Anda di halaman 1dari 10

MATERI 5

Matakuliah : Pendidikan Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu : Nurkaif, S.Pd.,M.Pd.

TATA KALIMAT
I. Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa Memahami kalimat
Mahasiswa Mampu Menjelaskan ciri-ciri Kalimat
Mahasiswa Mampu Menjelaskan Pola Kalimat

II. Materi
A. PENGERTIAN KALIMAT

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh dengan
ditandai kesenyapan akhir. Dalam bahasa tertulis, kaiimat diawali dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda baca titik (.), tanya (?), atau seru (!). Kalimat umumnya berupa
kelompok kata. Namun, tidak sedikit pula kalimat yang hanya terdiri atas satu kata.
Contoh kalimat:
1) Aduh.
2) Selamat siang.
3) Ayah pergi ke Bandung.
4) Fatimah membaca buku bahasa Indonesia di kamarnya

Kalimat ialah suatu bagian ujaran yang berdiri sendiri dan bermakna dan diakhiri oleh
intonasi akhir. Sebuah kalimat sekurang-kurangnya memiliki subjek dan predikat.
Banyak hal yang dapat kita persoalkan mengenai kalimat bahasa Indonesia. Beberapa hal
yang patut memperoleh perhatian kita sehubungan dengan upaya kita untuk memahami
struktur kalimat adalah :
(1) alat uji kalimat,
(2) ciri-ciri unsur kalimat,
(3) pola kalimat,
(4) kalimat majemuk.

UNSUR.UNSUR PEMBENTUK KALIMAT

1. Kata
Sebagai contoh, perhatikan kembali kalimat (1) dan (2) di atas!

2. Frase
Ftase adalah kelompok kata yang tidak melebihi batas fungsi. Frase memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a. dibentuk oleh dua kata atau lebih,
b. tidak mengandung unsur subjek dan predikat, serta
c. unsur-unsurnya masih mempertajarnkan makna aslinya.
Berdasarkan hubungan antara unsur-unsur pembentuknya, frase diklasifikasikan atas frase
endosentris dan frase eksosentris.

1) Frase endosentis, adalah frase yang unsur-unsur pembentuknya dapat menggantikan


kedudukan frase itu secara keseluruhan.

Frase endosentris terbagi ke dalam tiga macam.


a) Frase koordinatif ,yaitu frase yang semua unsurnya dapat menggantikan kedudukan frase
itu secara keseluruhan. Hubungan antara unsur-unsur frase itu memiliki hubungan yang
sejajar. Hal ini ditandai oleh dapatnya frase itu disisipi kata atau, dan.

Contoh:
ayah ibu
siang malam
suka duka

b) Frase atributif adalah frase yang salah satu ursumgadapat menggantikan kedudukan frase
itu secara keseluruhan. Frase.ini ditandai oleh adanya unsur yang berfungsi sebagai inti frase
dan atribut frase. Inti frase disebut yang diterangkan (D) dan atribut frase disebut yang
menerangkan (M).
Contoh:
Rumah besar
D M

sedang membaca
M D

Ketua MPR
D M

amat besar
M D

Tangga berjalan
D M

c) Frase apositif, adalah frase yang hubungan antara unsur-unsurnya dapat saling
menggantikan. Hal itu terjadi karena unsur-unsurnya itu memiliki makna yang sama atau
bersinonim.

Contoh kalimat:
(1) Alam, putraku, kini berusia delapan tahun
(2) Alam kini berusia delapan tahun
(3) Putra,ku kiniberusia delapan tahun

2) Frase eksosentris, adalah frase yang semua ataupun salah satu unsurnya tidak dapat
menggantikan kedudukan frase itu secara keseluruhan. Frase eksosentris umumnya
didahuluioleh kata depan.
Contoh:
disekolah
dari rumah
kepadaAhmad

Frase dapat pula diklasifikasikan berdasarkan jenis kata yang menjadi inti pembentuknya.
Dalam hal ini dikenal adanya frase verbal, frase ajektival, frase 'nominal, frase pronominal,
frase adverbial, frase numeralia, dan frase introgatif.

1) Frase verbal, adalah frase yang intinya berupa kata kerja.


