DISUSUN OLEH :
rahmat serta karunia-NYA kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikn Tugas
Makalah ini dengan tepat waktunnya yang berjudul “Perkenalan Dengan Ilmu
Pengetahuan Alam“. Makalah ini berisi tentang pembahasan judul di atas sehingga
kelompok kami. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh
karna itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini
dari awal sampai akhir penyelesaian. Semoga Allah SWT senantiasa meridloi segala
usaha kita.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan.............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
Dalam makalah ini ada beberapa hal yang akan menjadi topic pembahasan kita yaitu :
a. Pengertian dan peranan IPA
b. Perkembangan alam pikiran manusia
c. Sifat unik manusia
d. Rasa ingin tahu
e. Mitos
f. Penalaran deduktif dan induktif
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Sebenarnya tidak mudah mendefinisikan apakah IPA itu ? H.W. Fowler dan kawan-
kawan (1951), mendefinisikan IPA sebagai ilmu yang sistematis dan dirumuskan. Ilmu ini
berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan terutama didasarkan atas pengamatan dan
induksi.
Nabes di dalam bukunya Science in Education menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan
yang teoritis yang diperoleh dengan metode khusus.
Kedua pendapat di atas sebenarnya tidak berbeda. Memang benar IPA adalah ilmu teoretis,
tetapi teori itu didapat dari pengamatan dan ekperimentasi terhadap gejala-gejala alam.
Fakta tentang gejala kebendaan atau alam, diselidiki dan diuji berulang-ulang melalui
eksperimen. Berdasarkan hasil itulah dirumuskan keterangan ilmiahnya (teori). Teori pun
idak dapat berdiri sendiri. Teori didasari oleh suatu hasil pengamatan.
Contoh :
Maxwell tidak akan menyusun teori gelombang elektromagnetik, jika Faraday tidak
berhasil dalam percobaan-percobaannya mengenai induksi elektromagnetik.
Planet Neptunus tidak akan ditemukan secara teoretis, seandainya sebelumnya tidak
ada pengamatan yang menyaksikan suatu keanehan dalam lintasan planet-planet
lainnya.
Jadi, dapat disetujui bahwa IPA adalah suatu pengetahuan teoretis yang diperoleh / disusun
dengan cara khas, yakni dengan melakukan observasi eksperimen. Permentasi, peyimpulan,
penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan seterusnya, berkaitan antara cara yang satu
dengan cara yang lain. Cara untuk memperoleh ilmu secara demikian ini terkenal dengan
nama Metode Ilmiah.
Peranan
IPA adalah ilmu yang membahas tentang alam dan segala isinya. Sedangkan teknologi IPA
adalah suatu penerapan IPA yang memenuhi kebutuhan manusia.
Teknologi IPA ini dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
1. Teknologi maju yakni teknologi tingkat pertama suatu usaha yang mengarah pada
bidang pendidikan, latihan serta pembinaan para peneliti ilmiah untuk selalu
mengikuti dan menguasai perkembangan teknologi yang vital serta dibutuhkan oleh
suatu negara.
2. Teknologi Adaptif (teknologi madya), yakni perkembangan dari suatu teknologi maju
yang penggunannya mesti harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan negara yang
memerlukan.
3. Teknologi Protekif, adalah teknologi yang digunakan untuk melindungi (konservasi,
restorasi, dan regenerasi) segenap SDA yang ada.
5
Pada mulanya antara ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak selalu ada kaitannya,
makudnya suatu pengetahuan tidak harus menjadi ilmu terlebih dahulu. Sekarang ilmu dan
teknologi tidak lagi berdiri sendiri. Sains dan teknologi selalu saling menunjang sehingga
dapat maju dengan pesat.
Bumi tempat manusia hidup berisi dua macam makhluk, artinya Tuhan menciptakan dua
makhluk yaitu satu benda yang sifatnya aroganis dan yang lain makhluk yang bersifat
organis.
Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum alam (deterministis), sedangkan
makhluk tunduk pada hukum kehidupan (biologis). Masing-masing memiliki tingkatan-
tingkatan pada perwujudannya, benda dapat berupa gas, cair, atau padat yang memiliki ciri
sendiri-sendiri sehingga mudah dibedakan satu dari yang lain. Sedangkan makhluk hidup
dibedakan tingkatannya atas tumbuhan, binatang, dan manusia. masing-maing juga memiliki
ciri-ciri khas sehingga secara mudah dibedakan satu dari yang lain, tetapi ciri-ciri kehidupan
manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari binatang, apalagi tumbuhan.
6
Dalam tahap awal, lahir animisme, dinamisme, maupun toleisme yang sekarang
dikategorikan sebagai kepercayaan dan kadang-kadang sebagai agama alami. Kemudian lahir
agama samawi yang percaya kepada Tuhan YME, percaya kepada Nabi dan Rasul serta kitab
suci-Nya sebagai pedoman hidup.
Bila dibandingkan tubuh manusia dengan hewan tingkat tinggi lainnya, maka tubuh manusia
lemah. Kelebihan manusia adalah rohaninya, yakni akal budi dan kemauannya yang sangat
kuat sehingga dengan akal budi dan kemauannya tersebut, manusia dapat mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
IPA itu, berawal dari rasa ingin tahu yang merupakan ciri khas manusia. manusia
mempunyai rasa ingin ahu tenang benda-benda di sekelilingnya, alam di sekitarnya, baik
bulan, bintang maupun matahari yang dipandangnya, bahkan ingin tahu pada tentang dirinya
sendiri.
Rasa ingin tahu itu tidak dimiliki oleh makhluk lain. Jelas kiranya, bahwa rasa ingin tahu
tidak dimiliki oleh benda-benda tak bernyawa seperti batu, tanah, sungai ataupun angina. Air
dan udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, namun gerakannya itu bukan
atas kehendaknya sendiri, tetapi sekedar akibat dari pengaruh alamiah yang bersifat kekal.
Rasa ingin tahu tak terpuaskan, jika salah satu soal dapat dipecahkan, maka timbul soal
lain yang menunggu penyelesaian. Akal budi manusia pun tak pernah puas dengan
pengetahuan yang dimilikinya, selalu timbul keinginan untuk menambah pengetahuan. Tiap
individu atau kelompok individu mempunyai kelebihan yakni kemampuan berpikir atau
dengan perkataan lain curiousity-nya tidak idle, tidak tetap seperti itu sepanjang zaman. Ia
akan bertanya terus setelah tahu tentang APAnya, mereka juga ingin tahu BAGAIMANA dan
MENGAPA begitu. Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk
dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru hingga menjadi pengetahuan yang lebih baru.
Hal tersebut berlangsung berabad-abad lamanya sehingga terjadi suatu akumulasi
pengetahuan. Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu
menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Rasa ingin tahu
manusia pada mulanya mengenai diri sendiri yang akhirnya disadari bahwa dirinya terdiri
dari dua unsure yaitu rohani dan jasmani. Diketahuinya bahwa roh itu ada dalam tubuh
manusia karena adanya pengalaman dan pengertian tentang mimpi dan orang meninggal, roh
dikatakan abadi walaupun telah meninggalkan badan, sedangkan tubuh yang ditinggalkan roh
membusuk.
Rasa ingin tahu yang dimiliki manusia, menyebabkan alam pikiran manusia berkembang.
Ada dua macam perkembangan yang dapat kita ketahui, yakni :
1 Perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya.
Alam pikiran seorang bayi yang baru dilahirkan, mengalami perkembangan yang hampir
serupa. Ketika anak kecil mengamati lingkungan, muncul bermacam-macam pertanyaan di
dalam pikirannya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, anak kecil mengadakan
penyelidikan sendiri atau bertanya kepada ibu, ayah, kakak atau orang lain yang
mengasuhnya.
7
Alam pikiran anak berkembang dengan pesat. Rasa ingin tahu seorang anak akan melemah,
apabila orang-orang di sekelilingnya terlalu sibuk, terlalu malas atau terlalu bodoh untuk
memuaskan rasa ingin tahu anak tersebut. Dengan demikian perkembangan alam pikiran
anak akan terhambat.
2 Perkembangan alam pikiran manusia sejak zaman purba hingga dewasa ini.
Pada zaman purba, manusia sudah menghadapi berbagai teka-teki yakni terbit dan
terbenamnya matahari, perubahan bentuk bulan, pertumbuhan dan pembiakan makhluk
hidup, adanya angina, petir, hujan, dan pelangi.
Terdorong rasa ingin tahunya yang sangat kuat, manusia purba mulai menyelidiki apa
penyebab terjadinya fenomena-fenomena itu dan apa akibatnya. Penyelidikan ini
menghasilkan jawaban atas banyak persoalan, tetapi kemudian timbul persoalan-persoalan
baru. Dengan demikian alam pikiran manusia purba mulai berkembang. Perkembangan itu
berlangsung terus sampai sekarang dan akan berlanjut dimasa mendatang. Mekipun semua
orang memiliki rasa ingin tahu, tetapi tidak setiap orang mampu dan mau mengadakan
penyelidikan sendiri. Banyak yang sudah merasa puas dengan memilih jalan pintas yakni
bertanya kepada orang lain yang telah menyelidiki atau bertanya kepada orang lain yang telah
bertanya. Cara melalui jalan pintas ini pun menyebabkan alam pikiran manusia berkembang.
C. Mitos
Perkembangan lebih lanjut dari rasa ingin tahu manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan
non-fisik atau kebutuhan alam pikirannya. Jadi, tidak semata-mata untuk memenuhi
kebutuhan pengamatan maupun pengalamnnya. Untuk memuaskan alam pikirannya, manusia
mereke-reka sendiri jawabannya.
Berdasarkan sejarah perkembangan manusia menurut A.Comte ada tiga tahap yaitu :
1) Tahap teologi atau tahap metafisika
2) Tahap filsafat
3) Tahap positif atau tahap ilmu
Mitos termasuk dalam tahap teologi atau tahap metafiska. Metologi berarti pengetahuan
tentang mitos yang merupakan kesimpulan cerita-cerita mitos. Dalam alam pikiran mitos,
rasio atau penalaran belum terbentuk, yang bekerja hanya daya khayal, instuisi atau imajinasi.
Menurut C.A. Van Peursen, mitos adalah suatu cerita yang memberikan pedoman atau arah
tertentu kepada sekelompok orang. Cerita itu dapat ditularkan, dapat, dapat pula diungkapkan
lewat tari-tarian atau pementasan wayang dan sebagainya.
Secara garis besar, mitos dibedakan atas tiga macam, yaitu :
1) Mitos sebenarnya
Manusia berusaha sungguh-sungguh dengan imajinasinya menerangkan
gejala alam yang ada. Namun belum tepat, karena kurang pengetahuannya sehingga
untuk bagian tersebut orang mengaitkannya dengan seorang tokoh atau dewa atau
dewi.
Contoh :
Apakah pelangi itu ? karena tak dapat dijawab, mereka mereka-reka dengan
jawaban bahwa pelangi adalah selendang bidadari. Jadi, muncul pengetahuan
baru yakni bidadari.
8
Gempa bumi diduga terjadi karena atlas (raksasa yang memikul bumi pada
bahunya) sedang memindahkan bumi dari bahu yang satu ke bahu yang
lainnya.
2) Cerita rakyat
Mitos yang merupakan cerita rakyat adalah usaha manusia mengisahkan
peristiwa penting yang menyangkut kehidupan masyarakat karena cerita rakyat hanya
disampaikan dari mulut ke mulut, maka sulit diperiksa kebenarannya. Tetapi gejala
yang ada dalam masyarakat memang ada dan agar meyakinkan, seorang tokoh
dikaitkan dalam cerita rakyat.
Contoh :
“ Lutung kasarung dari daerah Pasudan, Bawang Merah Bawang Putih dan Timun
Emas dari Jawa Tengah dan sebagainya”.
3) Legenda
Adapun cerita yang didasarkan mitos disebut legenda. Dalam legenda
dikemukakan seorang okoh yang dikaitkan dengan terjadinya suatu daerah.
Contoh :
“ Sangkuriang yang dikaitkan dengan gunung Tangkuban Perahu dan Dataran Tinggi
Bandung yang dahulunya merupakan danau”.
Manusia pada tahap teologi (menurut A. Comte) atau pada tahap mitos (C.A. Van Peursen),
belum dapat melihat realita ini dengan inderanya. Manusia belum dapat mengetahui dan
menangkap peristiwa (objek) dengan alam pikirannya, maka manusia beranggapan bahwa
dewa, dewi, hantu, setan atau makhluk gaib lainnya yang dianggap sakti atau berkuasa
sedang murka.
9
3. Keinginan Manusia Yang Telah Dipenuhi Untuk Sementara
Kebenaran memang harus dapat diterima oleh akal, tetapi sebagian lagi dapat
diterima secara intuisi, yakni penerimaan atas dasar kata hati tentang sesuatu yang
benar. Kata hati yang irasional dalam kehidupan masyarakat awam sudah dapat
diterima sebagai suatu kebenaran atau pseudo science.
1) Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah cara berpikir yang bertolak belakang dari
pernyataan yang bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Penarikan kesimpulan secara deduktif ini menggunakan pola berpikir yang
disebut silogisme. Silogisme terdiri dari dua buah pernyataan dan sebuah
kesimpulan. Kedua pernyataan itu disebut premis mayor dan premis minor.
Kesimpulan dan konklusi diperoleh dengan penalaran deduktif dari kedua premis
tersebut.
10
Contoh :
Semua benda bisa dipanaskan dalam keadaan kering dan berubah menjadi api
…………(1)
Kayu adalah benda .. ……….(2)
Kayu bila dipanaskan dalam keadaan kering akan berubah menjadi api
………..(3)
2) Penalaran Induktif
Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan deduktif ternyata mempunyai
kelemahan, maka muncullah pandangan lain berdasarkan pengalaman konkret yang
disebut penganut empirisme. Pendapat mereka, gejala alam itu bersifat konkret dan
dapat ditangkap dengan panca indera manusia.
Penganut empirisme menyusun pengertian dengan menggunakan penalaran induktif.
Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari
pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Dengan penalaran induktif,
makin lama dapat disusun pernyataan yang lebih umum lagi dan makin bersifat
fundamental.
Contoh :
a. Pengamatan atas logam besi, tembaga, aluminium dan sebagainya. Jika
dipanasi ternyata bertambah panjang. Dari sini dapat disimpulkan secara
umum, bahwa semua logam, jika dipanasi akan bertambah panjang.
b. Kucing bernafas, Kambing bernafas, Sapi, Kuda dan Harimau juga bernafas.
Dapat disimpulkan secara umum bahwa semua hewan dapat bernafas.
c. Hewan dapat bernafas, manusia dapat bernafas. Jadi dapat disimpulkan,
bahwa semua makhluk hidup dapat bernafas.
Dengan cara induktif, dapat diperoleh prinsip-prinsip yang bersifat umum sehingga
memudahkan dalam hal memahami gejala yang beraneka ragam. Namun demikian,
ternyata pengetahuan yang dikumpulkan berdasarkan penalaran induktif ini masih
belum tentu bersifat kontradiktif. Demikian pula fakta yang berkaitan belum dapat
menjamin tersusunnya pengetahuan yang sistematis.
11
Fakta-fakta tentang gejala-gejala kebenaran alam diselidiki dan diuji berulang-ulang melalui
percobaan-percobaan (eksperimen). Kemudian berdasarkan hasil eksperimen itulah
dirumuskan keterangan ilmiahnya (teori). Teori ini pun masih harus diuji
kemantapan/kesaktiannya. Artinya, bilamana diadakan penelitian ulang, yang dilakukan oleh
siapa pun, dengan langkah-langkah yang serupa dan kondisi yang sama, maka akan diperoleh
hasil yang konsisten.
Metode keilmuan itu bersifat objektif, bebas dari keyakinan, perasaan dan prasangka
pribadi serta bersifat konsisten. Artinya, dapat diuji oleh siapa pun dan dengan demikian
kesimpulan yang diperoleh lebih dapat diandalkan dan hasilnya lebih mendekati kebenaran.
Secara lengkap dapat dikatakan, bahwa suatu himpunan pengetahuan dapat disebut IPA,
bilamana memenuhi persyaratan sebagai berikut, objeknya adalah pengalaman manusia,
berupa gejala-gejala alam. Kemudian dikumpulkan melalui metode keilmuan serta
mempunyai manfaat untuk kesejahteraan manusia.
Berkat makin sempurnanya alat pengamat bintang, berupa teleskop dan juga makin
meningkatnya kemampuan berpikir manusia, maka pada tahun 1500-1600, terjadi perubahan
besar atas semua ajaran Aristoteles maupun Ptolomeus. Sebagai tonggak sejarah dapat dicatat
disini adalah Nicoulas Copernicus. (1473-1543).
Ia tidak saja seorang astronom, tetapi juga ahli matematika dan pengobatan. Tulisannya yang
terkenal, merombak pandangan astronom zaman Yunani Kuno berjudul De Revolutionibus
Orbium Caelestium yang berarti peredaran alam semesta. Buku ini ditulis pada tahun 1507,
namun tidak segera diumumkan, karena prinsip heliosentris (berpusat pada matahari)
bertentang dengan kepercayaan penguasa pada saat itu.
Pokok ajarannya antara lain :
1. Matahari adalah pusat dari system solar. Di dalam system itu, bumi adalah salah satu
dari planet-planet lain yang beredar mengelilingi matahari.
2. Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari.
3. Bumi berputar pada porosnya dari Barat ke Timur yang mengakibatkan adanya siang
dan malam serta pandangan tentang gerakan bintang-bintang.
Dengan rasionalisme dan empiris yang dikembangkan, ilmu pengetahuan maju dengan pesat,
sehingga dikatakan sebagai revolusi ilmu pengetahuan (scientific revolution). Ilmu dipikirkan
untuk kesejahteraan manusia (antologi) dan lahirnya ilmu terapan (applied science)
memungkinkan terjadinya revolusi teknologi (technological revolution).
Terjadinya revolusi industri (industrial revolution) ialah sebagai jawaban manusia untuk
memenuhi kebutuhan akan hasil industri setelah kebutuhan pangan tercapai. Dengan
berkembangnya jumlah penduduk, soal pangan kembali menjadi masalah serius.
Bioteknologi dikembangkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan
elektronika saat itu juga maju pesat.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah menyusun makalah ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
IPA adalah suatu pengetahuan teoretis yang diperoleh / disusun dengan cara khas, yakni
dengan melakukan observasi eksperimen.
Teknologi IPA ini dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Teknologi maju yakni teknologi tingkat pertama suatu usaha yang mengarah pada
bidang pendidikan, latihan serta pembinaan para peneliti ilmiah untuk selalu mengikuti
dan menguasai perkembangan teknologi yang vital serta dibutuhkan oleh suatu negara.
b. Teknologi Adaptif (teknologi madya), yakni perkembangan dari suatu teknologi maju
yang penggunannya mesti harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan negara yang
memerlukan.
c. Teknologi Protekif, adalah teknologi yang digunakan untuk melindungi (konservasi,
restorasi, dan regenerasi) segenap SDA yang ada.
3.2 Saran
Setelah menarik kesimpulan, oleh karenanya kami menyarankan kepada pembaca agar lebih
memahami hal-hal yang berkaitan dengan IPA karena sangat bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari. Teknologi IPA tidak saja bermanfaat dalam bidang pendidikan tetapi juga sangat
berpengaruh dalam perkembangan teknologi suatu negara.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://iadmakalah.blogspot.co.id/2015/06/peran-manusiamasyarakat-dalam.html?
m=1
http://thomotugaskuliah.blogspot.co.id/2010/01/makalah-ilmu-alamiah-dasar-
pengenalan.html?m=1
14