Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

KONSEP DASAR IPS SD 2


EKONOMI, KOPERASI DAN BISNIS DI INDONESIA
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS SD 2
Dosen Pengampu Ayatullah Muhammadin Al Fath, M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 12
1. Riska Ilma Firlani (1986206059)
2. Rahman Dwi Sambodo (1986206076)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP PGRI PACITAN
TAHUN AJARAN 2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayahnya sehingga kami dapat
merampungkan penyusunan makalah Konsep Dasar IPS SD 2 dengan materi
Ekonomi, Koperasi dan bisnis di Indonesia.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyususnannya.
Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada kami siap menerima saran maupun kritik
demi memperbaiki makalah ini.
Kami mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginannya kami dapat menginspirasi para pembaca.

Pacitan, 13 Desember 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2
A. Pengertian Ekonomi, Koperasi Dan Bisnis ............................................... 2
B. Kondisi Ekonomi, Koperasi, Dan Bisnis Di Indonesia ............................. 9
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 20
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 20
B. SARAN ......................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 21
LAMPIRAN ................................................................................................... 22
A. Jurnal Nasional .......................................................................................... 22
B. Jurnal Internasional ................................................................................... 23
C. Lembar Plagiarisme ................................................................................... 25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dua aspek
kehidupan lain yang wajib menjadi perhatian anda selaku mahasiswa
sekaligus selaku warga negara dan warga masyarakat, yaitu aspek
ekonomi, koperasi dan bisnis yang terus mengalami perkembangan dalam
pembangunan jangka panjang, sektor ekonomi masih tetap mendapat
prioritas utama. Sedangkan aspek politik yang menyangkut pemerintahan
dan kenegaraan, stabilitas tidak dapat diabaikan.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut, perkembangan dan
pengembangannya harus tetap diupayakan. Stabilitas tersebut, bukan
berarti statis melainkan dinamik mengikuti perubahan serta perkembangan
internal maupun eksternal global.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ekonomi, koperasi, dan bisnis?
2. Bagaimanakah kondisi ekonomi, koperasi, dan bisnis di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Ekonomi, Koperasi dan Bisnis.
2. Untuk mengetahui kondisi Ekonomi, Koperasi dan Bisnis di Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi, Koperasi dan Bisnis


1. Ekonomi
Kata ekonomi berasal dari dari bahasa Yunani : Oikos dan
Nomos. Oikos berarti rumah tangga (house-hold), sedangkan Nomos
berarti aturan kaidah,atau pengelolaan. Dengan demikian secara
sederhana ekonomi dapat diartikan sebagai kaidah-kaidah, aturan-aturan,
atau cara pengelolaan suatu rumah tangga. Definisinya, ekonomi adalah
salah satu cabang ilmu sosial yang khusus mempelajari tingkah laku
manusia atau segolongan masyarakat dalam usahanya memenuhi
kebutuhan yang relatif tak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang
terbatas adanya.
Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, ilmu ekonomi yang
dianut masyarakat berbeda-beda. Hal ini tergantung bagaimana
keputusan-keputusan dasar tentang pemilikan produksi, distribusi, serta
konsumsi yang dilakukan.
Ada keputusan-keputusan yang lebih diserahkan kepada orang
perorangan (swasta), dan ada pula yang harus serba diatur oleh
pemerintah. Bentuk sistem dengan corak keputusan prtama disebut
sistem liberal/kapitalisme. Sebaliknya system yang serba diatur dan
dikomando oleh pemerintah disebut system sosialisme/komunisme.
Kebutuhan manusia :
a. Berdasarkan terhadap barang dan jasa
Kebutuhan dibedakan atas kebutuhan primer, sekunder dan tersier.
1) Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi
manusia untuk bertahan hidup.
2) Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan manusia yang diperlukan
untuk menjaga kenyamanan hidup.

2
3) Kebutuhan tersier adalah kebutuhan ketiga setelah kebutuhan
primer dan sekunder. Misalnya TV berwarna bagi orang desa
terpencil dan merupakan kebutuhan sekunder bagi orang kota.
Barang-barang mewah merupakan contoh kebutuhan tersier.
b. Kebutuhan Sosio-Budaya
Kebutuhan ini erat kaitannya dengan faktor lingkungan dan tradisi
masyarakat serta dengan sifat-sifat psikologis manusia. Oleh karena
itu, kebutuhan jenis ini ada dua yaitu :
1) Kebutuhan Sosial, yaitu kebutuhan yang ditimbulkan oleh tuntutan
hidup di masyarakat tempat ia tinggal.
2) Kebutuhan Psikologis adalah yang berhubungan dengan kebutuhan
sifat rohani manusia, misalnya kebutuhan akan rasa aman, rasa
dihargai, kebutuhan keamanan dan ketentraman hati,dan kebebasan
mengatur hidupnya.
c. Kebutuhan menurut waktu
Kebutuhan ini didasarkan pada seberapa pentingnya kebutuhan itu.
Jenisnya yaitu:
1) Kebutuhan sekarang, yaitu kebutuhan yang harus segera dipenuhi
dan tidak dapat ditunda. Misalnya makan, minum, pakaian,
kesehatan.
2) Kebutuhan masa depan, yaitu kebutuhan yang merupakan
persiapan atau persediaan untuk menghadapi kebutuhan pada
waktu yang akan datang. Misalnya menabung untuk masa yang
akan datang.
3) Kebutuhan yang tidak tentu waktunya, yaitu kebutuhan ini muncul
secara tiba-tiba atau sifatnya insidentil. Misalnya kebutuhan
seorang dokter ketika kita sakit.
Ketika kebutuhan manusia ada, maka harus diikuti dengan
adanya benda pemuas kebutuhan yaitu barang dan jasa. Barang atau
benda pemuas kebutuhan adalah segala sesuatu yang menjadi sarana,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Barang pemuas kebutuhan

3
merupakan pemuas yang berwujud, sedangkan pmuas kebutuhan yang
tidak berwujud adalah dalam bentuk jasa. Keanekaragaman pemuas
kebutuhan dibedakan menjadi:
a. Berdasarkan cara mendapatkannya:
Barang ekonomi, yaitu barang yang mempunyai kegunaan dan
jmlahnya terbatas. Artinya, jumlahnya lebih sedikit dibandingkan
dengan yang dibutuhkan masyarakat. Barang ekonomi yang berwujud
antara lain barang konsumsi, barang produksi, dan barang yang tidak
berwujud atau jasa.
1) Barang konsumsi adalah barang yang keberadaannya tidak
memerlukan pengolahan dan dapat langsung digunakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Barang ini juga sering disbut
barang jadi atau barang akhir. Barang konsumsi dapat dibagi lagi
menjadi dua yaitu barang konsumsi tidak tahan lama dan barang
konsumsi tahan lama.
2) Barang produksi atau barang modal adalah barang yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan manusia secara tidak langsung. Barang
ini digunakan untuk menghasilkan barang konsumsi dan atau
barang-barang modal lainnya. Barang produksi dapat dibagi
menjadi dua yaitu barang produksi satu kali pakai dan barang
produksi lebih dari satu kali pakai.
Barang ekonomi yang tidak berwujud atau jasa contohnya :
a. Jasa dokter
b. Guru
c. Salon
d. Pengacara
e. Jasa service.

4
b. Berdasarkan segi kegunaannya, barang dibedakan atas:
1) Barang komplementer yaitu barang pelengkap,yaitu barang yang
dalam penggunaannya saling melengkapi. Barang komplementer
baru mempunyai nilai pakai jika pemakaiannya digabung dengan
barang lainnya. Contoh: mobil dengan bensin.
2) Barang substitusi yaitu barang pengganti atau barang yang
pemakaiannya dapat saling mengganti. Contoh: kentang pengganti
beras atau nasi. Harga barang substitusi lebih murah dari barang
asli.
Untuk mendapatkan barang dan sumber daya, setiap orang harus
melakukan tindakan ekonomi. Ilmu ekonomi melakukan analisis manfaat
dan pengorbanan dari pola alokasi sumber daya dalam usahanya
memenuhi kebutuhan. Alokasi sumber dan balas jasa terletak pada faktor
produksi. Faktor produksi tersebut harus bersinergi untuk dapat
memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya dalam usaha perdagangan,
orang mengorganisasikan faktor-faktor produksi yang ada seperti tanah
sebagai lokasi tempat usaha, tenaga kerja sebagai tenaga administrasi
dan tenaga pemasaran, modal sebagai modal kerja untuk membeli
barang-barang dagangan, dan kewirausahaan yaitu daya seseorang yang
mempunyai kemampuan mengelola usaha.
2. Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau
badan hokum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi. Kegiatan usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD
1945 pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33
ayat (1) koperasi berkedudukan sebagai toko guru perekonomian
nasional dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem
perekonomian nasional.
Sebagai salah satu pelaku ekonomi, Koperasi merupakan
organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya
ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya

5
ekonomi tersebut terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus
mengutamakan kepentingan anggota, maka koperasi harus mampu
bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsip-prinsip koperasi dan
kaidah-kaidah ekonomi.
a. Prinsip Koperasi, Yaitu :
Di dalam Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian disebutkan pada pasal 5 bahwa dalam pelaksanaannya,
sebuah koperasi harus melaksanakan prinsip koperasi. Berikut ini
beberapa prinsip koperasi:
1) Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.
2) Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.
3) Sisa hasil usaha (SHU) yang merupakan keuntungan dari usaha
yang dilakukan oleh koperasi dibagi berdasarkan besarnya jasa
masing-masing anggota.
4) Modal diberi balas jasa secara terbatas.
5) Koperasi bersifat mandiri.
b. Tujuan utama koperasi
Untuk memenuhi kebutuhan anggota, sedangkan tujuan umumnya
adalah mewujudkan masyarakat adil makmur material dan spiritual
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
c. Bidang Usaha Koperasi
Koperasi dibedakan berdasarkan:
1) Berdasarkan Lapangan Usaha
a) Koperasi Konsumsi, yaitu koperasi yang tujuannya
mengusahakan pemenuhan barang-barang kebutuhan yang
diperlukan para anggota.
b) Koperasi Produksi, yaitu sejenis koperasi yang menghasilkan
produksi untuk disalurkan baik kepada para anggotanya maupun
untuk pasar. Koperasi produksi dapat digolongkan berbagai
macam koperasi, yaitu: Koperasi Pertanian, Koperasi
Peternakan, Koperasi Perikanan, dan Koperasi Kerajinan.

6
c) Koperasi Kredit, ialah untuk mendorong para anggota suka
menyimpan uangnya dalam koperasi agar tersedia uang bagi
anggota lain yang membutuhkan kredit.
2) Berdasarkan Lingkungannya
a) Koperasi Fungsional, yaitu koperasi yang anggota-anggotanya
terdiri dari para pegawai negeri, baik sipil maupun ABRI.
b) Koperasi Unit Desa (KUD), yaitu koperasi yang meliputi daerah
usaha di wilayah unit desa.
c) Koperasi Sekolah, ialah koperasi yang anggotanya adalah
murid-murid sekolah dasar, lanjutan utama, lanjutan atas dan
sekolah-sekolah yang setaraf dengan itu.
Bersama-sama dengan sektor lain, yaitu sektor negara dan sektor
swasta, sektor koperasi ingin mewujudkan cita-cita dan tujuan
pembangunan nasional, yaitu masyarakat adil, makmur material dan
spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan jalan berusaha
untuk berusaha memenuhi anggota.
3. Bisnis dan Mekanisme Pasar
Pengertian pasar dalam arti sempit adalah tempat dimana pada
umumnya barang atau jasa diperjualbelikan. Sedangkan dalam arti luas,
pasar adalah proses dimana pembeli dan penjual saling berinteraksi
untuk menentukan atau menentukan harga jual. Dengan mengetahui
jumlah penjual dan pembeli, serta barang atau jasa yang diperjual
belikan, maka dapat diketahui tingkat persaingan yang terjadi dalam
pasar. Tingkat persaingan atau derajat persaingan inilah yang akan
menentukan bentuk-bentuk atau susunan pasar.
Pengertian pasar berdasarkan sudut pandang tempat adalah suatu
tempat dimana penjual dan pembeli menjual belikan barang dan jasa
(pasar konkrit). Pengertian pasar lainnya dapat berdasarkan jumlah
penjual dengan pembeli, atau bentuk pasar berdasarkan struktural
penjual dan pembeli. Pasar jenis ini antara lain pasar monopoli,pasar
monopsoni, pasar persaingan sempurna, dan lain sebagainya disebut

7
pasar abstrak. Di dalam pasar terdapat mekanisme permintaan dan
penawaran. Permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang
dibutuhkan oleh konsumen dengan berbagai kemungkinan tingkat harga
pada periode tertentu dalam suatu pasar. Permintaan yang didukung oleh
kekuatan daya/tenaga beli disebut permintaan efektif. Sedangkan
permintaan yang hanya didasarkan pada kebutuhan saja disebut sebagai
permintaan potensial.
Bentuk pasar dikelompokan menjadi dua yaitu:
a. Pasar persaingan sempurna atau pasar persaingan murni merupakan
salah satu bentuk pasar yang ekstrim. Pada pasar ini kekuatan
permintaan dan kekuatan penawaran bergerak secara leluasa. Bentuk
pasar ini terdapat dalam bidang produksi dan perdagangan hasil
pertanian seperti beras, terigu, kopra, dan minyak kelapa. Dalam
pasar ini, harga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran.
Ciri-ciri pasar ini antara lain:
1) Jumlah penjual dan pembeli banyak
2) Barang dan jasa yang diperjualbelikan bersifat homogeny
3) Sumber produksi bebas bergerak
4) Pembeli dan penjual mengetahui keadaan pasar
5) Produsen bebas keluar masuk pasar
b. Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar dimana terdapat satu
atau beberapa penjual yang menguasai pasar atau harga, serta satu
atau beberapa pembeli yang menguasai pasar atau harga. Bentuk-
bentuk pasar tidak sempurna antara lain:
1) Monopoli yaitu bentuk pasar yang seluruh penawarannya
dipegang oleh satu orang penjual dengan satu perusahaannya
karena hanya terdapat satu produsen/penjual saja.
2) Oligopoli yaitu suatu bentuk pasar dimana hanya ada beberapa
perusahaan (2 - 20 perusahaan). Oligopoli dapat dibedakan antara
oligopoli dengan barang diferensiasi dan oligopoli dengan barang
homogen. Oligopoli dengan barang diferensiasi artinya beberapa

8
perusahaan memproduksi barang yang sama namun sebenarnya
barang itu diperbedakan oleh merk, mutu, dll. Contoh: industri
mobil, rokok, dan sabun deterjen. Sedangkan contoh oligopoli
dengan barang homogeny adalah industri seng, paralon dan pipa
besi.
3) Monopsoni, jenis ini terjadi pada kondisi permintaan dan pasar
yang dikuasai oleh pembeli tunggal. Harga produk ditentukan
oleh pembeli.
4) Oligopsoni yaitu menunjuk pada suatu kondisi pasar dimana
terdapat bebrapa pembeli. Monopolistik adalah suatu bentuk
pasar dimana terdapat banyak penjual, masing-masing menjual
suatu macam barang tertentu yang dengan cara dibedakan antara
satu penjual dengan penjual lainnya.

B. Kondisi Ekonomi, Koperasi dan Bisnis di Indonesia


1. Kondisi Ekonomi Indonesia
Setiap negara berupaya untuk memakmurkan dan meningkatkan
taraf hidup rakyatnya dengan melakukan pembangunan ekonomi.
Sejumlah faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi adalah:
a. Faktor alam, yaitu kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
hasil hutan dan kekayaan laut.
b. Faktor teknologi dan barang modal karena kemajuan teknologi
dengan diikuti kemampuan investasi akan semakin mempercepat laju
perkembangan ekonomi suatu negara.
c. Faktor budaya dapat berfungsi sebagai motivator atau pendorong
pelaksanaan pembangunan apabila adat istiadat atau kehidupan
masyarakat lebih mengacu pada pola hidup hemat dan kerja keras,
tetapi juga dapat menjadi penghambat pembangunan apabila sifat
budayanya boros dan malas bekerja.
Arah pembangunan nasional tertera dalam visi dan misi
pembangunan nasional. Visi dan misi pembangunan nasional tersebut

9
antara lain berusaha mewujudkan masyarakat Indonesia yang damai,
demokratis, berkeadilan, daya saing, maju, dan sejahtera dalam wadah
kesatuan republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia.
Sesuai dengan tap MPR No. IV/MPR/1999, arah kebijakan di bidang
ekonomi sebagai berikut:
a. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada
mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat
dan memperhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai-nilai keadilan,
kepentingan sosial, kualitas hidup, pembangunan berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan sehingga terjamin kesempatan yang
sama dalam berusaha dan bekerja, perlindungan hak-hak konsumen,
serta perlakuan yang adil bagi seluruh masyarakat.
b. Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil serta
menghindarkan terjadinya struktur pasar monopolistik dan berbagai
struktur pasar yang distortif, yang merugikan masyarakat.
c. Mengoptimalkan peranan pemerintah dalam mengoreksi
ketidaksempurnaan pasar dengan menghilangkan seluruh hambatan
yang mengganggu mekanisme pasar, melalui regulasi, layanan
publik, subsidi dan insentif, yang dilakukan secara transparan dan
diatur dengan undang-undang.
d. Mengupayakan kehidupan yang layak berdasarkan atas kemanusiaan
yang adil bagi masyarakat, terutama bagi fakir miskin dan anak-anak
terlantar dengan mengembangkan sistem dana jaminan sosial melalui
program pemerintah serta menumbuhkembangkan usaha dan
kreativitas masyarakat yang pendistribusiannya dilakukan dengan
birokrasi yang efektif dan efisien serta ditetapkan dengan undang-
undang.
e. Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai
kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif
berdasarkan keunggulan komparatif sebagai negara maritim dan
agraris sesuai kompetensi dan produk unggulan di setiap daerah,

10
terutama pertanian dalam arti luas, kehutanan, kelautan,
pertambangan, pariwisata, serta industri kecil dan kerajinan rakyat.
f. Mengelola kebijakan makro dan mikro ekonomi secara terkoordinasi
dan sinergi guna menentukan tingkat suku bunga wajar, tingkat
inflasi terkendali, tingkat kurs rupiah yang stabil dan realistis,
menyediakan kebutuhan pokok terutama perumahan dan pangan
rakyat, menyediakan fasilitas publik yang memadai dan harga
terjangkau, serta memperlancar perizinan yang transparan, mudah,
murah, dan cepat. Mengembangkan kebijakan fiskal dengan
memperhatikan prinsip transparansi, disiplin, keadilan, efisiensi,
efektivitas, untuk menambah penerimaan Negara dan mengurangi
ketergantungan dana dari luar negeri. Mengembangkan pasar modal
yang sehat, transparan efisien, dan meningkatkan penerapan
peraturan perundangan sesuai dengan standar internasional dan
diawasi oleh lembaga independen.
g. Mengoptimalkan penggunaan pinjaman luar negeri pemerintah untuk
kegiatan ekonomi produktif yang dilaksanakan secara transparan,
efektif, dan efisien. Mekanisme dan prosedur peminjaman luar negeri
harus dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dan diatur
dengan undang-undang.
h. Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan, dan investasi
dalam rangka meningkatkan daya saing global dengan membuka
aksesibilitas yang sama terhadap kesempatan kerja dan berusaha bagi
segenap rakyat dan seluruh daerah melalui keunggulan kompetitif
terutama berbasis keunggulan sumber daya alam dan sumber daya
manusia dengan menghapus segala bentuk perlakuan diskriminatif
dan hambatan.
i. Memberdayakan pengusaha kecil, menengah, dan koperasi agar lebih
efisien, produktif dan berdaya saing dengan menciptakan iklim
berusaha yang kondusif dan peluang usaha yang seluas-luasnya.
Bantuan fasilitas dari negara diberikan secara selektif terutama dalam

11
bentuk perlindungan dari persaingan yang tidak sehat, pendidikan
dan pelatihan, informasi bisnis dan teknologi, permohonan, dan
lokasi berusaha.
j. Menata Badan Usaha Milik Negara secara efisien, transparan, dan
professional terutama yang usahanya berkaitan dengan kepentingan
umum yang bergerak dalam penyediaan fasilitas publik, industri
pertahanan dan keamanan, pengelolaan aset strategis, dan kegiatan
usaha lainnya yang tidak dilakukan oleh swasta dan koperasi.
Keberadaan dan pengelolaan Badan Usaha Milik Negara ditetapkan
dengan undang-undang
k. Mengembangkan hubungan kemitraan dalam bentuk keterkaitan
usaha yang saling menunjang dan menguntungkan antara koperasi,
swasta dan Badan Usaha Milik Negara, serta antara usaha besar,
menengah, dan kecil dalam rangka memperkuat struktur ekonomi
nasional.
l. Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada
keragaman sumber daya bahan pangan, kelembagaan dan budaya
lokal dalam rangka menjamin tersedianya pangan dan nutrisi dalam
jumlah dan mutu yang dibutuhkan pada tingkat harga yang
terjangkau dengan memperhatikan peningkatan pendapatan petani
dan nelayan, serta peningkatan produksi yang diatur dengan udang-
undang.
m. Meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan sumber energi dan
tenaga listrik yang relatif murah dan ramah lingkungan dan secara
berkelanjutan yang pengelolaannya diatur dengan undang-undang.
n. Mengembangkan kebijakan pertanahan untuk meningkatkan
pemanfaatan dan penggunaan tanah secara adil, transparan, dan
produktif dengan mengutamakan hak-hak rakyat setempat, termasuk
hak ulayat dan masyarakat adat, serta berdasarkan tata ruang wilayah
yang serasi dan seimbang.

12
o. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
publik, termasuk transportasi telekomunikasi, energi, dan listrik, dan
air bersih guna mendorong pemerataan pembangunan, melayani
kebutuhan masyarakat dengan harga terjangkau, serta membuka
keterisolasian wilayah pedalaman dan terpencil.
p. Mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu
yang diarahkan pada peningkatan kompetensi dan kemandirian
tenaga kerja, peningkatan pengupahan, penjaminan kesejahteraan,
perlindungan kerja, dan kebebasan berserikat.
q. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penempatan tenaga kerja ke
luar negeri dengan memperhatikan kompetensi, perlindungan dan
pembelaan tenaga kerja yang dikelola secara terpadu dan mencegah
timbulnya eksploitasi tenaga kerja.
r. Meningkatkan penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi termasuk teknologi bangsa sendiri dalam
dunia usaha, terutama usaha kecil, menengah, dan koperasi guna
meningkatkan daya saing produk yang berbasis sumber daya lokal.
s. Melakukan berbagai upaya terpadu untuk mempercepat proses
pengentasan masyarakat dari kemiskinan dan mengurangi
pengangguran, yang merupakan dampak krisis ekonomi.
t. Mempercepat penyelamatan dan pemulihan ekonomi guna
membangkitkan sektor riil terutama bagi pengusaha kecil, menengah,
dan koperasi melalui upaya pengendalian laju inflasi, stabilisasi kurs
rupiah pada tingkat yang realistis, dan suku bunga yang wajar serta
didukung oleh tersedianya likuiditas sesuai kebutuhan.
u. Menyehatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan
mengurangi defisit anggaran melalui peningkatan disiplin anggaran,
pengurangan subsidi dan pinjaman luar negeri secara bertahap,
peningkatan penerimaan pajak progresif yang adil dan jujur, serta
penghematan pengeluaran.

