INDONESIA
STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA
Kalimat adalah:Satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan
suatu pikiran yang utuh . Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain
subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan.
Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memliki unsur Subyek dan Predikat.
1. Ciri-Ciri Subjek
• Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.
Contoh :
1. Juanda memelihara binatang langka
Siapa memelihara? Jawab : Juanda. (maka juanda adalah S sedangkan
memelihara adalah )
Siapa atau apa Binatang langka ? = tidak ada jawaban
2. Meja itu dibeli oleh paman.
Apa dibeli ? = jawab Meja
• Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara
subyek dan predikat)
Contoh : Anak itu mengambil bukuku
SP
2 Ciri-Ciri Predikat
• Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa.
Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada jawabannya.
Perhatikan pada Subyek diatas. Subyek dan predikat ditentukan secara bersama-sama.
• Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat dengan Predikat demikian itu
terutama digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak kalimat pengganti predikat.
• Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti
telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva.
Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata
yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
3 Ciri-Ciri Objek
Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak
memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-
ciri objek ini sebagai berikut.
• Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
• Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif
menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba
predikatnya.
• Didahului kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat
menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
4 Ciri-Ciri Pelengkap
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat
pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek
kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
• Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan
pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat
berikut.
a) Diah mengirimi saya buku baru.
b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak
mendahului predikat.
• Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.
Contoh :
a. Pemuda itu bersenjatakan parang.
Kata parang adalah pelengkap.
Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka parang sebagai pelengkap )
b. Budi membaca buku.
Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat
menempati Subyek)
5 Ciri-Ciri Keterangan
Ciri keterangan adalah dapat dipindah –pindah posisinya . perhatikan contoh berikut:
Cintya sudah membuat tiga kue dengan bahan itu.
SPOK
Dengan bahan itu Cintya sudah membuat tiga kue .
Cintya dengan bahan itu sudah membuat tiga kue.
Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO .Jika tidak dapat di pindah maka bukan
keterangan.
Frase
Frase adalah bagian kalimat yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi
batas fungsi.
Artinya satu frase maksimal hanya menduduki gatra subjek (S), predikat (P) atau
objek (O) atau keterangan (K).
Frase dibedakan atas:
a. Frase endosentris, ada dua macam:
1. Endosentris koodinatif (setara), yaitu frase yang setidaknya memiliki dua inti.
Misalnya: meja kursi, maju mundur, bapak ibu.
2. Endosentris atributif (frase bertingkat), yaitu frase yang terdiri atas unsur inti
(Diterangkan/D) dan unsur penjelas (Menerangkan/M).
Misalnya: pegawai negeri,perusahaan rokok, tidak pergi
Frase bertingkat mempunyai pola
DM, MD dan MDM( dalam frase bertingkat hanya ada satu unsur inti (D) sedangkan
penjelasnya boleh lebih dari satu.
Contoh:
baju baru
DM
anak manis
DM
sebatang rokok kretek
MDM
sebuah rumah mewah
MDM
seorang guru
MD
sepotong roti
MD
2. Frase eksosentris.
sebuah susunan yang merupakan gabungan dua kata (atau lebih) yang menunjukkan bahwa
kelas kata dari perpaduan itu tidak sama dengan kelas kata dari salah satu(atau lebih) unsur
pembentukannya.
Contoh :
dari (kata depan) sekolah (kata benda),dari sekolah (kata keterangan)
yang (kata tugas) memimpin (kata kerjayang memimpin(kata benda)
Menurut jenis kata, frase dibedakan:
-frase nominal (kata benda)
-frase verbal (kata kerja)
-frase adjektival (kata sifat)
-frase numeralia (kata bilangan)
-frase adverbial(kata keterangan)
-frase preposisional (kata depan)
Deskripsi
Contoh paragraf deskripsi
Dari balik tirai hujan sore hari pohon-pohon kepla di seberang lembah itu seperti perawan
mandi basah, segarpenuh gairah,dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah
rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batng-batang yang ramping dan
meliuk-liuk oleh embusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan
penuh pesona. Ketika angin tiba-tiba bertiup lebih kencang pelepah-pelepah itu serentak
terjulur sejajar satu arah, seperti tangan-tangan penari yang mengikuti irama hujan, seperti
gadis-gadis tanggung berbanjar dan bergurau di bawah curah pancuran . Pohon-pohon
kelapa itu tumbuh di tanah lereng membuat pemandangan seberang lembah itu seperti
lukisan alam gaya klasik Bali yang terpapar di dinding langit. Selain pohon kelapa yang
memberi kesan lembut dibatang sengon yang lurus dan langsing menjadi garis-garis tegak
berwarna putih dan kuat. Ada beberapa pohon aren dengan daun mudanya yang mulai
mekar kuning dan segar. Ada pucuk pohon jengkol yang berwarna coklat kemerahan, ada
bunga bungur yang unguberdekatan dengan phon dadap dengan kembangnya yang benar-
benar merah. Dan batang-batang jambe rowe sejenis pinang dengan buahnya yang bulat dan
lebih besar, memberi kesan purba pada lukisan yang terpanjang disana.
