Anda di halaman 1dari 21

Laporan Penelitian Psikologis Pendidikan Anak SMP

“ISWANDI” SEBAGAI SALAH SATU SISWA UPTD SMP N 2 LIMA


PULUH

PENELITIAN INDIVIDU
Dosen Pembimbing : Dr. MARDIANTO, M.Pd

Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Oleh :

ALDI SUHENDRA

(0310191009)

TADRIS BIOLOGI 4 SEMESTER II

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

2019/2020
Laporan Penelitian Individu
Aldi Suhendra.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan anugerah-Nya saya
dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Individu ini tentang Motivasi salah satu siswa
UPTD SMP N 2 Lima Puluh yang bernama Iswandi. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi
anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Saya sangat bersyukur alhamdulillah karena dapat menyelesaikan Penelitian


lapangan ini yang menjadi tugas akhir mata kuliah Psikologi Pendidikan ini. Adapun
Laporan ini bertujuan agar si pembaca mengetahui bagaimana proses pendidikan siswa
UPTD SMP N 2 Lima Puluh. Penulis sudah berusaha menyusun laporan ini dengan sebaik-
baiknya, tetapi saya merasa masih ada banyak kekurangan dalam penulisan Laporan ini.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
agar kedepannya tugas Penelitian individu ini saya usahakan menjadi lebih baik lagi dalam
penulisannya dan hasil datanya.
Selanjutnya, penulis berharap semoga Laporan ini bisa memberikan manfaat serta
menambah wawasan bagi para pembaca terkhusus terkait dengan materi Psikologi
Pendidkan. Terakhir, saya meminta maaf sebagai penulis apabila adanya kata-kata yang
sulit untuk dipahami.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca terutama pada penulis laporan ini yaitu saya sendiri, agar lebih terampil dalam
melakukan dan membuat penelitian lapangan. Aamiin ya robbal alamiin....

Batu Bara, 08 Jun 2020

Aldi Suhendra

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................1


B. Identifikasi Masalah............................................................................................1
C. Rumusan Masalah...............................................................................................2
D. Tujuan Penelitian................................................................................................2
E. Manfaat Penelitian..............................................................................................2

BAB II. OBYEK PENELITIAN..................................................................................3

A. Biografi Objek Penelitian...................................................................................3


B. Letak Geografis...................................................................................................4
C. Info Sekolah UPTD SMP N 2 Lima Puluh.........................................................5

BAB III. PEMBAHASAN............................................................................................6

A. Kegiatan Penelitian.............................................................................................6
B. Kajian Teoritis.....................................................................................................11
C. Metode Penelitian...............................................................................................13
D. Hasil Penelitian...................................................................................................13

BAB IV. PENUTUP......................................................................................................15

A. Kesimpulan.........................................................................................................15
B. Saran...................................................................................................................15

LAMPIRAN...................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai mahasiswa Psikologi Pendidikan yang mempelajari tingkah laku dan proses
mental serta cara belajar dan pendidikan pada anak, maka penelitian ini pun dilakukan untuk
mengetahui bagaimana kehidupan dan perkembangan pada anak Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Pada masa ini, anak memasuki fase remaja sehingga pikiran mereka
cenderung masih labil dan terkadang banyak tingkah laku mereka yang menyimpang, maka
dilakukanlah observasi ini untuk memotivasi dan memperbaiki tingkah laku tersebut.
Sebuah tingkah laku terbentuk dan muncul karena ada dorongan yang berasal dari
dalam (Intrinsik) maupun diluar diri (Ekstrinsik) manusia. Dorongan-dorongan ini disebut
sebagai motivasi. Motivasi menjadi dasar dan landasan manusia melakukan suatu tindakan
tertentu, khususnya dalam laporan ini berfokus pada anak usia SMP.
Motivasi merupakan suatu tenaga yang terdapat dalam diri manusia yang
menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasi tingkah laku (Perilaku). Perilaku
dipandang sebagai reaksi atau respons terhadap suatu stimulus.
Untuk mendapatkan dorongan tersebut maka dibutuhkan beberapa strategi pengajaran
dan pembelajaran yang tepat untuk dapat memotivasi anak didik serta menghidupkan
suasana untuk mencapai pemahaman materi yang baik khususnya pada anak remaja (SMP).
Saya mencoba mengobservasi salah satu siswa Sekolah Menengah Pertama (UPTD
SMP N 2 Lima Puluh) yang bernama Iswandi, dimana Sekolah ini adalah tempat saya
menempuh pendidikan menengah saya pada masa lalu. Jadi, bisa dibilang saya adalah salah
satu alumni dari SMP N 4 Lima Puluh (Sekarang UPTD SMP N 2 Lima Puluh). Saya
mengobservasi secara langsung untuk dapat mengetahui bagaimana tingkah lakunya baik
disekolah, rumah, maupun pada saat bergaul dengan teman-temannya.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat di identifikasi
permasalahannya sebagai berikut :
1. Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan
formal di Indonesia setelah lulus Sekolah dasar (SD). Pada masa ini, anak memasuki
fase remaja sehingga mereka membutuhkan bimbingan dan arahan dari orang dewasa
supaya dapat membangun akhlak yang baik.

