Rentang
Ukuran
Partikel
Karakteristik Sistem
Contoh
Dispersi
molekul
ar
< 1,0 nm
(m)
Dispersi
Koloidal
0,5 m 1,0 nm
Partikel
tidak
teramati
dalam
mikroskop biasa namun teramati
dalam mikroskop elektron; lolos
melewati kertas saring tapi tidak lolos
membran semipermiabel; berdifusi
sangat lambat.
Dispersi
Kasar
> 0,5 m
Partikel tampak dibawah mikroskop;
tidak lolos melewati kertas saring
normal
atau
terdialisis
melalui
membran semipermeabel; partikel 1
tidak dapat berdifusi
Sol perak
koloidal, polimer
alam dan sintetik
Butiran pasir,
kebanyakan
emulsi dan
suspensi
farmasetis, sel
darah merah.
Mediu
m
dispers
i
Contoh
Koloidal
Cair
Padat
Gas
Cair
Gas
Gas
Cair
Cair
Kabut
Asap
Busa
Tetes minyak <1 x 10-3
mm dalam air.
Padat Cair
Emas koloidal dalam air
Gas
Padat
Busa padat
Cair
Padat
Minyak mineral dalam
Padat
Padat
lilin
DISPERSI
KOLOIDAL
Emas koloidal dalam
Ukuran dan Bentuk Partikel Koloidal
gelas
Kasar
Semprotan
Debu
Busa
Emulsi
Suspensi kaolin dalam
air
Busa padat
Emulsi padat
Suspensi padat
x1
x2
1
1
0,75
0,25
5
CMC 8,1 10
15 10 5
H =
34 N
dq DS
dc
dt
dx
D : koefisien difusi yaitu jumlah zat yang berdifusi per satuan waktu
melewati satu satuan luas jika dx/dt ( disebut konsentrasi gradien)
sama dengan satu. D mempunyai dimensi luas per satuan waktu.
Partikel koloidal berbentuk sferis, maka persamaan SutherlandEinstein atau Stokes-Einstein:
kT
RT
D
6 r 6 rN
k: tetapan Boltzmann
RT 3 4 N
D
6 N 3Mv
M bobot molekul dan v volume spesifik
partial (kira-kira setara dengan volume
dalam cm3 dari 1 g solut8 yang diperoleh
dari pengukuran kerapatan).
Tekanan Osmotik
van't Hoff: = cRT
cg
M
RT
RT
cg
M
1
RT (
Bc g )
cg
M
Kurva I : ideal
Kurva II dan III: real
Sedimentasi
2r 2 ( 0 ) g
v
9 0
Hukum Stokes:
rpm
dt
9 0
= rpm x 2
Kecepatan sesaat, v = dx/dt partikel dalam satuan bidang sentrifugal
disebut koefisien sedimentasi Svendberg, s.:
dx / dt
s 2
x
Bobot molekul polimer
dapat ditentukan oleh
persamaan:
ln( x 2 / x1 )
s 2
(t 2 t1 )
RTs
M
D(1 v 0 )
10
Viskositas
0 (1 2,5 )
Persamaan Einstein:
nrel
1 2,5
0
sp
c
nsp
1
2,5
0
0
k 1 k 2 c k 3c
sp
2,5
persamaan Mark-Houwink:
[ ] KM
11
sp
c
Lar.
AgN03
Lar. KI
12
Elektroforesis:
v 4
( 9 10 4 )
E
Pada 200 C :
v
141
E
13
14
Kesetimbangan Membran
Donnan
Setelah kesetimbangan tercapai,:
luar (o) dalam
(i)
R-
Na+
Na+
Cl
Cl
[ Na ]o [Cl ]o
Na Cl
[ Na ]i [ R ]i [Cl ]i
[
R
]i
2
= [Cl ]i 1
[Cl ]i
[Cl ]o
[Cl ]i
[ R ]i
1
[Cl ]i
15
SOLUBILISASI
Kemampuan dari misel untuk meningkatkan kelarutan zat
yang secara normal tidak larut, atau hanya sedikit larut,
dalam medium dispersi yang digunakan.
16
DISPERSI KASAR
SUSPENS
I
Akseptabilita
s:
18
Partikel terflokulasi:
Ikatan lemah
Memisah dengan cepat
Tak terbentuk cake
Mudah diresuspensi
Partikel terdeflokulasi:
Modifikasi Hk.
Stokes:
d ( s o ) g
v
18 o
Suspensi encer: < 2% ; (0,5%)
v ' v
21
54 10
v
4 2
18 0,009
porositas
sedimentasi dihalangi.
rendah
(konsentrasi
tinggi)
22
maka
SEDIMENTASI
PARTIKEL
Suspensi
terflokulasi
Suspensi terdeflokulasi
PARAMETER
SEDIMENTASI
Volume (Tinggi)
Sedimentasi
F = Vu / Vo
23
Derajat flokulasi, .
F
F = V / V o
= F /F
Vu / Vo
Vu / V
V / Vo
Vu 30
0,3
V0 100
F
F 0,3
F
0,23
F
1,3
24
Pembasahan Partikel
Flokulasi Terkontrol
Zat-zat yang digunakan : elektrolit, surfaktan, dan
polimer.
Elektrolit bekerja sebagai zat pemflokulasi :
menurunkan penghalang (barrier) listrik di antara partikel,
pembentukan jembatan antar partikel sehingga terjadi
keterikatan satu sama lain membentuk struktur yang
longgar.
Rangkaian langkah
yang berkaitan dengan
pembentukan suspensi
yang stabil
27
Pertimbangan Reologik
Viskositas; Perubahan sifat aliran; kualitas penyebaran.
Reogram yang
menunjukkan tiksotropi.
Reogram berbagai zat pensuspensi
28
Pembuatan Suspensi
Skala kecil
Skala besar
Stabilitas
Fisik Suspensi
29
Terjadi interaksi dengan zat tambahan yang dilarutkan
sedangkan tegangan antarmuka antara minyak mineral dengan air adalah 57 dyne/cm (erg/cm 2 )
W 57 erg/cm 2 (6 10 6 cm 2 ) 34 10 7 erg 34 joule 8 kalori
31
karena
1 kalori = 4,184 joule
Golongan
Surfaktan
(anionik)
Surfaktan
(kationik)
Surfaktan
(nonionik
Surfaktan
(nonionik)
Koloid hidrofilik32
Koloid hidrofilik
Tipe emulsi
m-a (HLB=12)
m-a (HLB=25)
a-m
(HLB=4,3)
m-a (HLB=15)
m-a
m-a
m-a & a-m
m-a
a-m
Penjerapan Monomolekular
34
Stabilitas emulsi :
bebas koalesensi fase dalam,
bebas kriming,
tetap baik dari segi penampilan, bau, warna, dan sifat fisis lainnya.
9 0
Jika fase terdispersi kurang berat dari fase kontinu, umumnya pada kasus
emulsi m-a, maka laju sedimentasi menjadi negatif, yaitu terjadi kriming naik.
Lebih besar perbedaan berat dari kedua fase, lebih besar tetes minyak dan
fase luar kurang kental maka laju kriming bertambah.
Viskositas fase luar dapat dinaikkan: + zat pengental (thickening agent) seperti
metilselulose, tragakan, atau natrium alginat.
35
Evaluasi Stabilitas
Analisis frekuensi-ukuran emulsi dari waktu kewaktu sesuai umur produk.
Untuk emulsi yang pecah dengan cepat: pengamatan makroskopik
Mikroemulsi:
Zona F (fluid) dan G (gel)
39
SEMISOLIDA
GEL
Suatu gel adalah sistem padat atau semisolida mengandung
paling sedikit dua konstituen, terdiri dari massa pekat yang
dirembesi cairan.
Gel sistem dua fase : Massa gel dapat terdiri dari flokul
partikel halus bukan molekul besar, seperti pada gel
alumunium hidroksida, magma bentonit, dan magma
magnesia. Struktur gel pada sistem dua fase tersebut
(Gambar 22a,b) tidak selalu stabil, dan gel tersebut dapat
bersifat tiksotropik.
41
42
43
44
PR FARMASI FISIKA :
SOAL DARI : PHYSICAL PHARMACY, ED IV, MARTIN
DIFUSI/DISOLUSI:
13-1; 13-4;
ANTARMUKA::
14-8; 14-13
REOLOGI:
17-4; 17-13
DISPERSI:
18-3; 18-10
KINETIKA:
12-3a); 12-9
46