Anda di halaman 1dari 10

ARTICLE PENDIDIKAN BIOLOGI

EKOLOGI HEWAN
TADRIS BIOLOGI 4 SEMESTER V
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2021
Pertemuan - 13
NAMA : ALDI SUHENDRA
NIM : 0310191009

EKOLOGI MANUSIA
---
A. Integrasi Al-Qur’an tentang Ekologi Manusia
Ekologi kini menjadi isu penting dan mendesak bagi umat manusia. Berbagai bencana
yang akhir-akhir ini di sering kali terjadi di hampir di seluruh pelosok dunia menuntut
manusia untuk meresponnya dengan serius. Hal ini dikarenakan permasalahan ekologi
menyangkut keamanan dan keselamatan umat manusia.
Kerusakan ekologi yang menyebabkan berbagai bencana hanya sedikit yang murni
merupakan fenomena alam. Sebagian besar adalah akibat ulah manusia yang tidak
melestarikan alam. Banyak sekali aktifitas manusia baik secara disengaja ataupun tidak
yang berdampak negatif terhadap alam, misalnya penggalian sumber-sumber alam seperti
minyak bumi, emas dan timah, penggunaan kendaraan bermotor, pembangunan pabrik-
pabrik, pembukaan hutan untuk perkebunan, dan lain sebagainya. Aktifitas-aktifitas
tersebut tidak akan menimbulkan kerusakan apabila diiringi dengan usaha-usaha
perbaikan secara konsisten.
Berbeda dengan bumi dan mahluk lainnya, manusia memiliki akal sehingga dapat
memanfaatkan segala potensi yang ada di sekitarnya demi kelangsungan hidupnya. Akal
adalah anugerah paling istimewa dari Tuhan untuk mahluknya. Karena dengan
kepemilikannya akan akal, manusia diturunkan ke bumi untuk menjadi pemimpin
(khalifah). Sebagaimana dijelaskan dalam QS Al-Baqarah/2 : 30 :

Artinya :
“ Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.” (al Baqarah:30).
Disamping itu, Pendidikan lingkungan juga telah diajarkan oleh Rasulullah SAW
kepada para sahabatnya. Abu Darda’ ra. pernah menjelaskan bahwa di tempat belajar yang
diasuh oleh Rasulullah SAW telah diajarkan tentang pentingnya bercocok tanam dan
menanam pepohonan serta pentingnya usaha mengubah tanah yang tandus menjadi kebun
yang subur. Perbuatan tersebut akan mendatangkan pahala yang besar di sisi Allah SWT
dan bekerja untuk memakmurkan bumi adalah termasuk ibadah kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang memotong pohon Sidrah maka Allah akan
meluruskan kepalanya tepat ke dalam neraka.” (HR. Abu Daud dalam Sunannya)
Pada kesempatan lain Rasulullah SAW juga bersabda, “Barangsiapa di antara orang
Islam yang menanam tanaman maka hasil tanamannya yang dimakan akan menjadi
sedekahnya, dan hasil tanaman yang dicuri akan menjadi sedekah. Dan barangsiapa yang
merusak tanamannya, maka akan menjadi sedekahnya sampai hari Kiamat.” (HR. Muslim)
Namun, Data kerusakan alam di atas menjadi bukti bahwa manusia cenderung untuk
serakah. Dengan semua kerusakan itu berarti manusia telah gagal menjalankan tugasnya
sebagai pemimpin dunia. Kerusakan yang disebabkan oleh ulah manusia itu akan
berdampak negatif pada manusia itu sendiri. Pemanasan global yang melahirkan banyak
bencana seperti iklim tidak menentu, gagal panen, kekeringan, banjir, longsor dan
kebakaran hutan adalah konsekuensi yang harus ditanggung oleh manusia sendiri.
Sebagaimana disebutkan dalam QS. Ar-Rum : 41-42

