Anda di halaman 1dari 17

MODUL 8

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA

1. Materi
1.1 Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang
utuh. Pikiran yang utuh tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk lisan dan tulisan.
Dalam bentuk lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras lembut, disela
jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam bentuk tulis kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!).
Perhatikanlah contoh berikut:
1. Mahasiswa Malaysia telah datang.
2. Mereka tiba malam hari?
3. Antarkan mereka ke kampus!
Kalimat tidak selalu dibentuk atas beberapa unsur. Dalam bahasa Indonesia kalimat
dapat dibentuk oleh satu unsur. Akan tetapi, konstruksi tersebut merupakan kalimat
karena telah mengungkapkan pikiran yang utuh, sebagaimana dapat diamati contoh
(4a-b).
4a. Pergi!
4b. Hati-hati!

1.2 Unsur Pembentuk Kalimat


Ciri utama kalimat yaitu memiliki subjek (S) dan predikat (P). Jika tidak
memiliki kedua unsur itu, suatu konstruksi disebut frasa.
Perhatikanlah:
5. Adik bernyanyi.

(kalimat)

6. mobil baru

(frasa)

Contoh (5) merupakan kalimat karena konstruksi tersebut terdiri atas S (adik) dan P
(bernyanyi), sedangkan contoh (6) adalah frasa karena tidak mengandung P.
Hubungan antara mobil dan baru tidaklah bersifat fungsional seperti hubungan antara
adik dan bernyanyi (S-P), tetapi diterangkan-menerangkan (D-M). Dengan demikian,
konstruksi mobil baru merupakan frasa (nomina).
Selain kalimat dan frasa, dalam bahasa Indonesia dikenal pula klausa. Klausa
memiliki unsur yang sama dengan kalimat (tunggal).
Pada umumnya P dalam bahasa Indonesia adalah kata kerja. Oleh karena itu,
untuk menentukan mana P, carilah terlebih dahulu kata kerja. Setelah itu, buatlah
pertanyaan dengan P tsb. untuk menentukan S.
Carilah P dan S dalam contoh berikut berikut.
7. Masyarakat membicarakan kenaikan harga BBM.
8. Tugas itu dikerjakan oleh para mahasiswa.
9. Dalam ruangan itu memerlukan dekorasi yang baik.
10. Singa yang menerkam kambing itu.
Pada dasarnya kalimat mengandung dua bagian, yaitu bagian inti dan bagian
bukan inti. Bagian inti merupakan gagasan pokok, sedangkan bagian bukan inti
merupakan gagasan penjelas. Bagian inti merupakan unsur wajib yang harus ada di
dalam kalimat, sedangkan bagian bukan inti tidak wajib. Unsur inti dalam kalimat
yaitu S dan P.
Di samping unsur S, P, ada pula unsur lain dalam kalimat bahasa Indonesia,
yaitu objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (K).

Contoh:
11. Paman menjual baju-baju bekas.
S
P
O
12. Paman berjualan baju-baju bekas.
S
P
Pel
13. Petani menanam padi di sawah.
S
P
O K
Setiap unsur kalimat memiliki ciri. S memiliki ciri: (1) dapat berupa kata atau
frasa (benda/kerja), (2) dapat berupa klausa, (3) dapat ditandai kata penunjuk itu/ini,
(4) tidak boleh didahului kata depan, dan (5) dapat menjadi Pel jika dalama kalimat
pasif. Ciri P meliputi: (1) dapat berupa kata atau frasa (kerja/benda/sifat), (2) dapat
didahului dengan kata ingkar tidak/bukan, dan (3) dapat didahului akan, sedang,
telah, dan (4) dapat dilekati partikel lah. Ciri O meliputi: (1) hadir setelah kata kerja
transitif, (2) dapat menjadi S dalam kalimat pasif, dan (3) tidak dapat didahului oleh
kata depan. Pel memiliki kemiripan dengan O, hanya saja Pel memiliki ciri: (1) tidak
dapat menjadi S dalam kalimat pasif dan (2) dapat didahului oleh kata depan. K
merupakan unsur kalimat yang bukan inti. K memiliki kebebasan dalam posisi.
Dengan demikian, K dapat terletak di awal, di tengah, dan di akhir kalimat.

1.3 Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia


Kalimat dasar bahasa Indonesia memiliki pola sebagai berikut.
a. KB + KK

: Mahasiswa berdiskusi.

b. KB + KB

: Ayahnya dokter.

c. KB + KS

: Dosen itu ramah.

d. KB + KBil

: Harganya sepuluh ribu rupiah

e. KB + KD + KB

: Pacarnya di Melaka.

f. KB + KK + KB

: Mereka menonton film.

g. KB + KK + KB + KB : Ayah membelikan saya mobil baru.

2. Pustaka Acuan
Alwi, Hasan dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Bahasa.
Arifin, Zaenal & S. Amran Tasai. 1995. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: AkaDemika Presindo.
Djajasudarma, T. Fatimah.1999. Penalaran Deduktif-Induktif dalam Wacana Bahasa
Indonesia. Jatinangor: Alqaprint.
Sugono, Dendy. 1994. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara.

3. Latihan
1. Tentukan unsur-unsur dalam kalimat berikut!
a. Musim kemarau yang panjang berdampak pada tanaman the di Jawa Barat.
b. Daerah itu selalu mengalami banjir pada musim penghujan.
c. Seluruh masyarakat Indonesia merayakan hari Kemerdekaan dengan sangat
meriah.
d. Setiap tahun banyak mahasiswa Malaysia belajar di Bandung.
e. Di Afrika banyak hewan yang masih buas.
f. Manusia dapat merusak lingkungan sekitar.
g. Seminggu yang lalu planet Mars berada dekat dengan bumi.
h. Beberapa mahasiswa malas belajar.
i. Paman bertanam jagung untuk membiayai sekolah anak-anaknya.
j. Mayat laki-laki itu korban mutilasi di daerahnya.
2. Perbaiki kalimat berikut menjadi kalimat yang benar!
a. Laporan yang dibuat oleh mahasiswa.
b. Pada surat kabar itu memberitakan banyaknya korban bencana alam.
c. Di dalam kampus bagi mahasiswa harus menaati segala peraruran yang ada.
d. Banyak mahasiswa asing yang belajar bahasa Indonesia.
e. Masyarakat Sunda menggemari pada sayuran.

MODUL 9
JENIS KALIMAT

1. Materi
1.1 Kalimat menurut Struktur Gramatikalnya
Dalam bahasa Indonesia, kalimat dari segi struktur gramatikalnya dapat
dibedakan atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal digunakan
untuk mengungkapkan gagasan tunggal, sedangkan kalimat majemuk digunakan
untuk mengungkapkan gagasan yang lebih dari satu gagasan. Perihal kalimat tunggal
dapat dipelajari lagi uraian kalimat sebelumnya. Pada kesempatan ini kita akan
membicarakan jenis kalimat lain, yaitu kalimat majemuk.
Kalimat majemuk dipahami sebagai kalimat yang terdiri atas dua atau lebih
kalimat tunggal. Kalimat majemuk terbagi atas:
(i) Kalimat majemuk setara, yang terbagi lagi atas:
(1) Kalimat majemuk setara perjumlahan
Kalimat majemuk ini dahubungkan oleh kata sambung dan atau serta.
Contoh:
1. Adik menari.
2. Kakak melukis.
3. Adik menari dan kakak melukis.

(2) Kalimat majemuk setara pertentangan


Kalimat majemuk ini dihubungkan oleh kata sambung tetapi,
sedangkan, atau melainkan.
Contoh:
4. Dia tidak cantik, tetapi menarik.
5. Amerika tergolong negara maju, sedangkan Indonesia tergolong
negara berkembang.
(3) Kalimat majemuk setara perurutan
Kalimat majemuk ini dihubungkan oleh kata sambung lalu dan
kemudian.
Contoh:
6. Dia bangkit dari duduknya, lalu meninggalkannya sendiri.
(4) Kalimat majemuk setara pemilihan
Kata majemuk ini dihubungkan oleh kata sambung atau.
Contoh:
7. Pilih dia atau aku?
Di samping itu, dalam bahasa Indonesia dikenal pula kalimat majemuk
setara rapatan. Unsur yang dirapatkan biasanya subjek.
Contoh:
8a. Dia berlatih.
b. Dia bertanding.
c. Dia berhasil menang.
9. Dia berlatih, bertanding, dan berhasil menang.
(ii) Kalimat majemuk tidak setara
Kalimat majemuk ini terdri atas dua atau lebih kalimat. Salah satu dari kali
mat itu adalah induk kalimat yang berisi gagasan inti, sedangkan kalimat
lainnya disebut anak kalimat. Anak kalimat memiliki ciri yaitu di depan-

nya didahului oleh kata sambung seperti walaupun, meskipun, karena,


apabila, kalau, agar, supaya, sehingga, dan setelah.
Kaidah kalimat majemuk tidak setara adalah sebagai berikut.

Kaidah I:
kalimat1 +
---------induk kalimat

kata sambung + kalimat2


-----------------------------anak kalimat

Contoh :
10. Kami segera pulang karena pekerjaan sudah selesai.

Kaidah II
kata sambung + kalimat2,
-----------------------------anak kalimat

kalimat1
--------induk kalimat

Contoh :
11. Karena pekerjaan sudah selesai, kami segera pulang.
Perhatikan tanda koma dalam kaidah II yang sifatnya wajib.
1.2 Kalimat menurut Fungsinya
Kalimat bahasa Indoneaia berdasatkan fungsinya dapat pula dibedakan
sebagai berikut.
a) Kalimat pernyataan (deklaratif ), yaitu kalimat yang berisi informasi lengkap.
Contoh:
Positif
12. Presiden mengadakan kunjungan ke Aceh.

Negatif
13. Tidak semua korban selamat.
b). Kalimat pernyataan (interogratif)
Jika penutur memperoleh informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan.
Contoh:
Positif
14. Kapan Saudara pulang?
Negatif
15. Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai konstruksi?
c). Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)
Jika penutur ingin menyuruh atau melarang orang berbuat sesuatu.
Contoh:
Positif
16. Tolong buatkan saya kopi!
Negatif
17. Janganlah kita enggan menolong orang yang sedang menderita!
d). Kalimat Seruan.
Jika penutur ingin mengungkapkan perasaan yang kuat atau yang mendadak.
Contoh:
Positif
18. Bukan main, hebatnya.
Negatif
19. Aduh, saya gagal dalam kesempatan ini.

2. Pustaka Acuan
Alwi, Hasan dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Bahasa.
Arifin, Zaenal & S. Amran Tasai. 1995. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: AkaDemika Presindo.
Djajasudarma, T. Fatimah.1999. Penalaran Deduktif-Induktif dalam Wacana Bahasa
Indonesia. Jatinangor: Alqaprint.
Sugono, Dendy. 1994. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara.
3. Latihan
Perbaiki kalimat berikut menjadi kalimat yang benar!
1. Karena nilai yang didapatkan lebih besar daripada batas penolakan, maka
hipotesis nihil ditolak.
2. Berhubung objek penelitian terlampau luas, maka pengumpulan data dibatasi
pada daerah perkotaan.
3. Karena sering digunakan untuk kegiatan kejahatan, kini para petugas melengkapi komputer dengan alat pengaman.
4. Membangun rumah di luar kota, saya merasa tenang dan aman.
5. Karena sudah diketahui sebelumnya, polisi segera menangkap pelaku kejahatan itu.
6. Walaupun hanya tiga kelurahan, tetapi arealnya cukup luas dan perkembangan penduduk daerah ini sangat pesat.
7. Dalam film itu menceritakan seorang gadis kecil yang kehilangan ibunya di
tengah-tengah keramaian pasar di kota.
8. Di dalam karya tulis ini mengemukakan tentang bank yang mempunyai andil
di dalam masyarakat.
9. Walaupun paper in sudah selesai penulis susun, tetapi penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna..
10. Sebelum memastikan jenis penyakit yang diidapnya, si pasien diperiksa secacara intensif oleh para juru rawat di rumah sakit tersebut.

MODUL 10
KALIMAT EFEKTIF

1. Materi
Kalimat Efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan
kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada
dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan
informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu terjamin.
Kalimat efektif memiliki ciri sebagai berikut.
a. Kesepadanan
Kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa
yang dipakai. Kesepadanan kalimat diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang
kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Ciri Kesepadanan:
1. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Contoh:
1. Bagi semua mahasiswa harus membayar uang kuliah. (salah)
2. Semua mahasiswa harus membayar uang kuliah.

(benar)

2. Tidak terdapat subjek ganda.


Contoh:
3. Mobil Pak Camat, tapenya dicuri.

(salah)

4. Tape mobil Pak Camat dicuri.

(benar)

10

3. Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.


Contoh:
5. Mahasiswa datang terlambat. Sehingga mahasiswa tidak dapat mengikuti
kuliah perdana.

(salah)

6. Mahasiswa datang terlamat sehingga tidak dapat mengikuti kuliah perdana.


(benar)
4. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
7. Masyarakat Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa.
(salah)
8. Masyarakat Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa. (benar)
b. Keparalelan
Kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu.
Contoh:
9. Ani memarahi Tini, lalu ditamparnya.

(salah)

10. Ani memarahi Tini, lalu menamparnya. (benar)


c. Ketegasan
Suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat.
Caranya:
1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di awal kalimat.
Contoh:
11. Presiden mengharapkan agar masyarakat Aceh bersabar.
12. Harapan Presiden ialah agar masyarakat Aceh bersabar.
2. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
13. Berpuluh-puluh, beribu-ribu, beratus-ratus jiwa melayang.
14. Berpuluh-puluh, berartus-ratus, beribu-ribu jiwa melayang.

11

3. Melakukan pengulangan kata (repitisi).


Contoh:
15. Saya suka akan kecantikannya, saya suka akan kelembutannya,
4. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
16. Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
5. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
17. Saudaralah yang bertanggung jawab.
d. Kehematan
Hemat menggunakan unsur (kata, frasa) yang dianggap tidak perlu. Kehematan
harus dipahami bahwa penghilangan tersebut tidak berarti menghilangkan kata kata
yang dapat memperjelas kalimat. Penghematan dapat dilakukan selama tidak
menyalahi kaidah tata bahasa.
Caranya:
1. Menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh:
18. Karena dia belum medapat pekerjaan, dia bekerja membantu usaha ibunya
saja di rumah.
19. Karena belum mendapat pekerjaan, dia bekerja membantu usaha ibunya
saja di rumah.
2. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Contoh:
20. Ayah membeli mobil baru warna hitam.
21. Ayah membeli mobil baru hitam.

12

3. Menghindarkan kesinoniman dalam suatu kalimat.


Contoh:
22. Saya hanya menguji kesabarannya saja.

(salah)

23a. Saya hanya menguji kesabarannya.

(benar)

23b. Saya mengguji kesabarannya saja.

(benar)

4. Tidak menjamakan kata-kata yang berbentuk jamak.


Contoh:
24. para tamu-tamu

(salah)

25a. para tamu


25b. tamu-tamu
e. Kecermatan
Kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda. Di samping itu, tepat dalam pilihan
kata.
Contoh:
26. Rumah artis angker itu akan dijual.
27a. Rumah angker milik artis itu akan dijual.
27b. Rumah milik artis angker itu akan dijual.

f. Kepaduan
Informasi yang disampaikan dalam kalimat itu padu sehingga tidak terpecah-pecah.
Caranya:
1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir
yang tidak sistematis. Oleh sebab itu, sebaiknya penggunaan kalimat yang
panjang dan bertele-tele dihindari.
Contoh:
Sampah memang sangat berhubungan dengan hal-hal buruk, tidak
disukai, menjijikan, atau sesuatu yang mesti disingkirkan, rupanya memang
sudah menjadi bagian yang diasumsikan sebagai sesuatu yang tidak
menyenangkan, bahkan dalam sehari-hari pun kita sering mendengar ucapanucapan buruk yang berkaitan dengan sampah, seperti sampah masyarakat,
konotasinya sangat negatif, yakni sebagai anggota masyarakat yang mungkin

13

berperilaku negatif, karena tidak sesuai dengan ukuran moral yang dianut
lingkungannya.
2. Kalimat yang padu menggunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat pasif yang berpredikat pasif persona.
Contoh:
28. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.

3. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau
tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
29. Makalah ini akan membahas tentang kehidupan masyarakat Baduy. (salah)
30. Makalah ini akan membahas kehidupan masyarakat Baduy.

(benar)

g. Kelogisan
Ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan
yang berlaku.
Contoh:
31a. Taufik Hidayat meraih juara pertama Indonesia Terbuka.

(salah)

32a. Pebulutangkis Malaysia menduduki juara pertama Cina Terbuka.

(salah)

31b. Taufik Hidayat meraih gelar juara pertama Indonesia Terbuka.

(benar)

32b. Pebulutangkis Malaysia menjadi juara pertama Cina Terbuka.

(benar)

2. Pustaka Acuan
Alwi, Hasan dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Bahasa.
Arifin, Zaenal & S. Amran Tasai. 1995. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: AkaDemika Presindo.

14

Djajasudarma, T. Fatimah.1999. Penalaran Deduktif-Induktif dalam Wacana Bahasa


Indonesia. Jatinangor: Alqaprint.
Rozak, Abdul.1985.Kalimat Efektif: Struktur, Gaya, dan Variasi. Jakarta: Gramedia.
Sugono, Dendy. 1994. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara.

3. Latihan
Perbaikilah kalimat berikut sehingga menjadi kalimat yang efektif!
1. Perkara yang diajukan ke meja hijau berjumlah 51 buah. Sedangkan perkara
yang telah disidangkan berjumlah 23 buah.
2. Kepada para undangan harap memasuki ruangan karena acara akan segera
dimulai.
3. Berita musibah gempa itu saya sudah sampaikan kepada Pak Lurah.
4. Kami menyelenggarakan atas acara ini dengan penuh tanggung jawab.
5. Hal itu ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Malaysia, menjawab pertanyaan
gencar yang dilontarkan wartawan Indonesia.
6. Jembatan layang itu belum selesai seperti yang sudah direncanakan
disebabkan karena dananya belum dapat dicairkan semua.
7. Taat dan tunduk kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah merupakan kewajiban
kita semua.
8. Ia menyadari sepenuhnya kalau manusia itu tidak bisa hidup sendiri.
Sehingga amatlah perlu untuk hidup bermasyarakat.
9. Kegiatan pekan penghijauan nasional sebagai usaha untuk memanfaatkan
tanah yang longsor agar produktif yang dapat menunjang kehidupan
masyarakat dan kesegaran lingkungan.
10. Karena jarang mengikuti pelajaran, soal-soal yang mudah tidak mampu
diselesaikannya.
11. Mendengar berita bahwa orang tuanya meninggal, Siti segera minta izin
kepada pimpinna kantornya dan ia langsung pulang.

15

12. Sebelum Anda mengerjakan latihan ini, sebaiknya berdoa dahulu agar diberi
petunjuk oleh Tuhan Yang Mahakuasa.
13. Dilihat secara keseluruhan kegiatan usaha koperasi perikanan tampak
semakin meningkat setelah adanya pembinaan yang lebih intensif, terarah,
dan terpadu.
14. Dalam Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36 menyatakan bahwa
bahasa negara adalah bahasa Indonesia.
15. Untuk dunia perbankan berhubungan dengan perusahaan-perusahaan yang
memerlukan pelayanan jasa-jasa bank.

16

17

Anda mungkin juga menyukai