Anda di halaman 1dari 8

ARTICLE PENDIDIKAN BIOLOGI

EKOLOGI HEWAN
TADRIS BIOLOGI 4 SEMESTER V
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2021
Pertemuan - 12
NAMA : ALDI SUHENDRA
NIM : 0310191009

POPULASI
---
A. Model-model Pertumbuhan Populasi
Model pertumbuhan populasi adalah model matematika yang menggambarkan
pertumbuhan populasi. Menurut Yulianti (2005), ada beberapa model pertumbuhan
populasi diantaranya adalah :
1. Model diskrit. Model yang menggambarkan pola pertumbuhan populasi dengan
memandang interval waktu pengamatan sebagai variabel yang disktrit.
2. Model eksponensial. Model yang menggambarkan pola pertumbuhan populasi
dengan memandang interval waktu pengamatan sebagai variabel yang kontinyu.
Setiap makhluk hidup selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, dimulai
dari kelahiran, pertumbuhan hingga kematian. Untuk menggambarkan
pertumbuhan suatu populasi, diperkenalkan suatu model pertumbuhan yang
disebut model pertumbuhan eksponensial. Dalam model ini diasumsikan tidak
ada penundaan waktu pada proses pertumbuhan populasi. Selain itu, pada model
ini dihasilkan solusi yang berbentuk fungsi monoton (naik atau turun), dimana
dapat ditafsirkan bahwa jumlah populasi akan terus bertambah (tidak pernah
berkurang) atau akan terus berkurang (tidak pernah bertambah).
Dalam kenyataan, sepanjang waktu lingkungan atau daya dukung lingkungan
dapat berubah. Populasi tidak dapat terus bertambah secara eksponensial dari
waktu ke waktu karena adanya keterbatasan sumber daya dan/atau adanya
persaingan dengan spesies lainnya.
Model pertumbuhan eksponensial merupakan model pertumbuhan yang sangat
sederhana. Pada model ini individu berkembang dengan tidak dibatasi oleh
lingkungan seperti kompetisi dan keterbatasan suplai makanan. Laju perubahan
populasi dapat dihitung jika banyaknya kelahiran, kematian dan migrasi
diketahui. Secara umum, model populasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Kelahiran Kematian
Dunia
3. Model pertumbuhan populasi dengan distribusi umur. Model ini membagi
populasi dalam kelompok umur dengan memandang setiap kelompok umur
mempunyai kontribusi khusus terhadap model populasi. Model Leslie merupakan
suatu model matematika yang digunakan untuk memprediksi pertumbuhan
populasi dari waktu ke waktu dalam bentuk distribusi umur. Model Leslie
memperhitungkan perbedaan tingkat kesuburan dan kebertahanan hidup
populasi di tiap kelompok umur.
4. Model logistik. Model pertumbuhan populasi yang mempertimbangkan
keterbatasan lingkungan, sehingga laju pertumbuhan populasi tergantung pada
kerapatan populasinya. Seiring dengan pembahasan tersebut, dalam tulisan ini
akan dibahas mengenai pertumbuhan populasi model logistik dengan tundaan
waktu diskrit. Waktu tunda ini menyebabkan penurunan populasi, tetapi untuk
selanjutnya terjadi peningkatan, sehingga terjadi osilasi pada pertumbuhan
populasi.
Populasi adalah bentuk kumpulan organisme yang paling sederhana pada suatu
komunitas, karena hanya terdiri dari satu spesies saja (Yulianti ,2005). Misalnya,
diasumsikan bahwa dalam suatu ekosistem terdapat satu spesies dengan persediaan
makanan cukup. Jika N(t) menyatakan banyaknya populasi pada saat t,dengan t  0 , maka
Haberman (1997) mendefinisikan bahwa laju pertumbuhan populasi pada interval waktu
(t) sebagai :
𝑁 (𝑡 + ∆𝑡) − 𝑁 (𝑡)
𝑅(𝑡) =
∆𝑡 𝑁(𝑡)
ARTICLE PENDIDIKAN BIOLOGI
EKOLOGI HEWAN
TADRIS BIOLOGI 4 SEMESTER V
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2021
B. Kontrol Populasi
Kontrol populasi adalah praktik mempertahankan ukuran populasi secara artifisial.
Ini hanya mengacu pada tindakan membatasi ukuran populasi hewan sehingga tetap dapat
dikelola, sebagai lawan dari tindakan melindungi spesies dari tingkat kepunahan yang
berlebihan, yang disebut sebagai biologi konservasi.
Pengendalian populasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Manusia dapat sangat
mempengaruhi ukuran populasi hewan yang berinteraksi langsung dengan mereka.
Berbagai aktivitas manusia (misalnya berburu, bertani, memancing, industrialisasi, dan
urbanisasi) semuanya berdampak pada berbagai populasi hewan.
Kontrol populasi mungkin melibatkan pemusnahan, translokasi, atau manipulasi
kemampuan reproduksi. Pertumbuhan populasi mungkin dibatasi oleh faktor lingkungan
seperti persediaan makanan atau pemangsaan. Faktor biotik utama yang mempengaruhi
pertumbuhan populasi meliputi :
1. Makanan – kuantitas dan kualitas makanan adalah penting. Pertumbuhan
populasi dan penurunan spesies tergantung pada jumlah ketersediaan makanan
mereka. Semakin banyak makanan yang tersedia, semakin banyak populasi
tumbuh untuk memenuhinya. Semakin sedikit makanan yang bergizi, semakin
kurang subur suatu spesies usia reproduksi. Siput, misalnya, tidak dapat
bereproduksi dengan sukses di lingkungan yang rendah kalsium, tidak peduli
berapa banyak makanan yang ada karena mereka membutuhkan mineral ini
untuk pertumbuhan cangkang.
2. Predator – ketika populasi mangsa menjadi lebih besar, predator menjadi lebih
mudah untuk menemukan mangsa. Jika jumlah pemangsa tiba-tiba turun, spesies
mangsa mungkin meningkat jumlahnya dengan sangat cepat.
3. Pesaing – organisme lain mungkin memerlukan sumber daya yang sama dari
lingkungan, sehingga mengurangi pertumbuhan populasi. Misalnya, semua
tanaman bersaing untuk mendapatkan cahaya. Persaingan untuk wilayah dan
pasangan dapat secara drastis mengurangi pertumbuhan organisme individu.
4. Parasit – Ini dapat menyebabkan penyakit, dan memperlambat pertumbuhan dan
tingkat reproduksi organisme dalam suatu populasi.

Faktor abiotik penting yang mempengaruhi pertumbuhan populasi meliputi :


1. Suhu – Suhu yang lebih tinggi mempercepat reaksi yang dikatalisis enzim dan
meningkatkan pertumbuhan.
2. Ketersediaan oksigen – mempengaruhi laju produksi energi melalui respirasi .
3. Ketersediaan cahaya – untuk fotosintesis cahaya juga dapat mengontrol siklus
perkembangbiakan pada hewan dan tumbuhan.
4. Racun dan polutan – pertumbuhan jaringan dapat dikurangi dengan adanya,
misalnya, sulfur dioksida, dan keberhasilan reproduksi dapat dipengaruhi oleh
polutan seperti zat seperti estrogen.
Dampak langsung manusia bukan satu-satunya cara manusia dapat mengendalikan
populasi hewan. Seringkali manusia secara tidak langsung mengendalikan populasi hewan,
dengan kata lain manusia tidak menyadari bahwa tindakannya mengendalikan populasi
hewan. Misalnya, infrastruktur dan jalan baru dapat menyebabkan hewan tergusur dari
habitat aslinya. Habitat baru mereka yang terpaksa mereka pindahkan mungkin tidak
menyediakan kebutuhan yang sama bagi mereka yang mereka butuhkan untuk bertahan
hidup. Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya populasi sebagai akibat ulah manusia.
Salah satu metode pengendalian populasi aktif adalah dengan Euthanasia Hewan.
Euthanasia (euthanasia dari bahasa Yunani : εὐθανασία ; "kematian yang baik") adalah
tindakan membunuh binatang atau memungkinkan untuk mati dengan tindakan medis
pemotongan ekstrim. Alasan eutanasia termasuk kondisi atau penyakit yang tidak dapat
disembuhkan (dan terutama menyakitkan). Metode eutanasia dirancang untuk
menimbulkan rasa sakit dan penderitaan yang minimal. Eutanasia berbeda dari
penyembelihan hewan dan pengendalian hama meskipun dalam beberapa kasus
prosedurnya sama.
Eutanasia hewan sering digunakan sebagai upaya terakhir untuk mengendalikan
populasi hewan. Di Paroki Tangipahoa, Louisiana, paroki tersebut melakukan euthanasia
massal terhadap seluruh populasi penampungan hewan, termasuk 54 kucing dan 118
anjing yang dibunuh karena wabah penyakit yang menyebar di antara hewan.
Pengebirian adalah pilihan lain yang tersedia untuk mengendalikan populasi hewan.
Acara tahunan Spay Day USA didirikan oleh Doris Day Animal League untuk
mempromosikan sterilisasi hewan peliharaan, terutama yang berada di tempat
penampungan hewan, sehingga populasinya tetap terkendali. Kontrasepsi satwa liar
digunakan untuk mengatur populasi hewan di alam liar

C. Kurva Kehidupan dalam Populasi


Kurva kehidupan merupakan grafik atau gambaran dari suatu bentuk ketahanan
hidup dari suatu individu dalam kelompok atau populasi. Dalam pengamatan individu-
individu dalam populasi ada 3 tipe dalam menggambarkan tingkat kehidupan individu
dalam populasi berdasarkan pertambahan umur atau pertumbuhan yaitu :
ARTICLE PENDIDIKAN BIOLOGI
EKOLOGI HEWAN
TADRIS BIOLOGI 4 SEMESTER V
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2021
1) Kurva Cekung (Kurva Fisiologis)
Kurva ini menggambarkan bahwa laju kematian populasi sangat tinggi pada
saat berumur muda dibandingkan populasi berumur tua, pada saat berumur tua
tingkat populasi menurun. Contohnya gajah, beruang, dan munusia.
2) Kurva Diagonal (Kurva Ekologi)
Kurva ini menggambarkan tingkat suatu populasi dalam keadaan seimbang
atau konstan. Contohnya mammalia, kadal, dan burung.
3) Kurva Cembung (Kurva Maturasi)
Merupakan kurva kehidupan suatu populasi yang tingkat kematian populasi
pada saat muda rendah dan pada saat tua tingkat kematian lebih tinggi. Individu yang
ada populasi cendrung berumur panjang (Ito,1959).
Ada dua pola dasar pertumbuhan berdasar pada kurva pertumbuhan yaitu :
a) Kurva J
Pada pola pertumbuhan bentuk J kepadatan naik dengan cepat secara
eksponensial kemudian berhenti mendadak karena hambatan lingkungan atau faktor
pembatas bekerja secara efektif secara mendadak. Batas atas dimana tidak ada
pertumbuhan lagi merupakan asimptot dari kurva sigmoid yang biasa disebut daya
dukung lingkungan atau daya topang. Pada pola pertumbuhan bentuk J tidak terdapat
tingkat keseimbangan akan tetapi batas N merupakan batas yang ditentukan oleh
lingkungan. Persamaan untuk kurva bentuk J adalah persamaan eksponensial hanya
harga N terbatas.

b) Kurva S
Pada pola pertumbuhan populasi bentuk sigmoid populasi mula-mula naik
secara lambat kemudian menjadi cepat kemudian lambat kembali setelah hambatan
lingkungan kembali mulai bekerja dan akhirnya hampir seimbang.
D. Konservasi Sumber Daya Alam
1. Pendahuluan
Konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam yang
pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan
nilainya. Konservasi juga merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk melestarikan
atau melindungi alam. Sedangkan menurut ilmu lingkungan, konservasi dapat diartikan
sebagai berikut :
1. Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang
berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang
sama tingkatannya.
2. Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber
daya alam (fisik)
3. Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kimia atau
transformasi fisik
4. Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan. Suatu keyakinan
bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keanekaragaman
genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan
alaminya.
Konservasi sumber daya Alam di Indonesia mulai memperoleh perhatian pada tahun
1970-an. Sejak saat itu konservasi sumber daya alam di Indonesia mulai berkembang.
Tujuan dilaksanakannya konservasi tersebut adalah untuk :
- Memelihara proses ekologi yang penting dan sistem penyangga kehidupan;
- Menjamin keanekaragaman genetik;
- Pelestarian pemanfaatan jenis dan ekosistem
Berdasarkan konsep, cakupan, konservasi dapat dinyatakan bahwa konservasi
merupakan sebuah upaya untuk menjaga, melestarikan, dan menerima perubahan
dan/atau pembangunan. Perubahan yang dimaksud bukanlah perubahan yang terjadi
secara drastis dan serta merta, melainkan perubahan secara alami yang terseleksi. Hal
tersebut bertujuan untuk tetap memelihara identitas dan sumber daya lingkungan dan
mengembangkan beberapa aspeknya untuk memenuhi kebutuhan arus modernitas dan
kualitas hidup yang lebih baik. Dengan kata lain bahwa dalam konsep konservasi terdapat
alur memperbaharui kembali (renew), memanfaatkan kembali (reuse), mengurangi
(reduce), mendaurulang kembali (recycle), dan menguangkan kembali (refund).
2. Sejarah Konservasi Sumber Daya Alam
Selama periode 1974-1982, bidang konservasi alam di Indonesia mengalami
kemajuan yang pesat. Perhatian para peneliti sudah mulai timbul dan tenaga-tenaga ahli
Indonesia yang bekerja di bidang konservasi alam semakin meningkat jumlahnya. Pada
ARTICLE PENDIDIKAN BIOLOGI
EKOLOGI HEWAN
TADRIS BIOLOGI 4 SEMESTER V
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2021
tahun 1982, di Bali diadakan Kongres Taman Nasional Sedunia ke-3 yang menghasilkan
Deklarasi Bali. Terpilihnya Bali sebagai tempat kongres mempunyai dampak yang positif
bagi pengelolaan Hutan Suaka Alam dan Taman Nasional di Indonesia. Perkembangan
kawasan konservasi terus meningkat, hingga tahun 1986 luas kawasan perlindungan dan
pelestarian alam mencapai 18,7 juta hektar. Di samping itu, dilakukan pula program
perlindungan dan pelestarian terhadap satwa liar dan tumbuhan alam yang keadaan
populasi serta penyebarannya mengkhawatirkan ditinjau dari segi kelestariannya. Pada
tahun 1978 tercatat tidak kurang dari 104 jenis telah dinyatakan sebagai satwa liar yang
dilindungi. Sampai dengan tahun 1985, keadaan berubah menjadi 95 jenis mamalia, 372
jenis burung, 28 jenis reptil, 6 jenis ikan dan 20 jenis serangga yang dilindungi.
3. Permasalahan Konservasi
Permasalahan lingkungan hidup yang kini menjadi permasalahan dunia tidak
terlepas dari adanya pengelolaan terhadap lingkungan hidup yang tidak terkontrol dengan
baik. Dampak negatif yang muncul dalam pengelolaan lingkungan hidup tidak terlepas dari
hakekat pembangunan yang secara sadar melakukan pemanfaatan sumber daya alam untuk
dapat mencapai tujuan pembangunan. Didalam mengelola atau memanfaatkan lingkungan
hidup, “tidak jarang manusia tertarik dan terpesona oleh tujuan yang dikejarnya saja
sehingga tidak menyadari akibat-akibat sampingannya” berupa resiko yang bersifat
langsung muncul maupun “laten” bagi kelanjutan kehidupan manusia beserta generasi di
masa mendatang.

STUDI KASUS
1. Model Pertumbuhan Populasi .Satu Spesies Dengan Tundaan Waktu Diskrit1
Dalam hal ini membahas mengenai model pertumbuhan logistik dengan waktu tunda,
dan diketahui bahwa penundaan dalam pertumbuhan populasi yang mengikuti model
pertumbuhan logistik menyebabkan terjadinya osilasi sehingga mempengaruhi
kestabilan di sekitar titik kesetimbangan. Secara umum semakin besar waktu tunda
dalam pertumbuhan populasi, menyebabkan ketidakstabilan terhadap pertumbuhan.
Dalam hal ini terjadi ledakan populasi dan juga populasi dapat berkurang, sehingga
akhirnya mengalami kepunahan.

1
Rohaeni, Onoy. Model Pertumbuhan Populasi Satu Spesies. Seminar Intern Prodi Matematika FMIPA
UNISBA 2016/2017
2. Model Pertumbuhan Populasi dengan Struktur Umur2
Dalam jurnal ini membahas model Leslie dengan modifikasi kelas umur terakhir tidak
seragam. Parameter-parameter kesuburan dan kebertahanan hidup individu pada
matriks Leslie ini sangat menentukan distribusi populasi. Sehingga dibahas pula
skenario untuk menentukan parameter-parameter tersebut menggunakan tabel
peluang kebertahanan hidup. Selanjutnya matriks Leslie yang dihasilkan digunakan
untuk memprediksi distribusi penduduk di tahun-tahun berikutnya. Akan dibahas
pula modifikasi model Leslie dengan faktor logistik / daya dukung lingkungan dan
faktor migrasi. Prediksi pertumbuhan penduduk Amerika Serikat dengan
memperhitungkan efek logistik dan migrasi memberikan prediksi yang lebih baik.

Saran
Penulis menyadari bahwa artikel ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis sangat menunggu kritik dan saran yang membangun dari pembaca semua sehingga
penulis bisa menyusun artikel berikutnya dengan lebih baik.

REFERENSI

Hutasuhut, Melfa Aisyah. 2020. Diktat Ekologi Tumbuhan. Fakultas Sains & Teknologi : UIN
Sumatera Utara Medan
Kimball, J. W., 1983, Biologi Jilid 3, Erlangga, Jakarta.
Rohaeni, Onoy. Model Pertumbuhan Populasi Satu Spesies. Seminar Intern Prodi
Matematika FMIPA UNISBA 2016/2017
Sumarto, Saroyo., & Roni Koneri. 2016. Ekologi Hewan. Bandung : CV. Patra Media Grafindo.
Pudjaprasetya, Rosiana SR. 2014. Model Pertumbuhan Populasi dengan Struktur Umur.
IndoMS Journal on Industrial and Applied Mathematics, Vol 1 (1) : 35-42

2
Pudjaprasetya, Rosiana SR. 2014. Model Pertumbuhan Populasi dengan Struktur Umur. IndoMS
Journal on Industrial and Applied Mathematics, Vol 1 (1) : 35-42

Anda mungkin juga menyukai