Artinya :
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di muka
bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan
dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (ar Rum:41-42).
ARTICLE PENDIDIKAN BIOLOGI
EKOLOGI HEWAN
TADRIS BIOLOGI 4 SEMESTER V
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2021
B. Evolusi Ekologi Manusia
Ekologi manusia merupakan hubungan timbal balik antara manusia dengan
lingkungan hidupnya. Artinya, terdapat keterkaitan antara manusia dengan komunitas
biologis (alam), maupun dengan komunitas sosial masyarakat. Ekologi manusia dipelopori
oleh para pakar ilmu sosial (Auguste Comte tahun 1800 tentang rekonstruksi sosial). Kajian
sosial tentang penyebaran manusia dalam tata wilayah dipelajari dalam konteks ekologi
manusia. Ekologi manusia menekankan penyebaran manusia dan variabel sosialnya dalam
tata ruang, sehingga kajiannya berkaitan dengan geografi. Saat ini semua kajian berkaitan
dengan ekologi manusia, seperti biologi, antropologi, ekonomi, teknologi, psikologi, hukum,
pertanian, pendidikan, kesehatan masyarakat, filsafat, agama dan lain-lain.
Dalam pengelolaan lingkungan dibutuhkan ekologi makhluk hidup yang mempelajari
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya. Salah satunya
adalah ekologi manusia pada bagian dari autekologi, yaitu ekologi dari spesies tunggal
(homo sapiens). Saat manusia dilihat sebagai makhluk sosial, maka ekologi manusia dapat
menggunakan sinekologi sehingga ekologi manusia bersifat sebagai makhluk sosial.
Ekologi manusia adalah studi yang mengkaji interaksi manusia dengan lingkungan.
Sebagai bagian dari ekosistem, manusia merupakan makhluk hidup yang ekologik dominan.
Hal ini karena manusia dapat berkompetensi secara lebih baik untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Secara analitik, lingkup ekologi manusia dibagi menjadi dua sistem yaitu sistem alam
dan sistem sosial. Kedua sistem tersebut saling berhubungan timbal balik secara terus-
menerus dan teratur melalui aliran energi, materi, dan informasi sehingga terjadi proses
seleksi dan adaptasi. Lingkungan manusia didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berada
di sekitar manusia yang berpengaruh pada kehidupan manusia itu sendiri. Menurut Rambo
(1983), faktor sistem biofisik atau ekosistem yaitu berupa iklim, udara, air, tanah, tanaman,
dan binatang. Di alam nyata terjadi daur (siklus) materi dan energi hanya satu arah yaitu
dari alam, sedangkan materi terdapat pada arus informasi.
Timbulnya perubahan hubungan interaksi manusia dan lingkungan sekitar
disebabkan oleh faktor internal yaitu pertumbuhan penduduk dan eksternal yang meliputi
perkembangan ekonomi pasar, pembangunan, dan kebijakan pemerintah. Ekologi manusia
dipelopori oleh para ilmuan sosial yang salah satunya yaitu Auguste Comte tahun 1800
tentang rekonstruksi sosial.
Jenis fosil Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia terdiri dari :
1) Homo Sapien Soloensis.
Fosil ini diteliti oleh Von Koenigswald dan Weidenreich dan kemudian diberi
nama Homo Sapien Soloensis. Fosil manusia yang ditemukan di daerah Ngandong
Blora di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, lembah Sungai Bengawan Solo tahun
1931--1934.
2) Homo Sapiens Wajakensis
Fosil manusia yang ditemukan di Wajak, Tulung Agung, tahun 1889 oleh Van
Reitschotten diteliti oleh Eugene Dubouis dan kemudian diberi nama Homo Sapiens
Wajakensis. Fosil Homo Wajakensis mempunyai tinggi badan sekitar 130--210 cm,
dengan berat badan antara 30–150 kg. Volume otak fosil ini mencapai 1300 cc.
Manusia purba jenis ini hidup sekitar 40.000--25.000 tahun yang lalu, pada lapisan
Pleistosen Atas. Tempat penemuan kedua fosil manusia di atas adalah lapisan
Ngandong atau Pleistocen Atas, dan hidupnya diperkirakan 100.000--50.000 tahun
yang lalu.
Masyarakat industri dimulai perkembangannya sejak revolusi industri di
Inggris pada pertengahan abad ke-18 dengan menganti berbagai pekerjaan dengan
menggunakan mesin tenaga uap untuk industri tekstil dan industri lainnya. Berturut-
turut industri ini akhirnya menuju teknologi peralatan atau mesin, otomisasi atau
cybernetic, yang menggantikan tenaga manusia, bahkan juga otak manusia dengan
mesin, melalui komputerisasi, dan seterusnya.
Manusia dalam menghadapi kondisi lingkungan sejak zaman dulu hingga
sekarang bersifat dinamik mengikuti kemajuan budaya dan teknologi yang dikuasai.
Pada awalnya manusia sangat tergantung pada kondisi fisik lingkungannya
(deterministik), kemudian mampu mengadakan seleksi atau mencoba dengan cara
adaptasi (probabilitas/posibilitas), akhirnya kenal dengan pendekatan
sistem/ekosistem, mereka mengkombinasikan menjadi pendekatan ”sistemik,
adaptif, dan dinamik”.

C. Pertumbuhan Populasi Manusia


Luas bumi kurang lebih 510,1 juta km², dihuni oleh miliaran jiwa manusia yang
dikelompokkan berdasarkan benua. Secara umum, benua di bumi terdiri dari benua Asia,
Afrika, Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan dan Oceania. Benua-benua tersebut dibagi
lagi menjadi beberapa kawasan. Jika di total, jumlah negara di keenam benua tersebut
mencapai kurang lebih sekitar 235 negara. Berikut ini data rincian jumlah penduduk dunia
saat ini, terbaru di tahun 2020 :
ARTICLE PENDIDIKAN BIOLOGI
EKOLOGI HEWAN
TADRIS BIOLOGI 4 SEMESTER V
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2021

Berdasarkan tabel diatas, dapat kita ketahui bawah populasi penduduk dunia saat ini
mencapai kurang lebih 7.794.798.739 atau 7,7 miliar lebih. Kemudian angka persentase
pertumbuhannya di tahun 2019-2020 sebesar 1.05% atau jika dihitung bertambah
sebanyak lebih dari 81 juta jiwa.
Sementara itu, jika dihitung kepadatan penduduknya berdasarkan luas yang sudah
disebutkan diatas, kepadatan penduduk dunia mencapai kurang lebih sekitar 52
penduduk/km2.

Dilihat pada tabel pertama diatas, pertumbuhan populasi penduduk dunia mengalami
peningkatan yang stabil dari tahun ke tahun. Sejak 10 tahun terakhir, persentase
pertumbuhan penduduk dunia jika dihitung rata-rata mencapai lebih dari 1%.
Pertumbuhan populasi ditandai dengan adanya perubahan jumlah populasi disetiap
waktu. Perubahan ini biasanya dipengaruhi oleh jumlah kelahiran, kematian dan migrasi.
Terdapat beberapa model pertumbuhan, seperti model pertumbuhan kontinu dan model
matriks.
Pertumbuhan populasi merupakan proses sentral di dalam ekologi. Karena tidak ada
populasi yang tumbuh secara terus menerus maka kita mengetrahui adanya pengaturan
populasi. Interaksi spesies seperti predator, kompetisi, herbivory dan penyakit berdampak
terhadap pertumbuhan, dan pertumbuhan populasi menghasilkan perubahan dalam
struktur komunitas. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui bagaimana suatu
populasi tumbuh.
Populasi memiliki sifat-sifat (karakteristik) yang dapat diukur secara statistik dan
bukan sifat daripada individu-individu penyusunnya, di antara sifat-sifat tersebut adalah
kepadatan, natalitas dan mortalitas, distribusi umur, potensi biotic, penyebaran dan bentuk
pertumbuhan.

D. Revolusi Pertanian
Populasi manusia yang semakin bertambah berjalan seiring dengan fakta bahwa
lahan di bumi juga semakin berkurang. Menyadari fakta tersebut, muncul pula masalah lain
yakni kebutuhan pangan yang semakin meningkat. Padahal, pangan merupakan kebutuhan
primer atau pokok setiap makhluk hidup.
Kebutuhan pangan manusia tersedia karena adanya sistem pertanian. Adapun sistem
pertanian dapat terlaksana jika ada lahan. Untuk menghadapi permasalahan lahan yang ada,
manusia terus memikirkan cara untuk menghadapi masalah tersebut. Salah satunya yaitu
dengan melakukan revolusi dalam berbagai bidang. Revolusi lahir karena mengikuti
kebutuhan zaman, kebutuhan manusia akan sebuah solusi alternatif sehingga
memunculkan pemikiran yang baru. Sebagai contoh revolusi yang sangat nampak yaitu
kecanggihan internet di sekitar kita.
Adapun dalam bidang pertanian, juga terkena "virus" revolusi. Sebagian besar
revolusi pertanian merupakan dampak dari revolusi industri. Revolusi pertanian berupa
perubahan cara mengolah pertanian konveksional menjadi lebih modern, salah satunya
menggunakan teknologi berbasis internet atau IoT (Internet of Things).
Penggunaan Internet of Things menggeser cara penanganan atau perawatan dalam
bidang pertanian menjadi lebih mudah dan simple. Bentuk IoT dalam bidang pertanian
dapat berupa aplikasi yang mengatur pengolahan lahan sehingga lebih efisien dan
meningkatkan produksi, juga dapat berupa mesin canggih seperti drone.
Perangkat IoT bekerja dengan sistem wireless (tanpa kabel) terkoneksi terus
menerus dengan internet. Adapun cara kerjanya melalui alur: perangkat wireless
(handphone) mengirim pesan (melalui aplikasi) - pesan diterima perangkat pelaksana -
perintah dilaksanakan perangkat pelaksana. Cara kerja seperti dapat dilakukan dalam
keadaan jarak jauh, sehingga memungkinkan pengawasan dari jarak jauh juga penanganan
yang lebih cepat jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
ARTICLE PENDIDIKAN BIOLOGI
EKOLOGI HEWAN
TADRIS BIOLOGI 4 SEMESTER V
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2021
Kemajuah teknologi IoT dalam bidang pertanian ini diharapkan dapat memperbaiki
cara perawatan, mempercepat proses pertanian, dan juga meningkatkan kondisi pertanian
karena pertanian merupakan perekonomian terbesar

E. Urbanisasi
Definisi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah
masalah serius bagi kita semua. Distribusi penduduk yang tidak merata antara desa dan
kota akan kehidupan sosial bermasalah. Jumlah peningkatan yang signifikan dalam populasi
kota tanpa dukungan dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum,
penegakan hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan tentu saja merupakan masalah
yang harus diatasi.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi urbanisasi berarti
persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Pergerakan orang dari desa ke kota
hanya salah satu penyebab urbanisasi. Pemindahan itu sendiri dikategorikan menjadi 2
jenis, yaitu migrasi dan mobilitas. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari
desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal secara permanen di kota, sedangkan Mobilitas
berarti pergerakan orang-orang yang hanya sementara atau permanen.
Faktor Penyebab
Di Indonesia, persoalan urbanisasi sudah dimulai dengan digulirkannya beberapa
kebijakan ‘gegabah’ orde baru. Pertama, adanya kebijakan ekonomi makro (1967-1980), di
mana kota sebagai pusat ekonomi. Kedua, kombinasi antara kebijaksanaan substitusi impor
dan investasi asing di sektor perpabrikan (manufacturing).
Faktor penyebab adanya urbanisasi adalah karena adanya faktor utama yang klasik
yaitu kemiskinan di daerah pedesaan. Faktor utama ini melahirkan dua faktor penyebab
adanya urbanisasi yaitu:
1. Faktor Penarik (Pull Factors)
Alasan orang desa melakukan migrasi atau pindah ke kota didasarkan atas beberapa
alasan, yaitu:
- Lahan pertanian yang semakin sempit
- Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
- Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
- Terbatasnya sarana dan prasarana di desa, misalnya sarana hiburan yang belum
memadai
- Diusir dari desa asal, sehingga ke kota menjadi tujuan.
- Memiliki impian kuat menjadi orang kaya, karena tingkat upah di kota lebih tinggi
- Melanjutkan sekolah, karena di desa fasilitas atau mutunya kurang
- Pengaruh cerita orang, bahwa hidup di kota gampang cari pekerjaan, atau
mudahnya membuka usaha kecil-kecilan
- Kebebasan pribadi lebih luas
- Adat atau agama lebih longgar

2. Faktor Pendorong (Push Factors)


Di sisi lain kota mempunyai daya tarik, di pihak lain keadaan tingkat hidup di desa
umumnya mempercepat proses urbanisasi tersebut, hal ini menjadi faktor pendorong
timbulnya urbanisasi. Faktor pendorong yang dimaksud diantaranya adalah:
- Keadaan desa yang umumnya mempunyai kehidupan yang statis (tidak
mengalami perubahan yang sangat lambat). Hal ini bisa terjadi karena adat
istiadat yang masih kuat atau pun pengaruh agama.
- Keadaan kemiskinan desa yang seakan–akan abadi
- Lapangan kerja yang hampir tidak ada karena sebagian besar hidup penduduknya
hanya bergantung dari hasil pertanian
- Pendapatan yang rendah yang di desa
- Keamanan yang kurang
- Fasilitas pendidikan sekolah atau pun perguruan tinggi yang kurang berkualitas

Dampak Urbanisasi
Bagi mereka yang memandang urbanisasi membawa dampak positif mengatakan,
antara lain:
- Urbanisasi merupakan faktor penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan.
- Urbanisasi merupakan suatu cara untuk menyerap pengetahuan dan kemajuan-
kemajuan yang ada di kota.
- Urbanisasi yang menyebabkan terjadinya perkembangan kota, selanjutnya
memberikan getaran (resonansi) perkembangan bagi daerah-daerah perdesaan
sekitarnya.
Selain dampak positif yang ditimbulkan juga menimbulkan dampak yang negatif, baik
dampak yang negatif itu dirasakan daerah perkotaan juga dirasakan pula oleh daerah
perdesaan. Urbanisasi di kota dapat menimbulkan masalah “over urbanization” dan “urban
primacy“. “Over urbanization” yaitu kelebihan penduduk sehingga melebihi daya tampung
kota. Ini merupakan gejala makin meningkatnya daya tarik kota besar yang menimbulkan
ARTICLE PENDIDIKAN BIOLOGI
EKOLOGI HEWAN
TADRIS BIOLOGI 4 SEMESTER V
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2021
dysfunctional condition. Hal ini dapat dilihat dengan ketimpangan antar daerah dan
semakim beratnya beban pemerintah kota.
Sedangkan urban primacy adalah timbulnya dominasi kota besar terhadap kota-kota
kecil sehingga tidak berkembang, dominasi tersebut dapat dilihat dari konsentrasi
ekonomi, alokasi sumber daya, pusat pemasaran, pusat pemerintahan dan nilai-nilai sosial
politik. Over urbanization dan urban primacy adalah merupakan masalah yang di rasakan
oleh kota dimana akan menimbulkan masalah-masalah yang akan mempengaruhi
perkembangan suatu kota.

STUDI KASUS
1. Peran Manusia sebagai Khalifah Allah di Muka Bumi : Perspektif Ekologis dalam
Ajaran Islam1
Dalam penelitian ini membahas tentang bagaimana peran manusia sebagai khalifah
di muka bumi dalam perspektif ekologis sesuai ajaran islam. Perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: (1) bagaimana peran manusia sebagai khalifah dari perspektif
ekologis dalam ajaran islam?; (2) bagaimana manusia sebagai klahifah dimuka bumi dalam
menjaga dan memelihara alam? Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui
peran manusia sebagai khalifah dari perspektif ekologis dalam ajaran islam; (2) manusia
sebagai khalifah dimuka bumi dalam menjaga dan memelihara alam. Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi pustaka.
Penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku, majalah, jurnal, internet dan sebagainya.
2. Dampak Kebijakan Revolusi Pertanian Malaka Terhadap Produktivitas Ekonomi
Masyarakat Kabupaten Malaka NTT2
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dampak kebijakan RPM dan faktor-faktor
yang menghambat pelaksanaan kebijakan RPM dalam mengembangkan produktivitas
ekonomi masyarakat Malaka. Jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu
penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif sederhana.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Program RPM sejak tahun 2016 terbukti
memberikan dampak positif bagi peningkatan produksi pertanian, pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat. Dampak lain yaitu peningkatan performa agronomis (padi,

1
Mardliyah, W., Sunardi, S., & Agung, L. (2018). Peran Manusia Sebagai Khalifah Allah di Muka Bumi:
Perspektif Ekologis dalam Ajaran Islam. Jurnal Penelitian, 12(2), 355-378.
2 Seran, MN, Nursalam, N., & Stefanus, KY (2019). Dampak Kebijakan “Revolusi Pertanian Malaka”

Terhadap Produktivitas Ekonomi Masyarakat Kabupaten Malaka NTT. Agrikan: Jurnal Agribisnis
Perikanan , 12 (1), 43-50.
jagung, dan bawang merah) yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Faktor-
faktor yang menghambat pelaksanaan kebijakan RPM antara lain faktor internal
(pengetahuan, ketrampilan sikap petani dalam menghadapi perubahan yang dibawa oleh
program RPM) dan faktor eksternal (iklim, ketersediaan pupuk, teknologi anjuran tata dan
jarak tanam padi, tenaga kerja tanam, inovasi untuk tanam jagung double track, produksi
pertanian bersifat musiman dan daya tahan simpan (bawang merah) pasca panen dan
pemasaran.

Saran
Penulis menyadari bahwa artikel ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis sangat menunggu kritik dan saran yang membangun dari pembaca semua sehingga
penulis bisa menyusun artikel berikutnya dengan lebih baik.

REFERENSI

Hutasuhut, Melfa Aisyah. 2020. Diktat Ekologi Tumbuhan. Fakultas Sains & Teknologi : UIN
Sumatera Utara Medan
Kimball, J. W., 1983, Biologi Jilid 3, Erlangga, Jakarta.
Rohaeni, Onoy. Model Pertumbuhan Populasi Satu Spesies. Seminar Intern Prodi
Matematika FMIPA UNISBA 2016/2017
Sumarto, Saroyo., & Roni Koneri. 2016. Ekologi Hewan. Bandung : CV. Patra Media Grafindo.
Mardliyah, W., Sunardi, S., & Agung, L. (2018). Peran Manusia Sebagai Khalifah Allah di Muka
Bumi: Perspektif Ekologis dalam Ajaran Islam. Jurnal Penelitian, 12(2), 355-378.
Seran, MN, Nursalam, N., & Stefanus, KY (2019). Dampak Kebijakan “Revolusi Pertanian
Malaka” Terhadap Produktivitas Ekonomi Masyarakat Kabupaten Malaka NTT.
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan , 12 (1), 43-50.

Anda mungkin juga menyukai