Disusun oleh :
Kelompok II
Yesimina Letelay
Enjelita H Soukotta
Eslin Parinussa
Itje Waimese
Jelinda Clarita Tumpao
Stera F Tahya
POLITEKNIK KESEHATAN
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Agama ini. Adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi
Politeknik Kesehatan.
Kami sebagai manusia jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan segala kekurangan
dalam pembuatan makalah ini dan kami akan sangat bangga apabila makalah yang kami susun
ini mendapatkan saran maupun kritik yang bersifa membangun. Tidak lupa kami haturkan
permohonan maaf apabila makalah yang kami buat terdapat suatu kesalahan.
Kekompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Menggali Dasar Teologi Dari Pemahaman Mengenai Keutuhan Ciptaan
B. Membangun Argumen Tentang Kedudukan Manusia Dalam Lingkungan Alam
C. Mendeskripsikan Sikap Manusia Terhadap Alam
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di NTT,khususnya di flores, Gereja katolik sudah biasa ikut memelihara dan menjaga
kelestarian alam. Baik secara pribadi maupun bersama, para pastor,bruder dan suster
mendorong dan memberi teladang kepada masyarakat dnegan menanam pohon di tanah-tanah
mereka,entah di paroki atau di lingkungan biara.Bersama masyarakat mereka giat berusaha
menghutangkan kembali lahan-lahan kritis.Melalui kotbah di Gereja, mereka mengimbau
masyarakat supaya jangan menebang hutan dan munghutankan kembali tempat-tempat yang
sudah gundul, menjaga kawasan mata air,bertani dengan system terasering dan seterusnya.
Manusia merupakan salah satu bagian dari lingkunan, secara ekologi kedudukan
manusia dalam lingkungan sama seperti makhluk hidup lainnya yakni saling dipengaruhi dan
mempengaruhi. Salmah (2010, hlm. 13) menjelaskan.
Manusia secara ekologis bagian dari lingkungan hidup. Kelangsungan hidup
manusia bergantung pada kebutuhan lingkungan hidupnya. Hal ini memberikan
arti bahwa keberadaan manusia diatas bumi sangat dipengaruh oleh komponen
lingkungan. Sebagai tempat hidup masyarakat harus ada keserasian anatara
manusia dan lingkungannya.
Untuk terciptanya kehidupam yang selaras, serasi dan seimbang antara kehidupan
manusia dengan lingkungannya. Peranan manusia secara ekologi memberikan peranan
fungsional bahwa dalam menjalankan hak dan kewajiban manusia di tuntut agar memikirkan
dan melakukan pengelolaan dan pelestarian lingkungannya.
Alam sekitar adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia, karena alam
sekitar merupakan tempat dimana makhluk hidup tinggal dan merupakan sumber kehidupan
makhluk hidup. Alam sekitar tersebut termasuk kawasan-kawasan tumbuhan hijau, udara dan
air seperti sungai dan laut. Hal yang menjadi masalah ketika alam sekitar berubah menjadi alam
yang semakin rusak. Dimasa kini, alam sekitar semakin tercemar dan rusak karena terdapat
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab telah melakukan pencemaran dan merusak alam
sekitar kita.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Menggali Dasar Teologi Dari Pemahaman Mengenai Keutuhan Ciptaan
2. Membangun Argumen Tentang Kedudukan Manusia Dalam Lingkungan Alam
3. Mendeskripsikan Sikap Manusia Terhadap Alam
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Menggali Dasar Teologi Dari Pemahaman Mengenai Keutuhan
Ciptaan
2. Untuk Mmengetahui Membangun Argumen Tentang Kedudukan Manusia Dalam
Lingkungan Alam
3. Agar Bisa Mendeskripsikan Sikap Manusia Terhadap Alam
BAB II
PEMBAHASAN
Kita perlu menyajikan satu batasan istilah “alam” karna arti istilah alam cendrung kabur,
yang disebabkan oleh factor-faktor berikut. Manusia adalah bagian dari “alam” dalam arti kita
ikut serta dalam proses biologis dan fisiologis, sama seperti mahluk hidup lainnya. Sebaliknya
manusia juga “terpisah” dari alam karena kita memiliki kesadaran dan sanggup mengambil
keputusan secara sadar tentang cara mengubah alam disekitar kita. Oleh sebab itu istilah alam
yang dimaksud pada bagian ini dibatasi pada ciptaan alam bukan manusia.
Nilai alam bagi manusia tidak bisa disangkal. Makanya yang dimakan manusia, minum,
minuman yang diminumnya. Udara yang dihirupnya, serta bahan untuk pakaiannya, udara yang
dihirupnya, serta bahan untuk pakaiannya, alat-alat dan tenaga yang manjalankan mesiannya
semuanya disediakan dari alam. Dalam Kejadian 2 semua mahluk diciptakan untuk dinikmati
dan diusahakan oleh manusia.
Kepada pandangan semacam ini kita perlu menjawab bahwa orang lebih berharga dari
pohon atau binatang.
Namun demikian, perlu ditambah bahwa alam juga bernilai terlepas dari nilainya kepada
manusia. Allah menganggap ciptaannya baik sebelum manusia dijadikan (Kej 1:10-12; 18: 21-
25). Salah satu alasan mengapa Allah menciptakan manusia adalah untuk memelihara
kebaikan alam. Sesuadah air bah Allah membuat perjanjian bukan saja dengan Nuh dan
keturunannya tetapi juga “dengan segala mahluk hidup” (Kej 9:10), walaupun perjanjian
dinyatakan kepada Nuh sebagai wakil dari mahluk-mahluk lain, tetapi Allah mempunyai
hubungan dengan semua mahluk. Bahkan ia mempunyai kewajiban kepada mahluk-mahluk itu
berdasarkan perjanjian-Nya.
Dalam Alkitab manusia adalah bagian dari alam, ia terikat dalam kesatuan dengan
bagian-bagian alam yang lain. Manusia juga berbeda dengan mahluk-mahluk yang lain ia
memmiliki kedudukan yang khas diatas alam.
Alkitab menggambarkan kesatuan manusia dengan alam dalam cerita tentang
penciptaan. “Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu” Kej 2:7) seperti ia juga
“membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara” (Kej 2:19). Dalam
bahasa Ibrani kata untuk manusia yaitu alam, mempunyai akar yang sama dengan kata untuk
tanah yaitu adamah. Manusia, adam, dibentuk dari tanah, adamah. Manusia “ Mengusahakan
tanah “ (Kej 3:23) dan hidup dari tanah, dan manusia kembali menjadi tanah (Kej 3:19).
Dengan demikiabn Alkitab menggambarkan manusia sebagai mahluk yang mempunyai
tempat bersama dengan mahluk-mahluk yang lain dalam ciptaan.
Walaupun demikian manusia juga berbeda dengan unsur-unsur alam yang lain, ia
memiliki kuasa lebih besar dari npada mahluk-mahluk yang lain.
Setelah menyimak tulisan tersebut, menurut anda, mengapa rakyat menuntut keadilan ekologis
dari penyelenggara pemerintah? Bagaimana cara penyelenggara pemerintah menciptakan
keadilan Ekologis?
Karena alam bernilai, manusia perlu menghargai alam, ia patut mengemari keindahan alam, ia
mengiakan penilaian Allah waktu Dia memandang ciptaan-Nya dan “melihat bahwa semuanya
itu baik”.
Pengharagaan ini disertai rasa kagum terhadap alam. Manusia perlu mengindahkan keajaiban
alam. Rasa kagum sangat penting dalam zaman telnologi dan ilmu pengetahuan.
Menghargai alam tidak sama dengan menyembah alam. Pemazmur menulis: “Aku
melayangkan mataku ke gunung-gunung, dari manakah akan datang pertolongan ku?”
Pertolongan datang bukan dari gunung-gunung tetapi “dari Tuhan yang menjadikan langit dan
bumi (Mazmur 121:1-2), karena alam tidak ilahi, alam tidak layak di sembah. Penghargaan kita
kepada alam disertai dengan rasa syukur kepeda penciptanya.
Penghargaan kepada alam tidak berarti bahwa kita tidak boleh menggunakan alam, tetapi
penggunaan kita jangan merosot sehingga menjadi perkosaan. Kita boleh saja menebang
pohon untuk membangun rumah, tetapi kita jangan menebang pohon dengan sembarangan,
atau tanpa memikirkan bagaimana hutan dapat dipelihara. Kita boleh saja membunuh binatang
untuk makanan, tetapi kita jangan membunuh bunatang dengan membabi-buta. Kita juga perlu
berusaha supaya kita tidak menyebabkan penderitaan binatang (Ul 22:6-7), kita boleh saja
memakai hewan untuk membajak tanah tetapi kita wajib memperhatikan kebutuhan-kebutuhan
hewan itu (Ul 25:4; Ams 12:10).
Umumnya ada tiga sikapmanysia terhadap alam:
1. Orang dapat memandang alam sebagai ruang kuasa-kuasa yang menakutkan
sehingga manusia perlu tunduk kepada alam dengan sesajen, kenduri atau
upacara-upacara.
2. Sebaliknya dari yang pertama, alam dipandang sebagai subjek (dan manusia
sebagai objek) yang menentukan nasib manusia, alam dipandang sebagai objek
(dan manusia sebagai subjek) yang dapat diselidiki dan dipergunakan oleh
manusia. Alam berada untuk kita dan bukan kita untuk alam.
3. Baik alam maupun manusia dilihat sebagai dua subjek yang saling
mempengaruhi. Manusia dan alam perlu berjalan bersama-sama dalam
hubungan yang selaras karena manusia adalah satu dengan alam.
Karena alam bersifat keramat, menausia ingin mencari keselarasan dengan alam. Ia cendrung
lebih menyesuaikan diri dengan alam. Sehingga dalam kebudayaan-kebudayaan Indonesia,
terutama kebudayaan jawa, ada kecendrungan yang kuat untuk lebih mencari keselarasan
dengan alam dari pada menaklukkan alam.
Dalam pandangan modern manusia berusaha menguasai dan mempergunakan alam sama
dengan sikap kedua di atas. Bagi pengembangan teknologi dab ilmu pengetahuan, alam perlu
dilihat bukan sebagai kosmos yang sacral tetapi sebagai bidang untuk di selidiki dan di garap
oleh manusia. Manusia tidak menyesuaikan diri dengan alam yang keramat tetapi berhasrat
mengerti hukumhukum alam dan menaklukan alam, sehingga manusia bukan sebagian dari
alam tetapi pengolah dan penguasa alam.
Sikap terhadap alam yang seharusnya di punyai manusia disimpulkan dalamkejadian 2:15
“Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkan dalam taman Eden untuk
mengusahakan dan memelihara taman iru” Manusia harusmengusahaka taman tetapi ia juga
harus memeliharanya. Walau pun manusia harus menaklukan alam, manusia harus
menghargai alam.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Di NTT,khususnya di flores, Gereja katolik sudah biasa ikut memelihara dan menjaga
kelestarian alam. Baik secara pribadi maupun bersama, para pastor,bruder dan suster
mendorong dan memberi teladang kepada masyarakat dnegan menanam pohon di tanah-tanah
mereka,entah di paroki atau di lingkungan biara.Bersama masyarakat mereka giat berusaha
menghutangkan kembali lahan-lahan kritis.Melalui kotbah di Gereja, mereka mengimbau
masyarakat supaya jangan menebang hutan dan munghutankan kembali tempat-tempat yang
sudah gundul, menjaga kawasan mata air,bertani dengan system terasering dan seterusnya.
Manusia merupakan salah satu bagian dari lingkunan, secara ekologi kedudukan
manusia dalam lingkungan sama seperti makhluk hidup lainnya yakni saling dipengaruhi dan
mempengaruhi. Salmah (2010, hlm. 13) menjelaskan.
Manusia secara ekologis bagian dari lingkungan hidup. Kelangsungan hidup
manusia bergantung pada kebutuhan lingkungan hidupnya. Hal ini memberikan
arti bahwa keberadaan manusia diatas bumi sangat dipengaruh oleh komponen
lingkungan. Sebagai tempat hidup masyarakat harus ada keserasian anatara
manusia dan lingkungannya.
Untuk terciptanya kehidupam yang selaras, serasi dan seimbang antara kehidupan
manusia dengan lingkungannya. Peranan manusia secara ekologi memberikan peranan
fungsional bahwa dalam menjalankan hak dan kewajiban manusia di tuntut agar memikirkan
dan melakukan pengelolaan dan pelestarian lingkungannya.
Alam sekitar adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia, karena alam
sekitar merupakan tempat dimana makhluk hidup tinggal dan merupakan sumber kehidupan
makhluk hidup. Alam sekitar tersebut termasuk kawasan-kawasan tumbuhan hijau, udara dan
air seperti sungai dan laut. Hal yang menjadi masalah ketika alam sekitar berubah menjadi alam
yang semakin rusak. Dimasa kini, alam sekitar semakin tercemar dan rusak karena terdapat
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab telah melakukan pencemaran dan merusak alam
sekitar kita.