1. Afiksasi
Salah satu bidang kajian bahasa adalah morfologi
yaitu pembentukan kata. Harimurti (2007:28)
mengemukakan afiksasi merupakan proses yang
mengubah leksem menjadi kata kompleks.
a. Prefiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada
bagian awal bentuk kata dasar. Prefiks sering
disebut pula awalan. Prefiks atau awalan antara
lain: {meN-}, {ber-}, {ter-}, {pe-}, {per-}, {di-
}, dan {se-}
b. Infiks yaitu sisipan yang ditambahkan pada
bagian tengah bentuk kata dasar. Infiks antara
lain: {-el-}, {-er-}, {-em-}, dan {-in-}.
c. Sufiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada
akhir bentuk kata dasar.Sufiks sering disebut pula
akhiran. Contoh sufiks antara lain: {-an}, {- kan},
dan {-i}
d. Konfiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada
awal dan akhir bentuk kata dasar. Contoh konfiks
antara lain: {ke-an}, {peN-an}, {per- an},{ber-
an}.
2. Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan
mengulang satuan bahasa baik secara keseluruhan
maupun sebagian. Reduplikasi adalah proses
pembentukan kata kompleks dengan cara
pengulangan bentuk kata.
a. Kata ulang utuh/dwilingga adalah
pengulangan seluruh bentuk dasar.
b. Kata ulang sebagian: membaca-baca, tulis-
menulis, membuka-buka, dll.
c. Kata ulang berimbuhan: buah-buahan, rumah-
rumahan, kebaratbaratan dll.
d. Kata ulang berubah bunyi/ dwilingga salin
suara: bolak-balik, sayurmayur,mondar-
mandir, dll.
e. Kata ulang dwipurwa adalah pengulangan
sebagian atau seluruh suku awal sebuah kata.
f. Kata ulang fonologis adalah pengulangan
unsur fonologis, seperti fonem, suku kata, atau
bagian kata yang tidak ditandai oleh perubahan
makna.
g. Kata ulang idiomatis adalah reduplikasi yang
maknanya tidak dapat dijabarkan dari bentuk
yang diulang.
h. Kata ulang morfologis adalah pengulangan
morfem yang menghasilkan kata.
i. Kata ulang sintaksis adalah pengulangan
morfem karena tuntutan kaidah sintaksis, seperti
pembentukan keterangan.
3. Pemajemukan
Pemajemukan adalah penggabungan dua kata atau
lebih dalam membentuk kata. Penggabungan dua
morfem bebas atau lebih membentuk kata kompleks
(katamajemuk). Ciri-ciri kata mejemuk yaitu sebagai
berikut.
a. Memiliki makna dan fungsi baru yang tidak persis
sama dengan fungsi masing-masing unsurnya.
b. Unsur-unsurnya tidak dapat dipisahkan baik
secara morfologis maupun secara sintaksis.
C. Kategorisasi Kata
1. Kategori verba
Kata verba merupakan kata yang menyatakan
makna perbuatan, pekerjaan,tindakan, proses atau
keadaan.
a. Verba asal adalah verba yang dapat berdiri
sendiri tanpa afiks. Verba ini dapat dipakai dalam
klausa atau kalimat, baik bahasa formal maupun
nonformal.
b. Verba turunan adalah verba yang dibentuk
melalui transposisi,pengafiksasian, reduplikasi
(pengulangan), atau pemajemukan (pemaduan).
2. Kategori Nomina
Kata nomina sering disebut kata benda.
a. Nomina dasar terdiri dari satu morfem
b. Nomina turunan dapat terbentuk melalui
afiksasi, perulangan, atau pemajemukan.
3. Kategori Adjektiva
Adjektiva adalah kata yang berfungsi
memberikan keterangan khusus untuk nomina
dalam kalimat. (Alwi, dkk 2010: 177)
a. Adjektiva predikatif adalah adjektiva yang
dapat menempati posisi predikat dalam klausa,
misalnya mahal.
b. Adjektiva atribut yaitu adjektiva yang
mendampingi nomina dalam frase nominal.
4. Kategori Adverbia
Adverbia atau kata keterangan merupakan kata
yang menjelaskan verba, adjektiva, atau adverbia
lain.
a. Adverbia kualitatif yaitu menggambarkan
makna yang berhubungan dengan tingkat,
derajat, atau mutu.
b. Adverbia kuantitatif yaitu menggambarkan
makna yang berhubungan dengan jumlah.
c. Adverbia limitatif yaitu kata keterangan yang
maknanya berhubungan dengan pembatasan.
d. Adverbia frekuentatif yaitu kata yang
maknanya berhubungan dengan tingkat
kekerapan terjadinya sesuatu.
e. Adverbia waktu yaitu kata yang maknanya
berhubungan dengan waktu terjadinya
peristiwa.
f. Adverbia cara yaitu kata keterangan yang
maknanya berhubungan dengan cara sesuatu
peristiwa berlangsung atau terjadi.
