Anda di halaman 1dari 25

“MANUSIA, ALAM, TEKNOLOGI DAN KEBUDAYAAN”

OLEH KELOMPOK 4

1. RIDHATUL JANNAH
2. AYU GUSTI RAHAYU
3. MUH. BASYIER
4. FITRI S DJALIL
5. ANDI TENRI WARU
6. GUSNIARTI

UNIVERSITAS PANCASAKTI

MAKASSAR

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari alam sekitarnya.


Menurut berbagai cerita dan sistem kepercayaan (religi) bahwa manusia tercipta oleh
Tuhan dan hidup berdampingan dengan makhluk lain di muka bumi. Dalam
pandangan teori Evolusi menurut Darwin (meski pada perkembangannya kemudian
banyak yang menentang), dikatakan bahwa kehidupan manusia berevolusi dalam
menjaga ekistensi generasi mereka dengan cara “berjuang” atau “survive”,
berkompetisi dengan makhluk lain sehingga pada akhirnya manusia berhasil “eksis”
sampai sekarang mengalahkan makhluk lain yang lebih besar, kuat, berbahaya dan
banyak.

Secara Antropologis, keberadaan manusia sejak awal keberadaannya,


berkembang dan mampu beradaptasi dengan lingkungan alam sekitarnya,
dikarenakan manusia memiliki sistem akal dan sistem naluri atau insting yang mampu
menangkap fenomena alam dan menyikapinya secara adaptif sehingga menciptakan
“kebudayaan” sebagai “sistem adaptasi” yang mereka ciptakan dalam kaitannya
menjaga eksistensi hubungan dengan alam sekitarnya (Daeng, 2008). Oleh sebab itu,
kemudian dikenal suatu konsep bahwa terdapat kaitan erat antara manusia, alam dan
kebudayaan sebagai suatu relasi triangulasi kebudayaan. Dalam hal mana bahwa
manusia menciptakan kebudayaannya untuk menanggulangi keadaan yang terjadi
dalam lingkungan alamnya atau sebaliknya bahwa alam membentuk kebudayaan dari
manusia yang hidup dalam lingkungan alam tersebut (Brue, 2007).

Manusia menggunakan teknologi karena memiliki akal. Dengan akalnya


manusia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman, dan
sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan akalnya
untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.Kemajuan teknologi adalah
sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi
akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan
untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Teknologi juga
memberikan banyak kemu-dahan, serta sebagai cara baru dalam melaku-kan aktivitas
manusia. Manusia juga sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-
inovasi teknologi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini (Indrawardana I,
2012)

Setiap masyarakat manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan baik


perubahan cepat ataupun perubahan lambat, perubahan terbatas maupun perubahan
luas. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-
norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan,
kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya. Perubahan itu terjadi
sebagai akibat karena masyarakat mengalami proses perubahan dalam bermasyarakat.
(Soekanto, 2001)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan Manusia dengan Alam/Lingkungan?
2. Bagaimana hubungan Manusia dengan Teknologi?
3. Bagaimana hubungan Manusia, Teknologi dan Sosial Budaya?

C. Tujuan
1. Mengetahui hubungan Manusia dengan Alam/Lingkungan.
2. Mengetahui hubungan Manusia dengan Teknologi.
3. Mengetahui hubungan Manusia, Teknologi, dan Sosial Budaya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hubungan Manusia Dengan Alam/Lingkungan


Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan
antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal
diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya. Berikut
ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
1.     NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan
rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
2.     ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau
yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.
3.     UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan
prana atau badan fisik.
4.     SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku
datar dan lebar.
5.     KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak
dinyatakan.
6.     OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang
berfikir, serta manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal,
dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan
lingkungan (Ahmadi, 1997)

Hubungan manusia dan alam merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Manusia sebagai makhluk hidup tentu untuk
mempertahankan hidupnya pastilah membutuhkan alam sebagai tempat untuk hidup.
Akan tetapi disamping itu alam semesta akan dapat terjamin kelansungan dan
kelestariannya sangat tergantung pada manusia. Dalam konteks ilmu alam inilah yang
disebut dengan simbiosis mutualisme bahwa antara manusia dan alam semesta
memiliki ketergantungan satu sama lain. Pada dasarnya manusia dengan seluruh
potensi yang dimilikinya sangat memahami bahwa dirinya adalah satu-satunya
makhluk yang bertanggung jawab terhadap kelestarian alam semesta (Hariyono,
2018).

Manusia sebagaimana makhluk lainnya memiliki keterkaitan dan


ketergantungan terhadap lingkungannya. Manusia tidak akan pernah bisa hidup tanpa
adanya dukungan dari lingkungannya. Relasi manusia dan lingkungan merupakan 
hubungan yang  saling  timbal balik  karena manusia hidup di alam lingkungan hidup
dan alam sebagai lingkungan hidup juga membutuhkan manusia untuk
pelestariannya. Jadi, manusia butuh alam untuk kehidupannya dan alam juga
membutuhkan manusia untuk pelestariannya (Hariyono, 2018).

Pengertian ekologi

“Ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia
dengan lingkungannya”, maka kita dapat mengambil sudut pandang ekologi untuk
membahas kajian manusia dan lingkungan dengan disokong oleh segi kepentingan
manusia, yaitu untuk manusia. Pendekatan ini disebut pendekatan antroposentris,
anthropos berarti manusia. Ada ilmu yang disebut sosiologis manusia, dan ada ilmu
ekologi manusia (Azka mufida, 2017).

1. Lingkungan hidup manusia


Manusia hidup, tumbuh, dan berkembang dalam lingkungan alam dan sosial-
Budayanya. Dalam lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosistem yang
kini suatu unit atau satuan fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan
lingkungnnya. Dalam ekosistem terdapat komponen biotik dan abiotik. Komponen
biotik pada umumnya merupakan faktor lingkungn yang mempengaruhi makhluk-
makhluk hidup diantaranya:
a. Tanah yang merupakan tempat tumbuh bagi tumbuh-tumbuhan, dimana
tumbuhan memperoleh bahan-bahan makanan atau mineral-mineral untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, karena ini juga merupakan tempat tinggal
manusia dan hewan-hewan
b. Udara atau gas-gas yang membentuk atmosfer. Oksigennya diperlukan untuk
bernafas, gas karbondioksidanya diperlukan tumbuhan untuk memproses
fotosintesis
c. Air, baik sebagai tempat tinggal makhluk-makhluk hidup yang tinggal di
dalam air, maupun air yang berbentuk sebagai uap yang menentukan
kelembaban dari udara, yang besar pengaruhnya bagi banyaknya makhluk
hidup yang hidup didarat
d. Cahaya, terutama cahaya matahari banyak mempengaruhi keadaan makhluk-
makhluk hidup
e. Suhu atau temperature, merupakan juga faktor lingkungan yang sering besar
pengaruhnya terhadap kebanyakan makhluk-makhluk hidup(Azka mufida,
2017).

Komponen biotik diantaranya adalah:


a. Produsen, kelompok inilah yang merupakan makhlik hidup yang dapat
menghasilkan makanan dari zat-zat anorganik, umumnya merupakan
makhluk-makhluk hidup yang dapat melakukan proses fotosintesis.
b. Konsumen, merupakan kelompok makhluk hidup yang menggunakn atau
makanan zat-zat organik atau makanan yang dibuat oleh produsen
c. Penguraian adalah makhluk hidup atau organisme yang mengurangkan sisa-
sisa atau makhluk hidup yang sudah mati

Selain itu didalam lingkungan terdapat faktor-faktor berikut ini:


a. Rantai makanan, yakni siklus makanan antara produsen,konsumen dan
pengurai,baik di darat,laut maupun udara.
b. Habitat dimana setiap makhluk hidup memiliki tempat hidup tertentu, dengan
keadaan tertentu.
c. Populasi, menurut batasan dalam ekologi,populasi adalah jumlah seluruh
individu dari jenis spesies yang sama pada suatu tempat atau daerah tertentu.
Adapun faktor-fakeor yang menentukan besarnya populasi adalah: kelahiran
menambah besarnya popolasi, kematian mengurangi populasi, perpindahan
keluar mengurangi populasi, sedangkan perpindahan kedalam menanbah
populasi.
d. Komunitas, semua populasi dari semua jenis makhluk hidup yang saling
beinteraksi disuatu daerah disebut komunitas.
e. Biosfer, komunitas bersama-sama dengan faktor-faktor abiotik di tempatnya
membentuk ekosistem. Ekosistem-ekosistem ini terdapat diseluruh permukaan
bumi baik darat, laut, dan udara. Ekosistem-ekosistem ini berhubungan satu
sama lain dengan tidak ada batas tegas antara satu ekositem dengan ekosistem
lainnya. Seluruh ekosistem dipermukaan bumi inilah yang disebut biosfer
(Mufrizon, 2005).
 Kualitas Penduduk dan Lingkungan Kesejahteraan Manusia

Penduduk pada dasarnya adalah orang-orang yang tinggal disuatu tempat yang
secara bersama-sama menyelenggarakan kehidupannya. Penduduk Negara adalah
orang-orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah Negara, tunduk pada kekuasaan
politik Negara dan menjalani kehidupannya di bawah tata aturan Negara yang
bersangkutan. Hal yang berkaitan dengan penduduk Negara meliputi :

a. Aspek kualitas penduduk, mencakup tingkat pendidikan, keterampilan, etos kerja,


dan kepribadian.

b.  Aspek kuantitas penduduk yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan,


persebaran, perataan, dan perimbangan penduduk di tiap wilayah Negara.

Petumbuhan penduduk akan selalu berkaitan dengan masalah lingkungan


hidup. Penduduk dengan segala aktivitasnya akan memberikan dampak terhadap
lingkungan. Demikian pula makin meningkatnya upaya pembangunan menyebabkan
makin meningkat dampak terhadap lingkungan hidup. Dampak lingkungan hidup
adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha
atau kegiatan. Lingkungan hidup bisa berdampak positif dan negatif bagi
kesejahteraan penduduk. Contoh perubahan positif : pembangunan jalan-jalan raya
yang bisa menghubungkan daerah-daerah yang sebelumnya terisolir penghijauan,
penanaman turus jalan. Perubahan yang positif dari lingkungan tersebut tentu dapat
memberikan keuntungan dan sumber kesejahteraan bagi penduduk. Contoh negative
yaitu kerusakan lingkungan hidup (Nur hanifa, 2014).

Kesejahteraan hidup penduduk Negara sangat ditentukan oleh kualitas


penduduk yang bersangkutan. Kulitas penduduk mencerminkan kualitas insani dan
sumber daya manusia yang dimiliki Negara.

 Hubungan Lingkungan dengan Kesejahteraan Manusia

Lingkungan dapat memberikan sumber kehidupan agar manusia dapat hidup


sejahtera. Lingkungan hidup menjadi sumber dan penunjang hidup. Dengan 
demikian, lingkungan mampu memberikan kesejahteraan dalam hidup manusia.
Pada masa sekarang, manusia tetap menginginkan lingkungan sebagai tempat
maupun sumber kehidupannya yang dapat mendukung kesejahteraan hidup. Melalui
ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mengusahakan lingkungan yang
sebelumnya tidak memiliki daya dukung serta lingkungan yang tidak dapat untuk
hidup (unhabitable) menjadi lingkungan yang memiliki daya dukung yang baik dan
bersifat habitable. Contoh : manusia membangun bendungan, dam, atau waduk guna
menampung air. Air tersebut digunakan untuk cadangan jika terjadi kemarau panjang,
air bendungan digunakan untuk mengairi sawah-sawah waega. Air juga digunakan
sebagai penggerak untuk pembangkit listrik. Daerah-daerah yang sebelumnya
gersang, seperti daerah gurun di Arab sekarang ini sudah bisa ditanami pepohonan.
Manusia membuat saluran khusus untuk menyalurkan air sungai ke wilayah tersebut.
Bahkan, dalam waktu tertentu dibuat hujan buatan (Nur hanifa, 2014).

Dewasa ini, manusia dengan kemampuan ilmu pengetahuan yang maju dan
teknologi modern dapat mengatasi keterbatasan lingkungan, terutama yang bersifat
fisik atau lingkungan alam. Daerah-daerah yang pada masa lalu dianggap tidak
mungkin dapat digunakan sebagai tempat hidup, sekarang ini dimungkinkan. Daerah
itu sekarang mampu memberi kesejahteraan bagi hidup manusia berkat penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan
kualitas hidup manusia melalui penciptaan lingkungan hidup yang mendukungnya
(Nur hanifa, 2014).

Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan,


penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan
lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai


tujuan membangun manusia seutuhnya
2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
3. Mewujudkan manusia sebagai Pembina lingkungan hidup.
4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan
generasi sekarang dan yang akan dating.
5. Melindungi Negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah Negara yang
menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan (Nur Hanifa, 2014).

Hakikat pengelolaan lingkungan hidup oleh manusia adalah bagaimana


manusia melakukan berbagai upaya agar kualitas manusia meningkat sementara
kualitas lingkungan juga semakin baik. Lingkungan yang berkualitas pada akhirnya
akan memberikan manfaat bagi manusia, yaitu meningkatkan kesejahteraan (Nur
Hanifa, 2014).

B. Hubungan Manusia Dengan Teknologi

Konsep Teknologi
Manusia pada awalnya tidak mengenal konsep teknologi. Kehadiran
manusia purba pada masa pra sejarah, hanya mengenal tek-nologi sebagai alat
bantunya dalam mencari makan, alat bantu dalam berburu, serta meng-olah
makanan. Alat bantu yang mereka guna-kan sangatlah sederhana, terbuat dari
bambu, kayu, batu, dan bahan sederhana lain yang mudah mereka jumpai di alam
bebas. Misal-nya untuk membuat perapian, ia memanfaat-kan bebatuan yang
dapat memunculkan per-cikan api. Pada awalnya teknologi berkembang secara
lambat. Namun seiring dengan kemajuan tingkat kebudayaan dan peradaban
manusia perkembangan teknologi berkem-bang dengan cepat. Semakin maju
kebuda-yaannya, semakin berkembang teknologinya karena teknologi merupakan
perkembangan dari kebudayaan yang maju dengan pesat (Adib, 2011, p.254).

Secara harfiah teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “tecnologia”


yang ber-arti pembahasan sistematik mengenai seluruh seni dan kerajinan. Istilah
tersebut memiliki akar kata “techne” dalam bahasa Yunani kuno berarti seni
(art), atau kerajinan (craft). Dari makna harfiah tersebut, teknologi dalam bahasa
Yunani kuno dapat didefinisikan sebagai seni memproduksi alat-alat produksi
dan menggunakannya. Definisi tersebut ke-mudian berkembang menjadi
penggunaan ilmu pengetahuan sesuai dengan kebutuhan manusia. Teknologi
dapat pula dimaknai se-bagai ”pengetahuan mengenai bagaimana membuat
sesuatu (know-how of making things) atau “bagaimana melakukan sesuatu”
(know-how of doing things), dalam arti ke-mampuan untuk mengerjakan sesuatu
dengan nilai yang tinggi, baik nilai manfaat maupun nilai jualnya (Martono,
2012, p.276).

Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara


akademis dapatlah dikatakan, bahwa ilmu pengetahuan (body of knowledge), dan
teknologi sebagai suatu seni (state of art) yang mengandung pengertian
berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara bagaimana ber-bagai
sumber, tanah, modal, tenaga kerja, dan keterampilan dikombinasikan untuk
mereal-isasikan tujuan produksi. “secara konven-sional mencakup penguasaan
dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial,
terutama teknologi sosial pembangunan sehingga teknologi itu adalah metode
sistematis untuk mencapai setiap tujuan Insani” (Dwiningrum, 2012, p.153).

Perkembangan teknologi akan mengalami beberapa siklus. Jacob


menjelaskan beberapa siklus perkembangan ilmu penge-tahuan dan teknologi
menjadi lima tahapan. Lima tahapan tersebut dinyatakan sebagai lima siklus
kondratif, yaitu suatu siklus yang akan berulang setiap 50 tahun. Kelima siklus
tersebut adalah: pertama, dimulai dengan revolusi teknologi (tahun 1760); kedua,
di-tandai dengan terbentangnya jaringan kereta api (tahun 1848); ketiga, dimulai
dengan ditemukannya ban berjalan (tahun 1895); keempat, ditandai dengan
ditemukannya tena-ga atom dan motorisasi massal (tahun 1945); dan kelima,
ditandai dengan perkembangan mikro elektronik serta bioteknologi.

Teknologi memperlihatkan fenomena-nya dalam masyarakat sebagai hal


impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia
menjadi lingkup teknis. Sastrapratedja (Dwiningrum, 2012, p.154) menjelaskan
bahwa fenomena teknik pada masyarakat kini, memiliki ciri-ciri se-bagai berikut:

a. Rasionalitas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan


yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
b. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
c. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi, dan rumusan dilaksanakan
serba otomatis. Demikian pula dengan teknik mampu mengeliminasikan kegia-
tan non-teknis menjadi kegiatan teknis.
d. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
e. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling
bergantung.
f. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan
ideologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
g. Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.

Teknologi yang berkembang dengan pesat, meliputi berbagai bidang


kehidupan manusia. Masa sekarang nampaknya sulit memisahkan kehidupan
manusia dengan tek-nologi, bahkan sudah merupakan kebutuhan manusia. Awal
perkembangan teknologi yang sebelumnya merupakan bagian dari ilmu atau
bergantung dari ilmu, sekarang ilmu dapat pula bergantung dari teknologi.
Contohnya dengan berkembang pesatnya teknologi kom-puter dan satelit ruang
angkasa, maka diper-oleh pengetahuan baru dari hasil kerja kedua produk
teknologi tersebut (Dwiningrum, 2012, p.155).

Berdasarkan uraian pendapat di atas kita dapat menyimpulkan dan


menarik suatu benang merah bahwa teknologi merupakan hasil olah pikir
manusia yang pada akhirnya digunakan manusia untuk mewujudkan ber-bagai
tujuan hidupnya, teknologi menjadi sebuah instrumen untuk mencapai tujuan.
Teknologi juga merupakan hasil perkem-bangan rasionalitas manusia. Ketika
keberadaan teknologi dikembangkan dalam struktur tindakan manusia, maka
keberadaan teknologi juga dapat ditempatkan dalam kerangka perkembangan
rasionalitas manusia tersebut.

Ketika manusia masih berada pada tahap irasional (bersifat tradisional


dan afektif), manusia telah mampu menghasilkan berbagai teknologi yang masih
sederhana. Seiring dengan perkembangan rasionalitasnya, manusia telah
menghasilkan berbagai tekno-logi yang cukup rumit, namun pada akhirnya
keberadaan teknologi tersebut dimanfaatkan sebagai alat untuk mencapai tujuan
hidup manusia. Teknologi telah mempengaruhi pola pikir manusia itu sendiri,
dan akibatnya secara tidak langsung teknologi juga sangat mem-pengaruhi
tindakan, dan pola hidup manusia. Teknologi juga dimaknai sebagai alat yang
memperlebar perbedaan kelas dalam masya-rakat. Teknologi menjadi simbol
status bagi si kaya dan si miskin, siapa yang mampu menguasai teknologi, maka
ia akan mampu menguasai manusia yang lain. Manusia menggunakan konsep
tekno-logi baru untuk menunjuk pada timbulnya suatu teknologi yang membawa
dampak penting pada kehidupan sosial. Bagi orang-orang yang hidup 500 tahun
yang lalu, teknologi-baru menunjuk pada proses pen-cetakan, sedangkan pada
masa sekarang, teknologi baru menunjuk pada komputer, satelit, pesawat atau
teknologi komunikasi yang lain. Perubahan kehidupan manusia yang semula
berbasis pertanian menjadi berbasis industri juga sangat dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi (Ngafifi, 2014)

Janji Teknologi

Suatu hal yang perlu mendapat per-hatian khusus adalah bahwa setiap
perkem-bangan teknologi selalu menjanjikan kemu-dahan, efisiensi, serta
peningkatan produk-tivitas. Memang pada awalnya teknologi di-ciptakan untuk
mempermudah manusia untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Be-rikut
ini ada beberapa hal yang dijanjikan teknologi (Martono, 2012, pp.289-291).

1) Teknologi menjanjikan perubahan


Setiap penemuan baru akan melahirkan berbagai perubahan dalam suatu
masyarakat. Ibarat sebuah subsistem, kehadiran teknologi baru sebagai subsistem
baru dalam masya-rakat akan membawa konsekuensi, subsistem lain dalam
sistem tersebut mau tidak mau harus menyesuaikan diri akibat kehadiran
teknologi tersebut. Teknologi pasti akan me-ngubah pola aktifitas keseharian
individu. Kehadiran televisi di rumah misalnya, akan menyebabkan munculnya
agenda baru setiap hari, ada jadwal menonton acara favorit yang sebelumnya
tidak ada. Jadwal mandi, jadwal makan, jadwal minum kopi, jadwal mem-
bersihkan rumah, jadwal belajar, jadwal ken-can, sampai jadwal tidur akan
disesuaikan dengan jadwal acara di televisi. Bahkan su-sunan perabotan di
rumah, meja, kursi, lemari, karpet, sofa, akan disesuaikan dengan di mana kita
meletakkan televisi.

2) Teknologi menjanjikan kemajuan


Teknologi merupakan simbol kemaju-an. Siapa saja yang mampu mengakses
teknologi, maka ia akan mengalami sedikit atau banyak kemajuan ke arah entah
dalam bentuk apa pun. Seseorang tidak akan keting-galan informasi mana kala ia
menggenggam sebuah teknologi. Teknologi telah mempe-ngaruhi gaya hidup,
dan bahkan teknologi juga telah menjadi gaya hidup itu sendiri.

3) Teknologi menjanjikan kemudahan


Teknologi memang diciptakan untuk memberikan kemudahan bagi individu.
Orang tidak perlu susah-susah untuk menghubungi sanak keluarganya di luar
kota, bahkan di luar negeri; mereka cukup menekan beberapa nomor melalui
hanphone. Orang tidak perlu mengantri di depan petugas teller bank untuk
melakukan berbagai transaksi, kita cukup masuk ke ruang ATM dan kita dapat
melaku-kan berbagai transaksi menggunakan mesin tersebut, mulai mengambil
uang, membayar tagihan listrik, air, telepon, membeli pulsa, membeli tiket kereta
api, pesawat, kapal, membayar SPP, mengirim uang ke rekening lain, sampai
membayar tagihan kredit. Ketika kita lapar, kita cukup menekan beberapa nomor
delivery order, kemudian dalam bebe-rapa menit, petugas pengantar makanan
sampai di depan pintu rumah kita. Kita dapat memanfaatkan pesawat terbang
untuk melaku-kan perjalanan jauh dalam waktu singkat; kita tidak perlu bersusah
payah naik ke lantai yang lebih tinggi di sebuah gedung bertingkat, kita cukup
memanfaatkan lift atau eskalator.

4) Teknologi menjanjikan peningkatan produktifitas


Perusahaan besar banyak memanfaat-kan teknologi untuk alasan efisiensi dan
peningkatan produktivitas daripada harus mempekerjakan tenaga kerja manusia
yang memakan banyak anggaran untuk menggaji mereka. Teknologi juga dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan dengan berlipat ganda. Teknologi juga
dapat dimanfaatkan se-bagai alat kontrol untuk mengevaluasi kinerja seseorang.
Teknologi finger print (sistem pre-sensi dengan memanfaatkan sidik jari) misal-
nya, akan dapat mengontrol tingkat kehadiran karyawan di kantor.

5) Teknologi menjanjikan kecepatan


Berbagai pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan cepat manakala kita meman-
faatkan teknologi. Keberadaan komputer akan membantu mempercepat
pekerjaan di kantor, mempercepat pembukuan, teknologi juga akan mempercepat
proses pengiriman doku-men, surat atau file, serta barang. Memasak nasi akan
lebih cepat jika menggunakan rice cooker. Semua pekerjaan dan setiap kesulitan
akan teratasi dengan teknologi.

6) Teknologi menjanjikan popularitas


Manusia dengan mudahnya muncul di layar kaca melalui internet. Situs You
Tube akan memfasilitasi kita untuk bergaya, bisa menjadi narsis, menampakkan
dan mempro-mosikan wajah dan penampilan kita di internet, hanya dengan
berbekal kamera dan modem untuk dapat meng-upload rekaman gambar yang
kita miliki. kita dapat bergaya sesuka hati, dan masyarakat di seluruh dunia dapat
dengan mudah menonton aksi kita. Banyak artis dadakan yang sangat terkenal
setelah ia meng-upload video mereka melalui You Tube, misalnya: Sinta dan
Jojo, dan Briptu Norman Kamaru. Semaunya dapat anda lakukan dengan bantuan
teknologi. Ti-dak hanya itu, kita dapat mencari teman bahkan bertemu jodoh
anda melalui teknologi. Sungguh suatu hal yang sulit dilakukan di masa lampau,
kini ada dalam kenyataan di depan kita. Namun, ada juga aksi-aksi nakal para
anak muda yang menyalahgunakan internet. Lihat saja jutaan video porno yang
dapat dengan mudah di-upload dan di-down-load melalui internet. Hal ini
semakin me-nguatkan pendapat bahwa kita dapat berbuat apa saja dengan
teknologi. Kita dapat mem-peroleh keuntungan, sekaligus kita juga dapat
memperoleh banyak kerugian.
Masyarakat Digital

Era modern diidentikkan dengan era masyarakat digital. Setiap aktivitas


manusia akan digerakkan melalui serangkaian tekno-logi digital. Teknologi ini
dioperasikan de-ngan menekan beberapa digit (angka) yang di susun dengan
berbagai urutan. Relasi yang terbangun di antara individu adalah relasi
pertukaran digital, setiap manusia hanya me-lakukan serangkaian transaksi atau
interaksi melalui simbol-simbol digital. Transaksi per-dagangan, komunikasi,
semuanya digerakkan secara digital. Setiap individu akan memiliki identitas
digital yang mampu mengenali siapa dirinya, setiap manusia sudah diberi nomor
urut: melalui nomor identitas (e-KTP), nomor handphone, nomor telepon, nomor
rekening bank, nomor ATM, nomor rekening listrik, rekening telepon, rekening
air, PIN (Personal Identification Number) ATM, semuanya menggunakan sistem
digital.

