Anda di halaman 1dari 61

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

Makalah ISLAM DAN LINGKUNGAN Merenungi Perubahan Iklim Sebagai Peringatan Allah SWT
Diajukan sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam Dosen : Drs.Wahyu Wibisana, MPd.

Di Susun Oleh : Robbi Shobri R. Hairul Azhar Muhammad Hafiz

1002426 1002476 1005119

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2012

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Dalam tugas ini makalah yang kami buat akan membahas tema tentang

Islam dan lingkungan dengan judul makalah Merenungi Perubahan Iklim dan bencana yang terjadi Sebagai Peringatan Allah Swt. Judul ini kita angkat dari sebuah artikel dalam majalah Tarbawi edisi 245, Februari 2011, yang ditulis oleh Ir Abdeldaem Al Kaheel, seorang yang berkewarganegaraan suriah. Akhir-akhir ini iklim bumi kita mengalami perubahan serius yang membawa dampak besar terhadap lingkungan, hewan, tumbuhan, dan manusia. Termasuk terjadinya kenaikan suhu bumi, mencairnya es dikutub yang diikuti oleh kenaikan permukaan air laut yang menyebabkan munculnya beragam bencana. Al Quran menjawab semua fenomena ini, sebagai peringatan dari Allah Swt. Oleh karena itu makalah ini akan membahas tentang perubahan iklim yang terjadi akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab dan hubungannya dengan perilaku manusia, serta perspektif Islam terhadap kerusakan lingkungan dan upaya-upaya yang harus dilakukan dalam menghadapinya dari sisi ilahiyah.

1.2.

Rumusan Masalah a) Apa saja dampak perubahan iklim yang telah terjadi saat ini ?

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

b) Bagaimana hubungan antara perubahan iklim dan bencana yang terjadi dengan perilaku manusia ? c) Bagaimana perspektif Islam terhadap perubahan iklim dan bencana yang terjadi berdasarkan Al Quran dan As Sunnah ? d) Bagaimana cara kita sebagai umat Islam memahami dan menghadapi fenomena alam yang terjadi dari sisi ilahiyah ?

1.3.

Tujuan Penulisan Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas yang

telah diberikan. Selain itu juga untuk membuka wawasan pengetahuan tentang cara pandang Islam terhadap lingkungan dan bagaimana seharusnya

memperlakukannya. Dan dalam pembuatan makalah ini memiliki tujuan antara lain : a) Memberikan informasi tentang apa saja dampak perubahan iklim yang terjadi serta hubungannya dengan perilaku manusia. b) Mengulas tentang perubahan iklim dan bencana yang terjadi dari sudut pandang Islam. c) Menyadarkan manusia betapa pentingnya peranan lingkungan dan alam sekitar kita bagi kelangsungan hidup manusia. d) Memberi tahu bagaimana seharusnya kita memahami fenomena alam yang terjadi dari sudut pandang ilahiyah.

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

1.4.

Metode Penulisan Dan Teknik Pengumpulan Data Metode yang dipakai dalam penulisan makalah ini adalah studi pustaka

yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

BAB II DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

2.1. Pendahuluan Dampak alam paling penting dari perubahan iklim sebagaimana dinyatakan para ilmuwan adalah punahnya tumbuhan dan hewan yang hidup di darat dan dilaut. Bagaimana proses terjadinya perubahan iklim yang begitu mendadak dan pertama kalinya terjadi dalam kehidupan manusia. Mari kita lihat lebih dahulu statistik yang terjadi dikalangan non Muslim, tentang pelanggaran moral kehidupan yang luar biasa. Dimana di sejumlah negara barat, porsi perzinahan saat ini melebihi 90% baik laki-laki maupun perempuan. Dalam jumlah yang hampir sama, mereka juga terlibat meminum-minuman keras atau mengkonsumsi obat terlarang. Lihat juga bagaimana tingkat perkosaan dan perceraian di kalangan meraka. Belum lagi prosentase homoseksual di beberapa negara ternyata ada yang melebihi dua puluh persen dari total penduduknya. Pelanggaran moral seksual terjadi juga melalui munculnya puluhan ribu situs porno di internet yang terus menebar racun ke berbagai lapisan masyarakat di seluruh dunia. Sementara dibanyak negara, termasuk negara yang banyak dihidupi kalangan muslim, juga merebak begitu dahsyat praktik riba, padahal Allah Swt. telah menyatakan perang terhadap orang yang mengkonsumsi harta riba. Beragam tindakan amoral yang telah ditentang oleh Allah dan Rasulullah SAW itu adalah bagian dari peringatan yang bila terlanggar akan menimbulkan
Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt. 5

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

ragam penyakit dan wabah epidemi berbahaya. Dan itu telah terjadi pada saat ini. Di Amerika, dalam salah satu penelitian disebutkan, tak kurang 25% penduduknya terjangkit penyakit seksual dengan ragam bentuknya, akibat melakukan pelanggaran seks. Mari kita bertanya sisi lainnya. Berapa banyak jumlah umat Islam yang menunaikan hak Allah swt dalam zakat? Berapa banyak umat Islam yang beramal untuk akhiratnya, mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri, yang menunaikan ibadah di masjid-masjid? Jumlah mereka sangat jauh dibanding total umat Islam yang ada didunia, dan tentu sangat lebih jauh jumlahnya jika dibandingkan dari populasi manusia seluruh dunia. Dalam surat As Sajdah ayat 21, Allah Swt. berfirman, yaitu :


Dan Sesungguhnya, kami akan menimpakan azab dunia sebelum azab yang besar (di akhirat kelak), supaya mereka rujuk kembali bertaubat. Bertolak dari ayat inilah, kita melihat dan menyikapi bagaimana latar belakang terjadinya perubahan iklim yang begitu besar dan membawa dampak kerusakan, polusi, tingginnya harga bahan pokok, hingga ragamn bencana lainnya. Ini semua adalah peringatan dari Allah Swt. yang disebutkan dalam ayat itu dalam kalimat al adzaab al adnaa atau siksaan yang ringan, sebelum siksaan yang berat di akhirat. Sebagaimana, dalam surat Ar Rumm ayat 41, Allah Swt berfirman :
Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt. 6

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII


Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Mari kita lihat bagaimana media informasi BBC dan CNN melansir berbagai kerusakan alam yang terjadi.

2.2. Kerusakan Alam 2.2.1. Kerusakan Di Darat Menurut sebuah studi ilmiah yang diuraikan dalam jurnal Nature yang diterbitkan secara berkala, bahwa perubahan iklim dapat mengakibatkan kepunahan dari jutaan organisme kehidupan pada tahun 2050. Dalam jurnal itu, disebutkan setelah penelitian panjang di berbagai wilayah bumi, ada seperempat dari organimse yang semula hidup di wilayah itu kini mulai punah. Para ilmuwan mengatakan akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengurangi dampak dari gas rumah kaca yang dianggap menjadi sebab dari pemanasan global, terutama karbondioksida yang dapat membantu menyelamatkan spesies dari kepunahan.

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

Sebuah laporan PBB, berjudul Risiko kepunahan Akibat Perubahan Iklim, para ilmuwan mempublikasikan hasil penelitian mereka dari berbagai wilayah yang memilliki keanekaragaman hayati, terdiri dari 20 persen dari luas daratan. Penelitian ini menggunakan model komputer untuk mensimulasikan respon dari 1103 spesies organisme hidup, termasuk mamalia, tanaman, burung, reptil, katak, kupu-kupu dan lainnya yang diteliti dampaknya terkait segala perubahan suhu tanah dan iklim. Para ilmuwan lalu menyimpulkan ada tiga kemungkinan dampak dari perubahan iklim bumi, yaitu perubahan minimal, menengah, dan maksimal. Penelitian itu juga mencakup penilaian apakah hewan dan tumbuhan itu mampu pindah kedaerah yang baru. Banyak implikasi serius dari perubahan iklim yang akan membawa ancaman berbeda terhadap kehidupan yang penyebabnya, bukan karena perubahan iklim saja. Tapi para ilmuwan menjelaskan ada beberapa indikasi tentang beberapa hal yang tidak terancam saat terjadinya dampak minimal perubahan iklim pada tahun 2050. Yakni 18 persen dari spesies yang akan punah. Dan pada
Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt. 8

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

dampak menengah perubahan iklim diperkirakan sekitar 24 spesies yang punah. Puncak dampaknya, bila terjadi efek perubahan iklim secara maksimal, ada 35 persen spesies bumi yang punah. Inilah prediksi analisa para ilmuwan tentang nasib bumi di tahun mendatang. John Anhbeiri dari British Royal yang menangani masalah perlindungan burung dan mendalami dampak perubahan iklim global bertahun-tahun, mengatakan, sepertinya kita tidak mampu mengambil tindakan apapun untuk menghindari kepunahan beberapa spesies. Tapi kita hanya harus selalu berusaha agar skenario kepunahan itu hanya dalam batas minimal, sebagaimana dijelaskan dalam penelitian.

2.2.2. Kerusakan Di Laut Para ilmuwan mengatakan bahwa jumlah karbondioksida yang dibutuhkan oleh alam, kini telah semakin sedikit. Para peneliti dari University of East Anglia, menyebutkan lebih dari 90 ribu kapal komersial dilengkapi dengan perangkat elektronik yang bisa mendeteksi jumlah karbondioksida yang diserap oleh lautan. Hasil studi yang diselesaikan oleh tim riset selama sepuluh tahun di Atlantik Utara itu akhirnya menyimpulkan bahwa jumlah karbondioksida yang diserap oleh lautan telah semakin sedikit, sejak tahun 1990 an hingga tahun 2005. Para ilmuwan meyakini bahwa pemanasan global semakin memperburuk kehidupan di laut karena mengakibatkan minimnya karbondioksida.

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

Analisis wartawan BBC yang mendalami masalah lingkungan hidup, Roger Harabin, mengatakan bahwa peneliti tidak tahu apa perubahan yang terjadi disebabkan oleh perubahan iklim atau karena perubahan lain yang terjadi di alam. Tapi mereka mengatakan bahwa temuan mereka merupakan sebuah kejutan besar karena sebenarnya tidak ada alasan bahwa karena faktor waktu, lautan menjadi jenuh terhadap karbondioksida, atauu tidak mampu lagi menghirup jumlah tambahan yang cukup. Situasi ini akan membuat semakin tingginya suhu atmosfer. Dan sisa-sisa gas karbondioksida yang dihasilkan kepada atmosfer hanya separuh dari jumlah yang seharusnya.

Dr. Svetlana Jeffregieva, dari laboratorium Braoudman of Oceanography di Inggris yang juga menjadi salah satu anggota tim peneliti dalam hal ini mengatakan bahwa selama 2000 tahun sebelum ini, permukaan laut sangat sangat

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

10

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

stabil dan hanya mengalami perubahan sampai 20 cm saja selama semua periode itu. Tetapi diakhir abad ini, kami memprediksi bahwa permukaan air laut akan naik antara 0,8 dan 1,5 meter. Kenaikan pesat volume air selama tahun-tahun mendatang itu, terkait dengan mencairnya lapisan es di kutub bumi.

2.2.3. Kerusakan Pada Ekosistem Tumbuhan Dan Hewan Menurut sebuah studi fenomena perubahan iklim telah menyebabkan perubahan signifikan pada tumbuhan dan hewan. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal nature menyebutkan bahwa akan terjadi peningkatan suhu panas hingga enam persepuluh derajat Celcius pada abad kedua puluh. Hal ini menyebabkan awal musim tanam di Eropa dan Amerika Utara lebih awal dari jadwal sebelumnya. Dr. Nicky Nelson mengatakan, Meningkatnya suhu panas hingga satu derajat Celcius dapat menyebabkan kepunahan hewan yang dianggap dinosaurus yang telah punah sebelumnya. Jadi, perubahan panas satu Celcius saja bisa memunculkan perubahan besar terhadap lingkungan tempat hidup berbagai embrio baik laki-laki maupun perempuan. Kajian global yang dilakukan baru-baru ini menyimpulkan bahwa perubahan iklim secara signifikan meningkatkan risiko kematian yang dihadapi oleh burung-burung di berbagai belahan dunia. Sebuah lembaga penelitian berjudul daftar merah bagi sejumlah burung untuk tahun 2008 memperingatkan bahwa kekeringan yang dialami beberapa daerah dalam kondisi cuaca panas dalam waktu lama, akan menambah tekanan terhadap habitat utama burung di

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

11

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

dunia. Dalam laporam tersebut, tercakup pula hasil penelitian terkait 1226 spesies yang terancam punah. Dan ini berarti sangat mengurangi jumlah burung yang ada. Menurut Dr.Stewart Butchart, koordinator Departemen dan lembaga penelitian, Bird Life International, sebuah komentar pada hasil penelitian : sangat sulit untuk menganggap akurat perpindahan burung untuk untuk perubahan iklim tertentu. Namun, ada berbagai macam spesies burung terancam oleh kondisi cuaca yang sangat keras dan kekeringan. Dr.Butchart mengatakan, Tidak ada keraguan bahwa kita saat ini sedang menyaksikan krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya terkait upaya pelestarian burung. Jadi ini memberi harapan kepada kita, tidak semua spesies burung yang punah.

2.2.4. Kerusakan Alam Di Indonesia Ketika alam sudah marah, siapakah yang salah? Alamkah atau manusia terlalu serakah? Tapi fakta membuktikan, manusia seringkali memperlakukan alam secara tidak proporsional. Padahal semestinya manusia bersikap ramah terhadapnya. Sebuah rekor yang patut disayangkan dan memalukan. Indonesia masuk buku rekor dunia (Guinness World Records) yang dirilis bulan September pada tahun 2005. Indonesia dijuluki sebagai perusak hutan tercepat di dunia dari 44 negara yang secara kolektif memiliki 90 % dari luas hutan di dunia.

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

12

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

Atas penilaian itu, kita sebenarnya tak perlu mencari alasan untuk memungkirinya. Bagaimana pun, kita mesti mengakui, kasus pembalakan hutan secara liar telah menjadi fakta. Sudah tak terhitung jumlah hutan yang digunduli oleh tangan-tangan usil tak bertanggung jawab. Dalam surat resmi berisi sertifikat yang dikirimkan oleh Green Peace tercatat, sekitar 1,8 juta hektar hutan yang dihancurkan pertahun mulai tahun 2000 sampai 2005, berarti kehancuran hutan sekitar 2 % atau 51 kilometer perhari. Lebih lanjut, Hasporo menjelaskan penyebab deforestasi (penurunan luas hutan) adalah illegal logging (penebangan hutan tanpa izin pemerintah), legal loging (penebangan hutan dengan izin melalui HPH -Hak Pengelola Hutan- dan HTI -Hutan Tanaman Industri) dan juga akibat kebakaran hutan. Kasus deforestasi ini, menurut juru kampanye hutan Green Peace, Bustar Maitar juga memberi dampak pada sumbangan emisi gas rumah kaca yang mengakibatkan
Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt. 13

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

global warming (pemanasan global). Dalam hal ini, Indonesia termasuk penyumbang terbesar ketiga setelah Amerika dan Tiongkok. Ini artinya, Indonesia juga turut ambil bagian atas terjadinya pemanasan global. Jika masalah kerusakan hutan tak segera ditangani, bukan tidak mungkin hutan di Indonesia akan punah. Dalam hal ini, pemerintah sebenarnya telah mempunyai agenda berupa penghentian penebangan sementara (moratorium). Hanya saja, pemerintah masih lemah dalam penegakan hukum. Masih banyak penebang liar yang lolos dari jeratan hukum. Ini pasti ada pihak aparat yang menyusup menjadi si Raja Hutan. Padahal, dampak kerusakan hutan ini sungguh berbahaya. Sebagian besar kawasan Indonesia telah menjadi kawasan rentan bencana. Baik bencana kekeringan, maupun tanah longsor. Sejak 1998 sampai pertengahan 2003, telah terjadi 647 bencana di Indonesia dengan korban 2.022 korban jiwa dan kerugian milyaran rupiah. 85 % berupa banjir dan longsor yang diakibatkan kerusakan hutan. (Jawa Pos, Jumat 04 Mei 2007) Selain itu, kerusakan hutan bisa menimbulkan polusi udara, yang menyebabkan mewabahnya berbagai penyakit, seperti saluran pencernaan, influenza, pernafasan, paru-paru, jaringan kulit dan sebagainya. Kita tentu tak ingin dampak buruk ini terjadi di negeri kita. Karena itu, pemerintah harus secepatnya melakukan renovasi hutan.

2.3. Ilmuwan Meneriakkan Bahaya (Warning)

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

14

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

Kementerian Lingkungan Hidup dari negara-negara kaya telah melakukan pertama terkait pengurangan emisi gas rumah kaca. Para menteri dalam pernyataan yang mereka keluarkan usai pertemuan di Jepang menyerukan agar para pemimpin negara dunia bersama-sama mengurangi emisi gas hingga separuhnya pada 2050. Dan dalam pertemuan puncak kedelapan yang digelar tahun 2007 di Jerman, menyebutkan hasil kajian tema ini secara rinci. Menurut Menteri Lingkungan Hidup Jepang Ichiro Kamoshita mengatakan dalam konferensi pers, untuk mencapai kesuksesan dalam mengurangi jumlah emisi hingga separuhnya, negara-negara kaya harus memimpin aksi ini. Para ilmuwan, akhirnya menyampaikan peringatan untuk bisa selamat dari fenomena ini. Mereka menegaskan melalui penelitian, bahwa dunia sangat membutuhkan biaya 45 milyar dolar dibidang energi dalam dekade mendatang,
Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt. 15

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

serta membangun 1.400 reaktor nuklir, dan memperbanyak kincir angin dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca. Laporan, yang dikeluarkan oleh Badan Energi International, yang berbasis di Paris, menggambarkan revolusi energi akan sangat mengurangi ketergantungan dunia terhadap bahan bakar dari bumi, dan pada saat yang sama menjaga pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

16

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

BAB III ASPEK-ASPEK KEMUKJIZATAN

1. Al Quran adalah kitab pertama yang memprediksi fenomena perubahan iklim di darat dan laut. Al Quran juga yang pertama menegaskan terkait tanggung jawab atas kerusakan yang terjadi, yakni manusia. Seperti disebutkan dalam firman-Nya: Telah tampak kerusakan di darat dan di laut, karena apa yang dilakukan oleh manusia... 2. Al Quran juga merupakan kitab pertama yang memperingatkan akan bahaya kerusakan di bumi, setelah Allah Swt. memperbaikinya untuk manusia. Artinya, bumi telah melewati waktu lama dalam kondisi rusak kemudian diperbaiki oleh Allah Swt. Ini terdapat dalam firman Allah Swt., Dan janganlah kalian melakukan kerusakan di bumi setelah

perbaikannya. 3. Al Quran juga merupakan kitab pertama yang memperingatkan fenomena berlebihan dalam segala hal. Manusia ketika berlebihan dalam makanan, minimum, kekayaan yang terus bertambah, polusi, inilah kemudian yang menjadi sebab langsung terhadap perubahan iklim. Dan janganlah kalian berlebihan sesungguhnya Dia (Allah) tidak menyukai orang yang berlebihan. (QS. Al Anam : 141). Allah juga berfirman, Dan janganlah kalian mengikuti perintah orang-orang yang berlebih-lebihan. Orang-orang yang telah melakukan kerusakan di bumi dan tidak melakukan perbaikan.
Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt. 17

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

4. Al Quran juga memprediksi kelak akan ada waktu di mana manusia melakukan sikap berlebihan dalam hidup mereka. Allah Swt. berfirman, kemudian kebanyakan dari mereka setelah itu melakukan sikap berlebihan di muka bumi. Ayat ini berbicara tentang Bani Israil, tapi isinya berlaku kepada siapapun yang melakukan sikap berlebihan. Kami mendapati hari ini ada sebagian negara-negara kaya yang sangat berperan mengotori lingkungan dan banyak berlebihan dalam harta benda di samping memonopoli kekayaan dengan mengorbankan kaum miskin. 5. Al Quran memperingatkan orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, karena kemewahan yang terus bertambah, dan milyaran uang yang dikeluarkan untuk perbuatan buruk. Allah Swt. berfirman, Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan. (QS. Al Baqarah : 205) Ayat ini mengkaitkan antara kerusakan di muka bumi dan kerusakan lingkungan, kerusakan tanaman, kerusakan spesies burung dan makhluk hidup lainnya. Bukankah semua keterangan ini menyimpulkan bahwa firman Allah Swt. telah memprediksi kerusakan lingkungan dan kepunahan makhluk hidup sebagaimana terjadi di dunia saat ini? Sayang, meskipun Kitabullah telah memberitahu kita bencana sebelum terjadi, mengapa kita tidak mengambil Al Quran sebagai referensi bagi kita dalam menyikapi berbagai persoalan yang ada?

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

18

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

BAB IV MEMAHAMI DAN MENGHADAPI FENOMENA ALAM DARI SISI ILAHIYAH

4.1. Kedudukan Manusia Dalam Memperlakukan Alam Di salah satu tanah paling suci di muka bumi, alam juga menunjukan keperkasaanya. Untuk tujuan yang sama : mengajarkan ketundukan. Di kota suci itu, di Madinah yang di berkahi, gempa juga datang menyambangi. Waktu itu di masa khalifah Umar bin Khatab. Tiba-tiba terjadi gempa. Maka Umar bin Khatab mengumpulkan orang-orang dan berpidato di hadapan mereka. Wahai penduduk Madinah, alangkah cepat kalian berubah. Demi allah, kalau sampai terjadi lagi gempa, aku akan pergi dan tidak lagi mau hidup bersama kalian. Madinah adalah tanah suci. Kota terbaik yang akan menyaring dan mengusir kotoran sosialnya. Dan Umar adalah Khalifah yang hidup di kurun terbaik, setelah kurun paling baik di masa Rasulullah. Maka Umar, dengan kerendahan sikapnya, membaca terjadinya gempa itu sebagau peringatan. Meski itu zaman terbaik kedua. Sampai dia mengancam, bila sampai terjadi lagi gempa, ia akan meninggalkan orang-orang di Madinah. Bagaimana tidak, Umar adalah sahabat terbaik setelah Abu Bakar. Ia menjadi Khalifah dan hidup di kurun terbaik sedangkan gempa merupakan salah satu dari tanda-tanda dekatnya hari kiamat di sertai tanda tanda lainnya. Seperti
Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt. 19

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

dikabarkan oleh Rasulullah, Tidak akan terjadi kiamat hingga ilmu diangkat, banyak terjadi gempa, zaman terasa berdekatan, dan banyak sekali fitnah dan kekacauan, yaitu pembunuhan. Umar bin khatab, hidup di masa di mana ilmu ada pada diri para sahabat. Ia punya majelis musyawarah yang diiasa oleh sahabat-sahabat senior. Tapi begitu gempa terjadi, Umar seketika menyikapinya dengan iman yang tajam. Ini adalah pemahaman mendalam tentang logika alam yang disikapi dengan iman. Maka kalimat pertama, kesan pertama, impresi pertama, benar-benar kalimat iman, kesan iman, dan impresi iman. Ada bermacam pesan yang disampaikan bencana alam. Tapi satu yang utama. Ialah semua bencana itu mengajarkan kepada kita ketundukan, kepasrahan, dan dorongan untuk bersikap khusyu. Maka tidak ada pesan yang lebih penting untuk disimak dan diresapi, melabihi pesan ketundukan. Semua dimaksudkan untuk mendidik kita, agar kita semakin tunduk, menambahkan rasa takut kepada Allah. Allah swt berfirman, Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan kami)... (QS.Al-Isra : 59). Lalu di ujung ayat itu pula Allah menjelaskan maksud dari tanda-tanda kekuasaan-Nya tersebut, Dan kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti. Karena itu, ketika gempa juga datang menghampiri ke Kufah pada masa Abdul-lah bin Masud. Maka Abdullah bin Masud, menyampaikan pesan kepada

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

20

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

orang-orang Wahai kalian semua, sesungguhnya allah memberikan pesan ketundukan kepada kalian, maka tunduk dan takutlah kalian kepada-Nya. Sedangkan Abdullah bin Abbas, ketika terjadi gempa di masanya, diriwayatkan bahwa ia melakukan shalat sunnah seperti tunduk dan takut kepada Allah SWT. Imam Ibnu Qayyim berkata, kadang-kadang dalam salah satu kesempatan, Allah swt mengizinkan bumi untuk menghembuskan nafasnya, maka terjadilah gempa dahsyat. Lalu muncullah rasa takut dan tunduk pada diri hambahamba-Nya, pasrah dan meninggalkan maksiat menggantikannya dengan khusyu kepada Allah dan penuh rasa penyesalan Kita tidak akan pernah bisa mengalahkan alam. Kita hanya harus memahaminya. Setidaknya, ada tiga kategori terkait dengan bagaimana kita bisa memperlakukan alam. Masing-masing memiliki logika dan perbedaan yang mencolok, tetapi memiliki garis tengah yang sama, yaitu keharusan memasukan unsur iman dalam segala perlakuan kita kepada alam.

1. Kategori Pertama Kategori pertama, bagian-bagian dari alam yang bisa kita kendalikan. Sebagai manusia, kita diciptakan oleh Allah untuk memakmurkan bumi, dengan bekal segala isinya, untuk kita manfaatkan dalam bentuk alih fungsi dan penemuan-penemuan baru. Di perut bumi ada tambang, dengan segala macam jenisnya, lalu kita olah, dan kita konversi menjadi berbagai manfaat. Ada emas ,

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

21

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

tembaga, batubara, biji besi, uranium, minyak, gas bumi, dan masih banyak lagi. Diatas bumi masih ada air yang bisa kita jadikan sumber energi besar. Ada laut dan samudra yang memindahkan kapal dan menghidupkan ekonomi. Ada angin yang bisa menggerakan turbin, lalu jadilah listrik. Ada panas matahari yang bisa menjadi energi alternatif. Ada ruang angkasa yang terus menantang penjelajahan ilmiah dan eksperimen berbasis high technology. Semua disediakan untuk manusia. Allah SWT berfirman, Tidaklah kemu perhatikan sesungguhnya allah telah menundukan untuk(kepentingan)mu apa yang dilangit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir batin. Dan diantara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan. (QS. Luqman : 20) Untuk kategori pertama ini, kita bisa menggunakan berbagai rumus ilmiah, seperti fisika dan matematika yang memiliki prinsip kepastian. Ilmu pengetahuan yang terus berkembang dan maju, bisa menghasilkan berbagai temuan baru dalam pemanfaatan alam. Tetapi ruh utamanya, adalah penundukan alam oleh Allah untuk manusia, dan itu logika keimanannya. Maka ayat di atas mengingatkan, tentang ada saja orang-orang yang membantah keesaan Allah, meski ia bisa memanfaatkan isi bumi. Untuk kategori pertama ini, kita memiliki ruang keterlibatan untuk menjadikan bumi ini rusak atau lestari, terawat atau tidak terawat. Kita bisa turut memberi efek kerusakan di muka bumi. Tapa di kategori ini, kita tetap tidak boleh

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

22

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

lupa, untuk menjadikan unsur keimanan sebagai poros utama interaksi kita dengan alam. Maka, pesan utama yang disampaikan Allah terkait dengan kategori ini, adalah larangan untuk merusak bumi. Lalu perintah untuk berdoa dan menunjukan rasa takut kepada Allah. Seperti dijelaskan dalam firman-Nya, Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Araf :56) Ayat tersebut juga menjelaskan, bahwa kita bisa terlibat dalam mengendalikan rusak dan tidaknya bumi, mengendalikan fungsi-fungsi

manfaatnya, maupun pemberdayaan untuk dikembangkan lebih lanjut. Seperti pengalihfungsian kekayaan alam menjadi energi baru. Teteapi tetap saja keterlibatan itu tidak mutlak. Allah tetap yang berkuasa atas alam dan bisa mengubah hukum fisika tidak berlaku pada suatu waktu tertentu. Rumus kepastian dalam ilmu alam dan matematika, tetap akan tunduk pada kehendak allah. Dia bisa menyuruh sesuatu keluar dari kaidah fisikanya, seperti misalnya, di masa Nabi Ibrahim, diperintahkan untuk berubah dingin dan menyelamatkan. Atau pada masa Nabi Musa, laut bisa terbelah, dan Musa bersama rombongannya bisa melewatinya dengan selamat. Atau dalam contoh lainnya, bagaimana seluruh bangunan dikawasan Uleuleu, Aceh, luluh lantak, kecuali masjid. Padahal secara fisik tidak jauh beda konstruksinya. Dan itu tidak saja terjadi pada satu atau dua masjid di Aceh. Begitu juga masjid di lereng merapi, yang tetap utuh ketika

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

23

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

terjadi hembusan angin dan awan panas. Hanya beberapa gentengnya saja yang hilang. Padahal, rumah-rumah lainnya rontok. 2. Kategori Kedua Kategori kedua, apa-apa yang bisa kita ramalkan dari alam, tetap tidak bisa kita kendalikan. Kaegori ini merupakan wilayah yang bisa dibaca dan dipelajari Lalu dari sana kita bisa membuat perkiraan atau ramalan, tatapi semua tidak bisa dipastikan. Semua perkiraan itu bisa dipakai untuk mengantisipasi atau membuat sebuah perencanaan, tetapi hanya sebatas rencana atas berbagai kemungkinan. Kategori ini seperti terkait dengan cuaca, tinggi gelombang, arah angin, hujan atau tidak hujan. Untuk jenis ini, yang bisa kita lakukan sebagai manusia hanyalah memperkirakan. Karena itu, para ahli dibidang ini pun hanya digelari dengan prakirawan, atau petugas yang memperkirakan. Meskipun perkiraanperkiraan itu menggunakan analisa ilmu, tetapi perkiraan dilakukan dengan hanya membaca fakta-fakta alam. Para ahli akan mambaca potret yang disajikan satelit untuk mengetahui kemungkinan apa yang terjadi dengan arah angin, arah awan, ketebalan awan, dan semacamnya. Seperti pada kategori pertama, di kategori kedua ini, cara kita memperlakukan alam juga harus disertai dengan logika keimanan. Bahkan lebih banyak dari kadar yang kita perlukan kategori pertama. Sebab, kadar keterlibatan kita di kategori kedua ini sangat terbatas. Sebagiannya bahkan tidak ada. Karena itu Rasulullah mengabarkan dalam hadits shahih, yang diriwayatkan Imam Bukhari, kunci ilmu ghoib ada lima, tidak ada yang

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

24

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

mengetahuinya kecuali Allah Taala. Dan Rasulullah menyebut salah satunya, Tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan turunnya hujan. Pemanasan global akibat ulah manusia bisa saja mempengaruhi perubahan iklim hingga ekstrim. Tetapi kemana arah angin kapan serta kemana hujan akan turun, kita tidak benar-benar bisa menahan atau menggerakannya. Allah berfirman,Jika Dia menghendaki Dia akan menenangkan angin, Maka jadilah kapal-kapal itu terhenti dipermukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bagi setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur. (QS.Asyura:33) Di dalam Al-Quran, Allah juga berfirman, Apa saja yang Allah anugrahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah yang maha perkasa lagi maha bijaksana. (QS.Fathir:2). Al Qurthubi mengatakan bahwa sebagian ulama menafsirkan rahmat dalam ayat di atas dengan hujan atau rezeki. Mereka mengatakan , Hujan atau rizki yang Allah datangkan kepada mereka, tidak ada satu pun yang dapat menahannya. Jika Allah menahannya turun, maka tidak ada seorangpun yang dapat menurunkan hujan tersebut. Begitu juga dengan penulis tafsir Jalalain mengatakan bahwa rahmat yang dimaksudkan di sini adalah rizki dan hujan. Karena itu, untuk kategori kedua ini, dalam banyak kesempatan, doa-doa yang diajarkan adalah doa mohon perlindungan dan manfaat. Misalnya, ketika

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

25

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

hujan lebat turun, doa yang diajarkan Rasulullah adalah, Wahai Allah, jadikanlah hujan ini hujan yang bermanfaat. Atau doa lain yang diriwayatkan dalam hadits Shahih, ya Allah, jadikan hujan ini di sekitar kami, dan tidak menimpa kami....

3. Kategori Ketiga Kategori ketiga, apa-apa yang sangat sulit dan hampir pasti tidak bisa diperkirakan, apalagi dikendalikan. Ini adalah yang paling berat. Di antara yang termasuk dalam katergori ini adalah gempa bumi dan meletusnya gunung berapi. Di kategori ini, diperlukan cara pandang keimanan yang lebih. Logika yang digunakan benar-benar harus menggunakan keimanan. Sebab, tidak ada ilmu apapun yang bisa memperkirakan gempa. Gunung berapi tidak pernah kita ketahui dengan pasti kapan akan meletus. Yang dilakukan para ahli adalah membaca tanda-tanda. Tapi tanda-tanda itu hanya pengantar. Bisa jadi gunung meletus, bisa juga tidak. Begitu juga dengan siklus tahunan pada gunung berapi, Itu sama sekali tidak bisa memastikan, apakah bila siklusnya belum datang, berarti tidak akan terjadi letusan. Atau sebaliknya, bila hitungan siklusnya telah sampai, apakah pasti akan meletus. Tidak demikian adanya. Ia bisa meletus kapan saja. Bisa aktif, bisa tiba-tiba diam. Bisa tiba-tiba memuntahkan laharnya. Karena itu, begitu terjadi gempa bumi, Umar bin khatab langsung menyikapinya dengan logika keimanan murni.

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

26

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

Kita tidak akan pernah bisa mengalahkan alam. Kita hanya harus memahaminya. Dalam kategori yang mana pun kita menghadapi alam, pertama, kedua ketiga, tidak boleh ada ruang kosong yang tidak kita isi dengan logika keimanan, Ilmu bisa menjalankan peran ikhtiarnya. Tapi iman harus menjalankan peran penghambaannya. Dengan begitu, di tengah derita yang memilukan karena bancana demi bencana yang terus terjadi, kita masih punya mata air lain : rasa tunduk dan patuh kepada Allah yang semakin matang.

4.2. Kesalahan-Kesalahan Manusia Dalam Memahami Peristiwa yang Terjadi Di Alam Alam bicara dengan caranya sendiri. Alam bicara dengan membuat luapan air yang mengalir deras, alam bicara dengan membuat guncangan, alam bicara dengan menumpahkan lahar panasnya, dan kemudian meninggalkan luka dan kepiluan di tengah-tengah kita. Begitulah alam bicara pada kita. Dan kita kemudian mencari interpretasi untuk menerjemahkan kenapa alam bicara dan apa maksudnya. Praduga dan analisa dari kemungkinan-kemungkinan pun meluncur dari mulut kita sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman kita tentang alam itu. Kita hanya mengatakan bahwa alam ini makhluk yang butuh gerak dan punya sirkulasi. Alam ini butuh keseimbangan. Alam ini butuh penataan-penataan baru pada dirinya sendiri. Alam ini murka. Alam ini sedang menegur kita, dan sebagainya.

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

27

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

Peradaban dan kemajuan di abad ini telah berhasil mengantarkan manusia untuk menyingkap banyak pengetahuan yang terkait dengan alam. Tapi nyatanya, masih banyak hal pula yang gagal kita pahami, yang sekaligus mempertegas kelemahan dan keterbatasan kita sebagai manusia. Manusia memang tidak mungkin memahami semua peristiwa alam. Mustahil manusia mampu menyingkap semua rahasia. Karena alam memiliki logika-logikanya sendiri yang memang rumit untuk dipahami. Tapi kita mungkin perlu untuk selalu mengetahui sisi-sisi kelemahan kita dalam memahami, agar kita selalu bisa memposisikan kejadian-kejadian alam itu secara benar dalam keimanan kita.

a.

Kadang Kita Gagal Belajar Dari Elemen-Elemen Alam Alam disekitar kita tidak sekedar hadir sebagai pelengkap hidup manusia,

tapi alam ini juga berfungsi sebagai guru bagi manusia. Dalam diamnya, alam mengajarkan banyak hal kepada kita, Ia memperingatkan tentang banyak hal kepada kita. Ia menegur kita karena sesuatu hal kepada kita. Tapi kadang kita hanya menatapnya dengan mata terbelalak, seperti tatapan mata belalang yang tak pernah berkedip. Angin adalah guru ketulusan dan kedermawanan. Air adalah guru kehidupan dan ketawadhuan. Pagi adalah guru keberkahan dan kesegeraan. Siang adalah guru kesungguhan dan kerja keras. Hutan, gunung, hewan dan semuanya

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

28

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

adalah guru bagi kita. Tapi kita sering tidak menyadarinya, dan terkadang gagal belajar darinya. Alam ini telah mengajarkan kita banyak hal. Hewan, burung, dan serangga yang berulang-ulang Allah SWT sebutkan dalam Al-Quran , seperti sapi, burung hud-hud, lebah, semut, lalat nyamuk, serta ularnya Nabi Musa yang sempat membuat dia lari ketakutan melihatnya, lalu Allah menegurnya, Wahai Musa! Kemarilah dan jangan takut. Sesungguhnya engkau termasuk orang yang aman. (QS.Al Qashash:31) Semua itu memiliki kisahnya yang indah dan menakjubkan; sapi disembelih untuk digunakan bagian tubuhnya memukul jenazah yang terbunuh sehingga si pembunuh pun dapat dikenali; burung hud-hud yang bijak memberi nasehat kepada Nabi Sulaiman yang juga bijak; lebah yang Allah berikan ilham kepadanya untuk mebuat sarang digunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempattempat yang dibuat manusia; semut yang menasehati dari jalan agar tidak diinjakinjak oleh Nabi Sulaiman dan tentaranya sedang mereka tidak merasakan dan tidak menyadari hal itu; lalat yang Allah jadikan sebagai tantangan bagi manusia untuk menciptakan sesuatu yang sepertinya dan orang-orang yang di tantang itu tidak lebih dari orang yang sangat lemah. Lalat adalah bukti kebesaran Allah SWT dalam dunia aerodinamik. Para ilmuwan pun bermimpi menciptakan pesawat terbang di dunia ini yang sangat gesit seperti lalat; bentuknya sempurna, memiliki keseimbangan dan kemampuan terbang yang tinggi.

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

29

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

Adapun nyamuk bising itu, Allah SWT menjadikannya sebagai perumpamaan makhluk terkecil. Tapi Allah tidak malu menciptakan makhluk sepertinya, maupun makhluk yang lebih kecil darinya. Lalat dan nyamuk adalah dua makhluk yang bentuknya sangat jauh berbeda. Lalat warnanya jelas, selalu berusaha menjilati tubuhnya untuk dibersihkan, dan tidur diwaktu malam seperti tidurnya manusia. Sedang nyamuk adalah drakula malam; mentransformasi penyakit, menghisap darah, dan tidak tidur meskipun dia hanya seekor dikamar. Masih ingatkah kita tentang kisah pembunuhan pertama di muka bumi ini? Ya, pembunuhan yang dilakukan oleh Qabil bin Adam terhadap adiknya sendiri, Habil bin Adam. Setelah peristiwa memilukan itu terjadi, Qabil sangat kebingungan melihat jasad adiknya yang terbujur kaku. Perasaan takut dan sesal bercampur aduk dalam dadanya. Pikirannya linglung, tak tahu harus berbuat apa. Tapi tak lama Allah SWT mengutus dua ekor burung gagak yang saling bertarung, hingga salah satunya mati. Lalu burung gagak yang masih hidup itu menggali tanah untuk menguburkan bangkai gagak yang telah mati. Menyaksikan peristiwa itu, tiba-tiba ia sadar dan berucap, Duhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini? (QS Al Maidah:31) Begitulah, Allah SWT menyimpan banyak pelajaran dan pengajaran dari alam sekitar kita, Tidak hanya hewan tapi juga tetumbuhan, awan, langit, matahari, bintang-bintang, dan sebagainya. Semua menyimpan tanda-tanda dan

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

30

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

gejala-gejala yang bisa memberi petunjuk bagi kita untuk berbuat, bertindak dan berprilaku. Allah SWT sudah mengingatkan, Dan di bumi terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang yakin. (QS.Adz Dzariyat:20) Tapi kadang kita gagal memahami alam, kadang gagal belajar dari elemenelemennya, meski mungkin setiap saat kita selalu berinteraksi dengannya. Padahal, dari sanalah kita bisa menemukan logika-logika alam, yang terkadang akhirnya gagal kita pahami.

b.

Kadang Kita Gagal Mengintergrasikan Nilai Pengetahuan Sains Kita

Dengan Nilai-Nilai Ilahiyah Meski terkadang segala upaya teknologi telah dikerahkan untuk menganalisa dan mengantisipasi setiap reaksi alam, tapi nyatanya alam itu lebih dahsyat dari kekuatan kita. Sebagian orang boleh berbangga dengan teknologi dan sains mereka karena merasa telah berhasil menaklukkan alam, tapi sebenarnya itu bukanlah sebuah penaklukan, melainkan sebuah rekayasa. Sebab ketika alam itu bereaksi tak seorang pun bisa melawan dan mengelak darinya. Alam itu unik dan menyimpan misterinya sendiri. Karena itu, memahami alam tidak cukup hanya dengan pengetahuan teknologi, secanggih apapun. Memahami alam perlu pendekatan lain dari sisi ilahiyah. Tapi justru hal inilah yang kadang kita abaikan. Dengan keyakinan kita pada pengetahuan dan teknologi maju, kita seringkali mengklaim bahwa reaksi-raksi alam yang kita

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

31

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

saksikan adalah murni gejala alam. Rutinitas alam. Siklus alam. Dan segala hal lain yang bersifat lahiriah. Happy susanto, dalam sebuah tulisannya menyebut bahwa sains alam modern selalu berbicara pada dataran empirik, positivistif dan kuantitatif. Segala fenomena alam selalu diukur secara materialistik. Padahal, di dalam setiap kerja alam pasti menyimpan misteri ilahi akan proses penciptaan. Bencana gempa dan tsunami adalah salah satu bukti akan adanya misteri ini. Kosmologi lama yang berupaya memahami alam semesta secara spekulatif dan menganggap bahwa alam semesta ini bersifat statis, telah digantikan oleh kehadiran kosmologi baru. Kosmologi yang sekarang kita kenal dengan teori big bang, menjelaskan bahwa alam semesta bukan sesuatu yang bersifat kekal, melainkan berawal dan berkembang secara evolusioner sejak 15 miliar tahun lalu, dari titik kepadatan luar biasa dan tingkat kepanasan amat tinggi tak terbayangkan. Dan hal ini menunjukan bahwa bumi ada yang mengatur, dan dia tunduk dalam aturan itu. Inilah pemahaman terhadap alam dengan unsur teologi atau ilahiyah di dalamnya. Implikasi unsur teologi ini dari temuan di atas, kata J Sudarminta memberikan justifikasi bahwa semua proses alam telah terjadi dan demikian terjadi, bukan karena harus demikian, tetapi karena tindakan Tuhan terdorong oleh cinta. Semua itu terjadi karena rencana dan kehendak tuhan yang bekerja secara imanen dalam proses evaluasi alam semesta.

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

32

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

Kosmos adalah simbol dari realitas yang lebih tinggi, yaitu Tuhan. Struktur kosmos mengandung sebuah pesan spiritual bagi manusia karena memang tatanan kosmos adalah wahyu yang sumber asalnya adalah sama dengan agama itu sendiri. Dengan demikian, bencana alam seperti gempa, global warming dan tsunami mempunyai pesan spiritual bagi manusia untuk lebih peduli pada eksistensi alam dan mengakui akan penciptaan Allah yang maha besar. Bencana itu adalah hukum alam yang terjadi karena regularitas dan pergerakan alam yang selalu bergerak dan berproses. Sedangkan, intervensi Allah dalam kerja alam itu adalah untuk memberikan peringatan kepada kita. Tapi pemahaman ini yang kadang tidak terintegrasi dalam pengetahuan kita tentang alam, sehingga kadang kitapun gagal pula memahami logika-logika alam itu.

c.

Kadang Kita Gagal Menyemai Cinta Bersama Pengetahuan Kita. Cinta itu memberi keseimbangan. Pada apa saja. Ilmu dan pengetahuan

kita juga membutuhkan cinta. Karena tanpa cinta, kita akan gagal memahami. Cinta tidak akan membiarkan pengetahuan untuk pergi terlalu jauh, sehingga ia menjadi alat untuk merusak, bukan memperbaiki. Ilmu pengetahuan yang tanpa cinta, biasanya cenderung menimbulkan petaka. Maka pengetahuan kita tentang alam, misalnya, tentu sangat memerlukan cinta kita kepada alam itu sendiri, sehingga keduanya akan melahirkan pemahaman yang utuh, menghidupkan dan

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

33

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

melestarikan. Oleh karena itu, cinta menjadi salah satu unsur yang penting dalam pendekatan kita untuk mengetahui objek materi di sekitar kita. Pada dasarnya, ilmu pengetahuan itu bermula dari ide. Lalu kemudian secara bertahap, berubah menjadi sebuah teknologi. Menjadi mekanis. Dan selanjutnya menjadi sarana untuk mengeksploitasi alam untuk memanipulasi alam. Dan pada titik ini, manusia sebenarnya sedang menuju kepada kehancurannya sendiri, sebab realita mengatakan bahwa kita sendiri tidak bisa terpisah dari alam. Kita adalah alam. Maka bagaimana mungkin kita berusaha menaklukan alam luas ini dengan mengeksploitasinya? Coba saja kita merenung sejenak. Kita menoleh kepada sains yang telah dirancang manusia. Bahwa ternyata aplikasi metodologi ilmiah telah begitu meresahkan bagi lahiriah manusia, dan tentu saja pasti akan lebih menghancurkan batinnya. Karena terkadang sains itu diterapkan atau dimiliki oleh orang-orang yang mengabaikan unsur cinta di dalamnya. Pengetahuan manusia yang begitu luas tentang alam begitu menakjubkan, tapi terkadang hal itu tidak diikuti dengan cinta dihati terhadap alam lingkungan, maka mereka sudah pasti akan sulit memahami alam dan lingkungan mereka sendiri. Cinta itu halus, sehingga diperlukan pengetahuan untuk membuat keseimbangan hidup yang baik di alam ini. Dunia barat yang terobsesi dengan teknologi, tampaknya merasa telah berhasil menundukkan alam. Mereka merasa telah menjadi lebih kuat, padahal kenyataannya tidaklah demikian. Seluruh ide mereka hanya menyesatkan, sebab

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

34

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

mereka tidak pernah menjadi lebih kuat. Mereka semakin bertambah lemah setiap hari karena sumber daya alam terus menerus mereka eksploitasi hingga nyaris habis dan punah. Cepat atau lambat bumi akan kosong, tidak akan tumbuh apaapa. Kehidupan manusia pun terancam tidak dapat dapat bertahan karena sikap mereka yang kadang gagal menyemai cinta bersama pengetahuan sains mereka. Seorang ilmuan barat mengatakan, Jika pun perang dunia ke-3 tidak terjadi, maka manusia sebenarnya secara perlahan telah melakukan gerakan bunuh diri, karena ulah mereka yang terus menerus mengeksploitasi alam itu. Dalam beberapa ratus tahun kedepan, mungkin kita akan habis dengan sendirinya. Memang, manusia tidak akan menjadi makhluk pertama yang akan hilang. Tapi kita bisa belajar dari hewan-hewan yang telah punah; hewan yang sangat besar dan kuat, telah menghilang dari bumi. Masih menurut ilmuwan, Hewanhewan tersebut menjelajahi bumi, mereka laksana raja-raja dibumi, tubuhnya jauh lebih besar dari gajah. Mereka bisa dijumpai dimana saja. Mereka merasa telah menjadi sangat kuat. Mereka besar, dengan energi yang luar biasa. Tetapi kemudian bumi tidak bisa menyediakan makana bagi mereka, maka mereka pun mati dan habis. Hal yang sama bisa terjadi dengan manusia: manusia berpikir bahwa mereka menjadi lebih kuat, mereka dapat mencapai bulan, tetapi mereka menghancurkan bumi. Tetapi ketika bumi hancur, ternyata manusia itu tidak mendapatkan sumber kehidupan dibulan. Maka perlahan-lahan, umat manusia pun akan menghilang.

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

35

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

Perumpamaan ini mungkin tidak sepenuhnya benar. Karena kita yakin bahwa allah tidak akan pernah kekurangan rezeki untuk makhluk-Nya, sebanyak dan sebesar apapun. Allah itu mahakaya, Maha perkasa. Tapi jika benar makhluk itu sendiri yang membinasakan sumber kehidupannya, lambat laun ia tentu akan binasa. Hanya orang-orang yang memiliki cinta terhadap alam, yang bisa memahami alam dengan baik; yaitu orang-orang yang selalu ingin melakukan perbaikan dan tidak melakukan perusakan. Dan hanya mereka yang berhak menguasai dan memiliki alam ini, sebagaimana titah Allah swt atas mereka, Dan sungguh, telah kami tulis di dalam Zabur setelah tertulis dalam Adz Dzikr (Lauhul Mahfuzh), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-ku yang shalih. (QS. Al Anbiya :105) Tapi kadang kita gagal menyemai cinta dalam diri kita terhadap alam, terhadap lingkungan kita, sehingga kita kadang gagal pula memahami logika alam ini. Maka kuatkanlah selalu rasa cinta itu dihati kita agar alam itu lebih dekat dan menyatu dengan kita, sehingga kita menjadi bagian dari orang-orang yang memang pantas mewarisinya.

d. Alam

Kadang Kita Gagal Membaca Simpul-Simpul Kesalahan Kita Pada

Hikmah Allah yang berlaku atas alam ini adalah adanya keterkaitan antara sesuatu yang terjadi di sekitar kita dengan perbuatan dan perilaku manusia. Allah

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

36

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

swt menegaskan hal tersebut dalam firman-Nya, Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar). (QS. Ar Ruum: 41) Itu sudah merupakan sunnatullah; ada sebab maka ada akibat. Ada kesalahan, maka ada resiko. Dan Sunatullah itu tak akan pernah berubah. Allah swt berfirman, Maka kamu tidak akan mendapatkan perubahan bagi Allah, dan tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi ketentuan Allah itu. (QS. Fathir : 43) Akan tetapi sunnatullah ini tidak akan tampak kecuali bagi orang yang mentadaburi kitab Allah swt dan berjalan di atas cahaya dan petunjuk Allah, sebagaimana yang Allah katakan, Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. (QS. Shaad : 29) Dari sunnatullah ini, kita membaca dalam banyak kisah, bahwa Allah swt menghancurkan orang-orang yang memusuhi para nabi dan menyelamatkan para nabi itu dan orang-orang shalih yang menyertai mereka. Allah swt menyuruh kita menoleh kepada peristiwa-peristiwa itu untuk mengambil pelajaran agar alam tidak bicara pada kita seperti telah bicara kepada orang orang durhaka yang mendustakan Allah dan para rasul-Nya. Allah berfirman, sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

37

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasulrasul). (QS. Ali Imran : 137) Dan kemudian Allah mengingatkan kita akan pentingnya keshalihan dan peran orang-orang shalih untuk mengkoreksi orang-orang yang berbuat salah, dan memperbaiki hubungan mereka dengan alam, Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebagian kecil diantara orang-orang yang telah kami selamatkan diantara mereka, dan orangorang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orangorang yang berbuat kebaikan. (QS. Huud : 116-117) Setelah itu, Allah menjelaskan alasan-Nya melakukan itu, (Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugrahkan Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha mengetahui (QS. Al Anfaal: 53) Imam Ibnu Katsir berkata, Allah swt memberitakan tentang

kesempurnaan sifat adil-Nya dalam hukum-Nya, bahwa dia tidak mengubah nikmat yang dia berikan terhadap seseorang kecuali karena dosa yang diperbuatnya.

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

38

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

Dan Ibnu Qayyim Al Jauziyah berkata Allah memberitakan bahwa Allah tidak mengubah karunia nikmat yang telah diberikan kepada seorang hamba-Nya kecuali si hamba itu sendiri yang mengubahnya yaitu dengan mengubah dirinya dari taat kepada allah menjadi maksiat kepada-Nya, dari syukur menjadi kufur, dari mengikuti sebab-sebab ridha-Nya kepada menuruti sebab-sebab murka-Nya. Jika orang itu telah mengubahnya, maka Allah pun seketika akan mengubahnya dengan balasan yang setimpal. Dan Allah sekali-kali tidaklah berbuat aniaya kepada hamba-Nya. Jika seseorang mengganti kejahatannya menjadi ketaatan maka Allah pun akan mengganti bencana dan hukuman menjadi rahmat. Ini logika lain yang kadang juga tidak kita pahami. Kita kadang gagal membaca simpulan-simpul kesalahan kita terhadap alam, sehingga kita kadang gagal pula memahami alam ini dengan baik. Keyakinan kita sebagai muslim mengajarkan, bahwa alam bisa bicara karena kesalahan-kesalahan yang kita lakukan. Dan karena itu, kita harus bisa lebih memahami logika-logika dan peristiwa-peristiwa alam yang sering menyentak kesadaran kita dari kelalaian dan kealpaan. Tentu agar kita bisa menjadi lebih baik lagi, dan agar kita tidak menjadi penyebab dari penderitaan orang-orang yang tak berdosa, yang menjadi korban keganasan alam ketika ia bicara.

4.3. Menghadapi Fenomena Alam yang Terjadi Dari Sisi Ilahiyah Alam adalah objek pengetahuan yang sangat luas. Mulai dari struktur, tekstur, gejala, peristiwa, fenomena, hingga kepada bencana, semua adalah

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

39

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

sumber pengetahuan yang tak habis dipelajari. Dan sebagai umat Islam, Kita telah diperintahkan untuk berpikir dan menganalisa semua hal itu, sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat Al Quran. Tentu agar kita bisa menyikapi semua kejadian dan peristiwa alam ini dengan lebih arif, dan yang lebih penting agar dapat menguatkan kaimanan kita kepada Allah swt. Allah swt, misalnya, berfirman dalam Al-Quran, maka tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan. (QS. Al Ghasyiah :17) Dan dalam ayat yang lebih luas, Allah swt berfirman, sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar dilaut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS. Al Baqarah : 164) Allah juga berfirman, Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang bersampingan, dan kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan tidak bercabang, disirami dengan air yang sma, Kami melebihkan sebagian tanaman-tanaman itu atas sebagian lain, tentang rasa (dan bentuknya). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS. Ar Rad : 4)

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

40

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

Tiga ayat ini secara jelas mengajak kita untuk memikirkan dan memahami ciptaan Allah swt disekitar kita, karena memang banyak kejadian yang tak kita pahami atau gagal kita pahami, seperti halnya peristiwa bencana dan perubahan iklim yang terjadi pada dunia akhir-akhir ini. Dan beberapa hal berikut mungkin adalah bagian yang harus kita pahami, atau mengantarkan kita untuk memahami dari kejadian-kejadian itu.

Salah

Menjaga Keseimbangan Dengan Mengoreksi Perilaku Kita yang

Bumi ini dan segala isinya diciptakan Allah swt di atas prinsip keadilan dan keseimbangan. Maka, kita sebagai bagian dari isi bumi ini harus selalu menjaga dan memelihara peinsip keadilan dan keseimbangan itu. Dan perbuatan kita yang melampaui batas; melakukan kemungkaran dan maksiat, membuat kerusakan, mengeksploitasi alam adalah tindakan yang merusak keseimbangan itu. Itulah barangkali, yang kemudian menjadi salah satu penyebab menculnya berbagai gejala alam yang tidak bersahabat dengan eksistensi dan kehidupan kita sebagai manusia. Logika sederhana saja. Alam di sekitar kita sendiri, adalah sama-sama makhluk ciptaan Allah swt. Tapi mungkin dalam pandangan kita, gunung, tanah, bebatuan, laut dan sebagainya, hanyalah benda mati yang tak tepengaruh dengan perbuatan kita. Padahal sesungguhnya, alam itu juga hidup seperti kita, dan karena itu alam juga merasakan ketidaknyamanan ketika ada sesuatu yang tak di sukai

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

41

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

disekitarnya. Inilah pendekatan teologi yang harus kita pahami. Dan disinilah perlunya secara serius kita merenungkan peristiwa-peristiwa alam yang telah terjadi akhir-akhir ini. Apakah semua itu terjadi murni secara alamiah atau justru itu merupakan teguran kepada kita yang sering lupa dan alpa? Umar bin Khatab ra pernah menegur bumi yang memperlihatkan tandatanda gempa, dan seketika itu juga bumi terdiam. Ini memberi bukti bahwa bumi itu mengerti isyarat manusia. Fudhail bin Iyadh pernah berkata, kalau aku habis melakukan maksiat, maka aku dapat melihat dampaknya pada pembantuku dan kuda tungganganku. Ini juga memberi bukti, bahwa perilaku kita berpengaruh pada orang dan makhluk lain di sekitar kita. Begitu jujurnya ucapan seorang Ibnu Qayyim ketika melihat realitas umat di zamannya, dan entah apa yang akan dia katakan jika melihat realitas keadaan kita di zaman ini. Saat Ibnu Qayyim berkata, Manakala manusia sudah berpaling dari menjadikan Al Kitab (Al Quran) dan As Sunnah sebagai hukum dan hakim dalam berperkara, dan meyakini bahwa kedua hal (Al Quran dan As Sunnah) itu tidak cukup, maka akan ditampakkan pada mereka kerusakan dalam fitrah mereka, kegelapan dalam hati mereka, dan kekacauan dalam pikiran mereka. Kondisi itu memasyarakat dan menguasai mereka, hingga mereka dikuasai oleh anak-anak kecil dan orang tua mereka menjadi tidak berdaya, dan mereka tidak lagi memandang keadaan itu sebagai kemungkaran. Maka datanglah kekuatan lain diluar mereka yang menegakan bidah dan hawa nafsu menggantikan sunah dan kebenaran, kesesatan menggantikan perbuatan makruf, kebodohan menggantikan

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

42

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

pengetahuan,

riya

menggantikan

keikhlasan,

kebohongan

menggantikan

kejujuran, kepalsuan menggantikan nasehat, dan kezaliman menggantikan keadilan, dan semua itu menjadi dominan. Ketika itu bergetarlah bumi, langit menjadi gelap, dan terjadilah kerusakan dilaut dan di darat karena sebab dusta dan kebohongan. Lalu keberkahan pun lenyap dan kebaikan menjadi langka. Ini adalah logika keseimbangan dan logika sebab akibat, yang kebanyakan kita terkadang tidak menyadarinya. Sebuah pandangan yang sangat keliru jika kita terus menerus beranggapan bahwa peristiwa-peristiwa alam itu terjadi tanpa pengaruh sedikitpun dari perilaku manusia. Dan di sini Ibnu Qayyim mengingatkan kita dengan tegas, bahwa alam itu bisa angkat bicara ketika kita kian tenggelam dalam lumpur kekhilafan dan tak berusaha mengakhirinya. Keseimbangan itu akan terjadi jika kita berbuat baik dan tidak bertindak melampaui batas terhadap diri sendiri dan terhadap alam ini.

Kembali Kepada Ajaran Islam Dan Bertakwa Kepada Allah Memahami alam dan logika-logika peristiwa di sekitanya tentu tidak

mudah. Ilmu tentang iklim, cuaca, gempa, tentang alam adalah pengetahuan yang rumit. Butuh kesungguhan dan kerja keras untuk menguasai ilmu-ilmu itu, dan karena itu kita layak menghargai para pakar dalam hal tersebut. Akan tetapi memahami logika-logika alam tentu saja tidak cukup dan tidak terbatas dengan ilmu-ilmu itu. Banyak hal lain yang kita butuhkan untuk menyelami dan memahami alam.

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

43

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

Dalam segala keterbatasan kita untuk memahami berbagai peristiwa, tragedi dan fenomena alam, mungkin satu hal yang perlu kita lakukan adalah mengembalikan semuanya kepada Allah swt, yaitu dengan menguatkan kedekatan ubudiyah dan kepasrahan kita kepada-Nya. Ibadah kita kepada Allah swt pada saat-saat sulit seperti ini atau pada saat banyak bencana menimpa, memiliki keistimewaan dan keutamaan. Rasulullah saw bersabda, Beribadah pada situasi sulit seperti melakukan hijrah kepadaku. (HR. Muslim) Ibnu Rajab yang menjelaskan hadits ini mengatakan, Penyebabnya adalah, karena manusia di masa-masa sulit cenderung memperturutkan hawa nafsunya sehingga tidak kembali kepada agama, sehingga kondisi mereka serupa dengan kondisi jahiliyah. Jika seseorang menyendiri di antara mereka orang yang berpegang teguh kepada rabbnya, beribadah kepada-Nya, mengikuti ridha-Nya dan menjauhi murka-Nya, maka kedudukannya seperti orang yang hijrah dari tengah-tengah masyarakat jahiliyah menuju Rasulullah saw. Kekuatan ibadah dapat mengukuhkan dan menunjuki kita kepada kebenaran, dan menjaga kita dari terpaan fitnah. Sebaliknya, kelalaian bisa membuat kita tergelincir dari jalan yang benar. Allah swt bewrfirman, Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka. Dan kalau demikian, pasti kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi kami. Dan pasti kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus. (QS An Nisa : 66-68)

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

44

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

Ini adalah janji Allah swt, ketika kita dekat dengan-Nya, ketika ketakwaan kita sebagai pribadi dan jamaah meningkat karena beriman kepada-Nya, maka Allah swt akan memberikan kemudahan dan akan membukakan pengetahuanpengetahuan baru tentang sesuatu yang tidak kita pahami. Di ayat yang lain Allah swt berfirman, Dab bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kapada kamu. (QS Al Baqarah:282) Orang beriman dan memiliki ketakwaan yang kuat kepada Allah swt akan mendapatkan cahaya-Nya. Dan karena itu firasatnya menjadi hidup dan sensitif sehingga mudah mengerti dan memahami sesuatu. Rasulullah saw pernah memperingatkan, Takutlah kalian terhadap firasat orang mukmin, karena sesungguhnya dia melihat dengan cahaya Allah. (HR. Titmidzi)

Memperbanyak Berdoa Meminta Perlindungan Dari Allah SWT Ini adalah hari-hari yang sulit diprediksi. Fitnah, bencana dan malapetaka

siap mengancam kapan saja, tak peduli kita sedang terlelap atau sedang terjaga. Sedang istirahat atau sedang beraktifitas. Alam tidak pernah menunggu kesiapan kita untuk mengungsi dan mencari perlindungan. Kita adalah makhluk yang lemah di bawah kendali Allah swt terhadap alam ini. Kita tak kuasa melindungi diri ketika alam ini mulai bicara. Kedahsyatan alam tak mampu kita tolak dengan hanya mengandalkan fisik kita yang kecil, bahkan meski dengan segudang pengetahuan yang ada di otak kita tentang alam.

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

45

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

Semua itu tiada akan berguna ketika tiba-tiba bumi digoncang gempa yang dahsyat. Tiada ada yang mampu menyelamatkan kita kecuali Allah swt. Tidak ada yang bisa kuasa melindungi kita kecuali Dzat Yang Maha kuasa. Maka kepadaNya lah kita harus berserah diri. Kepada-Nya lah kita harus memohon pertolongan dan perlindungan. Kepada-Nya lah kita harus berdoa, meminta keselamatan dari segala marabahaya apapun yang tak pernah bisa kita duga. Sebagai mukmin, doa itu adalah senjata kita. Doa adalah benteng yang bisa melindungi dari banyak hal yang tidak baik. Berdoa adalah deklarasi ketidak berdayaan kita sebagai manusia yang selalu dinanti Allah swt dari kita. Allah swt berfirman, tetapi mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati ketika siksaan kami datang menimpa mereka? (QS. Al Anam : 43) Doa adalah senjata ampuh dimana para nabi dan orang-orang shalih selalu bersenjata dengannya. Karena itu, hendaklah kita membekali diri dengan itu, dan memotivasi semua orang untuk membiasakannya, khususnya bagi orang-orang tua yang shalih, yang telah lanjut usia. Sebab Rasulullah saw bersabda, apakah kalian ditolong dan diberi rezeki selain dari (sebab) orang-orang lemah kalian. (HR. Bukhari) Dari Thalq bin Habib ra, dai menceritakan bahwa sesorang laki-laki mendatangi Abu Darda seraya berkata, Hai Abu Darda seraya berkata, rumahmu telah terbakar. Abu Darda berkata, Ah, Tidak terbakar. Allah tidak mungkin

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

46

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

menimpakan itu dengan kalimat kalimat yang aku dengarkan dari Rasulullah. Siapa yang mengucapkannya di awal hari tidak akan terkena musibah hingga berada di waktu sore, dan siapa yang mengucapkannya di ujung hari, tidak akan tertimpa musibah sampai ia berada di waktu pagi; Allahuma anta rabbi, laa ilaaha illa anta, alaika tawakkaltu wa anta rabbul arsyil azhim. Maa syaallahu kaana, wamaa lam yasyalam yakun, laa haula wa laa quwwata illa billahilaliyyilazhim, alamu annallahaalaa kulli syain qadir, wa annallaha qad ahatha bikulli syai ilmaa. Allahumma inni audzu bika min syarri nafsi, wa min syarii kulli daabbatin anta akhizun binaashiyatiha. Inna raabii alaa shirathin mustaqim, ya Allah, Engkaulah tuhanku. Tiada tuhan selain Engkau, kepadaMulah aku bertawakal dan Engkaulah Tuhan singgasana (arsy) yang agung. Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi, dan apa yang Dia tidak kehendaki tidak akan terjadi. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah yang maha tinggi lagi maha perkasa. Aku tahu bahwasanya Allah mahakuasa atas segala sesuatu, dan Allah meliputi segala sesuatu dengan ilmu-Nya. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan diriku, dan dari keburukan dari setiap binatang, Engkaulah yang menggenggam kepalanya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus. Abu Darda melanjutkan, Dan aku telah mengucapkannya hari ini, Thalq mengatakan, Abu Darda kemudian berkata, Bangkitlah bersama kami. Lalu mereka semua bangkit dan pergi bersama Abu Darda untuk melihat rumahnya. Ketika tiba di sana, mereka mendapati rumah Abu Darda tetap berdiri kokoh, sementara di sekitarnya telah habis terbakar. (HR.Ad Dailami)

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

47

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

Maka berdoalah selalu, agar Allah swt selalu memberikan perlindunganNya kepada kita, dan memberikan kita pemahaman yang benar terhadap alam dan kejadian-kejadiannya yang sering menyentak kita dari kelalaian.

4.4. Manusia Dan Lingkungan Dalam Bingkai Islam Secara ekologis, manusia adalah bagian dari lingkungan hidup. Komponen yang ada disekitar manusia yang sekaligus sebagai sumber mutlak kehidupannya merupakan lingkungan hidup manusia. Lingkungan hidup inilah yang menyediakan berbagai Sumber Daya Alam (SDA) yang menjadi daya dukung bagi kehidupan manusia dan komponen lainnya. Kelangsungan hidup manusia tergantung dari keutuhan lingkungannya, sebaliknya keutuhan lingkungan tergantung bagaiman kearifan manusia dalam mengelolanya. Oleh karena itu, lingkungan hidup tidak semata mata dipandang sebagai penyedia Sumber Daya Alam yang harus di eksploitasi, tetapi juga sebagai tempat hidup yang mensyaratkan adanya keserasian dan keseimbangan antara manusia dan lingkungannya seperti yang digambarkan dalam Al-Quran. Melalui Kitab Suci Al-Quran, Allah telah memberikan informasi spiritual kepada manusia untuk bersikap ramah terhadap lingkungan. Informasi tersebut memberikan sinyal bahwa manusia harus selalu menjaga dan melestarikan lingkungan agar tidak menjadi rusak, tercemar bahkan menjadi punah, sebab apa yang Allah berikan kepada manusia semata-mata merupakan suatu amanah. Melalui Kitab Suci yang Agung ini Al-Quran membuktikan bahwa Islam adalah

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

48

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

agama yang mengajarkan kepada umatnya untuk bersikap ramah lngkungan. Firman Allah Swt. Di dalam Al-Quran sangat jelas berbicara tentang hal tersebut. Sikap ramah lingkungan yang diajarkan oleh agama Islam kepada manusia dapat dirinci sebagai berikut :

1. Agar Manusia Menjadi Pelaku Aktif Dalam Mengolah Lingkungan Serta Melestarikannya Dalam surat Ar Ruum ayat 9, Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasulrasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri. Pesan yang disampaikan dalam surat Ar Ruum ayat 9 di atas menggambarkan agar manusia tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan yang dikhwatirkan terjadinya kerusakan serta kepunahan sumber daya alam, sehingga tidak memberikan sisa sedikitpun untuk generasi mendatang. Untuk itu Islam mewajibkan agar manusia menjadi pelaku aktif dalam mengolah lingkungan serta melestarikannya. Mengolah serta melestarikan lingkungan tercermin secara sederhana dari tempat tinggal (rumah) seorang muslim. Rasulullah SAW menegaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

49

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

oleh Thabrani : Dari Abu Hurairah : jagalah kebersihan dengan segala usaha yang mampu kamu lakukan. Sesungguhnya Allah menegakkan Islam di atas prinsip kebersihan. Dan tidak akan masuk surga, kecuali orang-orang yang bersih. (HR. Thabrani). Dari Hadits di atas memberikan pengertian bahwa manusia tidak boleh kikir untuk membiayai diri dan lingkungan secara wajar untuk menjaga kebersihan agar kesehatan diri dan keluarga/masyarakat kita terpelihara. Demikian pula, mengusahakan penghijauan di sekitar tempat tinggal dengan menanamkan pepohonan yang bermanfaat untuk kepentingan ekonomi dan kesehatan, disamping juga dapat memelihara peredaran suara yang kita hisap agar selalu bersih, bebas dari pencemaran.Dalam sebuah Hadits disebutkan :Tiga hal yang menjernihkan pandangan, yaitu menyaksikan pandangan pada yang hijau lagi asri, dan pada air yang mengalir serta pada wajah yang rupawan (HR. Ahmad)

2. Agar Manusia Tidak Berbuat Kerusakan Terhadap Lingkungan Di dalam surat Ar Ruum ayat 41 Allah SWT memperingatkan bahwa terjadinya kerusakan di darat dan di laut akibat ulah manusia. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Serta surat Al Qashash ayat 77 menjelaskan sebagai berikut : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

50

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Firman Allah SWT di dalam surat Ar Ruum ayat 41 dan surat Al Qashash ayat 77 menekankan agar manusia berlaku ramah terhadap lingkungan (environmental friendly) dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi ini. Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Anas, dijelaskan bahwa : Rasulullah ketika berwudhu dengan (takaran air sebanyak) satu mud dan mandi (dengan takaran air sebanyak) satu sha sampai lima mud (HR. Muttafaq alaih). Satu mud sama dengan 1 1/3 liter menurut orang Hijaz dan 2 liter menurut orang Irak (lihat Lisanul Arab Jilid 3 hal 400). Padahal hasil penelitian yang dilakukan oleh Syahputra (2003) membuktikan bahwa rata-rata orang berwudhu sebanyak 5 liter. Hal ini membuktikan bahwa manusia sekarang cenderung mengekploitasi sumber daya air secara berlebihan. Dari keterangan di atas, jelaslah aturan-aturan agama Islam yang menganjurkan untuk menjaga alam. Semua larangan tersebut dimaksudkan untuk mencegah agar tidak mencelakakan orang lain, sehingga terhindar dari musibah yang menimpahnya. Islam memberikan panduan yang cukup jelas bahwa sumber daya alam merupakan daya dukung bagi kehidupan manusia, sebab fakta spritual menunjukkan bahwa terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor, serta bencana alam lainnya lebih banyak didominasi oleh aktifitas manusia. Allah Swt.

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

51

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

telah memberikan fasilitas daya dukung lingkungan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, secara fiqhih berpeluang dinyatakan bahwa dalam perspektif hukum Islam status hukum pelestarian lingkungan hukumnya adalah wajib (Abdillah, 2005 : 11-12).

3. Agar Manusia Selalu Membiasakan Diri Bersikap Ramah Terhadap Lingkungan Di dalam Surat Huud ayat 117, Allah SWT berfirman : Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. Fakta spritual yang terjadi selama ini membuktikan bahwa Surat Huud ayat 117 benar-benar terbukti. Perhatikan bencana alam banjir di Jakarta, tanah longsor yang di daerah-daerah di Jawa Tengah, intrusi air laut, tumpukan sampah dimana-mana, polusi udara yang tidak terkendali, serta bencana alam di daerah atau di negara lain membuktikan bahwa Allah akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, melainkan penduduknya terdiri dari orang-orang yang berbuat kebaikan terhadap lingkungan. Dalam suatu kisah diriwayatkan, ada seorang penghuni surga. Ketika ditanyakan kepadanya perbuatan apakah yang dilakukannya ketika di dunia hingga ia menjadi penghuni surga?. Dia menjawab bahwa selagi di dunia, ia pernah menanam sebuah pohon. Dengan sabar dan tulus, pohon itu dipeliharanya hingga tumbuh subur dan besar. Menyadari akan keadaannya yang miskin ia teringat bunyi sebuah hadits Nabi, Tidak seorang muslim yang menanam

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

52

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

tanaman atau menyemaikan tumbuh-tumbuhan, kemudian buah atau hasilnya dimakan manusia atau burung, melainkan yang demikian itu adalah shodaqoh baginya. Didorong keinginan untuk bersedekah, maka ia biarkan orang berteduh di bawahnya, dan diikhlaskannya manusia dan burung memakan buahnya. Sampai ia meninggal pohon itu masih berdiri hingga setiap orang (musafir) yang lewat dapat istirahat berteduh dan memetik buahnya untuk dimakan atau sebagai bekal perjalanan. Burung pun ikut menikmatinya. Riwayat tersebut memberikan nilai yang sangat berharga sebagai bahan kontemplasi, artinya dengan adanya kepedulian terhadap lingkungan memberikan dua pahala sekaligus, yakni pahala surga dunia berupa hidup bahagia dan sejahtera dalam lingkungan yang bersih, indah dan hijau, dan pahala surga akhirat kelak di kemudian hari.Untuk mendapatkan dua pahala tersebut seorang manusia harus peduli terhadap lingkungan, apalagi manusia telah diangkat oleh Allah sebagai khalifah. Hal ini dapat dilihat pada surat Al-Baqarah ayat 30 berikut : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.. Manusia dituntut untuk memelihara, membimbing dan mengarahkan segala sesuatu agar mencapai maksud dan sesuai dengan tujuan penciptaan-Nya. AlQuan tidak mengenal istilah penaklukan alam karena secara tegas Al-Quran menyatakan bahwa yang menaklukan alam untuk manusia adalah Allah. Secara tegas pula seorang muslim diajarkan untuk mengakui bahwa ia tidak mempunyai kekuasaan untuk menundukkan sesuatu kecuali dengan penundukan Allah

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

53

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

(Shihab, 1996 : 492-493). Dari beberapa argumen diatas jelas bahwa memelihara lingkungan adalah kewajiban bagi setiap individu manusia dan hukumnya adalah fardhu Ain. Secara ekologis pelestarian lingkungan merupakan keniscayaan ekologis yang tidak dapat ditawar oleh siapapun dan kapanpun. Oleh karena itu, pelestarian lingkungan tidak boleh tidak dilakukan oleh manusia. Pendekatan ini memberikan keseimbangan pola pikir bahwa lingkungan yang baik berupa sumber daya alam yang melimpah yang diberikan Allah SWT kepada manusia tidak akan lestari dan pulih (recovery) apabila tidak ada campur tangan manusia. Hal ini diingatkan oleh Allah dalam Surat Ar Rad ayat 11 : Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Umat Islam selalu berkeyakinan untuk tidak terperosok pada kesalahan yang kedua kalinya. Kejadian yang sangat dasyat yang kita alami akhir-akhir ini, , haruslah menjadi pelajaran yang sangat berharga. Hal ini ditegaskan dalam firmanNya di dalam surat Al-Hasyr ayat 2 : Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan. Bersikaplah menjadi pelaku aktif dalam mengolah alam serta melestarikannya, tidak berbuat kerusakan terhadap lingkungan, dan selalu membiasakan diri bersikap ramah terhadap lingkungan.

4.5. Solusi Pengelolaan Lingkungan

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

54

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

Proses kerusakan alam berjalan secara progresif dan membuat lingkungan tidak nyaman bagi manusia, bahkan jika terus berjalan akan dapat membuatnya tidak sesuai lagi untuk kehidupan kita. Itu semua karena ulah tangan manusia sendiri, sehingga bencananya juga akan menimpa manusia itu sendiri. Untuk mengatasi masalah tersebut, pendekatan yang dapat kita lakukan diantaranya dengan pengembangan Sumber Daya Manusia yang handal, pembangunan lingkungan berkelanjutan, dan kembali kepada petunjuk Allah Swt. dan Rasul-Nya dalam pengelolaan lingkungan hidup. Adapun syarat SDM handal antara lain SDM sadar akan lingkungan dan berpandangan holistis, sadar hukum, dan mempunyai komitmen terhadap lingkungan. Kita diajarkan untuk hidup serasi dengan alam sekitar kita, dengan sesama manusia dan dengan Allah SWT. Allah berfirman : Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmatan lilalamiin (QS. 21 : 107). Pandangan hidup ini mencerminkan pandangan yang holistis terhadap kehidupan kita, yaitu bahwa manusia adalah bagian dari lingkungan tempat hidupnya. Dalam pandangan ini sistem sosial manusia bersama dengan sistem biogeofisik membentuk satu kesatuan yang disebut ekosistem sosiobiogeofisik, sehingga manusia merupakan bagian dari ekosistem tempat hidupnya dan bukannya hidup diluarnya. Oleh karenanya, keselamatan dan kesejahteraan manusia tergantung dari keutuhan ekosistem tempat hidupnya. Jika terjadi kerusakan pada ekosistemnya, manusia akan menderita. Karena itu walaupun biogeofisik merupakan

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

55

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

sumberdaya bagi manusia, namun pemanfaatannya untuk kebutuhan hidupnya dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kerusakan pada ekosistem. Dengan begitu manusia akan sadar terhadap hukum yang mengatur lingkungan hidup dari Allah Swt. dan komitmen terhadap masalah-masalah lingkungan hidup. Pandangan holistik juga berarti bahwa semua permasalahan kerusakan dan pengelolaan lingkungan hidup harus menjadi tanggung jawab oleh semua pihak (pemerintah, LSM, masyarakat, maupun orang perorang) dan semua wilayah (baik lokal, regional, nasional, maupun internasional). Atau dalam konsep lain, lingkungan hidup harus dikelola secara integral, global dan universal menuju prosperity dan sustainability.

4.6. Hubungannya Dengan Bidang Kajian Ilmu Teknik Sipil Sebelum manusia diciptakan, alam semesta ini ditakdirkan oleh Allah Swt. Dalam kondisi yang seimbang. Semua diciptakan sesuai dengan kodratnya masing-masing. Tetapi setelah manusia datang dan mulai mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi maka manusia mulai berlaku sewenang-wenang terhadap lingkungan. Hal ini jelas disebutkan dalam firman oleh Allah Swt. : Telah tampak kerusakan didarat dan dilaut, karena apa yang dilakukan oleh manusia... Sewaktu manusia datang, membangun kota, membangun gedung, membangun sebuah peradaban, hal tersebut kurang lebih mengganggu keseimbangan alam yang sudah ada. Hal itulah yang seharusnya menjadi tugas

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

56

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

bagi para engineer khususnya dalam bidang teknik sipil untuk mewadahi kebutuhan manusia sambil meminimalisasi isu-isu terhadap lingkungan. (Ridwan Kamil; Tarbawi edisi 269 Th 13)

Hal ini tentu karena ada pengaruh modernisasi yang salah yang dibawa oleh orang barat. Gara-gara fiolosofi modern bahwa manusia adalah pusat segalagalanya, orang barat atau orang modern mengganggap alam adalah pelengkap eksistensi manusia. Sehingga ketika alam dieksploitasi manusia tak merasa bersalah. Hal ini tentu sangat kontradiktif dengan kaum adat yang menganggap bahwa alam adalah bagian yang harus dihormati juga. Ketika kita membangun tanpa mempertimbangkan keterbatasan resource , maka ketika terjadi global warming kita baru mulai mendesain sesuatu yang memperhatikan lingkungan, mindset tersebut tentu bukanlah merupakan cara pandang yang benar. Kita tahu isu lingkungan telah menjadi perhatian serius dalam tahun-tahun terakhir ini.
Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt. 57

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

Dimasa depan teknologi yang akan menjadi trend adalah teknologi yang ramah lingkungan namun juga reliable. (Janwar bin nurdin, Tarbawi edisi 252, Th.13).

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

58

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

BAB V PENUTUP

3.1. Kesimpulan Penjelasan diatas adalah alasan yang mungkin menjawab mengapa Allah menyebutkan secara eksplisit dan berulang-ulang dalam Al-Quran tentang pentingnya alam dan cara-cara Islami dalam mengelola dunia ini. Ini ditunjukkan oleh kualitas lingkungan hidup sebagai salah satu indikator pembangunan dan ajaran Islam sebagai teknologi dalam mengelolanya. Ini jelas merupakan sebuah pesan strategis dari Allah SWT untuk diwujudkan dengan sungguh-sungguh oleh setiap muslim. Dan kita tidak akan pernah bisa mengalahkan alam, kita hanya harus memahaminya. Ilmu bisa menjalankan peran ikhtiarnya, tapi iman harus menjalankan peran penghambaannya. Dengan begitu, ditengah fenomena alam yang terus terjadi kita masih punya rasa tunduk dan patuh kepada Allah.

3.2. Saran Fakta-fakta yang telah diuraikan diatas bukanlah sekedar hanya pemaparan dari sebuah kajian, melainkan seharusnya menjadi sebuah sarana untuk kita umat Islam menjadi lebih yakin akan agama ini dan berusaha agar selalu bisa menjalankan tugas kita sebagai Khalifah dimuka bumi ini dengan baik. Bahwa sesuatu yang dilarang oleh Allah Swt. pasti mempunyai hikmah dan ketika larangan itu kita langgar kita tinggal menunggu waktu saja untuk melihat berbagai
Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt. 59

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

keburukan yang timbul akibat perbuatan tersebut dan itu telah terbukti kita lihat di zaman ini. Seharusnya itu lebih dari cukup untuk membuat umat muslim sadar dan kembali kepada ajaran agama yang fitrah ini. Islam adalah agama yang mengajarkan ballance (keseimbangan) disetiap ajarannya, oleh karena itu manusia sebagai agent of change harus mampu menjaga keseimbangan dalam setiap perilakunya, termasuk perilakunya terhadap lingkungan. Dalam firman-Nya Allah menundukkan alam khusus untuk manusia, hal ini berarti bahwa manusia mempunyai hak untuk memanfaatkan alam, tetapi sekaligus mempunyai kewajiban bisshowab. yaitu tanggung jawab untuk melestarikannya. Wallahualam

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

60

Seminar Pendidikan Agama Islam

Kelompok XII

LAMPIRAN

Merenungi Perubahan Iklim dan Bencana, Sebagai Peringatan Allah Swt.

61

Anda mungkin juga menyukai