Anda di halaman 1dari 12

Daya Tarik Pengobatan Tradisional Pada Era Modern di Desa Bukit Harapan

Kabupaten Bulukumba

BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan pengetahuan yang diikuti dengan kecanggihan


teknologi  tentu saja berpengaruh dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Salah satu aspek kehidupan yang berhubungan erat dengan perkembangan
teknologi adalah bidang kesehatan. Tak dapat dipungkiri bahwa kondisi ini
berdampak pula pada bergesernya gaya hidup  seseorang, termasuk dalam
menentukan pilihan pengobatan dan perawatan kesehatan diri.

Sistem pengobatan modern telah berkembang pesat di masa


sekarang ini dan telah menyentuh hampir semua lapisan masyarakat
seiring dengan majunya ilmu pengetahuan, teknologi, kedokteran,
farmasi, dan sebagainya. Dalam kenyataannya pada saat ini,
perkembangan praktik - praktik pengobatan medis modern baik yang
dikelola oleh lembaga pemerintah maupun swasta selalu diiringi dengan
perkembangan praktik - praktik pengobatan tradisional. Hal tersebut
ditunjukkan dengan adanya pengobatan tradisional yang masihtetap
hidup dan menjadi model pengobatan alternatif dalam masyarakat.
Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa health care merupakan salah
satu fenomena sosial budaya yang kompleks yang melibatkan banyak
factor didalam kehidupan masyarakat secara umum dan khusus
(Kasniyah, 1997:71).

Perkembangan teknologi dan gaya hidup terus bergeser semakin


modern. Kondisi ini nyaris terlihat di berbagai aspek kehidupan manusia.
pengobatan dan penyembuhan tradisional masih memiliki daya pikat,
setidaknya di sejumlah daerah di Indonesia. Pengobatan tradisional biasa
disebut oleh masyarakat luas sebagai solusi alternatif dari pengobatan
medis.
Umumnya, pengobatan tradisional menggunakan cara dan perawatan
yang mengacu pada kepercayaan suatu daerah yang telah diturunkan secara
turun temurun. Pada era globalisasi seperti sekarang, tak bisa dimungkiri
pengobatan medis menjadi pilihan utama kebanyakan orang. Namun, tak
sedikit yang masih menerapkan pengobatan dan penyembuhan tradisional
sebagai upaya pendamping untuk memperoleh kesehatan optimal. Indonesia
sebagai bangsa yang kaya budaya dan tradisi memiliki berbagai pengobatan
tradisional, misalnya, jamu, gurah, dan bekam.

Tak hanya untuk kesehatan, tradisi juga mengajarkan kita berbagai


cara untuk merawat diri agar terlihat semakin menarik. Bangsa Indonesia
telah menyadari bahwa yang penting dalam kesehatan itu bukan yang
dilakukan kebudayaan kesehatan dari Barat, yaitu kuratif
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengobatan Tradisional

A. Definisi

Menurut WHO (2000), pengobatan tradisional adalah jumlah total


pengetahuan, keterampilan, dan praktek-praktek yang berdasarkan pada
teori-teori, keyakinan, dan pengalaman masyarakat yang mempunyai
adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak, digunakan dalam
pemeliharaan kesehatan serta dalam pencegahan, diagnosa, perbaikan
atau pengobatan penyakit secara fisik dan juga mental.

Selain itu, pengobatan tradisional juga salah satu cabang


pengobatan alternatif yang bisa didefinisikan sebagai cara pengobatan
yang dipilih oleh seseorang bila cara pengobatan konvensional tidak
memberikan hasil yang memuaskan (Asmino, 1995).

B. Jenis Pengobatan Tradisional

Menurut Asmino (1995), pengobatan tradisional ini terbagi


menjadi dua yaitu cara penyembuhan tradisional atau traditional healing
yang terdiri daripada pijatan, kompres, akupuntur dan sebagainya serta
obat tradisional atau traditional drugs yaitu menggunakan bahan-bahan
yang telah tersedia dari alam sebagai obat untuk menyembuhkan
penyakit. Obat tradisional ini terdiri dari tiga jenis yaitu pertama dari
sumber nabati yang diambil dari bagian-bagian tumbuhan seperti buah,
daun, kulit batang dan sebagainya. Kedua, obat yang diambil dari sumber
hewani seperti bagian kelenjar-kelenjar, tulang-tulang maupun dagingnya
dan yang ketiga adalah dari sumber mineral atau garam-garam yang bisa
didapatkan dari mata air yang keluar dari tanah contohnya, air mata air
zam-zam yang terletak di Mekah Mukarramah
2.1.1. Obat Herbal

A. Definisi
Obat herbal didefinisikan sebagai obat-obat yang dibuat dari
bahan alami seperti tumbuhan yang sudah dibudidayakan maupun
tumbuhan liar. Selain itu, obat herbal juga bisa terdiri dari obat yang
berasal dari sumber hewani, mineral atau gabungan antara ketiganya
(Mangan, 2003). Sebanyak 150,000 daripada 250,000 spesis tumbuhan
yang diketahui di dunia adalah berasal dari kawasan tropika. Di Malaysia
sahaja, kira-kira 1,230 jenis spesies tumbuhan telah lama digunakan di
dalam rawatan tradisional (Dharmaraj, 1998). Kaum Melayu misalnya
sering menggunakan akar susun kelapa (Tabernaemontana divaricata),
akar melur (Jasminum sambac), bunga raya (hibisus rosa sinensis) dan
ubi memban (marantha arundinacea) untuk rawatan kanser (Dharmaraj,
1998).

Dalam pengobatan tradisional ini, memang masih kurang data-


data laboratorium tentang khasiat serta manfaat tanaman-tanaman
tersebut. Oleh sebab itu, di kalangan ahli dokter moderan menganggap
pengobatan alternatif ini kurang ilmiah karena tidak didukung dengan
data klinis yang valid. Para ahli pengobatan tradisional ini pada dasarnya
melihat kesehatan sebagai satu pendekatan holistik di mana jika adanya
berlaku gangguan pada salah satu organ tubuh maka ini akan
menyebabkan ketidakseimbangan pada organ tubuh yang lainnya.
Tujuan utama pengobatan ini dilakukan lebih kepada penyembuhan
dengan menyeimbangkan kondisi organ-organ ini dan bukan hanya untuk
menghilangkan gejala sahaja (Mursito, 2002)

B. Keuntungan Penggunaan Obatan Herbal


Keuntungan utama dalam menggunakan obatan herbal ini adalah
biayanya yang murah (Moh, 1998). Ini karena mudahnya dapat bahan
baku ini termasuklah bisa ditanam sendiri di halaman rumah sebagai
bekalan. Kebanyakan tumbuhan ini mudah membesar dan tidak
memerlukan kos penjagaan yang tinggi jika ditanam sendiri. Selain itu,
efek samping yang ditimbulkannya relatif kecil sehingga lebih aman
digunakan daripada obat-obatan modern yang banyak efek sampingnya.
Malah di kalangan masyarakat, obat herbal ini dianggap tidak memiliki
efek samping walaupun sebenarnya dalam setiap tumbuhan ini memiliki
bahan kimia cuma dalam dosis yang relatif kecil sehingga tidak
memberikan efek yang besar pada penggunanya (Mangan, 2003).

C. Simplisia
Obat herbal ini biasanya disediakan dalam bentuk ekstrak bahan
baku dari tanaman herbal yang ada atau nama lainnya adalah simplisia.
Bahan bakunya bisa terdiri dari sebagian dari tumbuhan tersebut seperti
bagian batang, daun, akar, kulit, serta buah, maupun seluruh bagian
tumbuhan tersebut. Simplisia ini juga bisa diolah dalam bentuk segar
ataupun kering. Untuk simplisia bentuk segar, ini harus segera digunakan
selagi dalam keadaan baik dan juga dikhawatirkan akan tumbuh jamur
atau mikroba lainnya. Jika untuk penggunaan yang lama, biasanya akan
digunakan simplisia bentuk kering supaya dapat mempertahankan
kandungan metabolit-metabolit yang penting dalam mengobati pasien.
Kandungan metabolit ini terbagi dua yaitu metabolit primer dan metabolit
sekunder. Metabolit sekunder inilah yang memainkan peranan dalam
bidang pengobatan. Beberapa contoh senyawa metabolit yang ada
dalam obat herbal ini adalah senyawa golongan alkaloida, glukosida,
politenol, flavonoida, antosian, seskuiterpen dan saponin. Jumlah
metabolit sekunder dalam satu simplisia amat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu faktor lingkungan, umur tanaman sewaktu dipanen, waktu
panen serta kegiatan pasca panen. Waktu panen sangat berhubungan
dengan pembentukan metabolit sekunder, di mana yang terbaik adalah
pada saat penghasilan metabolit sekunder pada kadar maksimum.
Sebagai contoh, tanaman poko (mentha piperita) akan menghasilkan
mentol tertinggi dalam daun mudanya saat tanaman itu berbunga
2.2. Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen

Menurut Mangan (2003), cara pengobatan yang ada di kalangan


masyarakat sekarang bisa disimpulkan kepada dua tipe pengobatan yaitu
pengobatan cara barat yang bersifat konvensional dan juga dianggap
moderen serta pengobatan cara timur yang bersifat alternatif dan sering
kali disebut pengobatan tradisional. Secara umumnya, pengobatan timur
bertujuan untuk meningkatkan sistem imun, menghambat pertumbuhan
penyakit, mengurangi keluhan pengguna dan memperbaiki fungsi badan
tubuh. Berbeda dengan pengobatan barat di mana sebagai contohnya
bisa membuang tumor atau kanker dengan pembedahan, membunuh sel
kanker dengan kemoterapi ataupun melakukan radioterapi untuk
membunuh sel kanker yang kebanyakannya bersifat invasif pada tubuh
manusia. Paradigma yang diterapkan dalam pengobatan barat adalah
’illness is the enemy’ dan pengobatan timur pula dengan paradigma
’illness is not an enemy but caused unbalancing energy’ menyebabkan
perbedaan cara pandang masyarakat serta cara aplikasi keduanya pada
upaya pelayanan kesehatan pada masyarakat. Meskipun demikian,
pengobatan tradisional ini diharapkan berkembang bersama pengobatan
moderen supaya bisa saling mendukung dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal pada masyarakat (Mushito, 2002).

2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pencarian


Pengobatan dalam Masyarakat

Perilaku yang dinyatakan di atas adalah berkaitan dengan upaya


atau tindakan individu ketika sedang sakit atau kecelakaan. Tindakan atau
perilaku ini bisa melalui dengan cara mengobati sendiri sehingga mencari
pengobatan ke luar negeri. Menurut Blum(1974) yang dipetik dari
Notoadmodjo(2007), faktor lingkungan merupakan faktor utama yang
mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat manakala
faktor perilaku pula merupakan faktor yang kedua terbesar. Disebabkan
oleh teori ini, maka kebanyakan intervensi yang dilakukan untuk membina
dan meningkatkan lagi kesehatan masyarakat melibatkan kedua faktor ini.
Menurut Notoadmodjo juga mengatakan mengikut teori Green(1980),
perilaku ini dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu

a) Faktor predisposisi yang mencakup pengetahuan dan sikap


masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan
masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan, sistem nilai yang dianuti masyarakat, tingkat
pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya.
b) Faktor pemungkin yang mencakup ketersediaan sarana dan
prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat
contohnya fasilitas pelayanan kesehatan.
c) Faktor penguat pula mencakup pengaruh sikap dan perilaku
tokoh yang dipandang tinggi oleh masyarakat contohnya
tokoh masyarakat dan tokoh agama, sikap dan perilaku para
petugas yang sering berinteraksi dengan masyarakat
termasuk petugas kesehatan. Selain itu, faktor undang-
undang dan peraturan-peraturan yang terkait dengan
kesehatan juga termasuk dalam faktor ini yaitu
d) Gambar rajah 1. Hubungan Status Kesehatan, Perilaku, dan
Promosi Kesehatan (Notoatmodjo, 2007)
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Pengobatan Tradisional
Ada beberapa pengobatan tradisional yang banyak digunakan oleh
masyarakat untuk mengobati penyakit yang dideritanya. Namun ada keuntungan
dan kerugian dibalik pengobatan alternatif ini.
Selama ini masyarakat mengenal pengobatan konvensional yaitu dengan
menggunakan obat-obatan medis, dan juga pengobatan alternatif seperti akupuntur
dan relaksasi yang masih diperdebatkan.
Berikut ini beberapa keuntungan dan kerugian dari pengobatan alternatif
yang dilakukan, seperti dikutip dari Lifemojo, Jumat (22/7/2011) yaitu:
Keuntungan
1. Menggunakan pendekatan holistic
Kebanyakan dasar dari pengobatan alternatif adalah untuk mengobati kondisi
dan bukan gejala karenanya ia akan berfokus pada perawatan seluruh tubuh. Untuk
itu biasanya pengobatan ini tidak hanya untuk fisik tapi juga kesehatan spiritual dan
emosional pasien.
2. Pengobatannya lebih personal
Terapi alternatif umumnya bersifat personal tergantung pada kebutuhan
pasien, karenanya ia tidak bisa diproduksi massal dan terfokus pada tubuh
pasien sehingga secara individu.
3. Mengurangi stress

Stres adalah faktor penting dalam mempengaruhi sistem kekebalan tubuh


seseorang. Terapi alternatif seperti yoga dan meditasi bisa membantu
mengurangi stres, hal ini akan membantu memerangi penyakit dan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Kerugian
1. Membutuhkan waktu penyembuhan yang lama
Terapi alternatif umumnya tidak bisa memberikan penyembuhan secara
instan sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk menyembuhkan
dibanding dengan pengobatan konvensional.
2. Diperlukan ketelatenan dari pasien
Beberapa pengobatan alternatif memerlukan adanya perubahan gaya hidup
untuk menunjang terapi agar bisa bekerja lebih baik, sehingga diperlukan disiplin
dan ketelatenan dari pasien.
3. Penelitiannya masih terbatas
Beberapa obat alternatif kini telah banyak diuji secara ilmiah dan
terbukti efektif. Tapi sebagian besar obat-obatan yang digunakan belum diuji
secara ilmiah dan disetujui oleh pemerintah setempat.
BAB III

METODE KERJA

Adapun metode yang digunakan deskripsi analisis, yaitu menggambarkan


fenomena yang sedang berlangsung, dalam hal ini kehidupan masyarakat
Bulukumba desa Bukit Harapan sehubungan dengan kebiasaan mereka dalam
memelihara kesehatan dan mengobati sakit menggunakan cara-cara tradisional
DAFTAR PUSTAKA

Asmino, P., 1995. Pengalaman Peribadi dengan Pengobatan Alternatif.


Jakarta: Airlangga University Press.

Dharmaraj, S.M., 1998. Kepentingan Perubatan Tradisional dan Kelemahan


Perubatan Moden. Available from:
http://pkukmweb.ukm.my/~ahmad/tugasan/s3_99/samuel.htm.
[Accessed 30

Januari 2020].

Mangan, Y., 2003. Cara Bijak Menaklukan Kanker. 1st ed. Jakarta: PT
Agromedia Pustaka, 28-30.

Moh, M.I., 1998. Perubatan Tradisional Tempatan. Available from:


http://pkukmweb.ukm.my/~ahmad/tugasan/s3_99/moh.htm.
[Accessed 18

Februari 2010]
Mursito, B., 2002. Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Jantung.
Jakarta: PT Penebar Swadaya.

Notoadmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. 1st ed. Jakarta:
Rineka Cipta.

Notoadmodjo, S., 2005. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. 1st ed.
Jakarta: Rineka Cipta.

World Health Organization, 2000. General Guidelines for Methodologies on


Research and Evaluation of Traditional Medicine. Available
from:
http://whqlibdoc.who.int/hq/2000/WHO_EDM_TRM_2000.1.pdf.
[Accessed 3

januari 2020].

World Health Organization, 2002. WHO Traditional Medicine Strategy


2002-2005. Available from:
http://whqlibdoc.who.int/hq/2002/WHO_EDM_TRM_2002.1. pdf.
[Accessed 30 januari 2020].

Anda mungkin juga menyukai