Imbuhan Asing
Imbuhan Asing
Dalam pertumbuhan bahasa Indonesia, banyak imbuhan baru atau serapan dari bahasa
daerah, terutama dari bahasa-bahasa asing. Imbuhan-imbuhan tersebut sangat produktif,
lebih banyak tampil dalam surat kabar-surat kabar atau karya ilmiah.
Kopetensi yang harus dimiliki siswa
1. Siswa dapat menentukan jenis Imbuhan Asing.
Contoh perintah soal : Kalimat berikut yang menggunakan ibuhan asing adalah ?
2. Siswa dapat menentukan arti imbuhan asing.
Contoh perintah soal :
a. Nosi (arti ) imbuhan asing pada kalimat berikut adalah….
b. Imbuhan asing yang berarti ………….(misal intesitas) terdapat dalam kalimat.
3. Siswa dapat menggunakan ibuhan asing dengan tepat.
Contoh perintah soal :
a. Penggunaan imbuhan asing “isme yang tepat adalah….
b. Penggunaan imbuhan asing yg tepat terdapat dalam kalimat…
Sebenarnya arti atau nosi imbuhan tak ubahnya kita mencari sinonim dari imbuhan
tersebut. Coba kamu cari kata yg tepat untuk mengisi titik-titik itu. (itulah arti imbuhannya)
Bahkan jika soal adalah pilihan ganda anda tinggal memasukkan satu persatu dari jawaban
ke titik-titik itu. NIscaya anda akan menemukan sinonimnya.
Pengecualian Imbuhan.
Sejarah + wan = sejarawan — bukan sejahwan
Rohani + iah = rohaniah —- bukan rohaniiah
Sejarah di akhiri konsonan “h” dan mendapat imbuhan yang diawali Konsonan “w”
Rohani di akhiri vocal “i”dan mendapat imbuhan yang diawali vocal “i”
Jadi jika huruf akhir bertemu dengan akhiran yang sejenis akan luluh salah satunya.
Contoh :
1. Andi membaca novel di kamar. (Kalimat aktif)
S P O K
Novel dibaca Andi di kamar. (kalimat pasif)
S P O K
2. Saya menulis cerita di teras rumah. (aktif)
S P O K (kalimat aktif dengan subyek kata ganti orang )
Cerita saya tulis di teras rumah. (pasif)
S O P K (kalimat pasif kata kerja imbuhan di hilangkan)
Saya sudah membeli buku itu. (aktif)
Buku itu sudah kubeli. (pasif)
Kalimat majemuk
KALIMAT MAJEMUK
Suatu bentuk kalimat luas hasil penggabungan atau perluasan kalimat tunggal sehingga
membentuk satu pola kalimat baru di samping pola yang ada.
Kalimat majemuk dibagi menjadi :
1. 1.Kalimat majemuk setara (koordinatif)
2. 2.Kalimat majemuk rapatan
3. 3.Kalimat majemuk bertingkat (subordinatif)
4. 4.Kalimat majemuk campuran
A. Kalimat majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah :
Kalimat gabung yang hubungan antar pola-pola kalimat di dalamnya sederajat atau
seharkat.
Ciri-ciri :
1. 1.Kedudukan pola-pola kalimat, sama derajatnya.
2. 2.Penggabungannya disertai perubahan intonasi.
3. 3.Berkata tugas/penghubung, pembeda sifat kesetaraan.
