SYSTEMS
Tim Dosen Farmasi Fisika
Disperse systems
A dispersion can be defined as a heterogeneous system in which one
phase is dispersed (with some degree of uniformity) in a second phase
Micelles, liposomes, vesicles etc. are disperse systems, which are all
in a thermodynamic equilibrium
The dimensions, shape etc. depend on structural parameter of the
amphiphilic molecules (volume ratio, HLB etc.). Minimizing the free
energy is the driving force for the formations of theses disperse
system
Other disperse systems can be formed, which are not in a
thermodynamic equilibrium, but kinetically stable: they maintain
disperse (or colloidal) for a certain time and phase separate afterwards
Penggolongan Sistem Dispersi Menurut Ukuran Partikel
Rentang
Golongan Ukuran Karakteristik Sistem Contoh
Partikel
Dispersi < 1,0 nm Partikelpartikel tidak tampak dalam Molekul oksigen,
molekular (mµ) mikroskop elektron; lolos melewati ion-ion biasa,
ultrafilter dan membran semipermeabel; glukosa.
difusi berlangsung cepat.
Dispersi > 0,5 µm Partikel tampak dibawah mikroskop; tidak Butiran pasir,
Kasar lolos melewati kertas saring normal atau kebanyakan emulsi
terdialisis melalui membran dan suspensi
semipermeabel; partikel tidak dapat farmasetis, sel
berdifusi darah merah.
Contoh Sistem dispersi
Contoh
Fase
Medium
terdis- Koloidal Kasar
dispersi
persi
Efek Faraday-Tyndall
Penghamburan Sinar (Light Scattering)
Ukuran
Mikroskop
Bentuk Partikel koloidal
Elektron
Bangun (Struktur)
Light scattering microscope elektron
SIFAT KINETIK KOLOID
Gerakan Brown
Difusi
Hukum pertama Fick : jumlah zat dq yang berdifusi dalam waktu dt melewati
bidang seluas S adalah berbanding lurus dengan perubahan konsentrasi dc
terhadap jarak yang dilalui dx.
Gab sifat2 sistem koloid yg berhub dgn gerak partikel dlm medium.
Pergerakan terjadi bisa diinduksi oleh bbrp hal;
akibat panas :
gerak brown : gerak yg tdk beraturan pd partikel dgn ukuran 5m sbg hsl
pemboman partikel2 oleh molekul medium dispersi, kec partikel dgn
ukuran partikel, viskositas medium akan & menyetop gerak Brown
difusi : merupakan hsl langsung dr gerak Brown, mengikuti hk Fick, dgn
mengetahui koefisien difusi dpt menentukan jari2 partikel jk partikel
berbentuk sphere dgn menggunakan pers Sutherland-Einstein atau pers
Stokes-Einstein:
osmosis : menggunakan prinsip pers van’t Hoff
gravitasi : sedimentasi, menggunakan hk Stokes,
2r 2 ( 0 ) g
v
9 0
gerak Brown cenderung endapan karena gravitasi dan mendorong
terjadinya pencampuran gaya yg dbutuhkan u menimbulkan
sedimentasi scr kuantitatif diatasi dgn ultrasentrifugasi
eksternal : viskositas, merupakan perny ketahanan untuk mengalir dr
sistem di bawah tekanan yg diberikan, makin kental maka semakin
besar kekuatan yg diperlukan agar cairan dpt mengalir pd laju
tertentu, viskositas dipengaruhi bentuk part terdispers
(menggambarkan derajat solvasi partikel), partikel bulat
viskositas, partikel linier viskositas
Pengukuran sifat2 kinetis memungkinkan u menentukan berat molekul
atau uk part
Sifat elektrik koloid
dipengaruhi karena adanya muatan pada permukaan partikel
~ potensial (elektrokinetika) zeta; potensial (elektrotermodinamis)
Nernst
Potensial zeta ditentukan dgn mikroelektroforesis
Semakin tinggi nilai potensial zeta dispersi partikel menjadi
lebih stabil
Pembagian batas antara dispersi partikel yg stabil dgn yg tdk stabil
berkisar +30 atau -30mV
Sehingga jk semua partikel memiliki potensial zeta lebih negatif dr
-30 atau lebih positif dr +30 maka dispersi akan stabil
terbentuk fenomena elektrokinetis, didasari oleh elektroforesis
(pergerakan suatu part yg bermuatan melalui suatu cairan di bawah
pengaruh perbedaan potensial yg digunakan), potensial
sedimentasi, elektro-osmosis (pergerakan cairan melalui suatu
membran yg d seberangny digunakan potensial) & potensial yang
mengalir
SOLUBILISASI
Kimiawi Surfaktan:
Rantai alkil lipofilik lebih panjang akan lebih mensolubilisasi obat hidrofobik.
