Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK II

N A M A : J U L H A M AY E S T I
S R I I N D A H P U R N A M AWAT I
KARMILA
PRAKTIKUM PERTAMA

PENENTUAN RUMUS
A. TUJUAN PERCOBAAN HIDRAT
Menentukan rumus hidrat suatu senyawa
B. DASAR TEORI
Sifat polar molekul air penting bila air digunakan sebagai suatu pelarut. Air mudah melarutkan banyak senyawa ion karena
hidrasi ion-ion itu. Sebuah ion terhidrasi adalah suatu penggugusan ion itu dengan satu molekul air atau lebih. Dalam larutan
banyaknya molekul air yang menggerumuni ion-ion nampaknya tak tentu, namun sering kali bila suatu larutan air dari suatu garam
yang larut diuapkan, garam itu mengkristal dengan banyaknya molekul air yang tepat tertentu yang di sebut air kristalis.
Senyawa hidrat adalah senyawa yang mengandung molekul air dalam struktur kimianya. Hidrat biasanya terjadi pada zat
padat ionik seperti NaCl, CuSO4. Hal ini disebabkan karena pada strukturnya tidak stabil dan untuk menstabilkannya diperluka air
(H2O). Dalam percobaan senyawa hidrat akan menjadi senyawa anhidrat sebab air kristalnya di hilangkan dengan cara pemanasan
sehingga diperoleh garam anhidrat yang ditandai dengan perubahan warna, wujud, dan wadah tempat pemanasannya akan kering dari
molekul airnya. Melalui proses pemanasan senyawa hidrat akan terlepas. Namu, jika dibiarkan di udara terbuka maka akan menyerap
molekul air dari udara terikat kembali secara sempurna dan membentuk senyawa hidrat. Oleh karena itu, penentuan kadar hidrat dan
anhidrat dalam percobaan ini dilakukan agar kandungan air dalam suatu zat atau bahan, perlu diketahui dan menentukan persetase
kadar air dari suatu zat secara keseluruhan. Jumlah kadar air yang terdapat di dalam suatu zat atau sampel menentukan banyaknya air
yang ada dalam suatu zat dan jumlah kehilangan air.
• Air dapat berada dalam keadaan bebas sebagai zat cair atau padat. Ada zat dalam air terikat secara kimia
dipermukaan. Sebagai contoh silika gel dan selilosa, dan ada zat lain yang mengikat air membentuk Kristal
hidrat. Misalnya CuSO4, 5H2O dan Na2SO4, 10H2O. Hidrat-hidrat ini adalah zat murni dengan rumus-rumus
tertentu dan stabil pada suhu tertentu serta kelembapan atmosfer. Garam hidrat ini dapat kehilangan air dan
membentuk garam hidrat. Air kristal dapat dihilangkan jika garam dipanaskan pada suhu 1000C. Dari berat
hidrat yang diketahui dan jumlah garam anhidrat yang terbentuk maka harga X dapat dihitung. Rumus kimia
senyawa kristal padat : x.H2O
Hidrat adalah zat padat yang mengikat beberapa molekul air sebagai bagian dari struktur kristalnya,
hidrat juga merupakan padatan yang tersusun oleh molekul senyawa tertentu dan molekul air. Jumlah molekul air
biasanya tertentu dan terikat pada kation melalui atom oksigen (o) atau pada amion atau species kaya electron
melalui atom oksigen. Jika suatu senyawa hidrat dipanaskan, maka ada sebagian atau seluruh air kristalnya dapat
dilepas (menguap). Jika suatu hidrat dilarutkan dalam air, maka air kristalnya akan lepas.
C. ALAT DAN BAHAN
– 1. alat-alat yang digunakan : kompor listrik, desikator, krus, penjepit, dan neraca
– 2. bahan-bahan : CuSO4.xH2O

D. SKEMA KERJA

CuSO4XH2O

Krus
dipanaskan
Kompor
listrik

Berubah warna
menjadi abu-abu
E. PEMBAHASAN

pertama yang dilakukan yaitu menimbang krus kosong dengan menggunakan neraca, Berat krus yaitu 33,21. masukan 0,5 gram

CuSO4xH2O kedalam krus dan di timbang kembali dengan berat 33,71. krus yang berisis sampel kemudian dipanaskan dengan menggunakan

kompor listrik sampai sampel berubah warna dari warna biru menjadi abu-abu sampai warna putih. Pemanasan ini bertujuan untuk

menghilangkan air yang ada pada CuSO4xH2O, makanya warna dari biru sedikit demi sedikit menghilang menjadi warna abu-abu sampai ke

putih.

Adapun reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah

CuSO4.Xh2o  CuSO4 + Xh2o

Dinginkan krus yang berisi sampel kemudian di timbang, massa krus sesudah dipanaskan yaitu 33,26.

Massa krus = 33,21

Massa CuSO4xH2O (sebelum dipanaskan) =

= 33,71 – 33,21 = 0,5 gram


Massa CuSO4xH2O (sesudah dipanaskan) =

= 33,26 – 33,21 = 0,05 gram

Mr H2O = 18

Mr CuSO4 = 160

Peny : nH2O =massa cuso4.xh2o sebelum dipanaskan – massa cuso4.xh2o sesudah dipanaskan

Mr H2O

nH2O = 0,5 – 0.05 = 0,025

18

nCuSO4 = massa cuso4.xh2o sebelum dipanaskan – massa crus kosong

Mr CuSO4

nCuSO4 = 33,71 – 33,21 = 0,003 gram

160
nCuSO4 : nH2O
0,003 : 0,025
1 : 8
Jadi rumus hidrat = CuSO4.8H2O
F. KESIMPULAN
PRAKTIKUM KEDUA

KROMATOGRAFI KERTAS
a. Tujuan percobaan
melakukan pemisahan kation golongan 1 (pb+2 , mg+)
b. Dasar teori
Pada awalnya kromatografi dianggap semata-mata sebagai bentuk partisi cairan–cairan. Serat selulosa yang
hidrofilik dari kertas tersebut dapat mengikat air, setelah disingkapkan ke udara yang lembab, kertas saring yang
tampak kering itu sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi, katakan 20 % (bobot/bobot) akan lebih.
Jadi kertas itu sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi dan kertas itu dipandang sebagai analog
dengan sebatang kolom yang berisi stasioner berair. Zat-zat terlarut itu padahal fase geraknya dapat campur dengan air
akan dalam beberapa kasus, malahan fase geraknya adalah larutan itu sendiri. Susunan serat kertas membentuk
medium berpori yang bertindak sebagai tempat untuk mengalirkannya fase bergerak. Berbagai macam tempat kertas
secara komersil tersedia adalah Whatman 1, 2, 31 dan 3 MM. Kertas asam asetil, kertas kieselguhr, kertas silikon dan
kertas penukar ion juga digunakan. Kertas asam asetil dapat digunakan untuk zat–zat hidrofobik.
• Selain kertas Whatman dalam teknik kromatografi dapat pula digunakan kertas selulosa murni.
Kertas selulosa yang dimodifikasi dan kertas serat kaca. Untuk memilih kertas, yang menjadi
pertimbangan adalah tingkat dan kesempurnaan pemisahan, difusivitas pembentukan spot, efek
tailing, pembentukan komet serta laju pergerakan pelarut terutama untuk teknik descending dan
juga kertas seharusnya penolak air. Seringkali nilai Rf berbeda dari satu kertas ke kertas lainnya.
Pengotor yang terdapat pada kertas saring adalah ion-ion Ca2+, Mg2+, Fe3+, Cu2+.
• Dalam kromatografi, komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase yaitu fase gerak dan fase
diam. Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran
serap pada permukaan partikel-partikel atau terserap. Pada kromatografi kertas naik, kertasnya
digantungkan dari ujung atas lemari sehingga tercelup di dalam solven di dasar dan solven
merangkak ke atas kertas oleh daya kapilaritas. Pada bentuk turun, kertas dipasang dengan erat
dalam sebuah baki solven di bagian atas lemari dan solven bergerak ke bawah oleh daya kapiler
dibantu dengan gaya gravitasi. Setelah bagian muka solven selesai bergerak hampir sepanjang kertas,
maka pita diambil, dikeringkan dan diteliti. Dalam suatu hal yang berhasil, solut-solut dari campuran
semula akan berpindah tempat sepanjang kertas dengan kecepatan yang berbeda, untuk membentuk
sederet noda-noda yang terpisah.Apabila senyawa berwarna, tentu saja noda-nodanya dapat terlihat
• Pengukuran itu dilakukan dengan mengukur jarak dari titik pemberangkatan (pusat zona campuran
awal) ke garis depan pengembang dan pusat rapatan tiap zona. Nilai Rf harus sama baik pada
descending maupun ascending. Nilai Rf akan menunjukkan identitas suatu zat yang dicari, contohnya
asam amino dan intensitas zona itu dapat digunakan sebagai ukuran konsentrasi dengan
membandingkan dengan noda-noda standar . Proses pengeluaran asam mineral dari kertas desalting.
Larutan ditempatkan pada kertas dengan menggunakan mikropipet pada jarak 2–3 cm dari salah satu
ujung kertas dalam bentuk coretan garis horizontal. Setelah kertas dikeringkan, ia diletakan didalam
ruangan yang sudah dijenuhkan dengan air atau dengan pelarut yang sesuai. Terdapat tiga tehnik
pelaksanaan analisis. Pada tehnik ascending; pelarut bergerak keatas dengan gaya kapiler. Sedangkan
ketiga dikenal dengan cara radial atau kromatografi kertas sirkuler.
• Kromatografi bergantung pada pembagian ulang molekul-molekul campuran antara dua fase atau
lebih. Tipe-tipe kromatografi absorpsi, kromatografi partisi cairan dan pertukaran ion. Sistem utama
yang digunakan dalam kromatografi partisi adalah partisi gas, partisi cairan yang menggunakan alas
tak bergerak (misalnya komatografi kolom), kromatografi kertas dan lapisan tipis.
• lapisan tipis adsorbennya disalutkan pada lempeng kaca atau lembaran plastik Distribusi dapat terjadi antara
fase cair yang terserap secara stasioner dan zat alir bergerak yang kontak secara karib dengan fase cair itu.
Dalam kromatografi partisi cairan, fase cair yang bergerak mengalir melewati fase cair stasioner yang
diserapkan pada suatu pendukung, sedangkan dalam kromatografi.

Anda mungkin juga menyukai