Interaksi antarmanusia digerakkan de-ngan teknologi serba digital:


komputer, inter-net, mesin ATM, telepon, handphone, dan sebagainya, semuanya
digerakkan secara digi-tal. Kita dapat membeli sesuatu hanya dengan menggesek
kartu ATM dan menekan bebe-rapa nomor PIN, demikian halnya untuk
membayar tagihan kamar hotel, membeli tiket, dan sebagainya. Pengiriman uang
dapat dilakukan dalam hitungan detik hanya dengan menekan beberapa digit nilai
uang yang akan dikirim dan beberapa digit nomor rekening tujuan. Bukan uang
yang dikirim, melainkan hanya sederet angka yang berpindah dari re-kening satu
ke rekening yang lain (Martono, 2012, p.292).

Dalam kepustakaan, teknologi memiliki berbagai ragam pendapat yang


menyatakan teknologi adalah transformasi kebutuhan (perubaan bentuk dari
alam). Teknologi adalah kenyataan yang diperoleh dari dunia ide. Secara
konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas
juga mencakup teknologi sosial terutama teknologi sosial pembangunan sehingga
teknologi itu menjadi metode sistematis untuk mencapai tujuan insani.
Sedangkan teknologi dalam makna subyektif adalah keseluruhan peralatan dan
prosedur yang disempurnakan. Jadi secara umum, teknologi adalah keseluruhan
sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan
dan kenyamanan hidup manusia (Ngafifi, 2014).
C. Hubungan Manusia, Teknologi dan Sosial Budaya

Kebudayaan merupakan hasil interaksi kehidupan bersama. Manusia


sebagai anggota masyarakat senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Suatu
gerak konjungsi atau perubahan naik turunnya gelombang kebudayaan suatu
masyarakat dalam kurung waktu tertentu disebut dinamika kebudayaan. Dalam
proses perkembangannya, kreativitas dan tingkat peradaban masyarakat sebagai
pemiliknya sehingga kemajuan kebudayaan yang ada pada suatu masyarakat
sesungguhnya merupakan suatu cermin dari kemajuan peradaban masyarakat
tersebut (Wahyudi, 2016).

Perbedaan mendasar yang menempatkan manusia sebagai makhluk yang


tertinggi adalah manusia memiliki budi atau akal pikiran sehingga manusia
menjadi satusatunya makhluk hidup yang memiliki kemampuan menciptakan hal-
hal yang berguna bagi kelangsungan kehidupannya (makhluk berbudaya). Manusia
harus beradaptasi dengan lingkungannya untuk mengembangkan pola-pola
perilaku yang akan membantu usahanya dalam memanfaatkan lingkungan demi
kelangsungan hidupnya. Manusia juga membuat perencanaan-perencanaan untuk
memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan. Semua yang dihasilkan dan
diciptakan oleh manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidup itu disebut
kebudayaan (Bahar, 2017).

Kebudayaan masyarakat, itu bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil


karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang
mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan di
dalamnya (Wahyudi, 2016)

Antara manusia dan masyarakat serta kebudayaan ada hubungan yang


erat. Tanpa masyarakat, manusia dan kebudayaan tidak mungkin berkembang
layak. Tanpa manusia tidak mungkin ada kebudayaan. Tanpa manusia tidak
mungkin ada masyarakat. Wujud kebudayaan ada yang rohani misalnya adat
istiadat dan ilmu pengetahuan. Ada yang jasmani, misalnya pakaian, artinya
filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang terdalam maka filsafat termasuk
kebudayaan. Selain ilmu merupakan unsure dari kebudayaan, antara ilmu dan
kebudayaan ada hubungan timbal balik. Perkembangan ilmu tergantung pada
perkembangan kebudayaan, sedangkan perkembangan ilmu dapat
memberikan pengaruh pada kebudayaan. Keadaan social dan kebudayaan,
saling tergantung dan saling mendukung, Pada beberapa kebudayaan, ilmu
dapat berkembang dengan subur. Di sini ilmu mempunyai peran ganda,
yakni:pertama, Ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung
pengembangan kebudayaan;kedua, ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi
pembentukan watak bangsa. Pada kenyataannya kedua fungsi ini terpadu satu
sama lain dan sukar dibedakan. Dengan demikian, terdapat nilai-nilai
ilmiah pada pengembangan kebudayaan nasional yang didasarkan ke arah
peningkatan peranan keilmuan (Wahyudi, 2016).

Perubahan sosial terbagi atas dua wujud sebagai berikut: 1). Perubahan
dalam arti kemajuan (progress) atau menguntungkan. 2) Perubahan dalam arti
kemunduran (regress) yaitu yang membawa pengaruh kurang me-nguntungkan
bagi masyarakat. Jika perubahan sosial dapat bergerak ke arah suatu kemajuan,
masyarakat akan berkembang. Sebaliknya, perubahan sosial juga dapat
menyebabkan kehidupan masyarakat mengalami kemundur-an. Kemajuan
teknologi di satu sisi merupa-kan contoh perubahan sosial yang bersifat kemajuan
karena mempermudah aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup-nya.
Namun, di sisi lain kemajuan teknologi juga merupakan contoh perubahan sosial
yang bersifat kemunduran karena manusia menjadi tergantung dengan teknologi
(budak tekno-logi) bukan manusia yang menguasai teknolo-gi akan tetapi
teknologi yang menguasai manusia.