Contoh :
Berjalan cepat
Berkata benar
Sedang membaca
Akan berangkat
Pulang pergi

2) Frase adjektival, adalah frase yang intinya berupa kata sifat.


Contoh:
merdu sekali
sangatindah
amansejahtera

3) Frase nominal, adalah frase yang intinya berupa kata benda.


Contoh:
Banyak kemudahan
rumah besar
si Kancil
Hak dan kewajiban
Alam, anakku.

4) Frase pronominal,adalah frase yang intinya berupa kata ganti.


Contoh: kamu sekalian
kau dan aku

5) Frase adverbial, adalahfrase yang intinya berupa kata keterangan.


Contoh:
Lebih kurang

6) Frase numeralia, adalah frase yang intinya berupa kata bilangan.


Contoh :
Tiga belas
Lima atau enam

Frase introgativa, adalah frase yang intinya berupa kata tanya.


Contoh:
apa dan siapa

3. Klausa
Klausa merupakan kalompok kata yang terdiri atas subjek dan predikat.
Klausa berbeda pula dengan kalimat, klausa tidak mengandung unsur intonasi
atau kesenyapan akhir. Klausa kedudukannya merupakan bagian dari suatu kalimat.
Kalimat Klausa
1. Hari ini akan hujan Hari ini akan hujan
2. Besok pagi kakak akan pergi ke a. Besok pagi kakak akan pergi ke
Bandung dan ayah pergi ke Jakarta. Bandung
b. ayah pergi ke Jakarta
3. Ketika pertandlngan itu berlangsung, a. Ketika pertandlngan itu
mereka pergi ke luar lapangan. berlangsung.
b. mereka pergi ke luar lapangan

4. Intonasi, Jeda, Nada, dan Tempo Kalimat


a. Intonasi
Intonasi adalah naik-turunnya lagu kalimat. Intonasi berfungsi sebagai pembentuk makna
kalimat
Contoh:
1) Pergi (pemberi kabar)
2) Pergi? (bertanya)
3) Pergi! (memerintah)

b. Jeda
Jeda adalah perhentian lagu kalimat. Jeda berfungsi untuk menandai batas-batas satuan
kalimat.
Contoh:
1) Menurut cerita/adik lbu Yani itu guru yang pandai.
(Yang pandai adalah adiknya lbu Yani)
2) Menurut cerita adik/lbu Yani itu guru yang pandai
(Yang pandai adalah lbu Yani)
3) Menurut cerita adik ibu/Yani itu guru yang pandai.
(Yang pandai adalah Yani)
4) Menurut cerita adik lbu Yani / itu guru yang pandai
(Yang pandai adalah seseorang)

c. Nada
Nada adalah tekanan tinggi rendahnya pengucapan suatu kata. Tinggi-rendahnya nada dapat
membedakan bagian kalimat yang satu dengan bagian kalimat lainnya' yang tidak penting.
Contoh:
1) Alam mengirim surat kemarin. (bukan Yanto)
2) Alam mengirim surat kemarin. (bukan menulis)
3) Alam mengirim surat kemarin (bukan buku)
4) Alam mengirim surat kemarin. (bukan besok)

d.. Tempo
Tempo ialah cepat atau lambatnya pengucapan suatu bagian kalimat. Fungsinya hampir sama
dengan nada, yakni untuk mementingkan suatu bagian kalimat.
Contoh: Nama saya A-l-a-m.
Kata Alam diucapkan lebih lambat dengan maksud untuk
menimbulkan efek kejelasan bagi pendengarnya.
SETRUKTUR KALIMAT

Struktur atau bangun kalimat diisi oleh unsur-unsur yang sifatnya relatif tetap. Unsur-unsur
tersebut ada yang disebut subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.