1
2. Memberikan solusi atas apa masalah yang sedang dihadapi pada anak tersebut adalah
tugas kita sebagai orang dewasa karena anak perlu dibimbing dan diajarkan dengan
baik.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses tumbuh kembang si anak ?
2. Bagaimana minat belajar si anak ?
3. Apa masalah yang sedang dihadapi si anak dan apa saja perilaku yang menyimpang
dari anak ?
4. Bagaimana solusi untuk mengatasi masalah tersebut ?
5. Apa kajian teoritis yang berkaitan dengan masalah si anak ?

D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan permasalahan yang akan diteliti, maka tujuan penelitiannya
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana perkembangan si anak.
2. Mengetahui minat dan motivasi anak dalam belajar.
3. Mengetahui masalah yang dihadapi si anak dan memberikan solusi dan motivasi
untuk mengatasi masalah tersebut.
4. Mengetahui kajian teoritis yang berkaitan dengan penelitian ini dan kaitannya
dengan psikologi pendidikan.

E. Manfaat Penelitian
Salah satu manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui pola perilaku dan tindakan si
anak pada usia SMP karena pada masa ini pemikiran anak masih labil, tentu ini berguna
untuk orang tua dan bisa mendidik anak mereka dengan baik dan benar. Selain itu,
memberikan solusi kepada anak atas apa yang sedang ia hadapi karena sebagai manusia kita
harus tolong menolong dalam hal kebaikan. Dan semoga dengan penelitian yang telah saya
lakukan dapat membangun motivasi kepada si anak dan memberi pengetahuan kepada
pembaca mengenai penelitian ini.

2
BAB II
OBYEK PENELITIAN

A. Biografi Objek Penelitian


Berikut ini adalah data dari objek penelitian saya :
Data Pribadi :
 Nama Lengkap : Iswandi
 Tempat, Tanggal Lahir : Perupuk, 22 Desember 2006
 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Alamat : Dusun II Perupuk
 Kecamatan : Lima Puluh
 Kabupaten : Batu Bara
 Agama : Islam
 Usia : 13 Tahun
 Tinggi Badan : 143 cm
 Berat Badan : 36 kg
 Cita-cita : Guru
 Hobi : Sepak Bola dan Bola Takraw.
Data Orang Tua :
 Nama Ayah : Syamsul Bahri
Usia Ayah : 38 Tahun
Tinggi Badan Ayah : 165 cm
Pekerjaan : Nelayan
 Nama Ibu : Asnita
Usia : 31 Tahun
Tinggi Badan : 141 cm
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Data Pendidikan :
 Sekolah Dasar : SDN 010210 Perupuk
 SMP : UPTD SMP N 2 Lima Puluh Pesisir
Alamat : Jl. Besar Dusun I Desa Perupuk Kec. Lima Puluh
Peissir.
NPSN : 10204108
Email : smpn450@gmail.com dengan kode pos : 21255
 Kelas SMP : Menuju 3
Kelas IX B
 Pelajaran yang disukai : Olahraga dan Ilmu Pengetahuan Sosial
 Pelajaran yang tidak Disukai : Bahasa Indonesia
 Prestasi : Juara 5 Kelas dan dapat Beasiswa.
 Guru Favorit : Seventrywan Rony Silalahi (Guru Seni Budaya)

Biografi :

