Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ILMU PENDIDIKAN
Tentang
KETERAMPILAN SEBAGAI MATERI PENDIDIKAN ISLAM

Disusun Oleh Kelompok 5:


EKSIRA ANTARI 1910201045
ARDY MUKTI

Dosen Pembimbing :
Dr. MUHAMMAD YUSUF, S.Ag, M.Ag

MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI

TAHUN AKADEMIK 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C.     Tujuan ............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASA
A.    Pengertian Keterampilan ................................................................................... 2
B.     Macam-macam keterampilan yang Dituntut dalam Islam................................. 3
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan sebagai salah satu bidang yang paling penting untuk dapat
mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk menghadapi era globalisasi,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan hal tersebut, tanggung jawab
sebagai pendidik semakin tinggi pula dan juga di sertai tantangan dari lingkungan sendiri,
yaitu adanya kesenjangan antara teori dan praktek yang terjadi di lapangan, serta
meningkatnya kesadaran masyarakat akan kualitas dari produk (barang dan jasa). Terkait
dengan pendidikan sebagai salah satu usaha terencana untuk mendewasakan manusia atau
menyiapkan sumber daya manusia yang bertujuan untuk mewujudkan pendidikan yang lebih
baik. Dan juga mempersiapkan kualitas dan mutu serta menempatkan sekolah sebagai wadah
dalam menyiapkan sumber daya manusia bagi pembangunan. Pengetahuan dan keterampilan
menjadi modal dasar dalam pembangunan, maka beban pendidikan akan semakin berat dalam
rangka melakukan proses pembinaan potensi manusia yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang sesuai dengan tuntunan islam.

B.     Rumusan Masalah


1.      Apakah yang dimaksud dengan keterampilan?
2.      Keterampilan apa yang dituntut dalam islam?

C.    Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam
2. Dan untuk menambah pengetahuan kita semua tentang keterampilan dan nilai serta
urgensinya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KETERAMPILAN DAN URGENSINYA


Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran atau nalar, sedangkan
perbuatan yang efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk
kreativitas
Keterampilan menurut ahli:
1. Menurut Gordon pengertian keterampilan adalah kemampuan untuk mengoperasikan
pekerjaan secara mudah dan cermat. Pengertian ini biasanya cenderung pada
aktivitas psikomotor.
2. Menurut Nadler penegertian keterampilan (skill) adalah kegiatan yang memerlukan
praktek atau dapat diartikan sebagai implikasi dari aktivitas.
3. Menurut Dunnette pengertian keterampilan adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk
melaksanakan beberapa tugas yang merupakan pengembangan dari hasil training dan
pengalaman yang didapat.
4. Iverson mengatakan bahwa selain training yang diperlukan untuk mengembangkan
kemampuan, keterampilan juga membutuhkan kemampuan dasar (basic ability)
untuk melakukan pekerjaan secara mudah dan tepat.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
(skill) berarti kemampuan untuk mengoperasikan suatu pekerjaan secara mudah dan
cermat yang membutuhkan kemampuan dasar (basic ability).
Menurut Robbins pada dasarnya keterampilan dapat dikategorikan menjadi
empat, yaitu:
1. Basic literacy skill
Keahlian dasar merupakan keahlian seseorang yang pasti dan wajib dimiliki oleh
kebanyakan orang, seperti membaca, menulis dan mendengar.
2. Technical skill
Keahlian teknik merupakan keahlian seseorang dalam pengembangan teknik yang
dimiliki, seperti menghitung secara tepat, mengoperasikan komputer.
3. Interpersonal skill
Keahlian interpersonal merupakan kemampuan seseorang secara efektif untuk
berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, seperti pendengar
yang baik, menyampaikan pendapat secara jelas dan bekerja dalam satu tim.
4. Problem solving (pemecahan masalah)
Menyelesaikan masalah adalah proses aktivitas untuk menajamkan logika,
berargumentasi dan penyelesaian masalah serta kemampuan untuk mengetahui
penyebab, mengembangkan alternatif dan menganalisa serta memilih penyelesaian
yang baik.
Jadi, keterampilan ialah memiliki keahlian yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Pengertian keterampilan konteks pembelajaran mata pelajaran keterampilan disekolah
adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat dan tepat dalam menghadapi
permasalahan belajar. Dalam hal ini, pembelajaran keterampilan dirancang sebagai
proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku siswa menjadi cekat, cepat dan
tepat melalui belajar kerajinan dan teknologi rekayasa dn teknologi pengolahan. Perilaku
terampil ini dibutuhkan dalam keterampilan hidup manusia dimasyarakat. Secara
substansi bidang keterampilan mengandung kinerja kerajinan dan teknologis. Istilah
kerajinan berangkat dari kecakapan melaksanakan, mengolah dan menciptakan dengan
dasar kinerja psycomotoric-skill.
Dengan demikian seorang guru harus mempunyai persiapan mengajar antara lain,
guru harus menguasai bahan pengajaran mampu memilih metode yang tepat dan
penguasaan kelas yang baik. Keterampilan mengajar sangat penting dimiliki oleh
seorang guru sebab guru memegang peranan penting dalam dunia pendidikan.
Keterampilan mengajar guru adalah kecakapan atau kemampuan guru dalam menyajikan
materi pelajaran.

B. MACAM-MACAM KETERAMPILAN YANG DITUNTUT ISLAM


1. Keterampilan Bertanya
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab
bertanya yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan
memberikan dampak positif terhadap siswa, yaitu:
a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar,
b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang
sedang dihadapi atau dibicarakan,
c. Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir itu sendiri
sesungguhnya adalah bertanya,
d. Menuntun proses berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu
siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik,
e. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Keterampilan dan kelancaran bertanya dari calon guru maupun dari guru itu
perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun teknik bertanya.

a. Dasar-Dasar Pertanyaan yang Baik


 Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.
 Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan.
 Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu.
 Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum menjawab
pertanyaan.
 Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata.
 Berikan respons yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian
siswa untuk menjawab atau bertanya.
 Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban
yang benar.
b. Jenis-Jenis Pertanyaan yang Baik
Jenis pertanyaan menurut maksudnya
 Pertanyaan permintaan (compliance question), yakni pertanyaan yang
mengharapkan agar siswa mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk
pertanyaan. Contoh : Dapatkah kamu tenang agar suara bapak (ibu) dapat
didengar oleh kalian?
 Pertanyaan retoris (rhetorical question), yaitu pertanyaan yang tidak
menghendaki jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru. Hal ini merupakan
teknik penyampaian informasi kepada murid. Contoh : Mengapa observasi
diperlukan sebelum melaksanakan PPL? Sebab obsevasi merupakan....dst.
 Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question), yaitu pertanyaa
yang diajukan untuk memberi arah kepada murid dalam prosses berpikirnya. Hal
ini dilakukan apabila guru menghendaki agar siswa memperhatikan dengan
seksama bagian tertentu atau inti pelajaran yang dianggap penting. Dari segi
yang lain, apabila siswa tidak dapat menjawab atau salah menjawab, guru
mengajukan pertanyaan lanjutan yang akan mengarahkan atau menuntun proses
berpikir siswa sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan jawaban bagi
pertanyaan pertama tadi.
 Pertanyaan menggali (probing question), yaitu pertanyaan lanjutan yang akan
mendorong murid untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan
pertama. Dengan pertanyaan menggali ini siswa didorong untuk meningkatkan
kuantitas dan kualitas jawaban yang diberikan pada pertanyaan sebelumnya.
c. Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom
 Pertanyaan pengetahuan (recoll question atau knowledge question), atau ingatan
dengan menggunakan kata-kata apa, di mana, kapan, siapa, dan sebutkan.
Contoh : Sebutkan ciri-ciri micro-teaching!
 Pertanyaan pemahaman (comprehension question), yaitu pertanyaan yang
menghendaki jawaban yang bersifat pemahaman dengan kata-kata sendiri.
Biasanya menggunakan kata-kata jelaskan, uraikan, dan bandingkan. Contoh :
Jelaskan manfaat micro-teaching!
 Pertanyaan penerapan (aplication question), yaitu pertanyaan yang menghendaki
jawaban untukmenerapkan pengetahuan atau informasi yang diterimanya.
Contoh : Berdasarkan proses tersebut, kesimpulan apa yang dapat anda berikan?
 Pertanyaan sintesis (synthesis question), yaitu pertanyaan yang menghendaki
jawaban yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut murid
untuk membuat ramalan (prediksi), memecahkan masalah, mencari komuniksi.
Contoh : Apa yang terjadi bila musim kemarau tiba? Apa yang anda lakukan bila
seorang siswa anda tidak mau memperhatikan pelajaran?
 Pertanyaan evaluasi (evaluation question), yaitu pertanyaan yang menghendaki
jawaban dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu
isyu yang ditampilkan.
Contoh : Bagaimana pendapat anda tentang program transmigrasi? Apa
komentar anda tentang keluarga berencana?
d. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
- Kehangatan dan Keantusiasan
Keantusiasan meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar-mengajar, guru
perlu menunjukkan sikap baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika
menerima jawaban siswa. Sikap dan cara guru termasuk suara, ekspresi wajah,
gerakan, dan posisi badan menampakkan ada-tidaknya kehangatan dan
keantusiasannya.
- Kebiasaan yang perlu dihindari
Jangan mengulang pertanyaan bila siswa tidak mampu menjawabnya. Hal inidapat
menyebabkan menurunya perhatian dan partisipasi siswa.

2. Keterampilan Memberi Penguatan


Penguatan (reinforcement)adalah segala bentuk respons, apakah bersifat
verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku siswa,
yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi si
penerima siswa) ata perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi.
a. Tujuan Pemberian Penguatan
Penguatan mempunyai pengaruh yang beupa sikap positif terhadap proses
belajar siswa, yaitu:
1. Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran
2. Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar
3. Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah lak u siswa yang
produktif
b. Jenis –Jenis Penguatan
1. Penguatan Verbal
Biasanya diungkapkan atau diutarakan dengan menggunakan kata-kata
pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainya, misalnya: bagus, bagus
sekali, betul, pintar, ya, seratus buat kamu.
2. Penguatan nonVerbal
a. Penguatan gerak isyarat, misalnya anggukan atau gelengan kepala,
senyuman, kerut kening, acungan jempol, wajah mendung, wjah cerah,
sorot mata yang sejuk bersahabat atau tajam memandang.
b. Penguatan pendekatan:guru mendekati siswa untuk menyatakan perhatian
dan kesenangannya terhadap pelajaran, tingkah laku, atau penapilan
siswa. Misalnya, guru berdiri disamping siswa, berjalan menuju siswa,
duduk dekat seorang atau sekelompok siswa, atau berjalan di sisi siswa.
Penguatan ini berfungsi menambah penguatan verbal.
c. Penguatan dengan sentuhan (contact): Guru dapat menyatakan
persytujuan dan penghargaan terhadap usaha dan penampilan siswa
dengan cara menepuk-nepuk bahu atau pundak siswa, berjabat tangan,
mengangkat tangan siswa yang menang dalam pertandingan.
Penggunaannya harus dipertimbangkan dengan seksama agar sesuai
dengan usia, jenis kelamin, dan latar belakang kebudayaan setempat.
d. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan: Guru dapat
menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenagi oleh
siswa sebagai penguatan. Misalnya seorang siswa yang menunjukan
kemajuan dalam pelajaran musik ditunjuk sebagai pemimpin paduan
suara di sekolahnya.
e. Penguatan berupa simbol atau benda: Penguatan ini dilakukan dengan
cara menggunakan berbagi simbol berupa benda seperti kartu bergambar,
bintang plastik, lencana, ataupun komentar tertulis pada buku siswa. Hal
ini jangan terlalu sering digunakan agar tidak sampai terjadi kebiasaan
siswa mengharap sebagai suatu imbalan.
f. Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja benar, guru
hendaknya tidak langsung menyalahkan siswa. Dalam keadaan seperti ini
guru sebaiknya menggunakan atau memberikan penguatan tak penuh
(partial). Sehingga siswa tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak
seluruhnya salah, dan ia mendapatdoronhan untuk menyempurnakannya.
3. Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-
mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam situasi
belajar-mengajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh
partisipasi. Pemberian variasi dalam proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai
perubahan pengajaran dari yang satu dengan yang lain disinilah pentingnya seorang
Guru menguasai berbagai metode dala mengajar sebab dengan menggunakan berbagai
metode dalam mengajar akan membangkitkan gairah belajar siswa.
Misalnya saja seorang Guru diawal mata pelajaran menggunakan metode
ceramah kemudian diselingi dengan metode tanya jawab mau tak mau siswa akan
mempunyai keseriusan dalam memperhatikan pelajaran.
4. Keterampilan menjelaskan
Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah
penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk
menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan lainnya, misalnya sebab dan akibat,
definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian
informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok
merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah
satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di
dalam kelas.
Tujuan Memberikan Penjelasan
a. Membimbing murid untuk mendapat dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi,
dan prinsip secara objektif dan bernalar.
b. Melibatkan murid untuk berpikir dengan memecahkan masalah-asalah atau
pertanyaan.
c. Untuk mendapatkan balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan
untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
d. Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan
menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran adalah perbuatan guru untuk menciptakan
siap mental dan menibulkan minat serta pemusatan perhatian siswa terhadap apa yang
akan dibicarakan dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan menutup pelajaran
adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan
belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui
tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar
mengajar.
6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam suatu interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.
7. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses interaksi edukatif dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses
interaksi edukatif.
Yang termasuk kedalam hal ini adalah misalnya penghentian tingkah laku
anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan
waktu penyelesaian tugas anak didik, atau penetapan norma kelompok yang produktif.
8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru
terbatas, yaitu berkisar antara 3 – 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk
perseorangan. Ini tidak berarti bahwa guru hanya menghadapi banyak siswa yang
terdiri dari beberapa kelompok yang dapat bertatap muka, baik secara perseorangan
maupun secara kelompok.
Hakikat pengajaran ini adalah:
a. Terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan juga siswa dengan
siswa.
b. Siswa belajar sesuai dengan kecepatan dn kemampuan masing-masing,
c. Siswa mendapat bantuan dari sesuai dengan kebutuhannya, dan
d. Siswa dilibatkan dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan (skill) berarti
kemampuan untuk mengoperasikan suatu pekerjaan secara mudah dan cermat yang
membutuhkan kemampuan dasar (basic ability).
Menurut robbins pada dasarnya keterampilan dapat dikategorikan menjadi empat,
yaitu:
a. Basic literacy skill (keahlian dasar)
b. Technical skill (keahlian teknik)
c. Interpersonal skill (keahlian interpersonal)
d. Problem solving (pemecahan masalah)
Keterampilan yang dituntut dalam islam
a. Keterampilan bertanya
b. Keterampilan memberi penguatan
c. Keterampilan memberi variasi
d. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
e. Keterampilan mengelola kelas
f. Keterampilan membimbing diskusi kelompok
g. Keterampilan menjelaskan
DAFTAR RUJUKAN

Abu Ahmadi Drs.1991. MKDU Dasar-dasar pendidikan agama islam. Jakarta: bumi aksara

Noor syam, Mohammad. 1986. Filsafat Kependidikan dan Dasar Filsafat. Surabaya: Usaha
Nasional.

Subana. Strategi Belajar Bahasa Indonesia.Bandung: Pustaka Setia.

Uzer Usman,Moh Drs.1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Zakiah Darajat,dkk. Pengajaran Agama Islam.Jakarta:Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai