Anda di halaman 1dari 9

Nama : Nurfiah

Prodi : Bahasa Indonesia


Instansi : SMP Negeri 5 Buton Tengah

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Modul 1 Profesional)

Judul Modul TATA BAHASA


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Ejaan dan Tanda Baca
2. Kata dan Proses Pembentukannya
3. Kalimat dan Proses Pembentukannya
4. Kalimat Efektif

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Daftar peta konsep A. Peta Konsep
(istilah dan definisi) di 1. Ejaan dan Tanda baca
modul ini a. Ejaan
b. Penggunaan Ejaan
c. Penggunaan Tanda Baca

2. Kata dan Proses Pembentukannya


a. Kata
b. Pembentukan KataBerimbuhan/Turunan
1) Afiksasi
2) Reduplikasi
3) Pemajemukan
c. Pengertian Kategorisasi Kata
1) Kategori Verba
2) Kategori Nomina
3) Kategori Adjektiva
4) Kategori Adverbia
5) Kategori Preposisi
6) Kategori Konjungsi
7) Kategori Pronomina
8) KataTugas
d. Kosakata Baku dan Tidak Baku

3. Kalimat dan Proses Pembentukkannya


a. Fungtor Kalimat
b. Frasa
c. Jenis-jenis Frasa
d. Klausa
e. Jenis-jenis Klausa
f. Pengertian Kalimat
g. Jenis Kalimat

4. Kalimat Efektif
a. Kalimat Efektif
b. Ciri-ciri Kalimat Efektif
c. Syarat-syarat Kalimat Efektif
d. Prinsip-prinsip Kalimat Efektif

B. Istilah dan Definisi


KB 1 Ejaan dan Tanda Baca

A. Penggunaan Ejaan
Aturan dalam ejaan terkait dengan kaidah cara menggambarkan
bunyi, seperti kata, kalimat, frasa, dan sebagainya dalam bentuk
tulisan serta penggunaan tanda baca sesuai dengan kesepakatan
penutur bahasa tertentu.

Penggunaan ejaan dalam Bahasa Indonesia berkaitan


dengan aturan:
a) Penggunaan huruf kapital
b) Penggunaan huruf miring
c) Penggunaan huruf cetak tebal

B. Penggunaan Tanda Baca


Penggunaan tanda baca dalam Bahasa Indonesia
berkaitan dengan aturan:
1) Penggunaan tanda titik
2) Penggunaan tanda koma
3) Penggunaan tanda titik koma
4) Penggunaan tanda titik dua
5) Penggunaan tanda hubung
6) Penggunaan tanda tanya
7) Penggunaan tanda seru
8) Penggunaan tanda petik tunggal
9) Penggunaan tanda petik dua
10) Penggunaan tanda kurung
11) Penggunaan tanda garis miring
KB 2 Kata dan Proses Pembentukannya

A. Kata
Kata merupakan satuan bahasa terkecil yang dapat
berdiri sendiri dengan makna yang bebas. Kata terdiri
dari kata dasar dan kata berimbuhan.

Kata dasar merupakan jenis kata yang dapat berdiri


sendiri dan tersusun atas morfem atau gabungan
morfem. Kata berimbuhan adalah kata dasar yang
telah diberi imbuhan, baik itu awalan, sisipan, akhiran,
maupun awalan-akhiran.

B. Pembentukan Kata Berimbuhan/Turunan


Proses pembentukan kata berimbuhan/turunan melalui proses
morfologis, yaitu:
1) Afiksasi
Afiksasi merupakan proses yang mengubah leksem menjadi
kata kompleks. Afiksasi terdiri atas:
a) Prefiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada
bagian awal bentuk kata dasar.
b) Infiks yaitu sisipan yang ditambahkan pada
bagian tengah bentuk kata dasar.
c) Sufiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada
akhir bentuk kata dasar. Sufiks sering disebut
pula akhiran.
d) Konfiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada
awal dan akhir bentuk kata dasar

2) Reduplikasi (Pengulangan)
Reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan
mengulang satuan bahasa baik secara keseluruhan maupun
sebagian. Jenis-jenis kata ulang:
- Kata ulang utuh/dwilingga
- Kata ulang sebagian
- Kata ulang berimbuhan
- Kata ulang berubah bunyi/ dwilingga salin suara
- Kata ulang dwipurwa
- Kata ulang fonologis
- Kata ulang idiomatis
- Kata ulang morfologis
- Kata ulang sintaksis

3) Pemajemukkan
Pemajemukan adalah penggabungan dua kata atau
lebih dalam membentuk kata.
Ciri-ciri kata mejemuk yaitu sebagai berikut.
a) Memiliki makna dan fungsi baru yang tidak persis
sama dengan fungsi masing-masing unsurnya.
b) Unsur-unsurnya tidak dapat dipisahkan baik
secara morfologis maupun secara sintaksis.

C. Kategorisasi Kata
Berdasarkan deskripsi sintaksis, kata dikategorisasi
menjadi sembilan, yaitu:
1) Verba/kata kerja merupakan kata yang menyatakan makna
perbuatan, pekerjaan, tindakan, proses atau keadaan.
2) Nomina/kata benda terdiri atas nomina dasa dan nomina
turunan.
3) Adjektiva/kata sifat adalah kata yang berfungsi memberikan
keterangan khusus untuk mengungkapkan sifat atau keadaan
orang, benda, atau binatang, atau yang berupa nomina
dalam kalimat. Adjektiva terdiri atas dua macam yaitu:
a) Adjektiva predikatif (adjektiva yang dapat
menempati posisi predikat dalam klausa)
b) Adjektiva atribut (adjektiva yang mendampingi
nomina dalam frase nominal)
4) Adverbia/kata keterangan merupakan kata yang menjelaskan
verba, adjektiva, atau adverbia lain. Jenis-jenis adverbia:
a) Adverbia kualitatif yaitu menggambarkan
makna yang berhubungan dengan tingkat,
derajat, atau mutu.
b) Adverbia kuantitatif yaitu menggambarkan
makna yang berhubungan dengan jumlah.
c) Adverbia limitatif yaitu kata keterangan yang
maknanya berhubungan dengan pembatasan.
d) Adverbia frekuentatif, yaitu kata yang maknanya
berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya
sesuatu.
e) Adverbia waktu, yaitu kata yang maknanya
berhubungan dengan waktu terjadinya
peristiwa.
f) Adverbia cara, yaitu kata keterangan yang
maknanya berhubungan dengan cara sesuatu
peristiwa berlangsung atau terjadi.
5) Preposisi/kata penunjuk merupakan kata penunjuk arah atau
tempat. Terdapat tiga jenis preposisi, yaitu.
a) Preposisi dasar yang sebagai preposisi tidak
dapat mengalami proses morfologis.
b) Preposisi turunan terbagi atas gabungan
preposisi dan preposisi, kemudian gabungan
preposisi dan nonpreposisi.
6) Konjungsi/kata penghubung merupakan kategori yang
berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi
hipotasis, dan selalumenghubungkan dua satuan lain atau
lebih dalam konstruksi. Berdasarkan posisinya, konjungsi
terdiri sebagai berikut.
a) Konjungsi intrakalimat, yaitu konjungsi yang
menghubungkan satuansatuan kata dengan
kata, frase dengan frase, atau klausa dengan
klausa.
b) Konjungsi ekstrakalimat terbagi atas konjungsi
intratekstual dan konjungsi ekstratektual.

7) Pronomina merupakan kata yang dipakai untuk


mengacu pada nomina lain. Jenis – jenis prnomina
sebagai berikut.
a) Pronomina persona
b) Pronomina penunjuk
c) Pronomina penanya
8) Kata Tugas merupakan istilah bagi kelas kata yang tidak
termasuk kelas kata verba, nomina, adjektiva, dan numeralia
Kata tugas terdiri sebagai berikut.
a) Interjeksi adalah kategori yang bertugas
mengungkap perasaan pembicara.
b) Artikula adalah katagori yang mendampingi
nomina dasar, misalnya si, sang, hang, dang,
para, kaum, umat.
c) Partikel adalah kata tugas yang tidak dapt
diterjemahkan secara pasti apa maksudnya,
misalnya ah, deh, kan, aduh, kok, halo, hai.
d) Interogatif atau kata-kata tanya.

D. Kosa Kata Baku dan Tidak Baku


1. Kata Baku adalah kata yang digunakan sudah sesuai
dengan pedoman atau kaidah bahasa yang telah di
tentukan atau kata baku merupakan kata yang sudah
benar dengan aturan maupun ejaan kaidah bahasa
Indonesia dan sumber utama dari bahasa baku yaitu
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
2. Kata Tidak Baku adalah kata yang digunakan tidak
sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa sudah
ditentukan.

KB 3 Kalimat dan Proses Pembentukannya

A. Fungtor Kalimat
Fungtor adalah kata (butir gramatika seperti
penanda jamak-es atau-s dalam bahasa Inggris) yang
tidak mempunyai arti sendiri dan biasanya hanya
mempunyai fungsi gramatikal dalam sintaksis.
Fungtor dalam bahasa Indonesia meliputi unsur-unsur kalimat
yaitu subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap (S-P-O-
K-Pel.). Fungtor dalam bahasa Indonesia, meliputi:
1. Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat
yang menentukan kejelasan makna kalimat.
2. Predikat memperjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan
dan menentukan kejelasan makna kalimat.
3. Objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat
dan ciri khas objek itu sendiri.
4. Keterangan berfungsi memperjelas atau melengkapi informasi
pesan-pesan kalimat.

B. Frasa
Frasa adalah gabungan dua atau lebih yang menduduki satu
fungsi dalam kalimat dan bersifat nonpredikatif. Frasa sering
disebut pula gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi
kalimat.

C. Jenis-Jenis Frasa
Berdasarkan kesetaraan distribusi unsur-unsurnya,
frasa terdiri atas dua jenis yaitu:
1. Frasa Endosentris merupakan frasa yang dalam
fungsi tertentu dapat digantikan oleh unsur
pusatnya/inti frasanya.
a. Frasa endosentris koordinatif yaitu frasa yang
unsurnya setara, dapat dihubungkan dengan
kata dan, atau.
b. Frasa endosentris atributif yaitu frasa yang
unsurnya tidak setara sehingga tidak dapat
disisipi kata dan, atau.
c. Frasa endosentris apositif yaitu frasa yang
unsurnya bisa saling menggantikan dalam
kalimat tapi tak dapat dihubungkan dengan kata
‘dan atau’.
2. Frasa Eksosentrik adalah frasa yang tidak mempunyai
distribusi yang sama dengan semua unsurnya. Berdasarkan
kesetaraan distribusi dengan golongan atau kategori kata, frasa
terdiri atas frasa nominal, verbal, adjektival, pronominal, dan
numeralia.

D. Klausa
Klausa merupakan satuan gramatikal berupa
kelompok kata yang sekurang kurangnya terdiri atas
subjek (S) dan predikat (P). Klausa berpotensi menjadi
kalimat.

E. Jenis-jenis Klausa
1. Klausa Berdasarkan Struktur Internnya
- Klausa lengkap (terdiri dari S dan P)
- Klausa tidak lengkap (tidak memiliki S)
2. Klausa Berdasarkan Ada Tidaknya Kata Negatif
- Klausa positif (tidak memiliki kata negatif)
- Klausa negatif memiliki kata negatif)
3. Klausa Berdasarkan Kategori Kata Atau Frasa Yang
Menduduki Fungsi P
- Klausa nominal
- Klausa verbal
- Klausa bilangan
- Klausa depan/preposisional

F. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang memuat
pikiran secara utuh.

G. Jenis-Jenis Kalimat
a. Kalimat Perintah
b. Kalimat Berita
c. Kalimat Tanya
d. Kalimat Seruan

H. Penggolongan Kalimat
1. Berdasarkan Pengucapan
- Kalimat Langsung
- Kalimat Tidak Langsung
2. Berdasarkan Struktur gramatikal (jumlah klausa)
- Kalimat Tunggal
- Kalimat Majemuk
- Kalimat Majemuk Bertingkat
3. Berdasarkan Unsur kalimat
- Kalimat Lengkap
- Kalimat Tidak Lengkap
4. Berdasarkan Susunan Subjek–Predikat
- Kalimat Inversi
- Kalimat Versi

KB 4 (Kalimat Efektif)

A. Kalimat Efektif
Kalimat efektif merupakan kalimat yang mampu
mengungkapkan pikiran pendengar atau pembaca
seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau
pembicara.

B. Ciri-Ciri Kalimat Efektif


1. Memiliki unsur pokok, minimal tersusun atas subjek
dan predikat.
2. Menggunakan diksi yang tepat.
3. Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa
dan jalan pikiran yang logis serta sistematis.
4. Menggunakan tata aturan ejaan yang berlaku.
5. Memperhatikan penggunaan kata yaitu
penghematan penggunaan kata.
6. Menggunakan variasi struktur kalimat.
7. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa.

C. Syarat-Syarat Kalimat Efektif


1. Sesuai Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
2. Sistematis
3. Tidak boros dan bertele-tele
4. Tidak ambigu

D. Prinsip-Prinsip Kalimat Efektif


1. Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran dan struktur
kalimat yang digunakan.
2. Keparalelan sering dikenal dengan kesejajaran
adalah kesamaan bentuk dan struktur struktur yang
digunakan dalam kalimat efektif harus paralel,
sama, atau sederajat.
3. Ketegasan adalah penekanan pada ide pokok kalimat.
4. Kehematan adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau
bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Penghematan di sini
mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang
tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
5. Kecermatan artinya kalimat yang dibuat tidak menimbulkan
tafsiran ganda (ambigu).
6. Kepaduan berkaitan dengan keselerasan pernyataan dalam
kalimat agar informasi yang disampaikan tidak terpecah-
pecah.
7. Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal
dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

DAFTAR ISTILAH DAN DEFINISI

KB 1 (Ejaan dan Tanda Baca)


1. Signifie : konsep-konsep tertentu dalam pikiran manusia
2. Signifiant : realisasi konsep-konsep tertentu yang diwujudkan
dalam bentuk ujaran
3. Konvensional : berdasarkan kesepakatan umum

KB 2 (Kata dan Proses Pembentukannya)


1. Morfologis: pembentukan kata
2. Afiksasi: proses yang mengubah leksem menjadi kata
kompleks
3. Leksem: satuan leksikall dasar yang mendasari
berbagai bentuk kata
4. Prefiks : imbuhan yang ditambahkan pada akhir bentuk
kata dasar.
5. Infiks :imbuhan yang ditambahkan pada akhir bentuk
kata dasar.
6. Sufiks : imbuhan yang ditambahkan pada akhir bentuk
kata dasar.
7. Konfiks : imbuhan yang ditambahkan pada awal dan
akhir bentuk kata dasar
8. Reduplikasi proses pembentukan kata dengan
mengulang satuan bahasa baik secara keseluruhan
maupun sebagian.
9. Dwilingga :imbuhan yang ditambahkan pada awal dan
akhir bentuk kata dasar
10. Dwipurwa : pengulangan sebagian atau seluruh suku
awal sebuah kata
11. Idiomatis : sesuai dengan kekhususan bahasa, memiliki
makna khusus.
12. Pemajemukan : penggabungan dua kata atau lebih
dalam membentuk kata.
13. Morfem : satuan bentuk bahasa terkecil yang memiliki
makna yang relatif stabil.
14. Kategorisasi kata : proses membagi kata menjadi
beberapa jenis.
15. Verba : kata yang menunjukkan makna perbuatan,
pekerjaan, tindakan, proses atau keadaan.
16. Nomina : kata benda
17. Adjektiva/kata sifat: kata yang berfungsi memberikan
keterangan khusus untuk nomina dalam kalimat.
18. Numeralia :kata bilangan
19. Adverbia/kata keterangan: kata yang menjelaskan
verba, adjektiva, atau adverbia lain.
20. Preposisi/kata depan : kata penunjuk arah atau tempat.
21. Konjungsi/kata penghubung : kategori yang berfungsi
untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi
hipotasis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain
atau lebih dalam konstruksi.
22. Pronomina/kata ganti : kata yang dipakai untuk
mengacu pada nomina lain.
23. Adverbia kualitatif : menggambarkan makna yang
berhubungan dengan tingkat, derajat, atau mutu.
24. Adverbia kuantitatif : menggambarkan makna yang
berhubungan dengan jumlah
25. Adverbia limitatif : kata keterangan yang maknanya
berhubungan dengan pembatasan.
26. Adverbia frekuentatif : kata yang maknanya
berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya
sesuatu.
27. Interjeksi : kategori yang bertugas mengungkap
perasaan pembicara.
28. Artikula : katagori yang mendampingi nomina dasar,
29. Partikel : kata tugas yang tidak dapt diterjemahkan
secara pasti apa maksudnya
30. Interogatif : kata-kata tanya

KB 3 (Kalimat dan ProsesPembentukanya)


1. Fungtor kalimat:kata (butir gramatika seperti penanda jamak-es
atau-s dalam bahasa Inggris) yang tidak mempunyai arti sendiri dan
biasanya hanya mempunyai fungsi gramatikal dalam sintaksis.
2. Pewatas : sesuatu yang digunakan untuk membatasi
3. Frasa: gabungan dua atau lebih yang bersifat
nonpredikatif.
4. Frasa endosentrik : frasa yang dalam fungsi tertentu dapat
digantikan oleh unsur pusatnya/inti frasanya.
5. Frasa eksosentrik: frasa yang tidak mempunyai distribusi yang
sama dengan semua unsurnya.
6. Frasa endosentris koordinatif : frasa yang unsurnya setara, dapat
dihubungkan dengan kata dan, atau.
7. Frasa endosentris atributif :frasa yang unsurnya setara, dapat
dihubungkan dengan kata dan, atau.
8. Frasa endosentris atributif : frasa yang unsurnya tidak setara
sehingga tidak dapat disisipi kata dan, atau.
9. Frasa endosentris apositif : frasa yang unsurnya bisa saling
menggantikan dalam kalimat tapi tak dapat dihubungkan dengan
kata ‘dan atau’.
10. Frasa eksosentris : frasa yang tidak mempunyai distribusi yang
sama dengan semua unsurnya.
11.Klausa merupakan satuan gramatikal berupa kelompok
kata yang sekurang kurangnya terdiri atas subjek (S)
dan predikat (P).
12. Kalimat inversi : kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya.
Kalimat ini biasanya dipakai untuk penekanan atau ketegasan
makna.
13. Kalimat inversi : kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya
sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).

KB 4 Kalimat Efrktif
1. Kalimat efektif : kalimat yang mampu mengungkapkan pikiran
pendengar atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran
penulis atau pembicara.
2. Sistematis : sesuai dengan pola urutan tertentu.
3. Ambigu : memiliki makna ganda
4. Kesepadanan : keseimbangan pikiran dan struktur kalimat yang
digunakan.
5. Keparalelan/ kesejajaran : kesamaan bentuk dan
struktur struktur yang digunakan dalam kalimat efektif
harus paralel, sama, atau sederajat.

2 Daftar materi yang 1. Penggunaan tanda baca koma dan titik koma pada kalimat
sulit dipahami di majemuk setara dan bertingkat.
modul ini 2. Penggunaan tanda hubung dan tanda pisah dalam
kalimat.
3. Penjelasan mengenai tanda hubung yang boleh dipakai untuk
memperjelas (a) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan dan
(b) penghilangan bagian frasa atau kelompok kata.
4. Penjelasan mengenai tanda kurung dipakai untuk
mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam
teks dapat dihilangkan.
5. Perbedaan kata ulang sebagian dan kata ulang
dwipurwa
6. Contoh lain dari kata ulang dwipurwa
7. Penjelasan kata ulang fonologis dan morfologis.
8. Penjelasan tentang numeralia termasuk kategori kata apa.
9. Tentang fungtor kalimat yang berupa pelengkap.

3 Daftar materi yang 1. Konsep dasar morfem dan fonem yang sering kali sulit
sering mengalami membedakannya ketika menjelaskan pada siswa.
miskonsepsi 2. Perbedaan signifie dan signifiant
3. Kata ulang sebagian, kata ulang berimbuhan, dan kata
ulang dwipurwa .
4. Perbedaan objek dan pelengkap
5. Persamaan dan perbedaan kalimat tidak efektif dan kalimat ambigu.

Anda mungkin juga menyukai