Iswandi adalah anak ketiga dari Bapak Syamsul Bahri dan ibu Asnita. Ayahnya
berkeja sebagai Nelayan dalam Kesehariannya dan ibu nya adalah Pengurus rumah tangga.
Ia adalah anak yang ceria dan senang bergaul dengan teman-temannya. Ia menempuh
pendidikannya seakrang di UPTD SMP N 2 Lima puluh yang dulunya adalah SMP N $
Lima Puluh yang merupakan tempat Sekolah Penulis dahulu. Iswandi adalah anak yang
aktif dalam kelas walaupun terkadang pergaulan dapat mengubah tingkah lakunya. Ia
sekarang tinggal di perupuk dan ia merupakan saudara penulis sendiri sehingga antara
penulis dan objek penelitian memiliki ikatan persaudaraan. Sekarang ia sedang memasuki
fase remaja dan akan naik kelas IX pada 19 Juni 2020.

B. Letak Geografis

Lokasi Tempat Tinggal Objek Penelitian berada dikampung Perupuk Dusun II di jalan
M. Saleh Agung dekat dengan Masjid Jamik Pekan Perupuk. Dan Tempat Sekolah
Menengah Pertamanya tidak jauh dari tempat tinggalnya sehingga dalam kesehariannya ia
sering numpang sepeda motor kepada temannya ketika ingin berangkat sekolah. Untuk
lokasi Lengkapnya dapat dilihat pada gambar diatas.
4
C. Info Sekolah UPTD SMP N 2 Lima Puluh

Diatas adalah info sekolah tempat “Iswandi” menempuh pendidikan menengahnya.


Berdasarkan pengalaman peneliti dan jawaban dari objek penelitian mengenai tingkat
kedisiplinan sekolah cuku baik dan sekolah ini terakreditasi B.
Adapun kegiatan yang sering dilakukan diskeolah ini adalah mengadakan senam
setiap hari Jum’at dan melakukan razia rambut serta razia Handphone kepada siswa-siswi
sekolah ini. Tentu saja razia ini bertujuan agar siswa-siswa bisa disiplin dan belajar dengan
baik. Adapun kegiatan ektrakurikuler disekolah ini sebagai berikut :
BAB III
5
PEMBAHASAN

A. Kegiatan Penelitian
Adapun kegiatan penelitian ini dilakukan selama 5 Minggu dengan total hari selama
35 hari atau satu bulan. Berikut ini adalah langkah kegiatan yang dilakukan dari minggu
pertama hingga minggu keempat :
1. Minggu I (Identifikasi Objek Penelitian)
Pada minggu pertama ini adalah tahap identifikasi objek penelitian, dimana peneliti
mencari dan menetapkan seseorang yang hendak dijadikan objek penelitian. Tentu saja, itu
semua tidak terlepas dari beberapa pertimbangan seperti efisiensi waktu, transportasi dan
tenaga.
Pada awalnya, peneliti ingin menjadikan keponakan sendiri sebagai objek penelitian
tetapi mengingat ia masih berada di fase pendidikan TK, maka peneliti mengundurkan
niatnya karena pada anak TK mereka masih belum paham akan perilaku-perilaku yang
menyimpang. Dan pada akhirnya, peneliti menetapkan “Iswandi” sebagai objek penelitian
dikarenakan ia berada pada fase remaja yaitu menduduki kursi SMP dan ia adalah saudara
dari peneliti juga. Tentu dengan ini, peneliti dapat dengan mudah memantau dan mengamati
segala aktivitasnya dan memberikan perlakuan yang baik.
2. Minggu II (Observasi Objek Penelitian)
Nah, setelah mengidentifikasi objek penelitian, langkah selanjutnya adalah
mengobservasi objek penelitian, dimana pada fase ini peneliti mengamati segala aktivitas
dan rutinitas dari objek penelitian. Tentu ini memudahkan peneliti karena adanya ikatan
persaudaraan sehingga objek penelitian tidak merasa terganggu dan tersinggung akan
observasi ini.
Setelah melakukan observasi, peneliti dapat menyimpulkan beberapa rutinitas yang
sering dilakukan oleh objek penilitian :
a. Sekolah
Pada lingkungan sekolah, peneliti tidak bisa mengamati bagaimana kehidupan
dan aktivitas yang sering dilakukannya di sekolah dikarenakan sekolah tutup dan para
siswa-siswi diliburkan karena adanya pandemi Covid-19 yang melanda wilayah
Indonesia yang dapat membahayakan nyawa para sisiwa-siswi. Akan tetapi, peneliti
berusaha mewawancarai objek penelitian mengenai bagaimana rutinitasnya disekolah

6
dan peneliti menyimpulkan bahwa si Iswandi adalah anak yang senang bergaul dan
aktif dalam belajar. Hal ini dibuktikan dengan nilai raport yang bagus dan tidak
pernah mengikuti ujian remedial dan pernah mendapat beasiswa dari pihak sekolah.
Setelah belajar dikelas, sebagian waktu istirahat iswandi dihabiskan dengan
bermain sepak bola dengan teman-temannya. Akan tetapi, yang peneliti khawatirkan
adalah pengaruh lingkungan pergaulannya karena ia mengatakan seringa melakukan
taruhan dalam bermain bola dan mulai mencoba merokok.
Dari segi belajar, ia juga memiliki guru favorit yaitu seorang guru yang mengajar
seni budaya yang bernama bapak Seventrywan Roby Silalahi. Ia juga adalah guru seni
budaya peneliti dahulu. Adapun alasan objek penelitian menyukai guru adalah karena
gaya mengajar guru yang cenderung tidak aktif, kaku dan banyak memberikan
kemudahan pada siswa-siswinya seperti hanya disuruh menulis rangkuman dari buku
paket tanpa ada penjelasan yang disampaikan oleh guru dan setiap mengajar hanya
menghabiskan waktu dengan muridnya dengan bercerita. Hal ini juga pernah dialami
oleh peneliti sendiri. Dan adapun guru yang tidak disukai oleh iswandi adalah guru
bahasa indonesia yang bernama Ibu Siti Nor Ruba’i karena sering memberi hukuman.
Pada masa peneliti, beliau adalah guru favorit peneliti karena gaya belajarnya yang
aktif dan mudah dipahami.
b. Rumah
Karena ada pandemi Covid-19 ini, sebagian waktu objek penelitian dihabiskan
dirumah dengan saudara. Adapun kegiatan yang sering dilakukan adalah bermain bola
Takraw dengan teman-teman sekampungnya, dimana posisi lapangan bola takraw
sangat dekat dengan posisi rumah iswandi selaku objek penelitian. Selain itu, ia juga
sering membantu neneknya berjualan makanan ringan dan sekarang ia tinggal dan
dirawat oleh neneknya yang merupakan kakak kandung dari Ibu Peneliti.
Adapun yang peneliti khawatirkan adalah iswandi yang banyak menghabiskan
waktu dengan neneknya sehingga tidak ada dukungan dari orang tua mengenai
pendidikannya, ia juga tidak pernah dikasih hadiah atas pencapaian ranking kelasnya
tentu ini dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa yang terkait.
c. Masjid
Berdasarkan observasi, peneliti menyimpulkan bahwa iswandi tidak banyak
menghabiskan waktunya ke masjid, meskipun posisi masjid cukup dekat dengan posisi
rumah iswandi. Hal ini tentu dipengaruhi oleh lingkungan iswandi dimana ia tidak

