Anda di halaman 1dari 12

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Kimia Anorganik dengan judul “Pembuatan Cis dan Trans
Kalium dioksalatodiakuokromat (III)” disusun oleh :
Nama : Nunung Triyana
NIM : 081304031
Kelas :A
Kelompok : VIII
Telah diperiksa oleh asisten dan coordinator asisten dan dinyatakan diterima.

Makassar, Juni 2010

Koordinator Asisten Asisten

Ahmad Rante, S.Pd. Ahmad Rante, S.Pd.

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Eda Lolo Allo, S.Pd., M.Pd.


A. Judul Percobaan
Pembuatan Cis dan Trans Kalium dioksalatodiakuokromat (III)

B. Tujuan Percobaan
Mempelajar pembuatan dan sifat-sifat isomer cis dan trans dari garam kompleks
kalium dioksalatodiakuokromat (III).

C. Landasan Teori
Isomer geometri adalah isomeri yang disebabkan oleh perbedaan letak atau gugus
di dalam ruang. Isomer geometri sering juga disebut dengan isomer cis-trans. Isomeri ini
tidak tidak reddapat pada kompleks dengan strruktur linear, trigonal planar, atau
tetrahedral, tetapi umum terdapat pada kompleks planar segiempat dan oktahedral.
Kompleks yang mempunyai isomer hanya kompleks-komplek yang bereaksi sangat
lambat dan kompleks yang inert. Ini disebabkan karena kompleks-kompleks yang
bereaksi sangat cepat atau kompleks-kompleks yang labil, sering bereaksi lebih lanjut
membentuk isomer yang stabil (Syabatini, 2009 : 2).
Pada beberapa senyawa kompleks koordinasi, ikatan kovalen menimbulkan
kemungkinan terbentuknya senyawa-senyawa isomer, karena ligan terikat dalam ruangan
sekitar ion logam pusat. Yang dimaksud dengan senyawa isomer adalah molekul-molekul
atau ion-ion yang mempunyai susunan atom yang sama sehingga bangun dan sifat-
sifatnya berbeda. Ada dua keisomeran yang lazim dijumpai pada senyawa kompleks
koordinasi yaitu keisomeran cis-trans dan keisomeran optik (Rivai, 1994 : 195).
Keisomeran cis-trans terjadi pada beberpa senyawa kompleks yang mempunyai
bilangan koordinasi 4, 5, dan 6. Tetapi untuk bilangan koordinasi 4, keisomeran hanya
terjadi pada bangun bersisi empat ligan-ligan sama jaraknya ke logam pusat. Misalnya,
senyawa kompleks platina (II), [Pb(NH3)2Cl2], mempunyai dua senyawa isomer yang
berbeda kelarutan, warna dan sifat-sifat lainnya. Rumus bangunnya seperti berikut :
Cl NH3 H3N Cl

Pt Pt

H3N Cl H3N Cl
Kompleks kobalt (III) etilendiamin, [Co(en)2Br2]Br. Senyawa kompleks ini
merupakan/mempunyai dua isomer, yaitu dextro (d) dan levo (l), (Rivai, 1994 : 196).
Werner mengemukakan bahwa jika kompleks logam koordinat empat tipe [MA2B2]
memiliki isomer geometri, misalnya isomer cis dan trans, maka dapat disimpulkan bahwa
kompleks itu bujur sangkar. Kompleks ini tidak mungkin berbentuk tetrahedral karena
bentuk tetrahedral tidak memiliki isomer geometri (Ramlawati, 2005 : 19).
Tipe isomer ruang dimana 2 senyawa berbeda dalam hal kedudukan relatif 2 gugus
terikat disekitar ikatan rangkapnya. Sebagai contoh adalah asam fumarat dan asam
maleat. Pada asam fumarat, kedua gugusnya yaitu gugus –COOH dan gugus –H terletak
pada sisi ikatan rangkap yang sama (disebut bentuk cis) sementara pada asam maleat
kedua gugus tersebut terletak pada sisi ikatan rangkap yang berlawanan (disebut bentuk
trans). Isomer geometris disebut juga isomer Cis-trans. Contoh lainnya adalah senyawa
1,2-dikloroetena (Mulyono, 2005 : 196).
Campuran kompleks bentuk cis dan trans dapat dibuat dengan cara
mencampurkan komponen-komponen non kompleks (penyusun kompleks). Berdasarkan
perbedaan kelarutan antara bentuk cis dan trans maka kedua jenis isomer tersebut dapat
dipisahkan. Sebgaia contoh kalium dioksalatodiakuokromat (III) dapat dikristalkan secara
perlahan dengan melakukan penguapan larutan yang mengandung campuran bentuk cis
dan trans. Dengan penguapan, kesetimbangan bentuk cis dan trans dapat digeser ke
kanan karena kelarutan isomer trans lebih rendah. Selain itu, pemisahan isomer cis dan
trans dapat dilakukan dengan cara mengatur kondisi larutan sedemikian rupa sehingga
kelarutan kompleks cis dan trans berbeda. Misalnya kompleks cis-diklorobis (trietilstibin)
palladium dapat dikristalkan dalam larutan benzene meskipun dalam larutan hanya ada
sekitar 6 % bentuk cis (Tim Dosen Kimia Anorganik, 2010 : 30).
D. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Gelas kimia 100 mL 1 buah
2. Gelas kimia 250 mL 1 buah
3. Pompa vakum 1 buah
4. Corong Buchner 1 buah
5. Labu erlenmeyer 1 buah
6. Pembakar spiritus 1 buah
7. Kaki tiga dan kasa asbes 1 buah
8. Batang pengaduk 2 buah
9. Gelas ukur 50 mL 1 buah
10. Botol semprot 1 buah
11. Erlenmeyer isap 1 buah
12. Cawan penguap 1 buah
13. Pipet tetes
14. Timbangan elektronik
b. Bahan
1. Etanol (C2H5OH)
2. Aquadest (H3O+)
3. Asam oksalat dihidrat (H2C2O4.2H2O)
4. Kalium dikromat (K2Cr2O7)
5. Amonia Encer (NH4OH)
6. Kertas saring whatman
7. Es batu
8. Kortek api
9. Tissue
E. Cara Kerja
a) Pembuatan Isomer Trans-Kalium dioksalatodiakuokromat (III)
1. Menimbang 12 gram kristal asam oksalat dihidrat dan 4 gram kristal kalium
dikromat dengan timbangan elektronik
2. Menambahkan beberapa tetes aquadest pada kristal asam oksalat
3. Memanaskan air dan menambahkannya pada kalium dikromat
4. Mencampurkan larutan asam oksalat dan kalium dikromat kemudian
menutupnya dengan kaca arloji saat reaksi berlangsung.
5. Mendiamkan campuran beberapa saat hingga semuanya bereaksi
6. Menguapkan larutan hingga volumenya tinggal separuh
7. Membiarkan larutan menguap dengan sendirinya pada suhu kamar hingga
sepertiganya.
8. Menyaring kristal yang dihasilkan dengan pompa vakum yang dilengkapi
dengan corong Buchner dan erlenmeyer isap, kemudian mencuci dengan air
dan etanol.
9. Mengeringkan kristal yang diperoleh dan menimbang untuk mengetahui
beratnya.
b) Pembuatan Isomer Cis-Kalium dioksalatodiakuokromat (III)
1. Menimbang 12 gram asam oksalat dan 4 gram kalium dikromat’
2. Mencampurkan keduanya dalam cawan penguap
3. Menambahkan setetes aquadest dalam campuran tersebut lalu menutupnya
dengan kaca arloji.
4. Menyaring campuran yang diperoleh kemudian mencuci dengan air dan etanol
5. Mengeringkan kristal dan menimbang untuk mengetahui beratnya
c) Uji Kemurnian Isomer
1. Menempatkan sedikit kristal trans pada kertas saring dan menambahkan sedikit
amonia encer lalu mengamati perubahan yang terjadi.
2. Menempatkan sedikit kristal cis pada kertas saring dan menambahkan sedikit
amonia encer lalu mengamati perubahan yang terjadi
F. Hasil Pengamatan
a. Pembuatan Isomer Trans-Kalium dioksalatodiakuokromat (III)
12 gram H2C2O4.2H2O (dilarutkan dengan aquades) + 4 gram K2Cr2O7 (dilarutkan
dengan aquades panas) ditutup hitam dipanaskan hingga volume ½ Vo Larutan hitam
diuapkan diudara hingga 1/3 Vo larutan hitam disaring kristal dicuci dengan aquades
didinginkan dengan etanol 30 mL  padatan hitam dikeringkan kristal dengan berat
2,9 gram
b. Pembuatan Isomer Cis-Kalium dioksalatodiakuokromat (III)
4 gram K2Cr2O7 (kristal orange) + 12 gram H2C2O4.2H2O (padatan putih)
ditambahkan setetes aquades ditutup hitam ditambahkan 3 kali dengan etanol 20 mL
diaduk padatan hitam dan larutan hitam disaring padatan hitam dicuci dengan aquades
dicuci dengan etanol 20 mL  padatan hitam dikeringkan kristal hitam dengan berat
3,5 gram
c. Uji Kemurnjian Isomer
1. Isomer Trans
kristal diletakkan pada kertas saring ditetesi dengan NH4OH encer  coklat tua
yang menyebar di sekitar gumpalan (padatan)
2. Isomer Cis
kristal diletakkan pada kertas saring ditetesi dengan NH4OH encer  cairan hijau
muda yang menyebar pada kertas saring

G. Analisis Data
Dik : m asam oksalat = 12 gram
Mm asam oksalat = 126 g/mol
m K2Cr2O7 = 4 gram
Mm K2Cr2O7 = 294 g/mol
Mm K[Cr(C2O4)2(H2O)2] = 303 g/mol
m praktikum kristal cis = 3,5 gram
m praktikum kristal trans = 2,9 gram
Dit : a. Rendemen kristal trans.....?
b. Rendemen kristal cis....?
Peny :
𝑚 12 𝑔𝑟𝑎𝑚
n H2C2O4.2H2O = = 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,095 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑚 126
𝑚𝑜𝑙

𝑚 4 𝑔𝑟𝑎𝑚
n K2Cr2O7 = = 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,014 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑚 294
𝑚𝑜𝑙

7 H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7  2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 17H2O


Mula2 : 0,095 mol 0,014 mol - -
Bereaksi : 0,095 mol 0,014 mol 0,028 mol 0,0238 mol
Sisa : - - 0,028 mol 0,0238 mol
Jadi, n K[Cr(C2O4)2(H2O)2] = 0,028 mol
m K[Cr(C2O4)2(H2O)2] = n x Mm
= 0.028 mol x 303 g/mol
= 8,484 gram
Maka,
1) Pembuatan Isomer Trans-Kalium dioksalatodiakuokromat (III)
𝑚 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠
Rendemen untuk trnas = 𝑥 100%
𝑚 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
2,9 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100%
8,484 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 34,18%
2) Pembuatan Isomer Cis-Kalium dioksalatodiakuokromat (III)
𝑚 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘 𝑐𝑖𝑠
Rendemen untuk cis = 𝑥 100%
𝑚 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
3,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100%
8,484 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 41,25%
H. Pembahasan
a. Pembuatan Isomer Trans-Kalium dioksalatodiakuokromat (III)
Pembuatan isomer trans-kalium dioksalatodiakuokromat (III) dapat dilakukan
dengan melarutkan 12 gram asam oksalat dihidrat, asam oksalat dihidrat adalah
asam oksalat yang mempunyai rumus molekul H2C2O4.2H2O dan asam oksalat
dihidrat yang dilarutkan memberikan larutan yang berwarna putih, di sisi lain kita juga
membuat larutan kalium dikromat dengan cara melarutkan 4 gram K2Cr2O7 dengan
sedikit mungkin aquadest panas. Penambahan aquadest ini bertujuan untuk
mempercepat terjadinya reaksi antara reaktan. Selain itu, gelas kimia yang
digunakan untuk mereaksikan juga ditutup dengan gelas arloji, gunanya untuk
mencegah terjadinya/keluarnya kalor yang berasal dari aquadet panas. Reaksi yang
terjadi adalah :
7 H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7  2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 17H2O
Larutan menjadi orange, ini disebabkan karena adanya logam transisi yang
dapat menimbulkan warna, yaitu logam krom.lalu kedua larutan tersebut dicampur
sehingga warna larutan menjadio hitam dan larutan mendidih. Proses terjadinya
perubahan warna dari orange dan putih menjadi hitam ini karena terbentuknya
senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuokromat (III) dimana dalam senyawa
kompleks tersebut dua macam ligan dan satu atom pusat dari logam transisi.
Larutan yang telah dicampur tadi lalu diuapkan hingga larutan tinggal
setengahnya dan melanjutkan penguapan pada suhu kamar. Tujuannya adalah agar
H2O atau air yang tidak diperlukan atau tidak diinginkan dapat habis dan tidak
mempengaruhi pembentukan senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuokromat,
karena senyawa kompleks tersebut hanya mengandung 2 molekul H2O dan C2O42-
sebagai ligan dan jika dalam larutan tersebut masih banyak mengandung H 2O atau
air kemungkinan ligan H2O bertambah jumlahnya yaitu lebih dari yang diinginkan
sehingga untuk menghindarinya diperlukan penguapan. Setelah volumenya tinggal
sepertiga, larutan disaring kemudian dicuci dengan aquadest dingin dan setelah itu
dengan etanol, pencucian dengan air untuk menghilangkan zat-zat pengotor dan
pencucian dengan etanol untuk mengikat air yang masih terdapat pada Kristal yang
berwarna hitam yang merupakan isomer trans-kalium dioksalatodiakuokromat (III).
Endapan yang dihasilkan dikeringkan dan ditimbang dan diperoleh berat endapan
tersebut sebesar 2,9 gram sehingga diperoleh rendemen sebesar 34,18%
b. Pembuatan Isomer Cis-Kalium dioksalatodiakuokromat (III)
Pembuatan cis-kalium dioksalatodiakuokromat (III) dilakukan dengan
mereaksikan 12 gram Kristal asam oksalat dihidrat dengan 4 gram Kristal kalium
dikromat dalam cawan penguap kemudian ditambahkan dengan setetes aquadest
dan tutup cawan dengan gelas arloji selama reaksi berlangsung. Setelah itu
ditambahkan dengan etanol. Penambahan etanol ini, bertujuan untuk memadatkan
seluruh endapan yang berwarna hitam yang lebih pekat. Proses penyerapan air
dilakukan dengan pompa vakum. Endapan yang dihasilkan ditimbang dan
didapatkan berat endapan tersebut seberat 3,5 gram.
Dari hasil perhitungan didapatkan kadar isomer cis-kalium
dioksalatodiakuokromat (III) dalam endapan yang terbentuk sebesar 41,25%. Hal ini
menandakan hasil percobaan belum sempurna.
Bentuk geometri dari isomer Cis-Kalium Dioksalatodiakuokromat (III) adalah
bentuk octahedral dimana subtituen air dan oksalat berorientasi pada arah yang
sama dapat digambarkan sebagai berikut :
H-O-H

