Anda di halaman 1dari 7

geografi

Jumat, 28 Februari 2014


geografi pesisir
Tugas kelompok

GEOGRAFI PESISIR 

Kelompok 1 

SITTI NURSYAHIANI (A1A4 11 008) 

TESNO A. TAMBURAKA (A1A4 11 002) 

LA ODE ARIFIN (A1A4 11 004) 

ADE SUWITA (A1A2 11 006) 

HASMITA (A1A4 11 010) 

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 

UNIVERSITAS HALUOLEO 

KENDARI 

2014 

 KATA PENGANTAR 

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya
yang berjudul “difinisi/terminologi pesisir” Makalah ini berisikan informasi tentang definisi
/terminologi pesisir, karakteristik, pembagian zone dan geomorfologi wilayah pesisir maupun
segala sesuatu yang berhubungan dengan hal tersebut. Penulis menyadari dalam proses
penulisan materi ini masih jauh dari kesempurnaan baik isinya maupun cara penulisannya.
Namun demikian, saya berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat menyelesaikan dengan baik dan oleh sebab itu saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna penyempurnaan materi pembahasan ini. Akhirnya saya selaku
penulis berharap semoga materi pembahasan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. 

Kendari, 16 Februari , 2014 Penyusun, 

PEMBAHASAN

Definisi/Terminologi pesisir 

Banyak definisi mengenai arti dan batasan wilayah pesisir yang telah dibuatpakar-pakar ilmu
kelautan dan pesisir dunia. Di antaranya yang terkenal yakni yangdirumuskan Sorensen dan Mc
Creary. Dalam karya mereka “Institutional Arrangement for Managing Coastal Resources and
Environments ”, kawasan pesisir didefinisikansebagai “perbatasan atau ruang tempat
berubahnya dua lingkungan utama, yaitu lautdan daratan”. Lebih lanjut, dalam kenyataannya
juga terdapat beberapa definisikawasan pesisir yang dipergunakan beberapa negara kelautan
yang ada di dunia. Kay dan Alder (1999) “ The band of dry land adjancent ocean space (water
dan submerged land) in wich terrestrial processes and land uses directly affect oceanic processes
and uses, and vice versa”. Diartikan bahwa wilayah pesisir adalah wilayah yang merupakan tanda
atau batasan wilayah daratan dan wilayah perairan yang mana proses kegiatan atau aktivitas
bumi dan penggunaan lahan masih mempengaruhi proses dan fungsi kelautan. Kay dan Alder
menyatakan bahwa terdapat empat cara buat menetapkan kawasan pesisir: 

