LINGKUNGAN HIDUP
I. PENDAHULUAN
Bumi adalah rumah hunian bagi semua makhluk yang ada di bumi. sistem
keberlangsungan hidup manusia sangat begantung terhadap bumi. kesehatan bumi akan
menjadi sangat bergantung kepada manusia/makhluk yang menghuninya. Sehat dan
sakitnya bumi tergantung bagaimana manusia memelihara bumi itu. Tuhan menempatkan
manusia di bumi untuk mengasihinya dan menempatkan bumi sebagai sesuatu yang harus
diperhatikan sebab bumi adalah saudari kehidupan bagi manusia itu sendiri.
Penelitian menujukkan bahwa banyak orang kristen yang tidak peduli terhadap
bumi Robert Setio mengatakan bahwa Manusia melakukan tindak kekerasan terhadap
bumi, bahkan tidak peduli terhadap apa yang akan terjadi. Bumi mengerang kesakitan,
bahkan ciptaa-ciptaan ekologi menderita kematian dini. Meskipun alam telah mengadu
kesakitan, manusia menutup mata terhadap penderitaan mereka.3
1
Robert P. Borrong, Etika Bumi Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 200). 153
2
Robert Setio Wahyu S. Wibowo, Teologi Yang Membebaskan Dan Membebaskan Teologi (Yogyakarta:
Yayasan Taman Pustaka Kristen di Indonesia, 2016). 157
3
Ibid 156
Menurut beberapa penelitian ilmu sosial , umat Kristen konservatif dan penganut
sayap kanan Kristen biasanya kurang peduli terhadap isu-isu lingkungan hidup
dibandingkan masyarakat umum, dan beberapa umat Kristen fundamentalis menyangkal
pemanasan global dan perubahan iklim. Status alam dalam agama Kristen telah
diperdebatkan dengan hangat, terutama sejak sejarawan Lynn White menerbitkan buku
klasik The Historical Roots of Present-Day Ecological Crisis (Akar Sejarah Krisis
Ekologis Saat Ini) pada tahun 1967 yang menyalahkan agama Kristen atas krisis
lingkungan hidup modern. Kesimpulannya terutama disebabkan oleh dominasi
pandangan dunia Kristen di Barat yang mengeksploitasi alam dengan cara yang tidak
berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa Yahudi-Kristen bersifat anti-ekologis, bermusuhan
terhadap alam, memaksakan pemisahan antara manusia dan jiwa dengan sikap
mengeksploitasi alam secara tidak lestari dimana masyarakat tidak lagi menganggap
dirinya sebagai bagian dari alam4
4
Wikipedia, https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/Christian_views_on_environmentalism?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc (diakses 11 Oktober 2023)
5
B.S. Mardiatmadja, Merawat Dan Berbagi Kehidupan (Yogyakarta: Kanisius, 1994). 25
6
Adnin Minho Famers II, Keseimbangan Ekologi, 2014,
https://www.scribd.com/doc/217741076/Keseimbangan-Ekologi (diakses 2 Oktober 2023) 27.
karbon monoksida (CO). Dampak pencemaran karbon monoksida (CO) adalah bisa
menyebabkan gangguan kesehatan maupun kematian. Karbon menoksida apabila terhisap
ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan megnhalangi masuk oksigen yang
dibutuhkna oleh tubuh. Hal ini terjadi karena gas CO bersifat racun metabolisme, ikut
bereaksi secara metabolis dengan darah.7
2. Bencana Alam
Menurut Darius Ade Putra mengatakan berbagai kerusakan alam seperti degradasi
lahan/tanah, deforestasi atau penggundulan hutan, kepunahan jenis binatang dan
tumbuhan, degradasi air dan perubahan atmosfer adalah beberapa fakta yang menghiasi
kehidupan di alam ini. Pemanfaatan sumber daya alam dan eksploitasi yang terus
meningkat menyebabkan kualitas lingkungan hidup semakin menurun9
Tanah longsor dan bajir merupakan bencana alam, yang juga terjadi akibat
perilaku manusia. Longsor besar menimpa Sulawesi (65,3), Maluku dan Nusa
Tenggara (66,8). Banjir di Indonesia bisa mencapai 214.527 km² atau 11,2 % dari
seluruh wilayah. Pulau Jawa dan Bali adalah yang paling beresiko banjir, rata-rata dalam
satu tahun terjadi banjir seluas 32.080 km² (23,5%), sedangkan pulau yang paling sering
mengalami banjir adalah Pulau Kalimantan.10
Kegiatan penambangan pohon dan pembakaran hutan. Dua kegiatan ini bisa
menimbulkan kerusakan yang sangat serius bagi ekosistem. Tak hanya menyebabkan
7
Dyah Widodo dkk, “Ekologi Dan Ilmu Lingkungan”
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/19807/1/2021_Book%20Chapter_Ekologi%20dan%20Ilmu%20Lingkungan.pdf
(diakses 3 Oktober 2023). 160
8
Doddy Scott Kennedy, “Pentingya Pendidikan Tentang Pelestarian Lingkungan Hidup”,
https://www.scribd.com/document/362256650/Pentingnya-Pendidikan-Tentang-Pelestarian-Lingkungan-Hidup
(diakses 3 Oktober 2023).
9
Darius Ade Putra, “Merengkuh Bumi Merawat Semesta”,
http://journal-theo.ukdw.ac.id/index.php/aradha/article/view/537/336 ( diakses 20 September 2023)
10
Dewi Wahyuni Ramli Utina, Ekologi Dan Lingkungan Hidup, 2009,
file:///C:/Users/Nexia/Documents/diktat ekologi/303654731-EKOLOGI-dan-LINGKUNGAN-HIDUPpdf.pdf.
(diakses 1 Okotber 2023). 5
banjir juga longsor, berkurangnya pohon yang merupakan paru-paru dunia ini akan
membuat iklim di bumi terganggu. Penebangan pepohonan akan membuat tanah tidak
lagi terkunci secara benar sehingga mudah longsor dan udara tidak lagi bisa didaur ulang
sehingga kadar oksigen semakin berkurang.11 Pepohonan bisa berfungsi untuk menahan
banjir ketika musibah datang selain itu pohon juga menjadi penyangga tanah sehingga
tanah lebih kuat dan tidak mengalami longsor.
Tidak hanya sumber daya alam tetapi flora dan fauna pun semakin lama semakin
berkurang spesies dan habitatnya atau dengan kata lain semakin punah. Lagi-lagi
aktivitas manusia yang menjadi penyebabnya, salah satu contohnya punahnya spesies
harimau jawa di Indonesia karena perburuan kulitnya.13
Melihat dampak negatif yang ditimbulkan oleh ketidak pedulian manusia terhadap
lingkungan hidup maka peneliti mengangkat proposal penelitian dengan judul
FENOMENA KURANGNYA KEPEDULIAN ORANG KRISTEN TERHADAP
LINGKUNGAN HIDUP.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah penulis ingin mencari tahu tentang alasan-alasan orang
Kristen kurang peduli terhadap Lingkungan.
C. Rumusan Masalah
1. mengapa orang Kristen tidak memelihara bumi dan mengolahnya dengan baik?
11
Adnin Minho Famers II, Keseimbangan Ekologi, 2014,
https://www.scribd.com/doc/217741076/Keseimbangan-Ekologi (diakses 3 Oktober 2023) 5
12
Celine Daene Drummound, Teologi dan Ekologi (Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2001). 1
13
Dyah Widodo dkk, “Ekologi Dan Ilmu Lingkungan”
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/19807/1/2021_Book%20Chapter_Ekologi%20dan%20Ilmu%20Lingkungan.pdf
(diakses 3 Oktober 2023). 77
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
A.
B.
C.
B. Tempat Penelitian