Kalimat adl satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, tuturan diucapkan dengan nada naik-turun, keras-lembut, disela jeda, dan diakhiri intonasi akhir. Dalam wujud tulis, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik, tanda tanya, dan tanda baca lain Unsur-Unsur Kalimat Kalimat minimal terdiri atas unsur subjek dan predikat sebagai unsur wajib. Di dalam kalimat terdapat kata atau kelompok kata yang dapat dihilangkan tanpa mempengaruhi unsur yang tersisa sebagai kalimat. Contoh: Amanda mengantar ibunya ke rumah sakit. S P O K Yang dapat dihilangkan dari kalimat tsb adl ke rumh sakit. Predikat mengantar membutuhkan objek (siapa yang diantar), dan objek tsb tidak dapat dihilangkan Subjek Subjek adl bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis. Subjek berkategori nominal (N), frasa nominal (FN), atau verba (V). Contoh: a. Titan sedang tidur. S-N b. Adik Titan rajin. S-FN c. Membaca hobi Clara. S-V Ciri-Ciri Subjek 1. dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan yang menggunakan Apa/Siapa (yang)… dengan predikat sebagai tumpuan. Contoh: a. Siapa yang tidur? (jawabnya) Titan. (S: Titan) b. Siapa yang rajin? (jawabnya) Adik Titan. (S: Adik Titan). c. Apa hobi Clara? (jawabnya) Membaca. (S: membaca) Lanjutan… 2. Disertai kata penunjuk itu. Contoh: a. Lukisan wanita cantik karya Leonardo da Vinci itu bernama Monalisa. b. Gadis itu berhati mulia. 3. Didahului kata bahwa. Contoh: a. Bahwa Leonardo da Vinci merupakan pelukis yang terkenal diakui oleh dunia. b. Bahwa gadis itu berhati mulia. Lanjutan… 4. Tidak didahului kata depan. Contoh: a. Bagi mahasiswa yang sudah membayar SPP dapat mengambil kartu aktif mahasiswa di bagian pendaftaran. (salah) b. Mahasiswa yang sudah membayar SPP dapat mengambil kartu aktif mahasiswa di bagian pendaftaran. (benar)
5. Ditandai dengan keterangan yang.
Contoh: a. Mobil yang baru dibeli Pak Adi menabrak pohon. b. Nasi goreng yang saya makan enak sekali. Predikat Predikat (P) adl bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis tentang subjek. Predikat biasanya berkategori verba (V), frasa verbal ( FV), adjektiva (Adj), frasa adjektival (FAdj), frasa numeral (FNum), frasa preposisional (FPrep), dan frasa nominal (FN) Contoh a. Kemal tidur. P-V b. Kemal sedang tidur. P-FV c. Pacar Kemal dua orang. P-Fnum d. Saya mahasiswa. P-N e. Saya mahasiswa Poltekkes. P-FN f. Manroe ke pasar. P-Fprep. g. Manroe cantik. P-Adj
h. Manroe cantik sekali.
P-FAdj Ciri-Ciri Predikat 1. dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan apa dan bagaimana subjek. Contoh: a. Pekerjaan itu tidak kusukai. (Bagaimana pekerjaan itu? Jawabnya tidak kusukai, maka tidak kusukai adl P) b. Dia sukses. (Bagaimana dia? Jawabnya sukses, maka sukses adl P. 2. dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan. Tidak diikuti verba atau adjektiva, sedangkan bukan diikuti nomina. Contoh: a. Lista tidak menangis ketika terjatuh di depan rumah. b. Chandra bukan mahasiswa, melainkan dosen. Lanjutan 3. Jika subjek kalimat panjang sehingga batas antara subjek dan predikat tidak jelas, predikat tersebut dapat didahului adalah, ialah, atau merupakan. Contoh: a. Maraknya penggunaan telepon genggam Blackberry merupakan wujud perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih. b. Alasan panjang lebar yang diutarakan terdakwa di persidangan pada siang hari itu adalah rekayasa terdakwa sendiri. 4. Dapat didahului akan, sudah, sedang, selalu, atau hampir Contoh: a. Saya akan belajar lebih giat lagi. b. Romi selalu penasaran setiap menunggu nilai ujian keluar. Lanjutan… 5. Dapat didahului sebaiknya, seharusnya, atau seyogianya Contoh: a. Mahasiswa sebaiknya belajar lebih serius. b. Proposal penelitian seharusnya menggambarkan cara kerja penelitian Objek Objek (O) adl bagian kalimat yang melengkapi kata kerja sebagai hasil perbuatan yang dikenai perbuatan yang menerima atau yang diuntungkan oleh perbuatan. Objek terletak setelah predikat berverba aktif transitif (ditandai dengan –kan, -i, meN-). Contoh: a. Susi mencintai aku. O b. Rahmad sudah memasukkan buku barunya ke dalam tas itu. O c. Mahasiswa mengibarkan Sang Saka. O Ciri-Ciri Objek 1. Berkategori nomina (N) atau frasa nominal (FN). Contoh: a. Maria menulis puisi. O-N b. Sang Kancil mengelabui Sang Buaya. O-FN 2. Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Contoh: a. Pemerintah mengecam KDRT. b. KDRT dikecam pemerintah Lanjutan… 3. Tidak didahului kata depan. Contoh: a. Mahasiswa mendiskusikan tentang hasil penelitian mereka. (objek didahului tentang) b. Mahasiswa mendiskusikan hasil penelitian mereka. (objek tidak didahului tentang) Pelengkap Pelengkap (Pel) atau komplemen berbeda dengan objek. Pelengkap tidak dapat menjadi subjek jika kalimat dipasifkan. Predikat yang diikuti pelengkap adalah kata yang berimbuhan ber-, ter-, ber-an, ber-kan, dan kata-kata khusus, seperti merupakan, berdasarkan, dan menjadi. Contoh: a. Indonesia berlandaskan hukum. Pel. b. Gonzales bertubuh kekar. Pel. c. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Pel. Ciri-Ciri Pelengkap 1. Berkategori nomina (N), frasa nominal (FN), adjektiva (Adj), frasa adjektival (FAdj), frasa verbal (FV), frasa preposisi (FPrep). Contoh: a. Ia menjadi polisi. b. Adik tersandung batu. c. Saya benci akan kemunafikan. 2. Berada langsung di belakang predikat jika tidak ada objek dan di belakang objek jika unsur ini hadir. Contoh: a. Anak-anak bernyanyi “Selamat Ulang Tahun”. b. Nenek membuatkan kakek kopi. 3. Tidak dapat dijadikan bentuk pasif. Keterangan Keterangan (K) adalah bagian kalimat yang bukan merupakan inti kalimat. Fungsinya meluaskan atau membatasi makna subjek atau predikat. Contoh: a. Sukreni tinggal di Bali. K b. Setiap hari Minggu kami berwisata kuliner. K Ciri-Ciri Keterangan 1. Dapat berpindah posisi di awal, tengah, atau akhir kalimat. Contoh: a. Dewasa ini ada operating system (OS) yang K menarik perhatian orang. b. Ada operating system (OS) yang menarik perhatian orang dewasa ini. K c. Ada operating system (OS) dewasa ini yang menarik K perhatian orang. d. Mahasiswa mendengarkan kuliah dengan serius. K e. Mahasiswa dengan serius mendengarkan kuliah. K f. Dengan serius mahasiswa mendengarkan kuliah. K Lanjutan… 2. Dapat berupa keterangan tambahan, keterangan pewatas, atau keterangan aposisi. Contoh: a. Megawati, yang menjabat Presiden RI pada tahun 2001- 2004, adalah putri Bung Karno (konstruksi yang sebagai keterangan tambahan) b. Megawati yang menjabat Presiden RI pada tahun 2001-2004 adalah putri Bung Karno (konstruksi yang sebagai keterangan pewatas) c. Megawati, Preside RI 2001-2004, adalah putri Bung Karno (Presiden RI 2001-2004 sebagai keterangan aposisi). Jenis-Jenis Kalimat Menurut Struktur Gramatikal 1. Kalimat Tunggal 2. Kalimat Majemuk Setara 3. Kalimat Majemuk Tidak Setara (Bertingkat) 4. Kalimat Majemuk Campuran Kalimat Tunggal Kalimat tunggal terdiri atas unsur subjek da predikat. Berikut merupakan beberapa pola kalimat dasar: 1. Mahasiswa Berdiskusi. S:KB P:KK 2. Dosen itu ramah. S:KB P: KS 3. Harga buku itu tiga puluh ribu rupiah. S:KB P: Kbil. 4. Mereka menonton film. S:KB P:KK O:KB 5. Paman mencarikan saya pekerjaan. S:KB P:KK O:KB Pel:KB 6. Rustam peneliti. S:KB P:KB Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara terdiri atas gabungan dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat jenis, antara lain. 1. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara penjumlahan. Contoh: Kami membaca. Mereka menulis. Kami membaca dan mereka menulis. Tanda koma dapat digunakan jika kalimat yang digabungkan lebih dari dua kalimat tunggal. Contoh: Direktur tenang. Karyawan duduk teratur. Para nasabah antre. Direktur tenang, karyawan duduk antre, dan para nasabah antre. 2. Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh kata tetapi jika kalimat itu menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pertentangan. Contoh: Amerika dan Jepng tergolong negara maju. Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang. Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia tergolong negara berkembang. Kata penghubung lain yang dapat digunakan adalah sedangkan dan melainkan. 3. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika kejadian yang dikemukakannya berurutan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara berurutan. Contoh: Mula-mula disebutkan nama-nama juara MTQ tingkat remaja, kemudian disebutkan nama-nama juara MTQ tingkat dewasa. Upacara serah terima pengurus koperasi sudah selesai, lalu Pak Doni membacakan doa selamat. 4. Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih itu dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pemilihan. Contoh: Para pemilik televisi membayar iuran televisinya di kantor pos yang terdekat, atau para petugas menagihnya ke rumah pemilik televisi. Kalimat Majemuk Setara Rapatan Kalimat majemuk setara rapatan adl suatu bentuk yang merapatkan dua atau lebih kalimat tunggal, yang dirapatkan adl unsur subjek atau unsur objek yang sama. Contoh: 1. Kami berlatih. Kami bertanding. Kami berhasil menang. Kami berlatih, kami bertanding, dan kami berhasil menang. Kami berlatih, bertanding, dan berhasil menang. 2. Menteri Agama tidak membuka seminar tentang zakat. Menteri Agama menutup seminar tentang zakat. Menteri Agama bukan membuka, melainkan menutup seminar tentang zakat. Kalimat Majemuk Tidak Setara (Bertingkat) Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas (klausa bebas) dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas (klausa terikat). Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat , sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat, dsb dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak kalimat. Penanda anak kalimat adalah walaupun, meskipun, sungguhpun, karena, apabila, jika, kalau, sebab, agar, supaya, ketika, sehingga, setelah, sesudah, sebelum, kendatipun, sekalipun, bahwa, dsb. Contoh: 1. a. Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern. (tunggal) b. Mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer. (tunggal) c. Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat- alat modern, mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer itu. Kalimat Majemuk Tidak Setara (Bertingkat) yang Berunsur Sama Kalimat majemuk tidak setara dapat dirapatkan andaikata unsur-unsur subjeknya sama. Contoh: Kami sudah lelah. Kami ingin pulang. Karena sudah lelah, kami ingin pulang. Pada contoh di atas, terdapat kata kami sebagai subjek anak kalimat dan pada induk kalimat terdapat pula kata kami sebagai subjek induk kalimat. Dalam hal ini, subjek ditekankan pada induk kalimat sehingga subjek padaanak kalimat boleh dihilangkan, dan bukan sebaliknya. Kalimat Majemuk Campuran Kalimat ini terdiri atas kalimat majemuk tidak setara (bertingkat) dan kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk tidak setara (bertingkat). Contoh: 1. Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang. (Bertingkat + Setara) 2. Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai. (Setara + Bertingkat) Kalimat (1) terdiri atas anak kalimat karena hari sudah malam dan induk kalimat yang berupa kalimat majemuk setara, kami berhenti dan langsung pulang. Jadi, susunan kalimat pertama adalah bertingkat + setara.