Fixed Distance Definitions Penentuan kawasan pesisir dihitung dari batas antara daratan dan air
laut, biasanyapenghitungan dilakukan dari batas teritorial pemerintahan. Contoh, dihitung
daribatas teritorial laut.
Variable Distance Definitions Penentuan batas kawasan pesisir ditetapkan berdasarkan
beberapaperhitungan/ukuran yang ada di kawasan pesisir, seperti diukur dari batas air
tertinggi.Namun, batas kawasan tidak ditetapkan secara pasti, tetapi juga tergantung pada
variabel-variabel tertentu yang ada di kawasan tersebut, antara lain konstruksi tapalbatas,
tanda-tanda alam baik berupa fisik maupun biologis, dan batas administratif.
Definitions according to Use Penetapan kawasan pesisir ditetapkan berdasarkan definisi apa
yang akan dipakai.Kadang-kadang suatu kawasan ditetapkan sebagai kawasan pesisir
berdasarkanmasalah/isu apa yang hendak dipecahkan. Cara ini biasanya dilakukan oleh
negarabesar atau lembaga internasional tertentu. 
4. Hybrid Definitions Teknik ini mengadopsi lebih dari satu definisi atau mencanpurkan lebih dari
dua tipedefinisi dari kawasan pesisir. Konsep ini umum dipergunakan oleh
pemerintahan.Contoh, pada Pemerintah Australia dan Amerika Serikat. 
Beberapa negara bagian di Australia mengukur kawasan pesisirnya 3 mil dari garis pantai,
sedangkan beberapanegara bagian lainnya menetapkan kawasan pesisirnya termasuk kawasan
yang beradadi darat. Penjelasan umum mengenai kawasan pesisir yang meliputi definisi dan
karakteristik wilayah merupakan hal yang sangat penting, hal ini bertujuan agar pemahaman
mengenai wilayah pesisir dapat dimengerti dan merupakan awal pemahaman dari studi ini.
Pengertian tentang pesisir sampai saat ini masih menjadi suatu pembicaraan, terutama
penjelasan tentang ruang lingkup wilayah pesisir yang secara batasan wilayah masih belum jelas.
Berikut ini adalah definisi dari beberapa sumber mengenai wilayah pesisir. Pengertian wilayah
pesisir menurut kesepakatan terakhir internasional adalah merupakan wilayah peralihan antara
laut dan daratan, ke arah darat mencakup daerah yang masih terkena pengaruh percikan air laut
atau pasang surut, dan ke arah laut meliputi daerah paparan benua (continental shelf) (Dahuri,
dkk, 2001). 
 Menurut Suprihayono (2007) wilayah pesisir adalah wilayah pertemuan antara daratan dan laut
ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang
masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin.
Sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh
proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang
disebabkan karena kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran. Dari
pengertian-pengertian di atas dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa wilayah pesisir merupakan
wilayah yang unik karena merupakan tempat percampuran antara daratan dan lautan, hal ini
berpengaruh terhadap kondisi fisik dimana pada umumnya daerah yang berada di sekitar laut
memiliki kontur yang relatif datar Adanya kondisi seperti ini sangat mendukung bagi wilayah
pesisir dijadikan daerah yang potensial dalam pengembangan wilayah keseluruhan. Hal ini
menunjukan garis batas nyata wilayah pesisir tidak ada. Batas wilayah pesisir hanyalah garis
khayalan yang letaknya ditentukan oleh kondisi dan situasi setempat. Di daerah pesisir yang
landai dengan sungai besar, garis batas ini dapat berada jauh dari garis pantai. Sebaliknya di
tempat yang berpantai curam dan langsung berbatasan dengan laut dalam, wilayah pesisirnya
akan sempit. 
Menurut UU No. 27 Tahun 2007 Tentang batasan wilayah pesisir, kearah daratan mencakup
wilayah administrasi daratan dan kearah perairan laut sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari
garis pantai ke arah laut lepas dan/atau kearah perairan kepulauan. Karakteristik Ekosistem di
perairan laut dangkal pada umumnya seperti terumbu karang, padang lamun, dan hutan
mangrove pada dasarnya dilindungi seperti pada tertera di dalam UU No.32/2009 dan UU No.
5/1990. 

B. Karakteristik ekosistem pesisir 

Karakteristik dari ekosistem pesisir adalah mempunyai beberapa jumlah ekosistem yang berada
di daerah pesisir. Contoh ekosistem lain yang ikut kedalam wilayah ekosistem pesisir adalah
ekosistem mangrove, ekosistem lamun ( seagrass ), dan ekosistem terumbu karang. Dari
ekosistem pesisir ini, masing masing ekosistem mempunyai sifat- sifat dan karakteristik yang
berbeda beda. Berikut merupakan penjelasan dari ekosistem pesisir dan faktor pendukungnya : 

Pasang Surut Daerah yang terkena pasang surut itu bermacam – macam antara lain gisik, rataan
pasang surut. Lumpur pasang surut, rawa payau, delta, rawa mangrove, dan padang rumput (sea
grass beds). Rataan pasut adalah suatu mintakat pesisir yang pembentukannya beraneka, tetapi
umumnya halus, pada rataan pasut umumnya terdapat pola sungai yang saling berhubungan dan
sungai utamanya halus, dan masih labil. Artinya Lumpur tersebut dapat cepat berubah apabila
terkena arus pasang. Pada umumnya rataan pasut telah bervegetasi tetapi belum terlalu rapat,
sedangkan lumpur pasut belum bervegetasi.
Estuaria Menurut kamus (Oxford) eustaria adalah muara pasang surut dari sungai yang besar.
Batasan yang umum digunakan saat sekarang, eustaria adalah suatu tubuh perairan pantai yang
semi tertutup, yang mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka dan didalamnya ait laut
terencerkan oleh air tawar yang berasal dari drainase daratan. Eustaria biasanya sebagai pusat
permukiman berbagai kehidupan. Fungsi dari eustaria cukup banyak antara lain : merupakan
daerah mencari ikan, tempat pembuangan limbah, jalur transportasi, sumber keperluan air untuk
berbagai industri dan tempat rekreasi. 
Hutan Mangrove Hutan mangrove dapat diketemukan pada daerah yang berlumpur seperti pada
rataan pusat, Lumpur pasut dan eustaria, pada mintakat litoral. Agihannya terutama di daerah
tropis dan subtropis, hutan mangrove kaya tumbuhan yang hidup bermacam – macam, terdiri dari
pohon dan semak yang dapat mencapai ketinggian 30 m. Species mangrove cukup banyak 20 – 40
pada suatu area dan pada umumnya dapat tumbuh pada air payau dan air tawar. Fungsi dari
mangrove antara lain sebagai perangkap sedimen dan mengurangi abrasi. 
Padang Lamun (Sea Grass Beds) Padang lamun cukup baik pada perairan dangkal atau eustaria
apabila sinar matahari cukup banyak. Habitanya berada terutama pada laut dangkal.
Pertumbuhannya cepat kurang lebih 1.300 – 3.000 gr berat kering/m2/th. Padang lamun ini
mempunya habitat dimana tempatnya bersuhu tropis atau subtropics. Ciri binatang yang hidup di
padang lamun antara lain: Yang hidup di daun lamun 2. Yang makan akar canopy daun 3. Yang
bergerak di bawah canopy daun 4. Yang berlindung di daerah padang lamun 
Terumbu Karang Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem dengan tingkat
keanekaragaman tinggi dimana di Wilayah Indonesia yang mempunyai sekitar 18% terumbu karang
dunia, dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia (lebih dari 18% terumbu karang dunia,
serta lebih dari 2500 jenis ikan, 590 jenis karang batu, 2500 jenis Moluska, dan 1500 jenis udang-
udangan) merupakan ekosistem yang sangat kompleks. Dapat hidup pada kedalaman hingga 50
meter, memerlukan intensitas cahaya yang baik untuk dapat melakukan proses fotosintesis,
salinitas 30-35ppt merupakan syarat batas untuk terumbu karang dapat hidup disuatu perairan.
Selain berfungsi sebagai tempat tinggal banyak biota, letaknya yang berada diujung/bibir pantai
juga bermanfaat sebagai pemecah gelombang alami. Keindahannya dengan warna-warni ikan dan
karang membuat terumbu karang dapat menjadi obyek wisata air, baik snorkeling ataupun selam.
Karakteristik khusus dari wilayah pesisir menurut Jan C. Post dan Carl G.Lundin (1996) antara lain: 

Suatu wilayah yang dinamis dengan seringkali terjadi perubahan sifat biologis,kimiawi, dan
geologis. 
Mencakup ekosistem dan keanekaragaman hayatinya dengan produktivitas yangtinggi yang
memberikan tempat hidup penting buat beberapa jenis biota laut,
Ciri-ciri khusus wilayah pesisir—seperti adanya terumbu karang, hutan bakau,pantai dan bukit
pasir—sebagai suatu sistem yang akan sangat berguna secara alamiuntuk menahan atau
menangkal badai, banjir, dan erosi,
Ekosistem pesisir dapat digunakan untuk mengatasi akibat-akibat dari pencemaran,khususnya
yang berasal dari darat (sebagai contoh: tanah basah dapat menyerapkelebihan bahan-bahan
makanan, endapan, dan limbah buangan),
Pesisir yang pada umumnya lebih menarik dan cenderung digunakan sebagaipemukiman, maka
di sekitarnya seharusnya dimanfaatkan pula sebagai sumber dayalaut hayati dan nonhayati, dan
sebagai media untuk transportasi laut serta rekreasi.Sedangkan karakteristik wilayah pesisir
menurut. Departemen Pemukiman danPrasarana Wilayah (2001) antara lain: 
Terdiri dari habitat dan ekosistem yang menyediakan barang dan jasa (goodsand services ) bagi
komunitas pesisir dan pemanfaat lainnya (beneficiaries), 
Adanya kompetisi antara berbagai kepentingan, 
Sebagai backbone dari kegiatan ekonomi nasional, Merupakan wilayah strategis, didasarkan atas
fakta:  Garis pantai Indonesia 81.000 km pada 17.508 pulau (terbanyak di dunia),  Penyebaran
penduduk terbesar (cikal bakal urbanisasi),  Potensi sumber daya kelautan yang kaya
( biodiversity , pertambangan,perikanan, pariwisata, infrastruktur, dsb),  Sumber daya masa
depan (future resources ) akibat ketersediaan wilayahdarat yang semakin terbatas, dan  Wilayah
pertahanan dan keamanan (perbatasan). 
Ciri-ciri Wilayah Pesisir yaitu ; 
Wilayah yang sangat dinamis dengan perubahan-perubahan biologis, kimiawi dan geologis yang
sangat cepat. 
Tempat dimana terdapat ekosistem yang produktif dan beragam dan merupakan tempat
bertelur, tempat asuhan dan berlindung berbagai jenis spesies organisme perairan. 
Ekosistemnya yang terdiri dari terumbu karang, hutan bakau, pantai dan pasir, muara sungai,
lamun dan sebagainya yang merupakan pelindung alam yang penting dari erosi, banjir dan badai
serta dapat berperan dalam mengurangi dampak polusi dari daratan ke laut.
Sebagai tempat tinggal manusia, untuk sarana transportasi, dan tempat berlibur atau rekreasi.

Pendapat Scura et al (1998) dalam Satria (2009) mengenai wilayah pesisir adalah daerah yang
mewakili antara pertemuan daratan dan laut, tetapi kepedulian dan minat diarahkan pada
wilayah dimana aktifitas manusia saling keterkaitan dengan daratan dan lingkungan laut, dan
wilayah pesisir mempunyai karakteristik, yaitu: 

Memiliki habitat dan ekosisitem (seperti estuaria, terumbu karang, padang lamun), yang dapat
menyediakan suatu (seperti ikan, minyak bumi, mineral) dan jasa (seperti bentuk perlindungan
alam dari badai, arus pasang surut, rekreasi) untuk masyarakat pesisir. 
Dicirikan persaingan untuk sumber daya daratan, lautan dan ruang oleh berbagai stakeholder,
seringkali menimbulkan konflik besar dan menurunkan fungsi terpadu dari sistem sumber daya. 
 Menyediakan sumberdaya ekonomi nasional dari wilayah pesisir dimana dapat mengalihkan
Gross National Product (GNP) terhadap kegiatan seperti pembangunan perkapalan, perminyakan
dan gas, pariwisata pesisir dan lain-lain;
Biasanya memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan tempat yang baik untuk urbanisasi 
Pembagian zone wilayah pesisir 

Setiap zone perairan dipesisir mengalami proses mengahasilkan struktur sedimen yang khas dan
berbeda satu sama lainnya. Berdasarkan hal ini zone pesisir dibagi menjadi backshore,
foreshore, shoreface, dan offshore. 

Backshore terletak diantara batas bawah gumuk pasir (sand dune) hingga ke garis air pasang
paling tinggi (mean high water line). Jadi Backshore terdapat di amabang pantai (beach bar). 
Foreshore yaitu zone pasang surut, kawasan yang terletak di antara batas atas dan bawah
pasang air laut disebut. Backshore dan foreshore merupakan bagian atas dari pesisir pantai.
Dikawasan ini terdapat zone pemecah, zone swash dan arus sepanjang pantai (longshore
current). Sehingga kawasan ini menerima tenaga aliran yang kuat. Sedimen-sedimen yang ada
diwilayah ini kebanyakan terdiri dari material pasir.
Shoreface yaitu zone yang berbatasan dengan zone peralihan. Batas bawah shoreface
bergantung pada rata-rata dasar gelombang maksimal (average maximum wave base). Di
kawasan shoreface sedimennya terdiri dari pasir bersih, dibagian atas shoreface terdapat arus
pesisir pantai. Pada saat cuaca buruk arus ini akan bertambah kuat dan akan mengkikis bagian
atas shoreface dan mengendapkannya semula di bagian bawah shoreface atau membawanya
kearah daratan seperti laguna. Jadi dibagian shoreface sedimennya makin kasar kearah daratan
dan riak simetri berubak menjadi tak simetri dan gumuk (Clifton, 1967). Bagian bawah shoreface
terdiri dari lapisan dan percampuran antara lumpur dan pasir, tetapi pada saat cuaca buruk
bagian bawahnya mengalami tindakan gelombang dan akibatnya endapan pasir akan
percampuran lumpur dan pasir akan terbentuk di kawasan ini. 
Offshore merupakan zone lepas pantaiyang mengarah kelaut. Selain pembagian diatas wilayah
pesisir juga dapat dibagi berdasarkan kedalamannya, yaitu: 
Zona Lithoral, adalah wilayah pantai atau pesisir atau “shore”. Di wilayahini pada saat air pasang
tergenang air dan pada saat air laut surut berubahmenjadi daratan. Oleh karena itu wilayah ini
sering disebut juga wilayah pasang surut.
Zona Meritic (wilayah laut dangkal), yaitu dari batas wilayah pasang surut hingga kedalaman 150
m. Pada zona ini masih dapat ditembus oleh sinar matahari sehingga wilayah ini paling banyak
terdapat berbagai jenis kehidupan baik hewan maupun tumbuhan-tumbuhan, contoh Jaut Jawa,
Laut Natuna, Selat Malaka dan laut-laut disekitar kepulauan Riau. 
Zona Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman antara 150 hingga
1800 meter. Wilayah ini tidak dapat ditembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan
organismenya tidak sebanyak yang terdapat di zona meritic. 
Zona Abysal (wilayah laut sangat dalam), yaitu wilayah laut yang memiliki kedalaman lebih dari
1800 m. Di wilayah ini suhunya sangat dingin dan tidak ada tumbuh-tumbuhan, jenis hewan yang
hidup di wilayah ini sangat terbatas. 
Geomorfologi Wilayah Pesisir 

Proses-proses utama yang sering terjadi di wilayah pesisir meliputi: sirkulasi massa air,
percampuran (terutama antara dua massa air yang berbeda), sedimentasi dan abrasi serta
upwelling. Bentukan-bentukan yang umum terdapat diwilayah pesisir adalah sebagai berikut:

Pesisir Pantai (Beach) adalah yaitu pesisir diantara garis pasang naik dan pasang surut.
Laguna adalah air laut dangkal yang memiliki luas beberapa mil, sering merupakan teluk atau
danau yang terletak diantara pulau penghalang dengan pantai.
Pulau Penghalang (Barrier Island) adalah gosong pasir yang tersembul dipantai yang dipisahkan
dari pantai oleh laguna. Pulau penghalang ini bias berbentuk sebagai spit atau gumuk pasir yang
dibentuk oleh angin atau air. 
Delta adalah deposit lumpur, pasir, atau kerikil (endapan alluvium) yang mengendap di muara
suatu sungai. Delta dibagi menjadi tiga berdasarkan bentuknya, yaitu Delta Arcuate (Berbentuk
kipas), Delta Cuspate (Berbentuk gigi tajam), Delta Estuarine (Berbentuk estuarine). 
Goa Laut (Sea Cave) merupakan goa yang terbentuk pada terbing terjal (cliff) atau tanjung
(headland) sebagai akibat erosi dari hantaman gelombang dan arus.
Sea Arch merupakn sea cave yang telah tereosi sangat berat akibat dari hantaman ombak. 
Sea Stack merupakan tiang-tiang batu yang terpisah dari daratan yang tersusun dari batuan yang
resisten sehingga masih bertahan dari hantaman gelombang. 
Rawa Air Asin (Salt Marsh) merupakan rawa yang terbentuk akibat genangan air laut di dinggir
pantai. 
Head Land yaitu batuan daratan resisten yang menjorok kelaut sebagai akibat erosi gelombang. 
Bar yaitu gosong pasir dan kerikil yang terletak pada dasar laut dipinggir pantai yang terjadi oleh
pengerjaan arus laut dan gelombang. Kadang-kadang terbenam seluruhnya oleh air
laut. Beberapa jenis bar antara lain: 
Spit yaitu yang salah satu ujunganya terikat pada daratan, sedangkan yang lainnya tidak. Bentuknya
kebanyakan lurus sejajar dengan pantai, tetapi oleh pengaruh arus yang membelok ke arah darat
atau oleh pengaruh pasang naik yang besar, spit itupun membelok pula ke arah darat yang disebut
Hook atau Recurved Spit (Spit Bengkok).
Baymouth Bar adalah spit yang kedua ujungnya terikat pada daratan yang menyeberang dibagian
muka teluk. 
Tombolo adalah spit yang menghubungkan pulau dengan daratan induk atau dengan pulau lain,
contohnya daratan antara Pulau Pananjung dengan daratan induknya Pulau Jawa.   
DAFTAR PUSTKA 

Ekosistem Pesisir Dan Pengelolaannya di Indonesia Yayasan Terumbu Karang Indonesia


(TERANGI).htm Pengertian pantai dan definisi pantai.hmt Wilayah Pesisir (Coastal Zone) _ AP Edi
Atmaja - Academia.edu.htm

Unknown di 14.05

Berbagi

Tidak ada komentar:


Posting Komentar


Beranda

Lihat versi web


Mengenai Saya
Unknown

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai