaran.Adapun daftar
istilah dan definisidalam KB 2 sebagaiberikut :
1. Pembelajaran menyimak merupakan salah
satu pembelajaran keterampilan berbahasa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia di
sekolah.
2. Tujuan adalah memetakan KD (kompetensi
dasar) berdasarkan pembelajaran
keterampilan “menyimak/memirsa” dengan
cara mencermati beberapa kata kunci yang
menandai keterampilan menyimak dalam
konteks genre teks tertentu.
3. Perumusan kata kerja operasional
merupakan dasar bagi proses belajar
mengajar yang akan dilaksanakan sehingga
berpengaruh secara langsung terhadap
perencanaan metode /strategi, materi yang
dibutuhkan, media yang harus dipersiapkan,
dan evaluasi yang harus dibuat.
4. Inti implementasi adalah penerapan semua
strategi yang dipilih sesuai dengan sintak
metode pembelajaran yang dipilih.

3. KB 3Dasar dan Prinsip Keterampilan


Membaca, meliputi Pengertian Membaca,
Tujuan Membaca, Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Membaca, Jenis-Jenis
Membaca, serta Berbagai Jenis Membaca dalam
Pembelajaran Keterampilan Membaca di
Sekolah. Adapun daftar istilah dan
definisidalam KB 3 sebagaiberikut :
1. Membaca merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang berperan
penting bagi kehidupan seseorang sebagai
sarana komunikasi serta informasi dalam
rangka pengembangan pengetahuan.
2. Membaca merupakan proses kognitif yang
berupaya untuk menemukan informasi yang
terkandung dalam tulisan. Membaca bukan
sekadar melihat kumpulan huruf yang berupa
kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan
wacana, tetapi membaca merupakan kegiatan
memahami dan menginterpretasikan
lambang-lambang tertulis yang bermakna
sehingga pesan penulis dapat dipahami oleh
pembaca (Dalman).
3. Membaca adalah aktivitas kompleks yang
mengerahkan sejumlah besar tindakan yang
terpisah-pisah.(Soedarso)
4. Membaca sebagai proses menyadap
(extracting) dan mengontruksi (constructing)
makna melalui interaksi dan keterlibatan
dengan bahasa tulis. Pemakaian kata
menyadap dan mengonstruksiuntuk
memberikan tekanan pada pentingnya dan
kurang memadainya teks sebagai faktor
penentu dalam membaca pemahaman.(
Snow)
5. Membaca adalah kegiatan yang kompleks
yang melibatkan banyak jenis keterampilan.
(Mikuleck)
6. Teks adalah teks cetak atau teks elektronik
apa pun, sedangkan aktivitas adalah tujuan,
proses, dan konsekuensi yang berhubungan
dengan kegiatan membaca.
7. fleksibilitas membaca, yaitu kemampuan
untuk mengatur kecepatan membaca dan
memilih strategi yang sesuai agar informasi
yang diperlukan dapat diterima dengan baik.
8. membaca nyaring sebagai suatu aktivitas
atau kegiatan yang merupakan alat bagi
pembaca atau pendengaruntuk menangkap
serta memahami informasi, pikiran, dan
perasaan penulis.( Tarigan)
9. Membaca dalam hati sesuai namanya adalah
kegiatan membaca yag dilakukan tanpa
bersuara.
10.Membaca ekstensif berarti membaca secara
luas, yaitu membaca sebanyak mungkin teks
dalam waktu yang singkat.
11.Membaca sekilas atau skimming adalah jenis
membaca yang membuat mata kita bergerak
cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis
untuk mencari serta mendapatkan informasi.
12.Membaca intensif pada hakikatnya adalah
kegiatan membaca yang bertujuan untuk
memahami secara mendalam isi atau
informasi dalam bacaan.
13.Waktu baca ialah jumlah sekon (detik) yang
dipergunakan untuk membaca seluruh
bacaan tidak termasuk waktu yang dipakai
untuk membaca pertanyaan (jika ada).
14.Persentase pemahaman isi ialah persentase
jawaban benar atas pertanyaan-pertanyaan
yang tersedia.
15.Membaca pemahaman merupakan proses
pemerolehan makna secara aktif dengan
melibatkan pengetahuandan pengalaman
yang dimilikioleh pembaca dan dihubungkan
denga isi bacaan.(Somadyo)
16.Membaca pemahaman adalah membaca
dengan cara memahami materi bacaan yang
melibatkan asosiasi (kaitan) yang benar
antara makna dan pengorganisasian ide,
penyimpanan gagasan dan pemakaiannya
dalam berbagai aktivitas saat ini atau yang
akan datang (Yoakam melalui Ahuja)
17.Membaca pemahaman merupakan proses
menyadap (extracting) dan mengonstruksi
(constructing) makna melalui interaksi dan
keterlibatan dengan bahasa penulis.
Penggunaan kata extracting ‘menyadap’ dan
constructing ‘mengonstruksi’ untuk
memberikan tekanan pada pentingnya dan
kurangmemadainya teks sebagai faktor
penentu dalam membaca pemahaman(Snow)
18.Elemen pembaca adalah semua kapasitas,
kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman
yang digunakan seseorang dalam kegiatan
membaca.
19.Kemampuan membaca kritis adalah
kemampuan pembaca mengolah bahan
bacaan secara kritis untuk menemukan
keseluruhan makna bahan bacaan baik
makna tersurat maupun tersirat melalui tahap
mengenal, memahami, menganalisis,
mensintesis, dan menilai.
20.DRTA (Directed reading–thinking activity)
merupakan strategi pengajaran yang
dirancang untuk memberikan pengalaman
kepada anak dalam memprediksi apa yang
akan dikatakan oleh penulis, membaca teks
untuk mengonfirmasi atau meninjau kembali
prediksi dan mengelaborasi respon.

4. KB 4Pembelajaran Keterampilan Membaca di


Sekolah, meliputi Pembelajaran Keterampilan
Membaca dalam Kurikulum 2013, Penilaian
Pembelajaran Keterampilan Membaca, dan
Implementasi Keterampilan Membaca dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia.Adapun daftar
istilah dan definisidalam KB 4 sebagaiberikut :
1. Standar penilaian Pendidikan merupakan
kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat,
prinsip, mekanisme, prosedur, dan
instrument penilaian hasil belajar peserta
didik yang digunakan sebagai dasar dalam
penilaian peserta didik pada Pendidikan
dasar dan menengah.

