Alam bagi manusia modern bukanlah ayat-ayat yang merupakan ciptaan Allah SWT. Alam dianggapnya hanya
seperti seorang pelacur dimana manusia diuntungkan tanpa ada kewajiban untuk ikut bertanggung jawab, dan
merawatnya, apalagi memikirkannya untuk generasi mendatang yang lebih baik. Hal ini nyata terjadi ketika
konsesi diberikan, para investor dan pengusaha hanya merasa bertanggung jawab dan melunasi kewajibannya,
setelah membayar rente (iuran) hasil-hasil hutan atau perizinan yang diwajibkan pemerintah, tanpa mempunyai
beban yang selanjutnya mereka dapat dengan mudah mengambil keuntungan, sementara bumi yang
ditinggalkannya.
INTEGRASI KONSERVASI
LINGKUNGAN DALAM
AJARAN ISLAM
Al-Qur’an adalah panduan hidup bagi umat manusia. Hal ini sekaligus merupakan dasar
bagi segala kegiatan kita. Pada satu tingkatan, ia berbicara tentang melestarikan tubuh
dan jiwa serta hubungan kita dengan tatanan alamiah. Inti ajaran Al-Qur’an yang
berhubungan dengan hal ini dapat digambarkan sebagai ‘Ilm al Khalq (Pengetahuan
tentang Penciptaan) yang sudah ada jauh sebelum ilmu ekologi berkembang pada abad
modern atau abad ke-18.8 Ajaran-ajaran tentang lingkungan bisa didekati secara
fleksibel melalui empat prinsip utama berikut:
1. Tauhid
2. Khalifah
3. Mizan
4. Fitrah
Prinsip-prinsip ini adalah tema-tema dalam Al-Qur’an yang dapat ditelusuri untuk meningkatkan
kesadaran dan mendidik masyarakat tentang pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.
TAUHID
Tauhid adalah salah satu elemen penting dalam prinsip-prinsip ajaran Islam tentang
lingkungan yang menyatakan bahwa keimanan kepada Allah SWT adalah mutlak,
memastikan Islam sebagai agama monoteistik.Dengan mengakui Tauhid, kita
mengakui bahwa Allah SWT adalah Satu dan ciptaan-Nya juga memiliki ciri
kesatuan, atau disatukan secara keseluruhan Allah SWT sebagai pencipta telah
menciptakan sedemikian rupa hingga ciptaan-Nya akan diperlakukan sebagai alat
untuk menyembah Dia (QS 5:56). Allah SWT adalah al-khaliq (pencipta) yang
menciptakan langit dan bumi serta segala sesuatu di dalamnya.Sebagai contoh,
keutuhan suatu ekosistem didasarkan pada urutan hal-hal yang tidak dapat eksis
secara sendiri-sendiri. Ekosistem adalah gabungan dari berbagai spesies, baik
fauna, flora maupun mikroorganisme serta mineral: benda-benda yang dianggap
mati namun memberikan roh bagi kehidupan.
Sebagai contoh, keutuhan suatu ekosistem didasarkan pada urutan hal-hal yang tidak
dapat eksis secara sendiri-sendiri. Ekosistem adalah gabungan dari berbagai spesies,
baik fauna, flora maupun mikroorganisme serta mineral: benda-benda yang dianggap
mati namun memberikan roh bagi kehidupan. Perlu dipahami bahwa sebagai bagian
dari kesatuan alam semesta, manusia serta unsur-unsur lain dari ekosistem alam
tunduk dan mematuhi hukum-hukum Allah atau apa yang sekarang kita sebut sebagai
hukum alam. Sebagai konsekuensi logisnya, manusia harus menghormati alam. Ini
berarti kita tidak boleh melihat alam sebagai objek untuk dieksploitasi dan dirusak,
tanpa benar-benar memahami makna, esensi, dan fungsi ekosistem. Kita harus
mengupayakan berbagai cara untuk melestarikannya.
KHALIFAH
Allah “mengucapkan” bahwa Dia akan membuat umat manusia
sebagai khalifah-Nya atas bumi.Dalam mengelola bumi, manusia
diharapkan bertindak berdasarkan ilmu pengetahuan dan bukan
sekadar keinginan sendiri (QS 4:135; 23:71) karena keserakahan bisa
menimbulkan bencana lingkungan, bahkan kepunahan.
FITRAH
fitrah dalam konteks ajaran Islam terhadap lingkungan berarti Allah
SWT ingin manusia memegang teguh janjinya sesuai dengan fitrah
Islam. Ajaran-ajaran Islam memberikan batas-batas moral yang
intinya tidak ada yang boleh dilakukan secara berlebihan, apalagi
untuk menciptakan kehancuran.
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
Prinsip-prinsip umum pembangunan berkelanjutan yang membicarakan berbagai isu dan upaya
untuk memajukan bangsa-bangsa terutama yang berpenduduk muslim, dalam hal ini Al-Qur’an
sebagai pedomannya, antara lain: