Disusun Oleh :
Kelompok 1
TADRIS BIOLOGI 4
2019 / 2020
KATA PENGANTAR
S
yukur Alhamdulilah kita panjtakan kehadirat Allah Swt., yang mana kita
telah diberikan limpahan rahmat dan nikmat-NYA, terutama nikmat iman
dan islam pada diri kita sendiri serta sholawat dan salam kami sampaikan
kepada Habibullah Rasulullah Muhammad Saw., serta kepada istri, anak, cucu
dan sahabat-sahabat beliau. Semoga kita medapatkan syafaat-Nya diYauml
mahsyar nanti. Aamiin ya Robbal alamiin.
Gambaran mengenai stoikiometri adalah salah satu cabang ilmu kimia
yang mempelajari tentang kuantitas suatu zat, meliputi massa, jumlah mol,
volume, dan jumlah partikel. Atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa
stoikiometri adalah ilmu kimia yang mempelajari tentang hubungan kuantitatif
yang ada antara pereaksi (reaktan) dan produk (hasil reaksi) dalam suatu reaksi
kimia. Reaktan adalah zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dan hasil dari
reaksi tersebut disebut dengan produk. Untuk lebih jelas akan dipaparkan dalan
makalah ini yang disusun oleh kelompok 1 kimia oleh mahasiswa UIN-SU Medan
program studi Tadris Biologi 4 Sem 2.
Kami selaku pemakalah berharap pembaca dapat memahami materi ini
dengan sebaik-baiknya dan dapat bermanfaat bagi pembaca serta kami berharap
pembaca dapat memberikan saran dan masukan serta kritik yang membangun
dengan tujuan sebagai revisi bagi kami supaya bisa lebih baik kedepannya. Sekian
dan Terima kasih serta Semoga bermanfaat.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG............................................................................ 1
B. RUMUSAN MASLAAH....................................................................... 1
C. TUJUAN................................................................................................. 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. DEFINISI STOIKIOMETRI...................................................................3
B. HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA......................................................4
C. PERSAMAAN REAKSI.........................................................................7
D. KONSEP MOL........................................................................................8
E. RUMUS MOLEKUL DAN RUMUS EMPIRIS.....................................9
F. MENETUKAN RUMUS KIMIA HIDRAT (AIR KRISTAL).............10
G. MOLARITAS........................................................................................11
H. APLIKASI STOIKIOMETRI................................................................11
A. KESIMPULAN....................................................................................13
B. SARAN.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun dari kutipan diatas dan pembahasan yang akan dibahas, dapat kita
ketahui yang menjadi pokok permasalahan dan rumusan masalahnya yaitu
sebagai berikut :
1. Apa Definisi dari Stoikiometri ?
2. Bagaimana hukum dasar dalam kimia ?
3. Bagaimana langkah dalam menuliskan persamaan reaksi kimia ?
4. Bagaimana perhitungan dalam konsep Mol ?
1
5. Bagaimana cara menentukan rumus senyawa dan empiris suatu
senyawa?
6. Bagaimana mengetahui konsentrasi suatu senyawa dalam larutan ?
7. Apa aplikasi penerapan stoikiometri dalam kehidupan sehari-hari ?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan diatas, dapat kita ketahui bahwa tujuan penulisan
makalah ini adalah :
1. Mengetahui definisi dari stoikimetri dalam kimia dan dasar hukum
kimia.
2. Mengetahui cara penulisan persamaan reaksi kimia.
3. Mengetahui perhitungan dalam konsep mol dan paham mengenai rumus
senyawa dan empiris dalam kimia.
4. Mengetahui konsentrasi suatu senyawa dalam larutan.
5. Mengetahui penerapan stoikiometri dalam kehidupan sehari-hari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI STOIKIOMETRI
3
B. HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA
1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoiser)
Antonie Lavoiser (1743-1794) adalah kimiawan perancis yang melakukan
pengamatan terhadap reaksi antara merkuri dengan oksigen, hasil dari pengamatan
tersebut adalah massa merkuri dan massa oksigen yang bereaksi sama dngan
massa merkuri oksida yang terbentuk. Jadi, hukum lavoiser berbunyi :
"Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap".
Contoh soal:
2Mg + O2 → 2MgO
(4g) (32g) (36g)
4
Jawab :
Massa C = ( Mr ArCaCO
C
3)
× massa CaCO3
12
=(
100 )
× 50 gram = 6 gram
Massa C
Kadar C = (
MassaCaCO 3 )
× 100%
6
= ( ) × 100%
50
= 12%
4. Hukum-hukum Gas
Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT
dimana:
P = tekanan gas (atm)
V = volume gas (liter)
n = mol gas
R = tetapan gas universal = 0.082 liter.atm/mol Kelvin
T = suhu mutlak (Kelvin)
Perubahan-perubahan dari P, V, dan T dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan
kondisi-kondisi tertentu dicerminkan dengan hukum-hukum berikut:
a. Hukum Boyle 5
Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal dengan n1 = n2
dan T1 = T2 ; sehingga diperoleh : P1.V1 = P2.V2
b. Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay-Lussac)
Joseph Luis Gay-Lussac (1780-1850) adalah kimiawan perancis yang
melakukan eksperimen pada suhu dan tekanan yang konstan, untuk setiap 2
volume gas hidrogen dan 1 volume gas oksigen, akan diperoleh 2 volume uap
air. Jadi, hukum gay-lussac berbunyi :
"Volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi bila
diukur pada suhu dan tekanan yang sama, akan berbanding sebagai bilangan
bulat dan sederhana".
Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2 berlaku:
V1 n1
V2
= n2
V2 ¿12,3 Liter.
C. PERSAMAAN REAKSI
Persamaan reaksi mempunyai sifat:
1. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.
2. Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.
3. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol (khusus yang
berwujud gas perbandingan koefisien juga menyatakan perbandingan
volume asalkan suhu dan tekanannya sama).
D. KONSEP MOL
Dalam satuan internasional (SI) satuan untuk atom, ion, dan molekul adalah
mol. Mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau molekul-
molekulnya sebesar bilangan Avogadro dan massanya = Mr senyawa itu. Jika
bilangan Avogadro = L , maka:
L = 6,023 x 1023 partikel.
1 mol atom = L buah atom, massanya = Ar atom tersebut.
1 mol molekul = L buah molekul massanya = Mr molekul tersebut.
Massa 1 mol zat disebut sebagai massa molar zat.
Contoh soal:
Berapa molekul yang terdapat dalam 20 gram NaOH ?
Jawab:
Mr NaOH = 23 + 16 + 1 = 40
Massa 20
mol NaOH = = = 0,5 mol
Mr 40
Banyaknya molekul NaOH = 0,5 × L
= 0,5 × 6,023 x 1023
= 3.01 × 1023 molekul.
Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel
Telah diketahui bahwa 1 mol zat X = l buah L partikel zat X, maka
2 mol zat X = 2 × L partikel zat X
5 mol zat X = 5 × L partikel zat X
n mol zat X = n × L partikel zat X
jumlah partikel = n x L
8
Contoh soal:
Berapa gram propana C3H8 dalam 0,21 mol jika diketahui Ar C = 12 dan H = 1?
Jawab:
Mr Propana = (3 × 12) + (8 × 1) = 33 g/mol
sehingga, gram propana = mol × Mr
= 0,21 mol × 33 g/mol = 9,23 gram
Volume Molar
Avogadro yang menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, gas-
gas yang bervolume sama mengandung jumlah molekul yang sama. Apabila
jumlah molekul sama maka jumlah molnya akan sama. Sehingga, pada suhu dan
tekanan yang sama, apabila jumlah mol gas sama maka volumenya pun akan
sama. Keadaan standar pada suhu dan tekanan yang sama (STP) maka volume 1
mol gas apasaja/sembarang berharga sama yaitu 22,4 liter. Volume 1 mol gas
disebut sebagai volume molar gas (STP) yaitu 22,4 liter/mol.
Volume gas tidak standar pada persamaan gas ideal dinyatakan dengan:
PV = nRT
Keterangan :
P : Tekanan (atm)
V : Volume (L)
n : mol
R : Tetapan gas (0,082 L atm/mol K)
T : Temperatur (K)
9
menyusun senyawa. Rumus molekul, rumus yang menyatakan jumlah atom-atom
dari unsur-unsur yang menyusun satu molekul senyawa.
Rumus Molekul = (Rumus Empiris) × n Mr
Rumus Molekul = n × (Mr Rumus Empiris)
(n = bilangan bulat)
Untuk menentukan rumus empiris dan rumus molekul suatu senyawa, dapat
ditempuh dengan langkah berikut:
1) Cari massa (persentase) tiap unsur penyusun senyawa.
2) Ubah ke satuan mol.
3) Perbandingan mol tiap unsur merupakan rumus empiris.
4) Untuk mencari rumus molekul dengan cara: (Rumus Empiris) × n = Mr
n dapat dicari nilainya.
5) Kemudian kalikan n yang diperoleh dari hitungan, dengan rumus empiris.
Contoh soal:
5,0 gram hidrat dari tembaga(II) sulfat dipanaskan sampai semua air
kristalnya menguap. Jika massa tembaga(II) sulfat padat yang terbentuk 3,20
gram. Tentukan rumus hidrat tersebut! (Ar Cu = 63,5 ; S = 32 ; O = 16 ; H = 1)
Jawab:
Langkah-langkah penentuan rumus hidrat:
- Misalkan rumus hidrat adalah CuSO4 . xH2O
G. MOLARITAS
Larutan merupakan campuran antara pelarut dan zat terlarut. Jumlah zat
terlarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi. Salah satu cara untuk
menyatakan konsentrasi dan umumnya digunakan adalah dengan molaritas (M).
molaritas merupakan ukuran banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Dapat dituliskan sebagai berikut:
n
M= V
H. APLIKASI STOIKIOMETRI
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menjumpai hal-hal yang berkaitan
dengan stoikiometri, baik yang terdapat di alam, laboratorium, industri atau pabrik
maupun dilingkungan sekitar kita. Salah satu contoh stoikiometri yang ada
dilingkungan kita, mislanya makanan yang kita makan setiap hari setelah dicerna
dan diubah menjadi tenaga bagi tubuh.
11
Contoh lainnya yaitu seorang ibu rumah tangga yang mempunyai hobby
menanam bunga anggrek dan tanaman hias lainnya, dia ingin menyemprot
tanaman kesayangannya dengan pupuk langsung kedaunnya, hal ini membuat dia
harus membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.
Berikut ini penerapan stoikiometri dalam kehidupan ini :
Memahami bagaimana tubuh manusia memproses makanan. Dengan
stoikiometri dapat diketahui jenis makanan tertentu lebih efisien dalam
kandungan nutrisi dan energinya dibanding jenis makanan yang lain
didasarkan pada komposisi kimianya.
Dibidang kedokteran untuk menentukan unsur dan senyawa dalam sampel
misalnya, sampel darah, urin, rambut, dll.
Dibidang pertanian, untuk menganalisis komposisi pupuk.
Dibidang industri, untuk memonitor bahan baku, proses produksi, produk,
dan limbah yang dihasilkan.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari seluruh isi dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hukum kekekalan massa, hokum perbandingan tetap, dan hokum kelipatan
berganda adalah hukum-hukum dasar kimia.
3. Satu mol setiap zat mengandung partikel sejumlah tetapan Avogadro (L),
yaitu 6,023 x 1023. Massa zat bergantung pada jumlah molnya, dimana
massa = mol × Ar/Mr . Volume molar gas tidak bergantung pada jenisnya,
tetapi pada jumlah mol, suhu, dan tekanan pengukuran, dimana V = mol ×
Vm . Pada STP Vm = 22,4 liter/mol.
4. Rumus molekul dapat ditentukan dari rumus empiris, jika massa molekul
relatif (Mr) senyawa diketahui. Rumus empiris senyawa dapat ditentukan,
jika kadar unsur-unsurnya diketahui.
n
M= V
B. SARAN
14