2 Daftar materi yang sulit 1. Metode dan strategi membaca


dipahami di modul ini 2. Teknik menyimak
3. Penilaian keterampilan menyimak
4. Penjelasan tentang strategi metakognitif

3 Daftar materi yang sering 1. Menentukan metode dan strategi yang


mengalami miskonsepsi dapat digunakan dalam pembelajaran
membaca di sekolah.
2. Jenis-jenis membaca
3. Membedakan antara menyimak terapeutik,
kritis dan apresiatif
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Modul 5 Profesional)
Judul Modul KETRAMPILAN BERBAHASA
PRODUKTIF
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Keterampilan Berbicara
2. Pembelajaran Keterampilan Berbicara
3. Keterampilan Menulis
4. Pembelajaran Keterampilan Menulis
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah A. Peta Konsep
dan definisi) di modul ini Modul 5 yang berjudul Keterampilan
Berbahasa Produktif ini, disajikan
dalam 4 KB (Kegiatan Belajar) sebagai
berikut:
1. Keterampilan Berbicara
a. Hakikat Keterampilan Berbicara
b. Faktor-faktor Penunjang
Keterampilan Berbicara
c. Persiapan dan Strategi
Keterampilan Berbicara
d. Ragam Keterampilan Berbicara
2. Pembelajaran Keterampilan
Berbicara
a. Prinsip Pembelajaran
Keterampilan Berbicara
b. Metode Pembelajaran
Keterampilan Berbicara
c. Evaluasi Pembelajaran
Keterampilan Berbicara
d. Keterampilan Berbicara dalam
Pembelajaran
3. Keterampilan Menulis
a. Konsep Dasar Menulis
b. Ragam dan Faktor-faktor
Pendukung Menulis
c. Pendekatan Proses Menulis
d. Cara Penggalian Ide Menulis
4. Pembelajaran Keterampilan Menulis
a. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Keterampilan Menulis
b. Model Pembelajaran Menulis
c. Penilaian Keterampilan Menulis
Berbagai Ragam Teks
d. Keterampilan Menulis dalam
Pembelajaran

B. Istilah dan Definisi


KEGIATAN BELAJAR 1 KETERAMPILAN
BERBICARA

1. Berbicara merupakan kegiatan komunikasi


lisan yang mengikutsertakan sebagian besar
dari anggota tubuh kita
2. Menurut Dipodjojo (1982), komunikasi lisan
merupakan kegiatan individu dalam usaha
menyampaikan pesan secara lisan kepada
individu lain, sekelompok orang, yang disebut
audience atau majelis.
3. Tata Bunyi yaitu ketepatan ucapan
4. Tempo yaitu cepat lambat suara
5. Dinamik suara yaitu intonasi, tekanan, dan
aksen suara.
6. Kata berona, yaitu kata-kata yang dapat
melukiskan sikap dan perasaan, atau keadaan.
7. Bahasa yang figuratif, yaitu bahasa yang
dibentuk sedemikian rupa sehingga
menimbulkan kesan yang indah (gaya
bahasa).
8. Kata-kata tindak (action words), yaitu kata
kerja yang mendeskripsikan tindakan fisik dan
mental.
9. Kalimat adalah kata-kata yang mengandung
pengertian
10. Kalimat yang benar adalah kalimat yang
memenuhi persyaratan gramatikal, yaitu harus
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku
11. Kalimat yang baik adalah kalimat yang
sesuai dengan konteks dan situasi yang
berlaku.
12. Kalimat yang tepat adalah kalimat yang
dibangun dari pilihan kata yang tepat, disusun
menurut kaidah yang benar, dan digunakan
dalam situasi yang tepat pula.
13. Mimik adalah ekspresi wajah yang
berhubungan dengan perasaan yang
terkandung dalam hati
14. Gestureadalah bahasa tubuh
15. Impromptu (spontan) adalah metode pidato
dimana pembicara tidak ada persiapan untuk
bicara, jadi sifatnya spontan.
16. Hafalan adalah metode pidato dimana
sebelum bicara pembicara telah
mempersiapkan naskah pidatonya, kemudian
menghafalkannya kata demi kata.
17. Naskah adalah metode pidato dimana
pembicara membacakan naskah/teks yang
telah disusunnya.
18. Ekstemporan (tanpa teks) adalah metode
pidato dimana pembicara hanya membawa
catatan-catatan penting yang akan
disampaikan ketika dipanggung.
19. Retorika yaitu kemampuan untuk memilih
dan menggunakan bahasa dalam situasi
tertentu secara efektif untuk mempersuasi
orang lain seseorang (Aristoteles)
20. Retorika adalah suatu istilah secara
tradisional yang diberikan pada suatu teknik
pemakaian bahasa sebagai seni yang
didasarkan pada suatu pengetahuan yang
tersusun baik. (Gorys Keraf)
21. Retorika adalah kesenian untuk berbicara
baik yang digunakan dalam proses
komunikasi antarmanusia(Hendrikus (1991))
22. Retorika adalah gabungan yang serasi
antara pengetahuan, pikiran, kesenian dan
kesanggupan berbicara
23. Dalam bahasa populer, retorika berarti
pada tempat yang tepat, pada waktu yang
tepat, atas cara yang lebih efektif,
mengucapkan kata-kata yang tepat, benar dan
mengesankan.
24. Retorika berarti kesenian untuk berbicara
dengan baik. (Dipodjojo, 1982:66).
25. Berpidato adalah jenis berbicara yang
bersifat satu arah.
26. Ceramah adalah keterampilan berbicara
satu arah.
27. Bercerita adalah rangkaian peristiwa yang
disampaikan secara lisan, baik dari kejadian
nyata (nonfiksi) ataupun tidak nyata (fiksi).
28. Deklamasi berasal dari bahasa Inggris
“declamation” yang terbentuk dari kata kerja
“to declaim” yang berarti berbicara dengan
penjiwaan dan perasaanyang mendalam.
29. Berdeklamasi adalah berbicara yang
memiliki sifat dan gaya yang khas.
30. Berbicara dialektika adalah keterampilan
menuangkan hasil pikiran secara teratur, logis,
dan teliti yang diawali dengan tesis, antitesis,
dan sintesis melalui Bahasa lisan.
31. Diskusi berasal dari kata discussus (Latin)
yang berarti bertukar pendapat.
32. Seminar adalah jenis berbicara yang
berlangsung antara seorang pembicara dengan
beberapa orang penyimak.
33. Wawancara adalah suatu percakapan
antara dua atau lebih yang dilakukan oleh
pewawancara dan narasumber
34. Percakapan (talkshow) dilakukan dua
orang atau lebih oleh moderator kepada
narasumber.
35. Debat adalah kegiatan berbicara dalam
bentuk dua arah.

