Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

EKOLOGI

DOSEN PENGAMPU: Jonsen Sembiring

Kelompok 4:

Candra (03082210036)

Sully Tania (03081210016)

Ziven Louis (03082210017)

Friska Loren (03081210019)

Michael Salim (03082210033)

Audric Winarta (03082210021)

Darren Oswaldo Tanjaya (03082210018)


KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ EKOLOGI ” ini dengan tepat
waktu.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Jonsen
Sembiring pada mata kuliah World Religion dan juga untuk menambah
pengetahuan tentang masalah ekologi bagi para pembaca dan juga bagi kami.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jonsen Sembiring selaku dosen
mata kuliah World Religion yang sudah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kami mengenai topik ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, apabila
terdapat kritik dan saran yang membangun akan kami terima.

Medan, 31 Oktober 2021

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Perumusan Masalah .................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................2
D. Metode Penulisan ....................................................................................2
E. Manfaat Penulisan ...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
1. Pengertian Ekologi ...................................................................................3
2. Dampak dari Masalah Ekologi .................................................................4
3. Konsep Agama Menyikapi Masalah Ekologis .........................................6
4. Solusi ........................................................................................................7
BAB III PENUTUP ................................................................................................9
A. Kesimpulan .............................................................................................9
B. Saran ......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekologi merupakan cabang ilmu dalam biologi yang mempelajari tentang


hubungan makhluk hidup dengan habitatnya. Pada dasarnya makhluk hidup
bergantung pada makhluk hidup lainnya ataupun habitatnya sehingga terjadi
hubungan timbal balik antara suatu makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya
ataupun dengan habitatnya. Hubungan antar makhluk hidup ataupun dengan
habitatnya inilah yang merupakan interaksi yang dapat bersifat predasi, parasitisme,
komensalisme, dan mutualisme. Dalam ekologi, dikenal istilah rantai makanan.
Rantai makanan merupakan lintasan konsumsi makanan yang terdiri dari beberapa
spesies organisme [9]. Bagian paling sederhana dari suatu rantai makanan berupa
interaksi dua spesies yaitu interaksi antara spesies mangsa (prey) dengan pemangsa
(predator). Apabila antara dua spesies ini tidak terjadi interaksi dan lingkungan
tidak membatasi maka untuk spesies prey akan meningkat secara tidak terbatas
yang disebut sebagai model pertumbuhan eksponensial. Selain model eksponensial,
dikenal juga model pertumbuhan logistik. Model pertumbuhan logistik merupakan
model pertumbuhan populasi dengan kapasitas daya tampung (carrying capacity)
[11]. Daya tampung (carrying capacity) merupakan batas teratas dari pertumbuhan
suatu populasi, dimana jumlah populasi itu tidak lagi dapat didukung oleh sarana,
sumberdaya, dan lingkungan yang ada [14].

B. Perumusan masalah
1. Apa pengertian ekologi?
2. Apa saja dampak dari masalah ekologi?
3. Bagaimana cara menyikapi masalah ekologi menurut Agama?

1
C. Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk membahas lebih dalam lagi
tentang topik Ekologi serta bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata
kuliah World Religion.

D. Metode penulisan
Makalah ini ditulis berdasarkan referensi-referensi yang kami dapatkan dari
internet mengenai Ekologi. Kami juga mencari referensi dari bahan
pembelajaran atau modul yang disediakan oleh dosen pengampu kami.

E. Manfaat penulisan
Manfaat dari makalah yang kami buat ini adalah untuk memperluas wawasan
kami terkait isu Ekologi serta dampak apa saja yang terjadi dan apa solusi
yang dapat menyelesaikan masalah ini.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Pengertian Ekologi
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari interaksi antara
makhluk hidup dengan makhluk hidup lain dan juga dengan lingkungan
sekitarnya.

Istilah ekologi pertama kali dimunculkan oleh Ernst Heckel, seorang


murid Darwin pada tahun 1866, yang menunjuk pada keseluruhan
organisme atau pola hubungan antara organisme dan lingkungannya.
Ekologi berasal dari kata Yunani: oikos dan logos, yang secara harafiah
berarti “Rumah” dan “Pengetahuan”. Ekologi sebagai ilmu memiliki arti
yaitu pengetahuan tentang lingkungan hidup atau planet bumi ini sebagai
keseluruhan. Bumi dianggap sebagai rumah tempat kediaman manusia dan
seluruh makhluk dan benda fisik lainnya.

Robert P. Borrong mengutip Nursid Sumaatmadja, bahwa pada


umumnya lingkungan hidup di planet bumi dikategorikan dalam tiga
kelompok dasar, yaitu lingkungan fisik, lingkungan biologis, dan
lingkungan sosial. Lingkungan fisik atau disebut juga lingkungan anorganik
adalah segala sesuatu disekitar manusia yang berbentuk benda mati seperti
batuan, tanah, mineral, udara, gas, air, dan energi matahari. Lingkungan
biologis atau disebut juga lingkungan organik adalah semua makhluk hidup
disekitar manusia, yaitu semua jenis hewan dari yang terbesar sampai yang
terkecil, serta semua tumbuh-tumbuhan Yang terakhir, lingkungan sosial
adalah manusia lain disekitar kita seperti teman, tetangga, dan orang lain
yang belum kita kenal sekalipun.

3
Krisis ekologi bermula dari jumlah manusia yang semakin meningkat,
sehingga terjadi over population, sementara kita memiliki keterbatasan daya
dukung alam. Ditambah lagi, sifat manusia yang antroposentris, terlalu
egois menguras kekayaan alam. Dalam hal mengeksploitasi sumber daya
alam, kita seharusnya memikirkan dampaknya terhadap kehidupan makhluk
hidup dan juga lingkungan hidup.

Sejarah memperlihatkan kepada kita bahwa selama manusia


mengandalkan kekuatan rasio atau ilmu pengetahuan dan teknologi sambil
melupakan kekuatan etika dan moral, maka ia terus menuju kehancuran.
Dalam menghadapi masalah krisis ekologi dewasa ini, kekuatan ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak lagi memadai untuk memampukan
manusia membendung kerusakan alam. Manusia harus Kembali ke dalam
dirinya yaitu hati Nurani, nilai-nilai kemanusiaan dan penciptanya, maka
disanalah manusia akan menemukan kekuatannya untuk membangun
kehidupan baru secara bersamaan dan bersama dengan lingkungan
hidupnya dalam kehidupan yang harmonis dan nyaman.

2. Dampak dari Masalah Ekologi


Kerusakan lingkungan bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya
faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam yang menyebabkan kerusakan
lingkungan bisa berupa letusan gunung berapi, tanah longsor, gempa bumi,
tsunami, angin topan, badai, dan lainnya. Sedangkan faktor manusia sebagai
faktor kerusakan lingkungan dapat berupa pencemaran lingkungan,
penebangan pohon secara berlebihan, membakar hutan, buang sampah
sembarangan, limbah industri, dan lainnya.

Dampak kerusakan lingkungan terhadap manusia adalah adanya


beberapa kerusakan lingkungan yang menyebabkan bumi semakin tidak
nyaman untuk ditinggali. Beberapa dampak akibat kerusakan lingkungan
yang disebabkan oleh manusia adalah banjir, pemanasan global, dan hutan

4
gundul. Penyebab banjir sendiri adalah karena volume air di suatu tempat
yang meluap atau melimpah dari bendungan sehingga keluar dari sungai itu,
biasanya ini terjadi karena masih banyak manusia yang membuang sampah
sembarangan. Dampak banjir sendiri tidak bisa dibilang dampak yang
ringan karena dampaknya terhadap lingkungan sangat besar seperti merusak
sarana dan prasarana karena terjangan banjir dapat merusak fasilitas umum,
kendaraan, dan juga rumah. Banjir yang meluap sampai ke jalan raya juga
dapat menghambat proses transportasi kendaraan terutama motor.

Selanjutnya adalah penyebab dari pemanasan global, yaitu


meningkatnya produksi gas rumah kaca, semakin banyak gas rumah kaca
maka semakin banyak juga konsentrasi ozon yang bereaksi dengan gas
rumah kaca tersebut. Dampak pemanasan global yang paling umum adalah
mencairnya gletser, kegagalan panen, penipisan lapisan ozon pada atmosfer
Bumi. Yang terakhir adalah hutan gundul, penyebab hutan gundul ini terjadi
karena terjadinya pembakaran hutan dan penebangan pohon secara
berlebihan dan ilegal dari pihak yang tidak bertanggung jawab untuk
keuntungan pribadi. Namun hutan gundul juga bisa terjadi akibat faktor
alam seperti kebakaran hutan akibat petir dan lainnya. Jika hutan gundul,
maka tidak ada proses transpirasi. Hal tersebut menyebabkan curah hujan
berkurang, penurunan curah hujan dapat menyebabkan kekeringan yang
berakibat cukup fatal pada tumbuhan, hewan, dan juga manusia. Dampak
kerusakan lingkungan ini tidak hanya merugikan manusia tetapi juga
merugikan hewan dan tumbuhan. Sebagai sesama makhluk hidup, kita juga
harus memikirkan yang lain seperti hewan dan tumbuhan. Akibat dari
kerusakan lingkungan ini menyebabkan hewan kehilangan sumber
makanan, sumber air, dan bahkan kehilangan tempat tinggal mereka. Sama
juga untuk tumbuhan, mereka akan kekurangan mineral dan air yang
menyebabkan banyaknya tumbuhan yang layu dan mati. Karena itu mari
kita sama sama menjaga Bumi kita agar kita dapat hidup dan tinggal lebih
nyaman di Bumi kita.

5
3. Konsep Agama Menyikapi Masalah Ekologis
Dalam cerita penciptaan dikatakan bahwa manusia diciptakan Bersama
dengan seluruh alam semesta. Itu berarti bahwa manusia mempunyai
keterkaitan dan kesatuan dengan lingkungan hidupnya. Akan tetapi,
diceritakan pula bahwa hanya manusia yang diciptakan sebagai gambar
Allah (“Imago Dei”) dan diberikan kewenangan untuk menguasai dan
menaklukkan bumi dengan segala isinya. Jadi di satu segi, manusia adalah
bagian integral dari ciptaan (lingkungan). Sementara itu di lain segi,
manusia diberikan kekuasaan untuk memerintah dan memelihara bumi.
Maka hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya seperti dua sisi dari
mata uang yang mesti dijalani secara seimbang.

Tata ciptaan yang dijelaskan dalam kejadian mengungkapkan hubungan


yang baik antara umat manusia dan Allah, yang di dalamnya kemakmuran
tanah bergantung kepada ketaatan manusia pada janji Allah. Hal ketaatan
menusia kepada perintah Allah untuk berkuasa atas alam merupakan syarat
yang mutlak bagi manusia dalam memelihara alam ciptaan dengan
bijaksana. Namun kenyataannya bahwa ketika manusia berdosa, hubungan
manusia dan Allah serta hubungan manusia dengan alam pun menjadi rusak.
Seperti yang dikatakan oleh Celia Deane bahwa “Pelanggaran manusia pada
batas-batas yang ditetapkan Allah dalam pasal permulaan kejadian, atau
kejatuhan-kejatuhan manusia, menyebabkan terganggunya hubungan antara
manusia, Allah, dan bumi.

Dalam Kej 1:26, kita dapat mencatat dua putusan Allah: Baiklah Kita
menjadikan manusia menurut rupa Kita dan supaya mereka berkuasa atas
seluruh bumi, namun kekuasaan atas bumi ini adalah didelegasikan kepada
kita oleh Allah, dalam rangka suatu Kerjasama dengan Dia dan pembagian
hasil dengan orang lain. Dalam perpektif kekristenan, kita tidak berhak
memperlakukan alam ini semau kita, karena kita tidak berhak berbuat semau
kita. Menguasai bukanlah sinonim dari merusak.Karena bumi ini adalah

6
yang dipercayakan kepada kita, maka kita harus mengelola serta
memproduktifkannya secara bertanggung jawab demi kebaikan generasi
kita dan juga generasi-generasi berikutnya.

Kesatuan manusia dengan alam terlihat jelas dari unsur materi yang
Allah gunakan untuk menciptakan manusia, yakni dari debu tanah. Oleh
karena itu, merusak alam dalam perspektif iman Kristen, sama saja dengan
merusak unsur utama dari diri manusia. Tidak dapat disangkal bahwa
keterikatan manusia dengan alam membuat manusia bertanggung jawab
penuh akan kelestarian alam di sekitarnya (Kejadian 2:15). Mengusahakan
yang dimaksud dalam Kejadian 2:15, ialah “Manusia sebagai citra Allah
seharusnya memanfaatkan alam sebagai bagian dari ibadah dan
pengabdiannya kepada Allah. Dengan kata lain, penguasaan atas alam
seharusnya dijalankan secara bertanggung jawab: memanfaatkan sambil
menjaga dan memelihara. Ibadah yang sejati adalah melakukan apa saja
yang merupakan kehendak Allah dalam hidup manusia, termasuk hal
mengelola dan memelihara lingkungan hidup yang dipercayakan kekuasaan
atau kepemimpinannya pada manusia.”

4. Solusi
Berikut merupakan beberapa hal yang perlu dilakukan oleh manusia demi
menjaga ciptaan Allah menurut Montgomery Boice:
a. Manusia harus bersyukur untuk dunia yang telah Allah
jadikan dan memuji Dia untuk hal itu.
b. Manusia harus bersuka atas ciptaan. “Bersuka” erat
kaitannya dengan “bersyukur”, tetapi itu adalah suatu
Langkah melampaui bersyukur.
c. Manusia (orang-orang Kristen) harus menunjukkan suatu
tanggung jawab terhadap alam. Kita seharusnya tidak
menghancurkannya hanya atas dasar ingin

7
menghancurkannya, tetapi dengan berusaha untuk
mengangkatnya kepada potensinya yang paling penuh.
d. Alam semesta harus digunakan oleh manusia dengan cara
yang semestinya.
e. Setelah mereka merenungkan alam dan menghargainya,
orang Kristen seharusnya sekali lagi berpaling kepada Allah
yang menjadikan dan menopangnya setiap saat dan
seharusnya belajar untuk memercayai Dia. Allah
memelihara alam, sekalipun alam disalahgunakan karena
dosa-dosa kita.

Untuk menyelamatkan dunia dengan lingkungan hidupnya, tidak cukup


hanya dengan bantuan ekologi dan ilmu pengetahuan lainnya. Melainkan
harus diterangi oleh “terang” firman Tuhan dalam arti bahwa kita harus
mengerti dengan jelas tujuan penciptaan kita, yaitu menguasai dan
memelihata seluruh isi bumi ini. Sebab dunia ini bukanlah ciptaan dan milik
manusia, tetapi ciptaan dan milik Allah. Hanya dengan pertolongan-Nya
manusia dapat memperbaharui keadaan dunia tempat tinggal sekaligus
makhluk hidup. Mzr. 104 :30. Sebagai orang Kristen, kita semua adalah
ciptaan baru karena kita hidup dalam Kristus dan hanya manusia baru yang
mampu untuk memperbaharui dunia dan lingkungannya.

8
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia sang penghancur alam. Pernyataan tersebut akan terus berlanjut
apabila manusia semakin merusak alam tanpa memperhatikan
keseimbangan. Jika manusia tidak mulai berubah maka suatu saat bumi ini
akan semakin rusak sehingga dapat merugikan manusia sendiri dan alam
ciptaan yang lain.

Kerusakan lingkungan yang ada di bumi ini seharusnya menyadarkan


manusia tentang betapa pentingnya untuk menjaga lingkungan hidup.
Dimulai dari lingkungan sekitar yang terdekat, meskipun tidak dapat
sekaligus merubah kondisi alam lingkungan sekitar, setidaknya telah sedikit
merubah lingkungan sekitar sehingga dapat dampak positif bagi manusia
sendiri. Kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam juga akan
membawa dampak positif juga bukan saja kepada manusia, melainkan juga
kepada makhluk lainya. Ini merupakan amanat yang Allah berikan kepada
manusia untuk berkuasa atas segala makhluk hidup di bumi ini kepada
Adam dan Hawa dalam Kejadian 1:26-28 dan juga kepada Nuh dalam
Kejadian 9.

Berbicara mengenai hubungan kekristenan dengan ekologi maka tidak dapat


disangkal bahwa manusia mendapat mandat dari Allah sendiri untuk
memelihara alam ini dengan sedemikian rupa, bukannya malah
merusaknya.

Manusia tidak diciptakan Allah untuk bertindak sewenang-wenang terhadap


alam. Manusia memang penguasa alam tetapi harus berprilaku sebagai
penguasa yang sesuai dengan kehendak Allah yang menunjuk manusia

9
sebagai mitra-Nya. Hal inilah yang membuat manusia berbeda dengan
makhluk lain yang diciptakan Allah. Manusia dapat melihat dan mengakui
akan keberadaan Allah dengan melihat keadaan alam sekitarnya. Allah yang
berperan aktif dalam mengatur akan dunia ini. Hari berganti hari, siang
berganti malam, musim berganti musim menunjukkan bahwa Allah bekerja
atas alam ciptaan-Nya. Oleh 12 karena itu, jika manusia merusak alam yang
begitu indah, maka hal tersebut sama saja dengan manusia sedang merusak
apa yang sedang Allah lakukan (bekerja) dengan alam ini.

B. Saran
Kami berharap kedepannya orang-orang bisa lebih bersyukur dan lebih
bertanggung jawab terhadap apa yang ada di dunia ini karena semua yang
diciptakan Allah pasti ada fungsinya terhadap dunia dan juga harus
digunakan dengan semestinya serta perenungan yang dalam untuk
menghargai dan memelihara alam yang telah dititipkan-Nya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ekologi Dalam Perspektif Iman Kristen. (n.d.). Mengungkapkan Masalah Ekologi


Indonesia.

id.wikipedia.org. (2021, October 25). Retrieved from Ekologi Manusia:


https://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi_manusia#Fungsi_Manusia

Kompas.com. (2021, April 16). Retrieved from Ekologi: Definisi, Ruang Lingkup, Asas dan
Manfaatnya:
https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/16/163119269/ekologi-definisi-
ruang-lingkup-asas-dan-manfaatnya

Patora, M. (2019). Jurnal Teruna Bhakti. Peranan Kekristenan dalam Menghadapi


Masalah Ekologi, 117-127. Retrieved from
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1759401&val=1875
2&title=PERANAN%20K

11

Anda mungkin juga menyukai