H-O-H O

K Ni3+ C=O

O O C=O

O C O

O
c. Uji Kemurnian Isomer
Uji ini bertujuan untuk membedakan yang mana isomer cis- Kalium
Dioksalatodiakuokromat (III) dan isomer trans-nya. Kristal kompleks yang diperoleh
dari percobaan diletakkan pada kertas saring. Lalu dilakukan penetesan ammonium
hidroksida encer (NH4OH) seperti halnya oksalat ataupun air yang mengikat krom,
adalah juga merupakan suatu ligan. Penambahannya dapat mensubstitusi ligan
oksalat ataupun air. Akibatnya dalam penambahan ini pada Kristal kompleks,
terdapat suatu bagian berupa larutan berwarna hijau muda yang dengan cepat
menyebar merata pada kertas saring. Bagian ini yang disebut sebagai cis Kalium
Dioksalatodiakuokromat (III) sedangkan untuk trans Kalium Dioksalatodiakuokromat
(III) Kristal yang ditetesi amonia encer akan membentuk padatan berwarna coklat tua
yang tidak larut. Terlihat jelas pada kertas saring berisi Kristal kompleks. Adapun
struktur dari trans tersebut adalah
H-O-H

O = C O O

O = C Ni3+ C=O K

O O C=O

H-O-H

I. Kesimpulan dan Saran


a) Kesimpulan
1. Isomer trans yang terbentuk adalah kristal dengan berat 2,9 gram sedangkan
isomer cis dengan berat 3,5 gram. Dengan persentase masing-masing 34,18%
dan 41,25%.
2. Penambahan amonia pada kristal digunakan untuk membedakan jenis isomer
dimana untuk cis-kalium dioksalatodiakuokromat (III) berupa cairan berwarna
hijau muda yang dengan cepat menyebar merata pada kertas saring sedangkan
untuk trans-kalium dioksalatodiakuokromat (III) terbentuk padatan berwarna
coklat tua yang tidak larut di atas kertas saring tersebut.
b) Saran
Diharapkan kepada seluruh praktikan, pada saat menyaring kristal harus
menggunakan pompa vakum dan harus benar-benar kering agar tidak
mempengaruhi rendemen yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyono. 2005. Kamus Kimia. Jakarta : Erlangga.


Ramlawati. 2005. Buku Ajar Kimia Anorganik Fisik. Makassar : Jurusan Kimia, FMIPA, UNM.
Rivai, Harizul. 1994. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : UI-Press.
Syabatini, Annisa. 2009. Pembuatan Cis dan Trans Kalium Dioksalatodiakuokromat.
http://annisafushie. wordpress.com/2009/11/25/Pembuatan-cis-dan-trans-kalium-
dioksalatodiakuokromat/ diakses pada 6 April 2010.
Tim Dosen Kimia Anorganik. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Makassar :
Laboratorium Kimia, FMIPA, UNM.

Anda mungkin juga menyukai