KEGIATAN BELAJAR 2 PEMBELAJARAN


KETERAMPILAN BERBICARA

1. Metode pembelajaran merupakan teknik


penyajian yang dikuasai oleh seorang guru
untuk menyajikan materi pelajaran kepada
murid di dalam kelas baik secara individual
atau secara kelompok agar materi pelajaran
dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan
oleh peserta didik dengan baik. Ahmadi dan
Prastya (2005:52)
2. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai
cara atau pola yang khas dalam
memanfaatkan berbagai prinsip dasar
pendidikan serta berbagai teknik dan
sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses
pembelajaran pada diri pembelajar Ginting
(2008: 42)
3. Pendekatan Saintifik adalah suatu proses
pembelajaran yang dirancang supaya peserta
didik secara aktif mengkonstruksi konsep,
hukum, atau prinsip melalui kegiatan
mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan/merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengkomunikasikan (Hosnan, 2014)
4. Metode Two Stay Two Stray, memungkinkan
setiap kelompok untuk saling berbagi
informasi dengan kelompok-kelompok lain
(Huda (2014: 140).
5. Main peran atau role playing merupakan
suatu kegiatan berupa penampilan tingkah
laku, sifat, watak, dan perangai suatu peran
tertentu untuk menciptakan suatu imajinasi
yang dapat melukiskan peristiwa yang
sebenarnya. Soeparno (2008: 101)
6. Media Kartu Bergambar (Flash card) Kartu
merupakan sebuah media yang terbuat dari
kertas dengan ukuran tertentu yang digunakan
sebagai alat peraga untuk keberhasilan proses
pembelajaran di sekolah
7. Flash card adalah kartu-kartu bergambar yang
dilengkapi kata-kata.
8. Penilaian merupakan suatu proses untuk
mengetahui apakah keluaran suatu program
telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang
sudah ditentukan,
9. Pengukuran adalah penilaian yang berupa
data-data kuantitatif.
10. Tes adalah cara untuk mendapatkan informasi
tentang peserta didik
11. Afektif adalah penilaian sikap
12. Aspek pengetahuan adalah aspek untuk
menilai kemampuan siswa atau pelajar
terhadap penguasaan suatu materi yang
diberikan.
13. Silabus merupakan acuan penyusunan
kerangka pembelajaran untuk setiap bahan
kajian mata pelajaran
14. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara
kategorial mengenai kompetensi dalam aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran
15. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan
spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang terkait muatan atau
mata pelajaran,
16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih

Kegiatan Belajar 3
KETERAMPILAN MENULIS
1. Menulis merupakan kemampuan seseorang
menuangkan ide, gagasan atau gambaran yang
ada di dalam pikiran manusia dalam bentuk
karya tulis yang dapat dibaca, dipahami dan
dimengerti orang lain.
2. Esai adalah tulisan yang membahas satu
masalah berdasarkan pemikiran sudut pandang
penulisnya.
3. Makalah adalah karangan yang membahas
suatu masalah secara logis, sistematis, dan
lengkap
4. Artikel adalah karya tulis hasil pemikiran atau
penelitian yang disajikan secara jelas,
sistematis dan sesuai dengan kaidah penulisan
yang berlaku.
5. Proposal merupakan karya tulis yang berisi
rancangan kegiatan atau rancangan penelitian
sebelum kegiatan/penelitian dilaksanakan
6. Laporan merupakan suatu macam dokumen
yang menyampaikan informasi mengenai
sebuah masalah yang telah atau tengah
diselidiki, dalam bentuk fakta-fakta yang
diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang
akan diambil
7. Ragam karya tulis faktual merupakan sebuah
proses komunikasi atau pemberian ide,
gagasan, dan pikiran dalam bentuk bahasa tulis
berdasarkan fakta-fakta.
8. Teks deskripsi merupakan suatu bentuk
karangan yang melukiskan sesuatu sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya sehingga
pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar,
meraba, mencium, dan merasakan) apa yang
dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.
9. Teks narasi atau naratif merupakan karangan
yang menyajikan serangkaian peristiwa atau
kejadian menurut urutan terjadinya atau
kronologis dengan maksud memberi makna
kepada sebuah atau rentetan kejadian sehingga
pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.
10. Teks eksposisi merupakan karangan yang
bertujuan untuk mengklarifikasi, menjelaskan,
mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan
dalam rangka memberikan informasi kepada
pembaca.
11. Teks eksplanasi merupakan karangan yang
menyajikan proses terjadinya atau terbentuknya
suatu fenomena alam atau sosial.
12. Teks prosedur merupakan karangan yang
berisi rangkaian kejadian atau peristiwa yang
disajikan secara runtut
13. Kata adalah unsur bebas terkecil yang
bermakna.
14. Keraf (2004:21) menyatakan bahwa kata
merupakan suatu unit dalam bahasa yang
memiliki stabilitas inter dan mobilitas
posisional, yang berarti ia memiliki komposisi
tertentu (fonologi atau morfologi) dan secara
relatif memiliki distribusi yang bebas.
15. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan
penulis membedakan secara tepat nuansa
makna dengan gagasan yang ingin disampaikan
kepada pembaca
16. Kalimat efektif merupakan satuan bahasa
(kata-kata) untuk menyampaikan pesan,
gagasan, dan perasaan sesuai dengan maksud
penulis dan kaidah penulisan kalimat.
17. Kesatuan kalimat adalah terdapatnya satu
ide pokok dalam sebuah kalimat.
18. Kepaduan kalimat adalah hubungan timbal
balik yang tepat antarunsur pembentuk kalimat.
19. Kesejajaran atau kepararelan adalah
pemakaian bentuk gramatikal yang sama untuk
bagian-bagian kalimat tertentu atau terdapatnya
unsur-unsur yang sama derajatnya dengan pola
kalimat yang sama.
20. Ketepatan adalah kesesuaian pemakaian
unsur-unsur yang membangun suatu kalimat
sehingga terbentuk pengertian bulat dan pasti.
21. Kelogisan adalah penalaran atau alur
berpikir yang masuk akal
22. Paragraf merupakan sekumpulan kalimat
yang dirangkai atau dihubungkan sehingga
membentuk suatu gagasan tertentu.
23. Kalimat pokok adalah kalimat inti yang
memuat ide atau gagasan dari sebuah paragraf.
24. Kalimat inti berisi suatu pernyataan yang
akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat
lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
25. Kalimat penjelas adalah kalimat yang
memberikan penjelasan tambahan atau detail
rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.
26. Pengembangan gagasan secara
internal/deduktif adalah pengembangan
paragraf yang terjadi di dalam satu paragraf
dalam bentuk pengembangan gagasan dasar ke
dalam gagasan pengembang yang dilanjutkan
dengan pengembangan kalimat topik ke dalam
kalimat-kalimat pengembang.
27. Paragraf secara eksternal/induktif adalah
pembentukan paragraf dalam teks dikaitkan
dengan paragraf yang lain
28. The appeal target audience yaitu
menentukan target pembaca
29. A coherent structure yaitu struktur tulisan
yang koheren
30. A smooth, detailed development
(ketuntasan pengembangan masalah tulisan),
dan
31. An appropriate, well articulated style
(gaya tulisan yang menarik)
32. Pramenulis adalah tahap persiapan untuk
menulis.
33. Kegiatan menulis adalah mengungkapkan
fakta-fakta, gagasan, sikap, pikiran, argumen,
perasaan dengan jelas dan efektif kepada
pembaca (Keraf, 63 2004:34)
34. Pascapenulisan merupakan tahap
penghalusan dan penyempurnaan tulisan kasar
yang dihasilkan.
35. Tompkins dan Hosskisson (1995:57)
menyatakan bahwa penyuntingan adalah
pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik
karangan seperti ejaan, puntuasi, diksi,
pengkalimatan, pengalineaan, gaya bahasa, dan
konvensi penulisan lainnya.
36. Penyuntingan merupakan kegiatan
merevisi atau perbaikan tulisan.
37. Kevin Byron merangkum kiat untuk
menemukan ide yaitu SCAMPER, dengan
(1) substitusi (substitute),
(2) kombinasi (combine),
(3) adaptasi (adapt),
(4) modifikasi (modify),
(5) gunakan untuk hal lain (Put to other uses),
(6) menghilangkan (eliminate),
(7) melakukan sebaliknya (reverse).
38. Model pembelajaran adalah prosedur atau
pola sistematis yang digunakan sebagai
pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang didalamnya terdapat strategi, teknik,
metode, bahan, media dan alat penilaian
pembelajaran

Kegiatan Belajar 4
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
MENULIS

1. Model pembelajaran adalah prosedur atau pola


sistematis yang digunakan sebagai pedoman
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
didalamnya terdapat strategi, teknik, metode,
bahan, media dan alat penilaian pembelajaran.
2. Model pembelajaran memiliki lima unsur dasar,
yaitu
(1) syntax, yaitu langkah-langkah operasional
pembelajaran,
(2) social system, yakni suasana dan norma
yang berlaku dalam pembelajaran,
(3) principles of reaction, menggambarkan
bagaimana seharusnya guru memandang,
memperlakukan, dan merespons siswa,
(4) support system, segala sarana, bahan, alat,
atau lingkungan belajar yang mendukung
pembelajaran,
(5) instructional dan nurturant effects—hasil
belajar yang diperoleh langsung
berdasarkan tujuan yang disasar
(instructional effects) dan hasil belajar di
luar yang disasar (nurturant effects) (Joyce
& Weil, 1980).
3. Pendekatan Saintifik adalah suatu proses
pembelajaran yang dirancang agar peserta didik
secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum,
atau prinsip melalui kegiatan mengamati,
merumuskan masalah,
mengajukan/merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data, menganalisis data,
menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan
(Hosnan, 2014).
4. Model pembelajaran berbasis proyek
merupakan model pembelajaran yang
diorientasikan untuk mengembangkan
kemampuan dan keterampilan belajar siswa
melalui serangkaian kegiatan merencanakan,
melaksanakan penelitian, dan menghasilkan
produk tertentu yang dibingkai dalam suatu
wadah bernama proyek pembelajaran.
5. Inquiry didefinisikan sebagai “bertanya
tentang” atau “mencari informasi dengan cara
bertanya”, sedangkan dalam kamus American
Heritage,
6. Discovery disebut sebagai “tindakan
menemukan”, atau “sesuatu yang ditemukan
lewat suatu tindakan”.
7. CIRC merupakan salah satu strategi kooperatif
yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran
menulis dan seni berbahasa.
8. Model pembelajaran think pair and share
merupakan sebuah kegiatan pembelajaran
diskusi kelas yang dapat memberi kesempatan
peserta didik untuk berpikir, menanggapi dan
saling membantu

2 Daftar materi yang sulit 1. Metode pembelajaran keterampilan


dipahami di modul ini berbicara
2. Penerapan keterampilan berbicara
dalam proses pembelajaran
3. Cara penggalian ide dalam menulis
4. Penilaian keterampilan menulis dalam
berbgi ragm teks
5. Model-model pembelajaran bahasa

3 Daftar materi yang sering 1. Perbedaan antara pendekatan


mengalami miskonsepsi pembelajaran saintifik, inkuiri dan
discovery
2. Perbedaan antara artikel, jurnal,
makalah, esai
3. Perbedaan teks eksposisi dan ekplanasi
4. Perbedaan model pembelajaran problem
based learning dan model project based
learning
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Modul 6 Profesional)
Judul Modul Genre Teks dalam Bahasa
Indonesia
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar Teks Berbasis
Genre
2. Genre Teks Fiksi dalam
Kurikulum 2013
3. Genre Teks Nonfiksi
Kurikulum 2013
4. Penyusunan Perangkat
Pembelajaran Teks Berbasis
Genre
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah A. Peta Konsep
dan definisi) di modul ini Modul 6 yang berjudul Genre Teks dalam
Bahasa Indonesia ini, disajikan dalam 4
KB (Kegiatan Belajar) sebagai berikut:
1. Konsep Dasar Teks Berbasis Genre
a. Hakikat Teks Berbasis Genre
b. Berbagai Jenis Teks Berbasis
Genre dalam Kurikulum
1) Teks Laporan Hasil Observasi
2) Teks Eksposisi
3) Teks Prosedur
4) Teks Eksplanasi
5) Teks Cerpen
6) Puisi
7) Drama
2. Genre Teks Fiksi dalam Kurikulum
2013
a. Struktur Retorik dan Kaidah
Kebahasaan Genre Teks Fiksi
dalam Kurikulum 2013 tingkat
SMP/MTs
1) Cerita Imajinasi/Fiktif
2) Puisi Rakyat
3) Fabel
4) Puisi
5) Drama
6) Cerpen
7) Cerita Inspirasi
b. Struktur Retorik dan Kaidah
Kebahasaan Genre Teks Fiksi
dalam Kurikulum 2013 Tingkat
SMA/MA/SMK
1) Anekdot
2) Hikayat
3) Novel
3. Genre Teks Nonfiksi Kurikulum 2013
a. Struktur Retorik dan Kaidah
Kebahasaan Genre Teks Non Fiksi
dalam Kurikulum 2013 Tingkat
SMP/MTs
1) Teks Deskripsi
2) Teks Prosedur
3) Teks Laporan Hasil Observasi
4) Teks Berita
5) Teks Eksposisi
6) Teks Eksplanasi
7) Teks Pidato Persuasif
b. Struktur Retorik dan Kaidah
Kebahasaan Genre Teks Non Fiksi
dalam Kurikulum 2013 Tingkat
SMA/MA/SMK
1) Teks Negosiasi
2) Resensi
3) Teks Editorial
4. Penyusun Perangkat Pembelajaran
Teks Berbasis Genre
a. Peta KI/KD serta Penyusunan
Silabus Pembelajaran Teks
Berbasis Genre
b. Penentuan Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK) Pembelajaran
Teks Berbasis Genre
c. Komponen dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1) Format RPP
2) Tujuan Pembelajaran
3) Materi Pembelajaran
4) Metode Pembelajaran
5) Alat dan Media Pembelajaran
6) Sumber Belajar
7) Langkah-langkah Pembelajaran
8) Penilaian Proses dan Hasil
Pembelajaran Teks Berbasis
Genre
B. Istilah dan Definisi
 KB1 berisi tentang konsep dasar teks
berbasis genre yang meliputi hakikat teks
berbasis genre dan berbagai jenis teks
berbasis genre dalam kurikulum 2013.
Daftar istilah dan definisi dalam KB 1
antara lain:
1) Genre adalah tempat acara, fungsi,
perilaku dan struktur interaksi,
bukan hanya dipandang sebagai
'teks'.
2) Genre dapat didefinisikan sebagai
jenis teks yang berfungsi sebagai pola
rujukan sehingga suatu teks dapat
dibuat dengan efektif (Pardiyono,
2007: 2).
3) Pendekatan berbasis genre adalah
pendekatan yang menekankan pada
hubungan antara jenis teks dan
konteksnya(Hyon Luu, 2011: 123).
4) Pendekatan berbasis genre menyoroti
besarnya pembaca dan konvensi
linguistik bahwa tulisan yang baik
adalah tulisan yang dapat diterima
pembacanya.
5) Penggunaan bahasa merupakan
proses pemilihan bentuk-bentuk
kebahasaan untuk mengungkapkan
makna.
6) Bahasa bersifat fungsional, yaitu
penggunaan bahasa tidak pernah
dapat dilepaskan dari konteks karena
bentuk bahasa yang digunakan itu
mencerminkan ide, sikap, nilai, dan
ideologi penggunanya.
7) Bahasa merupakan sarana
pembentukan kemampuan berpikir
manusia, dan cara berpikir seperti itu
direalisasikan melalui struktur
teks(Prawacana, Bahasa Indonesia
Ekspresi Diri dan Akademik, 2013).
8) Teks laporan hasil observasi
merupakan teks yang memberikan
informasi secara umum tentang
sesuatu berdasarkan fakta dari hasil
pengamatan secara langsung.
9) Teks laporan hasil observasi bersifat
informatif, artinya isi teksnya
memberikan sebuah informasi.
10) Teks laporan hasil observasi bersifat
komunikatif, artinya isi teksnya
mudah dipahami atau dimengerti.
11) Teks laporan hasil observasi bersifat
objektif, artinya isi teksnya
disajikan/ditulis secara faktual atau
dengan fakta/kenyataan apa adanya
dan bisa dibuktikan kebenarannya.
12) Teks eksposisi yaitu sebuah paragraf
atau karangan yang di dalamnya
mengandung sejumlah informasi yang
isi dari paragraf tersebut ditulis
dengan tujuan untuk menjabarkan
atau memberikan pengertian dengan
gaya penulisan yang singkat, padat
dan akurat.
13) Teks Eksposisi definisi merupakan
suatu paragraf eksposisi yang
memaparkan definisi atau pengertian
suatu topik tertentu.
14) Teks Eksposisi proses merupakan
tahapan-tahapan atau cara-cara
untuk melakukan sesuatu dari awal
hingga akhir.
15) Teks Eksposisi ilustrasi merupakan
sebuah paragraf yang menyajikan
informasi atau penjelasan-penjelasan
tertentu dengan cara memberikan
gambaran atau penjelasan yang
sederhana mengenai suatu topik
dengan topik lainnya yang
mempunyai kesamaan sifat atau
kemiripan dalam hal-hal tertentu.
16) Teks Eksposisi laporan adalah
paragraf eksposisi yang
mengemukakan laporan dari sebuah
peristiwa atau penelitian tertentu.
17) Teks Eksposisi perbandingan
merupakan paragraf eksposisi yang
ide atau gagasan utamanya
dipaparkan dengan cara
membandingkan dengan yang lain.
18) Teks Eksposisi pertentangan
merupakan sebuah paragraf atau
karangan yang berisi mengenai hal
pertentangan akan suatu hal dengan
hal lainnya.
19) Teks prosedur diartikan sebagai teks
yang berisi cara, tujuan untuk
membuat atau melakukan sesuatu
hal dengan langkah demi langkah
yang tepat secara berurutan sehingga
menghasilkan suatu tujuan yang
diinginkan.
20) Teks prosedur sederhana, merupakan
suatu prosedur yang bisa di lakukan
hanya dengan dua hingga tiga aksi /
langkah saja.
21) Teks prosedur kompleks, merupakan
prosedur yang didalamnya itu
terdapat aksi / langkah-langkah yang
banyak atau bisa dibilang cukup
rumit.
22) Teks prosedur protokol, merupakan
prosedur yang aksi atau tata cara
atau juga langkah-langkahnya tidak
terlalu rumit sehingga mudah untuk
dipahami.
23) Teks eksplanasi adalah teks yang
berisi tentang proses mengapa dan
bagaimana suatu peristiwa alam, ilmu
pengetahuan, sosial, budaya, dan
juga lainnya bisa terjadi.
24) Cerpen merupakan sebuah cerita
yang selesai dibaca dalam sekali
duduk berkisar antara setengah
sampai 2 jam berbeda dengan tokoh
novel tokoh dalam cerpen tidak
mengalami perubahan nasib.
25) Cerpen mini/flash adalah cerpen
dengan jumlah kata antara 750
sampai 1000 kata.
26) Cerpen ideal adalah cerpen dengan
jumlah kata antara 3000 sampai 4000
kata.
27) Cerpen Panjang adalah cerpen yang
jumlah katanya lebih dari 10000 kata.
28) Cerpen anak adalah cerita pendek
yang ditulis untuk bacaan anak
mengenai kehidupan anak,
melukiskan perasaan dan
menggambarkan pemikiran-pemikiran
anak.
29) Cerpen remaja merupakan cerpen
yang bercerita tentang kehidupan
remaja.
30) Cerpen keluarga merupakan cerpen
yang menceritakan kehidupan atau
persoalan dalam keluarga.
31) Puisi adalah suatu karya sastra yang
isinya mengandung ungkapan kata-
kata bermakna kiasan dan
penyampaiannya disertai dengan
rima, irama, larik dan bait, dengan
gaya bahasa yang dipadatkan.
32) Puisi lama adalah jenis puisi yang
masih terikat erat dengan kaidah dan
aturan-aturan penulisan yang berlaku
seperti: 1) jumlah kata yang terdapat
pada satu baris; 2) jumlah baris
kalimat yang terdapat dalam satu
bait’ 3) sajak atau rima; 4) banyaknya
suku kata; 5) penggunaan irama.
33) Puisi baru yang didefinisikan sebagai
jenis puisi yang tidak lagi terikat oleh
aturan yang memiliki bentuk lebih
bebas dari puisi lama dalam segala
hal seperti rima, baris, bait, diksi, dan
sebagainya.
34) Drama secara luas dapat diartikan
sebagai salah satu bentuk sastra yang
isinya tentang suatu kehidupan yang
disajikan atau dipertunjukkan dalam
bentuk gerak.
35) Alur yakni rangkaian insiden dan
konflik yang menggerakkan jalan
cerita.
36) Penokohan merupakan cara
pengarang di dalam menggambarkan
abjad tokoh.
37) Tokoh yakni pelaku yang mempunyai
tugas yang lebih dibandingkan
pelakupelaku lain, sifatnya sanggup
protagonis atau antagonis.
38) Wawancang yakni obrolan atau
Percakapan yang harus diucapkan
oleh tokoh cerita.
39) Kramagurg yakni petunjuk perilaku,
tindakan, atau perbuatan yang harus
dilakukan oleh tokoh.
40) Penokohan merupakan cara
pengarang di dalam menggambarkan
abjad tokoh.
41) Tokoh utama yakni tokoh yang
menjadi sentral kisah dalam
pementasan drama.
42) Tokoh pembantu yakni tokoh yang
dilibatkan atau dimunculkan untuk
mendukung jalan kisah dan
mempunyai kaitan dengan tokoh
utama.
43) Tokoh berkembang yakni tokoh yang
mengalami perkembangan nasib atau
sopan santun selama pertunjukan.
44) Tokoh pembantu yakni tokoh yang
diperbantukan untuk menyertai,
melayani, atau mendukung kehadiran
tokoh utama.
45) Tokoh statis yakni tokoh yang tidak
mengalami perubahan abjad dari awal
hingga simpulan dalam dalam suatu
drama.
46) Tokoh serbabisa yakni tokoh yang
sanggup berperan sebagai tokoh lain.
47) Latar yakni keterangan mengenai
ruang dan waktu.
48) Bahasa merupakan media
komunikasi antartokoh.

 KB 2 berisi uraian tentang analisis unsur


pembangun, struktur retorik, dan kaidah
kebahasaan genre teks fiksi dalam
Kurikulum 2013.
Adapun daftar istilah dan definisi dalam
KB 2 antara lain:
1) Cerita fantasi merupakan sebuah
karya tulis yang dibangun
menggunakan alur cerita yang
normal, namun memiliki sifat
imajinatif dan khayalan semata.
2) Orientasimerupakan sebuah bagian
dimana pengarang memberikan
pengenalan tentang penokohan,
tema, dan sedikit alur cerita kepada
pembacanya.
3) Konflikmerupakan bagian dimana
terjadi permasalahan dimulai dari
awal permasalahan hingga menuju ke
puncak permasalahan.
4) Resolusi merupakan penyelesaian
dari permasalahan atau konflik yang
tejadi.
5) Ending merupakan penutup cerita
fantasi.
6) Puisi rakyat merupakan jenis puisi
yang mempunyai nilai-nilai yang
berkembang didalam kehidupan
masyarakat.
7) Fabel adalah cerita yang
menggambarkan kehidupan hewan
yang memiliki perilaku layaknya
manusia (Rubin, 1993).
8) Verba adalah jenis kata yang
menunjukkan adanya suatu kegiatan
atau pekerjaan yang sedang
dilakukan.
9) Kata kerja aktif transitif adalah kata
kerja yang membutuhkan objek
didalam kalimatnya.
10) Kata kerja aktif intransitif adalah
kata kerja yang tidak membutuhkan
objek dalam kalimatnya.
11) Tipografi merupakan bentuk puisi
yang dipenuhi dengan kata, tepi kiri
kanan, dan tidak memiliki
pengaturan baris hingga pada baris
puisi yang tidakselalu diawali huruf
besar (kapital) dan diakhiri dengan
tanda titik.
12) Diksi adalah pemilihat kata yang
digunakan oleh sang penyair didalam
puisinya.
13) Imaji atau yang lebih kerap disebut
denganimajinasi merupakan unsur
yang melibatkan penggunaan indra
manusia, seperti imaji penglihatan,
imaji suara dan lain sebagainya.
14) Kata konkret adalah kata yang
memungkinkan terjadinya imaji, Kata
konkret seperti permata senja dapat
berarti pantai atau tempat yang
sesuai untuk melihat datangnya
senja.
15) Gaya bahasa merupakan penggunaan
bahasa yang bersifat seolah olah
menghidupkan dan menimbulkan
makna konotasi dengan
menggunakan bahasa figuratif.
16) Tema merupakan unsur utama pada
puisi karena tema berkaitan erat
dengan makna yang dihasilkan dari
suatu puisi.
17) Nada berkaitan dengan sikap penyair
terhadap pembacanya. Umumnya
nada yang digunakan akan bervariasi
seperti nada sombong, nada tinggi,
nada rendah dan lain sebagainya.
18) Amanat merupakan pesan yang
terkandung didalam sebuah puisi.
Amanat dapat ditemukan dengan
memaknai puisi tersebut secara
langsung.
19) Unsur kebahasaan teks cerpen
adalah unsur-unsur yang
membangun teks tersebut (Sam,
2014).
20) Majas disebut juga bahasa berkias
yang dapat menghidupkan atau
meningkatkan efek dan menimbulkan
konotasi tertentu.
21) Kalimat deskriptif adalah kalimat
yang melukiskan atau
menggambarkan sesuatu.
22) Dalam KBBI, inspirasi diartikan
sebagai ilham atau sesuatu yang
dapat menggerakkan hati untuk
mencipta (mengarang syair, lagu, dan
sebagainya).
23) Dalam beberapa literasi dijelaskan
bahwa inspirasi merupakan percikan
ide-ide kreatif yang timbul akibat
proses pembelajaran dan kepedulian
terhadap lingkungan sekitar.
24) Teks cerita inspiratif merupakan teks
yang berisi cerita fiksi maupun
pengalaman yang benar-benar terjadi
yang mampu menggugah inspirasi
dan semangat seseorang yang
membacanya.
25) Teks anekdot merupakan salah satu
jenis teks yang dipakai untuk
membuat teks cerita dari pengalaman
seseorang, dimana teks tersebut
berisikan cerita singkat dan juga
menghibur.
26) Bagian abstraksi merupakan bagian
yang terdapat pada paragrap pertama
(bagian awal), pada bagian ini
merupakan bagian yang berisi
abstrak atau gambaran umum dari isi
teks anekdot.
27) Bagian orientasi merupakan bagian
pendahuluan atau bagian latar
belakang peristiwa terjadi pada cerita
tersebut.
28) Bagian event merupakan serangkaian
peristiwa dalam cerita, biasanya
berisikan percakapan atau dialog.
29) Bagian krisis merupakan bagian yang
mulainya munculnya masalah,
biasanya pada bagian ini orang yang
diceritakan mulai mengalami
permasalahan atau kemelut.
30) Bagian reaksi merupakan bagian
yang berisi penyelesaian masalah
pada bagian krisis, atau juga bagian
ini merupakan bagian tindakan
untuk merespon suatu masalah.
31) Pada bagian ini merupakan bagian
yang berisi perubahan tokoh, dan
sebuah pelajaran yang dipetik dari
cerita anekdot.
32) Kata hikayat berasal dari kata kerja
bahasa Arab yang artinya
"memberitahu" dan "menceritakan".
33) Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI, 2017), novel
diartikan sebagai karangan prosa
yang panjang, mengandung
rangkaian cerita kehidupan seseorang
dengan orang di sekelilingnya dengan
menonjolkan watak dan sifat setiap
pelaku.
34) Struktur teks adalah bagian-bagian
terpisah yang menusun sebuah teks
hingga menjadi sebuah teks yang
utuh.
35) Bahasa bermakna denotatif yaitu
makna sebenarnya.
36) Bahasa bermakna konotatif atau
asosiatifyaitu makna tidak
sebenarnya.
37) Bahasa bersifat ekspresif yaitu
memberi bayangan suasana pribadi
pengarang.
38) Bahasa bersifat sugestif yaitu bersifat
memengaruhi pembaca.
39) Bahasa bersifat plastis yaitu bersifat
indah untuk menggugah perasaan
pembaca.
40) Gaya bahasa ironi atau sindirian
adalah gaya bahasa yang dikatakan
kebalikan dari apa yang sebenarnya.
41) Gaya bahasa sinisme, yakni sindiran
yang lebih kasar dari ironi untuk
mencemooh.
42) Gaya bahasa sarkasme, yakni
sindiran yang sangat tajam dan kasar
hingga kadang-kadang menyakitkan
hati.
 KB 3 berisi uraian tentang analisis unsur
pembangun, struktur retorik, dan kaidah
kebahasaan genre teks nonfiksi dalam
Kurikulum 2013.
Adapun daftar istilah dan definisi dalam
KB 3 antara lain:
1) Genre teks deskripsi diartikan
sebagai tulisan dimana gagasan
utamanya itu disampaikan dengan
cara menggambarkan dengan secara
jelas objek, tempat, atau peristiwa
yang sedang menjadi topik atau tema
kepada pembaca sehingga si pembaca
seolah-olah merasakan langsung apa
yang sedang diungkapkan di dalam
teks tersebut.
2) Subjektif adalah penggambaran objek
oleh kesan penulis.
3) Spatial adalah penggambaran objek
yang berupa tempat, benda, atau
ruang.
4) Objektif adalah penggambaran
keadaan pada objek tanpa
penambahan suatu opini penulis.
5) Identifikasi merupakan penentu
identitas seseorang, benda, dan
sebagainya.
6) Klasifikasi merupakan penyusunan
secara bersistem dalam sebuah
kelompok dengan menurut kaidah
atau standar yang sudah ditetapkan.
7) Deskripsi bagian merupakan bagian
teks yang berisi mengenai gambaran-
gambaran bagian didalam teks
tersebut.
8) Penutup merupakan kesimpulan atau
penegasan hal-hal yang penting.
9) Teks prosedur adalah teks yang berisi
cara, tujuan untuk membuat atau
melakukan sesuatu hal dengan
langkah demi langkah yang tepat
secara berurutan sehingga
menghasilkan suatu tujuan yang
diinginkan.
10) Konjungsi temporal atau kata
penghubung menyatakan waktu
kegiatan dan bersifat kronologis.
11) Kalimat imperatif adalah kalimat
perintah serta larangan yang perlu
ditaati untuk pelaksanaan hal yang di
tulis pada teks prosedur.
12) Verba material dan tingkah laku ialah
kata kerja yang berkaitan dengan
tindakan fisik.
13) Definisi umum adalah pembukaan
yang berisi pengertian tentang
sesuatu yang dibahas didam teks.
14) Definisi bagianadalah bagian yang
berisi ide pokok dari setiap paragraf
(penjelasan rinci).
15) Definisi manfaat adalah bagian yang
menjelaskan manfaat dari sesuatu
yang dilaporkan.
16) Penutupadalah bagian rincian akhir
dari teks.
17) Teks berita adalah teks yang berisi
tentang segala peristiwa yang terjadi
di dunia yang disebarkan melalui
berbagai media seperti radio, televisi,
internet, situs web, maupun media
yang lainnya.
18) Orientasi berita yaitu berisi pembuka
dari peristiwa yang diberitakan di
teks tersebut. Umumnya tertera
penjelasan singkat mengenai berita
yang sedang dibahas.
19) Peristiwa yaitu berisi tentang proses
kejadian dari awal sampai akhir
berdasarkan peristiwa yang terjadi
dan menjelaskan berdasarkan fakta
yang ada.
20) Sumber berita yaitu dari mana asal
sumber berita tersebut muncul.
21) Piramida terbalik adalah salah satu
konsep, formula atau struktur
penulisan berita atau sebuah acuan
baku yang sering digunakan oleh
para wartawan untuk menyusun
sebuah teks berita.
22) Lead/prioritas utama
pentingmerupakan puncaknya yang
harus dapat menjawab sebagian
besar unsur 5 W + 1 H.
23) Neck/sangat pentingadalah urutan
yang sangat penting yakni peralihan
alur atau penyambung alur ide berita
yang ada pada bagian lead atau
kepala berita untuk dilanjutkan pada
gagasan-gagasan yang tertuang pada
bagian berikutnya.
24) Body/pentingmerupakan penjabaran
dari gagasan berita yang termaktub
dalam lead dan neck. Penjabaran itu
bisa merupakan jawaban why
(mengapa) dan how).
25) Body lanjutan/kurang penting
merupakan bagian yang
mencantumkan berbagai data yang
tidak terlalu penting ditempatkan.
26) Verba transitifmerupakan verba yang
dapat diubah ke bentuk pasif.
27) Verba pewarta adalah verba yang
mengindikasikan suatu percakapan.
28) Adverbia atau kata keteranganadalah
kelas kata yang memberikan
keterangan kepada kata lain.
29) Konjungsi temporaladalah kata
hubung yang berhubungan dengan
waktu.
30) Teks eksposisi yaitu sebuah paragraf
atau karangan yang di dalamnya
mengandung sejumlah informasi yang
isi dari paragraf tersebut ditulis
dengan tujuan untuk menjabarkan
atau memberikan pengertian dengan
gaya penulisan yang singkat, padat
dan akurat.
31) Pronomina atau kata ganti adalah
jenis kata yang menggantikan nomina
atau frasa nomina.
32) Nomina (kata benda)merupakan kata
yang mengacu pada benda, baik
nyata maupun abstrak.
33) Verba (kata kerja) merupakan kata
yang mengandung makna dasar
perbuatan, proses, atau keadaan
yang bukan sifat. Dalam kalimat
biasanya berfungsi sebagai predikat.
34) Konjungsimerupakan kata hubung
baik antarklausa maupun
antarkalimat.
35) Teks eksplanasi adalah teks yang
beisi tentang fenomena latar belakang
dan proses kronologis sebuah
kejadian.
36) Teks negosiasi atau negosiasi adalah
suatu bentuk interaksi sosial yang
berfungsi untuk mencapai
penyelesaian bersama di antara
pihak-pihak yang mempunyai
perbedaan kepentingan.
37) Orientasi adalah kalimat pembuka,
biasanya dibubuhi salam. Fungsinya
memulai negosiasi.
38) Permintaan adalah suatu hal berupa
barang ataupun jasa yang ingin dibeli
oleh pembeli atau konsumen.
39) Pemenuhan adalah barang atau jasa
dari pemberi jasa atau penjual yang
diminta oleh pembeli atau konsumen.
40) Penawaran adalah proses terjadinya
tawar menawar.
41) Persetujuan adalah keputusan antara
dua belah pihak atas penawaran yang
sudah dilakukan.
42) Poerwadarminta (Romli, 2003:75)
menjelaskan resensi secara bahasa
ialah sebagai pertimbangan atau juga
perbincangan mengenai sebuah buku
yang menilai kelebihan atau juga
kekurangan buku tersebut,
menariktidaknya tema serta isi buku,
kritikan, dan juga memberi dorongan
kepada khalayak mengenai perlu
tidaknya buku tersebut untuk dibaca
dan juga dimiliki atau dibeli.
43) Resensi informatif yakni suatu
resensi yang hanya menyampaikan isi
dari resensi dengan secara singkat
serta umum dari keseluruhan isi
buku.
44) Resensi deskriptifmerupakan suatu
resensi yang membahas dengan
secara detail/ lengkap pada setiap
bagian atau babnya
45) Resensi kritis merupakan suatu
resensi yang berbentuk ulasan
detail/lengkap dengan metodologi
ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari
resensi tersebut biasanya kritis dan
juga objektif dalam menilai isi buku.
46) Sinopsis, yakni ringkasan yang
menggambarkan pemahaman penulis
terhadap isi novel.
47) Evaluasi, adalah paparan mengenai
kelebihan/keunggulan serta juga
kekurangan suatu karya.
48) Teks editorial adalah sebuah artikel
dalam surat kabar yang merupakan
pendapat atau pandangan redaksi
terhadap suatu peristiwa yang aktual
atau sedang menjadi perbincangan
hangat pada saat surat kabar itu
diterbitkan.
49) Pernyataan pendapat (tesis) adalah
bagian yang berisi sudut pandang
penulis tentang masalah yang
dibahas, berisi sebuah teori yang
akan diperkuat oleh argumen.
50) Argumentasi merupakan alasan atau
bukti yang digunakan guna
memperkuat pernyataan dalam tesis.
Argumentasi yang diberikan dapat
berupa pertanyaan umum/data hasil
penelitian, pernyataan para ahli,
maupun fakta-fakta.
51) Pernyataan/penegasan ulang
pendapat (reiteration) merupakan
bagian yang berisi penegasan ulang
pendapat yang didukung oleh fakta
yang biasanya berada di bagian akhir
teks.
52) Verba material yaitu verba yang
menunjukan perbuatan fisik atau
peristiwa.
53) Verba rasional yaitu verba yang
menunjukan hubungan intensitas.
54) Verba mental yaitu verba yang
menunjukan persepsi (melihat, dan
lainnya), afeksi (khawatir dan
lainnya), dan kognisi (mengerti dan
lainnya).

 KB 4 berisi uraian materi untuk


menyusun perangkat pembelajaran teks
berbasis genre sesuai dengan Kurikulum
2013 sebagaimana yang tercantum
dalam Permendikbud tahun 2016 nomor
20 (SKL dikdasmen), 21 (Standar Isi
dikdasmen), 22 (Standar Proses
dikdasmen), 23 (Standar Penilaian), dan
24 (KI dan KD dikdasmen).
Adapun daftar istilah dan definisi dalam
KB 4 adalah sebagai berikut:
1) Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK) merupakan rumusan
kemampuan yang menunjukkan
ketercapaian KD.
2) Pengetahuan faktual adalah
pengethauan yang berisi elemen-
elemen dasar yang harus diketahui
oleh para peserta didik jika mereka
akan dikenalkan dengan sesuatu.
3) Pengetahuan konseptual adalah
pengetahuan yang meliputi skema-
skema, model-model mental, atau
teori-teori eksplisitdan implisit dalam
model-model psikologi kognitif yang
berbeda.
4) Pengetahuan prosedural adalah
pengetahuan mengenai bagaimana
melakukan sesuatu.
5) Pengetahuan metakognitif adalah
pengetahuan mengenai kesadaran
secara umum tentang kesadaran
pribadi seseorang.
6) Pendekatan pembelajaran diartikan
sebagai titik tolak atau sudut
pandang (perspektif) terhadap proses
pembelajaran (Sanjaya, 2007: 127).
7) Metode pembelajaran merupakan
langkah operasional dari strategi
pembelajaran yang dipilih dalam
mencapai tujuan belajar sehingga
penggunaannya harus
disesuaikandengan jenis strategi yang
digunakan.
8) Penilaian pembelajaran merupakan
sebuah proses yang meliput tahapan:
(1) perencanaan, (2) pengumpulan
data, (3) pengolahan data, (4)
penafsiran, dan (5) penggunaan hasil
penilaian.
9) Konjungsi penerang adalah kata
hubung yang berguna untuk
menjelaskan atau menerangkan
suatu kejadian di dalam kalimat.
10) Konjungsi temporal adalah kata
hubung yang menerangkan
hubungan waktu dari dua hal atau
peristiwa yang berbeda.
11) Konjungsi penyebabanadalah kata
hubung yang berguna untuk
menghubungkan dua unsur yang
menyatakan hubungan sebab di
dalamnya.

2 Daftar materi yang sulit 1. Menentukan indikator pencapaian


dipahami di modul ini kompetensi (IPK) pembelajaran teks
berbasis genre
2. Penyusunan RPP
3. Menentukan metode pembelajaran
yang berbasis genre
4. Penilaian proses dan hasil
pembelajaran teks berbasis genre

3 Daftar materi yang sering 1. Pengertian antara teks prosedur


mengalami miskonsepsi sederhana dan kompleks
2. Pengrtian antara cerpen mini dan
cerpen ideal
3. Pengertian antara wawancang dan
kramagung
4. Pengertian antara verba material dan
mental

Anda mungkin juga menyukai