5. Kategori Preposisi merupakan kata penunjuk arah
atau tempat.
a. Preposisi dasar yang sebagai preposisi tidak
dapat mengalami proses morfologis.
b. Preposisi turunan terbagi atas gabungan
preposisi dan preposisi, kemudian gabungan
preposisi dan nonpreposisi
6. Kategori Konjungsi
Konjungsi merupakan kategori yang berfungsi
untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi
hipotasis, dan selalu menghubungkan dua satuan
lain atau lebih dalam konstruksi.
a. Konjungsi intrakalimat, yaitu konjungsi yang
menghubungkan satuan-satuan kata dengan
kata, frase dengan frase, atau klausa dengan
klausa.
b. Konjungsi ekstrakalimat terbagi atas
konjungsi intratekstual dan konjungsi
ekstratektual.
7. Kategori pronomina
Pronomina merupakan kata yang dipakai untuk
mengacu pada nomina lain.
8. Kata tugas merupakan istilah bagi kelas kata yang
yang tidak termasuk kelas kata verba, nomina,
adjektiva, dan numeralia.
a. Interjeksi adalah kategori yang bertugas
mengungkap perasaan pembicara.
b. Artikula kategori yang mendampingi nomina
dasar.
c. Partikel adalah kata tugas yang tidak dapat
diterjemahkan secara pasti apa maksudnya.
d. Interogatif atau kata-kata tanya.
C. Jenis-Jenis Frasa
1. Frasa endosentris memiliki distribusi unsur-
unsur setara dalam kalimat. Meliputi:
a. Frasa endosentris koordinatif, yaitu frasa
yang unsurnya setara, dapat dihubungkan
dengan kata dan, atau.
b. Frasa endosentris atributif, yaitu frasa yang
unsurnya tidak setara sehingga tidak dapat
disisipi kata dan, atau.
c. Frasa endosentris apositif, , yaitu frasa yang
unsurnya bisa saling menggantikan dalam
kalimat tapi tak dapat dihubungkan dengan
kata ‘dan, atau’
2. Frasa eksosentris adalah frasa yang tidak
mempunyai distribusi yang sama dengan semua
unsurnya.
a. Frase verba adalah frasa yang unsur
pusatnya (UP) berupa kata yang termasuk
kategori verba
b. Frasa nomina, yaitu frasa yang unsur
pusatnya berupa kata yang termasuk kategori
nomina.
c. Frasa ajektiva adalah satuan gramatik yang
terdiri atas dua kata atau lebih.
d. Frasa pronomina adalah dua kata atau lebih
yang intinya pronomina dan hanya
menduduki satu fungsi dalam kalimat.
e. Frase numeralia yaitu frasa yang unsur
pusatnya berupa kata yang termasuk kategori
numeralia.
E. Jenis-Jenis Klausa
Berdasarkan kategori tertentu, klausa dapat dibagi
menjadi beberapa jenis. Penggolongan klausa
didasarkan pada:
1. Struktur intern
2. Ada tidaknya kata negatif
3. Kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi P.
F. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang memuat
pikiran secara utuh.
G. Jenis-Jenis Kalimat
1. Kalimat perintah bertujuan meemberikan
perintah kepada orang lain untuk melakukan
sesuatu.
2. Kalimat berita merupakan kalimat yang sekadar
memberikan informasi.
3. Kalimat tanya bertujuan memperoleh suatu
informasi atau reaksi (jawaban).
4. Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan
untuk mengungkapakan perasaan ‘yang kuat’
atau ungkapan untuk peristiwa mendadak.
H. Penggolongan Kalimat
1. Berdasarkan Pengucapan
a. Kalimat langsung adalah kalimat yang
secara cermat menirukan ucapan orang.
b. Kalimat tak langsung adalah kalimat yang
menceritakan kembali ucapan atau perkataan
orang lain.
2. Berdasarkan Struktur Gramatikal (jumlah
klausa)
a. Kalimat tunggal adalah kalimat yang
memiliki satu klausa dan terdiri atas satu
subjek serta satu predikat
b. Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih
kalimat tunggal yang saling berhubungan
baik kordinasi maupun subordinasi.
- Kalimat majemuk setara
(KMS)Kalimat ini terbentuk dari dua
atau lebih kalimat tunggal dan
kedudukan tiap kalimat sederajat.
c. Kalimat majemuk bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku
kalimat bebas dan satu suku kalimat yang
tidak bebas.
3. Berdasarkan Unsur Kalimat
a. Kalimat lengkap sekurang-kurangnya
terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
b. Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang
tidak sempurna karena hanya memiliki
subjek saja, atau predikat saja, atau objek
saja, atau keterangan saja.
4. Berdasarkan Susunan Subjek-Predikat
a. Kalimat inversi adalah kalimat yang
predikatnya mendahului subjeknya.
b. Kalimat versi adalah kalimat yang susunan
dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan
pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-
O-K).
KB 4. Kalimat Efektif