Surfaktan ionik: peningkatan jari-jari inti hidrokarbon, meningkatkan
solubilisasi.
pH:
Merubah kesetimbangan antara solubilisat terion dan takterion.
Titik Krafft:
Suhu yang menunjukkan terjadinya kelarutan surfaktan = kmk (cmc)
SUSPENSI
- partikel berupa zat padat yang tidak larut dan
terdispersi dalam medium pendispersi (cairan)
- diameter partikel lebih besar dari 0,1 µm
- terjadi gerak brown bila viskositas rendah
Penggolongan suspensi dlm farmasi
suspensi oral (konsentrasi zat terdispersi tinggi),
lotion (konsentrasi zat padat lebih dari 20%, pemakaian luar utk
kulit atau kosmetika),
suspensi parenteral (injeksi, zat padat 0,5-30%, viskositas dan
ukuran partikel mempengaruhi mudahny pemberian dan
bioavaibilitas sediaan)
Persyaratan sediaan suspensi (farmasetika)
31
36
- sistem tidak stabil secara thermodinamika; terdiri dari sedikitnya
dua fase cair yang tidak bercampur dan terdispersi antara dua fase
- mencapai keadaan stabil; penambahan pengemulsi
- rentang viskositas rendah (lotio) hingga bentuk semisolid
(salep, krem)
- diameter partikel berkisar 0,1-10µm
Tipe emulsi ditentukan o/ ratio fase jk nilainya besar ex. 5% air dan 95
% minyak (19:1) maka akan terbentuk emulsi w/o.
Vol fase/rasio vol-fase merupakan rasio vol fase internal terhadap total
vol emulsi
Emulsi diklasifikasi menjadi minyak dlm air (m/a) & air dlm minyak
(a/m), tergantung fase kontinyu air atau minyak
Teori emulsifikasi
• Tipe emulgator ; kestabilan produk & tipe emulsi
• Proses pencampuran; energi bebas permukaan, tegangan antarmuka pd
batas antar cairan (kohesi > adesi)
• U mencegah penggabungan globul minyak perlu d+kan zat pengemulsi
• Zat aktif permukaan yg teradsorpsi membentuk lap monomolekuler;
pengurangan energi permukaan, gaya kohesif dan adhesif, gaya van der
waals, tipe emulsi dipengaruhi nilai HLB, co: TEA,span 80,tween 80
• Adsoprsi molekuler, co: polimer, tdk menurunkan teg antarmuka &
membentuk lap multimolekuler pd antarmuka, kenaikan viskositas,
cenderung membentuk tipe m/a
• Adsoprsi partikel padat, co: bentonit, veegum,
Stabilitas fisik & kimia emulsi
• Tdk terjadi penggabungan fase dalam, pemecahan
• Tetesan fase terdispersi dpt mempertahankan sifat awal & terdistribusi scr
seragam d dlm fase kontinyu selama umur simpan yg telah ditetapkan
• Tidak terjadi kontaminasi mikroba selama penyimpanan
• Stabilitas kimia, tdk terjadi penguraian pd minyak karena oksidasi, td
terjadi depolimerisasi emulgator makromolekul karena reaksi hidrolisis, &
degradasi mikrobial.
Sifat alir emulsi
volume fase, distribusi ukuran partikel, viskositas fase dalam
• Pengeluaran dari wadah
• Distribusi/penyebaran
• Sistem Non-Newtonian
2. r2 g. (ρ1 – ρ2)
V = ------------------------
9. η
W (k.T) T0,5
0 0,8 dt
5 38,2 dt
10 1,55 jam
20 3,91 tahun
50 4,7 1017 tahun
Jk dua tetesan emulsi saling mendekat tolak menolak satu sama lain.
Contoh : Lapisan listrik ganda, tolak menolak steric oleh polimer yg
teradsorpsi
STABILITY CONSIDERATIONS OF
43 EMULSION
The chemical stability of individual components within the
emulsion system may be vary different from their stability
after incorporation into the formulation, exp : many
unsaturated oils are prone to oxidation by their droplet size
The determination of the amount of antimicrobial agent to
achieve a minimum effective concentration is very difficult,
based on the antimicrobial agent is quite likely to partition into
the oil phase and the interface
Temperature that use (higher temperature will dramatically
alter the nature of the interfacial film) and method of
manufacture
Bentuk ketidak
stabilan emulsi
44
Bentuk emulsi khusus
45 Emulsi ganda
- a/m/a atau m/a/m
Gel
• Sediaan semi solid; terdiri dari dua konstituen berupa
massa yang rapat dan diselusupi oleh cairan
• Berupa matriks yang melekat dan kaya dgn cairan (disebut
jelly), jika cairan hilang dan tinggal kerangka disebut
xerogel
49