Anda di halaman 1dari 13

I.

JUDUL PERCOBAAN
Pembuatan Cis dan Trans-Kalium Dioksalatodiakuokromat (III)
II. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari pembuatan dan sifat-sifat isomer cis dan trans dari
garam kompleks kalium dioksalatodiakuokromat (III)
III. LATAR BELAKANG TEORI
Dalam kimia, isomerisme cis-trans atau isomerisme geometrik
dan isomerisme konfigurasi adalah sebuah bentuk stereoisomerisme yang
menjelaskan orientasi gugus-gugus fungsi dlam sebuah molekul. Secara
umum, isomer seperti ini mempunyai ikatan rangkap yan tidak dapat
berputar. Selain itu, isomer ini juga muncul dikarenakan struktur cincin
molekul yang menyebabkan perputaran ikatan sangat terbatas. Terdapat
dua bentuk isomer cis-trans, yakni cis dan trans. Ketika gugus substituen
berorientasi pada yang sama, diastereomer ini disebut cis, sedangkan ketika
substituen berorientasi pada arah yang berlawanan, diastereomer ini
disebut sebagai trans (Anonim I. 2008).
Isomer-isomer ini muncul saat anda melakukan rotasi tertentu
dalam molekul. Bayangkan sebuah ikatan karbon dimana semua ikatan
merupakan ikatan tunggal. Kedua model ini mewakili molekul yang sama.
Anda bisa mendapatkan molekul yang kedua hanya dengan memutar
ikatan tunggal dari karbon. Sehingga kedua molekul diatas bukanlah
isomer (Anonim II. 2008)
Isomer cis dan trans dapat dibedakan oleh :

a. Momen dipol. Senyawa trans dari [Pt(Pet3)2Cl2] akan mempunyai momen


dipol yang dapat diabaikan karena adanya penghilangan momen ikatan
dari masing-masing ikatan, tetapi isomer cis akan mempunyai momen
dipol yang berarti.
b. Spektroskopi IR. Isomer trans memberikan spektrum lebih sederhana
dari pada isomer cis karena pengurangan frekuensi steching ikatan M-A
dan M-B dalam isomer trans.

c. Metode reaktivitas kimia. Dengan asumsi bahwa tidak ada perubahan


struktur dan ligan, sederetan reaksi dapat dipakai untuk membedakan
antara isomer trans dan cis

(Ramlawati. 2005 ; 20-21).

Isomer cis dan isomer trans sering kali memiliki sifat-sifat fisika
yang berbeda. Perbedaan antara isomer pada umumnya disebabkan oleh
perbedaan bentuk molekul atau momen dipol secara keseluruhan.
Perbedaan ini dapatlah sangat keccil, seperti yang terlihat pada titik didih
alkena berantai lurus 2-pentena (titik didih isomer trans 36C dan isomer
cis 37C). Isomer cis senyawa ini memiliki titik ddih 145C, sedangkan
isomer transnya 75C. Perbedaan yang sangat besar antara kedua isomer
siklooktena disebabkan oleh tarikan cincin yang besar untuk trans-
siklooktena, yang juga menyebabkan kurang stabil dibandingkan isomer cis
(Anonim II. 2008).

Kelarutan oksalat dari logam-logam alkali dan besi (II), larut


dalam air ; semua oksalat lain tak larut atau sangat sedikit larut dalam air.
Mereka semuanya larut dalam asam-asam encer. Beberapa oksalat larut
dalam larutan pekat asam oksalat dengan jalan membentuk oksalat asam
atau oksalat kompleks yang larut. Asam oksalat (suatui asam dibasa)
adalah zat padat kristalin, tak berwarna, (COOH)2.2H2O, dan menjadi
anhidrat dengan dipanaskan sampai 110C; zat ini mudah larut dalam air
(111 g l- pada 20C) (Svehla, G. 1985 ; 394).
Campuran kompleks bentuk cis dan trans dapat dibuat dengan
cara mencampur komponen-komponen non-kompleks (penyusun
kompleks). Berdasarkan pada perbedaan kelarutan antara bentuk cis
dengan trans maka kedua jenis isomer itu dapat dipisahkan. Sebagai contoh
transdioksalatodiakuokromat (III) klorida dapat dikristalkan secara
perlahan dengan melakukan penguapan larutan yang mengandung
campuran bentuk cis dan trans. Dengan penguapan kesetimbangan bentuk
cis trans dapat digeser ke kanan karena kelarutan isomer trans lebih
rendah. Selain itu, pemisahan isomer cis dan trans dapat dilakukan dengan
cara mengatur kondisi larutan sedemikian rupa sehingga kelarutan
kompleks cis dan trans berbeda. Misalnya, kompleks cis-diklorobis
(trietilstibin) paladium dapat dikristalkan dalam larutan benzena meskipun
dalam larutan hanya ada sekitar 6 % bentuk cis (Tim Dosen. 2010 ; 30).

