Anda di halaman 1dari 28

KALIMAT DALAM BAHASA

INDONESIA

Dian Novri Costioni, M.Pd.


KALIMAT
Kalimat merupakan kesatuan bahasa yang
disimpulkan dari beberapa kata dan dituangkan dari
sebuah pemikiran seseorang baik di dalam sebuah
tulisan maupun lisan. Jika didalam lisan, bahasa itu
bisa dilihat dan dirasakan oleh pendengar dengan
suara tinggi, rendah, keras, lembut serta jeda dan
intonasi akhir. Sedangkan didalam tulisan, kalimat
bisa diperjelas dengan menggunakan beberapa tanda
bahasa seperti tanda (.), (,), (!), (?) dan lainnya.
Kalimat jika dilihat dari predikatnya itu ada 2 jenis,
yaitu kalimat yang berpredikat kata kerja dan kalimat
berpredikat bukan kata kerja.
Contoh :
Tugas itu dikerjakan oleh para mahasiswa.
Kata kerja dalam kalimat diatas adalah dikerjakan, kata
dikerjakan merupakan predikat dalam kalimat ini.
Setelah ditemukan predikat dalam kalimat diatas,
kemudian subjek dapat ditemukan dengan cara
bertanya menggunakan predikat sebagai berikut.
Apa yang dikerjakan oleh para mahasiswa?
Jawaban dari pertanyaan itu tentunya adalah tugas.
Jadi kata tugas dalam kalimat itu adalah subjek.
Namun apabila tidak ada jawaban di dalam kalimat itu,
maka kalimat itu tidak ada subjek.
Objek
Objek adalah kata benda yang diletakkan di belakang predikat yang
berawalan –meng dan kata benda itu dapat menjadi subjek dalam
kalimat pasif. Namun jika dilihat dari segi makna kalimat objek
merupakan unsur yang harus hadir setelah predikat yang berupa
verba transitif.
Contoh :
Ekspor nonmigas mendatangkan.
Frasa ekspor nonmigas adalah subjek kalimat, sedangkan
mendatangkan adalh unsur predikat yang berupa verba transitif.
Jadi kalimat ini belum memberikan informasi yang lengkap sebab
belum ada kejelasan tentang mendatangkann itu. oleh sebab itu,
agarr kalimat itu dapat memberikan informasi yang jelas,
predikatnya harus dilengkapi dengan objek seperti ini.

Ekspor nonmigas mendatangkan keuntungan.


S P O
Berikut singkatan yang digunakan:
S = Subjek
P = Predikat
O = Objek
K = Keterangan
Pel. = Pelengkap
KB = Kata Benda (nomina)
KK = Kata Kerja (verba)
KS = Kata Sifat (adjektiva)
K Bil = Kata bilangan (numeralia)
FD = Frasa depan (frasa preposisi)
KD = Kata Depan (preposisi)
Pola Kalimat Dasar
KB + KK = Mahasiswa berdiskusi.
KB + KS = Dosen itu ramah.
KB + Kbil = Harga buku itu tiga puluh ribu
rupiah.
KB1 + KK + KB2 = Mereka menonton film.
KB1 + KK + KB2 + KB3 = Paman mencarikan Saya
pekerjaan.
KB1 +KB2 = Rustam peneliti.
Jenis kalimat menurut Struktur Gramatikalnya
A. Kalimat tunggal, terdiri atas satu subjek dan satu predikat.
1. Mahasiswa berdiskusi.
S:KB + P:KK

2. Dosen itu ramah.


S:KB + P:KS

3. Harga buku itu tiga puluh ribu rupiah.


S:KB + P:Kbil

4. Mereka menonton film.


S:KB + P:KK + O:KB

5. Paman mencarikan Saya pekerjaan.


S:KB + P: KK + O:KB + Pel KB

6. Rustam peneliti.
S:KB + P:KB
Pola 1 : Subjek (Kata benda) , Predikat kata kerja
Contoh : Teori itu dikembangkan.
S P
Pola 2 : Subjek (Kata benda) dan Predikat (Kata
Sifat)
Contoh : Atlet itu cekatan sekali.
S P
Pola 3 : Subjek (kata benda) dan Predikat (kata
bilangan)
Contoh : Rumahnya dua buah.
S P
Pola 4 : Subjek (kata benda) , predikat (kata kerja),
objek (kata benda)
Contoh : Pesawat itu menembus angkasa.
S P O
Pola 5 : Subjek (kata benda), predikat (kata kerja), objek
(kata benda), pelengkap (kata benda)
Contoh : Dia membuatkan Saya lukisan.
S P O Pel.
Pola 6 : subjek (kata benda), predikat (kata benda),
Contoh : Soekarno-Hatta proklamator RI.
S P
B. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih.
1. Dua kalimat tunggal/lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau setara
jika kedua kalimat tunggal/lebih itu sejalan dan hasilnya disebut kalimat
majemuk setara perjumlahan.

Contoh 1 :
Kami membaca.
Mereka menulis.
Kami membaca dan mereka menulis.

Contoh 2:
Direktur tenang.
Karyawan duduk teratur.
Para nasabah antre.
Direktur tenang, karyawan duduk teratur dan para nasabah antre.
2. Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat
setara itu dapat dihubungkan oleh kata tetapi,
sedangkan dan melainkan jika kalimat itu
menunjukkan pertentangan dan hasilnya disebut
kalimat majemuk setara pertentangan.
Contoh :
Amerika dan Jepang tergolong negara maju.
Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong
negara berkembang.
Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia
tergolong negara berkembang.
3. Dua kalimat tunggal/lebih dapat dihubungkan
oleh kata lalu dan kemudian jika kejadian yang
dikemukakannya berurutan dan hasilnya
disebut kaimat majemuk setara perurutan.
Contoh :
Upacara serah terima pengurus koperasi
sudah selesai, lalu Pak Ustadz membacakan
doa selamat.
Mula-mula disebutkan nama-nama juara MTQ
tingkat remaja, kemudian disebutkan nama-
nama juara MTQ tingkat dewasa.
4. Dapat pula dua kalimat/lebih itu dihubungkan
oleh kata atau jika kalimat itu menunjukkan
pemilihan dan hasilnya disebut kalimat
majemuk setara pemilihan.
Contoh :
Para pemilik televisi membayar iuran
televisinya di kantor terdekat, atau para
petugas menagihnya ke rumah pemilik
televisi.
C. Kalimat Majemuk Setara Rapatan, dalam
kalimat ini ada yang berbentuk kalimat
rapatan yaitu suatu bentuk yang merapatkan
dua/lebih kalimat tunggal. Yang dirapatkan
adalah unsur subjek/objek yang sama.
Contoh :
Kami berlatih.
Kami bertanding.
Kami berhasil menang.
Kami berlatih, bertanding dan kami berhasil
menang.
D. Kalimat majemuk tidak setara, kalimat ini terdiri
atas satu suku kalimat yang bebas (klausa bebas)
dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas
(klausa terikat).
Contoh :
Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat
modern.
Mereka masih dapat mengacaukan data-data
komputer.
Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-
alat modern, mereka masih dapat mengacaukan
data-data komputer itu.
E. Penghilangan Kata Penghubung
Contoh :
Setelah saya membaca surat itu, saya sangat
terkejut.
Setelah membaca surat itu, saya sangat terkejut.
F. Kalimat majemuk campuran
Contoh :
Karena hari sudah malam, kami berhenti dan
langsung pulang. (bertingkat + setara)
Kami pulang, tetapi merekaa masih bekerja
karena tugasnya belum selesai. (setara +
bbertingkat)
Jenis kalimat bentuk gayanya (retorika)
a. Kalimat yang melepas
Contoh :
Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika Saya lulus
ujian sarjana.
b. Kalimat yang berklimaks
Contoh :
Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke
kantornya.
c. Kalimat yang berimbang
Contoh :
Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor
asing dan domestik berlomba melakukan transaksi
dan IHSG naik tajam.
Jenis kalimat menurut fungsinya
a. Kalimat pernyataan (deduktif)
Contoh :
Presiden SBY mengadakan kunjungan ke luar negeri.
(positif)
Tidak semua nasabah bank memperoleh kredit lemah.
(negatif)
b. Kalimat pertanyaan (interogatif)
Contoh :
Kapan Saudara berangkat ke Singapura? (positif)
Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan
bestek yang disepakati? (negatif)
c. Kalimat perintah dan pemintaan (imperatif)
Contoh :
Maukah kamu disuruh mengantarkan buku ini
ke Pak Yudi! (positif)
Sebaiknya kita tidak berpikiran sempit tentang
hak asasi manusia. (negatif)
d. Kalimat seruan
Contoh :
Bukan main, cantiknya. (positif)
Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
(negatif)
Kalimat Efektif
Kalimat efektif merupakan susunan kata yang
mengikuti kaidah kebahasaan secara baik dan
benar. Tentu saja karena kita berbicara tentang
bahasa Indonesi kaidah yang menjadi patokan
kalimat efektif dalam bahasan ini adalah kaidah
bahasa Indonesia menurut ejaan Bahasa
Indonesia.
Syarat kalimat efektif :
1. Sesuai Ejaan Bahasa Indonesia
2. Sistematis
3. Tidak boros dan bertele-tele
4. Tidak ambigu
Ciri-ciri kalimat efektif
1. Kesepadanan Struktur
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kelengkapan
struktur dan penggunaannya. Inilah yang dimaksud dengan
kesepadanan struktur. Ada beberapa hal yang menyangkut
ciri-ciri yang satu ini.
a. Pastikan kalimat yang dibuat mengandung unsur klausa
minimal yang lengkap, yakni subjek dan predikat.
b. Jangan taruh kata depan (preposisi) di depan subjek
karena akan mengaburkan pelaku di dalam kalimat
tersebut
Contoh :
Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak
efektif)
Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif)
c. Hati-hati pada penggunaan konjungsi yang di depan
predikat karena membuatnya menjadi perluasan dari
subjek.
Contoh:
Dia yang pergi meninggalkan saya. (tidak efektif)
Dia pergi meninggalkan saya. (efektif)
d. Tidak bersubjek ganda, bukan berarti subjek tidak boleh
lebih dari satu, namun lebih ke arah menggabungkan
subjek yang sama.
Contoh:
Adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah.
(tidak efektif)
Adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah. (efektif)
2. Kehematan Kata
Karena salah satu syarat kalimat efektif adalah
ringkas dan tidak bertele-tele, kalian tidak boleh
menyusun kata-kata yang bermakna sama di
dalam sebuah kalimat. Ada dua hal yang
memungkinkan kalimat membuat kalimat yang
boros sehingga tidak efektif. Yang pertama
menyangkut kata jamak dan yang kedua
mengenai kata-kata bersinonim. Untuk
menghindari hal tersebut, berikut ini contoh
mengenai kesalahan dalam kata jamak dan
sinonim yang menghasilkan kalimat tidak efektif.
Contoh Kata Jamak:
Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal
ujian masuk perguruan tinggi. (tidak efektif)
Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian
masuk perguruan tinggi. (efektif)

Contoh Kata Sinonim:


Ia masuk ke dalam ruang kelas. (tidak efektif)
Ia masuk ruang kelas. (efektif)
3. Kesejajaran Bentuk
Ciri-ciri yang satu ini menyangkut soal imbuhan dalam
kata-kata yang ada di kalimat, sesuai kedudukannya
pada kalimat itu. Pada intinya, kalimat efektif haruslah
berimbuhan pararel dan konsisten. Jika pada sebuah
fungsi digunakan imbuhan me-, selanjutnya imbuhan
yang sama digunakan pada fungsi yang sama.
Contoh:
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara
membuang, memilah, dan pengolahannya. (tidak
efektif)
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara
membuang, memilah, dan mengolahnya. (efektif)
4. Ketegasan Makna
Tidak selamanya subjek harus diletakkan di awal
kalimat, namun memang peletakan subjek seharusnya
selalu mendahului predikat. Akan tetapi, dalam
beberapa kasus tertentu, kalian bisa saja meletakkan
keterangan di awal kalimat untuk memberi efek
penegasan. Ini agar pembaca dapat langsung mengerti
gagasan utama dari kalimat tersebut. Penegasan
kalimat seperti ini biasanya dijumpai pada jenis kalimat
perintah, larangan, ataupun anjuran yang umumnya
diikuti partikel lah atau pun.
Contoh:
Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (tidak efektif)
Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (efektif)
5. Kelogisan Kalimat
Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat krusial
menyangkut kelogisan kalimat yang kalian buat.
Kelogisan berperan penting untuk menghindari
kesan ambigu pada kalimat. Karena itu, buatlah
kalimat dengan ide yang mudah dimengerti dan
masuk akal agar pembaca dapat dengan mudah
pula mengerti maksud dari kalimat tersebut.
Contoh:
Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat
kamu persilakan. (tidak efektif)
Bapak Kepala Sekolah dipersilakan
menyampaikan pidatonya sekarang. (efektif)
Terima kasih 
Dikutip dari :
Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. 2008. Cermat
Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta:Akademika Presindo.

Anda mungkin juga menyukai