4. Pola umum uraian jabatan kata : S-P+S-P
Kata Berimbuhan(Afiks)
Imbuhan(Afiksasi)
Dalam bahasa Indonesia kita mengenal awalan (prefiks), sisipan(infiks) dan Akhiran
(Sufiks)
Dalam pembahasan materi ini kopetensi yang harus diperoleh adalah :
1. Siswa dapat menentukan jenis afiksasi.
2. Siswa dapat mengunakan imbuhan secara tepat dalam kalimat.
3. Siswa dapat menyebutkan arti (nosi).
4. Siswa dapat menyebutkan fungsi afiksasi.
I. Bahasa Indonesia mempunyai banyak imbuhan antara lain:
a. Prefiks ( me,ke,se,di)
b. Infiks (sisipan) contoh: el “tapak -> telapak
c. Konfiks (akhiran) an,kan,nya
NOSI (arti) Afiks
Dalam hal pemberian arti imbuhan saya mencoba memberikan satu konsep mudah-
mudahan bermanfaat. Dalam buku-buku disebutkan banyak arti bahkan satu afiks bisa 10
s.d. 15 nosi.
Contoh:
1. a. Tetanggaku yang cantik itu bersalam setiap masuk rumah.
b. Tetanggaku yang cantik itu ……salam setiap masuk rumah.
c. Tetanggaku yang cantik itu memberi salam setiap masuk rumah.
Nosi ber pada kata bersalam adalah memberi
2. Paman mempunyai peternakan ayam.
Paman mempunya….ternak ayam.
Nosi Per-an adalah tempat
Jadi sebenarnya mencari arti sama halnya mencari pengganti imbuhan “ber” sehingga
kalimat itu menjadi benar.
Fungsi Afiks
Perhatikan kalimat berikut:
Ika Bonita membesarkan anak-anaknya sendirian.
Fungsi me-kan pada kata membesarkan adalah :
Membesarkan “berasal dari kata besar)
besar adalah kata sifat
membesarkan adalah kata kerja
Jadi fungsi me-kan adalah : membentuk kata kerja dari kata sifat.
Contoh-contoh
Surat Lamaran Kerja
dalam Bahasa Indonesia
Di bawah ini diberikan 12 contoh Surat Lamaran Kerja dalam Bahasa Indonesia, yang
mewakili berbagai kondisi dan situasi dari pelamar maupun penerima kerja.
Semoga 12 contoh surat ini dapat membantu anda.
Contoh ke 1.
Cibinong, 6 September 2009
Hal : Lamaran Pekerjaan
Kepada Yth.,
Manajer Sumber Daya Manusia
PT. Hand's Parmantindo
Jl. Raya Bumi Sentoda No. 5
Cibinong
Dengan hormat,
Bpk. Bambang Satrio, seorang asisten editor di PT. Hand's Parmantindo, menginformasikan
kepada saya tentang rencana pengembangan Departemen Finansial PT. Hand's
Parmantindo.
Sehubungan dengan hal tersebut, perkenankan saya mengajukan diri (melamar kerja) untuk
bergabung dalam rencana pengembangan PT. Hand's Parmantindo.
Mengenai diri saya, dapat saya jelaskan sebagai berikut :
Nama
Tempat & tgl. lahir
Pendidikan Akhir
Alamat
Telepon, HP, e-mail
Status Perkawinan : Florentina Putri
: Probolinggo, 5 Agustus 1979
: Sarjana Akuntansi Universitas Pancasila - Jakarta
: Perum Bojong Depok Baru 1, Blok ZT No.3, Cibinong 16913
: 021 - 87903802, HP = 0817 9854 203, e-mail = putri.flo@gmail.com
: Menikah.
Saat ini saya bekerja di PT. Flamboyan Bumi Singo, sebagai staf akuntasi dan perpajakan,
dengan fokus utama pekerjaan di bidang finance dan perpajakan.
Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
1. Daftar Riwayat Hidup.
2. Foto copy ijazah S-1.
3. Foto copy sertifikat kursus/pelatihan.
4. Pas foto terbaru.
Besar harapan saya untuk diberi kesempatan wawancara, dan dapat menjelaskan lebih
mendalam mengenai diri saya. Seperti yang tersirat di resume (riwayat hidup), saya
mempunyai latar belakang pendidikan, pengalaman potensi dan seorang pekerja keras.
Demikian saya sampaikan. Terima kasih atas perhatian Bapak.
Hormat saya,
Florentina Putri
Contoh ke 2.
Jakarta, 6 September 2009
Hal : Lamaran Pekerjaan
Kepada Yth.,
Manajer Sumber Daya Manusia
PT. Gilland Ganesha
Jl. Raya Kebon Durian No. 11
Jakarta Timur
Dengan hormat,
Sesuai dengan penawaran lowongan pekerjaan dari PT. Gilland Ganesha, seperti yang
termuat di harian Kompas tanggal 4 September 2009. Saya mengajukan diri untuk
bergabung ke dalam Tim Marketing di PT. Gilland Ganesha.
