Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AGAMA KRISTEN PROTESTAN

Disusun oleh :
Kelompok II
Yesimina Letelay
Enjelita H Soukotta
Eslin Parinussa
Itje Waimese
Jelinda Clarita Tumpao
Stera F Tahya

POLITEKNIK KESEHATAN
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Agama ini. Adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi
Politeknik Kesehatan.
Kami sebagai manusia jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan segala kekurangan
dalam pembuatan makalah ini dan kami akan sangat bangga apabila makalah yang kami susun
ini mendapatkan saran maupun kritik yang bersifa membangun. Tidak lupa kami haturkan
permohonan maaf apabila makalah yang kami buat terdapat suatu kesalahan.

Ambon, 19 Oktober 2022

Kekompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Menggali Dasar Teologi Dari Pemahaman Mengenai Keutuhan Ciptaan
B. Membangun Argumen Tentang Kedudukan Manusia Dalam Lingkungan Alam
C. Mendeskripsikan Sikap Manusia Terhadap Alam
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di NTT,khususnya di flores, Gereja katolik sudah biasa ikut memelihara dan menjaga
kelestarian alam. Baik secara pribadi maupun bersama, para pastor,bruder dan suster
mendorong dan memberi teladang kepada masyarakat dnegan menanam pohon di tanah-tanah
mereka,entah di paroki atau di lingkungan biara.Bersama masyarakat mereka giat berusaha
menghutangkan kembali lahan-lahan kritis.Melalui kotbah di Gereja, mereka mengimbau
masyarakat supaya jangan menebang hutan dan munghutankan kembali tempat-tempat yang
sudah gundul, menjaga kawasan mata air,bertani dengan system terasering dan seterusnya.
Manusia merupakan salah satu bagian dari lingkunan, secara ekologi kedudukan
manusia dalam lingkungan sama seperti makhluk hidup lainnya yakni saling dipengaruhi dan
mempengaruhi. Salmah (2010, hlm. 13) menjelaskan.
Manusia secara ekologis bagian dari lingkungan hidup. Kelangsungan hidup
manusia bergantung pada kebutuhan lingkungan hidupnya. Hal ini memberikan
arti bahwa keberadaan manusia diatas bumi sangat dipengaruh oleh komponen
lingkungan. Sebagai tempat hidup masyarakat harus ada keserasian anatara
manusia dan lingkungannya.
Untuk terciptanya kehidupam yang selaras, serasi dan seimbang antara kehidupan
manusia dengan lingkungannya. Peranan manusia secara ekologi memberikan peranan
fungsional bahwa dalam menjalankan hak dan kewajiban manusia di tuntut agar memikirkan
dan melakukan pengelolaan dan pelestarian lingkungannya.
Alam sekitar adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia, karena alam
sekitar merupakan tempat dimana makhluk hidup tinggal dan merupakan sumber kehidupan
makhluk hidup. Alam sekitar tersebut termasuk kawasan-kawasan tumbuhan hijau, udara dan
air seperti sungai dan laut. Hal yang menjadi masalah ketika alam sekitar berubah menjadi alam
yang semakin rusak. Dimasa kini, alam sekitar semakin tercemar dan rusak karena terdapat
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab telah melakukan pencemaran dan merusak alam
sekitar kita.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Menggali Dasar Teologi Dari Pemahaman Mengenai Keutuhan Ciptaan
2. Membangun Argumen Tentang Kedudukan Manusia Dalam Lingkungan Alam
3. Mendeskripsikan Sikap Manusia Terhadap Alam
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Menggali Dasar Teologi Dari Pemahaman Mengenai Keutuhan
Ciptaan
2. Untuk Mmengetahui Membangun Argumen Tentang Kedudukan Manusia Dalam
Lingkungan Alam
3. Agar Bisa Mendeskripsikan Sikap Manusia Terhadap Alam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menggali Dasar Teologi Dari Pemahanman Mengenai Keutuhan Ciptaan


Simaklah renungan berikut ini yang berjudul “Lagi-lagi bencana Alam”. Negri apa yang
paling banyak gunung berapinya? Indonesia. Gunung apinya 129. Negeria apa yang frekwensi
gempanya palinkerap dan kontinu sepanjang tahun? Juga Indonesia.

Lagi-Lagi Bencana Alam


Para ahli geologi memperkirakan bahwa kepulauan Indonesia tercipta sedikit demi sedikit
sejak 55 juta tahun lalu melalui benturan-benturan lempengan bumi yang sudah berlangsung
136 juta tahun. Proses penciptaan ini masih berlangsung hingga kini, misalnya terciptanya
gunung api yang baru seperti Gunung anak Krakatau yang setiap tahun bertambah tinggi dan
bertambah aktif sejak munculnya tahun 1883. Sebuah lempengan adalah bagian kulit bumi
setebal 50-250 Km. tiga buah lempeng yakni lempeng Aurasia, Indonesia, dan pasifk bertemu
dibawah bumi Indonesia. Benturan 3 lempeng mendongkrak krak bumi keatas dan mencuatka
deretan gunung berapi.
Di peta tampak gunung api berderet sepanjang Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, banda
Sulawesi dan Halmahera, selain itu benturan lempengan juga mengakibatkan adanya adanya
zona sesar yang lemah sehingga rawan gempaa. Dipeta Geologi terlihat sayatan sesar itu
bagaikan menyayat perut bumi Indonesia sampai ke papua. Oleh sebab itu kita sering terkena
letusan Gunung berapi dan gempa yang kadang-kadang juga mengakibatkan sunami.
Berbeda dengan letusan gunung dan gempa yang tidak dapat dicegah, sebaliknya kebanyakan
bencana iklim dan hujan sebetulnya dapat dicegah karena penyebabnya adalah kita sendiri.
Banjir terjadi karena kita menebang pohon, sehingga air hujan tidak tersimpan dalam tanah,
lalu kita pun sembarangan membuang sampah, sehingga saluran air tersumbat dan sungai
dangkal, lonsor terjadi karena kita menebang pohon di lereng gunung, naiknya air pasang
kedaratan kerena kita merusak hutan bakau di pesisir.
Akhir-akhir ini muncul pula jenis bencana alam lain. Ditengah musim kemarau tiba-tiba turun
hujan lebat dan badai berhari-hari, atau sebaliknya ditengah musim hujan terjadi kekeringan.
Akibatnya panen gagal jenis bencana alam ini karena pemanasan global atau krisis iklim dan
pemenasan Global ini yang paling berbahaya karena mengancam keberlangsungan hidup di
bumi.
Siapa penyebabnya? Kita! Pemanasan global dan krisis iklim terjadi akibat perbuatan kita.
Asap mobil dan motor, pabrik, pembangkit tenaga listrik, peternakan dan penumpukan sampah
memproduksi bermacam gas yang memicu permainan global
Memang ada dua pilihan: pertama, kita mencemari dan merusak bumi, kedua kita
menyeyangi dan memelihara bumi.
Seorang sejarawan Amerika Serikat yang bernama Lyn White, pernah mengajukan
pertanyaan berikut ini. Apakah ada kesalahan yang dibuat dalam sistim ajaran Kristen
mengenai manusia dan dunia, sehingga menyebabkan terangsangnya orang Kristen dimasa
lalu sehingga mengeplotasi dunia ini sehabis-habisnya “demi nama Tuhan?” Ia sendiri
menjawab pertanyaan tersebut secara positf “ya”
Menurut dia, kesalahan itu terdapat dalam doktrin penciptaan di dunia Kristen Barat
yang membedakan tajam sekali antara manusia sebagai gambar Alla (Imago Dei) dan dunia
sebagai penciptaan yang bukan gambar Allah, sehingga manusia dilihat sebagai penguasa
alam, sedangkan alam hanya menjadi objek untuk kepentingan manusia. Apa yang dikatakan
White menimbulkan kegemparan dikalangan orang Kristen. kegemparan tersebut dapat
dimengerti sebab orang mempertanyakan suatu doktrin atau interpretasi suatu doktrin
keagamaan, yang biasanya oleh kalangan penganut agama tersebut tidak dipermasalahkan
sama sekali, karena doktrin dianggap “tidak bisa salah”.
John Macquarrie dan James Barr berusaha membuktikan bahwa tuduhan mengenai
Alkitab sebagai pokok gara-gara yang menyebabkan kerusakan alam bukan merupakan
tuduhan yang kuat, sekaligus kedua orang ini bersedia mengakui bahwa dalam perkembangan
sejarah ada penafsiran tertentu terhadap manusia sebagai penguasa yang eksploitatif dan
bahwa gambaran ini tidak cocok dengan apa yang terdapat dalam teks Alkitab. Manusia diakui
sebagai yang utama, sebagai penguasa, tetapi pengakuan ini oleh penafsir tertentu di
kemudian hari diberi penekanan berlebihan, sehingga akhirnya “menguasai” berarti
“mengeksplotasi”
Menurut Macquarrie ada hubungan organic antara Allah dan dunia. Macquarrie memulai
uraiannya dengan mencatat kecendrungan para teolog modern untuk mengusut asal usul ilmu
pengetahuan dan teknologi dari Alkitab dan dari dogtrin Kristen mengenai penciptaan. Kalau
alam dilihat sebagai ciptaan, alam yang tadinya dianggap ilahi dapat dilihat secara obyektif
sebagai alam semata-mata. Dengan demikian alam dapat dipelajari dan dimanfaatkan untuk
kepentingan manusia.
Pada waktu mereka merumuskan pandangan ini, dunia berada dalam decade 60-an.
Orang sedang jenuh terhadap tekanan pada keselamatan didalam sejarah dan mulai kembali
memperhatikan pokok penciptaan. Balum ada kritik terhadap teknologi yang mulia ini dapat
diusut sebagai berasal dari iman Kristen atau bahkan dari penghayatan iman di Alkitab, agama
Kristen dapat dihargai tinggi pula oleh dunia.
Masalah-masalah yang merupakan dampak penerapan teknologi tidak dapat
diselesaikan dengan hannya menciptakan teknologi yang lebih baik, melainkan dengan
menyediakan suatu struktur pemikiran yang dapat menjadi landasan bertolak bagi tingkalaku
manusia.
Ada kecendrungan untuk melihat hubungan antara Allah-Manusia-dunia sebagai
hubungan penguasaan. Model ini di sebut model monarkis menurut model monarkis Allah tanpa
dunia = Allah. Sebaliknya d Allah. Sebaliknya dunia tapa Allah = nol. Kita bisa setuju bahwa
dunia tanpa Allah = nol. Namun kita tidak bisa setuju kalau Allah tanpa dunia = Allah, tanpa
duni/ bumi/ ciptaanAllah tidak bermakna apa-apa.allah berada dalam hubungan dengan bumi.
Sejak semula, hakekay Allah adalah bahwa iIa pencipta, tanpa hakekatnya sebagai pencipta ia
bukan Allah.
Selama ini apolegetika Kristen mencoba membela dan mem pertahankan doktrin
penciptaandari tuhan sebaga sumber penyebap kerusakan ekologi dengan menunjuk pada
konsep penatalayanan bagi marcquarnie hal ini belum memuaskan sebab penatalayanan masih
menganggap bahwa dunia ini milik manusia, jadi manusia lebih tinggi daripada alam, masih
tetap penguasa alam, padahal model organis menaklukan derajat alam dan menurunkan
derajat manusia, sehingga hasil akhir adalah suatu keseimbangan. Manusia dan alam kedua-
duanya bersumber dari Tuhan.
Bumi ini milik Allah sekaligusmilik manusia. Bumi adalah milik Allahsebab ia yang
menciptakannya, milik kita karana ia telah memeberikannya kepada kita (Maz 115:16). Jelas
Allah bukan memberikannya kepada kita sedemikian tuntas sehingga Ia sama sekali tak punya
hak dan takpunya control lagi atasnya, melainkan memberikannya kepada kita supaya kita
dapat menguasainya atas nama Dia. Itulah sebabnya penguasaan kita atas bumi ini adalah
berdasarkan hak pekai, bukan berdasarkan hak milik.

Menanggapi persoalan-persoalan di atas Gereja, sebagai agama yang terlibat


mengungkapkan pandangan dan refleksi tentang sikap teologisnya. Namun perlu diperhatikan,
bahwa bicara tentang teologi ekologi, maka perlu melihat apa itu teologi. Maka tanpa niat
mengutak-atik berbagai ulasan mengenai teologi dan seluk beluknya, secara sederhana dapat
dikatakan, bahwa teologi dikenal sebagai ilmu tentang Tuhan. Theos dan logos dalam istilah
Yunani artinya Tuhan dan bahasakata-ilmu. Tradisi Latin menyebutkan fides querens
intelectum, sebuah 4 Tak dipungkiri bahwa semua agama dan kepercayaan yang ada tentunya
dalam ajarannya memiliki imperatif-imperatif moral dan iman terkait panggilan memelihara dan
menyelamatkan alam ciptaan.5 Kesepakatan JPIC Regio Kalimantan, “Pulihkan Hak Hidup
Masyarakat Adat” .NangaTayap, Ketapang, Kalbar, 7 Juni 2012.
Aktifitas iman yang mencari pengertian. Maka, teologi bisa diartikan sebagai usaha
orang yang percaya kepada Tuhan untuk mencari dan menemukan penjelasan-penjelasan yang
memungkinkan tentang Tuhan. Mengapa mencari penjelasan, karena pemahaman tentang
Tuhannya sebagai sesuatu yang misterius. Kerap menakutkan dan menakjubkan, tremendum
et fascinosum. Yang mengagumkan sekaligus menakutkan, dalam pandangan tradisional
mengarahkan pikiran pada Takut Akan Tuhan yang termanifestasi dalam kagum dan takut lalu
hormat kepadaNya dalam alam ciptaan.

B. Membangun Argumen tentang kedudukan manusia dalam Lingkungan Allam


Simak renungan berikut ini:
Bumi Hampir Punah?
Apalagi kalau, hujan tidak ada hujan pun terjadi banjir. Kenapa? Karena muara sungai meluap.
Kenapa meluap? Karena air laut Pasang kian tinggi tiap tahunnya. Kenapa? Karena permukaan
laut diseluruh dunia kian naik. Kenapa? Karena bongkahan es dikutab yang membeku, sejak
ratusan ribu tahun yang lalu kini mulai mencair secara mencolok. Kenapa karena suhu udara
kian panas, Kenapa? Karena kita menebang pohon, mencemari udara dengan kenalpot
kendaraan, Cerobong asap pabrik, pembakaran sampah, dan banyak pencemaran lain itu
gambaran sederhana. Tentang mata rantai kerusakan lingkungan hidup kita.
Apa itu rumah kacar bermusim dingin? Para petani di negeri yang bermusim dingin bercocok
tanam dalam rumah yang berdinding dan beratap kaca agar udara pengab disitu dan
menimbulkan suhu hangat bagi tanaman sebab diluar turun salju. Inilah yang sedang terjadi
dengan lapisan udara bumi. Selubung di udara kita mengakibatkan udara menjadi pengab dan
panas. Lalu ini disebut afek rumah kaca atau pemanasan global.
Kenalpot kendaraan, cerobong asap, penebangan pohon dan berbagai gas beracun lainnya
telah mencemarkan ozon sehingga mengacaukan keseimbangan kadarnya. Asap berkabut
menggantung di udara. Akibatnya ozon yang selama berjuta-juta tahun telah melindungi dan
menopang kehidupan di bumi, kini malah menjadi ancaman. Tanaman cepat menguning dan
rusak. Hewan dan manusia terkena cacat lahir, kanker atau penyakit lainnya.
Ketika nabi Yesaya menggambarkan kedahsyatan kuasa Allah atas hidup manusia. Ia
menggambarkan bahwa bumi akan menjadi tandus, jika manusia melanggar ketetapan Tuhan.
Dalam pasal 24-27, yesaya menulis puisi bergaya apokliptik, “Tuhan akan menanduskan bumi
dan akan menghancurkan… Bumi akan ditanduskan” (Yesaya 24:1-3). Tentang lambing
kehidupan, yaitu pohonanggur, ia menulis “…pohon anggur merana” (ay 7). Tulisnya, bumi
cemar kerena penduduknya, sebab mereka melanggar undang-undang, mengubah ketetapan
dan mengingkari perjanjian abadi” (ay4). Tetapi sebagai penutup nubuat ahir Zaman. Yesaya
memberi pengharapan jika manusia bertobat, yaitu: Jikalau putri malu dan rumput mencari
damai dengan Aku, ya mencari damai dengan Aku… Yakub akan berakar Israel akan
berkembang dan bertunas” (27:5-6).
Manusia ditempatkan di bumi untuk memelihara bumi. Tetapi jika manusia merusak dan
mencemarkan bumi, bumi akan menjadi tandus lalu manusia akan terkena akibatnya.
Kelangsungan hidup terancam punah.
Apakah kita bisa mencegah kepunahan ini? Ya! Kita masing-masing bisa berbuat sesuatu
untuk menyelamatkan bumi.
Tanamlah pohon di halaman rumah, sekolah, masjid, gereja dan kantor kita. Hijaukan
lingkungan! Dalam kehijauan lingkungan, Indonesia tertinggal di peringkat 102, kalah dari
Malaisia(26) dan Sri langkah (50)
Berhematlah dengan air meskipun air itu sumur yang gratis! Di muka bumi memang ada
banyak air tetapi hanya ada 1% yang bisa diminum.
Jangan tinggalkan ruangan dengan lampu atau alat elektronik yang menyala. Tehnaga listrik
dibuat dengan membakar banyak bahan energy.
Jika bisa berjalan kaki atau bersepeda.jangan gunakan kendaraan bermotor. BBM yang kita
gunakan dalam sejam adalah hasil dati proses alam selama ratusan ribu tahun.
Jangan buang sampah sembarangan supaya sampah tidak jatuh ke got lalu masuk ke sungai
yang mengakibatkan sungai itu dangkal dan airnya berbau busuk serta berwarna hitam pekat.

Kita perlu menyajikan satu batasan istilah “alam” karna arti istilah alam cendrung kabur,
yang disebabkan oleh factor-faktor berikut. Manusia adalah bagian dari “alam” dalam arti kita
ikut serta dalam proses biologis dan fisiologis, sama seperti mahluk hidup lainnya. Sebaliknya
manusia juga “terpisah” dari alam karena kita memiliki kesadaran dan sanggup mengambil
keputusan secara sadar tentang cara mengubah alam disekitar kita. Oleh sebab itu istilah alam
yang dimaksud pada bagian ini dibatasi pada ciptaan alam bukan manusia.
Nilai alam bagi manusia tidak bisa disangkal. Makanya yang dimakan manusia, minum,
minuman yang diminumnya. Udara yang dihirupnya, serta bahan untuk pakaiannya, udara yang
dihirupnya, serta bahan untuk pakaiannya, alat-alat dan tenaga yang manjalankan mesiannya
semuanya disediakan dari alam. Dalam Kejadian 2 semua mahluk diciptakan untuk dinikmati
dan diusahakan oleh manusia.
Kepada pandangan semacam ini kita perlu menjawab bahwa orang lebih berharga dari
pohon atau binatang.
Namun demikian, perlu ditambah bahwa alam juga bernilai terlepas dari nilainya kepada
manusia. Allah menganggap ciptaannya baik sebelum manusia dijadikan (Kej 1:10-12; 18: 21-
25). Salah satu alasan mengapa Allah menciptakan manusia adalah untuk memelihara
kebaikan alam. Sesuadah air bah Allah membuat perjanjian bukan saja dengan Nuh dan
keturunannya tetapi juga “dengan segala mahluk hidup” (Kej 9:10), walaupun perjanjian
dinyatakan kepada Nuh sebagai wakil dari mahluk-mahluk lain, tetapi Allah mempunyai
hubungan dengan semua mahluk. Bahkan ia mempunyai kewajiban kepada mahluk-mahluk itu
berdasarkan perjanjian-Nya.
Dalam Alkitab manusia adalah bagian dari alam, ia terikat dalam kesatuan dengan
bagian-bagian alam yang lain. Manusia juga berbeda dengan mahluk-mahluk yang lain ia
memmiliki kedudukan yang khas diatas alam.
Alkitab menggambarkan kesatuan manusia dengan alam dalam cerita tentang
penciptaan. “Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu” Kej 2:7) seperti ia juga
“membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara” (Kej 2:19). Dalam
bahasa Ibrani kata untuk manusia yaitu alam, mempunyai akar yang sama dengan kata untuk
tanah yaitu adamah. Manusia, adam, dibentuk dari tanah, adamah. Manusia “ Mengusahakan
tanah “ (Kej 3:23) dan hidup dari tanah, dan manusia kembali menjadi tanah (Kej 3:19).
Dengan demikiabn Alkitab menggambarkan manusia sebagai mahluk yang mempunyai
tempat bersama dengan mahluk-mahluk yang lain dalam ciptaan.
Walaupun demikian manusia juga berbeda dengan unsur-unsur alam yang lain, ia
memiliki kuasa lebih besar dari npada mahluk-mahluk yang lain.

C. Mendiskripsika sikap manusia terhadap Alam.


Simaklah tulisan berikut ini yang termuat di Kompas pada hari rabu, Maret 2014. Tulisan
tersebut berjudul Rakyat Menuntut Keadilan Ekologis. Isi tulisannya adalah sebagai berikut.

Rakyat Menuntut Keadilan Ekologis


Rakyat menuntut keadilan lingkungan dari penyelenggara pemerintah. Kehancuran hutan dan
punahnya kekayaan alam, serta pangan local akibat aktifitas tambang, perkebunan sawit, dan
pencemaran laut merupakan potret wajah Indonbesia dari wilayah barat hingga timur, dan kini
mengancam Papua. Sekitar 2000 orang mengikuti rapat akbar Wahana Lingkungan Hidup di
gedung tenis Indoor, senayan Jakarta. Mereka aktifis lingkungan, buruh, petani, nelayan dan
masyarakat sipil lain. Mereka membawa pesan bagi para pemilih “Tolak perusak lingkungan”.
Direktur Eksekutif Nasional Wahli Abednego Tarigan. Membacakan platform Politik gerakan
Lingkungan Hidup Indonesia, ditandai pemukulan kentongan bersama. Platfom yang
dicangkan, menuntut Abednego, merupakan hasil Advokasi dan proses gerakan perjuangan
bersama masyarakat adat, korban kekerasan, nelayan, petani, masyarakat dan organisasi
masyrakat sipil. Terdapat lima agenda perubahan pada platform itu, yaitu pengembalian
mandate negara dimana pemimpinmemiliki agenda eksplisit dan bersih dari jejek kekerasan,
penataan ulang relasi negara – modal – rakyat, penyelesaian secara adil konflik sumberdaya
alam, pemulihan keseimbangan alam dan penyelesaian utang luar negeri untuk menciptakan
kemandirian rakyat. Menurut Abednego, krisis ekologi terjadi karna pemerintah, modal dsan
ilmu pengetahuan membuat sumberdaya alam menjadi komuditas untuk memperoleh
keuntungan ekonomi. Semua berujung krisis multi demensi: ekonomi, Sosial Budaya, Politik
dan Ekologi yang sulit dipulihkan. Itu ditandai absennya keadilan sosial ekologis dan keadilan
antar generasi.

Setelah menyimak tulisan tersebut, menurut anda, mengapa rakyat menuntut keadilan ekologis
dari penyelenggara pemerintah? Bagaimana cara penyelenggara pemerintah menciptakan
keadilan Ekologis?
Karena alam bernilai, manusia perlu menghargai alam, ia patut mengemari keindahan alam, ia
mengiakan penilaian Allah waktu Dia memandang ciptaan-Nya dan “melihat bahwa semuanya
itu baik”.
Pengharagaan ini disertai rasa kagum terhadap alam. Manusia perlu mengindahkan keajaiban
alam. Rasa kagum sangat penting dalam zaman telnologi dan ilmu pengetahuan.
Menghargai alam tidak sama dengan menyembah alam. Pemazmur menulis: “Aku
melayangkan mataku ke gunung-gunung, dari manakah akan datang pertolongan ku?”
Pertolongan datang bukan dari gunung-gunung tetapi “dari Tuhan yang menjadikan langit dan
bumi (Mazmur 121:1-2), karena alam tidak ilahi, alam tidak layak di sembah. Penghargaan kita
kepada alam disertai dengan rasa syukur kepeda penciptanya.
Penghargaan kepada alam tidak berarti bahwa kita tidak boleh menggunakan alam, tetapi
penggunaan kita jangan merosot sehingga menjadi perkosaan. Kita boleh saja menebang
pohon untuk membangun rumah, tetapi kita jangan menebang pohon dengan sembarangan,
atau tanpa memikirkan bagaimana hutan dapat dipelihara. Kita boleh saja membunuh binatang
untuk makanan, tetapi kita jangan membunuh bunatang dengan membabi-buta. Kita juga perlu
berusaha supaya kita tidak menyebabkan penderitaan binatang (Ul 22:6-7), kita boleh saja
memakai hewan untuk membajak tanah tetapi kita wajib memperhatikan kebutuhan-kebutuhan
hewan itu (Ul 25:4; Ams 12:10).
Umumnya ada tiga sikapmanysia terhadap alam:
1. Orang dapat memandang alam sebagai ruang kuasa-kuasa yang menakutkan
sehingga manusia perlu tunduk kepada alam dengan sesajen, kenduri atau
upacara-upacara.
2. Sebaliknya dari yang pertama, alam dipandang sebagai subjek (dan manusia
sebagai objek) yang menentukan nasib manusia, alam dipandang sebagai objek
(dan manusia sebagai subjek) yang dapat diselidiki dan dipergunakan oleh
manusia. Alam berada untuk kita dan bukan kita untuk alam.
3. Baik alam maupun manusia dilihat sebagai dua subjek yang saling
mempengaruhi. Manusia dan alam perlu berjalan bersama-sama dalam
hubungan yang selaras karena manusia adalah satu dengan alam.
Karena alam bersifat keramat, menausia ingin mencari keselarasan dengan alam. Ia cendrung
lebih menyesuaikan diri dengan alam. Sehingga dalam kebudayaan-kebudayaan Indonesia,
terutama kebudayaan jawa, ada kecendrungan yang kuat untuk lebih mencari keselarasan
dengan alam dari pada menaklukkan alam.
Dalam pandangan modern manusia berusaha menguasai dan mempergunakan alam sama
dengan sikap kedua di atas. Bagi pengembangan teknologi dab ilmu pengetahuan, alam perlu
dilihat bukan sebagai kosmos yang sacral tetapi sebagai bidang untuk di selidiki dan di garap
oleh manusia. Manusia tidak menyesuaikan diri dengan alam yang keramat tetapi berhasrat
mengerti hukumhukum alam dan menaklukan alam, sehingga manusia bukan sebagian dari
alam tetapi pengolah dan penguasa alam.
Sikap terhadap alam yang seharusnya di punyai manusia disimpulkan dalamkejadian 2:15
“Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkan dalam taman Eden untuk
mengusahakan dan memelihara taman iru” Manusia harusmengusahaka taman tetapi ia juga
harus memeliharanya. Walau pun manusia harus menaklukan alam, manusia harus
menghargai alam.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Di NTT,khususnya di flores, Gereja katolik sudah biasa ikut memelihara dan menjaga
kelestarian alam. Baik secara pribadi maupun bersama, para pastor,bruder dan suster
mendorong dan memberi teladang kepada masyarakat dnegan menanam pohon di tanah-tanah
mereka,entah di paroki atau di lingkungan biara.Bersama masyarakat mereka giat berusaha
menghutangkan kembali lahan-lahan kritis.Melalui kotbah di Gereja, mereka mengimbau
masyarakat supaya jangan menebang hutan dan munghutankan kembali tempat-tempat yang
sudah gundul, menjaga kawasan mata air,bertani dengan system terasering dan seterusnya.
Manusia merupakan salah satu bagian dari lingkunan, secara ekologi kedudukan
manusia dalam lingkungan sama seperti makhluk hidup lainnya yakni saling dipengaruhi dan
mempengaruhi. Salmah (2010, hlm. 13) menjelaskan.
Manusia secara ekologis bagian dari lingkungan hidup. Kelangsungan hidup
manusia bergantung pada kebutuhan lingkungan hidupnya. Hal ini memberikan
arti bahwa keberadaan manusia diatas bumi sangat dipengaruh oleh komponen
lingkungan. Sebagai tempat hidup masyarakat harus ada keserasian anatara
manusia dan lingkungannya.
Untuk terciptanya kehidupam yang selaras, serasi dan seimbang antara kehidupan
manusia dengan lingkungannya. Peranan manusia secara ekologi memberikan peranan
fungsional bahwa dalam menjalankan hak dan kewajiban manusia di tuntut agar memikirkan
dan melakukan pengelolaan dan pelestarian lingkungannya.
Alam sekitar adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia, karena alam
sekitar merupakan tempat dimana makhluk hidup tinggal dan merupakan sumber kehidupan
makhluk hidup. Alam sekitar tersebut termasuk kawasan-kawasan tumbuhan hijau, udara dan
air seperti sungai dan laut. Hal yang menjadi masalah ketika alam sekitar berubah menjadi alam
yang semakin rusak. Dimasa kini, alam sekitar semakin tercemar dan rusak karena terdapat
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab telah melakukan pencemaran dan merusak alam
sekitar kita.

Anda mungkin juga menyukai