Anda di halaman 1dari 21

Tugas Makalah

MATA KULIAH

GEOGRAFI LINGKUNGAN

“Ekologi Dan Asas Asas Lingkungan”

OLEH

BAKRI

A1P1 17 032

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah Swt, Atas Limpahan Rahmat Dan Karunia-Nya Saya Dapat
Menyelesaikan Makalah Ini Tepat Pada Waktunya. Ada Pun Makalah Ini Saya Susun Berjudul
Ekologi Dan Asas Asas Lingkungan,Untuk Dapat Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geografi
Lingkungan. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu saran serta kritik yang dapat membangun dari pembaca sangat saya harapkan
guna penyempurnaan pada makalah selanjutnya.

Harapan saya semoga makalah ini bisa membantu menambah wawasan, pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Demikian makalah ini saya buat, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Kendari, 9 Mei, 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman sampul………………………………………………………..1

Kata pengantar………………………………………………………….2

Daftar isi………………………………………………………………..3

BAB 1 PENDAHULUAN

a. Latar Belakang………………………………………………….4

B. Rumusan Masalah………………………………………………5

C. Tujuan…………………………………………………………..5

BAB 2 PEMBAHASAN

a. Pengetian Ekologi………………………………………………6

b. Asas Asas Lingkungan…………………………………………8

c. Dampak Kerusakan Ekologi Bagi Kehidupan Manusia………17

BAB 3 PENUTUP

a. Kesimpulan…………………………………………………….20

b. Saran……………………………………………………………21

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Manusia pada hakikatnya adalah murid-murid alam atau lingkungan, karena alam dan
lingkungan mengajari mereka banyak hal. Kehidupan sebagai dinamika yang mengandung
pergeseran dan perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu setiap manusia harus mampu
menyesuaikan dirinya dengan alam dan lingkungannya, serta sesama makhluk hidup yang
merupakan bagian dari alam. Dalam hal ini alam bagi manusia adalah segala-galanya, bukan
hanya sebagai tempat lahir, hidup, berkembang, maupun mati. Akan tetapi juga mempunyai
makna filosofis tersendiri.

Alam adalah guru bagi makhluk yang hidup di dalamnya. Dia dapat mempelajari apa saja
yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan merupakan laboratorium alam yang sangat
baik dan lengkap, namun belum banyak yang menyadari memanfaatkannya. Semakin hari,
semakin dirasakan oleh manusia untuk harus mengenal lingkungannya, apalagi perkembangan
IPTEK yang begitu pesat, pola penduduk dunia yang berubah, begitu pula berkembangnya
kekuatan manusia yang mengubah lingkungan.

Ilmu lingkungan adalah salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang
mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain aspek sosial,
ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai poros, tempat berbagai
azas dan konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah
hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.

Azas didalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan secara
umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala (fenomena) dan
situasi yang lebih spesifik. Azas dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian
metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh ilmuwan
didunia ini. Tetapi ada pula azas yang hanya diakui oleh sekelompok ilmuwan tertentu saja,
karena azas ini hanya merupakan penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada
situasi dan kondisi tertentu saja, sehingga terkadang azas ini menjadi bahan pertentangan.

Asas di dalam suatu ilmu yang sudah berkembang digunakan sebagai landasan yang
kokohdan kuat untuk mendapatkan hasil, teori dan model seperti pada ilmu lingkungan.
Untukmenyajikan asas dasar ini dilakukan dengan mengemukakan kerangka teorinya
terlebihdahulu, kemudian setelah dipahami pola dan organisasi pemikirannya baru
dikemukakanfakta-fakta yang mendukung dan didukung, sehingga asas-asas
disinisebenarnyamerupakan satu kesatuan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu

4
sama lain (sesuai dengan urutan logikanya). Secara umum azas yang terdapat pada ilmu
lingkungan terdapat 14 azas yang didalamnya mengenai kehidupan makhluk hidup, alam, energi,
ekosistem maupun populasi, dll.