Data singkat saya, seperti berikut ini.
Nama
Tempat & tgl. lahir
Pendidikan Akhir
Alamat
Telepon, HP, e-mail
Status Perkawinan : Benny Kasmanto
: Bukit Tinggi, 19 Februari 1976
: Sarjana Manajemen Universitas Islam As-Syafi'iyah (UIA) - Jakarta
(Konsentrasi Manajemen Pemasaran)
: Perum Bumi Sentosa Blok A.5 Bekasi
: 021 - 87914990, 0815 965 5695, benny_kas07@yahoo.co.id
: Menikah
Saya memiliki kondisi kesehatan yang sangat baik, dan dapat berbahasa Inggris dengan baik
secara lisan maupun tulisan. Latar belakang pendidikan saya sangat memuaskan serta
memiliki kemampuan manajemen dan marketing yang baik. Saya telah terbiasa bekerja
dengan menggunakan komputer. Terutama mengoperasikan aplikasi paket MS Office,
seperti Excel, Word, Acces, PowerPoint, OutLook, juga internet, maupun surat-menyurat
dalam Bahasa Inggris.
Saat ini saya bekerja sebagai staff Marketing di PT. Hilmy Finance. Saya senang untuk
belajar, dan dapat bekerja secara mandiri maupun dalam tim dengan baik.
Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
1. Daftar Riwayat Hidup.
2. Foto copy ijazah S-1 dan transkrip nilai.
3. Foto copy sertifikat kursus/pelatihan.
4. Pas foto terbaru.
Saya berharap Bapak/Ibu bersedia meluangkan waktu untuk memberikan kesempatan
wawancara, sehingga saya dapat menjelaskan secara lebih terperinci tentang potensi diri
saya.
Demikian surat lamaran ini, dan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.
Hormat saya,
Benny Kasmanto
- Kalimat adalah kumpulan / gabungan dari beberapa kata yang membentuk dan
mempunyai struktur atau pola yang berkaitan. ( S + P + O + K )
- Kata adalah bagian terkecil dari kalimat yang terdiri dari kumpulan / gabungan beberapa
suku kata yang terangkai dan mempunyai makna atau arti. ( S ) ( P ) ( O ) ( K )
- Sukukata adalah bagian terkecil dari kata dan yang paling terkecil dari kalimat dan sudah
tidak bisa di uraikan kembali.
Ibu, budi, di, dan, yang, … dst adalah merupakan dari kata.
Ibu budi
(s) (ks)
Predikat adalah kata kerja atau kata yang mewakili suatu pekerjaan atau kegiatan.
TATA KALIMAT
A. Frase
Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui
batas fungsi. Misalnya: akan datang, kemarin pagi, yang sedang menulis.
Dari batasan di atas dapatlah dikemukakan bahwa frase mempunyai dua sifat, yaitu
a. Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.
b. Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya prase
itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu: S, P, O, atau K.
Macam-macam frase:
A. Frase endosentrik
Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya.
Frase endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
1. Frase endosentrik yang koordinatif, yaitu: frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara,
ini dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung.
Misalnya: kakek-nenek pembinaan dan pengembangan
laki bini belajar atau bekerja
2. Frase endosentrik yang atributif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak
setara. Karena itu, unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan.
Misalnya: perjalanan panjang
hari libur
Perjalanan, hari merupakan unsur pusat, yaitu: unsur yang secara distribusional sama
dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur terpenting, sedangkan unsur
lainnya merupakan atributif.
3. Frase endosentrik yang apositif: frase yang atributnya berupa aposisi/ keterangan
tambahan.
Misalnya: Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai.
Dalam frase Susi, anak Pak Saleh secara sematik unsur yang satu, dalam hal ini unsur anak
Pak Saleh, sama dengan unsur lainnya, yaitu Susi. Karena, unsur anak Pak Saleh dapat
menggantikan unsur Susi. Perhatikan jajaran berikut:
Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai
Susi, …., sangat pandai.
…., anak Pak Saleh sangat pandai.
Unsur Susi merupakan unsur pusat, sedangkan unsur anak Pak Saleh merupakan aposisi
(Ap).
B. Frase Eksosentrik
Frase eksosentrik ialah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya.
Misalnya:
Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di dalam kelas.
Frase di dalam kelas tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya.
Ketidaksamaan itu dapat dilihat dari jajaran berikut:
Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di ….
Siswa kelas 1A sedang bergotong royong …. kelas
C. Frase Nominal, frase Verbal, frase Bilangan, frase Keterangan.
1. Frase Nominal: frase yang memiliki distributif yang sama dengan kata
nominal
Misalnya: baju baru, rumah sakit
2. Frase Verbal: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan golongan
kata verbal.
Misalnya: akan berlayar
3. Frase Bilangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata
bilangan.
Misalnya: dua butir telur, sepuluh keping
4. Frase Keterangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata
keterangan.
Misalnya: tadi pagi, besok sore
5. Frase Depan: frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau
frase sebagai aksinnya.
Misalnya: di halaman sekolah, dari desa
D. Frase Ambigu
Frase ambigu artinya kegandaan makna yang menimbulkan keraguan atau mengaburkan
maksud kalimat. Makna ganda seperti itu disebut ambigu.
Misalnya: Perusahaan pakaian milik perancang busana wanita terkenal, tempat mamaku
bekerja, berbaik hati mau melunaskan semua tunggakan sekolahku.
Frase perancang busana wanita dapat menimbulkan pengertian ganda:
1. Perancang busana yang berjenis kelamin wanita.
2. Perancang yang menciptakan model busana untuk wanita.
B. Klausa
Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai
objek (O), dan keterangan (K), serta memilki potensi untuk menjadi kalimat. Misalnya:
banyak orang mengatakan.
Unsur inti klausa ialah subjek (S) dan predikat (P).
Penggolongan klausa:
1. Berdasarkan unsur intinya
2. Berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatik menegatifkan
predikat
3. Berdasarkan kategori kata atau frase yang menduduki fungsi predikat
C. Kalimat
a. Pengertian
Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung
pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi akhir.
Contoh: Ayah membaca koran di teras belakang.
b. Pola-pola kalimat
Sebuah kalimat luas dapat dipulangkan pada pola-pola dasar yang dianggap menjadi dasar
pembentukan kalimat luas itu.
o Pola kalimat I = kata benda-kata kerja
Contoh: Adik menangis. Anjing dipukul.
Pola kalimat I disebut kalimat ”verbal”
o Pola kalimat II = kata benda-kata sifat
Contoh: Anak malas. Gunung tinggi.
Pola kalimat II disebut pola kalimat ”atributif”
o Pola kalimat III = kata benda-kata benda
Contoh: Bapak pengarang. Paman Guru
Pola pikir kalimat III disebut kalimat nominal atau kalimat ekuasional. Kalimat ini
mengandung kata kerja bantu, seperti: adalah, menjadi, merupakan.
o Pola kalimat IV (pola tambahan) = kata benda-adverbial
Contoh: Ibu ke pasar. Ayah dari kantor.
Pola kalimat IV disebut kalimat adverbial
D. Jenis Kalimat
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat
(subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur
tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk pola
kalimat baru.
Kalimat Tunggal Susunan Pola Kalimat
Ayah merokok.Adik minum susu.Ibu menyimpan uang di dalam laci. S-PS-P-OS-P-O-K
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih.
Kalimat majemuk dapat terjadi dari:
a. Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga
perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada.
Misalnya: Anak itu membaca puisi. (kalimat tunggal)
Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi.
(subjek pada kalimat pertama diperluas)
b. Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru
mengandung dua atau lebih pola kalimat.
Misalnya: Susi menulis surat (kalimat tunggal I)
Bapak membaca koran (kalimat tunggal II)
Susi menulis surat dan Bapak membaca koran.
Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk
setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
1) Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola
kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atas:
a. Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya menggunakan kata-kata tugas: dan,
serta, lagipula, dan sebagainya.
Misalnya: Sisca anak yang baik lagi pula sangat pandai.
b. Kalimat majemuk serta memilih. Biasanya memakai kata tugas: atau, baik, maupun.
Misalnya: Bapak minum teh atau Bapak makan nasi.
c. Kalimat majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas: tetapi, melainkan.
Misalnya: Dia sangat rajin, tetapi adiknya sangat pemalas.
2) Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat yang diperluas
sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan kalimat asal
(bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau dari unsur kalimat yang mengalami perluasan
dikenal adanya:
a. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati subjek.
Misalnya: Diakuinya hal itu
PS
Diakuinya bahwa ia yang memukul anak itu.
anak kalimat pengganti subjek
b. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti predikat.
Misalnya: Katanya begitu
Katanya bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan gelas itu.
anak kalimat pengganti predikat
c. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti objek.
Misalnya: Mereka sudah mengetahui hal itu.
SPO
Mereka sudah mengetahui bahwa saya yang mengambilnya.
anak kalimat pengganti objek
d. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti keterangan.
Misalnya: Ayah pulang malam hari
SPK
Ayah pulang ketika kami makan malam
anak kalimat pengganti keterangan
3) Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil gabungan
beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat.
Misalnya: Ketika ia duduk minum-minum, datang seorang pemuda berpakaian bagus, dan
menggunakan kendaraan roda empat.
Ketika ia duduk minum-minum
pola atasan
datang seorang pemuda berpakaian bagus
pola bawahan I
datang menggunakan kendaraan roda empat
pola bawahan II
3. Kalimat Inti, Luas, dan Transformasi
a. Kalimat inti
Kalimat inti adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan sekaligus menjadi
inti kalimat.
Ciri-ciri kalimat inti:
1) Hanya terdiri atas dua kata
2) Kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat
3) Tata urutannya adalah subjek mendahului predikat
4) Intonasinya adalah intonasi ”berita yang netral”. Artinya: tidak boleh menyebabkan
perubahan atau pergeseran makna laksikalnya..
b. Kalimat luas
Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak
hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih.
c. Kalimat transformasi
Kalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan atas
keempat syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun, kalimat
transformasi belum tentu kalimat luas.
Contoh kalimat Inti, Luas, dan Transformasi
a. Kalimat Inti. Contoh: Adik menangis.
b. Kalimat Luas. Contoh: Radha, Arief, Shinta, Mamas, dan Mila sedang belajar dengan
serius, sewaktu pelajaran matematika.
c. Kalimat transformasi. Contoh:
i) Dengan penambahan jumlah kata tanpa menambah jumlah inti, sekaligus juga adalah
kalimat luas: Adik menangis tersedu-sedu kemarin pagi.
ii) Dengan penambahan jumlah inti sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis dan
merengek kepada ayah untuk dibelikan komputer.
iii) Dengan perubahan kata urut kata. Contoh: Menangis adik.
iv) Dengan perubahan intonasi. Contoh: Adik menangis?
4. Kalimat Mayor dan Minor
a. Kalimat mayor
Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti.
Contoh: Amir mengambil buku itu.
Arif ada di laboratorium.
Kiki pergi ke Bandung.
Ibu segera pergi ke rumah sakit menengok paman, tetapi ayah menunggu kami di rumah
Rati karena kami masih berada di sekolah.
b. Kalimat Minor
Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.
Contoh: Diam!
Sudah siap?
Pergi!
Yang baru!
Kalimat-kalimat di atas mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.
Contoh: Amir mengambil.
Arif ada.
Kiki pergi
Ibu berangkat-ayah menunggu.
Karena terdapat dua inti, kalimat tersebut disebut kalimat mayor.
5. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis secara singka, jelas,
dan tepat.
Jelas : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Singkat : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.
Tepat : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
Kalimat Tidak Efektif
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang
terdapat pada kalimat efektif.
Sebab-Sebab Ketidakefektifan Kalimat
1. kontaminasi= merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah
contoh:
diperlebar, dilebarkan diperlebarkan (salah)
memperkuat, menguatkan memperkuatkan (salah)
sangat baik, baik sekali sangat baik sekali (salah)
saling memukul, pukul-memukul saling pukul-memukul (salah)
Di sekolah diadakan pentas seni. Sekolah mengadakan pentas seni Sekolah mengadakan
pentas seni (salah)
2. pleonasme= berlebihan, tumpang tindih
contoh :
para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)
para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)
banyak siswa-siswa (banyak siswa)
saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)
agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)
disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)
3. tidak memiliki subjek
contoh:
Buah mangga mengandung vitamin C.(SPO) (benar)
Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar) ??
Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)
4. adanya kata depan yang tidak perlu
Perkembangan daripada teknologi informasi sangat pesat.
Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.
Selain daripada bekerja, ia juga kuliah.
5. salah nalar
waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)
Mobil Pak Dapit mau dijual. (Apakah bisa menolak?)
Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)
Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)
Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)
gagal lebih untuk subjek bernyawa)
6. kesalahan pembentukan kata
mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan
menyetop seharusnya menstop
mensoal seharusnya menyoal
ilmiawan seharusnya ilmuwan
sejarawan seharusnya ahli sejarah
7. pengaruh bahasa asing
Rumah di mana ia tinggal … (the house where he lives …) (seharusnya tempat)
Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel) (kata daripada dihilangkan)
Saya telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah saya katakan)
8. pengaruh bahasa daerah
sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)
oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif persona)
Jangan-jangan … (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)
.
E. Konjungsi
Konjungsi antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf.
Konjungsi atau kata sambung adalah kata-kata yang menghubungkan bagian-bagian
kalimat, menghubungkan antarkalimat, antarklausa, antarkata, dan antarparagraf.
1. Konjungsi antarklausa
a. Yang sederajat: dan, atau, tetapi, lalu, kemudian.
b. Yang tidak sederajat: ketika, bahwa, karena, meskipun, jika, apabila.
2. Konjungsi antarkalimat: akan tetapi, oleh karena itu, jadi, dengan demikian.
3. Konjungsi antarparagraf: selain itu, adapun, namun.
STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA
Kalimat adalah:Satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan
suatu pikiran yang utuh . Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain
subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan. Kalimat dikatakan sempurna jika
minimal memliki unsur Subyek dan Predikat.
1. Ciri-Ciri Subjek
• Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.
Contoh :
1. Juanda memelihara binatang langka
Siapa memelihara? Jawab : Juanda. (maka juanda adalah S sedangkan
memelihara adalah )
Siapa atau apa Binatang langka ? = tidak ada jawaban
2. Meja itu dibeli oleh paman.
Apa dibeli ? = jawab Meja
¨ Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara
subyek dan predikat)
Contoh : Anak itu mengambil bukuku
SP
2 Ciri-Ciri Predikat
¨ Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa.
Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada jawabannya.
Perhatikan pada Subyek diatas. Subyek dan predikat ditentukan secara bersama-sama.
¨ Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat dengan Predikat demikian itu
terutama digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak kalimat pengganti predikat.
¨ Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti
telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva.
Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata
yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
3 Ciri-Ciri Objek
Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak
memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-
ciri objek ini sebagai berikut.
¨ Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
¨ Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif
menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba
predikatnya.
¨ Didahului kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat
menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
4 Ciri-Ciri Pelengkap
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat
pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek
kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
¨ Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan
pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat
berikut.
a) Diah mengirimi saya buku baru.
b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak
mendahului predikat.
• Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.
Contoh :
a. Pemuda itu bersenjatakan parang.
Kata parang adalah pelengkap.
Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka parang sebagai pelengkap )
b. Budi membaca buku.
Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat
menempati Subyek)
5 Ciri-Ciri Keterangan
Ciri keterangan adalah dapat dipindah –pindah posisinya . perhatikan contoh berikut:
Cintya sudah membuat tiga kue dengan bahan itu.
SPOK
Dengan bahan itu Cintya sudah membuat tiga kue .
Cintya dengan bahan itu sudah membuat tiga kue.
Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO .Jika tidak dapat di pindah maka bukan
keterangan.
KALIMAT MAJEMUK
Suatu bentuk kalimat luas hasil penggabungan atau perluasan kalimat tunggal sehingga
membentuk satu pola kalimat baru di samping pola yang ada.
Kalimat majemuk dibagi menjadi :
1. Kalimat majemuk setara (koordinatif)
2. Kalimat majemuk rapatan
3. Kalimat majemuk bertingkat (subordinatif)
4. Kalimat majemuk campuran
A. Kalimat majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah :
Kalimat gabung yang hubungan antar pola-pola kalimat di dalamnya sederajat atau
seharkat.
Ciri-ciri :
1. .Kedudukan pola-pola kalimat, sama derajatnya.
2. Penggabungannya disertai perubahan intonasi.
3. Berkata tugas/penghubung, pembeda sifat kesetaraan.
4. Pola umum uraian jabatan kata : S-P+S-P
Jenis majemuk Setara
1. Setara Sejalan (kata hubungnya dan, serta, lagi pula dll)
2. Setara memilih
3. Setara berlawanan
4. Setara menguatkan (bahkan)
5. Setara sebab akibat
B. Majemuk Bertingkat.
1. Siswa dapat membuat kalimat majemuk bertingkat
2. Siswa dapat menentukan Kalimat majemuk bertingkat.
1. Membuat Majemuk Bertingkat.
Majemuk bertingkat adalah kalimat luas yang mana perluasannya membentuk klausa
bawahan (anak kalimat)
Cara membuat majemuk bertingkat.
1. Buatlah kalimat tunggal atau kalimat luas terlebih dahulu.
2. Kembangkan salah satu jabatan kalimat menjadi klausa bawahan (anak kalimat )
sesuai dengan anak kalimat apa yg diinginkan
Contoh :Ansar akan menyunting seorang gadis minggu depan.
S P O K
Kalimat diatas akan dijadikan bertingkat anak O
Ansar akan menyunting Wanita cantik yang bernama Mutia Rahman minggu depan
s p S P Pel K
o
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran
yang utuh (Arifin& Tasai, 2008: 66). Dalam wujud tulisan kalimat ditandai dengan penggunaan huruf
kapital di awal dan diakhiri tanda baca akhir (tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru). Struktur
kalimat bahasa Indonesia mengenal adanya unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K),
dan pelengkap (pel).
Kalimat dalam ragam resmi setidaknya harus memiliki unsur subjek dan predikat ( Mustakim,
1994: 68). Kalau tidak memiliki sekurangnya dari dua unsur ini, maka pernyataan tersebut hanya
berupa deretan kata atau disebut frasa.
1) KB + KK : Mahasiswa berdiskusi.
2) KB + KS : Dosen itu ramah.
3) KB + Kbil : Harga buku itu tiga puluh ribu rupiah.
4) KB + KB : Rustam peneliti.
Pola-pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat pula digabungkan
sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks.
1. Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Contohnya:
2. Kalimat majemuk setara terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk setara
dihubungkan dengan kata hubung dan, serta, tetapi, lalu, kemudian, dan atau.
3. Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas klausa bebas dan klausa terikat. Jalinan kalimat ini
menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti
gagasan dituangkan dalam induk kalimat, sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan waktu,
sebab, akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam
anak kalimat.
Contoh: (anak kalimat)Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas,(induk kalimat) saya akan
membawamu ke hotel-hotel besar.
Penanda anak kalimat yaitu kata walaupun, meskipun, sungguhpun, karena, apabila, jika, kalau,
sebab, agar, supaya, ketika, sehingga, setelah, sesudah, sebelum, kendatipun, sekalipun, bahwa,
dan sebagainya.
Kalimat majemuk tidak setara dapat dirapatkan apabila unsur-unsur subjeknya sama. Contoh:
Kami sudah lelah.
Kami ingin pulang.
Karena sudah lelah, kami ingin pulang.
5. Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat.
Misalnya:Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
POLA DASAR KALIMAT BAHASA INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan.
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun
tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek dan
predikat maka bukan disebut kalimat tetapi disebut frasa. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan
keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulaidengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
o Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi,
sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
o Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda
koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang.
Contoh : Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
o Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi.
Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan
unsur yang diterangkan.
Contoh : Marshanda, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.
Keterangan tambahan (tercetak tebal) itu tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan yaitu kata Marshanda.
o Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika
keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Contoh: Mahasiswa yang mempunyai IP
tiga lebih mendapat beasiswa.
Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa, melainkan hanya mahasiswa yang
mempunyai IP tiga lebih.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan
itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek,
ataupun pelengkap.
3.2 Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini di harapkan agar para pembaca khususnya mahasiswa AKPER Pemda cianjur
dapat lebih mengetahui dan memahami pola dasar kalimat bahasa indonesia. Dan dapat mengaplikasikannya dalam dunia
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
• Berdasarkan Pengucapan
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat ini
biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau
kalimat perintah.
orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu
subjek dan satu predikat. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:
. S P
. S P
. S P
Contoh:Adik bernyanyi.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan
baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
sederajat.
* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau
serta.
* KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan,
* KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.
* KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh:- Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.
* KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan
Contoh:- Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan
Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat
yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat.
Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama
(induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan
(anak kalimat).
Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk
bertingkat, yaitu:
Contoh:- Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih
- Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
Contoh:- Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
- Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain
2. Kalimat Berita
3. Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau
reaksi (jawaban) yang diharapkan. Contoh:- Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai
dengan disainnya?
4. Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang
kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi
dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek
dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
S P K
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki
subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap
- Silakan Masuk!
Kalimat inversi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kalimat ini
P S
2. Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan
S P O K
S P K
Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur
utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini
seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan,
berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak
kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca
anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu,
yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa
membentuk ketegangan.
Contoh:- Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan
Contoh:- Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik
• Berdasarkan Subjeknya
1. Kaliamat Aktif
Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-.
Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan
me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat
pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.
S P O
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita (O1).
Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti
dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
S P K
objek.
S P Pel.
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini
biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata
depan oleh.
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini
berawalan di-,ter-,ke-an.
. S P O2
Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan
dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan
akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas
kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.
. O2 P S