Anda di halaman 1dari 9

Perubahan Iklim dalam Perspektif Al-Quran Dan Sains

Vika Yasaro Nur Hidayah, Farihatun Nisak , Setiya Rahmawati , Nur Qomariyah, Muhammad
Hadi Prasetyo, Widia Ismatun Janah, Eny Trihastuti, Amik Nayyiroh, Eny Winaryati

Pendidikan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Muhammadiyah Semarang, Indonesia


* Email widiaisma60@gmail.com

ABSTRACT
At this time climate change has become a global issue that is sweeping all parts of the world. This
study aims to find out the relationship between climate and knowing the concept of climate change
in the Qur'an. The method used in this research is qualitative method with literature study model.
The results of this study show that the problem of climate change has been explained by Allah
S.W.T and Allah S.W.T has also given the command to always protect the earth and its contents
through the Quran. The Islamic perspective on climate change is to interpret an uncertain climate,
Islam views that nature and its contents are creations of Allah SWT that must be maintained and
cared for human survival, but human indifference to the balance of nature causes ecosystem
imbalances, global warming, and climate change.
Keywords: Climate Change, Damage, Quran

ABSTRAK
Pada saat ini perubahan iklim telah menjadi isu global yang sedang melanda seluruh belahan bumi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara iklim dan mengetahui Konsep
perubahan iklim dalam Al-Qur’an. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
kualitatif dengan model studi pustaka. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
permasalahan perubahan iklim sudah dijelaskan oleh Allah S.W.T dan Allah S.W.T juga telah
memberikan perintah untuk selalu menjaga bumi dan seisinya melalui Al-Quran. Perspektif Islam
ke dalam perubahan iklim yaitu memaknai iklim yang tidak menentu, Islam memandang bahwa
alam dan isinya merupakan ciptaan Allah SWT yang harus dijaga dan dirawat untuk
keberlangsungan hidup manusia, namun sikap yang tidak peduli manusia terhadap keseimbangan
alam menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem, pemanasan global, dan perubahan iklim.
Kata kunci : Perubahan Iklim, Kerusakan, Al-Quran

Pendahuluan
Iklim secara operasional didefinisikan sebagai deskripsi statistik dari
unsur-unsur iklim seperti temperatur (suhu), presipitasi (hujan), angin,
kelembapan dan variasi dalam rentang waktu mulai dari bulanan hingga jutaan
taun(Ii, 2012). Iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari
kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi
cuaca dalam kurun waktu tertentu(Sarjani, 2018). iklim merupakan suatu konsep
yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari
dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu
yang panjang. Iklim bukan hanya sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep
iklim yang cukup memadai tanpa ada apresiasi atas perubahan cuaca harian dan
perubahan cuaca musiman serta suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh
gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim
penekanan diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan
keadaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting (Sarjani, 2018).
Pada dasarnya iklim bumi senantiasa mengalami perubahan. Hanya saja
perubahan iklim di masa lampau berlangsung secara alamiah, namun kini
perubahan tersebut disebabkan oleh kegiatan manusia (anthropogenic), terutama
yang berkaitan dengan pemakaian bahan bakar fosil dan alih guna lahan. Kegiatan
manusia yang dimaksud adalah kegiatan yang telah menyebabkan peningkatan
konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer, khususnya dalam bentuk karbon
dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrogen oksida (N2O). Gas-gas tersebut yang
selanjutnya menentukan peningkatan suhu udara, karena sifatnya yang seperti
kaca, yaitu dapat meneruskan radiasi gelombang pendek yang tidak bersifat panas,
tetapi menahan radiasi gelombang- panjang yang bersifat panas. Akibatnya
atmosfer bumi makin memanas dengan laju yang setara dengan laju perubahan
konsentrasi GRK (Majidah & Dini, 1960).
Saat ini Indonesia sedang mengalami perubahan iklim dari musim hujan
ke musim kemarau. Bahkan suhu di Indonesia tidak stabil, jika panas hingga
mencapai suhu 30 C. tidak hanya di Indonesia saja, dunia juga sedang mengalami
perubahan klim. Iklim dunia secara menyeluruh sedang mengalami perubahan
sebagai konsekuensi dari aktivitas manusia. Hal ini disebabkan oleh peningkatan
konsentrasi gas-gas yang menghalangi pantulan energi sinar matahari dari bumi
yang menyebabkan peningkatan efek rumah kaca dan mengakibatkan bumi, planet
yang kita huni menjadi lebih panas. Hubungan antara perubahan iklim dengan
kesehatan manusia adalah sangat kompleks. Terdapat dampak langsung seperti
penyakit atau kematian yang berhubungan dengan suhu yang ekstrim dan efek
pencemaran udara oleh spora dan jamur (Keman, 2007)
Ilmu iklim atau klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga mengkaji
tentang gejala-gejala cuaca tetapi sifat-sifat dan gejala-gejala tersebut mempunyai
sifat umum dalam jangka waktu dan daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi.
Dalam penelitian ini merujuk pada nilai-nilai yang terkandung dalam ayat Al-
Qur’an, Surat Ar-Rum ayat 41 yang artinya berbunyi: “Telah tampak kerusakan di
darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah
menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. Lalu bagaimana kaitanya dengan
perubahan iklim saat ini. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai perubahan
iklim dengan merujuk pada ayat-ayat Al-Qur’an.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menerapkan
metode penelitian kepustakaan (library reseacrh). Jenis data penelitian ini
merupakan data kualitatif yang bukan angka. Sumber data penelitian ini
meliputi sumber primer dan sumber sekunder. Sumber data primer adalah Al -
qur’an. Sedangkan sumber data sekunder merupakan literatur yang terkait
dengan topik penelitian ini yang bersumber dari artikel jurnal, buku, Youtube,
dan lain-lain. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui literatur review.

Pembahasan
1. Fiqih Lingkungan Hidup

Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin, sebuah konsep yang Menyatakan
bahwa Islam haruslah memberi rahmat pada seluruh mahluk di Bumi ini. Oleh
karenanya ajaran Islam banyak bermuatan bagaimana menjawab. Dan
berkontribusi untuk menjaga dan memperbaiki bumi dan alam semesta. Manusia
dan lingkungan merupakan hubungan simbiosis mutulisme, Karena manusia
membutuhkan alam untuk kehidupannya dan alam juga Membutuhkan manusia
untuk pelestariannya. Perlindungan dan pengelolaan sumberdaya alam merupakan
sunatullah (ketentuan) sekaligus perintah Allah SWT. Memakmurkan bumi dan
menjaga Alam dari kerusakan agar fungsinya berkelanjutan untuk kehidupan di
bumi, Merupakan tanggungjawab dan penunaian amanah manusia kepada Allah
Sebagai Khalifah di muka bumi. Amanah ini akan kita pertanggung jawabkan
Pada hari akhir nanti, sebagaimana firmanNya:
ٰۤ
‫بِّ ُح‬M‫ ِّد َم ۤا ۚ َء َونَحْ نُ نُ َس‬M‫ك ال‬ ِ ْ‫ك لِ ْل َمل ِٕى َك ِة ِانِّ ْي َجا ِع ٌل فِى ااْل َر‬
ُ ِ‫ف‬M‫ا َويَ ْس‬Mَ‫ ُد فِ ْيه‬M‫ض َخلِ ْيفَةً ۗ قَالُ ْٓوا اَتَجْ َع ُل فِ ْيهَا َم ْن يُّ ْف ِس‬ َ ُّ‫َواِ ْذ قَا َل َرب‬
َ‫ك ۗ قَا َل اِنِّ ْٓي اَ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُموْ ن‬
َ َ‫ك َونُقَدِّسُ ل‬
َ ‫بِ َح ْم ِد‬

”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka Bumi”. (QS.


Al-Baqarah [2]: 30)

Dalam konsep Islam terdapat dua fungsi manusia dikehidupannya. Pertama,


adalah sebagai abdun; hamba Allah dan kedua sebagai khalifah di Bumi. Pada
fungsi pertama, manusia ada untuk melakukan pengabdian dan Dalam fungsi
kedua sebagai khalifah, manusia memiliki amanah, Tanggungjawab, wewenang,
kebebasan menentukan pilihan dan kreativitas akal. Jika sebagai hamba, maka
fungsi itu lebih besar untuk kepentingan individunya, Sedangkan sebagai khalifah
maka fungsi manusia lebih banyak untuk di luar Dirinya, terhadap manusia lain
dan alam seluruhnya.Islam tidak hanya mengatur hubungan dengan Tuhan, tetapi
juga Mengatur tentang hubungan antar sesama manusia dan alam lingkungannya.
Di Dalam konsep al-Qur’an disebut sebagai hablun minallah dan hablun minan
nas. Manusia harus selalu menjaga hubungan baik dengan Tuhan sebagai Rabb
dan Ilah dan juga menjaga hubungan baik dengan sesama manusia serta alam
Lingkungannya. Maka, manusia harus bersahabat dengan alam. Agar alam
Memberikan kasih sayangnya maka manusia juga berlaku kasih sayang kepada
Alam. Manusia tidak boleh semena-mena dalam mengekplorasi alam untuk
Kepentingannya. Manusia harus menjaga ekosistem alam agar lestari
Kehidupannya.

2. Konsep Perubahan Iklim dalam Islam

Pandangan Islam terhadap perubahan iklim dan dampaknya berkaitan Dengan


akumulasi praktek penyimpangan moral dalam menyikapi anugerah Kekayaan
alam berupa energi, air dan sumberdaya alam lainnya. Ini merupakan Nikmat
Allah SWT yang harusnya direspon dengan kegiatan berbentuk rasa Syukur.
Namun kenyataannya, akibat moral yang jauh dari tuntunan agama menjadikan
rasa syukur malah berganti pada penyalahgunaan sumber daya alam,
Pengingkaran atas beban kewajiban agama sebagai khalifah terkait penguasaan
Sumber daya tersebut. Allah SWT berfirman:

َ‫ْض الَّ ِذيْ َع ِملُوْ ا لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ِجعُوْ ن‬ ْ َ‫ظَهَ َر ْالفَ َسا ُد فِى ْالبَرِّ َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك َسب‬
ِ َّ‫ت اَ ْي ِدى الن‬
َ ‫اس لِيُ ِذ ْيقَهُ ْم بَع‬

“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena Perbuatan


tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian Dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali” (QS. Ar Ruum[30]: 41) Bumi memiliki
atmosfir yang memberikan perlindungan dan mengatur Suhu bumi agar ekosistem
seimbang dan bekerja sempurna untuk mencukupi Kehidupan seluruh makhluk di
bumi, Allah SWT berfirman:

‫اس َي َواَ ۢ ْنبَ ْتنَا فِ ْيهَا ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍء َّموْ ُزوْ ٍن‬


ِ ‫ض َم َد ْد ٰنهَا َواَ ْلقَ ْينَا فِ ْيهَا َر َو‬
َ ْ‫َوااْل َر‬

“Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya Gunung-gunung


dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut Ukuran”. (QS. Al-Hijr
[15]:19).

Allah SWT juga menyatakan langit atau atmosfer sebagai atap. Layaknya Fungsi
atap rumah, langit atau atmosfer bumi melindungi makhluk hidup di Permukaan
bumi dari berbagai bahaya yang datang.

ٰ ۚ ۤ
ِ ‫َو َج َع ْلنَا ال َّس َما َء َس ْقفًا َّمحْ فُوْ ظًا َوهُ ْم ع َْن ا ٰيتِهَا ُمع‬
‫ْرضُوْ ن‬

“Dan Kami menjadikan langit sebagai atap yang terpelihara, namun Mereka tetap
berpaling dari tanda-tanda (kebesaran Allah) itu (matahari, Bulan, angin, awan, dan
lain-lain)”. (QS. Al-Anbiya’ [21]:32).

Selain atmosfer yang terbukti melindungi makhluk hidup dari sinar Ultraviolet
yang berbahaya, atmosfer juga melindungi kehidupan di permukaan Bumi dari
bahaya benda-benda ruang angkasa yang hendak masuk ke bumi. Atmosfer
mampu membakar habis sebagian besar benda-benda tersebut Sehingga tidak
sampai menyentuh permukaan bumi. Namun kegiatan ekonomi Manusia modern
yang ekspoitatif terhadap alam telah menimbulkan polusi yang Meningkatkan
efek Gas Rumah Kaca (GRK) yang mengakibatkan peningkatan Suhu bumi,
akibat terperangkapnya panas yang masuk ke bumi. Allah SWT Berfirman:

ِ ‫َوال َّس َمٓا ِء َذا‬


‫ت الر َّۡج ۙ ِع‬

“Demi langit yang mengandung hujan” (QS. At-Thariq [86]:11)Ka ar-raj’i” yang
terdapat di dalam ayat di atas sebenarnya berarti “kembali berputar”. Para
mufassir pada umumnya mengartikan “ar-raj’i” sebagai Hujan dikarenakan
mereka mengamati bahwa langit mampu “mengembalikan” Air yang menguap
dari permukaan bumi untuk selanjutnya diturunkan kembali Sebagai air hujan.
Oleh karena itu, terjemahan di atas umum dijumpai hampir di Seluruh Al Qur’an
terjemahan Bahasa Indonesia. Bila kita kembali Menggunakan makna tekstual,
maka Surat At Thariq ayat ke-11 di atas bisa Berarti “Demi langit yang
mengembalikan”.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern
memungkinkan Manusia semakin memahami mekanisme alam semesta.

Manusia belakangan mengetahui tidak hanya air yang dikembalikan oleh langit,
namun juga Gelombang radio dan sinar inframerah dari permukaan bumi.
Demikian juga Dengan keberadaan GRK alami di lapisan troposfer yang
menahan/ Memerangkap sinar infra merah yang dipancarkan oleh permukaan
bumi, Mampu menjaga temperatur permukaan bumi dalam kisaran yang sesuai
untuk Perkembangbiakan makhluk hidup. Tanpa GRK alami tersebut, maka
Permukaan bumi akan sangat panas di siang hari dan sangat dingin di malam Hari.
Sudah menjadi ketetapan Allah SWT bahwasanya langit dengan GRKA mampu
menjaga temperatur permukaan bumi dalam kisaran yang Sesuai untuk kehidupan
makhluk-Nya.L permasalahan timbul akibat ulah manusia yang menganggap
bumi Sebagai obyek untuk dieksploitasi, bukan subyek untuk dijaga untuk
kepentingan Bersama secara berkelanjutan. Perilaku ini menyebabkan
meningkatkan emisi GRK di atmosfer hingga berada di atas batas normal yang
mengakibatkan Kenaikan suhu bumi.

Pemanasan global akan meningkatkan penguapan air permukaan bumi Sehingga


menimbulkan kekeringan ekstrim. Dengan temperatur yang lebih Tinggi, maka
jumlah uap air yang dikandung dalam udara meningkat pula, Sehingga hujan
turun ke bumi dalam intesitas yang ekstrim dan mengakibatkan Kerusakan. Inilah
yang disebut perubahan iklim bumi, dan akan menyebabkan Cuaca bumi menjadi
ekstrim (kekeringan yang ekstrim atau hujan yang ekstrim), Yang merusak
keseimbangan ekosistem sebagai pendukung kehidupan manusia Dan seluruh
mahluk bumi. perilaku manusia yang eksploitatif terhadap bumi telah
Mengakibatkan rusaknya keseimbangan ekosistem.

Dampak kerusakan Ekosistem dihadapi oleh manusia secara langsung dengan


tingginya angka gagal Panel dan berkurangnya ketersediaan air dan pangan dunia.
Situasi ini akan Meningkatkan potensi terjadinya kerusuhan sosial dan ancaman
terhadap Keamanan nasional dan global. Allah SWT telah memperingatkan

ٍ ‫ت ِم ْنهُ ْٱثنَتَا َع ْش َرةَ َع ْينًا ۖ قَ ْد َعلِ َم ُكلُّ ُأنَا‬


‫س‬ ْ ‫ك ْٱل َح َج َر ۖ فَٱنفَ َج َر‬ َ ‫صا‬ َ ‫َوِإ ِذ ٱ ْستَ ْسقَ ٰى ُمو َس ٰى لِقَوْ ِمِۦه فَقُ ْلنَا ٱضْ ِرب بِّ َع‬
۟ ۟ ‫وا َوٱ ْش َرب‬ ۟ ُ‫َّم ْش َربَهُ ْم ۖ ُكل‬
ِ ْ‫ق ٱهَّلل ِ َواَل تَ ْعثَوْ ا فِى ٱَأْلر‬
َ‫ض ُم ْف ِس ِدين‬ ْ ‫ُوا ِمن‬
ِ ‫رِّز‬

“Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah Kamu
berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan”. (QS. Al-Baqarah[2]:60).

Terdapat keterkaitan erat antara perubahan iklim dengan aktivitas Kehidupan


umat manusia di bumi, dan dampak emisi gas rumah kaca (GRK). Hal ini telah
menjadi perhatian negara-negara di dunia. Sebagai upaya untuk Penanganan
perubahan iklim, maka negara-negara bersatu di bawah UNFCCC (United Nations
Framework Convention on Climate Change-Konvensi Kerangka kerja
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim), untuk Menemukan
jalan terbaik dan kompromi-kompromi dalam berbagi peran dan K Mitigasi dan
adaptasi merupakan 2 (dua) aspek kegiatan yang Digunakan sebagai instrumen
utama dalam menangani dampak-dampak perubahan iklim.

Dalam Kitab al Ri’ayatul al Biah fi Syari’at al Islam yang ditulis Syaikh Yusuf Al
Qardhawi memberikan pandangan tentang Islam dan lingkungan yang Tidak bisa
dipisahkan. Kesepakatan para ulama itulah, kemudian memunculkan Gerakan
lingkungan. Indonesia, Turki, Yordania dan Iran, adalah negara-negara Yang aktif
terlibat penanganan perubahan iklim. Qatar termasuk negara Muslim Yang
kemudian menjadi tuan rumah Conference of Party (COP) ke 18 di Doha,
Membahas tentang Perubahan Iklim Global pada 2012. Di Indonesia, semangat
Gerakan lingkungan juga didorong oleh lembaga organisasi keagamaan
Masyarakat Islam seperti MUI, yang kemudian aktif memberikan jawaban
Dengan mendirikan lembaga yang bergerak di lingkungan di dalamnya.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi dapat disimpulkan bahwa


perubahan iklim telah banyak dibahas dalam al-quran. Allah telah memberikan
banyak nikmat kepada manusia namun manusia yang ditunjuk sebagai khalifah
telah dibutakan oleh hawa nafsunya sendiri. Nikmat pemberian Allah dieksploitasi
sedemikian rupa sehingga menyebabkan berbagai kerusakan yang akhirnya
berdampak kepada perubahan iklim yang menyulitkan manusia sekarang.

Perlindungan dan pengelolaan sumberdaya alam merupakan sunatullah


(ketentuan) sekaligus perintah Allah SWT. Manusia sebagai hablun minallah dan
hablun minan nas. Manusia harus selalu menjaga hubungan baik dengan Tuhan
sebagai Rabb dan Ilah dan juga menjaga hubungan baik dengan sesama manusia
serta alam Lingkungannya. Maka, manusia harus bersahabat dengan alam. Agar
alam Memberikan kasih sayangnya maka manusia juga berlaku kasih sayang
kepada Alam. Manusia tidak boleh semena-mena dalam mengekplorasi alam untuk
Kepentingannya. Manusia harus menjaga ekosistem alam agar lestari
Kehidupannya
Daftar Rujukan

Ii, B. A. B. (2012). Kajian Pengaruh Pola..., Anna Ulie Nafisha, FKIP UMP, 2015. 5–24.

Keman, S. (2007). Global Climate, Human Health, and Sustainability Development (in
Bahasa Indonesia). Jurnal Kesehatan Lingkungan Unair, 3(2), 195–204.

Majidah, A., & Dini, V. (1960). Glossary of Meteorology. Weatherwise, 13(2), 69–86.
https://doi.org/10.1080/00431672.1960.9925073

Sarjani. (2018). Cuaca dan Iklim Maritim. Academia Edu, 02, xi+85.
https://maritim.bmkg.go.id/bulletins/2018/pdf/12-Desember.pdf

Soetari, Endang. (2015). Syarah dan Kritik Hadis dengan Metode Tahrij: Teori dan Aplikasi
(2nd ed.). Bandung: Yayasan Amal Bakti Gombong Layang.

Anda mungkin juga menyukai