7
pernah diajak kemasjid oleh saudara atau orang tuanya. Akan tetapi, ia bisa membaca
Al-Qur’an namun ia kurang paham akan bacaan sholat.
3. Minggu III (Kajian Teoritik)
Setelah mengamati rutinitas Iswandi dan mengetahui perilaku yang menyimpang,
maka langkah selanjutnya adalah mencari kajian teori yang berkaitan dengan masalah yang
dihadapi oleh iswandi dan disini peneliti menggunakan teknologu sebagai media untuk
mencari beberapa kajian teoritis yang bersangkutan seperti kajian mengenai perilaku
merokok pada anak SMP. Setelah mengetahui kajian teoritisnya maka peneliti juga harus
memberikan perlakuan yang baik dan solusi kepada objek peneliti agar tidak mengulangi
perilaku tersebut.
4. Minggu IV (Solusi atas Masalah yang dihadapi)
Setelah mengetahui perilaku yang harus diperbaiki, maka pada minggu ini peneliti
memberikan saran dan perlakuan atas masalah yang terkait. Berikut ini adalah perlakuan
yang telah diberikan oleh peneliti atas masalah yang dihadapi oleh objek penelitian :
a. Masalah Merokok
Masa Remaja adalah tahap perkembangan anak dimana pengaruh lingkungan dapat
mempengaruhi perilaku dan kebiasaan remaja tersebut sehingga pada masa remaja sangat
dibutuhkan perhatian dan dukungan dari orang dewasa dengan memberikan perlakuan ke
arah yang baik sehingga tercipta akhlak yang baik. Sebelum memberi perlakuan pada objek
penlitian, peneliti bertanya kepada iswandi mengenai alasan ia merokok dan ternyata
lingkungan pergaulan lah yang menyebabkan ia mulai mencoba untuk merokok. Hal ini
dilakukan dengan tujuan supaya lebih diterima dengan lingkup pergaulannya tanpa berpikir
panjang tentang kesehatan tubuhnya dan pengaruh orang tua.
Berikut perlakuan yang diberikan kepada iswandi :
 Menanamkan niat dalam dirinya untuk berhenti dan menjauh dari rokok dan kebiasaan
merokok objek penelitian ini belum diketahui oleh pihak saudara. Serta menyuruh
agar menjauh dari orang-orang yang merokok karena ini sangat bahaya bagi kesehatan
iswandi.
 Menceritakan kepada iswandi mengenai bahaya merokok dan memberikan teladan
kepadanya karena peneliti sendiri adalah orang yg bukan perokok.
 Sering mengajaknya sholat di masjid dan menghabiskan waktu dengan belajar.
Dikarenakan objek penelitian masih pada tahap mencoba sehingga ia belum
kecanduan akan rokok. Hal ini memudahkan peneliti untuk memberikan perlakuan
kepada anak.
 Peran orang tua dan saudara.
b. Masalah Perkelahian/Pertengkaran
Perkelahian sering terjadi pada dunia pergaulan, tidak hanya pada anak-anak tetapi
orang dewasa juga sering terjadi. Berdasarkan wawancara dengan iswandi, ia sering
berkelahi dengan temannya dengan alasan menghina orang tua. Hal ini banyak terjadi pada
8
anak-anak remaja mengingat mereka masih pada fase remaja sehingga tingkat emosional
mereka masih labil dan butuh perhatian dari orang tua. Berikut adalah perlakuan yang
diberikan kepada anak untuk mengatasi masalah perkelahian/pertengkaran ini adalah
sebagai berikut :
 Berusaha memberikan saran dengan menghadapi hinaan dari teman-temannya dengan
tenang dan tidak terpancing akan hinaannya. Jadi dapat disimpulkan peneliti
menyuruh iswandi agar dapat mengontrol emosinya.
 Menanamkan prinsip “Memikirkan resiko kedepannya”.
 Usahakan murah senyum dan menanamkan niat untuk senantiasa meminta maaf jika
melakukan kesalahan.
c. Masalah Belajar
Meskipun iswandi adalah anak yang aktif belajar dikelas, namun peneliti berusaha
memberikan motivasi belajar kepada iswandi agar dapat meningkatkan prestasinya. Dan
berusaha untuk tidak bolos dalam pelajaran mengingat ia pernah bolos disekolah. Dan
memberinya semangat dan memotivasi untuk mengikuti ekstrakurikuler yang ada disekolah
karena pada saat ini ia tidak pernah mengikuti ekstrakurikuler yang ada disekolah. Data ini
berdasarkan wawancara yang telah dilakukan. Dan adapun alasan objek penelitin semangat
belajar adalah untuk membahagiakan orang tuanya.
d. Masalah Disiplin
Adapun peneliti memberikan teguran dan saran kepada iswandi agar tetap menjaga
kedisiplinan dan memberinya contoh serta gambaran siswa yang disiplin. Dan peneliti
mengatakan kepada iswandi jika siswa yang disiplin akan senantiasa disenangi oleh guru-
guru, hal ini pernah terjadi kepada peneliti sebagai siswa teladan pada masa SMP ditempat
tersebut. Adapun alasan peneliti memberikan motivasi dan saran mengenai masalah disiplin
dikarenakan iswandi sering terkena razia rambut dan sering mengenakan celana sekolah
ketat. Tentu hal ini melanggar peraturan yang ada disekolah tersebut.
e. Masalah Teknologi
Berdasarkan observasi, ia tidak memiliki handphone sehingga ini memberikan
dampak positif terhindar dari pengaruh handphone yang dapat mempengaruhi kualitas
belajarnya. Meskipun ia tidak memiliki handphone, peneliti tetap memberi pengetahuan
mengenai dampak kecanduan teknologi yang sering terjadi pada remaja sekarang ini.
Meskipun ia tidak memiliki handphone, namun ia sudah paham mengenai penggunaan hp
dan pernah bermain di warnet. Jika tetap dilanjutkann dan tidak ada teguran dari orang
dewasa, hal ini dapat mempengaruhi iswandi akan kecanduan teknologi. Berdasarkan
observasi, iswandi jarang menghabiskan waktunya diwarnet dan lebih sering bermain bola
takraw dengan teman-temannya. Tentu hal ini menjadi kabar baik bagi peneliti sendiri.
f. Masalah Ibadah
Adapun perlakuan yang diberikan oleh peneliti untuk membangun tingkat religius
objek penelitian adalah sebagai berikut :
 Mengajak iswandi sholat di masjid terdekat tidak hanya sholat maghrib saja.
 Mengajarkannya mengenai bacaan sholat yang benar.
 Mengajarkan iswandi mengaji/membaca Al-Qur’an, mengingat peneliti dulu adalah
seorang guru ngaji.
Setelah peneliti memberikan beberapa perlakuan atas masalah yang dihadapi oleh
iswandi, peneliti berharap perlakuan yang telah diberikan kepada objek penelitian dapat
mengubah perilaku iswandi ke arah yang lebih baik sehingga memiliki akhlak yang mulia.
5. Minggu V (Perubahan)
Setelah memberikan beberapa perlakuan yang baik kepada iswandi, langkah
selanjutnya adalah mengamati kembali perubahan apa yang telah terjadi setelah peneliti
memberikan perlakuan atas masalah yang dihadapi iswandi. Berikut ini adalah peruabahan
yang telah terjadi setelah peneliti memberikan beberapa saran serta teladan atas masalah
yang berkaitan :
a. Dalam seminggu, peneliti tidak menemukan iswandi dalam keadaan sedang merokok
sehingga dapat disimpulkan bahwa iswandi sedang berusaha mengurangi dan menjauh
dari kebiasaan merokok.
b. Rajin sholat ke Masjid, meskipun dalam sehari tidak bisa melaksanakan sholat lima
waktu sepenuhnya setidaknya ia sudah mulai membiasakan diri untuk melaksanakan
sholat walaupun hanya sholat maghrib berjamaah. Peneliti berharap iswandi dapat
meningkatkan terus tingkat ibadahnya.
c. Menjadi anak yang jujur. Hal ini dapat diketahui oleh peneliti berdasarkan wawancara
yang telah dilakukan, dimana iswandi tidak segan menceritanakan kebiasaan
merokoknya meskipun kebiasaan tersebut belum diketahui oleh pihak keluarga dan
saudara.
d. Menjadi anak yang senang bergaul dan mudah beradaptasi dengan teman baru.
e. Menjadi anak yang aktif berolahraga dengan kesehariannya dalam bermain sepak
takraw.
f. Menjadi disiplin. Hal ini dibuktikan dengan kesehariannya dan pada 19 Juni 2020 ia
akan menerima raport kenaikan kelas IX SMP nya.

