Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

EKOLOGI DAN PERAN ETIKA


MENURUT IMAN KRISTEN

NAMA : APNERYANUS LEPING


NIM : 41419310042

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN


PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019

Tugas Pend. Agama Kristen Page 1


ABSTRAK

Sejak dunia diciptakan Allah telah memberi tugas kepada manusia untuk
menjaga alam ciptaan yang lain sebagai bentuk dari tanggung jawab manusia untuk
menjaga dan melestarikan ciptaan Tuhan. Sabda Allah “berkuasalah atas ikan-ikan
di laut dan burung-burung di udara, (Kej 1:26)” sering disalahartikan sebagai
sesuatu yang benar-benar menunjukkan bahwa manusia diberikan hak secara penuh
untuk bertindak semaunya tanpa memandang efek yang akan terjadi.

Banyak kejadian yang kita temukan dalam kehidupan kita setiap hari yang
berkaitan dengan pengrusakan alam. Di mana-mana orang mulai menebang hutan
sembarangan, membakar hutan sembarangan, membuang sampah tidak pada
tempatnya, menggunakan bahan-bahan kimia untuk menghancurkan kesuburan
tanah, membunuh ekosistem yang ada, seperti menembak dan membunuh segala
macam hewan di darat maupun di laut. Semuanya dilakukan atas dasar keinginan
manusia yang tidak bertanggungjawab. Akibat dari kesalahan itu sendiri, akhirnya
terjadi kekeringan dimana-mana, hutan semakin menipis, bahkan hewan-hewan liar
semakin berkurang dan akibat dari penebangan hutan secara liar akhirnya
menyebabkan banjir, tanah longsong, dan juga erosi yang berkepanjangan.

Tugas Pend. Agama Kristen Page 2


DAFTAR ISI

COVER MAKALAH ................................................................................................. 1


ABSTRAK ................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4


A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 4
B. Batasan Masalah ................................................................................................... 6

BAB II ARTI EKOLOGI ............................................................................................ 7

A. Pengertian dan Sejarah Singkat Perkembangan Ekologi .................................... 7


B. Kesadaran Ekologis dan Tantangannya ............................................................... 8
C. Iman Kristen dan Tanggung Jawab terhadap Ekologi.......................................... 9

BAB III PERAN ETIKA LINGKUNGAN ................................................................. 13


A. Pengertian Etika Lingkungan .............................................................................. 13
B. Iman Kristen dan Konsep Etika Lingkungan ...................................................... 15

C. Manusia dan tanggung jawab moralnya untuk menjaga alam dan


lingkungan hidup ................................................................................................ 24

BAB V PENUTUP ................................................................................................... 30

Tugas Pend. Agama Kristen Page 3


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Isue hangat yang berkaitan dengan masalah ekologis dunia sekarang ini ialah
pemanasan global (global warming). Pemanasan global terjadi karena polusi udara
yang disebabkan oleh asap kendaraan dan pembakaran di pabrik-pabrik. Selain itu,
penggundulan hutan yang tak terkendali yang tanpa dibarengi dengan reboisasi telah
turut menyumbang bagi pemanasan bumi ini. Suhu bumi semakin panas.
Kerusakan alam, pemanasan global, dan kerusakan ekologis lainnya tidak cukup
ditanggulangi secara teknologis saja. Tetapi juga harus dilengkapi dengan
pembinaan manusianya. Penanggulangan masalah lingkungan hidup menyangkut
perubahan sikap hidup dan perubahan nilai dalam masyarakat. Menjadi pertanyaan
bagi kita: Bagaimana kita seharusnya memandang alam sekitarnya? Bagaimana kita
seharusnya menempatkan manusia dalam karya penciptaan manusia? Pemahaman
teologis seperti apa yang harus kita kembangkan alam kehidupan keseharian kita?

Komposisi kimiawi dari atmosfer sedang mengalami perubahan sejalan


dengan penambahan gas rumah kaca – terutama karbon dioksida, metan dan asam
nitrat. Kasiat menyaring panas dari gas tersebut tidak berfungsi. Energi dari
matahari memacu cuaca dan iklim bumi serta memanasi permukaan bumi;
sebaliknya bumi mengembalikan energi tersebut ke angkasa. Gas rumah kaca pada
atomsfer (uap air, karbon dioksida dan gas lainnya) menyaring sejumlah energi yang
dipancarkan, menahan panas seperti  rumah kaca. Tanpa efek rumah kaca natural
ini maka suhu akan lebih rendah dari yang ada sekarang dan kehidupan seperti yang
ada sekarang tidak mungkin ada. Jadi gas rumah kaca menyebabkan suhu udara di
permukaan bumi menjadi lebih nyaman sekitar 60°F/15°C.
Tetapi permasalahan akan muncul ketika terjadi konsentrasi gas rumah kaca pada
atmosfer bertambah. Sejak awal revolusi industri, konsentrasi karbon dioksida pada
atmosfer bertambah mendekati 30%, konsetrasi metan  lebih dari dua kali,
konsentrasi asam nitrat bertambah 15%. Penambahan tersebut telah meningkatkan
kemampuan menjaring panas pada atmosfer bumi. Mengapa konsentrasi gas rumah
kaca bertambah? Para ilmuwan umumnya percaya bahwa pembakaran bahan bakar

Tugas Pend. Agama Kristen Page 4


fosil dan kegiatan manusia lainnya merupakan penyebab utama dari bertambahnya
konsentrasi karbon dioksida dan gas rumah kaca.
 Perubahan Iklim merupakan tantangan yang paling serius yang dihadapi
dunia di abad 21.
 Sejumlah bukti baru dan kuat yang muncul dalam setudi mutakhir
memperlihatkan bahwa masalah pemanasan yang terjadi 50 tahun terakhir
disebabkan oleh tindakan manusia.
 Pemanasan global di masa depan lebih besar dari yang diduga sebelumnya.
Sebagian besar setudi tentang perubahan iklim sepakat bahwa sekarang kita
menghadapi bertambahanya suhu global yang tidak dapat dicegah lagi dan bahwa
perubahan iklim mungkin sudah terjadi sekarang. Pada bulan Desember 1977 dan
Desember 2000, Panel Antar Pemerintah Mengenai Perubahan Iklim, badan yang
terdiri dari 2000 ilmuwan, mengajukan sejumlah pandangan mengenai realitas
sekarang ini:
 Bencana-bencana alam yang lebih sering dan dahsyat seperti gempa bumi,
banjir, angin topan, siklon dan kekeringan akan terus terjadi. Bencana badai
besar terjadi empat kali lebih besar sejak tahun 1960.
 Suhu global meningkat sekitar 5 derajat C (10 derajat F) sampai abad berikut,
tetapi di sejumlah tempat dapat lebih tinggi dari itu. Permukaan es di kutub utara
makin tipis.
 Penggundulan hutan, yang melepaskan karbon dari pohon-pohon,  juga
menghilangkan kemampuan untuk menyerap karbon. 20% emisi karbon
disebabkan oleh tindakan manusia dan memacu perubahan ilim.
 Sejak Perang Dunia II jumlah kendaraan motor di dunia bertambah dari 40
juta menjadi 680 juta; kendaraan motor termasuk merupakan produk manusia
yang menyebabkan adanya emisi carbon dioksida pada atmosfer.
 Selama 50 tahun kita telah menggunakan sekurang-kurangnya setengah dari
sumber energi yang tidak dapat dipulihkan dan telah merusak 50% dari hutan
dunia.
Dampak dari pemanasan global ini memang tidak sepele. Mencairnya es di kutub-
kutub bumi, naiknya permukaan laut sehingga banyak pulau-pulau yang terancam
tenggelam, tidak beraturnya lagi siklus musim dibumi, badai dan topan yang
semakin kencang dan besar kekuatannya dibandingkan dengan yang sebelumnya,

Tugas Pend. Agama Kristen Page 5


dan sebagainya merupakan bahaya yang harus dihadapi manusia dan berbagai
macam satwa lainnya di muka bumi ini.

B. Batasan Masalah

Esensi dalam pembuatan makalah ini terbatas pada arti ekologi itu
sendiri dan sejauh mana peran etika lingkungan hidup dalam kaitannya dengan
iman kekristenan.

Oleh karena itu melihat situasi yang saat ini terjadi, saya ingin mengajak
kita untuk mengetahui lebih dalam lagi bagaimana sebagai manusia kita
mempunyai tanggung jawab moral yang tinggi untuk sadar akan kelestarian
alam sehingga ketika kita menjaga alam ini dengan baik, maka kita dengan
sendirinya mempunyai tanggung jawab moral kepada sesama kita manusia dan
juga alam ciptaan yang lain, terlebih khusus kita bertanggungjawab atas Tuhan
yang sudah menciptakan alam semesta dengan baik adanya.

Tugas Pend. Agama Kristen Page 6


BAB II
ARTI EKOLOGI

A. Pengertian dan Sejarah Singkat Perkembangan Ekologi

Ekologi yang pertama kali berasal dari seorang biologi Jerman Ernest Haeckel,
1869. Berasal dari bahasa Yunani “Oikos” (rumah tangga) dan “logos” (ilmu),
secara harfiah ekologi berarti ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup.
Yang merupakan makhluk hidup adalah lingkungan hidupnya.
Miller dalam Darsono (1995:16) ”Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal
balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat
tinggalnya” Odum dalam Darsono (1995: 16) “Ekologi adalah kajian struktur
dan fungsi alam, tentang struktur dan interaksi antara sesama organisme
dengan lingkungannya dan ekologi adalah kajian tentang rumah tangga bumi
termasuk flora, fauna, mikroorganisme dan manusia yang hidup bersama
saling tergantung satu sama lain” Soemarwoto dalam Darsono (1995:16)
“Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya”. Resosoedarmo dkk, (1985:1)[3] “ekologi adalah ilmu
yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya”.

Subagja dkk, (2001:1.3). “Ekologi merupakan bagian ilmu dasar”


Dalam ilmu lingkungan manusia mempunyai hak khusus, semuanya dipandang
dari kepentingan manusia, tetapi manusia juga harus mempunyai tanggung
jawab yang paling besar terhadap lingkungannya dimana tanggung jawab ini
tidak mungkin diserahkan kepada makhluk hidup lain. Manusia memandang
alam dari sudut pandang manusia, yaitu antroposentrik. Manusia menganggap
alam diciptakan untuk kepentingan dirinya. Secara implisit bahwa sudah sejak
lama telah dibutuhkan bangun alam agar tercipta lingkungan yang sesuai
dengan kehidupan manusia. Ilmu dan tekhnologi diciptakan untuk menguasai
alam. Dengan pandangan antroposentrik yang disertai dengan keinginan taraf
hidup yang makin tinggi dan perkembangan ilmu dan teknologi yang amat
pesat, eksploitasi lingkungan semakin meningkat. Kecenderungan peningkatan
itu ditambah pula oleh anggapan adanya sumber daya umum yang dimiliki

Tugas Pend. Agama Kristen Page 7


bersama atau boleh dikatakan tidak ada yang memiliki. Oleh karena itu
perlunya mempelajari ilmu lingkungan hidup agar dapat menempatkan diri
sesuai dengan porsinya di dalam lingkungan yang harus kita jaga.

B. KESADARAN EKOLOGIS DAN TANTANGANNYA

Pengetahuan dan pemahaman yang baru mengenai relasi dan dinamika


persoalan ekologi malahirkan tanggung jawab moral yang baru.  Bagaimana
pun, persoalan ekologi yang mengancam ekosistem  berakar secara kuat dalam
struktur hidup masyarakat, seperti bidang ekonomi dan politik. Parahnya,
semua ini sudah membentuk dan menjadi  habitus. Keberanian untuk
menghadapi persoalan ini menuntut tipe pengetahuan lain  – sebuah
pengetahuan keselamatan. Jika kita menginginkan sebuah perubahan dan mau
membangun komitmen pribadi untuk berkarya dan berjuang untuk perubahan,
kita harus sadar akan penghambat-penghambat utama yang bisa menghalangi
tercapainya perubahan dan pertobatan di bidang ekologi.

1.                  Sistem Politik dan Ekonomi


Saat ini, selain krisis ekologi dan ketegangan-ketegangan politik serta kejahatan
sosial, juga ada ideologi pertumbuhan konstan dari produksi nasional yang
dianut oleh negara-negara insdustri yang begitu rupa, sehingga meski ada
kehendak baik dan pengetahuan yang memadai dari para pemimpin politik,
namun mereka tetap ditawan oleh trend dan mentalitas ini. Di negara-negara
industri besar misalnya, terpilihnya seorang pemimpin dalam pemilihan ulang
(pemilu) sangat tergantung pada angka GNP (Produk nasional bruto), jika
rencana lima tahun untuk pertumbuhan ekonomi tidak terpenuhi maka
dipastikan pemimpin tersebut tidak akan terpilih. Dengan ideologi seperti ini,
negara-negara industri besar berlomba mengeruk kekayaan alam dari negara-
negara berkembang, akibatnya, kesenjangan sosial yang tidak dapat dielakkan,
negara-negara industri berkembang dengan pesat, sementara negara
berkembang tetap berada dalam kemiskinan. Bayangkan saja, 5,6 % penduduk
dunia yang tinggal di Amerika membutuhkan sekitar 40 % sumber daya utama
dunia.

2.         Kebiasaan dan Teladan yang Keliru


            Kini masalah ekologi mendapat perhatian yang lebih luas. Tetapi karena
masalah ini begitu terstruktur, maka perjuangannya tidak hanya berhadapan
dengan kekuatan-kekuatan struktural, tetapi, pertama-tama dengan kebiasaan
dan teladan pribadi yang kita bangun lewat pikiran dan praktik. Kebiasaan-

Tugas Pend. Agama Kristen Page 8


kebiasaan ini bersatu secara integral dengan sistem ekonomi yang berorientasi
profit dan budaya konsumsi, sehingga tidak begitu disadari, namun efeknya
terhadap alam dan lingkungan sangat jelas..
Untuk itu, perjuangan menyelamatkan lingkungan dan alam melawan kekuatan
dan kepentingan pribadi serta kekuatan kelompok yang beroreintasi profit
hanya terjadi jika kita juga berjuang melawan egoisme, melawan
individualisme dan partikularisme kita sendiri. Perjuangan ekologi  ini akan
berhasil, jika kita mulai membangun teladan dan kebiasaan yang dimulai dari
diri sendiri, itu berarti kita harus berani meninggalakan sifat egoitis kita dan
membangun serta mengembangkan kebiasaan dan teladan ekologis.

3.         Kepentigan/Interese Pribadi


            Satu kekuatan besar  yang menjadi penghalang tercapainya solusi yang
tepat berkaitan dengan krisis lingkungan adalah adanya puluhan (bahkan kini
ratusan) kekuatan  ekonomi multinasional. Kekuatan luar biasa yang mereka
miliki membuat mereka dengan mudah mempengaruhi opini masyarakat.
Akuntabiltas dan tranparansi harus dikenakan pada perusahaan-perusahaan
besar ini, misalnya, industri mobil dan industri kimia.

4.         Nasionalisme dan Hegemonisme


            Tantangan lain dari perjuangan ekologi adalah adanya hegemonisme dan
nasionalisme yang keliru hanya mementingkan kepentingan kelompok sendiri
dan mengabaiakn kepentingan ekologi. Menariknya, akhir-akhir ini tekanan
dan perjuangan ekologi menjadi semakin intens karena adanya bentuk baru
dari nasionalisme. Ancaman ekologi menjadi motif bagi banyak orang yang
berkehendak baik akhirnya meninggalkan nasionalisme dan hegemonisme
yang keliru, yang menyebabkan telah menyebabkan kerusakan ekologi,
misalnya perlombaan senjata yang tidak masuk akal yang melibatkan seluruh
spektrum politik dan ekonomi.

C. Iman Kristen dan Tanggung Jawab terhadap Ekologi

Kejadian 1: 1 – 2:3 memperlihatkan bahwa seluruh ciptaan Allah pada


hakikatnya adalah baik. Ini berarti pada setiap ciptaanNya itu terdapat harkat
dan martabat yang ahrus dihargai oleh ciptaan lainnya karena Allah
memberikan dan menyatakannya. Selain itu, pada segenap ciptaanNya Ia
menetapkan struktur keseimbangan dan saling ketergantungan antara satu
ciptaan dengan ciptaan lainnya.

Tugas Pend. Agama Kristen Page 9


Sebagai mahkota ciptaan, manusia diberi mandat oleh Allah untuk
menaklukkan dan menguasai bumi beserta isinya. Penaklukkan dan
penguasaan di sini bukanlah penaklukkan dan penguasan tanpa batas
melainkan di dalamnya terdapat unsur pemeliharaan dan perlindungan
terhadap bumi dan segala isinya. Mengapa? Sebab manusia dijadikan menurut
gambar dan rupa Allah adalah untuk memelihara lingkungan hidupnya di
samping memanfaatkannya dan bukan merusaknya.
Pada kejadian 9: 8 dan 17 diceritakan bahwa Allah mengikat perjanjian tidak
saja kepada Nuh dan keluarganya (manusia) melainkan juga kepada segenap
alam ciptaanNya. Pandangan ini melampaui lukisan bahwa manusia boleh
memperlakukan alam semena-mena, melainkan manusia harus menghargainya
yang mempunyai nilai yang tinggi sebagai ciptaan Allah.
Kejadian 1: 2 tidak memberitakan bahwa Allah menciptakan dari ketiadaan
melainkan Ia mengubah ”Chaos” (ketidakberaturan) menjadi sesuatu yang
berbentuk baik. Sebagai wakil Allah di Bumi, manusia bertanggung jawab
untuk mengontrol aneka kekuatan chaos. Perspektif lingkungan dalam Kitab
Kejadian sering dibaca berat sebelah dengan menekankan penguasaan manusia
atas alam. Padahal, nuansa kekuatan dalam verba “menaklukkan” dan
“menguasai” lebih berarti agar manusia menyelidiki alam, mempelajari hukum-
hukumnya, mengeksplorasinya. Dalam aras pemikiran ini maka manusia dapat
berpartisipasi dalam penciptaan apabila mengubah yang tidak berbentuk
menjadi berbentuk, dari yang kotor menjadi bersih ,dan dari yang layu menjadi
segar dan berbuah.
Perjanjian Baru sendiri mempunyai pandangan yang positif terhadap alam. Di
dalam Injil dan Surat Rasuli ditegaskan bahwa kedatangan Yesus Kristus ke
dunia untuk menebus/ menyelamatkan seluruh dunia (Yohanes 3:16), dan
bahwa pendamaian yang dilakukan Yesus Kristus di salib adalah untuk seluruh
dunia/ciptaan (II Korintus 5:19; Kolose 1:20). Ini berarti tindakan
penyelamatan Alah tidak saja ditujukan kepada manusia melainkan juga
kepada ciptaan Allah lainnya. Oleh sebab itu, manusia hendaknya mempunyai
relasi yang baik dengan alam ciptaan Tuhan.
Tahun 1990, berlangsung Konferensi Internasional tentang “Justice, Peace and
Integrity of Creation” di Seoul. Proses konsiliar diperluas ke arah kepentingan
seluruh ciptaan yang terkait dengan  tata ekonomi yang adil, keamanan, dan

Tugas Pend. Agama Kristen Page 10


kultur yang sesuai dengan integritas ciptaan serta menentang rasisme dan
diskriminasi. Dokumen Seoul bertajuk: “Mengambil bagian dalam solidaritas
perjanjian untuk Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan” dengan
mengambil dasar teologis pada Perjanjian Ekumenis dan Ekologis dari
Perjanjian Nuh dengan simbol Pelangi (Kejadian 9:12-13). Disebutkan bahwa
manusia mempunyai tanggung jawab etis untuk setia pada perjanjian itu
karena hanya kalau umat manusia memelihara perjanjian itu maka kehidupan
akan terus berlangsung dengan baik dan manusia akan menikmati
kelimpahannya.
Tahun 1991, Sidang Raya Dewan Gereja-gereja se Dunia di Canberra, yang
mengambil tema: “Come, Holy Spirit Renew the Whole Creation”, menjadi
puncak dari pergumulan dan perjuangan gereja-gereja di dunia mengenai
upaya menyelamatkan lingkungan dan planet bumi. Dalam Sidang raya ini
dirumuskan secara tegas pemikiran teologi mengenai hubungan manusia
dengan lingkungan, dalam mengahadapi krisis lingkungan global, yang garis
besarnya dapat dikemukakan sebagai berikut:
 Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Allah telah mencipta alam raya ini
baik adanya (Kejadian 1:31, band. I Timotius 4:4). Itu sebabnya seluruh ciptaan
Allah dalam segala keindahan dan keagungannya memancarkan kebesaran dan
kemuliaan Sang Pencipta (Mazmur 19). Karena Allah adalah Pencipta maka
Allah adalah pemilik yang berdaulat atas seluruh ciptaan-Nya.. (Mazmur 24).
 ó  Di dalam dan melalui Yesus Kristus segala sesuatu telah diciptakan
(Yohanes 1; Kolose 1:16) dan segala sesuatu diperdamaikan dengan Allah (II
Korintus 5:19; Kolose 1:20); serta seluruh ciptaan Allah mencapai
kepenuhannya (Kolose 1:19). Segala sesuatu, manusia dan ciptaan lain  akan
dipersatukan di dalam Kristus (Efesus 1:10) dan akan diperbarui dalam langit
dan bumi yang baru (Wahyu 21:5) Jadi karya penebusan Yesus Kristus telah
membarui bukan hanya kehidupan manusia tetapi kehidupan seluruh dunia
(kosmos).
 Kehadiran ilahi dari Roh Kudus dalam ciptaan mengikat manusia dengan
seluruh ciptaan lainnya. Roh Kudus terus menerus memelihara dan membarui
ciptaan/bumi (Mazmur 104:30).
 Manusia diciptakan sebagai bagian dari seluruh ciptaan sekaligus sebagai
penatalayan ciptaan Allah yang lain (Kejadian 1:26-27; 2:7); ditugaskan untuk

Tugas Pend. Agama Kristen Page 11


memakai dan memelihara bumi/ciptaan lain (Kejadian 2:15), tidak semata-
mata untuk menguasai dan menaklukkannya. Aspek khusus dari penciptaan
manusia sebagai Gambar Allah dinampakkan dalam tugas memelihara dan
menjaga ciptaan seperti Allah memelihara ciptaan-Nya.
 Dosa manusia telah merusakkan hubungan Allah dengan manusia, termasuk
semua ciptaan lain (Kejadian 3) maka seluruh makhluk menantikan saat
pembebasan dari kebinasaan (Roma 8: 19-22).
 Gereja selaku persekutuan orang-orang yang telah ditebus yang sekaligus
menjadi tanda  ciptaan baru dalam Kristus (II Korintus 5:7), dipanggil oleh
Allah untuk berperan dalam pembaruan ciptaan. Dengan dikuatkan oleh Roh
Kudus, orang-orang Kristen dipanggil untuk bertobat dari penyalahgunaan dan
perlakuan kejam terhadap alam. Gereja perlu merefleksikan apresiasi baru
tentang ciptaan sebagai  dasar dan dorongan bertanggung jawab terhadap
seluruh ciptaan.
 Dalam masa sekarang kita menghadapi dua masalah utama secara global yang
saling terkait yaitu krisis ketidak adilan sosial dan krisis ekologi dan lingkungan
hidup. Untuk mewujudkan keadilan kita dituntut memberikan perhatian pada
semua ciptaan: tanah, air, semua orang, tumbuhan, dan semua bentuk
kehidupan lainnya.
Pernyataan sidang Dewan Gereja seDunia ini mengintegrasikan kesaling-
bergantungan kebutuhan-kebutuhan ekologis, sosial, ekonomi, politik dan
spiritual. Keadilan sosial untuk semua umat manusia dan keadilan ekologis
kepada seluruh ciptaan harus berjalan bersama. Jadi, berbicara tentang
kelestarian ekologi pasti berkaitan dengan masalah keadilan, ekonomi, politik,
dan spiritualitas kita kepada Tuhan. Dalam Sidang Raya WCC 1998 di Harare,
dirumuskan sebagai “keadilan kepada seluruh ciptaan Allah”

Tugas Pend. Agama Kristen Page 12


BAB III

PERAN ETIKA MENURUT IMAN KRISTEN

A. PENGERTIAN ETIKA

Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah


sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. St. John of
Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis
(practical philosophy). Sebagai suatu cabang ilmu, etika memerlukan objek sebagai
kajian atau penelitiannya, objek dari etika ialah tingkah laku manusia.

Etika memilik tiga bagian yaitu: meta-etika (studi konsep etika), etika
normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-
nilai etika). Etika juga memiliki sifat:

1.      Etika filosofis

Etika filosofis secara harfiah (fay overlay) dapat dikatakan sebagai etika yang
berasal dari kegiatan berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Karena
itu, etika sebenarnya adalah bagian dari filsafat; etika lahir dari filsafat. Berikut akan
dijelaskan dua sifat etika:

a.       Non-empiris: Filsafat digolongkan sebagai ilmu non-empiris. Ilmu empiris


adalah ilmu yang didasarkan pada fakta atau yang kongkret. Etika tidak hanya
berhenti pada apa yang kongkret yang secara faktual dilakukan, tetapi bertanya
tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

b.      Praktis Cabang-cabang filsafat berbicara mengenai sesuatu “yang ada”.


Misalnya filsafat hukum mempelajari apa itu hukum. Akan tetapi etika tidak terbatas
pada itu, melainkan bertanya tentang “apa yang harus dilakukan”. Dengan demikian
etika sebagai cabang filsafat bersifat praktis karena langsung berhubungan dengan

Tugas Pend. Agama Kristen Page 13


apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia. Tetapi ingat bahwa etika bukan
praktis dalam arti menyajikan resep-resep siap pakai. Etika tidak bersifat teknis
melainkan reflektif. Maksudnya etika hanya menganalisis tema-tema pokok seperti
hati nurani, kebebasan, hak dan kewajiban, dsb, sambil melihat teori-teori etika
masa lalu untuk menyelidiki kekuatan dan kelemahannya.

2.      Etika teologis.

Ada dua hal yang berkaitan dengan etika teologis, pertama, etika teologis bukan
hanya milik agama tertentu, melainkan setiap agama dapat memiliki etika
teologisnya masing-masing. Kedua, etika teologis merupakan bagian dari etika
secara umum, karena itu banyak unsur-unsur di dalamnya yang terdapat dalam etika
secara umum, dan dapat dimengerti setelah memahami etika secara umum.

Secara umum, etika teologis dapat didefinisikan sebagai etika yang bertitik
tolak dari presuposisi-presuposisi teologis. Di dalam etika Kristen, misalnya, etika
teologis adalah etika yang bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi tentang Allah
atau Yang Ilahi, serta memandang kesusilaan bersumber dari dalam kepercayaan
terhadap Allah atau Yang Ilahi. Karena itu, etika teologis disebut juga oleh Jongeneel
sebagai etika transenden dan etika teosentris. Etika teologis Kristen memiliki objek
yang sama dengan etika secara umum, yaitu tingkah laku manusia. Akan tetapi,
tujuan yang hendak dicapainya sedikit berbeda, yaitu mencari apa yang seharusnya
dilakukan manusia, dalam hal baik atau buruk, sesuai dengan kehendak Allah. Setiap
agama dapat memiliki etika teologisnya yang unik berdasarkan apa yang diyakini
dan menjadi sistem nilai-nilai yang dianutnya. Dalam hal ini, antara agama yang
satu dengan yang lain dapat memiliki perbedaan di dalam merumuskan etika
teologisnya.

Sedang Etika Kristen adalah suatu cabang ilmu teologi yang memajukan
masalah tentang apa yang baik dari sudut pandang kekristenan. Hal inilah yang
membedakan antara etika Kristen dengan etika pada umumnya, dimana sudut

Tugas Pend. Agama Kristen Page 14


pandang kekristenan terletak pada kebenaran Alkitab (Teosentris) dengan
mengutamakan aspek dari kasih.

Imanuel Kant mengatakan karena hanya manusia yang merupakan mahkluk


rasional, manusia  diperbolehkan secara moral menggunakan makhluk nonrasional
lainnya untuk mencapai tujuan hidup manusia yaitu mencapai suatu tatanan dunia
yang rasional.

B. Iman Kristen dan Konsep Etika Lingkungan

Penciptaan lingkungan hidup dalam sebuah agama besar seperti Kristen


mempunyai martabat besar. Kedua perjanjian dalam Kristen mendukung
pendapat bahwa alam semesta secar fisik ini baik dan bahwa alam semesta ini
merefleksikan penciptaannya. Sabda Tuhan dalam injil menegaskan:

“Kemuliaan Tuhan dalam pekerjaan tangan-Nya dan dalam Taurat-Nya.


Langit menceritakan Kemuliaan Allah, dan Cakrawala memberitakan
pekerjaan tangan-Nya” (Mazmur 19:I-2)”.

Ada beberapa unsur dari pandangan Kristen mengenai lingkungan hidup dan
tanggung jawab manusia didalamnya.
Ekologi atau ilmu tentang lingkungan hidup Kristen berasal dari teologi Kristen
yang teistis. Hal ini pandangan Kristen mengenai lingkungan timbul dari
doktrin tentang penciptaan. Ajaran dalam agama Kristen timbul dua aspek
penting mengenai lingkungan dalam Kristen yaitu kepemilikan Allah dan
kepelayanan manusia. Dapat dipahami di sini bahwa Allah sebagai sang
pencipta menempatkan manusia sebagai ciptaan Tuhan yang hidup bersama
makhluk ciptaannya yang lain (lingkungan sekeliling manusia). Kristen dalam
berbicara masalah kosmos dan lingkungan hidup dalam cahaya kitab suci
disandarkan pada sabda Tuhan. Bisa diselami dari beberapa firman Tuhan
dalam perjanjian lama dan perjanjian baru tentang lingkungan hidup di sini.

a. Perjanjian Lama.

Tugas Pend. Agama Kristen Page 15


Penjelasan dalam perjanjian lama tentang lingkungan hidup merupakan
sesuatu keadaan keindahan, yang tidak sanggup diungkapkan secara penuh
oleh gaya sastra-mazmur-mazmur dan kebijakan. Tuhan telah berfirman
seperti yang tertera dalam kejadian 2:19-20 yang berbunyi:
“Lalu Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala
burung di udara. Di bawanyalah semuanya kepada manusia untuk melihat,
bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang di berikan manusia itu
kepada tiaptiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.”
Manusia mempunyai hubungan yang tidak terpisahkan dengan alam semesta.
Manusia berhubungan dengan hewan. Seperti yang dikisahkan dalam kitab
kejadian tersebut, Tuhan telah meciptakan suatu lingkungan hidup yang tediri
dari manusia dan segala disekelilingnya baik selain manusia dengan manusia
untuk membentuk suatu komunitas makhluk ciptaannya, dan di dalam
komunitas ini manusia bertanggung jawab.

b. Perjanjian Baru
Pengertian kosmos atau lingkungan hidup dalam perjanjian baru adalah
himpunan keadaan dan kemungkinan dalam hidup. pengertian ini bersifat
kristologis, di mana lingkungan alam atau kosmos dihubungkan dengan
ruangan dan kata ini juga melukiskan kemanusiaan, ruangan atau kosmos di
sini adalah diciptakan oleh Tuhan dan manusia melakukan sesuatu secara
betanggung jawab. Seperti yang diterangkan dalam surat-surat paulus, yang di
maksud dengan kosmos adalah segala sesuatu yang bukan Tuhan, yakni
lingkungan alam semesta. Lingkungan di sini bersinggungan dengan semua
benda dan mencakup kemanusiaan yang dilukiskan sebagai alam semesta.
Yang di maksud dengan kosmos adalah ruang yang meliputi semua yang berada
di luar Tuhan. Hal pemikiran ini Paulus tidak mempunyai keteraturan karena
dunia telah kehilangan keseimbangan dan keserasian seperti yang tertera
dalam kitab suci injil yang berbunyi:

“Dimanakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli taurat? Di manakah


ahli pembantah dari dunia ini? bukankah Allah telah membuat hikmah dunia
ini menjadi kebodohan? Oleh karena dunia, dalam hikmah Allah , tidak

Tugas Pend. Agama Kristen Page 16


mengenal Allah oleh hikmahnya, maka Allah berkenan menyelamatkan
mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil”. (I Kor. 1:20- 21).

B. Hubungan Manusia Dengan Lingkungan Hidup Dalam Kristen Masalah


ekologi atau lingkungan hidup umumnya terkait dengan saling ketergantungan
antara manusia dengan lingkungan hidup. Hubungan ketergantungan ini
dibutuhkan kesadaran yang hakiki dalam menghadapi keadaan hidup dan
lingkungannya. Manusia saat ini sebenarnya menyadarai dampak dari bahaya
penggarapan alam semesta yang saat ini timbul kerenggangan antara hubungan
manusia dengan lingkungan hidup. penggarapan ini seiring dengan teori-teori
dan teologi yang dominan pada abad 19- an dan 20-an. Penguasa ekonomi dan
politik telah memanfaatkan manusia, manusia yang di anggap lemah dan tidak
berdaya untuk menggarap dan memporak -porandakan alam dan lingkungan
hidup untuk dimanfaatkan kepentingan pribadi. Hal ini terdapat kesalahan
sikap dasar manusia terhadap lingkungan hidup. Terhadap segala makhluk
ciptaannya, seharusnya manusia bersikap menghargai dan memperlakukannya
sesuai dengan nilai yang tekandung di dalam makhluk ciptaannya. Mengingat
manusia adalah berkodrat sosial, maka kebanyakan tindakan manusiawi
mencakup kerja sama dan hubungan manusia dengan segala ciptaan Tuhan.
Banyak manusia yang tak beriman kepada Tuhan berpendapat bahwa manusia
adalah satu-satunya sumber makna dan nilai dalam alam semesta. Ciptaan
selain manusia di pandang sebagai makhluk hidup yang tidak berdaya pikir dan
tidak bernilai dalam dirinya. Pandangan non religius ini memperlakukan alam
semesta tanpa belas kasihan, yaitu tanpa batas dan penghargaan kepada benda-
benda non manusiawi. Perkembangan tersebut adalah penggarapan alam
semesta tanpa batas, cenderung menghabis-habiskan alam demi kepentingan
kelompok manusia tertentu. Keterbatasan sumber kekayaan alam tidak
diperhitungkan dan tidak dipertimbangkan lagi. Sikap dan perlakuan mereka
terhadap alam dan lingkungan hidup tidak dikaitkan dengan sang pencipta.
Akibatnya, yang kaya semakin kaya sedangkan yang miskin semakin miskin
akibat segala bentuk fasilitas yang diperoleh dari pihak penguasa tertentu.
Sungguhpun demikian, masih ada pihak yang mengakui kekuatan dan nilai
yang tinggal dalam makhluk selain manusia. Makna dan keindahan dan ciptaan
menimbulkan sikap kagum dan terpesona. Walaupun belum seutuhnya

Tugas Pend. Agama Kristen Page 17


masyarakat ini mengakui adanya sikap hormat yang bersifat religius kepada
alam dan hubungan kepada ciptaan lain non manusia.
Kekayaan alam tidak hanya dimanfaatkan sebagai obyek penyelidikan dan
jumlah keuntungan golongan tertentu, namun digunakan untuk keperluan dan
kepentingan masyarakat kecil dan miskin. Dewasa ini terdapat banyak kasus
dimasyarakat yang sulit mendapatkan penghasilan, makanan, dan minuman
secukupnya. Berkenaan dengan alam, manusia biasanya mencari keuntungan,
pemenuhan kebutuhan manusia hanya perlu diingat bahwa keberhasilan dalam
dunia pertanian atau pertambangan selalu tergantung pada unsur-unsur lain
diluar diri manusia yaitu takdir Tuhan. Perkembangan hubungan manusia
dalam hubungannya dengan alam atau lingkungan dapat diidentifikasikan
melalui tiga kategori yang menonjol. Pertama, memandang alam sebagai ruang
kuasa-kuasa yang menakutkan. Gunung-gunung, pohon-pohon besar, sungai-
sungai dan lain-lainnya, di pandang sebagai tempat hunian dewa-dewa atau
ilah-ilah, yang sewaktu-waktu dapat mendatangkan bencana yang
menghancurkan bagi manusia. Kategori ini, manusia patuh dan tunduk
terhadap alam dan berusaha membujuk alam supaya bersahabat. Bujukan-
bujukan ini bisa berupa sikap hormat dan tidak mengganggu, bisa juga dengan
upacara adat atau keagamaan yang bertujuan menjaga kekeramatan alam
tersebut. Manusia pada tahap ini berharap sang penghuni alam tidak
mengganggu manusia juga tidak mendatangkan petaka bahkan menjadi
pelindung manusia. Hasil dari sikap ini adalah alam tidak rusak dan tetap
lestari, tetapi di sisi lain, potensi alam yang besar tidak tergali secara optimal.
Kedua, alam atau lingkungan merupakan suatu objek yang dapat diselidiki dan
dimanfaatkan oleh manusia. Inilah pandangan yang secara umum
dikembangkan oleh masyarakat modern. Tahap ini manusia tidak takut lagi
dengan alam. Alam ditaklukkan dan dikuras untuk kepentigan individu
manusia. Hasil dari sikap ini jelas kehancuran lingkungan alam dan penyakit
inilah yang sedang menjangkit lingkungan hidup saat ini. lingkungan hidup
sekarat, hutan di babat habis, air tanah di sedot habis-habisan, binatang-
binatang diburu secara tak terkendali, air dan udara terpolusi, akibatnya
keserasian lingkungan hidup terganggu. Ketiga, alam dan manusia di pandang
sebagai dua objek yang saling mempengaruhi. Pandangan seperti ini, manusia
mengelola alam itu secara hati-hati sehingga pada satu pihak alam

Tugas Pend. Agama Kristen Page 18


mendatangkan manfaat bagi manusia dan dipihak lain manusia menjaga
kelestarian lingkunga hidup. Manusia yang menjalani hubungannya dengan
alam dan lingkungan hidup dengan cara pandang yang ketiga, cenderung
menyadari dengan sungguh-sunguh bahwa cara manusia memperlakukan alam
akan menentukan apa keuntungan yang akan diberikan oleh alam. Alam dan
lingkungan hidup apabila disumberdayakan untuk di kuras untuk kepentingan
individu yang membabi buta, maka suatu ketika akan mendatangkan petaka
bagi kelangsungan hidup (ekosistem) lingkungan hidup. Tindakan manusia
mengelola alam sekaligus memelihara alam akan menjadikan sumber
penghidupan terus menerus dan tak ada habisnya untuk manusia. Firman
Tuhan dalam Kejadian 2:15 yang berbunyi:

“Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkanya dalam taman


Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”.

Mengusahakan di sini berarti memanfaatkan alam untuk kebutuhan dan


kesejahteraan manusia. Memelihara berarti menjaga alam agar tak hancur ,
serta tetap lestari. Ketiga kategori di atas dalam ajaran kekristenan lebih
condong, kategori ketigalah yang sesuai dengan firman Tuhan. Misi sosial
gereja adalah mengusahakan dan memelihara lingkungan dan alam semesta ini
sesuai dengan perintah Allah.

C. Pemeliharaan Dan Pemanfaatan Lingkungan Hidup Dalam Kristen


Kehidupan manusia adalah merupakan pusat keprihatinan dan perhatian
setiap agama termasuk dalam agama Kristen. Keseluruhan ajaran agama
Kristen pada intinya bertujuan mengarahkan manusia untuk memelihara,
mengembangkan, dan
meningkatkan mutu kehidupan. Allah yang di kenal kebanyakan orang Kristen
dalam Alkitab adalah Allah yang menjadi sumber terang dan pengetahuan. Roh
Allah yang menyelidiki perkara Allah yang dalam-dalam menerangi juga roh
manusia dan segala yang dijadikan oleh Allah, kitab suci menerangkan:

“Karena itu seperti ada tertulis: Demikianlah pula, ketika aku datang
kepadamu, saudara-saudara, Aku tidak datang dengan kata-kata yang indah

Tugas Pend. Agama Kristen Page 19


atau dengan hikmah untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu”. (I
Kor 2:1) .
Manusia dijadikan menurut gambar Allah. Tuhan tak menghendaki manusia
hidup dalam kegelapan dan ketidaktahuan. Tuhan menghendaki supaya
manusia mengenalnya dan Tuhan menghendaki supaya manusia menyelidiki
segala yang dijadikan oleh Tuhan dan dengan demikian memperoleh
pengetahuan dan pengertian atas jalan dan karya Tuhan. Tugas manusia dalam
hal pemeliharaan dan pemanfaatan lingkungan hidup di sini sangat diperlukan
pola pikir manusia. Allah memberikan tugas kepada manusia supaya
menyelidiki segala sesuatu dan berusaha mendapatkan pengetahuan agar bisa
mengungkap misteri yang terkandung dalan alam untuk kesejahteraan
manusia. Ringkasan yang tercantum dalam Matius 22:37 tertulis :

“Hendaklah engkau mengasihi Allah Tuhanmu dengan sebulat-bulat hatimu


dan dengan segenap jiwamu dan sepenuh akal budimu” .

Penekanan ini supaya manusia menggunaan akal budinya dengan penyerahan


dan ketekunan sepenuhnya. Tuhan melalui perintahnya, memberikan tugas
kepada manusia supaya memeriksa dan menyelidiki segala sesuatu yang terjadi
di bawah langit. Perkembangan ilmu dan teknologi manusia semakin
termotivasi dan berkembang dengan pesat. Manusia semakin berfikir tentang
bagaimana meningkatkan kesejahteraan hidup, maka dengan ini manusia
berusaha memanfaatkan alam sekelilingnya yaitu lingkungan hidup. Hingga
kini masih hidup dan berkembang pikiran dan kecenderungan manusia untuk
mengobjekkan alam. Manusia ditempatkan terlepas dari alam dan manusia
menjadi pengamat dan penggarap alam semesta. Manusia memusatkan
perhatian pada masalah bagaimana benda-benda yang ada dalam alam
berfungsi. Manusia modern umumnya kurang melihat makhluk ciptaan sebagai
mana adanya. Makhluk ciptaan tidak dipandang sebagai kesatuan organisme.
Gejala ini menimbulkan rentetan keadaan reformatif dan revolusioner dalam
hidup manusia. Banyak pihak memandang bahwa sikap demikian telah
menjadi sumber krisis ekologi sekarang ini. Manusia menjadi pemakai dan
pemanfaat alam lingkungan hidup ini. Pandangan ini sangat berhubungan erat
dengan sikap dasar manusia menghadapi makhluk ciptaan dan kekayaan alam.

Tugas Pend. Agama Kristen Page 20


Menanggulangi dampak yang akan menjerumuskan manusia dan lingkungan
hidup maka perlu peninjauan kembali pada AlKitab tentang bagaimana
pemanfaatan dan pemeliharaan yang sesuai dengan Kristen. Firman Tuhan
dalam Kejadian 2 :15.
Ini hendaknya menjadi rujukan yang serius bagi umat manusia untuk dapat
memanfaatkan dan memelihara lingkungan hidup. Bagaimanakah dalam
merealisasikan seruan firman Tuhan tersebut dalam mengusahakan dan
memelihara alam semesta tersebut, serta tanggung jawab manusia sebagai
penjaga alam semesta ini? Firman Tuhan dalam Kejadian 10-15 menyebutkan
dua standar untuk menilai tindakan yang dapat dikategorikan sebagai
pelaksana misi sosial gereja upaya dan memelihara lingkungan hidup. Pertma,
mewujudkan misi sosial gereja dalam mengusahakan dan memelihara
lingkungan secara baik dan benar bila kita telah
berusaha menjaga agar dunia tetap menarik. Firman Tuhan dalam ayat 9
menyaksikan bahwa Allah telah mengisi dunia ini dengan segala sesuatu yang
menarik.

“Lalu Tuhan Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi,


yang menarik dan baik untuk di makan buahnya.”

Menarik disini adalah yang indah, yang memukau, yang menimbulkan rasa
betah. Ini bisa kita mulai dengan melakukan yang sederhana dilingkungan
rumah kita ini. halaman rumah jangan ditutup dengan semen semua,
melainkan tanamilah dengan tanaman yang mendatangkan keindahan dan rasa
nyaman. Membersihkan saluran air, dan lain sebagainya. Kedua, dalam
mewujudkan misi sosial gereja dalam
mengusahakan dan memelihara lingkungan hidup secara baik dan benar bila
setiap tindakan kita memungkinkan tetap terpeliharanya kehidupan yang
berkesinambungan (Kejadian 2:10-14). Ayat ini manusia mendapat informasi
bahwa Allah mengalirkan suatu sungai yang terbagi menjadi empat cabang
untuk membasahi taman eden. Sungai disini adalah simbol kehidupan. Aliran
sungai memungkinkan tumbuhan dan makhluk hidup tetap hidup. panggilan
terhadap

Tugas Pend. Agama Kristen Page 21


manusia ini memainkan peran yang sama, yaitu melakukan sesuatu yang
memungkinkan tetap terpeliharanya kemungkinan untuk hidup tersebut.

Kepengurusan yang baik tentang pemanfaatan dan pemeliharaan yang baik


telah ditegaskan oleh Allah tentang pemberian kepercayaan kepada manusia
untuk memelihara bumi dan sumber-sumber alam yang terkandung
didalamnya dan juga
manusia harus bertindak dengan penuh tanggung jawab terhadap sumber-
sumber tersebut. Kitab suci mengatakan:

“yang akhirnya di tuntut dari pelayanan-pelayanan yang demikian adalah,


bahwa mereka ternyata dapat di percaya” (I Kor 4:2).

Bukan kepengurusan yang baik jika manusia menghabiskan dengan sia-sia


sumber-sumber alam kita yang bernilai. Bumi adalah taman Allah dan manusia
adalah penjaganya. Tuhan berfirman kepada Ayub yang berbunyi:

“Siapakah yang menghadapi aku, yang aku biarkan tetap selamat? Apa yang
ada di seluruh kolong langit, adalah kepunyaanku” (Ayub 41:2).

Penekanan ini mengharuskan manusia untuk tidak mengubah taman Allah


menjadi padang gurun, demikian alam sekeliling manusia. Pemeliharaan
lingkungan tetap akan dilakukan umat manusia secara bertanggung jawab di
mana saja dan disekelilingnya dan mengasihi sesama dalam lingkungan sosial
dan lingkungannya. Memanfaatkan hasil alam yang terkandung didalamnya
dengan secukupnya, tidak boros artinya tidak menghambur-hamburkannya
serta tidak mengeksplooiitasi isi alam untuk kekayaan individu. Terciptalah
keseimbangan alam, alam tetap lestari dan manusia tetap sejahtera dengan
mengamalkan dan taat dengan hukum-hukum Tuhan. Jadi, masalah
lingkungan hidup bagaimana pun juga tidak mungkin dikupas tanpa hubungan
dengan manusia sebagai salah satu anasir hakiki dalam seluruh organisme
jagad raya. Tuhan telah membekali manusia dengan kemampuan untuk hidup
dan bekerja sama dengan-Nya dan segala makhluk ciptaan guna memajukan
dan membangun yang tenngah ditempati. Pembangunan dan perkembangan

Tugas Pend. Agama Kristen Page 22


dunia akan terwujud jika manusia keluar dari diri dan menyadari diri sebagai
makhluk ciptaan yang paling bertanggung jawab atas lingkungan hidup.
Manusia dipercayai untuk mengelola kekayaan alam secara bijaksana dan
bertanggung jawab. Kebebasan dan kemerdekaan dianugrahkan Tuhan kepada
setiap manusia. Kebebasan inilah manusia seharusnya mengembangkan sikap
dan tindakan yang sesuai dengan kehendak Tuhan dan bisa
dipertanggungjawabkan. Tindakan mewujudkan otentisitas diri dalam tugas-
tugas yang dikerjakan, manusia sungguh-sungguh perlu menyadari sebagai
makhluk sosial yang dan tindakannya terkait dengan anasir-anasir lain dalam
jagad raya. Tidak bisa di sangkal bahwa tindakan manusia senantiasa
berdampak bagi hidup dan keadaan orang lain disekitarnya.
Contoh, sebelum menebang pohon dalam kebun, seseorang tersebut haruslah
mempertimbangkan waktu yang diperlukan untuk menanam pohon itu dan
dampak sampingan dari penebangan pohon tersebut. Tanpa pertimbangan itu,
maka tidak sedikit kerugian yang harus ditanggung oleh pemilik kebun itu
sendiri. Contoh lain, sebelum seseorang memburu jenis burung tertentu dalam
taman haruslah memperhatikan jenis-jenis burung, kekayaan khasanah burung
dan dampak samping tindakannya.
Manusia harus mengembangkan sikap penghargaan dan tanggung jawab penuh
atas tindakkannya sehubungan dengan keadaan lingkungan hidup. Hal ini bisa
terwujud kalau manusia terus menerus memperbaharui diri sebagai makhluk
sosial yang hidup di tengah-tengah makhluk ciptaan lain dan manusialah yang
paling bertanggung jawab atas peristiwa apapun yang terjadi di tengah
lingkungan hidup ini. Manusia baru disini adalah manusia yang dilahirkan
kembali dalam semangat ekologis, yang mampu menyadari, mengontrol dan
membatasi diri dalam tindakan menyangkut lingkungan hidup. Manusia baru
ini mengakui adanya nilai intrinsik dalam makhluk ciptaan Tuhan, bersikap
rendah hati dan berusaha terus mengembangkan sikap solider dengan segala
makhluk ciptaan Tuhan. Sebenarnya manusia adalah yang akan menjadi
pradigma baru dalam rangka melindungi dan menyelamatkan keadaan alam
semesta dan lingkungan hidup. Paradigma ini bukan lagi rumusan-rumusan,
norma-norma atau teori-teori yang berstruktur abstrak, melainkan hidup dan
tindakan nyata manusia. Tindakan ini sungguh diperlukan kerjasama antara
pribadi manusia dalam mengelola lingkungan hidup. Sebagai orang beriman,

Tugas Pend. Agama Kristen Page 23


iman akan penciptaan oleh Tuhan akan mewarnai pandangan dan sikap
seseorang terhadap seluruh ciptaan Tuhan. Sementara itu, bagi mereka yang
belum meyakini hal ini dapat berpegang pada prinsip tenggang rasa dengan
segala makhluk hidup dan non hidup lainnya, sebab semuanya adalah
penghuni dunia ini.

C. Manusia dan tanggung jawab moralnya untuk menjaga alam dan


lingkungan hidup.

Pada prinsipnya setiap kita sudah diberikan apa yang kita inginkan.
Segala sesuatu sudah ada dan kita hanya bisa untuk menggunakannya. Tuhan
telah memberikan itu semua kepada kita supaya kita bisa menggunakan dengan
penuh tanggung jawab dan kewajiban kita adalah menjaganya. Dalam
hubungannya dengan ekologis, saya berpikir bahwa alam ini sudah diberikan
kepada manusia secara cuma-cuma, semuanya seolah-olah menjadi milik kita
manusia. Oleh karena itu sudah selayaknya kita menjaga dan melestarikannya
sebagai wujud dari tanggung jawab kita atas alam ciptaan. Tanggung jawab
manusia terhadap alam dapat dikatakan juga sebagai bentuk wujud solidaritas
manusia terhadap kosmis, manusia di dorong untuk mengambil sebuah
kebijakan yang pro terhadap alam, pro terhadap lingkungan, dengan demikian
manusia menentang setiap tindakan yang menyakiti binatang tertentu atau
memusnahkan species tertentu.[5]
Bertolak dari pernyataan tersebut saya akhirnya merefleksikan bahwa
karena kita dan seluruh alam ciptaan adalah hasil karya Allah, hendaknya kita
juga menjadi seperti Allah yang adalah kasih itu. Allah telah menciptakan
seluruh alam semesta dan akhirnya dia menciptakan kita menurut gambar dan
rupaNya sendiri (bdk Kej 1: 26-27). kiranya ini yang harus kita pegang jika kita
benar-benar ingin melihat alam itu sebagai sesama yang diciptakan sama oleh
Allah, dan kelebihan manusia adalah dia diciptakan seturut gambar dan rupah
Allah.

1. Manusia sebagai gambar Allah

“Berfirmanlah Allah: baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan


rupa kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung
di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala bilatang
melata yang merayap di bumi, maka Allah menciptakan manusia itu

Tugas Pend. Agama Kristen Page 24


menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia;
laki-laki dan perempuan diciptakanyanNya mereka (Kej 1:26-27)”.

Peran manusia telihat sangat jelas dalam kutiban teks kitab suci tersebut
bahwa manusia merupakan gambar Allah sendiri. Gambar (Ibrani : Zelem) dan
rupa (Ibrani : demut) Allah. Zelem artinya patung yang dipahat untuk
melukiskan seseorang. Dengan demikian manusia adalah Bayangan dari Allah
(1Sam 6:5, Bil 33:52). Sedangkan Demut merupakan perwujudan dari apa yang
tampak, sehingga manusia merupakan perwujudan atau penampakkan dari
Allah yang tidak tampak (bdk. Yeh 1:5.10.26.28; 2Raj 16:10), jadi manusia
diciptakan menurut gambar dan rupa Allah berarti manusia merupakan
perwujudan dari PenciptaNya.
Sebagai gambar dan rupa Allah maka jelaslah manusia dimungkinkan
berkuasa atas makhluk ciptaan yang lain. Berkuasa dalam hal ini berarti
mengusahakan dengan sebaik mungkin untuk menjaga dan memelihara alam
ini, manusia harus bisa mengahadirkan Allah yang menciptakannya dan
mengelola alam untuk kebaikan bersama bukan mengartikannya secara bebas
bahwa manusia mempunyai hak untuk bertintak terhadap alam dengan
semena-mena.
            Bertitik tolak dari manusia sebagai gambar Allah, manusia sudah dan
selayaknya mampu mengenal dan mencintai ciptaannya. Manusia ditugaskan
sebagai salah satu cara pengabdiannya kepada Pencipta. Dengan demikian
manusia dianugerahi Tuhan untuk menguasai dan memelihara alam semesta.
Jelaslah bahwa setiap manusia tanpa kecuali memiliki anugerah untuk
memiliki bumi, mengusahakan alam ini dan beserta isinya namun manusia
memiliki tanggung jawab yang sama dalam memelihara dan melestarikan alam
ini.
            St. Bonaventura mengikuti pengalaman St. Fransiskus yang
mengembangkan suatu teologi yang disebut Skramentalitas Ciptaan. Di mana
dunia dihuni oleh yang kudus yakni jejak-jejak Kristus ada di dalam dunia
ciptaan. Sejak kisah Penciptaan Allah sendiri yang telah membuat segalanya
itu baik adanya, Allah yang dengan pewahyuanNya meninggalkan jejak-
jejakNya di mana-mana (Epifania). Oleh karena itu merusak dengan sengaja
ciptaan berarti merusak gambar Allah sendiri dan juga merusak Kristus yang
hadir dalam setiap ciptaan. Sakramentalitas ciptaan menunjukkan kepada kita
bahwa Allah Sang Pemilik dunia tidak sengaja mendesak kita untuk
memperhatikan keadilan sosial, yakni relasi kita yang baik dengan masyarakat
atau sesama, tetapi juga keadilan ekologis yang berarti relasi yang baik antara
manusia dengan ciptaan yang lain dan dengan bumi itu sendiri.

Tugas Pend. Agama Kristen Page 25


2. Tanggung jawab moral manusia untuk menjaga alam semesta

Bertitik tolak dari manusia sebagai gambar dan rupa Allah maka menjadi
jelas bahwa manusia mempunyai tugas dan tanggung jawab moral untuk terus
menerus menjaga alam semesta ini menjadi lebih baik. Namun kenyataannya
bahwa, lemahnya kesadaran manusia terhadap lingkungan hidup seakan
sesuatu yang sudah terbiasa dan menjadi seolah-olah wajar untuk dilakukan.
Misalanya saja, membuang sampah sembarangan, penebangan pohon secara
liar terus menjadikan manusia semakin terbiasa dan dari sini tugas dan
tanggung jawabanya sebagai manusia yang bermoral seakan tidak ada hanya
karena keegoisan manusia untuk menguasai alam semaunya karena baginya
alam dipahami sebagai tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
Karena alam tidak mempunyai nilai dalam dirinya menurut anggapan
manusia pada umumnya maka, segala macam nilai dan norma moral hanya
sebatas keberlakuannya bagi manusia dalam komunitas manusia belaka.
Ini berarti bahwa kewajiban dan tanggung jawab moral hanya berlaku dan
relevan dituntut untuk relasi sosial manusia yang satu dengan manusia yang
lain. Kewajiban dan tanggung jawab moral dan segala perintah larangan serta
perilaku yang baik menjadi tidak relevan ketika manusia berhadapan dengan
alam. Dengan demikian konsekuensinya adalah manusia tidak mempunyai
tanggung jawab dan kewajiban untuk menjaga serta menghormati kehidupan
sesama ciptaan termasuk alam semesta.
Etika dan moral manusia menentukan sikapnya bagaimana manusia
akhirnya sampai pada tugas dan tanggung jawabnya untuk menjaga alam
semesta. Dua hal tersebut sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika itu
sendiri merupakan sebuah sikap atau sebuah tindakan yang dilakukan oleh
manusia berdasarkan norma-norma yang berlaku, sehingga jika dikaitkan
dengan etika lingkungan hidup, dapat diartikan sebagai sebuah usaha untuk
membangun dasar-dasar rasional bagi sebuah sistem prinsip-prinsip moral
yang dapat dipakai sebagai panduan dari usaha mansia untuk menjaga dan
memperlakukan ekosistem alam dan lingkungan sekitarnya dengan baik.
Etika ekologis juga menegaskan bahwa manusia hanyalah sebagian dari alam.
Karena itu manusia harus peduli pada makluk lain dari dunia ini, bukan saja
pada dirinya sendiri. Sedangkan moral adalah tindakan yang paling
menentukan kualitas manusia baik buruknya hidup seseorang. Prinsip-prinsip
moral tentang yang baik, keadilan dan hormat pada diri sendiri, inilah yang
menentukan sikap orang itu baik dan bisa dikatakan moralnya baik.

Tugas Pend. Agama Kristen Page 26


Memang benar bahwa hanya manusia yang bisa dikatakan sebagai pelaku
moral, karena hanya manusia yang mempunyai akal budi serta kehendak yang
bebas. Karena manusia adalah subjek moral maka tidak berarti manusia tidak
harus melihat alam itu sebagai objek yang diperlakukan semena-mena
melainkan manusia harus memperlakukan alam itu sebagai bagian dari dirnya,
sebagai subjek yang lain dari dirinya, sehingga alam itu berhak dan pantas
diperlakukan secara bermoral oleh manusia sebagai pelaku moral.
Alam semesta mempunyai hungungan yang erat dengan kehidupan manusia,
oleh karena itu kebersamaan dengan yang lain adalah unsur penting dari
manusia karena manusia pada dasarnya adalah makhluk yang selalu
mempunyai ketergantungan dengan yang lain. Oleh karena itu manusia harus
disadarkan akan pentingnya sebuah sikap moral dalam kaitanya dengan
kebersamaan dengan yang lain dalam hal ini makhluk ciptaan yang lain.
Manusia harus mempunyai rasa tanggung jawab untuk bersama dengan
seluruh isi alam yang ada di dunia ini, karena moralitas bukan sekedar manusia
dengan manusia saja tetapi menyangkut kehidupan manusia dengan seluruh
kosmos yang ada sebagai bagian dari kehidupannya sendiri.
Masalah moral manusia yang keliru terhadap cara pandangan mereka atas
alam semesta merupakan masalah yang serius. Karena manusia tidak lagi
menganggap alam itu sebagai bagian dari dirinya. Manusia tidak lagi melihat
alam itu sebagai bagian dari dirinya maka tanggung jawab manusia untuk
menjaga dan melestarikan alam tidak berpengaruh lagi bahkan manusia
menguasai alam itu dengan tidak bermoral.

3. Panggilan pada Pertobatan  Ekologis

Berhadapan dengan persoalan yang terjadi pada saat ini, khususnya


dalam kaitanya dengan kehancuran alam akibat dari ulah manusia, yang
memperlakukan alam secara tidak bermoral dan mengabaikan tugas serta
tanggung jawabnya sebagai penjaga dan pelestari alam, maka pada bagian ini
saya mengajak kita semua untuk kembali melihat tugas dan tanggung jawab
kita yang sesungguhnya yang dipercayakan Allah pada kita manusia, dengan
memulai langkah baru yakni panggilan pada pertobatan ekologis. Pertobatan
itu adalah langkah kita mengubah hati dan mengubah arah hidup. lingkungan
alam diperlakukan bukan sebagai sumber penghasilan semata melainkan
tempat yang aman dan nyaman. Panggilan ke arah pertobatan berarti
mengakui segala sikap manusia dari yang merusak alam menuju pada hidup
yang membangun dan memelihara.

Tugas Pend. Agama Kristen Page 27


4. Panggilan untuk bertindak
Lingkungan tempat kita tinggal yang telah rusak ini memaksa kita untuk
segera melakukan sesuatu yakni sebuah aksi nyata. Usaha-usaha nyata perlu
untuk dilakukan agar tetap menjaga keseimbangan ekosistem dan
kelangsungan makhluk hidup. Usaha pemulihan ini dapat dimulai dari
kesadaran akan semakin krisisnya persoalan lingkungan, maupun kesadaran
iman yang mendasari tindakan.
 Pemberdayaan air tanah
Masalah kekurangan air adalah masalah yang serius bagi manusia, dengan
tindakan penebangan hutan yang secara liar membawa dampak yang begitu
besar terhadap sumber air. Kelangkaan air terjadi karena peresapan air oleh
berbagai jenis pohon tidak ada lagi. Maka dari sini diperlukan sebuah
pertobatan ekologis di mana setiap orang wajib menanam pohon untuk
peresapan air.
 Pemberdayaan Hutan
Kadang kita manusia sering mempersalahkan Tuhan dan juga alam ketika
manusia mengalami nasib buruk yang menimpa dirinya. Padahal kenyataannya
adalah manusia sendiri yang membuat itu semua terjadi. Hutan yang luas
sudah semakin berkurang bahkan terkesan gersang karena sudah di potong
habis demi kepentingannya sendiri dan kelompoknya, manusia menjadi
kekurangan oksigen, sering terjadi banjir di mana-mana, maka dari situ
tindakan pertobatan yang perlu dilakukan adalah gerakan penanaman hutan
kembali atau istilah reboisasi.
 Hemat Energi Listrik
Mematikan lampu dan pendingin ruangan di kamar yang tidak digunakan, agar
tidak memboros energi. Menggunakan waktu siang hari untuk menerangi
ruangan tanpa harus menggunakan lampu. Di satu pihak menggunakan udara
yang alami dengan cara membuka jendela kamar daripada menggunakan
pendingin ruangan.
 Pemberdayaan Sampah
Tindakan pengolahan sampah dengan baik dengan cara memisahkan yang
organik dan yang anorganik. Agar bisa didaur ulang atau diperbaiki barang
yang masih bisa digunakan lagi. Intinya adalah buanglah sampah pada
tempatnya.

Tugas Pend. Agama Kristen Page 28


5. Panggilan akan pengharapan

Setiap manusia tentunya dipanggil pada suatu pengharapan akan hidup


yang baru. Dipanggil untuk menikmati suasana yang baru yang aman dan
damai. Dalam kaitannya dengan ekologi manusia mengharapkan untuk hidup
di bumi yang baru dan langit yang baru.[17] Keinginan untuk hidup di bumi
dan langit yang baru adalah gambaran dari kesejahteraan manusia yang
melihat alam itu sebagai bagian dari hidupnya. Manusia tidak lagi melihat alam
sebagai objek semata melainkan subjek yang ada dalam hidupnya sebagai
sesama ciptaan Tuhan.

Tugas Pend. Agama Kristen Page 29


BAB V
PENUTUP

Alam atau lingkungan hidup telah dikaruniakan oleh Tuhan kepada kita untuk
digunakan dan dimanfaatkan demi kesejahteraan manusia. Manusia dapat
menggunakan alam untuk menopang hidupnya. Dengan kata lain alam diciptakan
oleh Tuhan dengan fungsi ekonomis, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Tetapi bukan hanya kebutuhan manusia menjadi alasan penciptaan. Alam
ini dibutuhkan pula oleh makhluk hidup lainnya bahkan oleh seluruh sistem
kehidupan atau ekosistem. Maksud manusia menguasai Bumi adalah agar alam
dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia dan anak cucunya. Pada gilirannya
karunia alam mendorong puji syukur kepada Allah yang mahabaik. Alam bukan
untuk memenuhi kerakusan manusia. Penguasaan atas alam terkait dengan
kesejahteraan yang berkelanjutan. Penguasaan atas alam dibatasi tujuan penguasaan
itu sendiri, yakni demi kesejahteraan bersama. Maka, wujud penguasaan manusia
atas alam bukan menggunduli hutan, mengeruk pasir yang menimbulkan abrasi,
atau membuang sampah sembarangan.

Iman Kristen memahami kerusakan lingkungan hidup sebagai bagian dan


wujud dari perilaku manusia yang tidak sejalan dengan tujuan Tuhan menciptakan
alam semesta. Memelihara Bumi dan tidak merusak ekosistem adalah bukti
penguasaan diri manusia. Dunia adalah tempat tinggal bersama yang sesama
penghuninya hidup bergantung. Wujud kuasa manusia atas alam terlihat dalam
batasan mandat untuk memeliharanya. Kepedulian terhadap lingkungan hidup tidak
lagi perlu dipertanyakan. Barangkali yang menjadi persoalan adalah praktek dalam
kehidupan sehari-hari setiap orang. Jadi, kita harus ingat! Bukan hanya langit dan
Bumi diciptakan Tuhan, tetapi manusia dan taman. Manusia ditakdirkan hidup
dalam taman, dalam suatu ketergantungan. Taman bagi lurah adalah wilayah
kelurahan, kecamatan bagi camat, kabupaten bagi bupati, kota bagi wali kota,
provinsi bagi gubernur, dan negeri bagi presiden. Pejabat yang dengan enteng
meyakinkan rakyat bahwa bencana adalah fenomena alam sedang lari dari tanggung
jawab publiknya. Kita masing-masing mempunyai taman yang perlu dipelihara.

Tugas Pend. Agama Kristen Page 30


Rumah dan lingkungan sekitar, kantor, jalan yang kita lalui. Di mana kita berada,
lingkungan adalah taman yang harus dipelihara

Perilaku ramah lingkungan adalah bagian ibadah yang sejati. Ibadah yang sejati
adalah ibadah yang dapat diimplementasikan secara bertanggung jawab dalam hidup
yang nyata. Dalam menata kehidupan bersama umat Kristen harus bermitra dengan
semua orang, bahkan dengan semua makhluk. Tugas itu adalah tugas bersama
semua orang dan seluruh ciptaan. Maka tugas orang Kristen adalah memberi
kontribusinya sesuai dengan iman dan pengharapan kepada YESUS KRISTUS
sebagai TUHAN, memperkaya dan mengoptimalkan ibadahnya dengan terus
menerus menjaga dan memelihara kehidupan yang diberikan Tuhan kepadanya
sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan. Optimalisasi ibadah itu dinyatakan dalam
bentuk disiplin, penghematan dan pengendalian diri.

Tugas Pend. Agama Kristen Page 31

Anda mungkin juga menyukai