IV. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Gelas kimia 100 mL
2. Gelas kimia 200 mL
3. Gelas arloji
4. Pembakar spritus
5. Kaki tiga dan kasa
6. Pompa vakum
8. Corong biasa
9. Batang pengaduk

10. Cawan penguap


11. Gelas ukur 50 mL

12. Labu erlenmeyer 250 mL

13. Botol semprot

14. Neraca analitik

B. Bahan

1. Asam oksalat

2. Kalium dikromat (K2Cr2O7)


3. Etanol
4. Aquades
5. Tissu
V. CARA KERJA
A. Pembuatan Trans - Kalium Dioksalato Diakuo Kromat (III)
1) Melarutkan 12 gram H2C2O4.2 H2O dengan sedikit aquades.
2) Melarutkan 4 gram K2Cr2O7 dengan sedikit aquades panas.
3) Mencampurkan keduanya dalam kimia lalu menutupnya
dengan gelas arloji kemudian mendiamkannya hingga reaksi
selesai.
4) Menguapkan campuran hingga tersisa setengahnya kemudian
membiarkannya menguap sendiri pada temperatur kamar.
5) Menyaring campuran dengan corong buchner disertai dengan
mencuci campuran dengan air dingin lalu etanol.
6) Mengeringkan residu lalu menimbang massanya.
B. Pembuatan Cis - Kalium Dioksalato Diakuo Kromat (III)
1) Mencampurkan 12 gram H2C2O4.2 H2O dengan 4 gram K2Cr2O7
dalam cawan penguap.
2) Menambahkan 1 tetes aquades lalu menutup cawan dengan
gelas arloji kemudian mendiamkannya hingga reaksi selesai.
3) Menambahkan 20 mL etanol pada campuran lalu
mengaduknya hingga mengendap.
4) Mendekantir campuran lalu menambahkan lagi etanol hingga
diperoleh kristal.
5) Menyaring campuran dengan corong buchner disertai dengan
mencuci campuran dengan air dingin lalu etanol.
6) Mengeringkan residu lalu menimbang massanya.
C. Uji Kemurnian Isomer
1) Menempatkan sedikit kristal Cis dan Trans di atas kertas saring
yang berbeda.
2) Meneteskan NH4OH encer pada keduanya.
3) Mengamati perubahan yang terjadi pada kedua kristal tersebut
VI. HASIL PENGAMATAN
A. Pembuatan Trans - Kalium Dioksalato Diakuo Kromat (III)
12 g H2C2O4.2 H2O + H2O Suspensi putih.
4 g K2Cr2O7 + H2O Suspensi jingga.
H2C2O4 + K2Cr2O7 larutan hitam dipanaskan larutan hitam
(1/2 volume awal) larutan hitam (1/3 volume awal) disaring

Dibilas sedikit aquades lalu sedikit etanol endapan trans


keringkan timbang kristal sebesar 7,8 gram.
B. Pembuatan Cis - Kalium Dioksalato Diakuo Kromat (III)
12 g H2C2O4.2 H2O + 4 g K2Cr2O7 serbuk campuran + 1
tetes H2O ditutup larutan coklat kehitaman + 20 mL C2H5OH
endapan coklat kehitaman dekantir endapan bilas etanol

keringkan endapan coklat kehitaman timbang kristal


hitam 8,1 g.
C. Uji Kemurnian Isomer
Trans K[Cr(H2O)2(C2O4)2] + 1 tetes NH4OH noda coklat
dan memadat.
Cis - K[Cr(H2O)2(C2O4)2] + 1 tetes NH4OH noda hijau dan
menyebar.
VII. ANALISIS DATA

m. H2C2O4.2 H2O = 12 g
Mm. H2C2O4.2 H2O = 126 g/mol
12
n. H2C2O4.2 H2O =
126

= 0,095 mol
m. K2Cr2O7 =4g
Mm. K2Cr2O7 = 294 g/mol
4
n. K2Cr2O7 =
294

= 0,014 mol
K2Cr2O7 + 7 H2C2O4.2 H2O K[Cr(H2O)2(C2O4)2] + 6 CO2 +
17 H2O
Awal : 0,014 mol 0,095 mol - - -
Reaksi : 0,014 mol 0,095 mol 0,028 mol 0,081 mol 0,238
mol
Sisa : - - 0,028 mol 0,081 mol 0,238
mol
Mm. K[Cr(H2O)2(C2O4)2] = 303 g/mol
m. K[Cr(H2O)2(C2O4)2] teori = 0,028 mol 303 g/mol
= 8,484 g
A. Rendemen Trans - K[Cr(H2O)2(C2O4)2]
m. K[Cr(H2O)2(C2O4)2] praktik = 7,8 g
.
Rendemen = 100%
.
7,8
= 8,484 100%

= 91,9%
B. Rendemen Cis - K[Cr(H2O)2(C2O4)2]
m. K[Cr(H2O)2(C2O4)2] praktik = 8,1 g
.
Rendemen = 100%
.
8,1
= 8,484 100%

= 95,5%

VIII. PEMBAHASAN
A. Pembuatan isomer trans-kalium dioksalatodiakuokromat (III)
Pada percobaan ini, kristal asam oksalat dihidrat yang telah
ditetesi setetes air dingin direaksikan dengan kristal kalium dikromat
yang telah ditetesi setets air panas, hal ini dilakukan karena kelarutan
K2Cr2O7 rendah. Pada pencampuran kristal asam oksalat dihidrat
dengan kalium dikromat menghasilkan larutan berwarna hitam dan
terbentuk gas CO2 dan uap air. Larutan berwarna hitam ini diuapkan
untuk memisahkan air yang masih terikat atau terdapat dalam
campuran. Hasil penguapan tersebut disaring untuk memisahkan
kristal dari filtratnya, kristal yang diperoleh dicuci dengan H2O dan
etanol agar kristal terbebas dari zat pengotor yang dapat
mempengaruhi berat kristal yang diperoleh.
Pada akhir percobaan diperoleh kristal hitam dari kompleks
trans-kalium dioksalatodiakuokromat (III) dengan berat 7,8 gram dan
dari analisis data diperoleh berat teori sebessar 8,2416 gram dan
rendemen sebesar 91,9% perbedaan dari berat teori dan berat praktek
ini terjadi karena pada saat penambahan H2O terhadap kristal
H2C2O4.2H2O dan K2Cr2O7 yang masih dianggap banyak sehingga
dapat mempengaruhi proses pembentukan kristal. Adapun
persamaan reaksinya adalah :

7H2C2O4.2H2O(s). K2Cr2O7(s) + H2O 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2](aq) +


6CO2(g) + 18H2O(l)

Adapun bentuk isomer trans K [Cr(C2O4)2(H2O)2] adalah

H H
O

O O
O C C O
K Cr
O C C O
O O

O
H H

B. Pembuatan isomer Cis-kalium dioksalatodiakuokromat (III)


Pada percobaan ini serbuk halus dari asam oksalat dihidrat
dan kalium dikromat dicampur yang kemudian ditetesi setetes
aquades dingin dan ditutup dengan gelas arloji, hal ini bertujuan agar
gas CO2 yang dihasilkan tidak bebas ke udara. Hasil yang diperoleh
berupa larutan berwarna hitam, larutan ini ditambahkan dengan
etanol untuk membantu pembentukan isomer cis. Campuran yang
diperoleh disaring untuk memisahkan kristalnya dari filtratnya.
Kristal yang diperoleh dicuci dengan sedikit air dan etanol. Hal ini
dilakukan untuk menghilangkan zat-zat pengotor pada kristal
sehingga tidak mempengaruhi berat dari kristal yang diperoleh.
Kristal yang diperoleh dikeringkan kemudian ditimbang.
Pada akhir percobaan diperoleh kristal sebesar 8,1 gram dan
dari analisis data diperoleh berat teori sebesar 8,2416 gram sedangkan
berat praktek 8,1 dengan rendemen 95,5%. Berat praktek dan berat
teori hanya berbeda sedikit yaitu 0,14 gram maka dapat dikatakan
bahwa kristal yang diperoleh benar-benar kristal isomer Cis-kalium
dioksalatodiakuokromat (III). Adapun reaksi yang terjadi adalah
sebagai berrikut :

7H2C2O4.2H2O(s). K2Cr2O7(s) + H2O 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2](aq) + 6CO2(g)


+ 18H2O(l)

Adapun bentuk geometri dari isomer cis K [Cr(C2O4)2(H2O)2] adalah


H H
O H

O O H
O C
K Cr
O C
O O
C O
O
C O

Uji kemurnian isomer

Pada pengujian isomer trans-dioksalatodiakuokromat (III),


ditambahkan dengan amonia encer dan menghasilkan padatan coklat
tua. Hal ini menandakan bahwa uji ini positif trans. Isomer trans-
dioksalatodiakuokromat (III) pada pengujiannya menghasilkan
padatan coklat tua karena struktur trans yang berlawanan sehingga
tidak terjadi pendesakan ligan sehingga isomer trans susah larut
dalam pelarut polar seperti amonia. Adapun reaksi yang terjadi :
K[Cr(C2O4)2(H2O)] + NH4OH
Pada pengujian isomer cis-dioksalatodiakuokromat (III),
ditambahkan dengan amonia encer dan menghasilkan larutan
berwarna hiajau tua. Warna hijau tua ini berasal dari
K[Cr(C2O4)2(NH3)2]. Hal ini menandakan bahwa uji ini positif cis. Hal
ini terjadi karena adanya pendesakan ligan air oleh ligan amonia,
terjadinya pendesakan karena struktur cis yang bersebrangan.
Adapun reaksi yang terjadi :
K[Cr(C2O4)2(H2O)] + NH4OH K[Cr(C2O4)2(NH3)2] + 4H2O
IX. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1) Kristal trans-kalium dioksalatodiakuokromat (III) yang


diperoleh berwarna hijau dengan berat 7,1 gram dan rendemen
sebesar 94,6 %.
2) Kristal cis-kalium dioksalatodiakuokromat (III) yang diperoleh
berwarna coklat kehitaman dengan berat 8,1 g$ram dan
rendemen sebesar 98,6 %.
3) Uji kemurnian isomer trans-kalium dioksalatodiakuokromat
(III) membentuk padatan coklat muda dan cis-kalium
dioksalatodiakuokromat (III) membentuk larutan berwarna
hujau tua yang dengan mudah menyebar.

B. saran

Sebaiknya praktikan berhati-hati dalam meneteskan aquadest


pada kristal asam oksalat dan kristal kalium dikromat, karena
kelebihan setetes saja dapat mempengaruhi pembentukan kristal cis
dan trans-kalium dioksalatodiakuokromat (III).
Daftar Pustaka

Anonim I. 2008. Isomer Cis-Trans. Online: http://id.wikipedia.org/wiki/


isomerisme_cis-trans. Diakses pada tannggal 08-Mei-2010, pukul
20.00 WITA.

Anonim II. 2008. Isomer Geometrik (Cis/Trans). Online: http://www.chem


is-try.org/materi_kimia/kimia_organik_dasar/isomer_pada_
senyawa_organik/stereoisomer_isomer-geometrik/. Diakses pada
tanggal 08-Mei-2010, pukul 20.00 WITA.

Ramlawati. 2005. Kimia Anorganik Fisik. Makassar ; UNM

Svehla, G. 1985. Analisis Kuantitatif Anorganik Makro dan Semi Makro. Jakarta
: PT. Kalman Media Pustaka

Tim Dosen Kimia Anorganik. 2010. Penuntun Kimia Anorganik. Makassar ;


LAB Kimia FMIPA UNM

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum kimia anorganik dengan judul


PEMBUATAN CIS DAN TRANS - KALIUM DIOKSALATO DIAKUO
KROMAT (III), yang disusun oleh :
Nama : Rahman
NIM : 081 314 019
Kelas / Kelompok : C / III
telah diperiksa secara seksama oleh asisten dan koordinator asisten dan
dinyatakan diterima.

Makassar, Mei 2010


Koordinator asisten Asisten

Eva Setia Hani, S.Pd Hardin

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab

Diana Eka Pratiwi, S.Si, M.Si

Anda mungkin juga menyukai