1. Subjek
Subjek adalah unsur yang berfungsi sebagai pokok pembicaraan suatu kalimat.
Fungsi ini umumnya diisi oleh kata atau frase benda, baik itu yang konkret ataupun yang
abstrak.
Contoh:
a. Kakaknya sedang menulis surat
b. Kucing yang saya temukan malam tadi, menggigit anak kera
Namun demikian, ada pula subjek yang diisi oleh kata kerja
Contoh:
a. Membaca adalah hobinya sejak'kecil.
b. Menyanyi dapat menyegarkan pikirannya

2. Predikat
Predikat adalah unsur kalimat yang berfungsi menjelaskan subjek. Predikat umumnya berada
di belakang subjek. Fungsi predikat sebagian besar diisi oleh kata.kerja. Di samping itu,
ternyata ada pula predikat yang dibentuk oleh kata benda, kata sifat, dan frase depan.
Contoh:
a. Mantan presiden itu menikmati masa pensiunnya.
b. Pencurinya pemuda itu.
c. Bunga itu indah sekali.
d. Ayah ke kantor.
.
3. Objek dan Pelengkap
Objek dan pelengkap merupakan fungsi kalimat yang letaknya selalu berada dibelakang
predikat. Objek diisi oleh kata benda, sedangkan pelengkap bisa pula disis oleh kata kerja,
kata sifat, atau kata bilangan.
Contoh :
Contoh kalimat yang berobjek:
a. Kita harus menyelesaikan pekejaan ini hingga selesai.
b. saya pasti akan memaafkan dia seandainya dia itu mau mengakui kesalahannya.
c. Farida sedang membaca majalah dan adiknya bermain catur.

Contoh kalimat yang berpelengkap :


a. Rumah koruptor itu berjumlah dua puluh buah.
b. Kekayaannya bernilai miliaran rupiah.
c. Anak itu kedapatan merokok.

4. Keterangan
Keterangan adalah unsur yang fungsinya menerangkan seluruh fungsi yang ada dalam suatu
kalimat.
Ciri-ciri fungsi keterangan
a. Kehadirannya bersifat manasuka.
b. Letaknya bebas
c. Umumnya didahului oleh kata depan, seperti di, dari, ke, ketika, tentang.
Contoh:
1) Kemarin paman datang dari Jakarta.
2) Di sana telah terjadi tabrakan beruntun.
3) Kami bersedia berkorban demi kepentingan negara.
4) Tanpa kemauan tidak mungkin tidak berhasil.

JENIS-JENIS KALIMAT

A. KALIMAT SEDERHANA DAN KAI.IMAT KOMPLEKS

1. Kalimat Sederhana
Kalimat sederhana adalah kalimat yang dibentuk oleh fungsi-fungsi pokok, yakni terdiri atas
subjek, predikat, dan objek/pelengkap. Setiap fungsi dari kalimat itu pun belum mengalami
perluasan, baik itu yang berupa perluasan subjek, predikat, ataupun objeK/pelengkap. Oleh
karena itu, kalimat sederhana selalu dibentuk oleh satu klausa. Kalimat sederhana sering pula
disebut kalimat inti.
Contoh :
a. Badannya langsing.
b. Mereka kehausan.

2. Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks adalah kalimat yang telah mengalami perluasan, baik itu berupa
penambahan fungsi keterangan ataupun dengan perluasan pada fungsi-fungsinya. Kalimat
kompleks dapat terdiri atas satu kluasa-ataupun dua kluasa.
Kalimat kompleks sering pula disebut kalimat luas.
Contoh:
a. Ketika masih kuliah badannya sangat langsing.
b. Para peserta upacara sudah kehausan sejak pukul 10.00 pagi.

B. KALIMAT MINOR DAN KALiMAT MAYOR


1. Kalimat Minor
Kalimat minor adalah kalimat yang mengandung. satu unsur pusat. Unsur pusat yang sering
digunakan dalam kalimat minor berupa predikat. Kalimat minor umumnya digunakan sebagai
jawaban atas suatu pertanyaan, sebagai perintah ataupun seruan.
Contoh:
a. Besok pagi. (Sebagai jawaban atas pertanyaan Kapan Alam berangkat?
b. Ke pasar. (Sebagai jawaban atas pertanyaan lbu pergi ke mana?

2. Kalimat Mayor
Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung.dua unsur pusat, yakni
bisa terdiri dari subjek dan predikat (S-P) atau subjek,
predikat, objek'(S-P-O); ataupun lebih dari itu, misalnya
dengan disertai keterangan (S-P-O-K).
Contoh :
a. Alam akan pergi besok pagi
S P K
b. Kerjakan tugas ini!
P P
C. KALIMAT AKTIF DAN KALIMAT PASIF

1. Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang predikatnya melakukan suatu pekerjaan.
ciri penting yang menandai kalimat aktif, predikat kalimat itu berupa kata kerja yang
berawalan me(N)- dan ber-.
a. Adikku sedang membaca.
b. Dia asyik bernyanyi di kamar.

2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Kalimat pasif antara lain di
tandai oleh predikatnya yang berawalan di- atau ter-
Contoh :
a. Pameran itu akan dibuka oleh Pak Bupati.
b. Ali terkejut mendengar kematian sahabatnya.

D. KALIMAT LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG

1. Kalimat langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan apa yang diujarkan
orang.bugiin kutipan dalam kalimat langsung ada berupa kalimat tanya,
kalimat berita, atauPun kalimat perintah'
Contoh:
a. Apakah gurumu baik?" tanya Alam
b. Kata orang tua.zaman dahulu, “Malu bertanya, sesat di jalan.''

2. Kalimat Tak Langsung


Kalimat tak langsung adalah kalimat yang melaporkan apa yang diujarkan
orang. Bagian kutipan dalam kalimat tak langsung semuanya berbentuk kalimat
berita.
Contoh:
a. Alam menanyakan baik tidaknya guru saya
b.orang tua zamandulu berkata bahwa malu bertanya sesat di jalan.

E. KALMAT TUNGGAL DAN KALIMAT MAJEMUK

1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu pola kalimat atau satu klausa.
Pola kalimatnya itu dibentuk oleh subjek dan predikat. Ada pula yang lebih lengkap lagi,
yakni terdiri atas subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan.
a. kakak meminjami Alam novel baru.
b. adik pulang dari sekolah

2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimatyang terdiri atas dua pola kalimat atau dua klausa atau lebih.
Kalimat majemuk dapat dibentuk dari paduan beberapa buah kalimat tunggal. Kalimat
majemuk dapat digolongkan ke dalam tiga jenis, yakni :
Kalimat Majemuk Setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
a. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang hubungan antara unsur-unsurnya bersifat setara
atau sederajat.
Contoh:
1) Ibu membaca buku dan ayah membersihkan kebun.
2) Saya yang harus keluar atau Anda diam.
3) Pencopet itu tidak hanya dipukuli orang banyak, tetapi diserahkan juga kepada polisi.

b. Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan antara unsur-unsurnya tidak
sederajat. Salah satu unsurnya ada yang menduduki induk kalimat, sedangkan unsur yang lain
sebagai anak kalimat.
Contoh:
1. Ia terlalu bekerja keras sehingga jatuh sakit.
2. Sejak ayah berangkat, dia belum datang lagi ke sini.
3) Saya sengaja meninggalkan rumah agar adik-adik kami bisa mandiri.
4) Daripada menganggur, lebih baik kamu mengolah kebun orang tuamu saja.

c. Kalimat Majemuk Campuran


Kalimat mqjemuk campuran adalah gabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat
majemuk bertingkat. Dalam kalimat majemuk campuran sekurang-kurangnya terdiri atas tiga
inti kalimat atau tiga klausa.
Contoh:
1 ) Pekerjaan itu telah selesai ketika kakak datang dan ibu selesai memasak.
2) Orang tua yang sedang duduk-duduk di pinggir kolam dan membuka-buka koran itu,
adalah tetangga kami.

B. ALAT UJI KALIMAT

Apakah tuturan yang kita hasilkan memenuhi syarat sebagai kalimat? Salah satu syaratnya
adalah kelengkapan unsur kalimat, yaitu subjek, predikat, objek, keterangan, pelengkap.

1. Subjek:
Subjek dapat diketahui dari jawaban atas pertanyaan siapa atau apa predikat.
Contoh: Mahasiswa mengerjakan tugas makalah.

2. Predikat:
Predikat dapat diketahui dari jawaban atas pertanyaan bagaimana atau mengapa subjek.
Contoh: Mahasiswa menyusun skripsi.

3. Objek:
Objek dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Objek hanya terdapat pada kalimat yang
predikatnya berupa kata kerja transitif.
Contoh: Mahasiswa itu mengemukakan masalahnya.
Masalahnya dikemukakan oleh mahasiswa itu.

4. Pelengkap:
Pelengkap tidak dapat menjadi subjek sebab tidak dapat dipasifkan.
Contoh: Mereka belajar matematika dengan sungguh-sungguh.
5. Keterangan:
Posisi keterangan dapat berpindah-pindah di depan, tengah, atau akhir kalimat.
Contoh: Mereka belajar di perpustakaan.

C. CIRI-CIRI UNSUR KALIMAT

(1.a) Kalimat Dasar Berpola S-P (P1 KK)


Mereka pulang.
Semua peserta datang.

(1.b) Kalimat Dasar Berpola S-P (P2 KB)


Dia mahasiswa.
Ayahnya pengusaha.

(1.c) Kalimat Dasar Berpola S-P (P3 KS)


Mahasiswa di sini pandai-pandai
Gedungnya tinggi-tinggi.

(2) Kalimat Dasar Berpola S-P-K


Presiden berasal dari Jawa Tengah.
Kalung itu terbuat dari emas.

(3) Kalimat Dasar Berpola S-P- Pel.


Negara RI berdasarkan Pancasila.
Kantor kami kemasukan pencuri

(4.a) Kalimat Dasar Berpola S-P-O (P1 KK transitif)


Mahasiswa membuat makalah.
Wartawan mencari berita.

(4.b) Kalimat Dasar Berpola S-P-O- Pel (P1 KK dwitransitif)


Ayah mengirimi saya uang.
Presiden menganugerahi para pahlawan tanda jasa.

(5) Kalimat Dasar Berpola S-P-O-K


Mereka mengadakan penelitian di luar kota.
Para mahasiswa mengikuti KKN di daerah .

D. POLA DASAR KALIMAT

Kalimat dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni :


(1) kalimat tunggal (kalimat yang hanya terdiri atas satu kalimat dasar) dan,
(2) kalimat majemuk (kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas dua kalimat dasar).
Kalimat majemuk terdiri atas : 1) kalimat majemuk setara, 2) kalimat majemuk
bertingkat, dan 3) kalimat majemuk rapatan.
E. KALIMAT MAJEMUK

5.5.1 Kalimat Majemuk Setara


Kalimat majemuk setara memiliki dua kalimat dasar atau lebih. Kalimat ini ditandai dengan
kata penghubung intrakalimat yang menyatakan kesetaraan, misalnya: dan, tetapi,
sedangkan, serta, namun, lalu, kemudian, atau.
Contoh: Gempa dan tsunami menggoncang Pantai Pangandaran dan rumah-rumah hancur.
Kepala Negara mengemukakan sambutannya kemudian beliau menyerahkan bantuan kepada
para korban

5.5.2 Kalimat Majemuk Taksetara (Bertingkat/Subordinatif)


Kalimat majemuk taksetara sekurang-kurangnya terdiri atas dua kalimat dasar sebagai unsur
langsungnya. Satu dari kalimat dasar itu merupakan induk kalimat dan satunya lagi
merupakan anak kalimat. Jadi, kalimat majemuk taksetara terdiri atas induk kalimat dan anak
kalimat. Induk kalimat dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal, sedangkan anak kalimat
tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal.

Kata penghubung yang dapat digunakan untuk kalimat majemuk setara, antara lain, sebagai
berikut:
Jika kalau, apabila, andaikata, Ketika, waktu, setelah, sebelum, Supaya, agar, sebab, karena,
Walaupun, sekalipun, biarpun, bagaimanapun.
Contoh: Dia datang ketika saya sedang tidur.
Meskipun usianya sudah lanjut, semangat belajarnya tidah pernah padam.

5.5.3 Kalimat Majemuk Lesapan (Rapatan)


Kalimat majemuk lesapan adalah kalimat majemuk yang mengalami pelesapan unsur-unsur
kalimat yang sama. Unsur yang dimaksud hanya dimunculkan satu kali.
Contoh: Saya datang terlambat sehingga saya tidak dapat mengikuti kuliah pertama.
Saya datang terlambat sehingga … tidak dapat mengikuti kuliah
pertama.

III. Kegiatan
Bacalah degan saksama teks materi tersebut
IV. Tugas
1. Buatlah rangkuman dari materi tersebut.
2. Buatlah soal pilihan ganda a,b,c,d dan e, minimal 10 soal dan berikan jawaban.
3. Unggah tugasmu kedalam sistem yang telah disediakan dengan format file word..
V. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai