Anda di halaman 1dari 36

PEMBELAJARAN MANDIRI PPG DALAM JABATAN

UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN 2022

Nama : ADI SAPUTRA


ID SIMPKB : 201503632272@guruku.id
Kelas : Guru Mapel Bahasa Indonesia

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul MODUL 1


TATA BAHASA
Judul Kegiatan 1. EJAAN
Belajar (KB) 2. KATA DAN PROSES PEMBENTUKANNYA
3. KATA DAN PROSES PEMBENTUKANNYA
4. KALIMAT EFEKTIF
No Butir Respon/Jawaban
Refleksi
1 Garis besar KEGIATAN BELAJAR 1
materi yang 1. Bahasa sebagai sistem tanda terdiri atas signifie yang berupa
dipelajari konsep-konseptertentu dalam pikiran manusia dan signifiant
berupa realisasi konsep-konseptertentu yang diwujudkan dalam
bentuk ujaran.
2. Penggunaan huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada
awal kalimat. Contoh:
Setiap hari mereka membaca buku.
3. Penggunaan huruf miring dalam Ejaan Yang Disempurnakan
dalam ketikanmenggunakan jenis huruf italic. Jika ditulis dengan
tulisan tangan, huruf atau katayang akan dicetak miring
digarisbawahi.
4. Huruf cetak tebal digunakan untuk menuliskan judul buku, bab,
bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka,
indeks, dan lampiran.
5. Tanda titik digunakan pada akhir kalimat berita.
Contoh:
Anak itu sedang menunggu angkutan umum.
6. Tanda koma digunakan dalam suatu perincian atau pembilangan
(minimaltiga unsur)
Contoh:
Kami memerlukan piring, sendok, dan garpu.
7. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan kalimat yang
setara didalam kalimat majemuk setara.
Contoh:
Kakak membuatkan kopi untuk ayah;
ibu mengoreksi tugas mahasiswa; adik bermain di halaman
depan rumah
8. Tanda hubung digunakan untuk menyambung suku-suku kata
yang terpisaholeh pergantian baris.
Contoh:
Kami akan membawa beberapa buku re-ferensi.
9. Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan
yang berupaseruan atau perintah dan menggambarkan emosi
penutur.
Contoh:
Tolong tutup pintu itu!
10. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang
berasal daripembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Contoh:
Paman berkata, “Ibu kamu akan datang besok pagi.”
11. Tanda garis miring digunakan di dalam nomor surat, nomor
pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi
dalam dua tahun kalender atau tahun ajaran.
Contoh:
Nomor 15/JK/2015 Jalan Wonosari 9/115
12. Tanda kurung digunakan untuk mengapit tambahan keterangan
ataupenjelasan.
Contoh:
Presiden akan bertemu dengan DPR (Dewan
Perwakilan Rakyat).
KEGIATAN BELAJAR 2
1. Salah satu bidang kajian bahasa adalah morfologi yaitu
pembentukan kata. Proses pembentukan kata ini melalui
proses afiksasi.
2. Reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan
mengulang satuan bahasa baik secara keseluruhan maupun
sebagian. Reduplikasi adalah proses pembentukan kata
kompleks dengan cara pengulangan bentuk kata. Jenis kata
ulang
3. Pemajemukan adalah penggabungan dua kata atau lebih
dalam membentuk kata yang menimbulkan makna baru
4. Perkembangan dan pertambahan kosakata dalam bahasa
Indonesia sangat pesat. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), kosakata adalahperbendaharaan kata.
Artinya, kosakata adalah kumpulan beragam kata dalam
bahasa Indonesia
5. Verba asal adalah verba yang dapat berdiri sendiri tanpa
afiks. Verba ini dapat dipakai dalam klausa atau kalimat, baik
bahasa formal maupun nonformal.
6. adverbia atau kata keteranganmerupakan kata yang
menjelaskan verba, adjektiva, atau adverbia lain. Berdasarkan
perilaku semantisnya, adverbia terbagi menjadi beberapa
bentukya
7. Kategori ini merupakan kata penunjuk arah atau tempat.
Secara sintaksis, preposisi digunakan di depan kategori lain,
terutama nomina. Jika berada di depannomina preposisi
membentuk frase eksosentris. Contoh: di, kepada, buat, bagi,
antara, atas, ke, dari sekian.
8. Pronomina merupakan kata yang dipakai
untukm mengacu pada nomina lain. Jenis –
jenis prnomina sebagai berikut.
a) Pronomina persona, seperti saya,
engkau, dia, mereka, -nya.
b) Pronomina penunjuk, seperti ini, itu,
sini, situ, sana.
c) Pronomina penanya, seperti apa, siapa,
mana
9. Kata tugas merupakan istilah bagi kelas kata yang tidak
termasuk kelas kataverba, nomina, adjektiva, dan numeralia
10. Kata-kata baku yaitu kata yang digunakan sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang sudah di tentukan sebelumnya
dan suatu kata bisa disebut dengan kata tidak baku jika kata
yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

KEGIATAN BELAJAR 3

1. Fungtor adalah kata (butir gramatika seperti penanda


jamak-es atau-s dalambahasa Inggris) yang tidak
mempunyai arti sendiri dan biasanya hanya mempunyai
fungsi gramatikal dalam sintaksis. Fungtor dalam bahasa
Indonesia meliputi unsur-unsur kalimat yaitu subjek,
predikat, objek, keterangan, dan pelengkap (S-P-O-K-
Pel.).
2. Berdasarkan kesetaraan distribusi unsur-unsurnya, frasa
terdiri atas dua jenis, yaitu frasa endosentrik dan frasa
eksosentrik.

3. Klausa merupakan satuan gramatikal berupa kelompok


kata yang sekurang kurangnya terdiri atas subjek (S) dan
predikat (P). Klausa berpotensi menjadi kalimat. Ramlan
(1981: 62) mengemukakan sebagai berikut.
“Klausa dijelaskan sebagai satuan
gramatik yang terdiri atas dari P, baik
disertai S, O, PEL, dan KET atau tidak.
Dengan ringkas klausa ialah (S), (P), (O),
(PEL) (KET). Tanda kurung menandakan
bahwa apa yang terletak dalam kurung itu
bersifat manasuka, artinya boleh ada,
boleh juga tidak ada.”
4. Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kalimat
bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua
kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak
sederajat.
5. Kalimat versi adalah kalimat yang
predikatnya mendahului subjeknya.
Kalimat ini biasanya dipakai untuk
penekanan atau ketegasan makna.
Berikut contohnya.
1) Ambilkan koran itu!
. P S
KEGIATAN BELAJAR 4

1. Arifin (2009: 89) yang mengemukakan bahwa kalimat efektif


adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau
pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembaca atau
penulis

2. Keparalelan atau sering dikenal dengan kesejajaran adalah


kesamaan bentuk dan struktur yang digunakan dalam kalimat
efektif harus paralel, sama, atau sederajat. Dalam hal bentuk,
kesejajaran terutama terletak pada penggunaan imbuhan,
sedangkan dalam hal struktur, kesejajaran terletak pada
klausa-klausa yang menjadi pengisi dalam kalimat majemuk

3. Ketegasan adalah penekanan pada ide pokok kalimat

4. Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat


mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap
tidak perlu.
Contoh:
1) Para tamu-tamu sudah hadir di ruang
seminar. (salah)
2) Para tamu sudah hadir di ruang seminar.
(benar)
3) Tamu-tamu sudah hadir di ruang seminar.
(benar)

5. Kecermatan artinya kalimat yang dibuat tidak


menimbulkan tafsiranganda (ambigu).
Contoh:
a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu
menerima hadiah. (kalimat ambigu)
b. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu
menerima hadiah. (jika yang terkenal perguruan
tingginya)
Daftar 1. Penggolongan kalimat berdasarkan unsur kalimat.
materi yang Kalimat lengkap dan kalimat tidak lengkap.
sulit 2. Jenis – jenis kalimat, kelimat perintah, kalimat berita, kalimat
dipahami di tanya, kalimat seruan.
modul ini
3 Daftar 1. Penggunaan ejaan didalam pemakaian huruf, seperti: huruf kapital,
materi yang huruf miring, huruf cetak tebal
sering
mengalami
miskonsepsi
PEMBELAJARAN MANDIRI PPG DALAM JABATAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN 2022

Nama : ADI SAPUTRA


ID SIMPKB : 201503632272@guruku.id
Kelas : Guru Mapel Bahasa Indonesia

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul MODUL 2


SEMANTIK DAN WACANA
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Hubungan Bentuk dan Makna
2. Eufimisme
3. Wacana
4. Pragmatik

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang KEGIATAN BELAJAR 1
dipelajari 1. objek kajian semantik adalah makna.
Bentuk-bentuk kebahasaaanakan
berhubungan dengan makna yang
dimilikinya.
2. linguistik modern, Ferdinand de Saussure
mengatakan bahwa setiap tanda linguistik
terdiri dari dua unsur, yaitu signifie dan
signifiant. Signifie mengacu pada konsep
atau makna darisuatu tanda bunyi,
sedangkan signifiant mengacu pada bunyi-
bunyi yang terbentukdari fonem-fonem
dalam bahasa yang bersangkutan.
3. pengelompokkan jenis makna menjadi
beberapa kelompok kelompok
a. makna laksikal
b. makna gramatikal
c. maknareferensial
d. Makna Nonreferensial
e. Makna Denotatif
f. Makna Konotatif
g. Makna Literal
h. Makna Figuratif
4. Relasi makna ini dapat berkaitan dengan
kesamaan makna (sinonim), kebalikan makna
(antonim), perbedaan makna (homonim),
kegandaan makna (polisemi atau ambiguitas),
ketercakupan makna (hiponim), dan kelebihan
makna (rudundansi).
5. Sinonim adalah bentuk bentuk bahasa yang
memiliki makna kurang lebih sama atau
mirip, atau sama dengan bentuk lain.
6. Antonimimerupakan hubungan di antara
kata-kata yang dianggap memiliki
pertentanganmakna (Djayasudarma, 2012:
73). Adanya pertentangan makna dalam
antonimimenunjukkan bahwa hubungan dua
buah kata yang berlawan bersifat dua arah.
7. homonimi adalah hubungan antara kata yang
ditulis dan atau dilafalkan dengan cara yang
sama dengan kata yang lain.
8. Polisemi adalah satuan bahasa yang memiliki
lebih dari satu. Misalnya, misalnya kata ibu
bermakna: 1) wanita yang melahirkan seorang
anak, 2) sapaan untuk wanita yang sudah
bersuami, 3) bagian yang pokok;--jari 4) yang
utama di antara beberapa hal yang lain
9. Ambiguitas dapat diartikan dengan ‘makna
ganda’. Konsep ini mengacu pada sifat
konstruksi penafsiran makna yang lebih dari
satu (Suwandi, 2008: 117). Ambiguitas kadang
disamakan dengan polisemi.
10. Istilah redundansi sering diartikan sebagai
sesuatu yang belebih-lebihan, misalnya
berlebihan pemakaian unsur segmental dalam
kalimat. Istilah redundansibiasanya dipakai
dalam linguistik modern. Istilah ini digunakan
untuk menyatakanbahwa salah satu konstituen
kalimat yang tidak perlu jika dipandang dari
sisi semantik

KEGIATAN BELAJAR 2

1. Dalam kegiatan berkomunikasi, kebutuhan


akan kosakata atau kalimat menjadi hal
yang mutlak. Ketika manusia
membutuhkan kosakata baru untuk bidang-
bidang tertentu, bisa saja ia mengambil
kosakata yang telah ada dalam bahasa lain
atau malah mengubah makna yang sudah
ada sebelumnya menjadi makna baru.
2. Perubahan makna karena faktor
kesejarahan berhubungan dengan
perkembangan kata. Misalnya kata wanita
berasal dari kata betina. Kata betina
berhubungan identik dengan jenis kelamin
hewan, misalnya sapi betina
3. salah satu sifat bahasa adalah dinamis.
Artinya, bahasa dapat berkembang sesuai
dengan perkembangan zaman, begitu juga
dengan maknanya. Salah satu perubahan
yang terjadi dalam bahasa adalah perluasan
makna.
4. Penyempitan makna berkebalikan dengan
perluasan makna. Penyempitan makna
terjadi ketika sebuah kata yang pada
awalnya mempunyai makna yang luas
kemudian maknanya berubah menjadi
lebih sempit. Kata madrasah, pendeta,
sarjana, sastra adalah kosakata yang
mengalami penyempitan makna.
5. Peninggian makna atau ameliorasi
berhubungan dengan nilai rasa yang lebih
baik atau sopan.
Contoh:
a. Koruptor itu akhirnya berada di
lembaga pemasyarakatan.
b. Karena keadaan perusahannya
semakin kritis, ia terpaksa
merumahkan karyawannya.
c. Pemerintah sedang memperjuangkan
nasib para tunakarya.
6. Penurunan makna atau peyorasi
berkebalikan dengan ameliorasi. Proses
perubahan makna ini dapat dilihat dari
makna kata atau yang mempunyai makna
lebih rendah, kasar, atau kurang sopan.
7. Persamaan makna yang dimaksud di sini
adalah makna yang berupa perumpamaan
karena kesamaan sifat
8. Metafora berkaitan dengan pemakaian kata
kiasan yang memiliki kemiripanmakna.
Metafora digunakan untuk
menggambarkan perbandingan analogis
pada dua hal yang berbeda. Kata-kata yang
digunakan bukan makna yang sebenarnya.
9. Penggunaan eufemisme dalam tuturan
dapat dijadikan cermin penutur atau
masyarakat tuturnya. Hal ini juga dapat
dijadikan penanda khas individu atau
masyarakat penuturnya
10. Sebagai sebuah fenomena kebahasaan,
secara umum penggunaan eufemisme
dimanfaatkan untuk menghaluskan tuturan
agar tidak terkesan kasar danmenyakiti
perasaan orang lain.

KEGIATAN BELAJAR 3

1. Terdapat berbagai macam pengertian


wacana yang dikemukan oleh para ahli.
Mereka mempunyai sudut pandang yang
beraneka ragam dalam mendefinisikan
konsep wacana
2. Kohesi merupakan aspek formal dalam
sebuah teks. Kohesi digunakan sebagai
penanda hubungan antarkalimat dalam
teks.
3. Alat-alat yang digunakan dalam kohesi
leksikal dapat berupa kata atau frasabebas
yang dapat mempertahankan hubungan
yang kohesif antarkalimat
4. Repetisi atau pengulangan digunakan
untuk menghubungkan antara topik
kalimat yang satu dengan yang lainnya
5. Kohesi gramatikal berhubungan dengan
berbagai pemarkah kohesi yang
melibatkan penggunaan unsur-unsur
kaidah bahasa. Yuwono (2005: 96)
menjelaskan bahwa kohesi gramatikal
merupakan hubungan semantis antarunsur
yang ditandai dengan penggunaan alat-alat
gramatikal.
6. Referensi pronomina komparatif adalah
keterkaitan semantis antara satu unsur
dengan unsur yang lain dengan tujuan
membandingkan dua hal
7. Substitusi adalah penggantian suatu unsur
bahasa dengan unsur bahasa yang lain.
Substitusi digunakan untuk menghindari
pengulangan bentuk yang sama.
Penggantian yang dilakukan dapat berupa
kata, frasa, atau klausa. Substitusi erat
kaitannya dengan faktor gramatikal
8. Salah satu alat kohesi gramatikal yang
memiliki fungsi menghubungkan antara
gagasan yang satu dengan yang lainnya
adalah konjungsi
9. mengklasifikasikan konjungsi menjadi
empat jenis, yaitu
a. konjungsi aditif,
b. konjungsi adversatif,
c. konjungsi kausal, dan
d. konjungsi temporal

KEGIATAN BELAJAR 4

1. Pragmatik sangat berkaitan erat dengan


tindak tutur. Kajian pragmatik akanselalu
terkait dengan tindak atau kemampuan
verbal yang terjadi dalam situasi danwaktu
tertentu. Selain itu, kajian ini berkaitan erat
dengan fungsi utama bahasa, yaitu sebagai
alat komunikasi.
2. Salah satu tujuan seseorang bertutur adalah
untuk melakukan interaksi sosial. Agar
proses komunikasi berjalan dengan baik
dan lancar, peserta tutur diharapkan
terlibat aktif dalam proses berkomunikasi
tersebut. Jika salah satu peserta tutur tidak
terlibat aktif, bisa jadi proses komunikasi
akan terhambat
3. Maksim kualitas mengatur penutur untuk
tidak mengatakan sesuatu yang
menurutnya salah atau keliru. Selain itu,
penutur jangan mengatakan sesuatu yang
tidak ada buktinya.
4. Agar komunikasi berjaan dengan baik dan
lancar, peserta tutur diharapkan
memberikan informasi yang relevan dan
mudah dimengerti. Dengan kata lain, agar
komunikasi berjalan dengan lancar, tuturan
yang satu dengan yang lainnya harus ada
keterkaitan satu sama lain. Perhatikan
percakapan berikut ini.
Vita : ”Saya Vita. Siapa nama
kamu?”
Dita : ”Salam kenal juga. Nama saya
Dita.”Vita : ”Kamu tinggal di mana?”
Dita : ”Saya tinggal di Bandung.”
5. Maksim cara mengatur agar para peserta
tutur menghindari pernyataan- pernyataan
yang samar, menghindari ketaksaan, dan
mengusahakan agar pernyataan yang
disampaikan ringkas, teratur, tidak
berpanjang lebar dan bertele- tele.
Andi : “Pak Anto sangat
mencintai istrinya.”Untung :
“Saya juga.”
6. Dalam kegiatan bertutur, mematuhi prinsip
kerja sama saja dirasa tidak cukup. Prinsip
lain yang harus diperhatikan adalah
kesopanan. Prinsip kesopanan (the
politeness principle)
7. Maksim kedermawanan disebut juga
maksim kemurahan hati. Dalam kegiatan
berkomunikasi, maksim kedermawanan
digunakan untuk menghormati mitra tutur.
Salah satu cara untuk menghormati orang
lain adalah mengurangi keuntungan bagi
dirinya dan memaksimalkan keuntungan
bagi orang lain
8. Maksim kerendahaan hati mengatur
peserta tutur untuk bersikap rendah hati,
yaitu mengurangi pujian terhadap diri
sendiri. Prinsip maksim kerendahan hati
adalah pujilah diri sendiri sedikit mungkin,
kecamlah diri sendiri sebanyak mungkin.
Pehatikan kalimat berikut ini.
a. Dini : “Sepatu kamu bagus
sekali. Harganya mahal, ya?” Attar
: “Ah biasa, sepatu murah kok.”
Terdapat dua kesantunan yang
digunakan pada tuturan (24) di atas, Dini
menggunakan maksim pujian dan Attar
menggunakan maksim kerendahan hati.
9. Aturan yang terdapat dalam maksim ini
adalah mengurangi antipati antaradiri
sendiri dan orang lain dan meningkatkan
rasa simpati antara diri sendiri dan orang
lain. Sikap antipati terhadap perilaku orang
lain dianggap sebagai perbuatan yang tidak
santun

