DI INDONESIA
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian Ekonomi, Koperasi dan Bisnis.
2. Untuk mengetahui kondisi Ekonomi, Koperasi dan Bisnis di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
3) Kebutuhan yang tidak tentu waktunya, yaitu kebutuhan ini muncul secara tiba-tiba
atau sifatnya insidentil. Misalnya kebutuhan seorang dokter ketika kita sakit.
Ketika kebutuhan manusia ada, maka harus diikuti dengan adanya benda
pemuas kebutuhan yaitu barang dan jasa. Barang atau benda pemuas kebutuhan
adalah segala sesuatu yang menjadi sarana, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Barang pemuas kebutuhan merupakan pemuas yang berwujud,
sedangkan pmuas kebutuhan yang tidak berwujud adalah dalam bentuk jasa.
Keanekaragaman pemuas kebutuhan dibedakan menjadi:
A. Berdasarkan cara mendapatkannya:
Barang ekonomi, yaitu barang yang mempunyai kegunaan dan jmlahnya
terbatas. Artinya, jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan yang dibutuhkan
masyarakat. Barang ekonomi yang berwujud antara lain barang konsumsi, barang
produksi, dan barang yang tidak berwujud atau jasa.
a) Barang konsumsi adalah barang yang keberadaannya tidak memerlukan
pengolahan dan dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Barang ini juga sering disbut barang jadi atau barang akhir. Barang konsumsi dapat
dibagi lagi menjadi dua yaitu barang konsumsi tidak tahan lama dan barang
konsumsi tahan lama.
b) Barang produksi atau barang modal adalah barang yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia secara tidak langsung. Barang ini digunakan untuk
menghasilkan barang konsumsi dan atau barang-barang modal lainnya. Barang
produksi dapat dibagi menjadi dua yaitu barang produksi satu kali pakai dan
barang produksi lebih dari satu kali pakai.
Barang ekonomi yang tidak berwujud atau jasa contohnya :
a) Jasa dokter
b) Guru
c) Salon
d) Pengacara
e) Jasa service.
Untuk mendapatkan barang dan sumber daya, setiap orang harus melakukan
tindakan ekonomi. Ilmu ekonomi melakukan analisis manfaat dan pengorbanan
dari pola alokasi sumber daya dalam usahanya memenuhi kebutuhan. Alokasi
sumber dan balas jasa terletak pada faktor produksi.
2. Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hokum
yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan
usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan
adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi berkedudukan sebagai
toko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam
sistem perekonomian nasional.
Sebagai salah satu pelaku ekonomi, Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang
berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan
kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas, dan dalam
mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota, maka
koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsip-prinsip
koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi.
a. Prinsip Koperasi, Yaitu :
Di dalam Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
disebutkan pada pasal 5 bahwa dalam pelaksanaannya, sebuah koperasi harus
melaksanakan prinsip koperasi. Berikut ini beberapa prinsip koperasi:
1) Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.
2) Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.
3) Sisa hasil usaha (SHU) yang merupakan keuntungan dari usaha yang dilakukan
oleh koperasi dibagi berdasarkan besarnya jasa masing-masing anggota.
4) Modal diberi balas jasa secara terbatas.
5) Koperasi bersifat mandiri.
3) Monopsoni, jenis ini terjadi pada kondisi permintaan dan pasar yang dikuasai
oleh pembeli tunggal. Harga produk ditentukan oleh pembeli.
4) Oligopsoni yaitu menunjuk pada suatu kondisi pasar dimana terdapat bebrapa
pembeli. Monopolistik adalah suatu bentuk pasar dimana terdapat banyak penjual,
masing-masing menjual suatu macam barang tertentu yang dengan cara dibedakan
antara satu penjual dengan penjual lainnya.
3. Bisnis
Selain koperasi, pemerintah juga membuka bagi warga negara untuk
mengembangkan ekonomi melalui lembaga selain koperasi, yaitu antara lain pada
sektor negara dan sektor swasta. Sektor negara merupakan perwujudan isi Pasal 33
UUD 1945 ayat 2 dan 3,pasal 33 ayat 2 menyebutkan bahwa “cabang-cabang
produksi yang penting bagi negara dan menguasai hayat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara”, sedangkan pasal 33 ayat 3 menyebutkan bahwa “bumi dan
air dan kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.
Pelaksanaan Pasal 33 ayat 2 dan 3 oleh pemerintah direalisasikan melalui
pendirian Badan Usaha Milik Negara. Bila cabang-cabang produksi yang penting
dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara, maka swasta diberikan
kesempatan untuk berusaha di cabang-cabang produksi yang tidak menguasai hajat
hidup orang banyak. BUMS memiliki beberapa bentuk, yaitu :
a. Perusahaan Perseorangan Suatu bentuk badan usaha yang seluruh modal dan
anggung jawabnya dimiliki oleh seseorang secara pribadi. Jadi, semua resiko dan
kegiatan usaha menjadi tanggung jawab penuh pengusaha. Contoh : Penginapan,
penggilingan padi, toserba, restoran. Untuk mendirikan perusahaan perseorangan
tidak ada undang – undang yang mengatur secara khusus. Namun untuk beberapa
jenis usaha, perusahaan perseorangan baru boleh melakukan aktivitasnya setelah
mendapatkan izin dari pemerintah daerah setempat.
b. Firma Suatu persekutuan antara 2 orang atau lebih yang menjalankan usaha
dengan 1 nama dan bertujuan untuk membagi hasil yang diperoleh dari
persekutuan itu. Biasanya orang – orang yang mendirikan Firma adalah orang –
orang yang memiliki hubungan keluarga. Pendiriannya dilakukan di hadapan
notaris dengan membuat akta pendirian sebagai bukti tertulis. Firma lebih baik dari
pada perusahaan perseorangan sebab memiliki modal lebih besar dan dikelola lebih
dari 1 orang. Contoh : konsultan hukum dan pengacara.
c. Persekutuan Komanditer (CV) CV singkatan dari Commanditaire Vennotschaap
yang berasal dari Bahasa Belanda, dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan istilah
persekutuan komanditer.
d. Persekutuan Terbatas (PT) Pt adalah suatu persekutuan antara 2 orang / lebih
yang menjalankan usahanya dengan modal yang diperoleh dari pengeluaran saham.
Saham adalah tanda pernyataan modal pada PT. Pemegang saham/persero
bertanggung jawab terbatas, hanya sebesar modal yang ditanam. Keuntungan bagi
persero diberikan dalam bentuk dividen : Pengolahan PT diserahkan kepada dewan
direksi Dalam menjalankan tugasnya, dewan direksi diawasi oleh dewan komisaris.
Komponen yang memegang kekuasaan tertinggi dalam PT adalah Rapat Umum
Pemegang Saham(RUPS). Dlm RUPS,ditentukan bagaimana kegiatan badan usaha
akan dijalankan, mengangkat, memberhentikan direksi & dewan komisaris serta
mengatur pembagian dividen untuk para peserta. Berdasarkan sahamnya PT
dibedakan menjadi 2. yaitu :
1) PT tertutup Saham dalam PT ini sifatnya terbatas, jumlahnya tidak banyak &
pemegang saham biasanya saling mengenal. Biasanya hal ini ditujukan agar
kekayaan badan usaha tidak jatuh ke tangan orang lain.
2) PT terbuka Dalam PT ini, sahamnya terdaftar di bursa efek. Saham dapat dimiliki
oleh masyarakat umum & pemegang saham tidak harus mengenal. PT biasanya
menuliskan singkatan Tbk (terbuka) di belakang nama perseronya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekonomi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang khusus mempelajari
tingkah laku manusia atau segolongan masyarakat dalam usahanya memenuhi
kebutuhan yang relatif tak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas
adanya.
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hokum
yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan
usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan
adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi berkedudukan sebagai
toko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam
sistem perekonomian nasional.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi selama pembangunan jangka panjang
pertama selain telah meningkatkan kesejahteraan rakyat juga telah
menumbuhkembangkan usaha besar, usaha menengah, dan usaha kecil. Dalam
keterkaitan usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar, pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1997 tentang kemitraan antara
berbagai tingkat usaha yang berdasarkan besarnya jumlah modal. Kemitraan usaha
ini menjangkau pengertian yang luas yang berlangsung antara semua pelaku dalam
perekonomian baik dalam arti asal asul atau pemiliknya, yang meliputi BUMN,
badan usaha swasta, dan koperasi, maupun dalam arti ukuran usaha yang meliputi
usaha besar, usaha menengah, dan usaha kecil.
.