13
v. Mempercepat rekapitalisasi sektor perbankan dan restrukturisasi
utang swasta secara transparan agar perbankan nasional dan
perusahaan swasta menjadi sehat, terpercaya, adil, dan efisien dalam
malayani masyarakat dan kegiatanperekonomian.
w. Melaksanakan restrukturisasi aset negara, terutama aset yang berasal
dari likuidasi perbankan dan perusahaan, dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan produktivitas secara transparan dan
pelaksanaannya dikonsultasikan dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
Pengelolaan aset negara diatur dengan undang-undang.
x. Melakukan renegosiasi dan mempercepat restrukturisasi utang luar
negeri bersama-sama dengan Dana Moneter Internasional, Bank
Dunia, lembaga keuangan internasional lainnya, dan negara donor
dengan memperhatikan kemampuan bangsa dan negara, yang
pelaksanaannya dilakukan secara transparan dan dikonsultasikan
dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
y. Melakukan secara produktif negosiasi dan kerja sama ekonomi
bilateral dan multilateral dalam rangka meningkatkan volume dan
nilai ekspor terutama dari sektor industri yang berbasis sumber daya
alam, serta menarik investasi finansial dan investasi asing langsung
tanpa merugikan pengusaha nasional. Menyehatkan Badan Usaha
Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah terutama yang usahanya
berkaitan dengan kepentingan umum. Bagi Badan Usaha Milik
Negara yang usahanya tidak berkaitan dengan kepentingan umum
didorong untuk privatisasi melalui pasar modal.
2. Pengembangan Ekonomi Koperasi
Tahun 1903 pejuang kemerdekaan mendirikan koperasi yang
bergerak dibidang konsumsi yang memiliki ciri-ciri seperti koperasi
Rochdale. Saat itu koperasi berperan ganda disatu pihak senagai
organisasi ekonomi dalam upaya memenuhi kebutuhan para anggota
dilain pihak mempunyai fungsi yang lebih penting yaitu merupakan
saran komunikasi antara pejuang kemerdekaan Tahun 1912 serikat

14
dagang islam yang kemudian disebut seikat islam juga berusaha
mendirikan toko bersama yaitu toko koperasi.
Usaha ini kurang berhasil karena kurangnya informasi kepada
masyarakat tentang perkoperasian dan juga terbatasnya pimpinan yang
mampu mengelola koperasi tersebut. Tahun 1915 Dikeluarkanya
peraturan No. 413/1915 yang isinya mengatur tentang syarat-syarat yang
harus dipenuhi tentang pendirian koperasi. Tahun 1927 dikeluarkannya
Peraturan Koperasi No.91/1927 yang dikhususkan bagi Koperasi Bumi
Putera.
Peraturan ini pada dasarnya menyederhanakan dan memperingan
Peraturan Koperasi No.413/1915. Tahun 1933 dikeluatkannya Perturan
Perkoperasian No.108/1933. Isi dari peraturan ini tidak jauh berbeda
dengan peraturan No.91/1927. Peraturan perkoperasian No.108/1933
berlaku bagi masyarakat atau pegawai colonial Belanda.
Hal ini justru mempersempit atau membatasi berkembangnya
koperasi. Tahun 1949 pada masa penjajahan Jepang perkembangan
koperasi di Indonesia semakin terpuruk. Apalagi bila dilihat UU
No.23/1942. Orang yang akan mendirikan koperasi harus mendapatkan
izin dari pembesar setempat.
Pada masa itu Jepang mendirikan Kumiai yaitu semacam
koperasi yang berada dibawah badan ekonomi atau Yumun Keisioku.
Tahun 1949 dikeluarkannya UU No. 179/1949 yang isinya Pendirian
Koperasi tidak lagi menggunakan akte notaris Keberadaan Koperasi
dibawah pengawasan pemerintah Keanggotaan terbuka bagi siapa saja,
Pemerintah ikut mengatur kehidupan koperasi Tahun 1958 pemerintah
mengelaukan UU RI No.79/1958.
Undang-indang ini dimaksudkan untuk menyempurnakan
peraturan-peraturan yang pernah berlaku di Indonesia. UU RI
No.79/1958 disempurnakana lagi menjadi UU No. 60/1959 yang lebih
memberikan peran kepada direktorat koperasi Tahun 1965 dikeluarkan
UU No. 14/1965 Undang-undang ini merupakan hasil Munaskop II

15
tanggal 2-10 Agustus 1965. UU ini isinya ternyata menyelewengkan dan
bertentang dengan perikehidupan koperasi.
Menurut UU ini koperasi berubah perannya menjadi organisasi
untuk kepentingan politik dan dipergunakan sebagai alat revolusi Tahun
1967 untuk mengembalikan peran koperasi sebagai alat untuk
memperbaiki perekonomian rakyat maka dikeluarkan Undang-Undang
No.12/1967. UU ini berisi tentang pokok-pokok perkoperasian yang
sesuai dengan landasan, asas dan sendi dasar koperasi Indonesia. Tahun
1992 untuk menyempurnakan dan meningkatkan peran koperasi sebagai
salah satu sektor perekonomian Indonesia maka dikeluarkanlah UU Kop
No. 25/1992 .
Menurut UU ini koperasi diberikan peran yang lebih luas didalam
mengembangkan usahanya. Diharapkan kemandirian koperasi benar-
benar dapat terwujud. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal
4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai berikut :
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-
gurunya
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi

16
3. Bisnis
Selain koperasi, pemerintah juga membuka bagi warga negara
untuk mengembangkan ekonomi melalui lembaga selain koperasi, yaitu
antara lain pada sektor negara dan sektor swasta. Sektor negara
merupakan perwujudan isi Pasal 33 UUD 1945 ayat 2 dan 3,pasal 33
ayat 2 menyebutkan bahwa “cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan menguasai hayat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”,
sedangkan pasal 33 ayat 3 menyebutkan bahwa “bumi dan air dan
kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.
Hal ini memberikan makna bahwa monopoli atas cabang
produksi yang penting dan menguasai hayat hidup orang banyak serta
kekayaan alam oleh negara semata-mata untuk mengamankan agar
jangan sampai jatuh ke tangan swasta atau perorangan yang tidak
bertanggung jawab.
Pelaksanaan Pasal 33 ayat 2 dan 3 oleh pemerintah direalisasikan
melalui pendirian Badan Usaha Milik Negara. Bila cabang-cabang
produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
negara, maka swasta diberikan kesempatan untuk berusaha di cabang-
cabang produksi yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak. BUMS
memiliki beberapa bentuk, yaitu :
a. Perusahaan Perseorangan Suatu bentuk badan usaha yang seluruh
modal dan anggung jawabnya dimiliki oleh seseorang secara pribadi.
Jadi, semua resiko dan kegiatan usaha menjadi tanggung jawab
penuh pengusaha. Contoh : Penginapan, penggilingan padi, toserba,
restoran. Untuk mendirikan perusahaan perseorangan tidak ada
undang – undang yang mengatur secara khusus. Namun untuk
beberapa jenis usaha, perusahaan perseorangan baru boleh
melakukan aktivitasnya setelah mendapatkan izin dari pemerintah
daerah setempat.

17
b. Firma Suatu persekutuan antara 2 orang atau lebih yang menjalankan
usaha dengan 1 nama dan bertujuan untuk membagi hasil yang
diperoleh dari persekutuan itu. Biasanya orang – orang yang
mendirikan Firma adalah orang –orang yang memiliki hubungan
keluarga. Pendiriannya dilakukan di hadapan notaris dengan
membuat akta pendirian sebagai bukti tertulis. Firma lebih baik dari
pada perusahaan perseorangan sebab memiliki modal lebih besar dan
dikelola lebih dari 1 orang. Contoh : konsultan hukum dan
pengacara.
c. Persekutuan Komanditer (CV) CV singkatan dari Commanditaire
Vennotschaap yang berasal dari Bahasa Belanda, dalam Bahasa
Indonesia dikenal dengan istilah persekutuan komanditer.
Persekutuan Komanditer adalah suatu persekutuan yang terdiri atas
beberapa orang yang menjalankan usaha dan beberapa orang hanya
menyerahkan modal saja. Orang yang terlibat dalam CV ini disebut
sekutu. Ada 2 jenis sekutu dalam CV yaitu, :
1) Sekutu aktif/komplementer yaitu sekutu yang menjalankan /
memimpin suatu perusahaan.
2) Sekutu pasif/komanditer Sekutu yang memercayakan modalnya
kepada sekutu aktif dan tidak bertanggung jawab menjalankan
usahanya.
d. Persekutuan Terbatas (PT) Pt adalah suatu persekutuan antara 2
orang / lebih yang menjalankan usahanya dengan modal yang
diperoleh dari pengeluaran saham. Saham adalah tanda pernyataan
modal pada PT. Pemegang saham/persero bertanggung jawab
terbatas, hanya sebesar modal yang ditanam. Keuntungan bagi
persero diberikan dalam bentuk dividen : Pengolahan PT diserahkan
kepada dewan direksi Dalam menjalankan tugasnya, dewan direksi
diawasi oleh dewan komisaris. Komponen yang memegang
kekuasaan tertinggi dalam PT adalah Rapat Umum Pemegang
Saham(RUPS). Dlm RUPS,ditentukan bagaimana kegiatan badan

18
usaha akan dijalankan, mengangkat, memberhentikan direksi &
dewan komisaris serta mengatur pembagian dividen untuk para
peserta. Berdasarkan sahamnya PT dibedakan menjadi 2. yaitu :
1) PT tertutup Saham dalam PT ini sifatnya terbatas, jumlahnya
tidak banyak & pemegang saham biasanya saling mengenal.
Biasanya hal ini ditujukan agar kekayaan badan usaha tidak jatuh
ke tangan orang lain.
2) PT terbuka Dalam PT ini, sahamnya terdaftar di bursa efek.
Saham dapat dimiliki oleh masyarakat umum & pemegang saham
tidak harus mengenal. PT biasanya menuliskan singkatan Tbk
(terbuka) di belakang nama perseronya.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ekonomi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang khusus
mempelajari tingkah laku manusia atau segolongan masyarakat dalam
usahanya memenuhi kebutuhan yang relatif tak terbatas dengan alat pemuas
kebutuhan yang terbatas adanya.
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan
hokum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Kegiatan usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33
ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi
berkedudukan sebagai toko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi selama pembangunan
jangka panjang pertama selain telah meningkatkan kesejahteraan rakyat
juga telah menumbuhkembangkan usaha besar, usaha menengah, dan usaha
kecil. Dalam keterkaitan usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar,
pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1997 tentang
kemitraan antara berbagai tingkat usaha yang berdasarkan besarnya jumlah
modal. Kemitraan usaha ini menjangkau pengertian yang luas yang
berlangsung antara semua pelaku dalam perekonomian baik dalam arti asal
asul atau pemiliknya, yang meliputi BUMN, badan usaha swasta, dan
koperasi, maupun dalam arti ukuran usaha yang meliputi usaha besar, usaha
menengah, dan usaha kecil.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi para
pembaca. Dan dapat menambah wawasan bagi pembaca.

20
DAFTAR PUSTAKA

Djodjo Suradisastra, dkk.1993. Pendidikan IPS 1. Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan : Jakarta
Endro Sariono, dkk. 2007. Manusia dan Perilaku Ekonomi. Ganeca Exact :
Jakarta
Samlawi, Bunyamin Maftuh. 1998. Konsep Dasar IPS. Laboratorium PKn
Jurusan PKn FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia : Bandung
Sapriya, dkk. 2007. Konsep Dasar IPS. Laboratorium PKn Jurusan PKn FPIPS
Universitas Pendidikan Indonesia : Bandung

21
LAMPIRAN

A. Jurnal Nasional
PERKEMBANGAN EKONOMI KOPERASI di INDONESIA
Camelia Fanny Sitepu, Hasyim
1) Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan
Email: cameliasitepu40@gmail.com
2) Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan
Email: mashasyim4@gmail.com

Abstrak
Perkembangan ekonomi di Indonesia dimulai dari masa penjajahan
Belanda sampai Jepang. Banyak sekali kesulitan dan penderitaan rakyat
pada saat itu,belum lagi mereka harus menuruti kemauan para penjajah.
Disini perkembangan ekonomi sangat sulit,karena mereka menguasai
semua yang ada. Sampai akhirnya masyarakat mendirikan koperasi
kredit dengan tujuan membantu rakyatnya yang terjerat hutang dengan
rentenir. Dengan demikian, masyarakat mengenal koperasi serta
fungsinya dari koperasi tersebut. Cita-cita Koperasi memang sesuai
dengan susunan kehidupan rakyat Indonesia. Meski selalu mendapat
rintangan, namun Koperasi tetap berkembang. Seiring dengan
perkembangan masyarakat, berkembang pula perundangundangan yang
digunakan. Perkembangan dan perubahan perundang-undangan tersebut
dimaksudkan agar dapat selalu mengikuti perkembangan jaman.
Perkembangan koperasi masih menghadapi masalah-masalah baik di
bidang kelembagaan maupun di bidang usaha koperasi itu sendiri.
Masalah-masalah tersebut dapat bersumber dari dalam koperasi sendiri
maupun dari luar. Masalah kelembagaan koperasi juga dapat
dikelompokkan dalam masalah intern maupun masalah ekstern. Masalah
intern mencakup masalah keanggotaan, kepengurusan, pengawas,
manajer, dan karyawan koperasi. Sedangkan masalah ekstern mencakup

22
hubungan koperasi dengan bank, dengan usaha-usaha lain, dan juga
dengan instansi pemerintah.
B. Jurnal Internasional
DEVELOPMENT OF COOPERATIVE ECONOMY IN
INDONESIA
Camelia Fanny Sitepu, Hasyim
1) Faculty of Economics, Medan State University
Email: cameliasitepu40@gmail.com
2) Faculty of Economics, Medan State University
Email: mashasyim4@gmail.com

Abstract
Economic development in Indonesia started from the Dutch colonial
period to the Japanese. There were so many difficulties and suffering of
the people at that time, not to mention that they had to obey the wishes
of the colonizers. Here economic development is very difficult, because
they control everything that exists. Until finally the community
established credit cooperatives with the aim of helping people who were
caught in debt with loan sharks. Thus, the community gets to know
cooperatives and their functions from these cooperatives. The ideal of a
cooperative is in accordance with the life structure of the Indonesian
people. Even though they always face obstacles, the cooperative
continues to grow. Along with the development of society, the laws
used are also developed. The development and changes in legislation are
intended to keep abreast of the times. The development of cooperatives
still faces problems both in the institutional sector and in the cooperative
business sector itself. These problems can come from within the
cooperative itself or from outside. Cooperative institutional problems
can also be grouped into internal problems as well as external problems.
Internal problems include membership issues, management, supervisors,
managers, and cooperative employees. Meanwhile, external problems

23
include cooperative relations with banks, with other businesses, and also
with government agencies.

24
Lembar Plagiarisme

25

Anda mungkin juga menyukai