10
B. Kajian Teoritis (Landasan Teori)
Teori Belajar
1. Teori Brunner
Menurut Jerome S. Brunner, dalam proses belajar siswa menempuh 3 tahap, yaitu :
- Tahap informasi (Tahap Penerimaan Materi)
Dalam tahap ini, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah
keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari.
- Tahap Transformasi (Tahap Pengubahan materi)
Dalam tahap ini, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah atau
ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual.
- Tahap Evaluasi
Dalam tahap evaluasi, seorang siswa menilai sendiri sampai sejauh mana
informasi yang telah ditransformasikan tadi dapat dimanfaatkan untuk memahami
gejala atau masalah yang dihadapi.
2. Teori Pemrosesan Informasi, Robert Gagne
Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi,
untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam
pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi
eksternal.
Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai
hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal
adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses
pembelajaran.
Teori Remaja

Pelajar sekolah menengah pertama umumnya berusia 13-15 tahun. Di Indonesia,


setiap warga negara berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni Sekolah
dasar (Sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (SMP/Sedeajat) 3 tahun. Dengan
kata lain peserta didik pada jenjang ini adalah kalangan remaja, terutama remaja awal.
Menurut pandangan teoritis yang dicetuskan oleh Psikolog G. Stanley Hall :
Adolescense is a time of “storm and stess”. Artinya, remaja adalah masa yang penuh dengan
“badai dan tekanan jiwa”, yaitu masa dimana terjadi perubahan besar secara fisik,
intelektual dan emosional pada seseorang yang mneyebabkan kesedihan dan kebimbangan
(konflik) pada yang bersangkutan, serta dapat menimbulkan konflik dengan lingkungannya.

11
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, peneliti mengatahui sejumlah
karakteristik yang menonjol pada anak usia SMP :

- Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.


Berikut ini adalah rumus penafsiran tinggi badan iswandi selaku objek penelitian dan
data yang didapatkan berasal dari pengukuran secara langsung oleh peneliti.
TB Ayah+110 % TB Ibu
Tinggi Badan (Lelaki) =
2
165+110% 141
Iswandi (143 cm) =
2

143 = (165 + 155,1) : 2

143 = 320,1 : 2

143 = 160,05

143 = [(-1,5%) – (+1,5%)]

143 = (-2,4) – (+2,4)

143 < 157,65 – 162,45

- Mulai timbul ciri-ciri seks sekunder


- Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan mneyendiri dengan keinginan bergaul,
serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan
dari orang tua.
- Reaksi dan ekspresi emosi masih labil

Teori Merokok pada remaja

Perilaku merokok adalah aktivitas seseorang yang merupakan respons orang tersebut
terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk
merokok dan dapat diamati secara langsung. Sedangkan menurut Istiqomah merokok adalah
membakar tembakau kemudian dihisap, baik menggunakan rokok maupun menggunakan
pipa. Temperatur sebatang rokok yang tengah dibakar adalah 90 derajat celcius untuk ujung
rokok yang dibakar, dan 30 derajat celcius untuk ujung rokok yang terselip diantara bibir
perokok (Istiqomah, 2003).

C. Metode Penelitian
12
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2020 tepat beberapa hari raya di
dusun II desa Perupuk Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara dan Lokasi Sekolah di
UPTD SMP N 2 Lima Puluh Pesisir.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi berasal dari kata observation yang berarti pengamatan. Metode
observasi dilakukan dengan cara mengamati perilaku, kejadian atau kegiatan objek
penelitian kemudian dicatat dalam bentuk hasil pengamatan. Dengan pengamatan
peneliti dapat melihat kejadian sebagaimana objek yang diamati mengalaminya.
Observasi yang dilakukkan menggunakan alat bantu seperti catatan dan
handphone.
b. Wawancara
Selain melalui observasi, peneliti mengumpulkan data melalui wawancra secara
langsung terhadap objek penelitian dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang
terkait dengan data pribadi, pendidikan dan orang tua.
c. Dokumentasi
Dokumentasi diartikan sebagai suatu catatan tertulis/gambar yang tersimpan
tentang sesuatu yang sudah terjadi. Dokumentasi merupakan fakta dan data
tersimpan dalam berbagai bahan yang berbentuk dokumentasi. Adapun
dokumentasi ini akan ditampilkan pada bagian lampiran.

D. Hasil Penelitian
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap objek penelitian
yang bernama “Iswandi”. Maka peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian sebagai
berikut:
Dari segi belajar, Iswandi masih tergolong kedalam golongan siswa yang aktif dikelas
dan berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa objek penelitian menyukai mata
pelajaran IPS dan Olahraga. Hal ini dikarenakan gaya mengajar guru yang aktif dan sering
mengajak siswanya untuk kerja kelompok seperti pada mata pelajaran IPS dan Objek
penelitian juga menyukai gaya mengajar guru yang tidak peduli pada siswanya seperti pada
mata pelajaran Olahraga, dimana guru hanya memberikan bola kaki kepada siswanya dan
menyuruh mereka untuk bermain bola. Ini berdasarkan wawancara dari objek penelitian.
untuk hal ini, peneliti tidak bisa mengamati Iswandi secara langsung dikelas dikarenakan
sekolah ynag libur dikarenakan pandemi Covid-19 yang melanda wilayah sekitar.
13
Kemudian, Iswandi juga tidak menyukai guru yang sering memberi hukuman pada siswanya
seperti pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dan pada masa SMP ini belum ada mata
pelajaran Biologi, tetapi ada pelajaran yang berkaitan yaitu IPA. Dan berdasarkan konsultasi
dengan dosen pembimbing bahwasanya siswa yang tidak menyukai pelajaran tersebut tidak
perlu diberikan perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa objek menilai dan menyukai suatu
pelajaran berdasarkan guru dan gaya mengajar guru yang bersangkutan.
Dari segi Religius, Iswandi kurang dalam hal pendidikan agama, dimana diusia yang
menginjak remaja, ia kurang hapal dalam bacaan sholat dan jarang sekali pergi kemasji
untuk melaksanakan sholat. Hal ini tentu dipengaruhi oleh lingkungan sekitar seperti orang
tua. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Iswandi tidak diperhatikan oleh
orang tua selaku pendidik anak dan objek tidak diberi dukungan oleh orang tua dalam hal
belajar. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya hadiah atas apa yang telah dicapainya.
Dari segi Sosial, ia adalah anak yang senang bergaul dan mudah beradaptasi dengan
yang lainnya. Hal ini dibuktikan dengan kesehariaannya yang senang bermain bola takraw
dengan teman-teman disaat senja hari.
Dari segi Disiplin, Ia adalah siswa yang pernah bolos sekolah dikarenkan sikap guru
yang galak sehingga membuat malas mengikuti mata pelajarannya dan adanya ajakan dari
teman-temannya ke kantin sekolah. Tentu hal ini dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa
dan tingkat kedisiplinan sekolah serta lingkungan pergaulan. Adapun upaya sekolah untuk
mengatasi siswa yang bolos adalah dengan melakukan patroli keliling sekolah oleh beberapa
guru sekolah seperti Guru BK yang bernama “Kasiman”. Selain itu, sekolah juga
memberikan hukuman pada siswa yang terlambat dengan hukuman mengutip sampah. Data
ini didapatkan dari hasil wawancara dengan objek penelitian dan pengalaman peneliti
selama bersekolah disekolah tersebut.
Jadi, pada fase memasuki remaja ini, anak sangat membutuhkan perhatian dan
dukungan dari orang tua selaku guru dirumah dan pendidik anak. Karena anak tidak di didik
dengan baik maka ia akan cenderung mengikuti apa yang ada dipikirannya bukan
berdasarkan hatinya. Pendidikan moral juga diperlukan serta pembangunan karakter.

BAB IV
14
PENUTUP

A. Kesimpulan
Iswandi adalah siswa UPTD SMP N 2 Lima Puluh Pesisir yang tergolong masih aktif
namun masih membutuhkan pendidikan lanjutan serta dukuungan orang tua sangat
dibutuhkan pada iswandi, mengingat ia sedang memasuki fase remaja dimana pada fase ini
emosi dan pikiran iswandi masih labil sehingga perlu bimbingan dari orang tua atau orang
dewasa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sikap dan sifat iswandi dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu internal dan eksternal. Faktor internal ini berasal dari dalam diri iswandi
seperti nia/minatt dan sifat malas. Sedangkan faktor eksternal ini seperti lingkungan, orang
tua, guru, dan pergaulan.
Upaya yang telah dilakukan adalah dengan memberikannya motivasi dan teladan
sebagaimana yang telah dilakukan oleh peneliti. Peneliti berharap Iswandi dapat melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik.

B. Saran
 Meningkatkan kedisiplinan disekolah
 Dukungan dan perhatian dari orang tua
 Menjaga pergaulan
 Pembangunan sikap religius Iswandi oleh Orang tuanya.
Saya menyadari bahwa laporan penelitian yang telah saya lakukan ini tidak terlepas
dari kekurangan, maka saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat saya
harapkan sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk kedepannya lebih baik.

LAMPIRAN
15
A. Gambar Sekolah UPTD SMP N 2 Lima Puluh Pesisir
16

B. Gambar Peneliti dengan Iswandi


DAFTAR17
PUSTAKA

Mardianto. 2012. Psikologi Pendidikan. Medan : Perdana Publishing.

Chatarina Tri Anni. 2006. Psikologi belajar. Semarang : UPT Unnes Press.

Wirawan.S. 1996. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2013. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai