Anda di halaman 1dari 6

Bab 5

IHWAL FARASA DALAM BAHASA INDONESIA

A. Pengertian dan Karakteristik Frasa

1. Kompetensi Dasar
3.5 Mengidentifikasi jenis-jenis frasa dan konstruksi frasa dalam kalimat.

2. Indikator
a. Siswa dapat menunjukkan kelompok kata yang termasuk ke dalam frase
b. Siswa dapat mengidentifikasi keberadaan frasa dalam suatu teks.

3. Tujuan
Dengan mempelajari bahasan ini, siswa dapat memaparkan pengertian frasa dan memerinci
karakteristiknya secara jelas.

4. Materi
fasa adalah kelompok kata yang unsur-unsurnya masih mempertahankan makna aslinya.
Frasa dapat pula diartikan sebagai kelompok kata yang tidak melebihi batas fungsi. Definisi ini
digunakan untuk membedakan frasa dengan klausa atau kalimat. Walaupun merupakan
kelompok kata, frase tidak mengandung fungsi subjek, predikat, ataupun fungsi-fungsi lainnya.

5. Metode Pembelajaran
Membaca literatur, tanya jawab, diskusi, presentasi

6. Media dan Sumber Pemebalajaran


a. Media : bagan tentang jenis-jenis frasa dan strukturnya
b. Sumber : 1. Buku Cerdas Berbahasa Indonesia (CBI) Peminatan 1, h. ….
2. Buku Tata Bahasa Indonesia.

7. Langkah Kegiatan Pembelajaran


a. Siswa mengamati suatu contoh teks yang di dalamnya terkandung contoh-contoh frasa
b. Siswa mengajukan sejumlah pertanyaan berkaitan dengan jenis frasa dan kontruksinya.
c. Siswa membaca/memahami paparan tentang jenis-jenis dan kontruksi parasa dalam
bahasa Indonesia.
d. Siswa berlatih untuk menunjukkan contoh-contoh frasa dan mengidentifikasinya dalam
suatu cuplikan teks (Unjuk Kegiatan 5.1)
e. Siswa mempresentasikan hasil pembelajarannya untuk mendfapatkan tanggapan dari
peserta lain.

8. Penilaian
Penilaian pengetahuan
1) Jenis : tes lisan/tertulis
2) Bentuk instrumen : lembar soal uraian, melengkapi
3) Intrumen penilaian
(Dapat diambil dari pertanyaan-pertanyaan yang ada pada Kegiatan 5.1; disesuaikan
dengan indikator pembelajaran)

1
B. Jenis-jenis Frasa

1. Kompetensi Dasar
4.5 Menggunakan jenis-jenis dan konstruksi frasa dalam kalimat secara lisan dan tertulis

2. Indikator
a. Siswa dapat mengklasifikasikan jenis-jenis frasa.
b. Siswa dapat mencontohkan frasa berdasarkan jenis tertentu.
c. Siswa dapat menggunakan frasa dalam suatu teks dengan tepat.

3. Tujuan
Dengan mempelajari bahasan ini, siswa dapat memerinci jenis-jenis frasa berdasrkan pola
pembentukan serta makna-maknanya.

4. Materi
Frasa merupakan kelompok kata. Dengan kata lain, frasa dibentuk dengan cara
menggabungkan beberapa kata. Ada yang berupa gabungan kata dengan kata, kata dengan
kelompok kata, dan kelompok kata dengan kelompok kata.
Unsur-unsur
Jenis Frasa
I II
a. kata + kata Rumah baru
teman baik
sangat terharu
sedang belajar
akan berangkat
b. kata + kelompok kata sedang belajar menyanyi
limbah ampas tebu
sang ketua tim
sumber energi alternatif
sumber biomasa lain
c. kelompok kata + ketua kelompok yang baik hati
kelompok kata dua orang pekerja bangunan
buku tulis anak itu
rumah mewah Pak Direktur
Frasa juga dapat dikelompokkan berdasarkan persamaan distribusi ataupun kedudukan unsur-
unsurnya dalam kalimat. Dalam hal ini frasa diklasifikasikan menjadi frasa endosentris dan frasa
eksosentris.
1. Frasa endosentris adalah frasa yang kedudukannya sama dengan salah satu atau dengan
semua unsurnya. Contoh: baju baru, sangat cantik, ayah ibu. Keududukan dari ketiga
contoh frase itu dapat diwakili oleh satu atau semua unsurnya dalam kalimat.
Frase endosentris dapat dibagi lagi ke dalam tiga macam, yakni frasa koordinatif, frasa
atributif, dan frasa apositif.
a. Frasa koordinatif adalah frasa yang memiliki unsur-unsur yang setara. Kesetaraannya
itu dapat dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan oleh kata
penghubung dan atau atau. Contoh: adik kakak, ayah ibu, siang malam.
Ciri lainnya bahwa semua unsurnya pun dapat mewakili keberadaan dari frasa itu.
Contoh:
1) Pulang pergi ia selalu naik motor.

2
2) Pulang ia selalu naik motor.
3) Pergi ia selalu naik motor.
b. Frasa atributif adalah yaitu frasa yang unsur-unsur tidak setara. Salah satu unsurnya
berperan sebagai inti dan unsur lainnya sebagai atribut atau pelengkap.
Contoh: malam ini, hari itu, baik sekali, sangat malas, sedang membaca. Dalam
pasangan-pasangan itu, kata malam, hari, sekali, malas, dan membaca merupakan inti
frasa dan kata-kata lainnya berperan sebagai atribut.
Dalam frasa ini, hanya salah satu unsur yang bisa mewakili keberadaan frasa itu.
Contoh:
1) Alam ramah sekali.
2) Alam ramah.
3) Alam sekali (?)
c. Frasa apositif adalah frasa yang unsur-unsur setara dan bisa saling menggantikan
karena memiliki makna yang sama. Unsur-unsur dalam frasa itu sifatnya saling
menerangkan.
Contoh:
1) Bandung, Kota Kembang,
2) Indonesia, tanah airku,
3) Alam, putra sulungku.
Frasa eksosentris adalah frasa yang tidak memiliki distribusi yang sama dengan semua unsurnya.
Frasa eksosentris disebut pula dengan frasa direktif. Frasa ini tidak memiliki unsur inti. Frasa
eksosentris atau farasa direktif tersebut pada umumnya diawali oleh kata depan. Contoh: dari
Bandung, kepada ibunya, demi hidup, ke sekolah.

Nominal

Preposisional Verbal
Jenis-
jenis
Frasa

Numeralial Adjektival

Di samping itu, dikenal pula sebutan-sebutan lainnya di bawah ini.

1. Frasa Berimbuhan
Terdapat frasa yang salah satu unsurnya berupa kata berimbuhan. Perhatikan contoh
berikut:

3
Frasa Inti Atribut
a. tangga berjalan Tangga Berjalan
b. kawat berduri Kawat Berduri
c. nilai tertinggi Nilai tertinggi
d. orang terpandang Orang Terpandang
e. juara kedua Juara Kedua
Frasa-frasa berimbuhan berbeda dengan klausa. Unsur berimbuhan dalam klausa
merupakan predikat, sedangkan dalam frasa unsur atribut itu hanya berfungsi sebagai penjelas;
tidak sampai membentuk fungsi baru. Untuk lebih jelasnya perhatikan perbandingan berikut.
Perhatikan contoh berikut!
1. a. Hampir setiap supermarket di kota ini sudah menggunakan tangga berjalan (frasa)
b. Budi berjalan perlahan-lahan menuju gudang tua (klausa).
2. a. Nilai tertinggi pelajaran bahasa Indonesia diraih oleh kelas kami (frasa).
b. Lina tetinggi dibandingkan anak-anak seusianya (klausa)

2. Frasa Idiomatis
Frasa idiomatis adalah frasa yang konstruksi atau susunannya bersifat tetap. Biasanya yang
satu berupa kata kerja intransitif atau kata sifat dan yang lain kata depan. Misalnya, kata terkenang
selalu bertalian dengan akan. Kalau diganti dengan kata pada atau kepada dirasakah kurang baik.
Perhatikan contoh-contoh berikut!
Benar Salah
pada zaman dahulu di zaman dahulu
suka akan suka dengan
bergantung kepada bergantung dari
pada malam hari di malam hari
lebih besar daripada lebih besar dari
disebabkan oleh diseabkan karena
sesuai dengan peraturan sesuai peraturan
berkenaan dengan hal itu berkenaan hal itu
berdasar pada berdasarkan pada

5. Metode Pembelajaran
Pengamatan, tanya jawab, diskusi, pajang karya, presentasi

6. Media dan Sumber Pemebalajaran


a. Media : bagan tentang jenis-jenis frasa

b. Sumber : 1. Buku Cerdas Berbahasa Indonesia (CBI) Peminatan 1, h. ….


2.Buku Tata Bahasa Indonesia

7. Langkah Kegiatan Pembelajaran


a. Pertemuan Kesatu
1) Siswa memperhatikan beragam jenis frasa dalam teks tertentu..
2) Siswa mengajukan sejumlah pertanyaan berkaitan pengklasifikaian jenis-jenis frasa
dalam bahasa Indonesia
3) Siswa membaca berbagai pembahasan tentang jenis-jenis frasa dan
pengklasifikasiannya.
4) Siswa berlatih mengerjakan sejumlah pertanyaan pada Unjuk Pemahaman/Kegiatan 5.
2.

4
5) Siswa menyampaikan hasil latihan/kegiatannya secara lisan/tertulis untuk mendapatkan
tanggapan dari siswa lainnya.
b. Pertemuan Kedua
1) Siswa memperhatikan beragam contoh penggunaan frasa dalam teks tertentu..
2) Siswa mengajukan sejumlah pertanyaan berkaitan dengan ketepatan/kebakuan dalam
penggunaan frasa dalam konteks tertentu
3) Siswa membaca berbagai pembahasan tentang makna dan contoh penggunaan jenis-
jenis frasa
4) Siswa berlatih mengerjakan sejumlah pertanyaan pada Unjuk Pemahaman/Kegiatan 5.
2.
5) Siswa menyampaikan hasil latihan/kegiatannya secara lisan/tertulis untuk mendapatkan
tanggapan dari siswa lainnya.

8. Penilaian
a. Penilaian pengetahuan
1) Jenis : tes lisan/tertulis
2) Bentuk instrumen : lembar soal uraian, isian
3) Instrumen penilaian
(Dapat diambil dari pertanyaan-pertanyaan yang ada pada Unjuk Pemahaman/Kegiatan
5.1-5.2; disesuaikan dengan indikator pembelajaran)
b. Penilaian keterampilan
1) Jenis : penilaian praktik (presentasi)
2) Bentuk instrumen : lembar kerja siswa
3) Instrumen penilaian
Presentasikanlah pendapat-pendapat Anda tentang contoh dan penggunaan frasa untuk
mendapatkan penilaian berdasarkan ketepatannya.
Format Penilaian Ketepatan tentang Contoh-contoh Penggunaan Frasa
Nilai
Penilai Penjelasan
A B C D

Keterangan:
A. sangat tepat
B. tepat
C. kurang tepat
D. tidak tepat

Format Penilaian Perbaikan Frasa


Aspek Nilai Penjelasan
1 2 3 4
a. Kelengkapan aspek
penyuntingan
b. Daya kritis dalam
menentukan kesalahan
c. Penguasaan masalah
dalam memberikan
saran
d. Kejelasan di dalam

5
penyampaian
Keterangan:
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = baik sekali

Anda mungkin juga menyukai