Perubahan Pola Hidup Akibat Kemajuan Teknologi

Dahulu, para petani di lingkungan tempat tinggal saya masih menggunakan


bantuan tenaga hewan dalam mengerjakan/-membajak sawahnya dan juga dibantu
oleh tetangga dalam menanam padi atau tanaman lainnya. Namun saat ini, dengan
berkembang-nya teknologi, para petani telah menggunakan traktor dalam
membajak sawah dan juga su-dah menggunakan mesin perontok padi untuk
mengolah hasil panenannya. Selain teknologi dalam bidang pertanian, teknologi
yang berkaitan dengan komunikasi pun berkem-bang pesat. Dahulu, apabila ingin
berkomuni-kasi jarak jauh memerlukan waktu yang lama. Akan tetapi, alat
komunikasi saat ini sudah canggih. Misalnya melalui telepon seluler yang saat ini
satu orang tidak hanya memiliki satu alat komunikasi tersebut. Bahkan, se-karang
anak usia remaja bahkan yang masih anak-anak sekalipun telah mengenal apa itu
facebook, email, twitter, dan lain sebagainya. Itulah contoh-contoh perubahan pola
hidup manusia akibat kemajuan teknologi.
Pola hidup manusia selalu mengalami perubahan seiring perkembangan
zaman. Kehidupan yang semakin modern membawa manusia pada pola perilaku
yang unik, yang membedakan individu satu dengan individu lain dalam persoalan
gaya hidup. Bagi sebagian orang gaya hidup merupakan suatu hal yang penting
karena dianggap sebagai sebuah bentuk ekspresi diri. Pola hidup merupakan pola-
pola tindakan yang membe-dakan antara satu orang dengan orang lain, yang
berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang mungkin tidak dapat dipahami
oleh orang yang tidak hidup dalam masyarakat modern.

Menurut Talcott Parson (Dwiningrum, 2012, p.51), masyarakat modern


digambarkan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Netralitas efektif yaitu bersikap netral, bahkan dapat menuju sikap tidak mem-
perhatikan orang lain atau lingkungan.
b. Orientasi diri, yaitu lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri.
c. Universalisme, yaitu menerima segala se-suatu dengan obyektif
d. Prestasi, yaitu masyarakatnya suka me-ngejar prestasi.
e. Spesifitas, yaitu berterus terang dalam mengungkapkan segala sesuatu.

Peran teknologi dalam mempengaruhi perubahan pola hidup manusia


bukanlah sebuah hal yang perlu dipertanyakan lagi. Manusia tidak akan mampu
hidup tanpa teknologi. Manusia purba, misalnya, telah lama mengenal teknologi
sebagai alat bantu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ke-banyakan teknologi
itu terbuat dari bahan-bahan atau materi yang sangat sederhana. Teknologi dapat
menyatukan masyarakat, dapat pula memisahkan masyarakat. Ada empat
perubahan kecenderungan berpikir yang diakibatkan oleh perkembangan teknolo-
gi, yaitu: pertama, tumbuhnya reifikasi, yaitu anggapan bahwa yang semakin luas
dalam kenyataan harus diwujudkan dalam bentuk-bentuk lahiriah dan diukur
secara kuantitatif. Kedua, manipulasi yaitu kemampuan mani-pulasi yang tinggi
bagi kerangka berpikir manusia yang disebabkan kemampuan tekno-logi dalam
mengubah dan mengolah benda-benda alamiah menjadi sesuatu yang bersifat
artifisial demi memenuhi kepentingan ma-nusia. Ketiga, fragmentasi, yaitu adanya
spe-sialisasi dalam pembagian kerja yang akhir-nya menuntut profesionalisme
dalam dunia kerja. Keempat, individualisasi, yang diciri-kan dengan semakin
renggangnya ikatan sese-orang dengan masyarakatnya dan semakin besarnya
peranan individu dalam tingkah laku sehari-hari (Martono, 2012, p.278).
Pengaruh Kemajuan Teknologi Bidang Sosial Budaya
Beberapa bentuk perubahan perilaku sosial budaya akibat teknologi antara lain se-
bagai berikut:
1) Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa
kini semakin besar porsi wanita yang me-megang posisi sebagai pemimpin, baik
dalam dunia pemerintahan maupun da-lam dunia bisnis. Bahkan perubahan peri-
laku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin me-
nonjol.
2) Meningkatnya rasa percaya diri. Kemaju-an ekonomi di negara-negara Asia me-
lahirkan fenomena yang menarik. Per-kembangan dan kemajuan ekonomi telah
meningkatkan rasa percaya diri dan ke-tahanan diri sebagai suatu bangsa akan
semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa
Asia.
3) Tekanan, kompetisi yang tajam di ber-bagai aspek kehidupan sebagai konse-
kuensi globalisasi, akan melahirkan gene-rasi yang disiplin, tekun dan pekerja
keras (Ngafifi, 2014)

Pengaruh Negatif
Meskipun teknologi memberikan banyak manfaat bagi manusia, namun di sisi
lain kemajuan teknologi akan berpengaruh negatif pada aspek sosial budaya:
a. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan
remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada
upaya pemenuhan berbagai ke-inginan material, telah menyebabkan sebagian
warga masyarakat menjadi kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani.
b. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat
semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti
gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan kekuatan
sentripetal yang berperan pen-ting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat
lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja
dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti per-kelahian,
corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan
c. Pola interaksi antarmanusia yang ber-ubah. Kehadiran komputer pada keba-
nyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola inter-aksi
keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telepon telah membuka peluang
bagi siapa saja untuk berhubung-an dengan dunia luar. Program Internet Relay
Chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan
kehidupannya sendiri. Selain itu tersedia-nya berbagai warung internet (warnet)
telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan
saluran internet sendiri untuk berkomuni-kasi dengan orang lain melalui internet.
Kini semakin banyak orang yang meng-habiskan waktunya sendirian dengan
komputer. Melalui program Internet Relay Chatting (IRC) anak-anak bisa asyik
mengobrol dengan teman dan orang asing kapan (Ngafifi, 2014).

Solusi Mengatasi Dampak Negatif Kemajuan Teknologi


Kemajuan teknologi merupakan bagian dari konsekuensi modernitas dan
upaya eksis-tensi manusia di muka bumi. Oleh karena itu, dampak negatif yang
timbul sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadi kewajiban bersama umat
manusia untuk mengatasinya. Dengan adanya consciousness (kesadaran) bersama
maka kita yakin bahwa generasi mendatang akan lebih smart dan bermartabat.
Berikut ini diuraikan peran yang semestinya dilakukan oleh keluarga, sekolah
(institusi pendidikan), masyarakat, dan negara untuk menekan serta mengatasi
pengaruh negatif dari kemajuan teknologi pada masyarakat postmodern.

Adapun peran keluarga diantaranya sebagai berikut.


1) Sebagai agen sosialisasi yang pertama dan yang utama, keluarga seharusnya
dapat menanamkan nilai dan norma yang positif kepada anak dengan membekali
dan meletakkan pondasi keimanan yang kokoh kepada anak. Hal ini dimaksudkan
agar anak tidak menjadi angkuh dan me-lupakan Tuhan dalam aktifitas kehi-dupan
modern yang serba canggih.
2) Keluarga harus selektif dalam menen-tukan skala prioritas kebutuhan teknologi
bagi keluarga. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mengurangi cara hidup ma-
nusia modern yang cenderung konsumtif
terhadap produk teknologi. Selain itu, penentuan skala prioritas diperlukan agar
teknologi yang dipergunakan benar-benar memberikan manfaat yang besar bagi
keluarga. Misalnya, jika suatu keluarga sudah memiliki sebuah televisi mereka
tidak perlu membeli televisi untuk setiap anggota keluarga yang diletakkan di
kamar masing-masing, karena hal itu akan mengakibatkan pemborosan dan
merupakan pola hidup yang tidak efektif dan efisien.
3) Orang tua harus update terhadap perkem-bangan teknologi sehingga mereka
tidak gaptek. Setidaknya orang tua modern saat ini harus memiliki kemampuan
dalam penggunaan smartphone, internet basic (email, browsing, blogging, and
cathing), dan jika memungkinkan penggunaan so-sial media online seperti: yahoo
messe-nger, facebook, twitter, skype, dan inter-net relay chatting.
4) Perlunya bimbingan dan pengawasan dari orang tua kepada anak-anaknya
dalam pemanfaatan teknologi, khususnya tekno-logi informasi dan komunikasi
seperti televisi, handphone, komputer dan internet.
5) Orang tua meluangkan waktu untuk berkumpul, bermain, dan bercengkrama
dengan anggota keluarga. Dengan demi-kian akan terjalin interaksi yang baik se-
hingga harmonisasi hubungan dalam keluarga dapat terjaga.
6) Menumbuhkan kesadaran kepada anak tentang dampak negatif dari teknlogi ba-
gi kehidupan mereka di masa depan. Upaya ini dapat dilakukan dengan mem-
berikan kebebasan kepada anak dalam memanfaatkan teknologi namun harus bisa
dipertanggungjawabkan (Ngafifi, 2014).

Peran sekolah diantaranya adalah sebagai berikut.


1) Sebagai lembaga yang memegang peran efektif dalam menanggulangi dampak
negatif kemajuan teknlologi, sekolah per-lu menetapkan seperangkat aturan atau
tata tertib sekolah yang jelas kepada peserta didik berkaitan dengan peman-faatan
dan penggunaan teknologi di seko-lah. Misalnya sekolah melarang siswa SMP
membawa handphone ke sekolah. Aturan ini selain untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan (pencurian hp) juga bermaksud agar siswa lebih fokus
dalam pembelajaran di sekolah.
2) Dalam pembelajaran, guru selalu mem-berikan sosialisasi dan penekanan
tentang manfaat serta dampak buruk dari tekno-logi bagi anak. Dengan demikian
diha-rapkan siswa menjadi lebih bijaksana dalam memanfaatkan teknologi.
3) Mempertimbangkan pemakaian teknologi informasi dalam pendidikan,
khususnya untuk anak di bawah umur yang masih harus dalam pengawasan ketika
sedang melakukan pembelajaran dengan teknolo-gi informasi. Sekolah hendaknya
melakukan analisis untung ruginya pemakaian teknologi tersebut bagi peserta
didik.
4) Tidak menjadikan teknologi informasi sebagai media atau sarana satu-satunya
dalam pembelajaran, misalnya sekolah tidak hanya mendownload e-book, tetapi
masih tetap membeli buku-buku cetak, tidak hanya berkunjung ke digital libra-ry,
namun juga masih berkunjung ke per-pustakaan.
5) Guru hendaknya memberikan pengajaran etika dalam berteknologi informasi
agar teknologi informasi dapat dipergunakan secara optimal tanpa menghilangkan
etika (Ngafifi, 2014).
Peran masyarakat diantaranya sebagai berikut.
1) Masyarakat dalam kapasitasnya sebagai konsumen teknologi hendaknya perlu
memfilter teknologi yang masuk ke dalam masyarakat. Dalam era globalisasi tentu
masyarakatnya tidak harus seperti suku badui dalam (Banten) yang anti teknologi
modern, tetapi masyarakat kita juga harus sadar bahwa kita sebagai masyarakat
timur harus mampu men-cerna teknologi yang bermanfaat bagi kemajuan
masyarakat kita.
2) Dalam kapasitasnya sebagai produsen produk teknologi masyarakat hendaknya
tidak hanya mementingkan market orien-ted dan profit oriented, namun perlu
memikirkan dampak dari produk tekno-logi tersebut bagi masyarakat kita secara
khusus dan masyarakat dunia pada umumnya. Artinya teknologi yang di-
kembangkan hendaknya bertujuan untuk meningkatkan peradaban manusia bukan
untuk menghancurkannya. Contohnya, teknologi nuklir dikembangkan untuk
mengatasi kelangkaan bahan bakar listrik bukan untuk senjata pemusnah massal
(Ngafifi, 2014).

Adapun peran negara diantaranya adalah sebagai berikut.


1) Sebagai regulator dan fasilitator negara hendaknya membuat peraturan khusus
untuk membatasi situs-situs di internet yang berpotensi merusak moralitas ma-
syarakat Indonesia. Misalnya, pemerintah melalui menkominfo melakukan
tindakan blocking terhadap situs-situs pornografi, melakukan kritik terhadap
tulisan atau artikel yang bernuansa SARA seperti kritik terhadap pembuatan
karikatur Nabi Muhammad, atau film Innocense of Muslim yang baru-baru ini
dibuat oleh orang Amerika Serikat.
2) Membuat aturan dan sanksi yang tegas terhadap penyalahgunaan internet dan
kejahatan internet. Misalnya, memberi-kan hukuman kepada pelaku dan pen-yebar
pornografi, bekerjasama dengan interpol untuk mencegah dan menangani kasus-
kasus kejahatan internet (cyber crime).
3) Pemerintah harus menjadi contoh yang baik bagi masyarakat dalam
berteknologi yang bijaksana, hemat, dan ramah ling-kungan. Contoh, pejabat
negara tidak menghamburkan uang untuk pembelian kendaraan dinas yang mahal,
tidak boros dalam menggunakan listrik, dan tidak menyalahgunakan kekuasaan
dan jabatan untuk mendapatkan fasilitas khusus di bidang teknologi.
4) Membuat kebijakan yang tepat berkaitan dengan kemajuan teknologi
transportasi. Misalnya, subsidi BBM (BBM Premium) hanya untuk kendaraan
angkutan, dan roda dua, serta kendaraan dengan kriteria khusus, membatasi
kepemilikian kenda-raan baik roda dua maupun roda empat untuk mengurangi
tinngkat polusi dan kemacetan, menetapkan standar kadar emisi gas buang
kendaraan tanpa rekaya-sa, menetapkan batas maksimum beban angkutan
kendaraan (tonase) tanpa pu-ngutan liar dari petugas, menyediakan sarana
transportasi masa yang lebih baik, dan menjalankan program konversi ba-han
bakar yang lebih efisien dan berke-lanjutan.
5) Mengembangkan Lembaga Riset dan Teknologi (Ristek) sebagai upaya untuk
menuju kemandirian dan kemajuan bang-sa. Misalnya, memperkuat kembali in-
dustri pesawat terbang (IPTN), krakatau steel, Pindad, otomotif (mobil kiat Esem-
ka), dan industri lain yang memungkin-kan untuk dikembangkan.
6) Tidak melakukan penjualan terhadap aset-aset negara yang strategis seperti
komunikasi, pertambangan, minyak bumi kepada bangsa asing yang pada akhirnya
menimbulkan dependensi yang berle-bihan terhadap bangsa asing.
7) Memperkuat sektor ekonomi kerakyatan dan koperasi untuk mencegah kapital-
isme asing akibat kemajuan industri dan difusi teknologi.
8) Membuat kebijakan berkaitan dengan kurikulum pendidikan nasional yang
berorientasi pada penanaman nilai-nilai karakter dan budaya bangsa, yang ber-
spektif global. Upaya ini dimaksudkan untuk menyiapkan generasi penerus bangsa
yang handal, dengan penguasaan teknologi tinggi, memiliki daya saing global
namun tetap menunjukkan iden-titas dan kepribadian khas Indonesia.
9) Strategi pengembangan ilmu pengetahu-an dan teknologi (IPTEK) yang tidak
bebas nilai akan tetapi value based (berdasarkan nilai) terutama nilai-nilai agama
serta nilai-nilai luhur budaya dan kepribadian bangsa. Hal ini dimaksudkan agar di
abad teknologi ini kita tetap menjadi bangsa yang religius dan ber-kepribadian
unggul, tidak menjadi negara sekuler yang mengagungkan teknologi serta
meniadakan Tuhan dalam aktivitas hidupnya (Ngafifi, 2014).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah sebagai perilaku


kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam ilmu sosial
manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun
keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia enciptakan
kebudayaan setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur manusia
yang sesuai dengannya.

Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan


terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan
bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan keudayaan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak
berurusan dengan hasil kebudayaan.

Pada dasarnya teknologi saat ini ada karena suatu budaya yang telah ada sejak
lama. Dasar-dasar ilmu yang ada untuk menciptakan teknologi itu pun di dapat
dari penelitian suatu ilmiah yang terkandung dari suatu budaya. Maka, karena
itulah budaya dan teknologi saling ketergantungan.

B. Saran

Manusia perlu mengambil kebijakan-kebijakan terhadap lingkungan sebagai


usaha untuk memperoleh efisiensi pemanfaatan sumber alam dan lingkungan. Kita
sebagai manusia wajib menyadari bahwa kita saling terkait dengan lingkungan
yang mengitari kita.

Manusia dan alam serta teknologi dalam budaya harus saling selarah karena
memiliki keterkaikan yang sangat erat dalm kehidupan
DATAR PUSTAKA

Adib, Mohammad. (2011). Filsafat ilmu: onto-logi, epistemologi, aksiologi, dan


logika ilmu pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ahmadi Abu. 1997. Ilmu Sosial Dasar. ED Baru, Jakarta; Rineka Cipta

Bruce, M. 2007. Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan .Penerjemah: Setiawan B,


Dwita Hadi Rami. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Bahar Muhammad, 2017. Jurnal Filsafat Kebudayaan dan Sastra (Dalam Perspektif
Sejarah), Makassar; Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin. Volume 5,
Nomor 1, Juni 2017, ISSN 2354-7294

Daeng, H.J. 2008. Manusia, Kebudayaan dan Lingkungan Tinjauan Antropologis.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dwiningrum, S. I. A. (2012). Ilmu sosial & budaya dasar. Yogyakarta: UNY Press.

Hariyono & Dewi Aryati. 2018. Jurnal Relasi Manusia dan Alam, Semarang;
Fakultas Teknik Universitas Pandanaran. Vol. 4 No. 2, Desember 2018, hal. 10-
16

Indrawardana, I. 2012. Kearifan lokal adat masyarakat Sunda dalam hubungan


dengan lingkungan alam. Komunitas: International Journal of Indonesian
Society And Culture, 4(1).

Martono, Nanang. (2012). Sosiologi perubah-an sosial: perspektif klasik, modern,


postmodern, dan postkolonial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mufrizon Harry. 2005. Jurnal Hubungan Manusia, Alam, dan Ilmu Pengetahuan
Sebuah Telaah Sederhana, Jakarta; Universitas Gunadarma

Ngafifi Muhammad, 2014. Jurnal Kemajuan Teknologi dan Pola Hidup Manusia
Dalam Perspektif Sosial Budaya, Wonosobo; SMK Negeri 2 Sukoharjo.
https://doi.org/10.21831/jppfa.v2i1.2616
Soekanto, Soerjono.2011. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Wahyudi Muhammad. 2016. Jurnal Kontruksi Integralitas Ilmu, Teknologi dan


Kebudayaan, Surabaya; Sekolah Tinggi Agama Islam YPBWI. Volume 6,
Nomor 2, Juli-Desember 2016

https://www.academia.edu/37325124/ISBD_-_Manusia_dan_Lingkungan (Azka
Mufida, 2017) diakses tanggal 2/01/2020 pada pukul 22.00

https://www.academia.edu/24297929/makalah_ISBD_manusia_dan_lingkungannya_
by_Nur_Hanifah_Widiastuti_Leave_a_comment (Nur Hanifa Widiastuti,
2014) diakses tanggal 2/01/2020 pada pukul 22.20

Anda mungkin juga menyukai