Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN ILMU BIOLOGI DENGAN LINGKUNGAN

(EKOLOGI)
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.


Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Makalah Biologi yang berjudul “Hubungan
Biologi dengan Lingkungan (Ekologi)”.
Dalam makalah ini saya menjelaskan keterkaitan atau hubungan antara biologi dengan
lingkungan sekitarnya. Saya menyadari, dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang
saya miliki. Tak lupa saya ucapkan terimakasih karena banyak pihak yang telah membantu
saya dengan menyediakan sumber informasi dan memberikan masukan pemikiran. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
kearah kesempurnaan.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
mahasiswa/mahasiswi Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya pada khusunya.
Akhir kata saya sampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum wr. wb.

Malang, 21 September 2013


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………........ ii
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang……………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………..... 1
C. Tujuan………………………………………………………………... 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………... 3
BAB III : PEMBAHASAN………………………………………………………. 5
1. Hubungan Ilmu Biologi dengan Lingkungan………………………... 5
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Biologi dan Lingkungan Saling
Berhubungan…………………………………………………………. 6
3. Jenis-jenis Ekologi…………………………………………………… 7
4. Perbedaan Jenis-jenis Ekologi……………………………………….. 9
5. Konsep Keserasian Alam……………………………………………. 10
6. Peran Ekologi terhadap Keserasian Alam…………………………… 11
BAB IV : PENUTUP…………………………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 14
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Biologi merupakan salah satu cabang ilmu dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Istilah
biologi di pinjam dari Bahasa Belanda, biologie, yang juga di turunkan dari gabungan kata
Bahasa Yunani, bios yang artinya hidup, dan logos yang artinya lambang atau ilmu. Biologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Dalam pengembangan penerapan
biologi yang di kenal sebagai biologi terapan, biologi dapat di hubungkan dengan berbagai
ilmu, seperti kimia, fisika, matematika, tehnik informatika, dan ilmu-ilmu lainnya. Biologi
tidak hanya berfokus mempelajari tentang makhluk hidup yang ada saat ini tetapi juga
mempelajari makhluk hidup yang ada di masa lampau. Tidak hanya mempelajari tentang
makhluk hidup saja, biologi juga mempelajari tentang segala aspek yang menyertainya
termasuk lingkungan.
Ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dengan lingkungannya sering disebut
Ekologi. Ekologi merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari pengaruh
lingkungan terhadap jasad hidup, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan. Lingkungan dengan
biologi saling berkaitan satu sama lain. Mempelajari lingkungan artinya mempelajari biologi.
Dalam makalah yang berjudul “Hubungan Biologi dengan Lingkungan (Ekologi)” ini akan di
bahas mengenai hubungan atau keterkaitan antara biologi dengan lingkungan yang sering
disebut Ekologi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja keterkaitan atau hubungan antara cabang ilmu biologi dengan lingkungan
sekitar?
2. Apa faktor yang menyebabkan ilmu biologi dan lingkungan saling berhubungan?
3. Apa saja jenis-jenis ekologi?
4. Apa perbedaan jenis-jenis ekologi?
5. Bagaimana konsep keserasian Alam?
6. Apa peran keserasian alam terhadap ekologi?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah “Hubungan Biologi dengan Lingkungan” yaitu :
1. Untuk mengetahui keterkaitan atau hubungan antara cabang ilmu biologi dengan lingkungan
sekitarnya.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadikan biologi dan lingkungan saling berkaitan
satu sama lain.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis ekologi.
4. Untuk mengetahui perbedaan antar jenis-jenis ekologi.
5. Untuk mengetahui konsep keserasian alam.
6. Untuk mengetahui peranan keserasian alam terhadap ekologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Biologi atau ilmu hayat adalah suatu ilmu tentang kehidupan. Biologi membantu
manusia mengenal dirinya sebagai organisma, mengenal lingkungannya dan hubungan antara
organisma dengan lingkungannya. Tujuan pengajaran biologi antara lain adalah
mengembangkan cara berpikir ilmiah melalui penelitian dan percobaan, mengembangkan
pengetahuan praktis dari metoda biologi untuk memecahkan masalah kehidupan indovidu dan
social, merangsang studi lebih lanjut di bidang biologi dan bidang lain yang berhubungan
dengan biologi serta membangkitkan pengertian dan rasa sayang kepada lingkungan. (Idjah
Soemarwoto dkk, 1980)
Kajian biologi sangatlah luas. Biologi berbicara tentang semua makhluk hidup yang
ada di muka bumi. Biologi pun mengungkap keterkaitan di antara makhluk hidup, makhluk
tak hidup, dan makhluk mati. Biologi tidak hanya membicarakan kehidupan manusia, hewan,
dan tumbuhan saja. Biologi mengungkap kehidupan di samudra yang dalam dan luas. Biologi
menyibak kehidupan hutan belantara. Biologi juga menjadi media untuk menyejahterakan
kehidupan manusia melalui penemuan bibit unggul, penemuan obat-obatan, serta pemenuhan
sandang, papan, dan pangan. (Rikky Firmansyah dkk, 2009)
Pengertian lingkungan yang klasik adalah sekeliling tempat organisasi beroperasi,
termasuk udara, air, tanah, sumber daya alam, flora, fauna, manusia, serta hubungan di
antaranya. Sekeliling dalam hubungan ini jangkauannya dari dalam organisasi sampai tingkat
global. Manusia memiliki hubungan timbal-balik dengan lingkungan, dalam hal ini
menitikberatkan pada interaksi-interaksi dengan memperkenalkan lingkungan hidup sebagai
satu system yang terdiri atas bagian-bagian, diantara bagia-bagian tersebut terdapat interaksi-
interaksi atau hubungan timbal-balik yang membentuk satu jaringan, dan bagian-bagian itu
sendiri dapat merupakan system. (Dr. Anies, 2006)
Ekosistem yang ada sekarang merupakan hasil trial and error dalam koevolusi selama
jutaan tahun dari keanekaragaman spesies yang tidak terhitung jumlahnya. Dalam proses itu,
spesies yang tidak mampu bertahan punah, mungkin karena tidak bisa menyesuaikan dengan
kondisi iklim, rentan terhadap serangan hama atau penyakit, tidak mampu mendapatkan
makanan dan energi yang cukup atau kalah bersaing dengan spesies lain yang lebih efisien.
Ekosistem terus mengalami perubahan bersamaan dengan berlangsungnya proses seleksi
alam ini. Ekologi, sebagai suatu ilmu biologi, merupakan studi hubungan antara organisme
yang terlibat dengan lingkungannya. Meskipun terdapat keanekaragaman ekosistem yang
besar (dan untungnya masih ada), proses dan prinsip dasar tertentu telah muncul. Ekologi
bisa memberikan beberapa wawasan penting bagi studi system pertanian yang, dengan
paksaan atau pilihan, terus berubah dan sedang disesuaikan dengan keterbatasan lingkungan.
(Coen Reijntjes dkk, 1999)
Bab III
PEMBAHASAN

1. Hubungan Ilmu Biologi dengan Lingkungan


Ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup disebut Biologi. Ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan
lingkungannya sering disebut Ekologi. Struktur ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari
sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan densitas organisme,
biomassa, penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-faktor fisik dan kimia lainnya
yang menciptakan keadaan sistem tersebut.
Fungsi ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi secara
keseluruhan antar komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan bahwa ekologi merupakan
cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup
yang satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan semua komponen yang ada di
sekitarnya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air,
kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang
terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang
saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan
botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi
energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik, interaksi antara tumbuh-tumbuhan,
binatang, manusia dengan alam lingkungannya, agar dapat menjawab pertanyaan; dimana
mereka hidup, bagaimana mereka hidup dan mengapa mereka hidup disana.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Biologi dan Lingkungan Saling Berhubungan.


Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu
organisme akan sangat bergatung pada organisme lain dan berbagai komponen lingkungan
yang ada di sekitarnya. Kehadiran organisme lain dan berbagai komponen lingkungan sangat
dibutuhkan untuk keperluan pangan, perlindungan, pertumbuhan, perkembangan, dll.
Hubungan antar organisme atau dengan lingkungannya akan sangat rumit dan kompleks,
mereka saling berinteraksi satu sama lain membentuk suatu ekologi atau sering disebut
ekosistem. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik.
1. Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik
tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan
berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor
biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi,
komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut
dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem
yang menunjukkan kesatuan.
2. Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor
abiotik adalah sebagai berikut:
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan
organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu
tertentu.
b. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu.
Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen
untuk berfotosintesis.
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan
penyebaran biji. Bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup
lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain,
misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan
organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur
penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena
ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji
tumbuhan tertentu.
g. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis
lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi

3. Jenis-jenis Ekologi
Berdasarkan atas komposisi jenis organisme yang dikaji, maka ekologi dibagi
menjadi:
1. Autekologi, membahas pengkajian individu organisme atau individu spesies yang
penekanannya pada sejarah-sejarah hidup dan kelakuan dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan. Misalnya, mempelajari sejarah hidup suatu spesies, perilaku maupun adaptasinya
terhadap lingkungan.
2. Sinekologi, membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme sebagai
satuan. Misalnya, mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa,
mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata, atau taman nasional.
Berdasarkan atas habitat suatu spesies atau kelompok spesies organisme, maka
ekologi dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Ekologi daratan (terestrial), yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme
dengan organisme lainnya serta dengan semua wilayah daratan tegalan, kebun, ladang, hutan
lahan kering, padang rumput, atau gurun.
2. Ekologi air tawar (freshwater), yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme
lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di wilayah perairan tawar.
Contoh wilayah perairan tawar adalah danau, sungai, kolam, sumur, rawa atau sawah.
3. Ekologi bahari, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme
lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di wilayah perairan asin atau
lautan
4. Ekologi estuarin, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan
organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di wilayah perairan
payau. Contoh wilayah perairan payau adalah muara sungai, teluk dan laguna.
5. Ekologi hutan, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme
lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di ekosistem hutan.
6. Ekologi padang rumput, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan
organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di ekosistem padang
rumput.
Berdasarkan taksonomi atau sistematikanya, ekologi dibedakan menjadi:
1. Ekologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tumbuhan
dengan lingkungannya. Tumbuhan membutuhkan sumberdaya kehidupan dari
lingkungannya, dan mempengaruhi lingkungan begitu juga sebaliknya lingkungan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
2. Ekologi serangga adalah ilmu yang mempelajari kehidupan serangga dengan lingkungannya.
Secara garis besar habitat atau tempat hidup serangga itu bisa dimana saja. Ada serangga
yang hidup ditanah, dipermukaan tanah atau yang bisa terbang atau hidup di udara. Didalam
kehidupannya, serangga bisa menjadi pemangsa dan juga memangsa.
3. Ekologi burung adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara burung dengan lingkungannya.
Ekologi burung memiliki beberapa fungsi, yaitu penyeimbang rantai makanan dalam
ekosistem, membantu penyerbukan, sebagai predator hama, penyebar bagi beberapa
tumbuhan dalam mendistribusikan bijinya, serta sebagai bahan penelitian, pendidikan
lingkungan, dan wisata.
4. Ekologi vertebrata adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal-balik antar hewan-
hewan vertebrata dengan lingkungan sekitarnya.
5. Ekologi mikroba adalah Ilmu yang mempelajari tentang timbal balik antara mikroba dan
lingkungan hidupnya. Ekosistem dalam ekologi mikroba dapat berupa sistem mikro dan
sistem makro. Secara umum setiap sistem memiliki ciri-ciri yaitu adanya dinamika populasi,
keanekaragaman, mekanisme adaptasi dan adanya hubungan antarorganisme yang ada di
dalam sistem tersebut. Contohnya yaitu tanah sebagai suatu sistem, memiliki anggota
komunitas yang tersusun dari berbagai populasi mikroba yaitu bakteri, Actinomycetes, virus,
khamir dan protozoa. Macam dan jumlah mikroba tanah tersebut dipengaruhi oleh faktor-
faktor jenis tumbuhan, pH, temperatur, curah hujan, macam tanah, dan kelembaban tanah.
4. Perbedaan Jenis-jenis Ekologi
Setiap jenis ekologi memiliki ruang lingkup tersendiri. Oleh karena itu antara satu
jenis ekologi dengan ekologi yang lain memiliki perbedaan, yaitu ekologi hutan, ekologi laut,
ekologi tanaman, ekologi serangga, dan ekologi air tawar. Perbedaan jenis-jenis ekologi
tersebut antara lain :
1. Ekologi hutan adalah cabang ekologi yang khusus mempelajari tentang ekosistem hutan.
2. Ekologi laut merupakan ilmu yang mempelajari tentang ekosistem air laut.
3. Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman
dengan lingkungannya.
4. Ekologi serangga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan
serangga.
5. Ekologi air tawar merupakan ilmu yang mempelajari tentang ekosistem air tawar.

5. Konsep Keserasian Alam


Alam merupakan suatu kesatuan, terdiri dari banyak bagian, seperti organisme dengan
organ-organnya. Semua bagian berjalan dalam harmoni, saling melayani dan berbagi. Tiap
organ memiliki peran masing-masing, saling melengkapi, dan memberikan sinergi untuk
menghasilkan keseimbangan secara optimal dan berkelanjutan. Setiap komponen tidak
berpikir dan beraksi hanya demi ‘aku’, tetapi untuk ‘kita’: keseluruhan alam. Demikian
halnya Alam, melindungi dan mengayomi bagian-bagiannya secara harmonis. Serasi dengan
alam secara etika artinya ialah pengubahan sikap, paradigma cara berpikir superioritas
manusia terhadap alam, tidak ada anggapan manusia berkuasa terhadap makhluk lain.
Sehingga apa yang diekspresikan atau dikreasikan di alam adalah memanfaatkan energi yang
bebas beredar, relatif tidak berbahaya, melalui pemanfaatan sumberdaya alam, dengan tidak
meniadakan bentuk kehidupan lain di alam. Tindakan selaras alam yang dapat dilakukan
adalah dengan pengubahan cara hidup, berupa tindakan untuk mulai berbuat sesuatu sekecil
apapun dalam efisiensi energi di kehidupan sehari-hari, tanpa mengorbankan sesuatu yang
bernilai.

Pembangunan dalam prakteknya seharusnya diarahkan pada Pembangunan


berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang
memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya, ke dalam proses pembangunan untuk
menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan. Sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah :
1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan
hidup,
2. Terwujudnya manusia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap, tindak
melindungi, dan membina lingkungan hidup,
3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan,
4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup
5. Terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana.

6. Peran Ekologi terhadap Keserasian Alam


Ekologi berkembang karena adanya interaksi manusia dan alam, yang sebenarnya
telah berlangsung sejak sejarah mencatat eksistensi kehidupan di planet bumi ini. Ilmu
ekologi berkaitan dengan manusia dibutuhkan kehadirannya dalam dunia ilmu pengetahuan
dikarenakan kemampuannya dalam memberikan landasan teoretik dan konseptual yang
berguna untuk memaknai dan memahami fenomena dan fakta hubungan interaksional
manusia dan alam serta perubahan sosial dan ekologis yang terjadi di alam. Perubahan
ekologis itu, terutama berkenaan dengan munculnya destabilitas ekosistem sejak terjadinya
penurunan jumlah dan kualitas sumberdaya alam oleh karena meningkatnya jumlah populasi
dan kualitas aktivitas manusia. Perubahan ekologis adalah dampak yang tidak dapat
dielakkan dari interaksi manusia dan alam yang berlangsung dalam konteks pertukaran.
Proses pertukaran itu sendiri melibatkan energi, materi, dan informasi yang saling diberikan
oleh kedua belah pihak.
Manusia meminta materi, energi dan informasi dari alam dalam rangka pemenuhan
kebutuhan hidup mereka. Sementara itu alam, lebih banyak mendapatkan energi, materi, dan
informasi dari manusia dalam bentuk waste and pollutant (termasuk radio-active waste) yang
lebih banyak mendatangkan kerugian bagi kehidupan seluruh penghuni planet bumi.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup disebut Biologi. Ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan
lingkungannya sering disebut Ekologi. Ilmu Biologi dan lingkungan saling berhubungan
karena dipengaruhi oleh faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik meliputi individu,
populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Sedangkan faktor abiotik meliputi suhu, sinar
matahari, air, tanah, ketinggian tempat, angin, dan garis lintang.
Selain itu ekologi dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan komposisi jenis organisme
yang dikaji, berdasarkan habitat suatu spesies atau kelompok spesies organisme, dan
berdasarkan taksonomi atau sistematikanya. Jenis ekologi berdasarkan komposisi jenis
organisme yang dikaji terdiri dari autekologi dan sinekologi. Jenis ekologi berdasarkan
habitat suatu spesies atau kelompok spesies organisme terdiri dari ekologi daratan (terestrial),
ekologi air tawar (freshwater), ekologi bahari, ekologi estuarine, ekologi hutan, dan ekologi
padang rumput. Jenis ekologi berdasarkan taksonomi atau sistematikanya terdiri dari ekologi
tumbuhan, ekologi serangga, ekologi burung, ekologi vertebrata, dan ekologi mikroba. Setiap
jenis ekologi memiliki ruang lingkup tersendiri. Oleh karena itu antara satu jenis ekologi
dengan ekologi yang lain memiliki perbedaan, yaitu ekologi hutan, ekologi laut, ekologi
tanaman, ekologi serangga, dan ekologi air tawar.
Alam merupakan suatu kesatuan, terdiri dari banyak bagian, seperti organisme dengan
organ-organnya. Semua bagian berjalan dalam harmoni, saling melayani dan berbagi. Tiap
organ memiliki peran masing-masing, saling melengkapi dan memberikan sinergi untuk
menghasilkan keseimbangan secara optimal, dan berkelanjutan. Tindakan selaras alam yang
dapat dilakukan adalah dengan pengubahan cara hidup, berupa tindakan untuk mulai berbuat
sesuatu sekecil apapun dalam efisiensi energi di kehidupan sehari-hari, tanpa mengorbankan
sesuatu yang bernilai.
Perubahan ekologis adalah dampak yang tidak dapat dielakkan dari interaksi manusia
dan alam yang berlangsung dalam konteks pertukaran (exchange). Proses pertukaran itu
sendiri melibatkan energi, materi dan informasi yang saling diberikan oleh kedua belah pihak
(kedua sistem yang saling berinteraksi).
DAFTAR PUSTAKA

Soemarwoto, Idjah. dkk. 1980. High School Biology – Biologi Umum I. Jakarta: PT.
Gramedia.
Firmansyah, Rikky. dkk. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1. Indonesia: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Anies, dr. 2006. SLP : Manajemen Berbasis Lingkungan. Indonesia: Elex Media
Komputindo.

Reijntjes, Cone. dkk. 1999. Pertanian Masa Depan: Pengantar untuk Pertanian
Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah. Indonesia: Kanisius.

Saragih, Sebastian. 2008. Pertanian Organik. Indonesia: Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai