Anda di halaman 1dari 22

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan lingkungan hidup mendapat perhatian khusus pada hampir di
semua negara. Ini terutama terjadi dalam dasawarsa 1970-an setelah diadakannya
konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm pada tahun 1972. Konferensi
itu juga dikenal sebagai Konferensi Stockholm. Dalam konferensi tersebut telah
banyak disetujui undang-undang tentang lingkungan hidup yang digunakan sebagai
landasan.
Di Indonesia perhatian tenatang lingkungan hidup telah muncul di media
massa sejak awal 60-an. Pada awalnya berita tersebut berasal dari negara-negara
barat, yang paling dikutip oleh media adalah mengenai pencemaran.
Terdapat kesan dan pengertian, bahwa permasalahan lingkungan hidup adalah
suatu permasalahan baru. Hal ini disebabkan oleh perhatian terhadap dan kegiatan
dalam badan lingkungan hidup yang terus saja mengingakat dari tahun-ketahun.
Namun masalah tersebut telah ada sejak manusia berada di bumi. Jika perubahan
iklim, gempa tektonik yang bersifat malapetaka dan kepunahan ekosistem kita
gunakan sebagai petunjuk masalah lingkungan, dapatkah kita ketahui jika bumi yang
kita tinggali ini telah banyak mengalami masalahlingkungkungan.
Terbentuknya lingkungan hidup ini tidak terjadi secara linier lurus. Misalnya,
pada waktu tertentu terjadi peristiwa geologi atau gempa besar yang dapat
membentuk lipatan-lipatan sehingga terbentuklah sebuah gunung sehingga terjadi
aktivitas fulkanik. Sehingga tidaklah mustahil jika fliktuasi tersebut mempengaruhi
lapisan ozon, sehingga perlindungan bumi dari sinar matahari bergrlombang pendek
oleh lapisan ozon, dan iklimpun berubah-ubah.
Kitab suci agama samawi yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi mencatat bahwa
banyak masalah lingkungan yang dihadapi oleh umat manusia. Air bah yang dihadapi
oleh umat nabi Nuh dan umatnya dan kekeringan yang dihadapi pada masa nabi
Yusuf adalah berbagai kesulitan yang dihadapi ketika menjabat sebagai raja Mesir,
hal demikian disebabkan masalah lingkungan. Ada juga hilangnya Atlantis yang
misterius, yang hingga kini masih menjadi misteri oleh para ilmuan. Runtuhnya
Pompei di Italia yang disebabkan oleh letusan gunung Visuvius yang dahsyat di tahun

Arsitektur Dan Lingkungan

79 M. Letusan dahsyat dari gunung Visuviun tersebut menyebabkan salah satu kota
subur dan makmur tesebut hilang oleh letusan gunung tersebut.
Al-Quran telah memperingatkan kita tentang ancaman bahaya lingkungan akibat ulah
manusia yang serakah. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Ar-Ruum ayat 41:
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar). (41)
Juga di dalam Al-Quran surat Ar-Ruum ayat 9 Allah SWT berfirman: Dan apakah
mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat
(yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebih kuat dari
mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari
apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka
dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada
mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri4.
Pesan yang disampaikan dalam surat Ar Ruum ayat 9 di atas menggambarkan agar
manusia tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan yang dikhawatirkan
terjadinya kerusakan serta kepunahan sumber daya alam, sehingga tidak memberikan sisa
sedikitpun untuk generasi mendatang. Untuk itu Islam mewajibkan agar manusia menjadi
pelaku aktif dalam mengolah lingkungan serta melestarikannya. Mengolah serta melestarikan
lingkungan tercermin secara sederhana dari tempat tinggal (rumah) seorang muslim.
Iman Kristen memahami kerusakan lingkungan hidup sebagai bagian dan wujud dari
perilaku manusia yang tidak sejalan dengan tujuan Tuhan menciptakan alam semesta.
Memelihara bumi dan tidak merusak ekosistem adalah bukti penguasaan diri manusia. Dunia
adalah tempat tinggal bersama yang sesama penghuninya hidup bergantung.
Alkitab memperingatkan bahwa kerusakan alam selama ini adalah karena ulah dan
kejahatan manusia. Mazmur (107:33-34), misalnya, menyatakan: Dibuat-Nya sungai-sungai
menjadi padang gurun, dan pancaran-pancaran air menjadi tanah gersang, tanah yang
subur menjadi padang asin, oleh sebab kejahatan orang-orang yang diam di dalamnya.
Alkitab sebenarnya tidak pernah menyaksikan bahwa Tuhan memberikan hak kepada
manusia untuk menguasai dan mengusahakan alam dan sumber dayanya secara eksploitatif
dan seenaknya. Sebaliknya, manusia dituntut tanggung jawabnya untuk memelihara dan
mengasihi segala ciptaan-Nya. Ini berarti tindakan penyelamatan Allah tidak saja ditujukan
kepada manusia melainkan juga kepada ciptaan Allah lainnya. Oleh sebab itu, manusia
hendaknya mempunyai hubungan bathin yang baik juga dengan alam ciptaan Tuhan.
Arsitektur Dan Lingkungan

B. Pengertian lingkungan dan ekologi serta ekosistem dalam arsitektur


a. Pengertian lingkungan
Menurut ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia,

lingkungan adalah kombinasi

antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi
surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan,
dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut. Pengertian lingkungan hidup adalah semua benda,
daya dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang tempat manusia atau makhluk
hidup berada dan dapat mempengaruhi hidupnya. Istilah lingkungan hidup, dalam bahasa
Inggris disebut dengan environment, dalam bahasa Belanda disebut dengan millieu atau
dalam bahasa Perancis disebut dengan lenvironment.
Seluruh lingkungan ada dalam keseimbangan ekologis. Suatu ekosistem selalu
mengarah kepada keadaan seimbang equilibrium yakni bahwa seluruh komponendalam
ekosistem tersenut ada dalam suatu ikatan-ikatan interaksi yang harmonis dan stabil, sehingga
keseluruhan ekosistem itu berbentuk suatu proses yang teratur dan berjalan terus menerus.
Pembangunan lingkungan yang ekologis bisa dimulai dari hal-hal yang kecil. Cobalah
perhatikan lingkungan sekitar tempat tinggal kita. Apakah masih ada penghijauan? Apakah
masih ada lahan terbuka yang bisa menyerap air? Atau kalaupun permukaan lahan
menggunakan perkerasan, apakah perkerasan tersebut masih menyisakan ruang untuk
meresapkan air? Kalau kita perhatikan udara di sekitar tempat tinggal kita. Apakah kita masih
merasakan kesegaran udara pagi hari? Apakah kita merasa cukup nyaman, tidak kepanasan
atau berkeringat banyak pada siang hari? Apakah kita merasa masih nyaman berjalan-jalan di
udara terbuka padasiang hari? Apakah kita masih bisa bernafas dengan lega tanpa merasa
sesak dengan debu yang berterbangan? Semua pertanyaan di atas masih merupakan sebagian
kecil dari banyak pertanyaan yang terkait dengan kita dan lingkungan sekitar kita. Dan
apabila lebih banyak jawaban tidak , maka ini merupakan alarm untuk kita bahwa
lingkungan kita sudah mulai menurun kualitasnya.
Lingkungan hidup dapat mengalami kerusakan karena berbagai faktor. Faktor tersebut
bisa jadi faktor alam, bisa jadi diakibatkan karena kelalaian manusia, dan bisa juga terjadi
akibat kombinasi dari keduanya. Contoh-contoh kerusakan lingkungan antara lain yaitu,
tanah longsor akibat eksplorasi penggundulan hutan secara liar dan besar-besaran, kebakaran
Arsitektur Dan Lingkungan

hutan akibat pembalakan hutan, gempa bumi, perburuan liar yang dapat mengakibatkan
punahnya spesies, pencemaran laut yang dapat merusak terumbu karang bagi ekosistem ikan,
pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai, dan pembuangan sampah di sembarang
tempat yang dapat mengakibatkan penyakit akibat dibawa oleh hewan pembawa penyakit
seperti tikus, lalat, dan nyamuk.
Untuk menghindari terjadinya kerusakan lingkungan, manusia harus melakukan
upaya pelestarian lingkungan. Beberapa contoh upaya yang dapat dilakukan antara lain:
menanam kembali hutan yang gundul, memperbanyak area hijau, mengatur pembuangan,
pengelolaan, dan pendaur-ulangan sampah, menggunakan konsep green building ketika
membangun bangunan,menghentikan dan menghindari eksploitasi berlebihan terhadap
sumber daya alam, memberikan sanksi yang tegas terhadap pelaku pencemaran dan
pengrusakan lingkungan, melakukan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL),
mengajarkan dan mengkampanyekan pola hidup ramah lingkungan kepada masyarakat.
Memahami pengertian lingkungan hidup dan cara menjaga kelestariannya saja masih
belum cukup. Kita harus mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan kita sehari hari.
Kita terlahir di Bumi, hidup di Bumi, dan akan mati di Bumi. Oleh sebab itu, sangat penting
bagi kita untuk menjaga keindahan dan kelestariannya.
b. Ekologi
Ekologi Arsitektur merupakan paduan antara ilmu lingkungan dan ilmu arsitektur
yang

berorientasi

pada

modelpembangunan

dengan

memperhatikan

keseimbangan

lingkungan alam dan lingkungan buatan. Dewasa ini, teori konsep Ekologi Arsitektur mulai
bermunculan, sehingga perencana dan perancang semakin mempunyai wawasan yang luas
dalam pemahaman konsep Ekologi Arsitektur.
Inti dari lingkungan hidup adalah keselarasan hubungan makhluk hidup, yaitu
manusia, hewan dan tumbuhan dengan lingkungan alam sekitar. Simbiosis mutualisme antara
makhluk hidup disebut ekologi. Ekologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari interaksi
antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berdasarkan pengertian ini, bisa
kita lihat hubungan antara ekologi dan arsitektur, yaitu hubunganantara massa bangunan
dengan makhluk hidup yang ada disekitar lingkungannya, tak hanya manusia tetapi juga flora
dan faunanya.
Istilah ekologi kali pertama digunakan oleh Haeckel, seorang ahli hayati, dalam
pertengahan tahun 1860-an. Ekologi berasal dari kata Yunani oikos "habitat" dan logos
Arsitektur Dan Lingkungan

"ilmu". Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup
maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, makhluk hidup
dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada
tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai cabang
disiplin ilmu, diantaranya adalah penerapan pada ilmu arsitektur.
Ekologi dalam arsitektur merupakan pembangunan berwawasan lingkungan, dimana
dalam pembangunannya benar-benar memanfaatkan seluruh potensi alam yang ada
semaksimal mungkin.
Salah satu aspek penting dalam disain arsitektur yang semakin hari semakin dirasakan
penting adalah penataan energi dalam bangunan. Krisis sumber energi tak terbaharui
mendorong arsitek untuk semakin peduli akan energi dengan cara beralih ke sumber energi
terbaharui dalam merancang bangunan yang hemat energi. Konsep penekanan desain ekologi
arsitektur didasari dengan maraknya issue global warming. Diharapkan dengan konsep
perancangan yang berdasar pada keseimbangan alam ini, dapat mengurangi pemanasan
global sehingga suhu bumi tetap terjaga. Kebanyakan arsitek hanya mementingkan desain
pada bangunan itu sendiri dan tidak melihat disekeliling dampak pada lingkungan tersebut.
Paradigma membangun berlandaskan konsep Ekologi Arsitektur merupakan muara
dari berbagai aliran perancangan arsitektur. Heinz Frick dan Tri Hesti Mulyani (2006) dalam
bukunya Arsitektur Ekologis, merangkum bahwa perkembangan arsitektur ekologis dapat
dilacak dari berbagai pendekatan dimulai tahun 1920an hingga 1960an yang mengutamakan
kebebasan berekspresi dalam bentuk fungsi.

c. Ekosistem dalam arsitektur

Suatu konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang
berbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Menurut pengertian, suatu sistem terdiri dari komponen-komponen yang bekerja
secara teratur sebagai satu kesatuan yang utuh. Ekosistem dibentuk oleh komponen hidup dan
tak hidup disuatu tempat yang membentuk menjadi suatu kesatuan yang teratur.
Dalam Perancangan bangunan, sering kali kurang memperhatikan keselarasan dengan
alam, dalam hal pemanfaatan sumberdaya alam dan penggunaan teknologi yang tidak ramah
terhadap alam. Oleh karena itu, perancangan bangunan secara arsitektur mempunyai andil
Arsitektur Dan Lingkungan

besar memicu pemanasan global dan berakibat pada turunnya kualitas hidup manusia. Dari
semua gejala alam yang sudah terjadi, kini sudah saatnya perancangan bangunan secara
arsitektur, lebih memahami alam melalui pendekatan dan pemahaman terhadap perilaku alam
lebih dalam agar tidak terjadi kerusakan alam yang lebih parah. Sasaran utama dari upaya ini
adalah tidak memperparah pemanasan global, melalui upaya rancangan arsitektur yang
selaras dengan alam serta memperhatikan kelangsungan ekosistim.
Bangunan didirikan berdasarkan rancangan yang dibuat oleh manusia yang seringkali
lebih menekankan pada kebutuhan manusia tanpa memperhatikan dampaknya terhadap alam
sekitarnya. Seharusnya manusia sadar betapa pentingnya kualitas alam sebagai penunjang
kehidupan, maka setiap kegiatan manusia seharusnya didasarkan pada pemahaman terhadap
alam termasuk pada perancangan arsitektur. Pemahaman terhadap alam pada rancangan
arsitektur adalah upaya untuk menyelaraskan rancangan dengan alam, yaitu melalui
memahami perilaku alam., ramah dan selaras terhadap alam. Keselarasan dengan alam
merupakan upaya pengelolaan dan menjaga kualitas tanah, air dan udara dari berbagai
kegiatan manusia, agar siklus-siklus tertutup yang ada pada setiap ekosistim, kecuali energi
tetap berjalan untuk menghasilkan sumber daya alam.

Arsitektur Dan Lingkungan

C. Prinsip ekologi dan ekosistem Indonesia


Sering kali ekologi dipahami sebagai suatu hal yang saling mempengaruhi
seperti segala makhluk hidup antara lain manusia, flora, dan fauna dan lingkungannya
yaitu cahaya, suhu, curah hujan, kelembaban, topografi, dsb.
Istilah ekologi secara luas berati kehidupan manusia dengan lingkungannya
baik dengan makhluk hidup maupun benda mati, yang menghormati dan memasuki
diri sendiri didalam daur ulang alam. Secara tersebut memungkinkan kehidupan
masyarakat yang sehat di dalam lingkungannya.
Adapun prinsip-prinsip ekologi tersebut antara lain :
a. Flutuation
Prinsip fluktuasi menyatakan bahwa, bangunan didesain dan dirasakan
sebagai alat untuk membedakan budaya dan hubungan proses alami. Bangunan
seharusnya mencerminkan hubungan proses alami yang terjadi di lokasi dan lebih dari
pada itu membiarkan suatu proses dianggap sebagai proses dan bukan sebagai
penyajian dari proses, lebihnya lagi akan berhasil dalam menghubungkan orang-orang
dengan kenyataan pada lokasi tersebut.
b. Stratification
Prinsip stratifikasi menyatakan bahwa organisasi bangunan seharusnya
muncul keluar dari interaksi perbedaan bagian-bagian dan tingkat-tingkat. Semacam
organisasi yang membiarkan secara kompleks untuk diatur secara terpadu.
c. Interdependence (saling ketergantungan)
Menyatakan bahwa hubungan antara bangunan dengan bagiannya adalah
hubungan timbal balik. Peninjau ini--perancang dan pemakai--seperti halnya lokasi
yang tidak dapat dipisahkan dari bagian bangunan, saling ketergantungan antara
bangunan dan bagian-bagiannya berkelanjutan sepanjang umur bangunan.
Ekologi dalam berarsitektur lebih menonjolkan arsitektur yang berkualitas
tinggi meskipun kualitas di bidang arsitektur sulit diukur dan ditentukan, tak ada garis
batas yang jelas antara arsitektur yang bermutu tinggi dan arsitektur yang biasa saja.
Fenomena yang ada adalah kualitas arsitektur yang hanya memperhatikan bentuk dan
konstruksi gedung dan cenderung kurang memperhatikan kualitas hidup dan
keinginan pemakainya, padahal mereka adalah tokoh utama yang jelas.
Dalam pandangan ekologi dibidang arsitektur, gedung dianggap sebagai
makhluk atau organik, yang berarti bahwa bidang batasan antara bagian luar dan
dalam gedung tersebut, yaitu dinding, lantai, dan atap dapat dimengerti sebagai kulit
ketiga manusia--kulit manusia sendiri dan pakaian sebagai kulit pertama dan ke dua.
Arsitektur Dan Lingkungan

Dan harus melakukan fungsi pokok yaitu bernapas, menguap, menyerap,


melindungi, menyekat, dan mengatur--udara, kelembaban, kepanasan, kebisingan,
kecelakaan, dan sebagainya. Oleh karena itu sangat penting untuk mengatur sistem
hubungan yang dinamis antara bagian dalam dan luar gedung. Dan ekologi dibidang
arsitektur senantiasa menuntut agar arsitek (perencana) dan penguna gedung berada
dalam satu landasan yang jelas.
Sebagai contoh penerapan ekologi dibidang arsitektur yang berada di
Indonesia adalah Taman Ismail Marzuki yang berada di Cikini Jakarta Pusat. Sebagai
kota megapolitan Jakarta kini mengembangkan bangunan yang memanfaatkan ekologi
dari alam sekitar. Dalam rangka membangun kota Jakarta dengan tema penghijauan
maka pemerintah akan membangun Taman Ismail Marzuki yang baru.

Gambar 1.1 : Taman Ismail Marzuki, Cikini-Jakarta Pusat

Gambar 1.2 : Taman Ismail Marzuki, Cikini-Jakarta Pusat

Arsitektur Dan Lingkungan

Dalam prinsip ekologi arsitektur terdapat dasar-dasar pemikiran yang perlu diketahui, antara
lain :
1.

Holistik (Mengelola lingkungan yang bersifat menyeluruh sebagai satu kesatuan)


Dasar eko-arsitektur yang berhubungan dengan sistem keseluruhan, sebagai satu

kesatuan yang lebih penting dari pada sekedar kumpulan bagian.


2.

Memanfaatkan pengalaman manusia


Hal ini merupakan tradisi dalam membangun dan merupakan pengalaman lingkungan

alam terhadap manusia.


3.

Pembangunan sebagai proses dan bukan sebagai kenyataan tertentu yang statis.

4.

Kerja sama antara manusia dengan alam sekitarnya demi keselamatan kedua belah pihak.
Dengan mengetahui dasar-dasar eko-arsitektur di atas jelas sekali bahwa dalam

perencanaan maupun pelaksanaan, eko-arsitektur tidak dapat disamakan dengan arsitektur


masa kini. Perencanaan eko-arsitektur merupakan proses dengan titik permulaan lebih awal.
Dan jika kita merancang tanpa ada perhatian terhadap ekologi maka sama halnya dengan
bunuh diri mengingat besarnya dampak yang terjadi akibat adanya klimaks secara ekologi itu
sendiri.
Arsitektur
Biologis

Arsitektur
Surya

Biotik
Struktur
Alamiah
Alalam#

EKOLO
GI
ARSITE
KTUR

Arsitektur
Alternatif

Material dan
Konstruksi
Eko.

Gambar 1.3 : Taman Konsep ekologis arsitektur yang holistik

Arsitektur Dan Lingkungan

Adapun prinsip-prinsip ekologis dalam penggunaan bahan bangunan :


- Menggunakan bahan baku, energi, dan air seminimal mungkin.
-Semakin kecil kebutuhan energi pada produksi dan transportasi, semakin kecil
pula limbah yang dihasilkan.
- Bahan-bahan yang tidak seharusnya digunakan sebaiknya diabaikan.
- Bahan bangunan diproduksi dan dipakai sedemikian rupa sehingga dapat dikembalikan
kedalam rantai bahan (didaur ulang).
- Menggunakan bahan bangunan harus menghindari penggunaan bahan yang berbahaya
(logam berat, chlor).
- Bahan yang dipakai harus kuat dan tahan lama.
- Bahan bangunan atau bagian bangunan harus mudah diperbaiki dan diganti.

Pada hakikatnya, ekologi arsitektur tersebut mengandung juga bagian bagian dari
arsitektur biologis (arsitektur kemnusiaan yang memperhatikan kesehatan), arsitektur
alternatif, arsitektur matahari (dengan memanfaatkan energi surya), arsitektur bionik
(teknik sipil dan konstruksi yang memperhatikan kesehatan manusia), serta biologi
pembangunan. Maka istilah ekologi arsitektur adalah istilah holistik yang sangat luas dan
mengandung semua bidang.

Ekologi arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya

terjadi dalam arsitektur karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau
ukuran baku. Namun, ekologi arsitektur mencakup keselarasan antara manusia dan
lingkungan alamnya. Ekologi arsitektur mengandung juga dimensi yang lain seperti waktu,
lingkungan alam, sosio cultural, ruang, serta teknik bangunan. Hal ini menunjukkan bahwa
eko-arsitektur bersifat lebih kompleks, padat, vital dibandingkan dengan arsitektur pada
umumnya.
Manusia hidup bagi banyak kegiatan ia pasti memerlukan energi, untuk menyediakan
makanan, untuk membakar batu bara dan untuk memproduksi peralatan dalam bentuk
apapun dan pasti akan selalu membebani lingkungan alam. Api yang dapat memberikan
kehangatan dan menerangi kegelapan tetapi yang juga mengandung kekuatan merusak yang
menakutkan, dapat melambangkan energi dan bahan bakarnya. Bahan bakar dapat
digolongkan menjadi 2 kategori yaitu yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat
diperbaharui. Walaupun kita telah mengetahui perbedaan diantara keduanya, manusia tetap
cenderung memanfaatkan energi yang tidak dapat diperbaharui (batu bara, minyak, dan gas
bumi) karena dianggap penggunaannya lebih mudah. Penggunaan energi untuk seluruh dunia
besar-besarantiap tahunnya, yang berarti bahwa bahaya bagi manusia bukan hanya terletak
pada kekurangan energi tetapi juga pada kebanyakan energi yang dibakar dan
Arsitektur Dan Lingkungan

10

mengakibatkan kelebihan karbondioksida di atsmosfer yang mempercepat efek rumah kaca


dan pemanasan global.
Pengaruh iklim pada bangunan, bangunan hendaknya dibuat secara terbuka dengan
jarak yang cukup diantara bangunan tersebut agar sirkulasi udara terjamin. Orientasi
bangunan ditempatkan diantara lintasan matahari dan angin sebagai kompromi antara letak
gedung berarah dari timur ke barat, dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin.
Gedung sebaiknya berbentuk persegi panjang yang menguntungkan penerapan ventilasi
silang.

matahari
utara
utara
barat

selatan

barat

timur

selatan

timur

Letak gedung terhadap sinar matahari


yang paling menguntungkanbila memilih
arah dari timur ke barat

Letak gedung terhadap arah angin yang paling


menguntungkan bila memilih arah tegak lurus
terhadap arah angin itu

Gambar 1.4 : Kepekaan terhadap iklim

Arsitektur Dan Lingkungan

11

Unsur-unsur alam yang dijadikan pedoman oleh masyrakat tradisional antara lain
udara, air, api, tanah (bumi), merupakan unsur-unsur pokok yang sangat erat dengan
kehidupan manusia di bumi. Dalam kehidupan masyarakat modern pun juga harus tetap
memperhatikan unsur-unsur tersebut karena sedikit saja penyalahgunaan unsur alam tersebut
besar akibatnya terhadap keseimbangan ekologis. Adapun unsur-unsur pokok eko-arsitektur
dapat dilihat pada gambar berikut ini.

AIR

API
Merupakan
energi
yang
digunakan untuk membakar
semua bahan bakar energi.
Setiap makhluk hidup butuh
energi

Elemen alam sebagai


unsur pokok ekologi
arsitektur

UDARA

TANAH

Air
dan
perairan
merupakan unsur alam
yang membentuk bumi
kita

Merupakan
sumber
pernapasan
dan
kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya
dibumi.

Merupakan
tempat
terkandungnya
berbagai
macammaterial
alam.
Bumi
memberikan bahan baku untuk
material bangunan bagi manusia

Gambar 1.5 : Empat unsur lemen alam

Indonesia adalah negara maritim yang sangat strategis, terletak diantara dua samudra
yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik dan terletak di antara jalur persimpangan dua
benua yaitu benua Asia dan benua Australia. Dan karena Indonesia dilewati garis
khatulistiwa sehingga mengakibatkan tanah di Indonesia menjadi subur. Bahkan ada yang
bilang tongkat kayupun jika ditancapkan bisa jadi tanaman.

Arsitektur Dan Lingkungan

12

Gambar 1.6 :Ekosistem Taman dengan latar belakang Ekosistem Danau Bedugul, Bali

Melanjutkan tulisan mengenai ekosistem, kali ini akan dibahas mengenai jenis-jenis
ekosistem yang terdapat di Indonesia. Pengenalan tipe-tipe ekosistem didasari kepada ciri-ciri
komunitas yang paling menonjol. Khusus untuk ekosistem darat yang digunakan adalah
komunitas tumbuhan atau vegetasinya, karena merupakan cerminan fisiognomi atau
penampakan luar interaksi antara tumbuhan, hewan dan lingkungan.

Gambar 1.7 : Ekosistem Dataran Tinggi dengan latar belakang Ekosistem Pantai Dreamland, Bali

Arsitektur Dan Lingkungan

13

Beberapa ekosistem yang berada di Indonesia antara lain sebagai berikut:


1. Ekosistem pantai
terdiri dari:
a. ekosistem laut dalam
b. ekosistem pasir dangkal
c. ekosistem pantai berbatu-batu
d. ekosistem terumbu karang
e. ekosistem pantai lumpur
f. ekosistem hutan bakau
g. ekosistem air payau

Gambar 1.8 : Ekosistem Rawa Air Tawar, Taman Nasional Baluran-Banyuwangi

2. Ekosistem darat alami


a. Vegetasi dataran rendah (pamah)
hutan rawa air tawar, vegetasi tema rawa, hutan tepi sungai, hutan sagu, hutan
rawa gambut, komunitas danau, hutan dipterocarpaceae pamah, hutan kerangas,
hutan pada batu gamping, dan hutan batuan ultra basa.

b. Vegetasi pegunungan
padang rumput semak tepi hutan, padang rumput dengan paku pohon, hutan
pegunungan bawah dan atas, padang rumput merumpun, vegetasi lumut-kerak,
vegetasi tebing batu, paang rumput rawa, vegetasi perdu rawa gambut, thundra
alpin basah dan kering

c. Vegetasi monsun
hutan monsun, savana, dan padang rumput

Arsitektur Dan Lingkungan

14

Gambar 1.8 : Anak letusan gunung Krakatau, Selat Sunda

3. Ekosistem suksesi, yaitu:


a. ekosistem suksesi primer
b. ekosistem suksesi sekunder
4.

Ekosistem Buatan, yaitu:


a. Danau, hutan tanaman, hutan kota, hutan produksi
b. Agroekosistem meliputi sawah tadah hujan, sawah irigasi, sawah rawa, sawah
padang surut, kolam, tambak, kebun, pekarangan, perkebunan

Demikian besarnya khasanah yang dimiliki Indonesia, maka diperlukan inventarisasi sumber
daya genetika yang berpotensi langsung untuk mendukung perbaikan mutu bibit atau
komoditas yang ada sekarang. Selain itu, inventarisasi diperlukan untuk menghindari klaim
dari pihak lain (negara lain) untuk kekayaan alam yang dimiliki bangsa ini.

Arsitektur Dan Lingkungan

15

D. Kondisi alam lingkungan Indonesia


Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam
maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita
makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas
tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti
keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah
segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi.
Lingkungan hidup merupakan suatu terminologi yang pengertiannya mencakup segala
benda, baik hidup maupun tak hidup di suatu wilayah yang ada di muka bumi. Lingkungan
hidup bisa mencakup wilayah tertentu yang memiliki fungsi sendiri secara alami dan
berkembang sendiri tanpa campur tangan dari manusia. Lingkungan hidup di Indonesia
sangat menarik untuk diamati karena di satu sisi, lingkungan alam Indonesia sangat
berpengaruh pada keadaan alam di seluruh dunia sedangkan di sisi lain, orang-orang yang
tinggal di Indonesia bersikeras untuk memanfaatkan lingkungan hidup mereka semaksimal
mungkin untuk memajukan taraf hidup mereka. Hal ini tentu saja menarik karena Indonesia
dikenal dengan negara tropis yang memiliki hutan belantara yang merupakan salah satu
penghasil O2 terbesar di dunia.
Di saat pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya menggali berbagai sumber daya
alam yang melimpah di atas bumi Indonesia, dunia internasional mengecam tindakan
tersebut. Hal ini bukannya tanpa alasan karena penggalian sumber daya alam di Indonesia
dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi perkembangan lingkungan hidup Indonesia.
Namun, di satu sisi, pihak pemerintah Indonesia membutuhkan berbagai sumber daya alam
untuk menghidupi negaranya. Jika hal tersebut dilihat dari perspektif peduli lingkungan alam,
tindakan pemerintah Indonesia yang menggali sumber daya alam memang banyak menuai
kontradiktif. Namun, jika hal tersebut dilihat dari perspektif sosial dan ekonomi, kecaman
dunia Internasional tersebut sangat tidak adil. Hal ini terlihat dari banyaknya negara lain yang
terus-terusan menggali sumber daya alam mereka dan tidak ada yang memprotes. Hal
tersebut semata-mata karena wilayah negara mereka terletak di daerah yang bukan penghasil
O2.
Jika kita mencermati berbagai alasan dan dampak yang ditimbulkan dari pemanfaatan
lingkungan hidup di Indonesia, hal tersebut kembali mengarah ke pemanasan global. dengan
meningkatnya kadar CO2 dalam udara dan semakin dibutuhkannya O2, dunia internasional
seolah benar-benar mengawasi pemanfaatan hutan tropis yang memiliki O2 yang sangat
melimpah, seperti Brazil, Indonesia, dan negara-negara lain yang memiliki hutan hujan
tropis. Hal tersebut seolah mengindikasikan bahwa seluruh umat manusia di dunia
menggantungkan paru-paru mereka pada negara-negara yang mampu menghasilkan O2
dalam jumlah besar.
Hal ini menunjukkan betapa seriusnya negara-negara tropis dalam menjaga
kelestarian alam mereka. Meskipun mereka akan tetap memanfaatkan sumber daya alam,
tetapi dengan bantuan insentif dari dunia internasional, pelestarian alam diharapkan akan
tetap berjalan.
Arsitektur Dan Lingkungan

16

Penyebab terjadinya masalah lingkungan hidup adalah adanya kegiatan masyarakat


seperti pembuangan limbah pabrik, sampah dari rumah tangga, penebangan dan kebakaran
hutan yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap sungai dan laut, tanah, hutan sehingga
banyak flora dan fauna yang punah.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup,
seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun
sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam
kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial.
Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma
yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda
tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat
besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang
terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja
kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana
kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur,
munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.
Dalam lingkungan hidup di Indonesia, banyak terjadi permasalahan di sungai, laut,
tanah dan hutan yaitu sebagai berikut:
1.

Pencemaran sungai dan laut

Sungai dan laut dapat tercemar dari kegiatan manusia seperti penggunaan bahan
logam berat, pembuangan limbah cair kapal dan pemanfaatan air panas. Secara biologis, fisik
dan kimia senyawa seperti logam tidak dapat dihancurkan. Di berbagai sektor industri dan
rumah tangga seperti pemakaian bahan-bahan dari plastik.
2. Pencemaran Tanah
Tanah bisa dapat tercemar apabila penggunaan secara berlebihan terhadap pupuk dan
bahan pestisida. Pencemaran tanah mempunyai ciri yaitu adanya perubahan tanah menjadi
kering dan keras, hal ini disebabkan oleh jumlah kandungan garam yang sangat besar yang
terdapat di dalam tanah. Selain itu, pencemara tanah juga dapat disebabkan oleh sampah
plastik karena pada umumnya sampah plastik tidak mengalami proses penghancuran secara
sempurna.

Arsitektur Dan Lingkungan

17

3. Pencemaran Hutan
Hutan juga bisa mengalami kerusakan apabila dalam pemanfaatannya tidak terkendali
dengan baik. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Salah
satu contoh pencemaran atau kerusakan hutan adalah adanya penebangan secara liar. Jika
kegiatan tersebut dilakukan secara terus-menerus maka dapat mengakibatkan penggundulan
hutan.
Jika kita mencermati permasalahan tersebut, solusi yang paling tepat sebenarnya
adalah kesadaran dari masing-masing individu di seluruh dunia untuk menjaga alam mereka.
Dengan dukungan berbagai media internasional--sampai saat ini--kesadaran manusia akan
lingkungan hidup sebenarnya sudah mulai tampak. Mengenai kontroversi negara penghasil
O2 terbesar atau tidak, dunia Internasional sebenarnya tidak perlu mengkhawatirkan hal
tersebut. Jika kita melihat lingkungan sekitar kita, di beberapa negara sangat mudah ditemui
lingkungan hidup yang terdiri dari pohon rindang dan hijau. Selama masih ada pohon dan
tanaman hijau di seluruh dunia, manusia tidak akan kekurangan O2. Jadi, sebenarnya dunia
internasional sebenarnya tidak terlalu bergantung pada negara tropis penghasil O2 karena di
negara mereka juga mampu menghasilkan O2 selama mereka juga menjaga lingkungan hidup
di sekitar mereka.
Hendaknya masyarakat harus menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dalam
pemanfaatan sumber daya harus memperhatikan dampak yang timbul dari penggunaan
sumber daya tersebut terhadap lingkungan sekitar agar tidak terjadi pencemaran atau
kerusakan lingkungan hidup.

Arsitektur Dan Lingkungan

18

E. Peran lingkungan dalam pembangunan dan arsitektur


Pembangunan dan lingkungan mempunyai hubungan timbal balik. Di dalam
pembangunan, manusia merupakan konsumen yang berperan aktif dalam proses pemanfaatan
sumber daya alam. Manusia sangat tergantung kepada sumber daya alam sehingga kelestarian
akan sumber daya alam itu sangat dipegaruhi oleh aktivitas manusia. Upaya untuk peningkatan
pembangunan harus diimbangi dengan upaya mempertahankan dan memperbaiki kualitas
lingkungan.

Peran seorang arsitek tidak hanya terbatas membangun sebuah bangunan. Dalam
merancang sebuah bangunan , pertama-tama seorang arsitek akan melakukan analisa, salah
satunya adalah analisa terhadap linhgkungan . di bagian inilah seorang arsitek berinteraksi
langsung dengan lingkungan dan alam.
Dalam melakukan analisa ini, seorang arsitek dituntut untuk membangun sebuah
bangunan tanpa merusak potensi lingkungan yang ada. Memang benar ketika suatu bangunan
didirikan secara tidak langsung telah merusak lingkungan atau alam sekitarnya, untuk itu
arsitek dituntut untuk meminimalisir kerusakan itu. Kepekaan seorang arsitek dengan
lingkungan pada nantinya akan membentuk suatu harmonisasi antara bangunan dengan

lingkungannya. Banyak arsitek masa kini yang telah menyadari dampak lingkungan akibat
suatu pembangunan bangunan , untuk itu di era ini muncul konsep-konsep bangunan yang
disebut green arsitektur, yang meminimalisir bahkan memperbaiki lingkungan.
Peran arsitek juga untuk membuat suatu rancangan yang memikirkan masa yang akan
datang. Hal ini berhubungan dengan alam dan iklimnya yang selalu berubah ubah. Rencana
yang baik dan teliti saat ini dapat mencegah kemungkinan kemungkinan terburuk di masa
depan. Pengabaian aspek ini dapat berakibat fatal, misalnya kasus jebolnya Tanggul
Situgintung.

Arsitektur Dan Lingkungan

19

Pada kasus ini tanggul jebol karena tidak adanya perhitungan jangka panjang,
pembangunan tempat wisata baru disekitar tidak direncanakan dari awal, juga pengaruh
kestabilan tanah disekitarnya yang sudah menurun.
Peningkatan usaha pembangungn, maka akan terjadi pula peningkatan penggunaan
sumber daya untk menyokong pembangunan dan timbulnya permasalahan-permasalahan
dalam lingkungan hidup manusia.
Dalam pembangunan, sumber alam merupakan kompnen yan gpenting karena sumber
alam ini memberikan kebutuhan asasi bagi kehidupan. Dalam penggunaan sumebr alam tadi,
hendaknya keseimbangan ekosistem proyek pembangunan, keseimbangan ini bisa terganggu,
yang kadang-kadang bisa membahayakan kehidupan umat.
Harus dicari jalan keluar yang saling menguntungkan dalam hubungan timbal balik
antara proses pembangunan, penggalian sumber daya, dan masala pengotoran atau perusakan
lingkunga hidup manusia. Sebab pada umumnya, proses pembangunan mempunyai akibatakibat yang lebih luas terhadap lingkungan hidup manusia, baik akibat langsung maupun
akibat sampingan seperti pengurangan sumber kekayaan alam secara kuantitatif & kualitatif,
pencemaran biologis, pencemaran kimiawi, gangguan fisik dan gangguan sosial budaya.
Sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan seorang arsitek untuk mengolah
lingkungan binaan yang besahabat dengan alam. Misalnya di Indonesia dengan keadaan alam
beriklim tropis, dengan menanam pohon pelindung dengan tajuk lebar akan mengurangi suhu
cukup signifikan dalam daerah yang terlindungi/teduh. Ruang terbuka (hijau) juga penting,
selain sebagai penyerap karbon, juga merupakan ruang interaksi sosial bagi pengguna
bangunan. Penghawaan dan pencahayaan alami dapat mengurangi beban pengoperasian
bangunan. Selain itu, penyinaran panas yang berlebihan juga harus dihindari untuk
mengurangi beban pendinginan udara.
Hal ini dapat dilakukan dengan merancang sirip-sirip atau kanopi di jendela-jendela
bangunan.Air hujan yang terjadi di Indonesia dimanfaatkan secara baik untuk memenuhi
kebutuhan air penghuni bangunan.
Ada juga dengan cara melakukan pendekatan budaya, cara ini cukup ampuh untuk
mengatur kestabilan lingkungan. Disini hendaknya dinas pariwisata terkait yang ada di
daerah tersebut juga ikut andil dalam upaya pelestarian lingkungan. Sebagai contoh dinas
pariwisata yang berada di daerah pegunungan Tengger bekerja sama menjaga kelestarian
lingkungan yang berada di pegunungan Tengger, dengan cara sosialisasi kepada suku di
sekitar pegunungan tengger.
Inti pokok adalah peran arsitek bukan hanya membangun bangunan tapi juga
bertanggung jawab dengan lingkungan binaan disekitarnya.

Arsitektur Dan Lingkungan

20

F. Kesimpulan
Kita sebagai manusia sekaligus aktor didunia ini, hendaknya mengerti dan
memahami apa dan bagaimana alam ini tumbuh dan berkembang sebagaimana diri
kita sebagai tempat hidup di dunia.
Terutama kita yang menggeluti dunia ilmu yang berhubungan dengan tempat
bernaung manusia di alam ini, yang disebut dengan arsitektur. Tidak sedikit orang
yang berkata, bahwa arsitektur adalah pakaian kedua. Ini mengindikasikan bahwa
arsitektur adalah suatu kebutuhan primer nomor tiga setelah sandang dan pangan.
Hingga sebegitu pentingnya arsitektur bagi kita, kita tidak menyadari bahwa
arsitektur itu sendiri bisa merusak alam ini yang merupakan kontributor terbesar
dalam arsitektur. Padahal sudah tentu bahwa arsitektur ini semuanya bermula dari
alam. Hendaknya para pelaku arsitektur dapat tetap menjaga kelestarian terbesar
pakaian kedua kita ini. Karena, tanpa alam, arsitektur tidak akan berjalan, tanpa alam,
arsitektur tidak akan hidup.
Patut kita syukuri bagi mereka yang telah menyadari dan mengerti keadaan
alam kita saat ini yang semakin detik semakin tidak bersahabat, karena manusianya
itu sendiri yang seolah tak pernah mengerti.
Akhirnya mereka telah menemukan dan mengembangkan ilmu arsitektur yang
tanggap dan ramah terhadap lingkungan. Yang saling mendukung antara produk
arsitektur dan alam yang semakin tua namun tetap kaya ini.
Masyarakat pada umumnya dan arsitek khususnya hendaknya harus menjaga
kelestarian lingkungan hidup. Dalam pemanfaatan sumber daya harus memperhatikan
dampak yang timbul dari penggunaan sumber daya tersebut terhadap lingkungan
sekitar agar tidak terjadi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup.
Jika kita mencermati permasalahan tersebut, solusi yang paling tepat
sebenarnya adalah kesadaran dari masing-masing individu untuk menjaga alam
mereka.
Peran arsitek bukan hanya membangun bangunan tapi juga bertanggung jawab
dengan lingkungan binaan disekitarnya.
Kami hanya dapat menyimpulkan, bahwa materi-materi di atas hanya
sebagian kecil ilmu yang kami dapat .Seperti : bagaimana sebenarnya definisi
arsitektur ramah lingkungan itu, desain-desain seperti apa saja yang dapat
mencerminkan arsiyektur ramah lingkungan, bagaimana perencanaan dan
penerapannya, material apa saja yang dapat mendukung arsitektur ramah lingkungan
itu.

Arsitektur Dan Lingkungan

21

G. Daftar Pustaka

Alkitab Injil

Al-Quran

Frick, Heinz, (1996), Arsitektur dan Lingkungan, Yogyakarta, Penerbit


Kanisius.

Frick, Heinz; Mulyani, Tri Hesti, 2006, Arsitektur Ekologis, Yogyakarta,


Penerbit Kanisius.

http://glosarium.org/

http://id.wikipedia.org/

http://rideralam.com/

Kitab Badai az-Zuhur fi Waqai ad-Duhur karya Abu al-Barakat Muhammad


bin Ahmad bin Iyas, Kairo 852 H / 1448 M - 930 H / 1524 M

Otto Soemarwoto, Anolisis Mengenal Dampak Lingkungon, Gadjah Mada


University Press, 2001.

Arsitektur Dan Lingkungan

22

Anda mungkin juga menyukai