2 Daftar materi yang sulit 1. Faktor perubahan makna dan jenis jenis
dipahami di modul ini perubahan makna
2. istilah pragmatik dengan mengetengahkan
istilah competence dan performance.
3.
3 Daftar materi yang sering 1. Secara dikotomis berbagai jenis makna
mengalami miskonsepsi dikelompokkan menjadi beberapa macam.
Pengelompokkan makna ini dapat dilihat
dengan berbagai sudut pandang. Pateda
mengelompokkan jenis makna menjadi 25
jenis makna. Sementara itu, Leech
mengelempokkan jenis makna menjadi
tujuh jenis makna.
PEMBELAJARAN MANDIRI PPG DALAM JABATAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN 2022

Nama : ADI SAPUTRA


ID SIMPKB : 201503632272@guruku.id
Kelas : Guru Mapel Bahasa Indonesia

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul MODUL 3


KESASTRAAN
Judul Kegiatan 1. Genre Puisi dalam Pembelajaran Sastra Kurikulum 2013
Belajar (KB) 2. Genre Prosa dalam Pembelajaran Sastra Kurikulum 2013
3. Genre Drama dalam Pembelajaran Sastra Kurikulum 2013
4. Perangkat Pembelajaran Sastra Kurikulum 2013

N Butir Respon/Jawaban
o Refleksi
1 Garis besar KEGIATAN BELAJAR 1
materi yang 1. , puisi memiliki arti penting bagi kehidupan. Sejalan dengan fungsi sastra
dipelajari yang disampaikan oleh Aristoteles, yaitu dulce et utileyang berarti
menghibur dan bermanfaat, puisi dapat menghibur sekaligus bermanfaat
bagi manusia.
2. Di antara berbagai pendapat yang ada untuk mendefisinikan puisi, pendapat
Suminto A. Sayuti dianggap dapat mewakili definisi puisi yang berkembang
saat ini. Menurut Sayuti (2002:3), puisi adalah sebentuk pengucapan bahasa
yang mempertimbangkan adanya aspek bunyi-bunyi di dalamnya, yang
mengungkapkanpengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair
yang ditimba dari kehidupan individual dan sosial
3. Pantun merupakan salah satu warisan nenek moyang. Pantun ini
berkembang hingga sekarang. Pantun ini tumbuh dan berkembang dalam
budaya masyarakat.
4. Karmina merupakan pantun pendek yang hanya terdiri dari 2 baris. Karmina
sering juga disebut pantun kilat. Baris pertama merupakan sampiran. Baris
kedua merupakan isi. Jumlah suku kata setiap baris 8-12. Karmina juga
memiliki sajak
Perhatikan contoh karmina berikut!

Burung merpati terbang tinggi ke awan


Manusia mati membawa bekal amalan

Jangan lupa setia pada sahabat


Banyak dosa yuk segera taubat
5. gurindam merupakan puisi yang terdiri dari dua baris yang kesemuanya
merupakan isi dan menunjukkan hubungan sebab akibat. Kebanyakan
gurindam bersajak sempurna a-a, namun ada pula yang bersajak paruh a-b.
6. Syair merupakan puisi lama yang berasal dari Arab dan berkembang di
kalangan masyarakat Melayu. Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi dan
Hamzah Fansuri merupakan penggubah syair yang terkenal di Indonesia.
Beberapa karyanya di antaranya adalah Syair Perihal Singapura Dimakan
Api karya Abdullah bin Abdul kadir Munsyi dan Syair Perahu, Syair
Dagang dan Syair si Burung Pingai karya Hamzah Fansuri.
7. Unsur pembangun puisi terdiri dari unsur fisik dan unsur batin. Unsur fisik
adalah unsur yang secara fisik tampak dapat dilihat, seperti rima, gaya
bahasa, imaji, diksi, struktur, dan perwajahan. Rima, gaya bahasa, imaji, dan
diksi tampak melalui kata atau frase yang digunakan dalam puisi.
8. Diksi merupakan pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair untuk
mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan. Fungsi diksi dalam puisi
merupakan sarana yang menghubungkan pembaca dengan gagasan penyair
dan dunia intuisi penyair, menciptakan kesan hidup dalam puisi.
9. Salah satu keindahan puisi terletak pada gaya bahasanya. Gaya bahasa yang
sering muncul dalam puisi antara lain simile, metafora, metonimi, sinekdok,
personifikasi, repetisi, pertanyaan retoris, dan ironi (Sayuti, 2002).
10. Citraan merupakan rangkaian kata yang mampu menggugah pengalaman
keindraan (membentuk gambaran angan-angan). Gambar yang muncul
dalam angan-angan disebut citra (imaji). Sesuatu itu tergambar dengan
sarana indra.
11. Unsur batin puisi puisi merupakan pikiran perasaan yang diungkapkan
penyairnya (Waluyo, 1995:47). Unsur batin ini merupakan makna yang
ingin disampaikan penyair dalam puisinya.
a. Tema (Sense)
b. Perasaan (Feeling)
c. Nada (Tone)

d. Amanat (Intention)
12. Menulis puisi dapat dimulai dengan menemukan gagasan yang akan ditulis.
Gagasan itu dapat diperoleh melalui berbagai sarana, seperti objek gambar
pemandangan, video, lagu, kisah inspiratif, dan sebagainya.
13. Salah satu cara mengapresiasi puisi adalah dengan mendemonstrasikannya
menjadi sebuah pembacaan yang menarik. Untuk melakukan pembacaan
puisi dengan baik, kita perlu memahami isi puisi tersebut. Aktivitas
menemukan unsur batin puisi, baik berupa tama, perasaaan, nada, maupun
amanat, di atas dapat menjadi bekal untuk membaca puisi.

KEGIATAN BELAJAR 2
1. unsur pembangun prosa fiksi terdiri dari fakta cerita, sarana cerita, dan tema.
Fakta cerita merupakan fakta yang ada dalam cerita,terdiri dari alur, tokoh, dan
latar.
2. Alur cerita merupakan rangkaian peristiwa yang disusun berdasar hubungan
kausalitas atau hubungan sebab akibat (Sayuti, 2002). Artinya, peristiwa-
peristiwadalam prosa fiksi itu saling berhubungan
3. Eksposisi atau pemaparan berisi pengenalan, bisa pengenalan tokoh, latar,
ataupun konflik. Setelah pengenalan selesai, muncullah ketidakstabilan
(instabilitas).
4. Cerita digerakkan oleh tokoh. Tokoh ini bisa berupa manusia, binatang,
mainan, hantu, dan sebagainya. Sebagaimana manusia, tokoh digambarkan
secarautuh meliputi tiga dimensi, yaitu dimensi fisiologis, psikologis, dan
sosiologis(Sayuti, 2002).
5. Fabel merupakan prosa fiksi yang menggunakan tokoh binatang. Fabel ini dapat
digunakan untuk menanamkan moral dan karakter. Banyak anak suka membaca
fabel ini. Fabel biasanya ditujukan untuk anak-anak sehingga masuk dalam
kategori sastra anak
6. Latar cerita merupakan unsur fiksi yang mengacu pada tempat, waktu, dan
kondisi sosial cerita itu terjadi. Hal ini sejalan dengan pembagian latar, yaitu
latar tempat, latar waktu, dan latar sosial (Nurgiyantoro, 1995). Latar tempat
adalah latar yang mengacu pada tempat berlangsungnya cerita, misalnya di
kelas, di pedesaan, di kantor, dan sebagainya
7. Legenda setempat tidak sama dengan fabel. Legenda adalah cerita prosa rakyat
yang dianggap sebagai kejadian yang sungguh-sungguh terjadi Menurut Jan
Harold Brunvand (melalui Danandjaja, 1991), legenda dapat digolongkan
menjadi empat kelompok, yaitu
legenda keagamaan,
legenda alam gaib,
legenda perseorangan, dan
legenda lokal
8. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id), anekdot merupakan cerita
singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang
penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
9. Jenis tulisan prosa fiksi dilihat dari panjang pendeknya cerita dan kata dapat
dikategorikan dalam cerpen, novelet, dan novel. Pembedaan ketiga bentuk fiksi
inididasarkan pada panjang pendeknyanya cerita. Cerpen adalah cerita yang
pendek, sedangkan novelet adalah cerpen yang panjang tetapi lebih pendek dari
novel
10. Menurut Nurgiyantoro (2013), cerita fantasi menampilkan tokoh, alur, atau tema
yang derajat kebenarannya diragukan, baik dalam seluruh cerita maupun dalam
sebagian cerita. Teks cerita fantasi menghadirkan dunia khayal atau imajinatif
yang diciptakan oleh pengarang
11. Secara umum, untuk menulis kita perlu memahami tahapan menulis. Tompkins
(2004) menyatakan ada lima tahapan dalam menulis, yaitu tahap pre- writing
(pramenulis), drafting (menulis draf), revising (revisi), editing (penyuntingan),
dan publishing (publikasi). Tahapan menulis tersebut dapat diterapkan dalam
menulis kreatif

KEGIATAN BELAJAR 3

1. Alur atau plot atau kerangka cerita merupakan jalinan cerita atau kerangka dari
awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yang
berlawanan (Waluyo, 2001:8). Menurut Wiyanto (2002:24), secara rinc
perkembangan plot drama ada enam tahap, yaitu eksposisi, konflik,
komplikasi, krisis, resolusi, dan keputusan.
2. Tokoh adalah pelaku yang menggerakkan alur drama. Cara menggambarkan
tokoh disebut penokohan. Penokohan ini erat hubungannya dengan perwatakan.
Menurut Wiyanto (2002: 27), karakter atau perwatakan adalah keseluruhan ciri-
cirijiwa seorang tokoh dalam lakon drama.
3. Waluyo (2001: 23) menyatakan bahwa setting atau tempat kejadian cerita
disebut latar cerita. Secara lebih lengkap, Wiyatmi (2006: 51) menyatakan latar
dalam naskah drama meliputi latar tempat, waktu, dan suasana yang
ditunjukkan dalam teks samping.
4. Tema adalah pikiran pokok yang mendasari lakon drama, yang dikembangkan
sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang menarik (Wiyanto, 2002: 23).
Waluyo (2003: 24) menyatakan tema merupakan gagasan pokok yang
terkandung dalam drama.
5. Seorang pengarang drama, sadar atau tidak sadar, pasti menyampaikan amanat
atau pesan dalam karyanya
6. Dialog merupakan ciri khas drama. Dialog dilakukan oleh para tokoh dan harus
mendukung karakter tokoh yang diperankan.
7. Lakuan merupakan gerak-gerik pemain di atas pentas. Lakuan harus berkaitan
dengan alur dan watak tokoh. Lakuan adalah proses perwujudan adanya sebuah
konflik di dalam sebuah drama. Konflik adalah hal yang bersifat dramatik
8. Teks samping atau petunjuk teknis mempunyai nama lain yaitu kramagung.
Dalam bahasa Inggris sering disebut stage direction. Sesuai namanya, teks
samping ini memberikan petunjuk teknis tentang tokoh, waktu, suasana pentas,
suara, musik, keluar masuknya pemain, keras lemahnya dialog, warna suara,
perasaan yang mendasari dialog, dan sebagainya
9. Pementasan drama dilakukan berdasarkan naskah drama. Dalam naskah drama
terdapat dialog dan teks samping yang akan menjadi panduan pementasan
drama ini biasanya dibagi menjadi babak demi babak dan adegan demi
adegan
10. Menurut Siswanto (2008:165), berdasarkan masanya, drama dapat dibagi
menjadi dua, yaitu drama tradisional dan drama modern.
11. Ada banyak cara untuk mengapresiasi drama, di antaranya menginterpretasi
drama, merefleksi nilai-nilai drama, menulis teks drama, dan mementaskan
drama. Semua aktivitas dalam rangka mengapresiasi drama akan memberi
kemanfaatan pada pembaca drama atau penonton pementasan drama
KEGIATAN BELAJAR 4
1. Format RPP mengikuti Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses dan Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi
Inti/KompetensiDasar. Berdasarkan Pemendikbud tersebut, maka RPP
dikembangkan
Contoh RPP
Identitas
Nama Satuan PendidikanMata Pelajaran Kelas/Semester
Materi Pokok Alokasi Waktu
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Tujuan Pembelajaran
Materi Pembelajaran
Metode Pembelajaran
Alat dan Media Pembelajaran
Sumber Belajar
Langkah-langkah Pembelajaran
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
identitas dalam RPP.
Contoh 2. Identitas RPP
Satuan
Pendidikan
: SMP
Negeri 8
Yogyakarta
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII
Materi Pokok : Teks Drama
Alokasi Waktu : 12 x 40 menit (4 pertemuan)
2. Dalam kurikulum terdapat Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Sesuai namanya, Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) merupakan rumusan
kemampuan yang menunjukkan ketercapaian KD.
3. Dalam RPP, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dengan jelas, berdasarkan
KD dan IPK yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran ini menunjukkankecakapan
yang harus dimiliki oleh siswa
4. Sesuai dengan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, materi pembelajaran
dalam RPP harus memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi.
5. Media/alat pembelajaran merupakan sarana bagi guru untuk melaksanakan
pembelajaran di kelas. Media ini harus relevan dengan kompetensi yang ingin
dicapai, sehingga media harus menjadi bagian yang integral dari keseluruhan
prosespembelajaran yang saling berhubungan dengan komponen lainnya
6. Langkah kegiatan pembelajaran disusun menyesuaikan dengan KD, IPK, dan
metode pembelajaran. Secara umum langkah pembelajaran meliputi bagian
pendahuluan, inti, dan penutup. Metode pembelajaran yang dapat diterapkan
dalampembelajaran sastra antara lain scientific learning dan discovery learning
dengan sintak yang tepat. Sintak scientific learning adalah mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Sintak discoverylearning
7. Menurut Depdiknas (2008), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah
lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas, dan tugas yang harus dikerjakan siswa
8. Dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 dijelaskan bahwa penilaiandalam
pembelajaran meliputi penilaian proses dan penilaian hasil belajar. Penilaian
proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic
assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara
utuh.
9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Di dalam RPP termuat Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK) yang dirumuskan dari KD. IPK menjadi acuan
untuk menentukan tujuan, materi, langkah pembelajaran, lembar kerja, dan
penilaian
10.

2 Daftar 1. membedakan bahasa sastra dengan bahasa ilmiah dan bahasa sehari-hari.
materi yang 2. Pementasan drama dilakukan berdasarkan naskah drama. Dalam naskah
sulit dramaterdapat dialog dan teks
dipahami di 3. menyusun perangkat pembelajaran yang antara lain meliputi Rencana
modul ini Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, media/alat
pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan penilaian
pembelajaran
3 Daftar 1. Fiksi sejarah berbeda dengan teks sejarah. Fiksi sejarah bersifat imajinatif,
materi yang sedangkan teks sejarah bersifat faktual
sering
mengalami
miskonseps
i
PEMBELAJARAN MANDIRI PPG DALAM JABATAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN 2022

Nama : ADI SAPUTRA


ID SIMPKB : 201503632272@guruku.id
Kelas : Guru Mapel Bahasa Indonesia

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul MODUL 4


KETERAMPILAN BERBAHASA RESEPTIF
Judul Kegiatan 1. Dasar dan Prinsip Keterampilan Menyimak
Belajar (KB) 2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Keterampilan Menyimak
3. Dasar dan Prinsip Keterampilan Membaca
4. Pembelajaran Keterampilan Membaca di Sekolah

No Butir Respon/Jawaban
Refleksi
1 Garis besar KEGIATAN BELAJAR 1
materi yang 1. Keterampilan berbahasa secara umum digolongkan menjadi
dipelajari empat keterampilan secara garis besar yaitu keterampilan
menyimak/memirsa, berbicara, membaca, dan menulis.
2. Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan menyimak mempunyai
peranan penting sehingga mengambil bagian melebihi 50% dari
seluruh kegiatanberkomunikasi. Hal in menunjukkan betapa
menyimak memegang peranan pentingtermasuk dalam dunia
akademik karena merupakan salah satu penentu kesuksesandalam
belajar selama masa studi (Goh, 2004: 1).
3. Proses menyimak merupakan proses yang cukup kompleks
karena merupakan serangkaian proses penerimaan sekaligus
penyimpanan informasi yang disampaikan secara lisan baik
menggunakan media audio maupun audiovisual ataubahkan tanpa
media.
4. Fase mempersepsi rangsangan yang ditangkap oleh telinga dan
ditambahkan signal berupa gambar
5. Fase berikutnya adalah pembagian ke dalam segmen-segmen
tertentu sesuaidengan unit-unit kebahasaan (sintactic structure
atau syntactic meaning) yang dikenal atau dikuasai oleh
penyimak
6. Wolvin & Coakely menngolongkan jenis menyimak dalam lima
tipe yaitu: a. diskriminatif (discriminative),
b. komprehensif (comprehensive),
c. terapeutik (therapeutic),
d. kritis (critical), dan
e. apresiatif (apreciative) (Goh:2002).
7. Tujuan menyimak dan jenis menyimak tersebut menjadi penting
karena akan menentukan strategi yang akan digunakan dalam
menyimak. Sebagai contoh ketika akan menyimak untuk
memeperhatikan detail penyimak pasti sudah mulai memikirkan
detail apa saja yang akan dibutuhkan untuk diperhatikan
sungguh- sungguh.
8. Proses belajar atau mempelajari bahasa memerlukan stategi atau
cara-cara tertentu yang bertujuan untuk memaksimalkan
pencapaian pada level tertentu. Begitu juga halnya dalam
pembelajaran menyimak
9. Chamot menyampaikan bahwaterdapat tiga kategori strategi di
dalam pembelajaran menyimak yaitu
a. kognitif,
b. metakognitif, dan
c sosial-afektif
10. Strategi yang berikutnya adalah strategi metakognitif
(metacognitive), yaitustrategi yang berfungsi untuk mengelola
dan memfasilitasi proses mental, serta mengatasi kesulitan
selama menyimak (Goh, 2002:7). Strategi ini tidak hanya
melibatkan aspek kognitif, tetapi juga aspek mental atau psikis
11. Strategi sosial-afektif merupakan strategi menyimak yang
melibatkan pihak lain dalam prosesnya. Dalam hal ini selama
proses menyimak, penyimak memerlukan bantuan orang lain
untuk membantu pemahaman.
12. Pengetahuan tentang jenis menyimak dapat membantu penyimak
menyiapkan strategi yang diperlukan untuk kesuksesan tujuan
menyimaknya tersebut. Wolvin & Coakely menngolongkan jenis
menyimak dalam 5 tipe yaitu: diskriminatif (discriminative),
komprehensif (comprehensive), terapeutik (therapeutic), kritis
(critical), dan apresiatif (apreciative).

KEGIATAN BELAJAR 2

1. Pembelajaran menyimak dalam kurikulum 2013 terkemas dalam


pembelajaran teks yang beragam. Pembelajaran keterampilan
berbahasa tidak diajarkan secara terpisah, tetapi secara terpadu
bersama dengan keterampilan berbahasa yang lain dan dikemas
dalam sebuah teks sesuai dengan kompetensi dasar yang terdapat di
kurikulum.
2. Dalam taraf perencanaan terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan
 Pemetaan KD (Kompetensi Dasar), Indikator, dan Tujuan
 Persiapan Perangkat pembelajaran yang diperlukan
3. Pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyimak memerlukan
pemahaman guru terhadap kompetensi yang diajarkan termasuk
pendekatan/strategi/metode yang dipilih, materi (jenis teks yang
disimak), dan karakter media yang digunakan
4. Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa, secara khusus Brown
(2000:7) mengidentifikasi pengertian pembelajaran bahasa secara
lebih rinci yaitu:
1. Learning is acquisition or “getting”.;
2. (2) Learning is retention of information or skill;
3. (3) Retention implies storage systems, memory cognitive
organization.
4. (4) Learning involves active, conscious, focus on and acting
upon events outside or inside the organism;
5. (5) Learning is relatively permanent but subject to
forgetting;
6. (6) Learning involves some form of practice, perhaps
reinforced practice;
7. (6) Learning is a change behavior.
5. Kegiatan pasca menyimak berupa mengevaluasi secara
mandiri/berefleksi bagaimana kegiatan menyimak yang sudah
dilakukan oleh masing-masing siswa.
6. Pembuatan RPP dilakukan untuk menjadi pedoman dalam
pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas yang mencerminkan
indikator pencapaian, tujuan, metode/strategi, materi, dan evaluasi
yang sudah disesuaikan satu sama lain.
7. kegiatan pembelajaran Discovery Learning mampu mengidentifikasi
struktur dan kebahasaan teks ulasan (film, cerpen, puisi, novel, dan
karya seni daerah) yang diperdengarkan dan dibaca; menguraikan
struktur dankebahasaan teks ulasan (film, cerpen, puisi, novel, dan
karya seni daerah) yang diperdengarkan dan dibaca;
8. pembelajaran Saintifik mampu menentukan karya/objek (film,
cerpen, puisi, novel, karya seni daerah, dll.) yang akan diulas;
menyimpulkan isi teks ulasan (film, cerpen, puisi, novel, karya seni
daerah) berdasarkan objek dengan memperhatikan struktur teks
ulasan; merancang teks ulasan (film, cerpen, puisi, novel, karya seni
daerah)

KEGIATAN BELAJAR 3

1. Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang


berperan penting bagi kehidupan seseorang sebagai sarana
komunikasi serta informasi dalamrangka pengembangan
pengetahuan. Membaca merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang bersifat resepif
2. Membaca sebagai sebuah keterampilan reseptif secara umum
bertujuan untuk memperoleh informasi atau pesan melalui bahasa
tulis. Pada dasarnya tujuanmembaca ditentukan dan dipengaruhi oleh
berbagai hal, antara lain informasi yangdiperlukan oleh pembaca dan
jenis bacaan yang dipilih
3. Membaca sebagai sebuah keterampilan berbahasa tidak terlepas dari
berbagaipengaruh yang menyebabkan keberhasilan dan kegagalan
seorang pembaca dalam memahami isi bacaan. Snow (2002:11-12 )
mengemukakan bahwa ada tiga elemenutama yang mempengaruhi
pemahaman pembaca, yaitu
1. pembaca,
2. teks, dan
3. aktivitas di mana pemahaman menjadi bagiannya
4. Klasifikasi jenis membaca didasarkan pada cara pandang para
ahli sehingga ada kalanya berbeda antara ahli yang satu dengan
yang lain. Tarigan (2015:14) mengelompokkan membaca
berdasar dua kategori, yaitu: 1) atas dasar terdengar atau tidaknya
suara pembaca, dan (2) atas dasar keintensifannya.
5. Tarigan (2015:23) mendefiisikan membaca nyaring sebagai suatu
aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi pembaca atau
pendengar untuk menangkapserta memahami informasi, pikiran, dan
perasaan penulis
6. Membaca dalam hati sesuai namanya adalah kegiatan membaca
yang dilakukan tanpa bersuara. Dalam membaca dalam hati
pembaca menggunakan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan
mata dan ingatan karena tujuan utamanya adalah untuk memperoleh
informasi.
7. Membaca ekstensif berarti membaca secara luas, yaitu membaca
sebanyak mungkin teks dalam waktu yang singkat
8. Membaca cepat sebagai bagian dari membaca ekstensif adalah
kegiatan membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tanpa
mengabaikan pemahaman. Artinya, dalam proses menbaca kecepatan
membaca harus disertai dengan pemahaman isi bacaan secara
keseluruhan
9. Membaca sebagai salah satu keterampilan reseptif yang bertujuan
untuk memahami informasi yang disampaikan oleh penulis melalui
bahan bacaan. Membaca pemahaman merupakan proses
pemerolehan makna secara aktif dengan melibatkan pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki oleh pembaca dan dihubungkan
dengan isi bacaan.
10. Membaca pemahaman merupakan proses menyadap (extracting) dan
mengonstruksi (constructing) makna melalui interaksi dan
keterlibatan dengan bahasa penulis.
11. Kemampuan membaca kritis adalah kemampuan pembaca mengolah
bahan bacaan secara kritis untuk menemukan keseluruhan makna
bahan bacaan baik makna tersurat maupun tersirat melalui tahap
mengenal, memahami, menganalisis, mensintesis, dan menilai
12. Tujuan strategi ini adalah untuk mengajari anak di mana jawaban
terhadap pertanyaan yang dibuatnya dapat ditemukan. Jawaban
13. secaraeksplisit terdapat di dalam teks (here atau tersurat), (ii) tersirat
di dalam teks dan dapat ditarik kesimpulannya jika pembaca
menggunakan beberapa informasi yang ada di dalam teks dan
mengombinasikannya dengan pengetahuan yang sudah dimiliki
sebelumnya (hidden atau tersirat), atau tidak terdapat di dalam teks
tetapi sudah ada di dalam latar belakang pengetahuan anak (in my
head atau termiliki).
14. Pada dasarnya, strategi PQRS itu hanya sederhana; rencana tindakan
langkah-demi-langkah yang mungkin dipakai anak ketika
dihadapkan pada tugas membaca (reading assignment) (Westwood,
1997).
15. P = preview (meninjau)
Anak melakukan scaning terhadap sebuah bab atau halaman, untuk
menemukan judul, subjudul, diagram, atau gambar. Dengan cara itu,
kemungkinan kesan umum mengenai seperti apa teks itu dapat
diperoleh. Tanyakan kepada anak atau mintalah anak untuk bertanya
pada diri sendiri, “Apa yang sudah saya ketahui tentang teks itu?”
Q = question (mempertanyakan)
Anak membuat beberapa pertanyaan di dalam hati.
Apa yang dapat saya harapkan ketika belajar dari teks itu?
Adakah informasi yang bisa saya peroleh mengenai berapa banyak
butir-butir pembiayaan

KEGIATAN BELAJAR 4

1. dalam Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


seperti tertera pada Permendikbud No.37 Tahun 2018 tetang KI dan
KD. Berikut disajikan sebagian KD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
SMP/MTs yang memuat pembelajaran keterampilan membaca dalam
Kurikulum 2013.
2. Penilaian pembelajaran dilakukan dalam rangka mengukur
ketercapaiankompetensi yang telah ditetapkan dalam KI dan KD.
Pelaksanaan dan mekanismepenilaian pembelajaran diatur dalam
peraturan menteri yaitu Permendikbud Nomor23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan. Standar
3. Pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan pada dasarnya
dilakukandalam rangka mencapai standar kompetensi lulusa (SKL).
Pelaksanaan pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah diatur di dalam standar proses pendidikan dasar dan
menengah yang tertuang dalam Permendikbud Nomor22 Tahun
2016.
4. Berdasarkan permendikbud tersebut dikemukakan bahwa standar
proses pendidikan mencakup perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan prosespembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran. Karakteristik pembelajaran pada
setiap satuan pendidikan berkaitan erat dengan standar kompetensi
lulusan dan standar isi.
5. Melalui kegiatan pembelajaran discovery learning, peserta didik
mampu menentukan nilai-nilai dan kebahasaan teks hikayat dan
cerpen; menyimpulkanpersamaan dan perbedaan nilai-nilai teks
hikayat dan cerpen; menyimpulkan persamaan dan perbedaan
kebahasaan teks hikayat dan cerpen dengan cermat, proaktif, kerja
sama, dan responsif.
6. Media Pembelajaran:
1. Cuplikan teks hikayat:
1) “Hang Tuah Diutus ke Majapahit”
2) “Hikayat Si Miskin”
2. Teks cerpen:
3) “Tukang Pijat Keliling” karya Sulung
Pamangguh
4) “Dilarang Melamun di Kelas” karya
Andri Wikono
3. Papan tarik persamaan dan perbedaan teks
hikayat dan teks cerpen
4. Lapbook persamaan dan perbedaan teks
hikayat dan teks cerpen
5. Powerpoint berisi KD, Indikator, dan Tujuan
Pembelajaran
Alat Pembelajaran:
1. Spidol
2. LCD Proyektor
3. Papan Tulis
Pembelajaran Pengayaan pada Kompetensi
Dasar 3.8
7. Peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar,
membandingkansemua unsur-unsur hikayat dan cerpen secara
mandiri.
8. Pembelajaran Remedial pada Kompetensi Dasar 3.8
Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar mengerjakan
tugas membandingkan majas teks hikayat berjudul “Hikayat
Pengembara yang Lapar” dengan cerita pendek berjudul “Kartu Pos
dari Surga” denganbimbingan tutor sebaya.

2 Daftar materi 1. Pendekatan DRTA didasarkan pada hubungan langsung antara


yang sulit proses berpikir dan aktivitas membaca
dipahami di 2. Strategi 3H (Here, Hidden, In my Head)
modul ini Tujuan strategi ini adalah untuk mengajari anak di mana jawaban
terhadap pertanyaan yang dibuatnya dapat ditemukan.
3. Ahli menggolongkan proses menyimak yang demikian rumit ke
dalam tiga tahap
a. 1. Persepsi (Perception)
b. Segmentasi (Parsing)
c. Pemanfaatan (Utilisation)
d.

3 Daftar materi Proses belajar atau mempelajari bahasa memerlukan stategi untuk
yang sering memaksimalkan pencapaian pada level tertentu
mengalami
miskonsepsi
PEMBELAJARAN MANDIRI PPG DALAM JABATAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN 2022

Nama : ADI SAPUTRA


ID SIMPKB : 201503632272@guruku.id
Kelas : Guru Mapel Bahasa Indonesia

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul MODUL 5


Keterampilan Berbahasa Produktif
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Keterampilan Berbicara
2. Pembelajaran Keterampilan
Berbicara
3. Keterampilan Menulis
4. Pembelajaran Keterampilan
Menulis

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang KEGIATAN BELAJAR 1
dipelajari membahas mengenai; hakikat keterampilan
berbicara, faktor-faktor penunjang
keterampilan berbicara, persiapan dan
strategi keterampilan berbicara, ragam
keterampilan berbicara.
 Menjelaskan hakikat keterampilan
berbicara.
 Menjelaskan faktor-faktor penunjang
keterampilan berbicara.
 Menjelaskan persiapan dan strategi
keterampilan berbicara.
 Menjelaskan ragam keterampilan
berbicara.

KEGIATAN BELAJAR 2
membahas mengenai; prinsip pembelajaran
keterampilan berbicara, metode
pembelajaran keterampilan berbicara,
evaluasi pembelajaran keterampilan
berbicara, keterampilan berbicara dalam
pembelajaran.
 Menjelaskan prinsip pembelajaran
keterampilan berbicara.
 Menjelaskan metode pembelajaran
keterampilan berbicara.
 Merancang evaluasi pembelajaran
keterampilan berbicara.
 Mengimplementasikan keterampilan
berbicara dalam pembelajaran.
KEGIATAN BELAJAR 3
membahas mengenai; konsep dasar menulis,
ragam dan faktor-faktor pendukung
menulis, pendekatan proses menulis, cara
penggalian ide menulis.
a. Menjelaskan konsep dasar menulis.
b. Menjelaskan ragam dan faktor-faktor
pendukung menulis.
c. Menjelaskan pendekatan proses menulis.
d. Menjelaskan cara penggalian ide menulis.

KEGIATAN BELAJAR 4

membahas mengenai;
prinsip-prinsip pembelajaran keterampilan
menulis, model pembelajaran menulis,
penilaian keterampilan menulis berbagai
teks, keterampilan menulis dalam
pembelajaran.
a. Menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran
keterampilan menulis.
b. Menjelaskan model pembelajaran
menulis.
c. Merancang penilaian keterampilan
menulis berbagai ragam teks.
d. Mengimplementasikan keterampilan
menulis dalam pembelajaran.

Istilah dan Definisi:


1. Berbicara merupakan keterampilan
berbahasa yang bertujuan untuk
mengungkapkan ide, gagasan, serta
perasaan secara lisan sebagai proses
komunikasi kepada orang lain.
2. Komunikasi lisan merupakan kegiatan
individu dalam usaha menyampaikan pesan
secara lisan kepada individu lain,
sekelompok orang, yang disebut audience
atau majelis (Dipodjojo, 1982).
3. Sikap pembicara adalah sikap yang
berkenaan dengan umur dan kedudukan
lawan bicara yang dituju, permasalahan
yang disampaikan, dan tujuan informasinya.
4. Kata berona, yaitu kata-kata yang dapat
melukiskan sikap dan perasaan, atau
keadaan.
5. Bahasa figuratif, yaitu bahasa yang
dibentuk sedemikian rupa sehingga
menimbulkan kesan yang indah (gaya
bahasa).
6. Kalimat yang benar adalah kalimat yang
memenuhi persyaratan gramatikal, yaitu
harus disusun berdasarkan kaidah yang
berlaku.
7. Kalimat yang baik adalah kalimat yang
sesuai dengan konteks dan situasi yang
berlaku.
8. Kalimat yang tepat adalah kalimat yang
dibangun dari pilihan kata yang tepat,
disusun menurut kaidah yang benar, dan
digunakan dalam situasi yang tepat pula.
9. Mimik adalah ekspresi wajah yang
berhubungan dengan perasaan yang
terkandung dalam hati.
10. Strategi impromptu artinya pembicara
tidak ada persiapan untuk bicara, jadi
sifatnya spontan.
11. Strategi hafalan, artinya sebelum bicara
pembicara telah mempersiapkan naskah
pidatonya, kemudian menghafalkannya kata
demi kata.
12. Strategi naskah, artinya ketika bicara
pembicara membacakan naskah/teks yang
telah disusunnya.
13. Strategi ekstemporan, artinya pembicara
hanya membawa catatan-catatan penting
yang akan disampaikan ketika dipanggung.
14. Retorika, yaitu kemampuan untuk
memilih dan menggunakan bahasa dalam
situasi tertentu secara efektif untuk
mempersuasi orang lain (Aristoteles,
“Rhetoric”).
15. Retorika adalah suatu istilah secara
tradisional yang diberikan pada suatu teknik
pemakaian bahasa sebagai seni yang
didasarkan pada suatu pengetahuan yang
tersusun baik (Gorys Keraf).
16. Retorika adalah kesenian untuk
berbicara baik yang digunakan dalam proses
komunikasi antarmanusia (Hendrikus,
1991).
17. Retorika adalah gabungan yang serasi
antara pengetahuan, pikiran, kesenian dan
kesanggupan berbicara.
18. Dalam bahasa populer, retorika berarti
pada tempat yang tepat, pada waktu yang
tepat, atas cara yang lebih efektif,
mengucapkan kata-kata yang tepat, benar
dan mengesankan.
19. Berbicara retorika adalah pengetahuan
seni berbicara untuk mempengaruhi orang
lain melalui pembicaraan atau bahasa lisan
(Dipodjojo, 1982:66).
20. Berpidato adalah jenis berbicara yang
bersifat satu arah. Audien atau orang lain
berperan sebagai penyimak. Seseorang yang
berpidato akan terus berbicara tanpa disela
oleh audien atau penyimak.
21. Ceramah adalah keterampilan berbicara
satu arah. Ceramah dilakukan untuk
keperluan belajar mengajar di sekolah
seperti guru ketika mengajar.
22. Bercerita adalah rangkaian peristiwa
yang disampaikan secara lisan, baik dari
kejadian nyata (nonfiksi) ataupun tidak
nyata (fiksi).
23. Berdeklamasi adalah berbicara yang
memiliki sifat dan gaya yang khas. Seorang
pendeklamasi seolah-olah mengerti atau
bahkan memiliki perasaan yang sama
dengan pengarangnya.
24. Berbicara dialektika adalah keterampilan
menuangkan hasil pikiran secara teratur,
logis, dan teliti yang diawali dengan tesis,
antitesis, dan sintesis melalui bahasa lisan.
25. Berbicara dialektika adalah ilmu tentang
seni berbicara secara dialog, dimana dua
orang atau lebih berbicara atau mengambil
bagian dalam satu proses pembicaraan.
26. Diskusi adalah bertukar pikiran
mengenai suatu masalah yang sifatnya
aktual dan menyangkut kepentingan umum
dan keputusan yang diambil secarah
musyawarah.
27. Seminar adalah jenis berbicara yang
berlangsung antara seorang pembicara
dengan beberapa orang penyimak.
28. Wawancara adalah suatu percakapan
antara dua atau lebih yang dilakukan oleh
pewawancara dan narasumber.
29. Percakapan (talkshow) adalah
pembicaraan yang dilakukan dua orang atau
lebih oleh moderator kepada narasumber.
30. Debat adalah kegiatan berbicara dalam
bentuk dua arah. Masing-masing pembicara
beradu argumen (pendapat) masing-masing
dengan memberikan alasan-alasan yang
logis dan dapat diterima.
31. Berbicara adalah keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif berbentuk
ucapan kata-kata dari pendapat atau
pikiran penuturnya. Berbicara merupakan
kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi
atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan, serta menyampaikan pikiran,
gagasan dan perasaan (Tarigan, 1985).
32. Metode pembelajaran merupakan teknik
penyajian yang dikuasai oleh seorang guru
untuk menyajikan materi pelajaran kepada
murid di dalam kelas baik secara individual
atau secara kelompok agar
materi pelajaran dapat diserap, dipahami
dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan
baik (Ahmadi dan Prastya, 2005 : 52).
33. Metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara atau pola yang khas dalam
memanfaatkan berbagai prinsip dasar
pendidikan serta berbagai teknik dan
sumberdaya terkait lainnya agar terjadi
proses pembelajaran pada diri pembelajar
(Ginting, 2008 : 42).
34. Pendekatan Saintifik adalah suatu
proses pembelajaran yang dirancang supaya
peserta didik secara aktif mengkonstruksi
konsep, hukum, atau prinsip melalui
kegiatan mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan/merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan, dan mengkomunikasikan
(Hosnan, 2014).
35. Metode Two Stay Two Stray,
memungkinkan setiap kelompok untuk
saling berbagi informasi dengan kelompok-
kelompok lain (Huda, 2014: 140).
36. Metode bermain peran atau role playing
merupakan suatu kegiatan berupa
penampilan tingkah laku, sifat, watak, dan
perangai suatu peran tertentu untuk
menciptakan suatu imajinasi yang dapat
melukiskan peristiwa yang sebenarnya
(Soeparno, 2008 : 101).
37. Media kartu bergambar atau flash card
adalah kartu-kartu bergambar yang
dilengkapi kata-kata. Maka, kartu gambar
atau flash card adalah kartu yang
mempunyai ukuran tertentu yang berisikan
gambar.
38. Penilaian merupakan suatu proses
untuk mengetahui apakah keluaran suatu
program telah sesuai dengan tujuan atau
kriteria yang sudah ditentukan.
39. Pengukuran adalah penilaian yang
berupa data-data kuantitatif.
40. Tes adalah cara untuk mendapatkan
informasi tentang peserta didik.
41. Aspek pengetahuan adalah aspek untuk
menilai kemampuan siswa atau pelajar
terhadap penguasaan suatu materi yang
diberikan.
42. Aspek penguasaan kosakata adalah
menilai sejauh mana atau seberapa banyak
kosakata yang dikuasi oleh seorang siswa
dalam berbicara.
43. Aspek ketelitian adalah penilaian
seorang guru tentang bagaimana
penempatan kata dan pemilihan kata yang
digunakan siswa saat berbicara.
44. Aspek intonasi adalah penilaian siswa
dalam mengontrol intonasi saat berbicara,
agar dapat didengar dengan baik oleh
audien.
45. Aspek gestur adalah aspek yang
berfungsi untuk memperjelas subtansi yang
disampaikan komunikator melalui gerak
anggota tubuh secara teratur agar mudah
dipahami.
46. Aspek mimik adalah aspek yang
berfungsi untuk menjalin komunikasi
nonverbal melalui kontak mata, senyum,
dan ekspresi saat berbicara.
47. Kompetensi inti merupakan gambaran
secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas
dan mata pelajaran.
48. Kompetensi dasar merupakan
kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait
muatan atau mata pelajaran.
49. Pembelajaran yaitu kegiatan yang
dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan.
50. Penilaian merupakan proses
pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar
peserta didik.
51. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau
lebih.
52. Silabus merupakan acuan penyusunan
kerangka pembelajaran untuk setiap bahan
kajian mata pelajaran.
53. Ragam karya tulis ilmiah merupakan
karangan yang ditulis dengan mengikuti
kaidah-kaidah keilmiahan baik dari segi isi,
bahasa dan sistematikanya.
54. Esai adalah tulisan yang membahas satu
masalah berdasarkan pemikiran
sudut pandang penulisnya.
55. Makalah adalah karangan yang
membahas suatu masalah secara logis,
sistematis, dan lengkap.
56. Artikel adalah karya tulis hasil
pemikiran atau penelitian yang disajikan
secara jelas, sistematis dan sesuai dengan
kaidah penulisan yang berlaku.
57. Proposal merupakan karya tulis yang
berisi rancangan kegiatan atau rancangan
penelitian sebelum kegiatan/penelitian
dilaksanakan.
58. Laporan merupakan suatu macam
dokumen yang menyampaikan informasi
mengenai sebuah masalah yang telah atau
tengah diselidiki, dalam bentuk faktafakta
yang diarahkan kepada pemikiran dan
tindakan yang akan diambil.
59. Penerapan tanda baca (pungtuasi).
60. Ragam karya tulis faktual merupakan
sebuah proses komunikasi atau pemberian
ide, gagasan, dan pikiran dalam bentuk
bahasa tulis berdasarkan faktafakta.
Menulis faktual pada hakikatnya tulisan
yang isinya tentang kejadian atau fakta yang
benar-benar terjadi.
61. Teks deskripsi merupakan suatu bentuk
karangan yang melukiskan sesuatu sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya sehingga
pembaca dapat mencitrai (melihat,
mendengar, meraba, mencium, dan
merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai
dengan citra penulisnya.
62. Teks narasi atau naratif merupakan
karangan yang menyajikan serangkaian
peristiwa atau kejadian menurut urutan
terjadinya atau kronologis dengan maksud
memberi makna kepada sebuah atau
rentetan kejadian sehingga pembaca dapat
memetik hikmah dari cerita itu.
63. Teks eksposisi merupakan karangan
yang bertujuan untuk mengklarifikasi,
menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi
sebuah persoalan dalam rangka
memberikan informasi kepada pembaca.
64. Teks eksplanasi merupakan karangan
yang menyajikan proses terjadinya atau
terbentuknya suatu fenomena alam atau
sosial.
65. Teks prosedur merupakan karangan
yang berisi rangkaian kejadian atau
peristiwa yang disajikan secara runtut.
66. Pilihan kata atau diksi adalah
kemampuan penulis membedakan secara
tepat nuansa makna dengan gagasan yang
ingin disampaikan kepada pembaca.
67. Syarat kalimat efektif ada dua hal, yakni
persyaratan kebenaran struktur (correctnes),
dan pesyaratan kecocokan konteks
(appropriacy).
68. Kesatuan kalimat adalah terdapatnya
satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
Dengan satu ide itu, kalimat boleh panjang
atau pendek.
69. Kepaduan kalimat (koherensi) adalah
hubungan timbal balik yang tepat
antarunsur pembentuk kalimat.
70. Kesejajaran atau kepararelan adalah
pemakaian bentuk gramatikal yang sama
untuk bagian-bagian kalimat tertentu atau
terdapatnya unsur-unsur yang sama
derajatnya dengan pola kalimat yang sama.
71. Ketepatan adalah kesesuaian pemakaian
unsur-unsur yang membangun suatu
kalimat sehingga terbentuk pengertian bulat
dan pasti.
72. Kelogisan adalah penalaran atau alur
berpikir yang masuk akal. Agar efektif, kata-
kata dalam sebuah kalimat tidak boleh
menimbulkan makna ambigu (ganda) atau
tidak boleh mengandung dua pengertian.
73. Pengembangan gagasan secara
internal/deduktif adalah pengembangan
paragraf yang terjadi di dalam satu paragraf
dalam bentuk pengembangan gagasan dasar
ke dalam gagasan pengembang yang
dilanjutkan dengan pengembangan kalimat
topik ke dalam kalimat-kalimat
pengembang.
74. Pengembangan paragraf secara
eksternal/induktif adalah pembentukan
paragraf dalam teks dikaitkan dengan
2 Daftar materi yang sulit 1. Tomkins & Hoskisson membagi
dipahami di modul ini proses menulis menjadi empat tahap,
yaitu tahap: (1) persiapan
(preparation stage), (2) inkubasi
(incubation stage), (3) pencerahan
(illumination and exucution stage),
dan (4) verifikasi (verification stage).
2. Strategi Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC).

3 Daftar materi yang sering 1. Kajian berbicara retorika


mengalami miskonsepsi menekankan pada kemampuan
seseorang untuk menyampaikan
gagasan tanpa adanya jawaban dari
komunikan. Komunikan dapat
menerima atau menolak apa yang
disampaikan komunikator tanpa
adanya dialog atau diskusi lanjutan.
2. Kevin Byron merangkum kiat untuk
menemukan ide yaitu SCAMPER,
dengan substitusi (substitute),
kombinasi (combine), adaptasi
(adapt), modifikasi (modify), lalu
gunakan untuk hal lain (Put to other
uses), menghilangkan (eliminate), dan
melakukan sebaliknya (reverse).
PEMBELAJARAN MANDIRI PPG DALAM JABATAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN 2022

Nama : ADI SAPUTRA


ID SIMPKB : 201503632272@guruku.id
Kelas : Guru Mapel Bahasa Indonesia

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Modul 6


Genre Teks dalam Bahasa Indonesia
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar Teks Berbasis Genre
2. Genre Teks Fiksi dalam Kurikulum 2013
3. Genre Teks Nonfiksi Kurikulum 2013
4. Penyusun Perangkat Pembelajaran Teks
Berbasis Genre

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang Kegiatan Belajar I
dipelajari KONSEP DASAR TEKS BERBASIS GENRE

A. Hakikat Teks dan Pendekatan


Berbasis Genre

 Istilah 'genre' sebenarnya telah


dikenal sejak lama dari berbagai
perspektif, termasuk studi sastra,
budaya populer, linguistik, pedagogi
dan yang lebih baru adalah dalam
pendidikan literasi.
 Sementara itu, menurut Hyon (Luu,
2011: 123) pendekatan berbasis genre
adalah pendekatan yang menekankan
pada hubungan antara jenis teks dan
konteksnya.
 Hammond dan Derewianka (via Luu,
2011: 122) mengemukakan bahwa
genre tidak hanya mengacu pada jenis
teks harfiah tetapi juga pada teks
sehari-hari,akademis, dan yang ada
dalam budaya tertentu.
B. Berbagai Jenis Teks Berbasis Genre
dalam Kurikulum

Genre dengan tipe teksnya diklasifikasikan


menjadi 5 kelompok yakni menggambarkan
(describing) dengan tipe teks laporan serta
deskripsi, menjelaskan (explaining) dengan
tipe teks eksplanasi, memerintah
(instructing) dengan tipe teks
instruksi/prosedur, berargumen (arguing)
dengan tipe teks eksposisi dan diskusi,serta
menceritakan (narrating) dengan tipe teks
rekon (recount), narasi, dan puisi.

1. Teks Laporan Hasil Observasi


2. Teks Eksposisi
3. Teks Prosedur
4. Teks Eksplanasi
5. Cerpen
5. Puisi
6. Drama

Kegiatan Belajar 2 : GENRE TEKS FIKSI


DALAM KURIKULUM 2013

a. Struktur Retorik dan Kaidah Kebahasaan


Genre Teks Fiksi dalam Kurikulum 2013
Tingkat SMP/MTs

1. Cerita imajinasi/fantasi
Cerita fantasi merupakan sebuah karya tulis
yang dibangun menggunakan alur cerita
yang normal, namun memiliki sifat
imajinatif dan khayalan semata. Umumnya
unsur unsur dan struktur cerita fantasi ini
seperti setting, alur, penokohan, konflik,
ending dan lain sebagainya akan dibuat
berlebihan dan terkesan tidak akan pernah
terjadi di dunia nyata.

2. Puisi Rakyat
Puisi rakyat mempunyai nilai-nilai yang
berkembang di dalam kehidupan
masyarakat. Termasuk juga dari puisi rakyat
yaitu puisi lama yang berisi nilai-nilai dan
pesan-pesan warisan leluhur bangsa
Indonesia. Di dalam dunia kesastraan
mempunyai warisan turun-temurun yang
berupa tentang

3. Fabel
Fabel adalah cerita yang menggambarkan
kehidupan hewan yang memiliki perilaku
layaknya manusia (Rubin, 1993

4. Puisi
Pada umumnya unsur-unsur puisi dapat
dibagi berdasarkan strukturnya menjadi dua
jenis yakni struktur fisik dan struktur batin.

5. Drama
Sebelum menelaah teks drama, perlu
dipahami terlebih dahulu struktur yang
membangun naskah drama.

6. Cerpen
7. Cerita inspirasi
Dalam KBBI inspirasi diartikan sebagai
ilham atau sesuatu yang dapat
menggerakkan hati untuk mencipta
(mengarang syair, lagu, dan sebagainya).

b. Kosakata
Seorang penulis cerpen harus mempunyai
banyak perbendaharaan kata.

c. Majas (Gaya Bahasa)


Peristiwa pemakaian kata yang melewati
batas-batas maknanya yang lazim atau
menyimpang dari arti harfiahnya. Majas
disebut juga bahasa berkias yang dapat
menghidupkan atau meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu. Terdapat
sekitar enam puluh gaya bahasa, namun
Gorys Keraf (1990) membaginya menjadi
empat kelompok, yaitu majas perbandingan
(metafora, personifikasi, depersonifikasi,
alegori, antitesis), majas pertentangan
(hiperbola, litotes, ironi, satire, paradoks,
klimaks, antiklimaks), majas pertautan
(metonimis, sinekdoke, alusio, eufemisme,
elipsis), dan majas perulangan (aliterasi,
asonansi, antanaklasis, anafora, simploke).
d. Kalimat Deskriptif
Kalimat deskriptif adalah kalimat yang
melukiskan atau menggambarkan sesuatu.
Dalam cerpen, kalimat deskriptif digunakan
untuk menggambarkan suasana, tempat,
tokoh dalam cerita. Contohnya dalam cerpen
“Aku dan Cita-Citaku” karya Hiakri Inka.
Aku menatap

Struktur Retorik dan Kaidah Kebahasaan


Genre Teks Fiksi dalam Kurikulum 2013
Tingkat SMA/MA/SMK

a. Bagian orientasi adalah tahap


pengenalan atau penyituasian biasanya
berisi pengenalan tokoh, latar, dan latar
belakang cerita.
b. Bagian rangkaian peristiwa dimulai dari
awal terjadinya sebuah peristiwa sampai
pada puncak masalah.
c. Bagian komplikasi merupakan tahap
puncak dari peristiwa-peristiwa yang
dikembangkan pada tahap rangkaian
peristiwa sampai masalah tersebut di
temukan jalan keluarnya.
d. Bagian resolusi merupakan tahap
penyelesaian masalah.
e. Bagian koda adalah bagian penutup dari
sebuah cerita inspiratif dan jenis
f.
Kegiatan Belajar 3 : GENRE TEKS
NONFIKSI DALAM KURIKULUM 2013

a. Struktur Retorik dan Kaidah Kebahasaan


Genre Teks Nonfiksi dalam Kurikulum 2013
Tingkat SMP/MTs

1. Teks Deskripsi
Salah satu keterampilan pertama yang
muncul oleh pengguna bahasa adalah
menggambarkan atau mendeskripsikan
sesuatu

2. Teks Prosedur
Seperti yang telah dikemukakan pada
Kegiatan Belajar 1 bahwa teks prosedur teks
prosedur diartikan sebagai teks yang berisi
cara, tujuan untuk membuat atau
melakukan sesuatu hal dengan langkah
demi langkah yang tepat secara berurutan
sehingga menghasilkan suatu tujuan yang
diinginkan. Dalam Knapp & Watkins (2005:
153) teks ini diistilahkan dengan genre of
instructing.

3. Teks Laporan Hasil Observasi

4. Teks Eksposisi

5. Teks Eksplanasi

6. Teks Pidato Persuasif


Pidato persuasif adalah pidato yang
berisi ajakan kepada masyarakat untuk
melakukan sesuatu. Pidato persuasif
berisi pesan yang disampaikan kepada
masyarakat oleh seorang pembicara
yang hadir untuk mempengaruhi atau
mengajak masyarakat

b. Struktur Retorik dan Kaidah Kebahasaan


Genre Teks Nonfiksi dalam Kurikulum 2013
Tingkat SMA/MA/SMK
struktur retorik teks negosiasi terdiri dari
empat bagian berikut.
a) Negosiator
b) Pembuka
c) Isi: Inti pembicaraan

d) Penutup

Kegiatan Belajar 4
PENYUSUNAN PERANGKAT
PEMBELAJARAN
TEKS BERBASIS GENRE
A. Pemetaan Kompetensi Dasar dan
Penetuan Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK)
Komponen terpenting implementasi
kurikulum adalah pelaksanaan
prosespembelajaran yang diselenggarakan di
dalam dan/atau luar kelas untuk membantu
peserta didik mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan.

B. Penyusunan Silabus Pembelajaran Teks


Berbasis Genre
Penyusunan silabus ini dilakukan
dengan prinsip keselarasan antara ide,
desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah
diajarkan oleh guru (teachable); mudah
dipelajari oleh siswa (learnable); terukur
pencapainnya (measurable); bermakna
(meaningfull); dan bermanfaat untuk
dipelajari (worth to learn) sebagai bekal
untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan
siswa.

2 Daftar materi yang sulit 1. Analisis struktur batin puisi: nada.


dipahami di modul ini 2. Menentukan tema puisi yang tepat
3. Menentukan Amanat puisi yang tepat

3 Daftar materi yang sering 1. Struktur retorika pada teks fiksi


mengalami miskonsepsi 2.Struktur retorika pada teks nonfiksi
s

Anda mungkin juga menyukai