Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH EKOLOGI SEBAGAI DASAR

ILMU LINGKUNGAN
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Biologi Umum dan Lingkungan
Dosen Pengampu: Dr. Hartono D Mamu, M.Pd

Disusun oleh
Nama : Sri Purwandaningsih Waluya
NIM : 411421016
Kelas :B.Pendidikan Matematika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Ekologi Sebagai Dasar Ilmu
Lingkungan” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Dr. Hartono D Mamu, M.Pd pada mata kuliah Biologi Umum dan Lingkungan. Selain
itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Spesies dan Populasi
serta Komunitas & Ekosistem” bagi para pembaca dan juga penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Biologi Umum dan
Lingkungan yang telah memberikan tugas ini agar menambah pengetahuan dan
wawasan kepada saya sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, 22 November 2021

Sri Purwandaningsih Waluya


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... I


DAFTAR ISI ................................................................................................................. II
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 4
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 4
C. Tujuan Masalah ..................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 6
A. Pengertian Ekologi Menurut Para Ahli ................................................................... 6
B. Serjarah Perkembangan Ekologi ............................................................................. 7
C. Kedudukan dan Peranan Ekologi ............................................................................ 8
D. Pengertian Spesies Menurut Para Ahli .................................................................... 11
E. Macam-macam Spesies ........................................................................................... 12
F. Pengertian Populasi Menurut Para Ahli .................................................................. 13
G. Pembagian pada Populasi ....................................................................................... 13
H. Pengerian Komunitas Menurut Para Ahli ................................................................ 14
I. Jenis-jenis Komunitas ............................................................................................. 15
J. Pengertian Ekosistem Menurut Para Ahli ................................................................ 16
K. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Ekosistem ................................. 17
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 18
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 18
B. Saran ...................................................................................................................... 18
BAB IV DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekologi adalah cabang ilmu dalam biologi yang mempelajari tentang
hubungan makhluk hidup dengan habitatnya. Pada hakikatnya mahluk
bergantung pada mahluk hidup lainnya ataupun habibatnya sehingga terjadi
hubungan timbal balik antara suatu makhluk hidup dengan makhluk hidup
lainnya ataupun dengan habitatnya. Hubungan yang dimaksud tersebut adalah
hubungan antar makhluk hidup ataupun dengan habitatnya inilah yang
merupakan interaksi yang dapat bersifat predasi, parasitisme, komensalisme, dan
mutualisme.
Dalam dunia ekologi, dikenal istilah dengan rantai makanan. Rantai
makanan merupakan lintasan konsumsi makanan yang terdiri dari beberapa
spesies organisme. Bagian paling sederhana dari suatu rantai makanan berupa
interaksi dua spesies yaitu interaksi antara spesiesmangsa (prey) dengan
pemangsa (predator).
Interaksi antara dua spesies tersebut jika tidak terjadi dan lingkungan
juga tidak membatasi sehingga prey akan meningkat secara tidak terbatas yang
disebut sebagai model pertumbuhan eksponensial. Dan dikenal juga model
pertumbuhan logistik. Model pertumbuhan logistik ialah model pertumbuhan
populasi dengan kapasitasdaya tampung (carrying capacity). Sedangkan daya
tampung (carrying capacity) merupakan batas teratas dari pertumbuhan suatu
populasi, yang mana jumlah populasi itu tidak lagi dapat didukung oleh sarana,
sumberdaya, dan lingkungan yang ada.
Lingkungan adalah tempat berinteraksi antar makhluk hidup dengan
tempat tinggal baik berupa abiotik maupun biotik. Ilmu yang mempelajari
tentang hubungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya
disebut dengan Ekologi. Komponen utama dalam ekologi yaitu ekosistem,
ekosistem merupakan suatu kesatuan fungsional dasar dalam ekologi, oleh
karena itu didalam ekosistem terdapat makhluk hidup dengan lingkungan
organisme (komunitas biotik) dan lingkungan abiotik, masing-masing diantara
mereka akan mempengaruhi sifat-sifat dan keduanya perlu untuk memelihara
kehidupan sehingga terjadi keseimbangan, keserasian dan keselarasan alam di
bumi ini. Dalam hal tersebut fungsi utama ekosistem di bumi penekanannya
ialah pada hubungan ketergantungan dan hubungan sebab akibat, yang
merupakan serangkaian komponen-komponen untuk membentuk satuan-satuan
fungsional.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ekologi menurut para ahli?
2. Bagaimana sejarah perkembangan ekologi?
3. Bagaimana kedudukan dan peranan ekologi?
4. Apa pengertian spesies menurut para ahli?
5. Apa sajalah macam-macam spesies?
6. Apa pengertian populasi menurut para ahli?
7. Bagaimana pembagian pada populasi?
8. Apa pengertian komunitas menurut para ahli?
9. Apa saja jenis-jenis komunitas?
10. Apa pengertian ekosistem menurut para ahli?
11. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem?

C. Tujuan Masalah
1. Mendeskripsikan pengertian ekologi menurut para ahli.
2. Menjelaskan sejarah perkembangan ekologi.
3. Menjelaskan kedudukan dan peranan ekologi.
4. Mendeskripsikan pengertian spesies menurut para ahli.
5. Menyebutkan macam-macam spesies.
6. Mendeskripsikan pengertian populasi menurut para ahli.
7. Menjelaskan pembagian pada populasi.
8. Mendeskripsikan pengertian komunitas menurut para ahli.
9. Menjelaskan jenis-jenis komunitas.
10. Mendeskripsikan pengertian ekosistem menurut para ahli.
11. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekologi Menurut Para Ahli


Pada 1972 C. J. Krebs menyatakan bahwa pengertian ekologi adalah
cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang interaksi yang menentukan
distribusi dan kelimpahan organisme.
Menurut G. Tyler Miller (1975), arti ekologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lain
serta lingkungannya. Sedangkan menurut Charles Elton (1927), definisi ekologi
adalah sejarah alam yang sifatnya ilmiah “Scientific natural history”.
Ernst Haeckel (1866) Ekologi adalah ilmu komprehensif yang
mempelajari hubungan antara organisme dan lingkungannya.
Menurut Burdon Sanderson (1893) Ekologi adalah ilmu yang
mempelajari relasi dan hubungan eksternal eksternal antara tanaman dan hewan
satu sama lain serta keberadaannya pada masa lampau pada saat ini.
Ekologi merupakan cabang ilmu dalam biologi yang mempelajari tentang
hubungan makhluk hidup dengan habitatnya. Pada dasarnya makhluk hidup
bergantung pada makhluk hidup lainnya ataupun habitatnya sehingga terjadi
hubungan timbalbalik antara suatu makhluk hidup dengan makhluk hidup
lainnya ataupun dengan habitatnya.
Hubungan antar makhluk hidup ataupun dengan habitatnya inilah yang
merupakan interaksi yang dapat bersifat predasi, parasitisme, komensalisme, dan
mutualisme. Dalam ekologi, dikenal istilah rantai makanan. Rantai makanan
merupakan lintasan konsumsi makanan yang terdiri dari beberapa spesies
organisme. Bagian paling sederhana dari suatu rantai makanan berupa interaksi
dua spesies yaitu interaksi antara spesies mangsa (prey) dengan pemangsa
(predator).
Menurut definisi Miller mengenai pengertian ekologi yang menyatakan
bahwa ekologi ialah ilmu tentang hubungan timbale balik antara organism dan
sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya. Menurut Otto
Soemarwoto pengertian ekologi ialah ilmu tentang hubungan timbale balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Menurut C. Elton ekologi ialah ilmu yang mengkaji sejarah alam atau
perkehidupan alam secara ilmiah. Menurut definisi Resosoedarmo yang
menyatakan bahwa pengertian ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan
timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Menurut
Andrewartha pengertian ekologi ialah ilmu yang membahas penyebaran dan
kemelimpahan organisme.

B. Sejarah Perkembangan Ekologi


Tidak ada batas yang jelas mengenai permulaan ekologi sebagai disiplin
ilmiah. Meskipun demikian, prinsip-prinsip ekologi telah ditelaah sejak zaman
Yunani Kuno oleh Aristoteles. Murid Aristoteles yang bernama Theophrastus,
kemudian mengamati dan menjelaskan hubungan antara organisme dan
lingkungannya. Ia memusatkan perhatian pada alasan spesies tertentu lebih
menyukai lingkungan tertentu.
Pada awal abad ke-19 M, Alexander von Humboldt menjelaskan korelasi
antara asosiasi tumbuhan (seperti padang rumput, hutan hujan, dan tundra)
dengan faktor lingkungan (seperti suhu, curah hujan, dan topografi) untuk
memahami jumlah dan persebaran spesies hewan dan tumbuhan. Istilah ekologi
pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel sebagai oekologie pada tahun
1866; kata bahasa Yunani oikos sendiri dijadikan akar bagi istilah ekonomi
(pengaturan rumah tangga) dan ekologi (studi tentang rumah tangga).
Tiga tahun setelah memublikasikan istilah ini, Haeckel mendefinisikan
ekologi sebagai seluruh ilmu tentang hubungan organisme dengan dunia luar di
sekitarnya serta hubungan yang dapat diperhitungkan dalam arti yang lebih luas
pada semua kondisi keberadaan. Hal ini sebagian bersifat organik, sebagian lagi
bersifat anorganik.
George Evelyn Hutchinson (1903–1991) disebut sebagai bapak
limnologi dan bapak ekologi modern. Ia secara komprehensif mengamati dan
mengukur secara empiris faktor-faktor organik dan lingkungan yang dapat
memengaruhi biota suatu danau, serta meletakkan dasar-dasar relung ekologi.
Ekologi kemudian menjadi populer sekitar tahun 1960-an ketika isu-isu
lingkungan mulai mendapatkan perhatian publik. Perkembangan keilmuan
ekologi dan hubungaannya dengan ilmu pengetahuan lain, terjadi pada tahun
1968 dan tahun 1970 dengan timbulnya gerakan kesadaran lingkungan.
Masyarakat mulai memikirkan masalah polusi, pelestarian alam,
kependudukan serta konsumsi pangan dan energi. Sebelum tahun 1970-an,
ekologi masih dipandang sebagai bagian dari biologi. Setelahnya ekologi
menjadi disiplin ilmiah yang terpisah dari biologi.
Kajian ekologi berkaitan dengan proses-proses fisis dan biologis dan
menghubungkan ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial. Pada masa kini, ekologi
dikaitkan dengan beragam bidang ilmu lain karena kompleksitasnya yang tinggi,
mulai dari filsafat hingga matematika.

C. Kedudukan Peranan Ekologi


Sebagai bagian dari biologi, ekologi merupakan bagian dasar. Ekologi
sejajar dengan bagian dasar yang lain, misalnya biologi molekuler, biologi
perkembangan, genetika, fisiologi, dan morfologi. Ekologi mengalami
perkembangan sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Perkembangan
ekologi mempengaruhi ilmu yang lain, demikian juga perkembangan ilmu yang
lain mempengaruhi ekologi.
Ekologi berasal dari kata oikos yang artinya rumah dan logos yang
artinya ilmu. Secara harfiah ilmu ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari
“tata rumah” atau “tata rumah tangga” manusia. Lambat laun bidang ilmu
penelitian ekologi tidak terbatas pada manusia dan lingkungannya, tetapi
penelitian juga meluas sampai pada penelitian atas semua jasad hidup dan
lingkungannya. Ilmu ekologi dalam menganalisis tata lingkungan
mempergunakan konsep model lingkaran.
Peranan dan manfaat ekologi dalam pengaplikasiannya dalam kehidupan
sehari-sehari:
1. Mengenal lebih banyak keanekaragaman hayati
Makhluk hidup tersebar dari dasar samudera terdalam hingga
pegunungan tertinggi. Tentu saja, keanekaragaman hayati ini harus
dieksplorasi oleh manusia. Selain untuk menginventarisasi jenis-jenis
makhluk hidup tersebut dan memperkaya pengetahuan manusia akan spesies
makhluk hidup, cara hidup makhluk hidup dan lingkungannya teresebut
dapat dipelajari untuk kemudian dapat dimanfaatkan manusia.
Kita dapat contoh seperti contoh pertama yaitu parasit yang hidup di
tubuh manusia sebagai inangnya dapat diberantas apabila kita tahu
bagaimana ia hidup dan berinteraksi dengan lingkungannya dengan cara
memutus rantai perkembangbiakannya. Dan kedua yaitu ikan di sekitar
kutub utara mampu hidup di kondisi air yang membeku, mekanisme ini
dapat digunakan manusia untuk mendapatkan protein anti beku yang
digunakan dalam proses industri.

2. Mengenal lebih jauh makhluk hidup


Biologi perilaku merupakan salah satu cabang dari ilmu ekologi. Hal ini
terjadi karena perilaku makhluk hidup, terutama hewan, berperilaku
tergantung pada kondisi lingkungannya. Perilaku ini dapat dimanfaatkan
oleh manusia sebagai berikut.
a. Kadang hewan memiliki indra yang tajam semisal di India, gajah-gajah
secara otomatis pergi ke tempat yang tinggi sesaat sebelum tsunami
terjadi. Hal ini dapat dijadikan peringatan dini oleh manusia sebelum
terjadinya bencana.
b. Hewan seperti ayam, sapi, anjing, dan kucing dahulunya adalah hewan
liar. Dengan proses domestikasi, hewan-hewan tersebut dapat dijadikan
ternak ataupun peliharaan.

3. Membantu mengetahui dampak terhadap lingkungan


Untuk memberantas hama maka ditemukanlah suatu pestisida yang
dinamakan DDT. DDT ini sangat ampuh memberantas hama serangga secara
global dalam watu yang lama. Namun setelah bertahun-tahun digunakan,
dampak ekologis mulai terasa
Setelah penggunaan jangka panjang, maka serangga menjadi resisten dan
bahkan DDT dapat ditemukan di mana saja hingga dalam air susu manusia.
Rachel Carson, seorang penulis akhirnya membuat buku berjudul Silent
Spring yang menggarisbawahi tak terdengarnya burung-burung di musim
semi. Ternyata hal ini disebabkan oleh DDT yang merusak telur burung.
Akhirnya DDT diberhentikan penggunaanya setelah dampak ekologis
menjadi global.
Sebenarnya, permasalahan ini dapat dicegah apabila ilmu ekologi dipakai
dalam perencanaan suatu kegiatan yang memiliki kemungkinan dampak
lingkungan. Kini, setiap kegiatan harus memiliki studi ekologi untuk
meminimalisasi kemungkinan buruk seperti contoh di atas.
4. Membantu memecahkan masalah pangan
Manusia sebagai makhluk omnivora merupakan tingkatan tertinggi
dalam jaring-jaring makanan. Seperti yang kita ketahui bahwa seluruh materi
di muka bumi ini ada dalam satu siklus. Dalam ilmu ekologi dijelaskan
bahwa makanan yang kita konsumsi merupakan untaian materi dari makhluk
hidup lain mulai dari produsen, konsumen primer, hingga konsumen
sekunder atau tersier.
Semakin tinggi tingkatan tropik maka akan semakin sedikit energi yang
diserap. Artinya semakin banyak jumlah makhluk hidup dalam tingkatan
tropik di bawahnya untuk memenuhi kebutuhan makhuk hidup dengan
tingkat tropik atas.
Dengan demikian, manusia yang vegetarian akan memerlukan lebih
sedikit sumber daya alam dibandingkan dengan manusia yang non-
vegetarian. Hal ini karena vegetarian memerlukan lebih sedikit sumber daya
semisal lahan untuk peternakan, air, dan pakan ternak sehingga
meminimalisasi kesulitan sumber pangan.

5. Membantu memecahkan masalah energi


Energi matahari dikonversi oleh tanaman menjadi energi kimia melalui
proses fotosintetis. Sumber energi kimia ini sebenarnya dapat kita
manfaatkan untuk membuat bahan bakar yang dapat diperbaharui yaitu
biofuel. Biofuel terdiri dari beberapa generasi yaitu:
a. Generasi pertama – biofuel dari tanaman konsumsi (Jagung, jarak)
b. Generasi kedua – biofuel dari sisa produk tanaman (Molase, ampas tebu)
c. Generasi ketiga – biofuel dari alga
Ilmu ekologi di sini sangat berperan penting. Selain mempelajari
bagaimana komunitas mikroorganisme memproses bahan baku menjadi
biofuel (aplikasi di industri), ekologi juga menawarkan pengetahuan tentang
bagaimana memanfaatkan produk tersebut agar terjadi keseimbangan atas
kebutuhan manusia akan energi dan materi konsumsi dengan kelestarian
alam.
6. Membuat proses indutri yang lebih maju
Makhluk hidup baik hewan, tumbuhan, dan mikroba ternyata sangat
berguna untuk diaplikasikan dalam proses industri. Pengeksplorasian ini
tentu akan menghasilkan organisme baru yang memiliki kemapuan khusus
sesuai habitatnya. Hal ini membuka kesempatan kita untuk
memanfaatkannya di bidang industri. Selain itu komunitas suatu organisme
dapat dimanfaatkan dalam suatu proses industry.
Untuk pengaplikasiannya ekologi di bidang industi yaitu bioteknologi,
fermentasi dll.

7. Mengenal kesetimbangan dalam kehidupan


Tanpa sadar sebenarnya ilmu ekologi membahas kegiatan manusia di
bumi ini karena manusia di bumi ini berkegiatan sebagai populasi. Populasi
terus meningkat sedangkan sumber daya alam dan area di muka bumi tak
dapat ditambah. Bila populasi manusia terlalu banyak maka kemampuan
daya sangga ekosistem akan terlampaui akibatnya akan terjadi kemunduran
dalam populasi manusia bahkan kepunahan.
Oleh karena itu melalui ilmu ekologi, kita sebagai manusia harus bijak
dalam menggunakan sumber daya alam dan membatasi pertumbuhan
populasi agar daya sangga ekosistem tidak terlampaui.

D. Pengertian Spesies Menurut Para Ahli


Menurut M Indrawan dkk, spesies merupakan kumpulan dari individu
yang memiliki karakteristik yang berbeda dari kelompok lainnya. Karakterisitik
tersebut bisa dilihat dari fisiologi, morfologi atau biokimia
Menurut Ernst Mayr, spesies merupakan sekelompok individu yang tidak
bisa berkembang biak dengan individu yang spesiesnya berbeda. Spesies ini
hanya bisa berkembang biak dengan sesama jenis spesies itu sendiri.
Menurut Waluyo, spesies merupakan suatu kelompok organisme yang
hidup bersama di alam bebas, dapat mengadakan perkawinan secara bebas, dan
dapat menghasilkan anak yang fertil dan bervitalitas sama dengan induknya.
Latar belakang berbedanya konsep spesies adalah perbedaan pemahaman
tentang proses munculnya suatu spesies baru dan spesies merupakan hasil dari
proses evolusi yang tersu berjalan.
Menurut Yanto dkk (2016) spesies adalah suatu proses terbentuknya
spesies endemik yang unik, bersifat lokal, dan hanya ada di daerah tertentu saja
yang terjadi karena spesies tersebut terisolasi secara geografis.
Menurut Biology Dictionary spesies adalah sekelompok organisme yang
berbagi warisan genetik, dapat kawin silang, dan menghasilkan keturunan yang
juga subur. Spesies yang berbeda dipisahkan satu sama lain oleh penghalang
reproduksi.
Hambatan ini dapat bersifat geografis, seperti pegunungan yang
memisahkan dua populasi, atau hambatan genetik yang tidak memungkinkan
terjadinya reproduksi antara dua populasi. Ilmuwan telah mengubah definisi
mereka tentang suatu spesies beberapa kali sepanjang sejarah.
Menurut National Geographic spesies sering didefinisikan sebagai
sekelompok organisme yang dapat bereproduksi secara alami dengan satu sama
lain dan menghasilkan keturunan yang subur. Namun, klasifikasi suatu spesies
bisa jadi sulit, bahkan penuh dengan kontroversi.
Menurut Your Dictionary spesies adalah sekelompok organisme yang
memiliki ciri-ciri serupa dan mampu berkembang biak dengan satu sama lain
tetapi tidak dengan spesies lain. Spesies adalah bagian dari genus atau subgenus.

E. Macam-macam Spesies
Grant (1981) mengenali 5 jenis spesies bersamaan dengan konsep
Spesies Evolusioner yang dikemukakan oleh Simpson (1961):
1) Spesies taksonomi (Spesies morfologi, spesies fenetik) Taksa,
sekelompok individu yang secara morfologis serupa.
2) Spesies biologis (Spesies genetik): Sistem populasi yang bereproduksi
secara seksual.
3) Mikrospesies (Agamospesies): Populasi adalah organisme uniparental.
4) Spesies suksesi (Paleospecies): Garis keturunan phyletic.
5) Spesies biosistematik (Ecospecies, Coenospecies): Kelompok kesuburan.
6) Spesies evolusi: Gabungan populasi yang bereproduksi secara seksual
dalam kelompok orang tua dan garis keturunan filetik.
F. Pengertian Populasi Menurut Para Ahli
Dalam biologi, populasi adalah sekelompok individu dengan
karakteristik serupa (spesies) yang hidup di tempat yang sama dan memiliki
kemampuan untuk mereproduksi antara mereka sendiri. Konsep ini banyak
digunakan dalam ekologi populasi dan genetika. Ekologi menganggap penduduk
sebagai unsur dari sistem yang lebih luas. Populasi spesies merupakan bagian
dari masyarakat.
Populasi adalah sekelompok organisme yang termasuk spesies tertentu,
hidup dan kawin silang di tempat yang sama pada waktu tertentu. Jumlah
individu dalam suatu populasi berubah seiring waktu karena kelahiran,
kematian, dan penyebaran individu di antara populasi lain. Di bawah kondisi
lingkungan yang menguntungkan dan sumber daya yang berlimpah, jumlah
individu dalam suatu populasi meningkat dengan cepat. Kemampuan populasi
untuk meningkatkan jumlahnya pada tingkat maksimum disebut potensi biotik
dari populasi.
Faktor biologis yang bergantung pada kepadatan populasi disebut faktor
tergantung kepadatan. Itu kompetisi intra-spesifik terjadi ketika suatu populasi
harus bersaing dengan populasi lain untuk sumber daya yang sama. Berdasarkan
perilaku makan, populasi tertentu dapat melanjutkan tiga jenis interaksi
simbiosis dengan populasi lain atau dengan lingkungan. Mereka adalah
parasitisme, mutualisme, dan komensalisme.
Populasi dikategorikan berdasarkan karakteristik pertumbuhan spesies di
habitat tertentu sebagai Kspesies yang dipilih dan rspesies yang dipilih. Jika
jumlah individu dalam suatu spesies meningkat hingga daya dukung lingkungan,
populasi spesies tertentu disebut sebagai Spesies terpilih K. Kematangan yang
terlambat, lebih sedikit, individu muda yang lebih besar, umur yang lebih
panjang, lebih banyak pengasuhan orang tua, dan persaingan yang ketat untuk
sumber daya adalah karakteristik dari spesies yang dipilih.

G. Pembagian pada Populasi


Pola penyebaran bergantung pada sifat fisikokimia lingkungan maupun
keistimewaan biologis organisme itu sendiri. Keragaman tak terbatas dari pola
penyebaran demikian yang terjadi dalam alam secara kasar dapat dibedakan
menjadi tiga kategori yaitu.
1) Penyebaran teratur atau seragam, dimana individu-individu terdapat pada
tempat tertentu dalam komunitas. Penyebaran ini terjadi bila ada
persaingan yang keras sehingga timbul kompetisi yang mendorong
pembagian ruang hidup yang sama.
2) Penyebaran secara acak (random), dimana individu-individu menyebar
dalam beberapa tempat dan mengelompok dalam tempat lainnya.
Penyebaran ini jarang terjadi, hal ini terjadi jika lingkungan homogen.
3) Penyebaran berkelompok/berumpun (clumped), dimana individu-
individu selalu ada dalam kelompok-kelompok dan sangat jarang terlihat
sendiri secara terpisah. Pola ini umumnya dijumpai di alam, karena
adanya kebutuhan akan faktor lingkungan yang sama.
Populasi cenderung diatur oleh komponen-komponen fisik seperti cuaca,
arus air, faktor kimia yang membatasi pencemaran dan sebagainya dalam
ekosistem yang mempunyai keanekaragaman rendah atau dalam ekosistem yang
menjadi sasaran gangguan-gangguan luar yang tidak dapat diduga, sedangkan
dalam ekosistem yang mempunyai keanekaragaman tinggi, populasi cenderung
dikendalikan secara biologi dan seleksi alam.
Populasi dapat konstan dapat pula berfluktuasi atau dapat pula meningkat
atau menurun terus. Perubahan-perubahan demikian merupakan fokus utama
ekologi populasi. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh empat faktor yang
saling mempengaruhi, yaitu kelahiran (natality), kematian (mortality) dan
migrasi (emigrasi dan imigrasi).

H. Pengerian Komunitas Menurut Para Ahli


Menurut Zakapedia komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi
yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang berinteraksi dan saling
mempengaruhi. Komunitas memiliki tingkat integrasi yang lebih kompleks
daripada individu dan populasi. Dalam masyarakat, semua organisme
merupakan bagian dari masyarakat dan antarkomponennya saling berhubungan
melalui keragaman interaksi mereka.
Komunitas adalah kumpulan populasi dalam suatu wilayah. Komunitas
memiliki ciri, sifat dan kemampuan interaksi yang lebih kompleks dari pada
populasi. Interaksi dalam suatu populasi hanya terbatas antar individu yang
sejenis saja.
Sedangkan interaksi dalam komunitas dapat berlangsung antar populasi.
Hubungan antar populasi dapat saling menguntungkan dapat pula saling
merugikan. Namun demikian bila suatu komunitas telah terbentuk mau tidak
mau populasis atu dengan populasilainnya harus dapat hidup secara
berdampingan.
Dalam ilmu biologi, komunitas adalah kumpulan berbagai macam
populasi makhluk hidup pada waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi
dan mempengaruhi satu sama lain.
Menurut Hendro Puspito komunitas adalah suatu kelompok sosial atau
suatu kumpulan nyata, teratur, dan tetap dari individu-individu yang
melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.

I. Jenis-jenis Komunitas
1. Komunitas Akuatik
Komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai, di parit
atau di kolam.
2. Komunitas Teresterial
Yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan, di padang
rumput, di padang pasir, dll.

Didapatkan beberapa struktur komunitas yaitu:


1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas.
2. Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan
organisme.
3. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif.
4. Frekuensi kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran
suatu spesies di dalam suatu habitat. Densitas (kepadatan) dinyatakan
sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh, atau persatuan
luas/volume, atau persatuan penangkapan
5. Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung
menuju ke satu arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah
dan dapat diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi sebagai akibat dari
modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan memerlukan
waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang
disebut klimas. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami
homoestosis. Menurut konsep mutahir suksesi merupakan pergantian
jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang lebih mantap yang sangat sesuai
dengan lingkungannya.

J. Pengertian Ekosistem Menurut Para Ahli


Ekosistem menurut woodbury (1954) merupakan tatanan kesatuan secara
kompleks di sebuah wilayah yang terdapat habitat, tumbuhan dan binatang.
Kondisi ini kemudian dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh,
sehingga semuanya dapat menjadi bagian mata rantai siklus materi serta aliran
energi.
Menurut A.G. Tansley, Ekosistem adalah suatu unit ekologi (an
ecological unit) yang didalamnya terdapat struktur dan fungsi.
Odum berpendapat bahwa Ekosistem merupakan unit fungsional dasar
dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya
(lingkungan biotik dan abiotik) yang di antara keduanya saling memengaruhi.
Soemarwoto (1983) menjelaskan bahwa ekosistem yaitu suatu sistem
ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya.
Menurut UU Lingkungan Hidup tahun 1997 Lingkungan Hidup adalah
tatatan kesatuan cara yang utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan
hidup yang saling mempengaruhi.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk dari hubungan
timbal balik antara tamu dengan lingkungannya. Ekosistem juga bisa dianggap
sebagai tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh, di antara seluruh elemen
lingkungan yang masing-masing mempunyai pengaruh satu sama lain.

K. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Ekosistem


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Ekosistem diantaranya:
1) Penggunaan Bahan Kimia
Sekarang ini banyak kegiatan manusia yang menggunakan bahan
kimia. Misalnya, untuk meningkatkan hasil pertanian, para petani
melakikan pemupukan dan pemberantasan hama. Pupuk dari bahan
kimia saat ini lebih banyak dipakai daripada pupuk alami. Contoh pupuk
dari bahan kimia adalah urea, NPK, dan ZA. Adapun contoh pupuk alami
adalah pupuk kandang dan kompos.
2) Pemburuan Liar
Sebagian manusia ada yang gemar berburu. Mereka berburu
hewan dengan ada tujuan tertentu. Perburuan liar dapat menyebabkan
hewan menjadi punah. Akibatnya keseimbangan ekosistem menjadi
terganggu.
3) Penebangan Hutan
Jika penebangan hutan dilakukan secara besar-besaran tanpa
terkendali, terjadilah hutan gundul. Hutan gundul dapat menyebabkan
banjir, erosi, dan tanah longsor. Akibat yang lebih merugikan lagi adalah
punahnya beberapa jenis makhluk hidup yang ada di hutan.Oleh karena
itu, harus ada keseimbangan antara penebangan hutan dan penanaman
hutan kembali.
4) Pengeboran Minyak Bumi
Pengeboran minyak bumi dapat merusakan lingkungan, terutama
di laut. Pencemaran akan makin parah jika selama prose pengeboran dan
pengankutan terjadi kebocoran. Kebocoran itu membuat laut menjadi
tercemar.
5) Penggunaan Kendaraan Bermotor
Bahan bakar dibutuhkan untuk menjalankan kendaraan bermotor.
Bahan bakar dapat berupa bensin dan solar. Pembakaran bahan bakar
menyebabkan polusi udara. Pembakaran tersebut menghasilkan gas
karbon diokasida. Akibatnya, jumlah karbon dioksida semakin banyak.
Bumi pun menjadi makin panas. Kondisi itu menyebabkan beberapa
makhluk hidup kesulitan untuk menyesuaikan diri.Keseimbangan
lingkungan menjadi terganggu.
6) Pembuangan Limbah Sampah
Jika pengolahan sampah tidak dilakukan dengan benar, terjadilah
kerusakan lingkungan. Sungai yang kotor merupakan sungai yang
demikian merupakan hasil pembuangan sampah dan limbah di sungai.
Lingkungan sungai rusak dan hewan yang hidup di dalamnya mati.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut G. Tyler Miller (1975), arti ekologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lain
serta lingkungannya. Sedangkan menurut Charles Elton (1927), definisi ekologi
adalah sejarah alam yang sifatnya ilmiah “Scientific natural history”.
Ernst Haeckel (1866) Ekologi adalah ilmu komprehensif yang
mempelajari hubungan antara organisme dan lingkungannya.
Menurut M Indrawan dkk, spesies merupakan kumpulan dari individu
yang memiliki karakteristik yang berbeda dari kelompok lainnya. Karakterisitik
tersebut bisa dilihat dari fisiologi, morfologi atau biokimia.
Dalam biologi, populasi adalah sekelompok individu dengan
karakteristik serupa (spesies) yang hidup di tempat yang sama dan memiliki
kemampuan untuk mereproduksi antara mereka sendiri. Konsep ini banyak
digunakan dalam ekologi populasi dan genetika. Ekologi menganggap penduduk
sebagai unsur dari sistem yang lebih luas. Populasi spesies merupakan bagian
dari masyarakat.
Menurut Zakapedia komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi
yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang berinteraksi dan saling
mempengaruhi. Komunitas memiliki tingkat integrasi yang lebih kompleks
daripada individu dan populasi. Dalam masyarakat, semua organisme
merupakan bagian dari masyarakat dan antarkomponennya saling berhubungan
melalui keragaman interaksi mereka.

B. Saran
Saya tentunya menyadari bahwa makalah ini banyak terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Dengan adanya sebuah pedoman yang bisa
dipertanggung jawabkan dan banyaknya sumber penulis saya akan memperbaiki
makalah tersebut.
Dan juga jika ada saran dan kritik yang membangun akan saya terima
demi membuat makalah ini menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Z. E. (2000). Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Vol.17, No.04. Jurnal


Pusat Studi Lingkungan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia
Heddy, S. d. (1986). Pengantar Ekologi. Jakarta: Rajawali.
Rahardjanto, A. (2001). Ekologi Umum. Malang: UMM Press.
Reece, C. d. (2002). Biologi Edisi kedelapan jilid 3. Jakarta: Erlangg.
Ridwan, A. (2013, Maret 28). Retrieved from
http://ridwanaz.com/umum/biologi/pengertianekosistem-susunan-dan.
Utina Ramli, Dewi Wahyuni (2009). Ekologi dan Lingkungan Hidup”,
file:///C:/Users/Notebook/Downloads/EKOLOGI-dan
LINGKUNGANHIDUP%20(1).pdf. Di akses pada 22 November 2021

Anda mungkin juga menyukai