Lingkungan merupakan tempat untuk melakukan aktifitas-aktifitas semua makhluk


hidup. Makhluk hidup tidak memungkinkan hidup sendiri tanpa interaksi dengan lingkungan.
Interaksi yang dilakukan terus menerus mengakibatkan banyak perubahan-perubahan yang
mempunyai efek negatif dan positif pada lingkungan. Permasahan perubahan akan teratasi ketika
makaluk hidup sadar akan pembelajaran mengenai pengetahuan lingkungan. Pengetahuan
lingkungan memiliki banyak pokok pembahasan. Banyaknya pokok pembahasan dirangkum
dalam mata perkuliahan yaitu pengetahuan lingkungan. Didalam mata perkulliahan untuk
pemahaman lebih lanjut maka perlu pembahasan mengenai asas-asas pengetahuan lingkungan.

Asas-asas pengetahuan lingkungan memberikan sebuah keterangan dimana sangat


berfungsi dalam pembelajaran pengetahuan lingkungan. Asas asas memberikan dasar untuk
perkembangan ilmu mengenai pemahaman pengatahuan lingkungan.

B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah Dalam Makalah Ini Yaitu

1. Apakah Pengertian Ekologi ?

2. Bagaimanana Jenis Jenis Asas Asas Lingkungan ?

3. Bagaimana Dampak Kerusakan Ekologi Bagi Kehidupan Manusia ?

C. Tuuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah

1.untuk mengetahui Pengertian Ekologi

2. untuk mengetahui Jenis Jenis Asas Asas Lingkungan

3. untuk mengetahui Dampak Kerusakan Ekologi Bagi Kehidupan Manusia

5
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekologi

Secara bahasa, ekologi berasal dari bahasa Yunani (Greek) yaitu oikos dan logos
yang berarti rumah/habitat dan ilmu. Ernst Haeckel merupakan orang pertama yang
menggunakan istilah ekologi. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh pola
hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan mahluk hidup dengan
komponen sekitarnya.

Ekologi erat kaitannya dengan ekosistem. Oleh karena itu pengertian ekologi
dapat diartikan pula sebagai ilmu yang pembelajari tentang ekosistem serta bagian
bagiannya.

1. Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan Menurut Para Ahli

Selain definisi umum mengenai pengertian ekologi, ada pula pengertian


ekologi yang dikemukakan menurut para ahli. Pengertian ekologi menurut definisi
para ahli adalah sebagai berikut:

 Pengertian Ekologi Menurut Miller (1975) Menurut Miller tentang


pengertian ekologi yang menggemukakan bahwa ekologi adalah suatu
ilmu mengenai hubungan timbal balik diantara organisme serta sesamanya
dan juga dengan lingkungannya.
 Pengertian Ekologi Menurut Otto Soemarwoto, pengertian ekologi adalah
suatu ilmu mengenaihubungan timbal balik diantara makhluk hidup
dengan lingkungan sekitarnya.
 Pengertian Ekologi Menurut C. Elton, ekologi adalah suatu ilmu yang
mengkaji sejarah alam atau juga perkehidupan alam dengan secara ilmiah
 Pengertian Ekologi Menurut Resosoedarmo, pengertian ekologi adalah
suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungan.
 Pengertian Ekologi Menurut Andrewarthaekologi, adalah suatu ilmu yang
membahas penyebaran dan juga kemelimpahan organisme
 Pengertian Ekologi Menurut Krebsekologi, adalah suatu ilmu pengetahuan
yang mengkaji suatu interaksi yang menentukan adanya penyebaran dan
juga kemelimpahan organisme

6
 Pengertian Ekologi Menurut Eugene P. Odum, ekologi adalah suatu kajian
terstruktur serta fungsi alam, tentang suatu struktur dan juga interaksi
diantara sesama organisme dengan lingkungannya.

2. Jenis Jenis Ekologi

Ekologi pada masa kini menjadi luas cakupannya, namun dapat digolongkan
menurut bidang kajiannya :

a) Auteknologi adalah ekologi yang mempelajari suatu jenis (spesies) organisme


yang berinteraksi dengan lingkungannya. Biaasanya ditekankan pada aspek siklus
hidup, adptasi terhadap lingkungan, sifat parasitis atau non parasitis, dan lain-lain.
Misalnya seorang ahli ekologi hanya mengkaji seluk beluk ekologi orang (Pongo
pygmeaus) di alam asli, dan sebagainya.
b) Sinekologi adalah ekologi yang mengkaji berbagai kelompok organisme sebagai
suatu kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu. Sering pula
kita dengar dengan istilah lain seperti : ekologi jenis, ekologi populasi, ekologi
komunitas, dan ekologi ekosistem.

Pembagian menurut habitatnya. Ada di antara para pengamat lingkungan yang


membuat kajian ekologi menurut habitat atau tempat suatu jenis atau kelompok jenis
tertentu. Oleh karena itu ada istilah :

a. Ekologi bahari atau kelautan

b. Ekologi perairan tawar

c. Ekologi darat atau terrestrial

d. Ekologi estuaria (muara sungai ke laut)

e. Ekologi padang rumput

Pembagian menurut taksonomi, yaitu sesuai dengan sistematika makhluk


hidup, misalnya :

a) Ekologi tumbuhan

b) Ekologi hewan, seperti ekologi serangga dan ekologi burung.

c) Ekologi mikroba, jasad renik dan sebagainya.

7
B. Asas Asas Lingkungan

Pengetahuan lingkungan memiliki beberapa asas dalam pengembangannya. Asas- asas


tersebut diantaranya yaitu:

 Asas 1 (Hukum Thermodinamika I)

Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat
dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu
bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.

Asas ini adalah sebenarnya serupa dengan hokumThermodinamika I, yang sangat


fundamental dalam fisika. Asas ini dikenal sebagai hukum konservasi energi dalam
persamaan matematika.

Contoh:

Banyaknya kalori, energi yang terbuang dalam bentuk makanan diubah oleh jasad
hidup menjadi energi untuk tumbuh, berbiak, menjalankan proses metabolisme, dan yang
terbuang sebagai panas.

 ASAS 2

Tak ada system pengubahan energi yang betul- betul efisien.

Pengertian:

Asas ini tak lain adalah hokumThermodinamika II, Ini berarti energi yang tak
pernah hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk yang
kurang bermanfaat.

Asas ini sama dengan hukum termodinamika kedua dalam ilmu fisika. Hal ini
berarti meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun demikian energi tersebut akan
diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet kita
ini terdegradasi dalam bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa.

Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup, populasi
maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan energi dapat dipindahkan dan
digunakan oleh organisme hidup yang lain. Contohnya pada piramida makanan, tingkatan
konsumen yang paling bawah mendapatkan asupan energi yang banyak, sebaliknya
konsumen paling atas hanya mendapatkan sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun
energi tidak dimanfaatkan secara efisien (banyak terbuang).

8
Energi yang dapat dimanfaatkan oleh kita seperti tumbuhan, hewan, ikan dsb., itu
termasuk kategori sumber alam, namun demikian apakah sumber alam ini dapat diukur
manfaatnya dan apa batasan sumber alam tersebut?.

Sumber alam adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh organisme hidup,
populasi, atau ekosistem yang pengadaannya hingga ke tingkat optimum atau mencukupi,
sehingga akan meningkatkan daya pengubahan energi.

 ASAS 3

Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, termasuk kategori sumberdaya alam.

Pengertian:

Pengubahan energi oleh system biologi harus Berlangsung pada kecepatan yang
sebanding dengan adanya materi dan energi di lingkungannya. Pengaruh ruang secara
asas adalah beranalogi dengan materi dan energi sebagai sumber alam.

Contoh:

Ruang yang sempit: dpt mengganggu proses pembiakan organisme dengan


kepadatan tinggi.

Ruang yang terlalu luas: jarak antar individu dalam populasi semakin jauh,
kesempatan bertemu antara jantan dan betina semakin kecil sehingga pembiakan akan
terganggu.

Jauh dekatnya jarak sumber makanan akan berpengaruh terhadap perkembangan


populasi.

Waktu sebagai sumber alam tidak merupakan besaran yang berdiri sendiri. Misal
hewan mamalia dipadang pasir, pada musim kering tiba persediaan air habis di
lingkungannya, maka harus berpindah kelokasi yang ada sumber airnya. Berhasil atau
tidaknya hewan bermigrasi tergantung pada adanya cukup waktu dan energi untuk
menempuh jarak lokasi sumber air.

Keaneka-ragaman juga merupakan sumberdaya alam. Semakin beragam jenis


makanan suatu spesies semakin kurang bahayanya apabila menghadapi perubahan
lingkungan yang dapat memusnahkan sumber makanannya.

Materi dan energi sudah jelas termasuk kedalam sumber alam. Ruang yang
dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk hidup, berkembang biak dsb. dapat
dianalogkan dengan materi dan energi, karena dibutuhkan, sehingga secara asas termasuk

9
katagori sumber alam. Begitu pula dengan waktu, meskipun tidak dapat berdiri sendiri,
namun termasuk kategori sumber alam, karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh
mahluk hidup untuk mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam
kategori sumber alam, karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies saja
akan mudah terancam punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan
mampu “survive”.

Asas 3 ini mempunyai implikasi yang penting bagi kehidupan manusia untuk
mencapai kesejahteraannya

 ASAS 4

Untuk semua kategori sumber daya alam, kalau pengadaannya sudah mencapai
optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumberalam
itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak akan ada
pengaruh yang menguntungkan lagi.

Untuk semua kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu)


kenaikan pengadaannya yang melampui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh
merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala
sering berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan
sumberalam yang sudah mendekati batas maksimum.

Asas 4 tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumberalam mempunyai batas


optimum, yang berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum pengadaan
sumberalam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi.

Contoh:

Pada keadaan lingkungan yang sudah stabil, populasi hewan atau tumbuhannya
cenderung naik-turun (bukan naik terus atau turun terus). Maksudnya adalah akan terjadi
pengintensifan perjuangan hidup, bila persediaan sumberalam berkurang. Tetapi
sebaliknya, akan terdapat ketenangan kalau sumberalam bertambah.

Untuk semua kategori sumberdaya alam (kecuali keanekaragaman dan waktu)


kenaikan pengadaannya yang melampaui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh
merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering
berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang
sudah mendekati batas maksimum.

Pada asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas
optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum sumber alam akan

10
mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting,
yaitu karena adanya ukuran optimum pengadaan sumber alam untuk populasi, maka naik
turunnya jumlah individu populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada
jumlah tertentu.

 ASAS 5

Pada asas 5 ini ada dua hal penting, pertama jenis sumber alam yang tidak dapat
menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua sumber alam
yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih lanjut.

Contoh:

Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian


didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan
memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan demikian,
kenaikan sumberalam (makanan) merangsang kenaikan pendayagunaan.

 ASAS 6

Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada


saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya.

Pengertian:

Asas ini adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace. Pada jasad hidup terdapat
perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik
atau biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya sehingga timbul
persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam persaingan.
Dapat diartikan pula bahwa jasad hidup yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak
keturunan daripada yang non-adaptif.

Pada asas ini berlaku “seleksi alam”, artinya bagi spesies-spesies yang mampu
beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun abiotik, dia akan berhasil daripada yang
tidak dapat menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula, spesies yang adaptif akan mampu
menghasilkan keturunan lebih banyak daripada yang non adaptif, Sehingga individu-
individu yang adaptif ini mempunyai kesan lebih banyak merusak

11
 ASAS 7

Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam yang “mudah


diramal”.

Pengertian :

“Mudah diramal” : : adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan
pada suatu periode yang relative lama. Terdapat fluktuasi turun-naiknya kondisi
lingkungan di semua habitat, tetapi mudah dan sukarnya untuk diramal berbeda dari satu
habitat ke habitat lain.

Dengan mengetahui keadaan optimum pada faktor lingkungan bagi kehidupan


suatu spesies, maka perlu diketahui berapa lama keadaan tersebut dapat bertahan. Pada
asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor
lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama. Adanya fluktuasi turun-naiknya
kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan dan sukar-mudahnya untuk diramal
berbeda untuk semua habitat. Sehingga diharapkan pada setiap lingkungan adanya
penyebaran spesies yang berbeda-beda kepadatannya. Apabila terjadi perubahan
lingkungan sedemikian rupa, maka akan terjadi perubahan pengurangan individu yang
sedemikian rupa sampai pada batas yang membahayakan individu-individu spesies
tersebut. Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai
jumlah spesies yang banyak, dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap
lingkungannya tersebut (secara evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil adalah
lingkungan yang dihuni oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit. Menurut Sanders
(1969) bahwa komunitas fauna dasar laut mempunyai keanekaragaman spesies terbesar,
hal ini dijumpai pada habitat yang sudah stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian
diinterpretasikan oleh Slobodkin dan Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan yang
mudah diramal (stabil). Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan dalam
kondisi yang stabil, maka semakin banyak keanekaragaman spesies yang muncul disitu
sebagai akibat berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou (1969) keadaan iklim
yang stabil sepanjang waktu yang lama, tidak saja melahirkan keanekaragaman spesies
yang tinggi, tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman pola penyebaran kesatuan
populasi.

 ASAS 8

Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung
kepada bagaimana niche dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.

Pengertian:

12
Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan
lingkungannya yang khas (niche), tiap spesies mempunyai niche tertentu. Spesies dapat
hidup berdampingan dengan spesies lain tanpa persaiangan, karena masing-masing
mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di alam.

Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga
spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi, karena satu
sama lain mempunyai kepentingan dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada
kelompok taksonomi yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran
terhadap lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan
tersebut hanya akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.

 ASAS 9

Keanekaragaman komunitas sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas.

T = K x (B/P) ; D ≈ T

T = waktu rata-rata penggunaan energi

K = koefisien tetapan

B = biomassa

P = produktivitas

D = keanekaragaman

Pengertian:

Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energidalam sistem
biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi
dalam suatu komunitas.

Pada asas ini menurut Morowitz (1968) bahwa adanya hubungan antara biomassa,
aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.

13
 ASAS 10

Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas (B/P)
dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot.

Pengertian:

Sistem biologi menjalani evolusi yang Mengarah kepada peningkatan efisiensi


penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya
keaneka-ragaman.

Dalam asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami evolusi yang
mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang
stabil, yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata lain kalau
kemungkinan produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi matahari yang masuk
kedalam ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa masih dapat meningkat dalam
perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia dalam sistem biologi itu dapat
digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila asas ini benar, maka dapat
diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah berkembang lanjut pada proses suksesi, rasio
biomassa produktivitas akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan komunitas yang masih
muda. Pada kenyataan di alam memang demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan
pula tumbuhan berkayu sehingga diperoleh stratifikasi.

Implikasi dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda dengan jalan
memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada komunitas buatan lahan pertanian
dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan hewan.

 ASAS 11

Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan mengekploitasi yang belum mantap (belum
dewasa).

Pengertian:

Ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan


energi, biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat organisasi yang belum dewasa.
Dengan kata lain, energi, materi, dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran
yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks. (Dari subsistem yang rendah
keanekara-gamannya subsistem yang tinggi keanekaragamannya).

Arti dari asas ini adalah pada ekosistem, populasi yang sudah dewasa
memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang
belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui

14
suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem
yang lebih rendah keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi
keanekaragamannya

 ASAS 12

Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung pada kepentingan relatifnya
dalam keadaan suatu lingkungan.

Pengertian:

Populasi dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan
lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem yang sudah
mantap. Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia yang cukup lama,
tak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan keadaan
yang tidak stabil.

Asas ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan (seleksi) berlaku,
tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka dalam
perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat adaptasi
terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah mantap dalam habitat
(lingkungan ) yang sudah stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak
terduga ternyata tidak diperlukan. Yang berkembang justru adaptasi peka dari perilaku
dan biokimia lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada lingkungan
yang sukar ditebak perubahan faktor alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota
populasi. Sedangkan evolusi pada lingkungan yang mantap, beranekaragam secara
biologi cenderung menggunakan kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan
beraneka-macam perubahan.

asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi yang terbaik dan
mandiri, semua tergantung pada kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya bahwa
populasi pada ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan
lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi pada ekosistem yang sudah
mantap.

 ASAS 13

15
Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan
keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat
menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi.

Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang
mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila
terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil alih,
dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan
lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman biologi, maka kemantapan
faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan
komunitas yang mantap mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini ada
hubungan antara kemantapan ekosistem dengan efisiensi penggunaan energi.

 ASAS 14

Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah


keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi
itu.

Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman yang
tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat
ketidakstabilan populasi yang tinggi.

Ciri-Ciri Lingkungan/ Komunitas yang Mantap:

• Jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat (banyak)

• Lingkungan fisik mantap (mudah“diramal”)

• Sistem control umpan balik (feedback) komunitas sangat kompleks

• Efisiensi penggunaan energi

• Tingkat keanekaragaman tinggi.

C. Dampak Kerusakan Ekologi Bagi Kehidupan Manusia

16
1.Kemiskinan

Paling tidak ada dua bentuk kemiskinan yang dapat diidentifikasikan, pertama,
kemiskinan yang menimpa segelintir atau segolongan minoritas dalam beberapa
lingkungan masyarakat, dan kedua, kemiskinan yang menimpa sebagian besar atau
mayoritas di dalam lingkungan masyarakat. Sebab-sebab kemiskinan tersebut telah
banyak dikaji dan diperdebatkan oleh para ahli. Banyak asumsi-asumsi yang
dikemukakan oleh para ahli dalam mengkaji masalah kemiskinan ini, seperti persoalan
moral, turunan, kekeluargaan, lingkungan, pendidikan, kesukuan, sosial, kesehatan yang
menyebabkan orang terpisah dari kesejahteraan umum. Sebenarnya penyebab kemiskinan
tetap merupakan masalah yang sangat penting (Galbraith, 1983).

Dua bentuk kemiskinan tadi seringkali muncul bersamaan, sehingga sulit untuk
dapat memisahkannya dengan tegas, demikian pula penyebabnya salingkaitmengait.
Namun, yang paling penting untuk disadari adalah perkembangan kemiskinan itu telah
pula semakin kompleks. Hal ini disebabkan karena kemiskinan merupakankeduanya yaitu
sebab dan akibat sekaligus ulah dan perilaku dari manusia itu sendiri. Ulah dan perilaku
manusia di sini diasumsikan kepada penekanan terhadap “syahwat” untuk berperilaku
tamak dan serakah dalam berkonsumsi yang sangat berlebihan (wasteful consumption).

Boeke mengatakan bahwa terjadi dualisme dalam hubungan sosial ekonomi, yaitu
terdapat pola tidak adil atau pola hubungan menindas antara pusat (centrum) dengan
pinggiran (pheryphery). Keberadaan manusia (human being) telah menjadi komoditi dan
perubahan yang terjadi bersifat piece meal (sejatinya bukanlah suatu perubahan), ia hanya
seperti fungsi kosmetik yang hanya bersifat polesan sementara waktu, yang kemudian
kembali pada keadaan semula (Galbraith, 1983).

Dualisme kota dan desa telah mengakibatkan terjadinya berbagai ketimpangan


sosial ekonomi. Fakta-fakta berbicara bahwa di berbagai belahan bumi, terutama di
negara-negara dunia ketiga kemiskinan mewabah. Gejala paling mendesak yaitu
terjadinya jurang antara yang kaya dan miskin semakin melebar. Pembangunan berjalan
tidak seimbang.Di satu pihak, terjadi pertumbuhan yang berlebihan dengan populasi
manusia yang sedikit dengan “syahwat” konsumtifisme, pemborosan dan materialisme
sebagai fenomenanya. Di pihak lain, kemiskinan melilit orang banyak yang tetap
bercokol.

Gejala ini terlihat tidak hanya pada tingkat nasional, tapi juga regional dan
internasional. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya keluarga yang tidak
memiliki tempat tinggal, berlimpahnya orang-orang tanpa pekerjaan atau pengangguran
dan meningkatnya daerah-daerah kumuh. Di samping keadaan itu,terlihat pula
tumbuhnya kota-kota metropolitan yang serba gemerlapan yang menawarkan kemewahan
dan hasrat dan perilaku konsumtif (Armawi, 2007).

17
Berpusatnya kekuasaan ekonomi pada sekelompok elit yang menjarah dan
menguras sumberdaya alam merupakan penyebab terjadinya kemiskinan struktural.
Kemiskinan struktural merupakan kemiskinan yang diderita oleh suatu kelompok
masyarakat yang mengakibatkan kelompok masyarakat tersebut tidak dapat ikut serta
memanfaatkan sumberdaya yang sebenarnya tersedia bagi kelompok masyarakat tersebut.
Pola kekuasaan yang ada memungkinkan sebagian kecil atau sekelompok individu
merasadapat perlakuan yang tidak adil dan kesempatan yang sama memperoleh asset dan
akses untuk berkembang, berpotensi pada terbentuknya kelompok minoritas yang merasa
miskin karenaproses pemiskinan yang berlangsung. Kelompok seperti ini akan menjadi
akar di masyarakat yang berperilaku menyimpang sehingga terjadilah penentangan dan
konflik dengan dampak yang lebih luas, yaitu disintegrasi masyarakat (Astika, 2010).
Dalam kenyataannya, kemiskinan juga berkaitan erat dengan pencemaran dan
pengrusakan lingkungan, yaitu bersifat mendua dalam konteks hubungan sebab– akibat.
Di satu pihak, kemiskinan mengakibatkan pencemaran dan pengrusakan lingkungan, dan
di pihak lain, pencemaran dan pengrusakan lingkungan sekaligus juga mengakibatkan
terjadinya kemiskinan. Oleh karena itu, kemiskinan dengan pencemaran dan
pengrusakan lingkungan mempunai hubungan timbal balik. Ini dapat dilihat pada hasrat
dan perilaku berkonsumsi dari kaum miskin telah dialihkan kepada sekelompok elit yang
berkelimpahan, di mana pola perilaku konsumsinya sangat tinggi dan tidak rasional
(konsumtifisme). Dalam kondisi yang demikian itu, maka ia akan menjarah sumberdaya
alam tanpa memikirkan dampak dari perilaku dan perbuatannya tersebut. Dengan
demikian, dalam keadaan seperti ini kemiskinan memberi andil yang cukup dominan
pada sumberdaya alam yang semakin kritis. Ini dapat dilihat dari meningkatnya tanah
kritis dan hutan alam ditebang oleh petani peladang berpindahpindah untuk mendapatkan
bahan makanan.

2. Pemanasan Global

Perubahan iklim dalam beberapa tahun terakhir menimbulkan kecemasan manusia


akan kondisi alam pada masa mendatang, tanda-tanda ketidak seimbangan ekosistem
mulai dirasakan manusia. Muncul gejala pemanasan global (global warming) dimana
suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C(1.33 ± 0.32
°F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak
pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi
gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan
dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk
semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Fenomena ini telah membuat
manusia di berbagai belahan bumi beteriak “save the world” sekaligus menjadi renungan
bagi manusia akan kelangsungan masa depan planet bumi yang menjadi rumah bagi

18
manusia. Kekhawatiran dunia tersebut diatas menunjukkan betapa aktivitas manusia
melalui pembangunan telah melampaui batas keseimbangan ekosistem.

Di sisi lain, perilaku manusia yang bernafsu dan berhasrat untuk konsumsi tinggi
di tengah-tengah kemiskinan dan kesengsaraan akan membuat jaminan masa depan umat
manusia akan terganggu, sehingga apa yang dikatakan oleh Peter Drucker (1909-2005),
yaitu the age of discontinuing dan the age of uncertainly oleh JK Galbraith akan menjadi
momok bagi generasi mendatang (Galbraith, 1983). Hak milik perseorangan dianggap
paling penting, sehingga terjadi penyalahgunaan dalam pemanfaatan sumberdaya alam.
Hal ini disebabkan karena kekhawatiran akan ketidakpastian masa depan, dan sekaligus
merupakan suatu bentuk dari apa yang dinamakan Darwinisme Sosial. Semua itu pada
gilirannya akan mengundang konflik kepentingan dalam peradaban umat manusia.

Dalam pada itu, kehidupan yang mencakup interaksi konstan antara manusia,
lingkungan dan organisme. Dalam proses pembangunan hal ini akan menimbulkan
pergeseran-pergeseran dan gesekan-gesekan yang merangsang manusia dihinggapi
penyakit future shock, yaitu suatu situasi dan kondisi fisik maupun mental yang timbul,
di mana sistem adaptasi fisik maupun psikis manusia beserta proses pembuatan
keputusannya terlampau berat yang harus memikul beban. Hal ini menimbulkan
ketimpangan-ketimpangan sosial dalam bentuk pencemaran psikologis yang agak sulit
dibendung (Toffler, 1971).

19
BAB 3

PENUTUP

A.Kesimpulan

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam rumah atau ilmu yang
mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup sesamanya dan dengan
komponen di sekitarnya. Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi. Ekologi merupakan
disiplin baru dari Biologi yang merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-
bentuk yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial. Berdasarkan didalam ekologi,
makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Ekologi
dibedakan menjadi dua yaitu auteknologi dan sinekologi.

Lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang berada di luar individu yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Lingkungan Hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain. Lingkungan dibagi menjadi dua faktor yaitu lingkungan abiotik dan biotik.

Kerusakan ekologi akan menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan manusia seperti
kemiskinan dan pemanasan global.olehnya sebagai manusia kita harus menjaga kelestarian
ekologi dan lingkungan hidup dengan menerapkan asas asas lingkungan agar kerusakan ekologi
dan lingkungan dapat dikurangi.

2 Saran

Sebagai warga negara yang baik, sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan
lingkungan disekitar masing-masing. Mulai dari membuang sampah tidak sembarangan, tidak
melakukan hal – hal yang dapat merusak atau mecemari lingkungan. Karena di dalam suatu
lingkungan yang bersih, rapi, terjaga dan terawat dengan baik, maka kita yang tinggal di
dalamnya pun akan merasa nyaman.

20
DAFTAR PUSTAKA

Armawi, Armaidy.2013.jurnal manusia dan lingkungan. Kajian Filosofis Terhadap Pemikiran


Human- Ekologi Dalam Pemanfaatan Sumberdaya Alam. Vol. 20, No.1.fakultas filsafat UGM.

(Philosophical Studies of Human Ecology Thinking on Natual Resource Use)

http://yan-aprendi1994.blogspot.co.id/2015/10/tugas-softskill-1-pengantar-lingkungan.html

http://riesaelektro.blogspot.co.id/2013/01/azas-azas-pengetahuan-lingkungan_23.html

https://dewiwiliyanti.wordpress.com/2015/03/29/ekologi-dan-ilmu-lingkungan-2/

21

Anda mungkin juga menyukai