Kabupaten Bulukumba
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
A. Definisi
Obat herbal didefinisikan sebagai obat-obat yang dibuat dari
bahan alami seperti tumbuhan yang sudah dibudidayakan maupun
tumbuhan liar. Selain itu, obat herbal juga bisa terdiri dari obat yang
berasal dari sumber hewani, mineral atau gabungan antara ketiganya
(Mangan, 2003). Sebanyak 150,000 daripada 250,000 spesis tumbuhan
yang diketahui di dunia adalah berasal dari kawasan tropika. Di Malaysia
sahaja, kira-kira 1,230 jenis spesies tumbuhan telah lama digunakan di
dalam rawatan tradisional (Dharmaraj, 1998). Kaum Melayu misalnya
sering menggunakan akar susun kelapa (Tabernaemontana divaricata),
akar melur (Jasminum sambac), bunga raya (hibisus rosa sinensis) dan
ubi memban (marantha arundinacea) untuk rawatan kanser (Dharmaraj,
1998).
C. Simplisia
Obat herbal ini biasanya disediakan dalam bentuk ekstrak bahan
baku dari tanaman herbal yang ada atau nama lainnya adalah simplisia.
Bahan bakunya bisa terdiri dari sebagian dari tumbuhan tersebut seperti
bagian batang, daun, akar, kulit, serta buah, maupun seluruh bagian
tumbuhan tersebut. Simplisia ini juga bisa diolah dalam bentuk segar
ataupun kering. Untuk simplisia bentuk segar, ini harus segera digunakan
selagi dalam keadaan baik dan juga dikhawatirkan akan tumbuh jamur
atau mikroba lainnya. Jika untuk penggunaan yang lama, biasanya akan
digunakan simplisia bentuk kering supaya dapat mempertahankan
kandungan metabolit-metabolit yang penting dalam mengobati pasien.
Kandungan metabolit ini terbagi dua yaitu metabolit primer dan metabolit
sekunder. Metabolit sekunder inilah yang memainkan peranan dalam
bidang pengobatan. Beberapa contoh senyawa metabolit yang ada
dalam obat herbal ini adalah senyawa golongan alkaloida, glukosida,
politenol, flavonoida, antosian, seskuiterpen dan saponin. Jumlah
metabolit sekunder dalam satu simplisia amat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu faktor lingkungan, umur tanaman sewaktu dipanen, waktu
panen serta kegiatan pasca panen. Waktu panen sangat berhubungan
dengan pembentukan metabolit sekunder, di mana yang terbaik adalah
pada saat penghasilan metabolit sekunder pada kadar maksimum.
Sebagai contoh, tanaman poko (mentha piperita) akan menghasilkan
mentol tertinggi dalam daun mudanya saat tanaman itu berbunga
2.2. Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen
Kerugian
1. Membutuhkan waktu penyembuhan yang lama
Terapi alternatif umumnya tidak bisa memberikan penyembuhan secara
instan sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk menyembuhkan
dibanding dengan pengobatan konvensional.
2. Diperlukan ketelatenan dari pasien
Beberapa pengobatan alternatif memerlukan adanya perubahan gaya hidup
untuk menunjang terapi agar bisa bekerja lebih baik, sehingga diperlukan disiplin
dan ketelatenan dari pasien.
3. Penelitiannya masih terbatas
Beberapa obat alternatif kini telah banyak diuji secara ilmiah dan
terbukti efektif. Tapi sebagian besar obat-obatan yang digunakan belum diuji
secara ilmiah dan disetujui oleh pemerintah setempat.
BAB III
METODE KERJA
Januari 2020].
Mangan, Y., 2003. Cara Bijak Menaklukan Kanker. 1st ed. Jakarta: PT
Agromedia Pustaka, 28-30.
Februari 2010]
Mursito, B., 2002. Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Jantung.
Jakarta: PT Penebar Swadaya.
Notoadmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. 1st ed. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoadmodjo, S., 2005. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. 1st ed.
Jakarta: Rineka Cipta.
januari 2020].