Anda di halaman 1dari 40

Hubungan Manusia dan Alam Semesta

Manusia adalah satu-satunya makhluk di alam yang memiliki kapasitas untuk menyandang
predikat khalifah Tuhan di muka bumi. Makhluk dengan kedudukan agung ini akan sangat
merugi jika mencintai dunia secara berlebihan dan melalaikan posisi tingginya di jagad raya ini.
Pada suatu hari, seseorang bertanya kepada Abu Said Abul Khayr, seorang tokoh sufi Persia,
"Dimana engkau mencari Tuhan?" Abu Said menjawab, "Di tempat mana engkau telah mencari
Tuhan dan tidak menemukan-Nya?"

Manusia berusaha mengenal dirinya dan mengenal alam semesta. Ia ingin lebih tahu siapa
dirinya dan bagaimana alam semesta. Dua jenis pengetahuan ini menentukan evolusi, kemajuan
dan kebahagiaannya. Agama mengajak manusia untuk mengenal dirinya. Pokok-pokok ajaran
agama adalah kenalilah dirimu agar engkau tahu Tuhanmu dan jangan melupakan Tuhanmu agar
kamu tidak lupa akan dirimu. Imam Ali as mengatakan, "Semoga Allah merahmati manusia yang
tahu asal-usulnya, tahu keberadaan dirinya, dan tahu hendak ke mana dirinya."

Seorang arif berkata bahwa maksud dari mencari Tuhan bukanlah engkau menemukannya, tapi
engkau harus menyelamatkan dirimu dari kelalaian dan mengenal dirimu sendiri. Pengenalan
manusia merupakan sebuah jalan untuk mengenal Tuhan dan pada dasarnya, jalan mengenal
Tuhan akan melewati gerbang pengenalan manusia itu sendiri. Imam Ali as berkata, "Barang
siapa mengenal dirinya, maka sungguh dia akan mengenal Tuhannya". Dengan kata lain, barang
siapa yang telah mengenal dirinya tentang bagaimana makhluk yang rendah ini bisa menggapai
kesempurnaan, maka ia akan mengenal Tuhannya. Sebab, manusia mengetahui bahwa selain
Tuhan Yang Maha Kuasa, tidak ada makhluk lain yang bisa mengantarkannya dari segumpal
mani menuju kesempurnaan.

Manusia dapat mengenal Tuhan dengan sifat Jamaliyah (keindahan) dan Jalaliyah (Keagungan)
dengan cara tafakkur, perenungan, dan penyelaman terhadap dirinya sendiri. Imam Ali as
berkata, "Barang siapa yang telah mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya dan karena ia
telah mengenal Tuhan, maka ia telah sampai pada ilmu dan pengetahuan tentang seluruh
keberadaan."

Tujuan utama ilmu agama dan filsafat adalah mengenal manusia dan alam semesta serta
hubungan keduanya dengan Sang Pencipta. Oleh sebab itu, pengenalan terhadap berbagai
dimensi dan karakteristik manusia akan mendekatkan seseorang pada asal mula penciptaan dan
tujuan dasarnya. Rasul Saw bersabda, "Orang yang paling tahu tentang dirinya, maka ia adalah
orang yang paling mengenal Tuhannya." Dikisahkan bahwa seorang sufi berkata kepada
sahabatnya demikian, "Wahai Tuhan, kenalkanlah diri-Mu kepadaku." Sementara aku berkata,
"Wahai Tuhan, kenalilah aku pada diriku sendiri."

Hubungan manusia dan alam semesta merupakan sebuah tema penting filsafat. Dengan kata lain,
itu adalah sebuah masalah yang sangat esensial bagi manusia, dimana ia menyimpan potensi
besar dalam dirinya. Mereka yang mengkaji tema-tema Ilahiyat dan ingin mengetahui hubungan
antara makhluk dan khalik, atau mereka yang ingin mengenal dirinya sendiri dan juga orang-
orang yang ingin mempelajari metode kehidupannya baik itu dalam dimensi individu, sosial atau
bahkan universal, maka mereka akan berurusan dengan masalah manusia dan alam semesta. Jika
masalah ini terpecahkan, kebanyakan dari problema umat manusia akan terselesaikan.

Menurut kebanyakan orang, manusia adalah manusia dan alam semesta adalah alam semesta.
Padahal, ada hubungan yang sangat erat dan penuh makna antara manusia dan alam semesta.
Manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang memiliki ikatan abadi dengan seluruh dimensi
alam. Seluruh bagian dan gerakan di alam memiliki hubungan satu dengan yang lain. Ada ikatan
erat antara karakteristik dan fenomena-fenomena di alam ini.

Segala sesuatu memiliki sebuah tampilan eksternal dan juga dimensi internal. Mungkin saja
sesuatu terlihat kecil secara lahiriyah, tapi dari segi batin sangat besar atau sebaliknya yaitu,
mungkin saja sesuatu tampak besar secara lahiriyah, namun dari segi batin sangat kecil. Alam
penciptaan juga seperti itu. Alam secara lahir tampak besar dan agung, tapi pada dasarnya adalah
kecil dan mungil dari segi batin. Sementara manusia terlihat kecil dari sisi lahiriyah, namun pada
dasarnya adalah besar dan luar biasa. Imam Ali as berkata, "Apakah kalian mengira bahwa
kalian hanya tubuh kecil ini, padahal kalian adalah alam yang sangat besar."

Pada kenyataannya, manusia adalah model eksklusif dari seluruh makhluk hidup dan bahkan
dapat disimpulkan bahwa jejak dan tanda-tanda dari seluruh makhluk di alam semesta ada dalam
diri manusia. Segala sesuatu yang ada di alam, pada dasarnya juga terdapat dalam diri manusia.
Oleh karena itu, jika kita mengamati diri dan alam sekitar dengan seksama, maka kita akan
menemukan sebuah hubungan yang rumit antara diri kita dan segala sesuatu yang ada di sekitar
kita. Seorang filosof Muslim, Mulla Shadra mengatakan, "Manusia sempurna adalah manusia
yang menyelaraskan dirinya dengan seluruh ketentuan-ketentuan Ilahi."

Kenyataan bahwa semua makhluk, dengan segala keterbatasan, merupakan tanda-tanda akan
kesucian, keindahan, ilmu pengetahuan, hidup, dan kesempurnaan lainnya dari Tuhan. Seluruh
makhluk tanpa terkecuali, diharuskan untuk memuji dan mengagungkan Tuhan, dan berdasarkan
hal tersebut, Mulla Sadra percaya bahwa semua atribut kesempurnaan seperti hidup dan
pengetahuan, beredar pada semua makhluk di seluruh alam raya.

Setiap wujud di alam ini pada level keberadaan manapun, memiliki semua sifat kesempurnaan.
Setiap wujud memiliki kehidupan, pengetahuan, kekuatan, kasih sayang, cinta? sesuai dengan
kadar keberadaannya. Sifat-sifat kesempurnaan mengalir di segenap makhluk alam ini baik yang
material maupun yang tidak. Sebagai bentuk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, manusia
mengemban amanah yang berat dan tanggung jawab yang besar yang tidak dapat diterima
makhluk lain. Manusia adalah perantara antara Pencipta dan makhluk lain mulai dari yang teratas
(Tuhan) ke yang terbawah dari seluruh ciptaan-Nya.

Melalui manusialah kesempurnaan dan rahmat turun ke bumi; dalam perjalanan menuju Tuhan,
melalui manusialah seluruh alam raya dapat menggapai Tuhan; dengan kata lain, manusia adalah
penjaga alam, pemelihara, dan penyebab kehidupan di dalamnya. Bagaimanapun juga, sangat
menarik bahwa manusia yang sama juga mencari bantuan dari alam dalam pendakiannya dan
pergerakan ke atas menuju Tuhan; kesempurnaanya tidak mungkin tanpa alam dan
isinya.(IRIB Indonesia)
Hubungan Historis Manusia dan Alam Semesta
Pembicaraan tentang hubugan historis manusia dan alam semesta tentu dapat dimulai dari
penelusuran terhadap asal muasal manusia sebagai bagian dari alam semsta ini. Asal usul
manusia dikaitkan dengan keberadaan alam semesta merupakan topik menarik. Kapankah
manusia pertama hadir dimuka bumi ini? Makhluk apakah yang menjadi nenek moyang manusia
dan bagaimana proses penurunan dan perubahan-perubahannya?

Ilmu pengetahuan manusia sudah mencoba untuk memberikan jawaban ilmiah tentang asal
usul manusia itu yang diawali dengan teori evolusi Darwin yang meskipun pada akhirnya temuan
ini dianggap sebagai kesimpulan yang serampangan dan mengaburkan fakta. Seperti temuan
Ramapithecus yang berusia 15 juta tahun dan Oreopithecus yang berusia 12 juta tahun,
Australopithecus yang hidup kira-kira pada 4 juta sampai 600.000 tahun yang lalu,
Pithecanthropus Erectus yang hidup sekitar 500.000 tahun yang lalu, Nanderthal yang hidup
sekitar 1.000.000-500.000 tahun yang lalu. Akan tetapi temuan ini masih memunculkan tanda
tanya para ahli apakah manusia yang di kenal sebagai manusia modern seperti sekarang ini
merupakan akibat dari proses evolusi.

Kesenjangan bukti-bukti ilmiah telah melemahkan hipotesis bahwa manusia adalah


perkembangan lebih lanjut dari keluarga pritama. Juka pun ada pada suatau hari mungkin
ditemukan bukti pormula yang menghubungkan manusia dengan nenek moyang hewan, maka
hal itu adalah merupakan lompatan yang luar biasa pada pertambahan informasi genetic. Hanya
dengan lompatan tersebut terbentuk suatu keturunan dengan ciri-ciri manusiawi yang
mengandung kemungkinan-kemungkinan evolusi meneju bentuk homo sapiens. Akan tetapi
sesungguhnya dari hasil tersebut dapat dimaknai bahwa sepanjang sejarah manusia sampai
sekarang keterkaitan dengan lingkungan alam semesta sangat tinggi.

Hubungan Fungsional Manusia dan Alam Semesta

Bagaimanapun proses penciptaan manusia adalah bagian integral dari alam semesta. Teori
cosmozoa yang menyatakan bahwa manusia berasal dari luar angkasa, kenyataannya kurang
mendapat tempat tempat dikalangan ilmuan. Bukti-bukti ilmiah yang memperkuat hai itu pu
cukup kuat. Sebaliknya pembahasan semakin mengarahkan bahwa bahan baku manusia berasal
dari bumi tempat manusia itu sendiri berpijak. Dalam sistem kosmos manusia dan alam semesta
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Karena memiliki keunggulan dalam system
kesadaran maka alam semesta merupakan sebuah obyek yang sangat penting dalam kehidupan
manusia tinjauan manusia tentang alam mendekatkan manusia kepada tata laku penciptaannya
dan dengan demikian mempertajam persepsi batin manusia untuk mendapatkan suatu
penglihatan yang lebih dalam mengenai itu. Pengetahuan mengenai alam akan menambah
kekuatan manusia mengatasi alam dan memberinya pandangan total tak berhingga yang telah
dicari oleh filsafat tetapi tak didapat.

Penglihatan terhadap hakikat tanpa kekuatan untuk melakukannya akan dapat memberikan
peningkatan moral tetapi tidak akan dapat memberikan peningkatan kebudayaan yang abadi.
Sebaliknya, kekuatan tanpa pengelihatan cenderung untuk menjadi destruktif dan dan tak
berperikemanusiaan. Keduanya harus digabungkan agar supaya perluasan rohaniah kemanusiaan
dapat terlaksana.

Kemajuan pengetahuan terhadap alam dalam posisi sebagai sumber kehidupan yang tiada
batasnya. Maka wajarlah jika semakin dalam pengetahuan semakin terasa hubuna saling
ketergantungan antara manusia dan alam semesta ini. Manusia tunduk dalam hukum-hukum
alam fisik dan tak mampu menubahnya, akan tetapi mampu mengatasinya. Ia dapat mengambil
jarak sekaligus menjadi bagian dari alam.

Namun keharmanisan tidak senantiasa menghiasi hubungan antara manusia dengan alam
semesta. Pada suatu saat, tatkala kehidupannya masih sangat sederhana, insting-insting manusia
berjalan bersesuaian dengan sifat-sifat hukum alam. Manusia hidup digua-gua, berburu dengan
kapak dan panah batu serta memakan makanan yang alamiah. Tetapi perkembangan pengetahuan
manusia dalam merespons berbagai kesulitan yang terkait dengan penyesuaian diri dengan alam
pada akhirnya membuahkan kreasi-kreasi “mengungguli” sifat-sifat alam. Eksploitasi terhadap
alam merusak keseimbangan hubungan yang telah berlangsung bermilyar-milyar tahun. Krisis
global lingkungan mengganggu hubungan antara manusia dan alam pada saat ini.

Sumber : Buku Pengantar Studi Islam untuk Perguruan Tinggi


Sumber : www.elearningpendidikan.com
Tags: alam semesta, hubungan alam semesta, hubungan manusia, Hubungan Manusia dan alam
Semesta, manusia, manusia dan alam semesta

Proses terjadinya Alam semesta menurut ilmu sains


Teori Ledakan Besar
Enstein adalah orang yang mempopulerkan teori ini.teori ini didasarkan pada penelitian yang ditemukan
bahwa alam semesta ini mengembang,seluruh planet dan bintang terus bergerak saling menjauhi
seolah-olah berasal dari satu tempat yang sama.
pada tahun 1915 Enstein menyempurnakan teorinya tentang relativitas,yang kemudian ia terapkan
dalam pendistribusian zat di ruang angkasa.kemudian tahun 1917 ada massa bahan yang hampir
seragam dimana keseimbanganya tak menentu antara kekuatan gravitasi dan kekuatan dorong kosmis
lain yang tak dikenal.semua ini kemudian dapat dipecahkan pada tahun 1922 oleh ahli fisika dari rusia.ia
mengatakan bahwa kekuatan tolak tak berpengaruh,bahkan seluruh alam semesta terus mengembang
dan bergerak saling menjauhi dengan keceptan tinggi.

Teori kant - Laplace


sejak jaman sebelum masehi,para ahli telah banyak berfikir dan menganalisis tentang gejala" yang terjdi
di alam.mulai abad 18 para ahli telah memikirkan tentang proses terjadinya bumi. salah satunya adalah
teori kabut (nebula) yang dikemukakan Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796) yang keudian
terkenal dengan teori Kant - Laplace. dalam teori ini dekemukakan bahwa alam semesta terdapat gas
yang kemudian berkumpul menjadi kabut ( nebula ). gaya tarik menarik antar gas ini kemudian
membentuk kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. dalam proses perputaran yang sangat
cepat ini, kabut bagian katulistiwa terlempar memisah dan memadat ( karena pendinginan ). bagian
inilah yang membentuk planet" di alam semseta.

Dari beberapa teori para ahli di atas kemudian para ahli astronomi terus berusaha memecahkan teori
terbentuknya alam semesta. hingga pada era modern ini para ahli astronomi baik dari segi pengamatan
maupun teori dengan jelas mengungkapkan bahwa pada suatu saat seluruh alam semesta masih berupa
'gumpalan asap' (yaitu komposisi gas yang sangat rapat dan tak tembus pandang, The First Three Minutes, a
Modern View of the Origin of the Universe, Weinberg, hal. 94-105.). Hal ini merupakan sebuah prinsip yang tak
diragukan lagi menurut standar astronomi moderen. Para ilmuwan sekarang dapat melihat pembentukan bintang-
bintang baru dari peninggalan 'gumpalan asap'
Makalah Wawasan IPTEKS

Alqis Niathri
F91113504
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA JEPANG
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat

dan limpahan rahmatnyalah maka saya bisa menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat

waktu.Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Wawasan

IPTEKS”.Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang

tepat atau menyinggung perasaan pembaca.Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini

dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga

dapaat memberikan manfaat.

Makassar,27 September 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................i

DAFTAR ISI ...............................................................................................................ii


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………...1
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN…………………..................................................................2
A. Pengantar wawasan ipteks ……………………...............................................2
B. Manusia dan alam semesta…………................................................................3
C. Ilmu pengetahuan……………………….……………….………………….... 5
D. Perkembangan ilmu pengetahuan......................................................................6
E. Ilmu pengetahuan dan teknologi….………………………………….…..…...7
F. Teknologi………………………………………………………….………….8
G. Perkembangan teknologi………………………………............………….….10
H. Dampak perkembangan teknologi……………………….…………………...11
I. Seni dan keindahan………………………………………………………….13
J. Integritas dan aspek etika ipteks……………………..…………………...….14
BAB III PENUTUP ………………………………...………..........………………..16

A. Kesimpulan………………………………………………………………16

B. Saran ……………….……………………………………………………16

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..…………………17

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita tentu sudah sering mendengar kata Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau yang sering
disingkat dengan IPTEK. IPTEK merupakan makanan sehari-hari manusia sekarang ini. Telepon
seluler, komputer, internet, dan lain-lain. Tanpa adanya IPTEK kehidupan sosial manusia
menjadi terhambat. Atas dasar kemampuan kreatifitas berpikir, manusia dapat mengembangkan
IPTEK dari waktu ke waktu. Segala kemudahan mulai dari transportasi, telekomonikasi sampai
pendidikan tak luput dari peran IPTEK. Namun di balik itu semua manusia menjadi malas
melakukan semua aktivitasnya oleh karena semua kemudahan yang ada. Selain itu juga, sebagian
besar manusia diberbagai belahan dunia belum mencicipi manfaat dari IPTEK tersebut. Sungguh
sangat disayangkan sekali dimana sebagian orang sudah mendapatkan kebutuhannya dengan
cepat sementara yang lainnya harus bersusah payah untuk mendapatkannya. Untuk itu sebagai
mahasiswa kita perlu mengetahui lebih dalam tentang IPTEK agar kita bisa memanfaatkan untuk
seluruh umat manusia.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah
ini adalah apa saja peranan IPTEK dalam membantu dan mempermudah aspek kehidupan
manusia?.
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana IPTEK dalam
peranannya sebagai sarana untuk mempermudah kehidupan manusia.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengantar Wawasan IPTEK
Wawasan IPTEKS adalah mata kuliah yang diajarkan dengan tujuan
mengarah pada pemantapan nilai-nilai karakter mahasiswa khususnya di
Universitas Hasanuddin yang dibangun berdasarkan semangat karakter bernuansa
maritime (Manusiawi, Arif, Religius,Integritas, Tangguh, Inovativ, dan Mandiri)
Secara umum pengertian wawasan dapat digambarkan sebagai teropong
multi dimensi untuk dapat melihat dan mengamati keberadaan dan perkembangan
dunia IPTEKS secara utuh. Ketimpangan telah terjadi pada fase sebelumnya
karena IPTEKS ditinjau secara fragmatis, terpenggal dan terpilah dimana
perkembangan suatu sisi tidak membantu perkembangan sisi yang lain. Akibatnya
pesona dan jiwa seni terasa asing dan seakan kabur oleh kecanggihan ilmu dan
teknologi karena masing-masing sisi sibuk memikirkan bagiannya sendiri yang
seharusnya ketiga sisi, baik ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dapat dipandang
sebagai satu kesatuan dimana ketiga sisi bersinergi satu sama lain.
Sebagai contoh Visi Perguruan Tinggi Universitas Hasanuddin adalah:
Pusat unggulan dalam pengembangan insane, ilmu pengetahuan, teknologi, seni
dan budaya berbasis benua maritime Indonesia, dan Misi Perguruan Tinggi
Universitas Hasanuddin adalah: Pertama, menyediakan lingkungan belajar yang
berkualitas untuk mengembangkan kapasitas pembelajar yang inovativ dan
proaktif. Kedua, melestarikan, mengembangkan, menentukan dan menciptakan
ilmu pengetahuan, teknilogi, seni dan budaya. Ketiga, menerapkan dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya bagi
kemaslahatan Benua Maritim Indonesia.

B. Manusia Dan Alam Semesta


Salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan mulia adalah manusia yang
diberikan amanah untuk mengelolah dan memelihara alam semesta.
Ciri-Ciri Umum Manusia Sebagai Makhluk Tuhan:
1. Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama otaknya.
2. Mempunyai jiwa, naluri,nalari,ruh dan hati yang sangat khas.
3. Mengadakan metabollisme atau petukaran zat dalam tubuhnya.
4. Tingkat reversibilitas sistem tubuh manusia sangat ideal.
5. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
6. Memiliki potensi untuk berkembang biak.
7. Tumbuh dan bergerak.
8. Berinteraksi dengan lingkungannya.
9. Bersifat fanah atau mengalami kematian
Definisi Manusia Menurut Para Filsafat:
1. Homo sapiens, artinya makhluk yang mempunyai budi.
2. Animal rational, artinya binatang yang berpikir.
3. Homo laquen, artinya makhluk yang pandai menciptakan bahasa dan
menjelmakan pikiran manusia dan perasaan dalam kata-kata yang tersusun
4. Homo faber, yaitu makhluk yang terampil, pandai membuat perkakas, atau disebut juga tool
making animal, yaitu binatang yang pandai membuat alat.
5. Zoon politicon, yaitu makhluk yang pandai bekerjasama, bergaul dengan orang lain dan
mengorganisasi diri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
6. Homo economicus, yaitu makhluk yang tunduk pada prinsip-prinsip ekonomi dan bersifat
ekonomis.
7. Homo religius, yaitu makhluk yang beragama.
PROSES PENCIPTAAN ALAM SEMESTA MENURUT ILMU PENGETAHUAN MODERN ( IPTEK )
Sejak dahulu kala, manusia dari masa ke masa selalu mempertanyakan proses penciptaan
alam semesta. Berawal dari pertanyaan sederhana itu, kemudian tercipta beragam teori tentang
penciptaan alam semesta. Di antara beragam teori itu, yang paling dikenal adalah teori
Materialisme dan Teori Ledakan Besar (Big Bang Theory).
Materialisme merupakan salah satu aliran dalam ilmu filsafat yang dikembangkan oleh para
filosof Yunani Kuno. Materialisme adalah aliran yang memandang bahwa segala sesuatu adalah
realitas, dan realitas seluruhnya adalah materi belaka. Menurut teori ini, alam semesta sudah ada
sejak waktu yang tak terbatas.
Menurut penganut paham materialisme, alam tidak memiliki awal maupun akhir. Teori ini juga
menyakini bahwa alam semesta tidak diciptakan, tetapi ada dengan sendirinya. Segala sesuatu
dalam alam semesta hanyalah peristiwa kebetulan atau ketidaksengajaan dan bukan merupakan
hasil dari sebuah rancangan atau visi yang disengaja.
Kaum materialis juga mengingkari adanya the ultimate nature of reality (realitas tertinggi atau
Yang Mutlak). Mereka menganggap bahwa doktrin alam semesta yang digambarkan oleh sains
merupakan materialisme sederhana.
Kaum materialis menyatakan bahwa para filosof tidak dapat menambah, dalam arti memperbaiki
pengertian materi yang bersifat deskriptif yang diberikan para ilmuwan pada masa hidupnya.
Paham materialisme ini memiliki beberapa aliran, yakni; materialisme lama, materialisme
modern, serta materialisme dialektis/historis.
Teori materialisme yang sempat diagung-agungkan para filsuf dan ilmuwan Barat
dipatahkan oleh Teori Ledakan Besar (Bing Bang Theory)
Seiring ditemukannya fakta tentang terjadinya Ledakan Besar oleh seorang Ahli Astronomi
Amerika bernama Edwin Hubble pada 1929, kebenaran Teori Ledakan Besar pun semakin
kokoh.
Teori Ledakan Besar mengungkapkan bahwa alam semesta termasuk bumi dan isinya itu
terbentuk dari sebuah ledakan besar. Teori ini menyatakan adanya “awal atau permulaan” pada
alam semesta yang disebabkan oleh Big Bang. Kalau alam semesta itu memiliki permulaan,
maka tentu saja ada yang menciptakannya yakni Tuhan, Sang Pencipta semesta alam.
Beberapa puluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1948 seorang peneliti bernama George
Gamov berpendapat, seharusnya ada sisa-sisa radiasi dari hasil big bang. Penemuan ini
merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan penjelasan ilmiah bagi fakta
bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan.
Sejumlah bukti lainnya yang menunjukkan alam semesta berasal dari sebuah ledakan besar
adalah terdapatnya kandungan Hidrogen dan Helium yang tersebar di seluruh jagat raya. Jika
alam semesta tidak memiliki awal, seharusnya Hidrogen telah menghilang dari alam semesta ini
diakibatkan perubahan atom Hidrogen menjadi atom Helium.
Ini bukti yang ditemukan dari penelitian yang panjang. Akhirnya para ilmuwan di dunia
mengakui kebenaran bahwa alam semesta lahir dari sebuah ledakan besar yang tentu saja
diciptakan keberadaannya.

 Perkembangan teknologi yang hemat tenaga kerja (bahasa Inggris: labor-saving


technological progress). Perkembangan teknologi yang terjadi sejak akhir abad
kesembilan belas banyak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat
tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari kacang-kacangan sampai sepeda
hingga jembatan.
 Perkembangan teknologi yang hemat modal (bahasa Inggris: capital-saving technological
progress). Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama disebabkan karena hampir
semua riset teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara-negara maju,
yang lebih ditujukan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modalnya.

Pengalaman di berbagai negara berkembang menunjukan bahwa adanya campur tangan langsung
secara berlebihan, terutama berupa peraturan pemerintah yang terlampau ketat, dalam pasar
teknologi asing justru menghambat arus teknologi asing ke negara-negara berkembang.
Di lain pihak suatu kebijaksanaan ‘pintu yang lama sekali terbuka’ terhadap arus teknologi asing,
terutama dalam bentuk penanaman modal asing (PMA), justru menghambat kemandirian yang
lebih besar dalam proses pengembangan kemampuan teknologi negara berkembang karena
ketergantungan yang terlampau besar pada pihak investor asing, karena merekalah yang
melakukan segala upaya teknologi yang sulit dan rumit.
http://tryaqiiz.blogspot.co.id/2014/09/makalah-wastek-unhas-alqis-niathri.html

Sifat Keingintahuan Manusia


2.1. Ilmu Pengetahuan Alam Bagi Manusia
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui. Untuk mengetahui sesuatu,
manusia dapat menggunakan indranya dengan cara mendengar, melihat, merasa, mencium, dan
sebagainya. Semua pengetahuan yang didasarkan secara indrawi dikategorikan sebagai
pengetahuan empiris, artinya pengetahuan yang bersumber dari pengalaman. Oleh karena itu,
pengalaman menjadi bagian penting dari seluk-beluk adanya pengetahuan.
Setiap orang memiliki pengetahuan karena pernah mengalami sesuatu dan setiap
pengalamannya dapat dijadikan landasan berfikir dan bertindak. Secara otomatis setiap orang
memiliki pengetahuan, akan tetapi kerena pengalaman setiap orang berbeda-beda, penyelesaian
masalahnya bersumber pada pengalaman yang beragam sehingga pengetahuan menjadi semakin
banyak. Pengetahuan yang bersumber dari pengalaman akan membedakan cara penyelesaian
masalah, sekaligus memperkaya pengetahuan. Pengalaman merupakan pengetahuan yang sangat
berharga. Kerena pengalaman merupakan sumber pengetahuan yang utama dan kemudian
melahirkan empirisme. Empirisme adalah salah satu aliran dalam filsuf yang menekankan
peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan dan pengetahuan itu sendiri. Beberapa
pandangan filsuf tentang pengalaman sebagai sumber pengetahuan, yaitu menggambarkan secara
mendalam bahwa sumber pertama pengetahuan adalah pengalaman. Manusia yang belajar dari
pengalamannya adalah manusia yang memahami bahwa masa depan sangat bergantung pada
kecerdasan dalam mengambil pelajaran atau hikmah dibalik semua pengalaman.
Gagasan dalam pikiran manusia adalah ide yang terdapat dalam alat pikir yang disebut
dengan akal atau otak. Tidak ada seorang pun yang dapat menggambarkan bentuk konkret dari
akal yang ada hanyalah bentuk fisikal otak yang terdapat didalam kepala manusia. Sistem
gagasan dalam pikiran manusia adalah kelancaran kerja otak dalam menangkap segala sesuatu,
mengembangkan nalar dalam sebuah ide tentang sesuatu yang dimaksudkan, dan membentuk
konsep demi pembatasan sesuatu yang digagas.
Manusia memiliki rasa ingin tahu atau kurioritas yang terus tumbuh dan berkembang
sangat pesat. Rasa ingin tahu manusia tidak pernah dapat terpuaskan, apabila suatu masalah
dapat dipecahkan akan timbul masalah lainnya yang menunggu pemecahanya. Manusia akan
terus bertanya setelah mengetahui apa, bagaimana, dan mengapa. Manusia mampu menggunakan
pengetahuan yang telah lama diperoleh untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru
menjadi pengetahuan yang lebih baru lagi. Hal ini demikian berlangsung berabad-abad sehingga
terjadi akumulasi pengetahuan. Manusia memiliki salah satu sifat yang paling esensial yaitu
berfikir, al-insan hayawanu naathiq, artinya manusia adalah makhluk yang berfikir. Karena itu
lahirnya ilmu pengetahuan tentang alam atau ilmu alamiah berasal dari pemikiran manusia
tentang jati diri alam.
2.2. Fungsi Ilmu Alamiah Bagi Manusia
Ilmu alamiah sering disebut ilmu pengetahuan alam atau ilmu kealaman yang dalam
Bahasa Inggris disebu natural science. Ilmu ini merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji
gejala-gejala alam semesta, termasuk bumi sehingga terbentuknya konsep dan prinsip. Fungsi
ilmu alamiah bagi manusia didasarkan pada hal-hal berikut:
1. Manusia tercipta dalam keadaan tidak memiliki ilmu pengetahuan.
2. Manusia lahir dalam keadaan fitrah.
3. Manusia diwajibkan mencari ilmu.
4. Semua ilmu bersumber dari alam dan berasal dari Tuhan.
Empat fungsi diatas merupakan titik tolak dan prinsip lahirnya ilmu pengetahuan. Karena
dengan empat pandangan tersebutlah, manusia tidak berhenti mengembangkan pendidikan, baik
secara teoritis maupun sacara praktis, sehingga ilmu pengetahuan semakin berkembang dan alam
semakin diketahui eksistensinya. Ilmu pengetahuan alam wajib dipelajari oleh manusia agar
manusia memiliki kapabilitas yang ilmiah dalam membaca gejala alam dan memanfaatkan
Hasil-hasil alam dengan baik dan benar. Salah satu ilmu yang menjelaskan alam dilihat dari ciri-
ciri umumnya yang normatif adalah ilmu alamiah dasar. Ciri-ciri ilmu alamiah dasar adalah
sebagai berikut:
1. Merupakan disiplin ilmu yang sudah ada.
2. Objek penelitian berupa gejala alam.
3. Memerlukan uji laboraturium dan uji eksperimental.
4. Bersifat objektif.
5. Berkelanjutan.
6. Dapat dirasakan hasilnya.
7. Rasional.
8. Bersifat matematis dan teknologis, yakni dapat diterapkan dalam kehidupan manusia untuk
berbagai kepentingan.

3. Perkembangan Alam Pikir Manusia


Perkembangan Fisik Manusia
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara
bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang
identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog
yang akan menjadi laki-laki.
Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya
akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-
13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang
selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di
bawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang.
Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja.
Perubahan fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat pubertas, yang ditandai di antaranya dengan
tanda kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu dan fungsi organ-organ
reproduksi (organ genitalia).
Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan
pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan lingkungan
yang terus akan terbawa sampai dewasa.
Sampai usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan sangat cepat, dari belajar, makan,
berbicara dan berjalan. Pada usia 2 – 7 tahun rasa ingin tahu akan makin besar. Masa remaja
merupakan masa pertentangan dengan dirinya maupun dengan orang dewasa, karena selalu
berusaha untuk memposisikan diri sebagai orang dewasa walaupun secara emosional belum
memadai. Selanjutnya, setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu
menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
Manusia berasal dari sel telur ibu dan sel sperma ayah yang bersatu membentuk embrio,
kemudian tumbuh menjadi banyak sel serta melakukan diferensiasi dan berkembang menjadi
bayi yang dilahirkan ke muka bumi. Bayi manusia tumbuh dan berkembang menjadi anak yang
pandai berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Anak tersebut
menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai mensturasi, dan laki-
laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa
yang sudah mampu bekerja dan berumah tangga.
Perkembangan Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu
dimana manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan
berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat menjadi petani
dan peternak yang menetap. Sampai pada abad 20 di kenal metode kultur jaringan, dimana
memperbanyak tanaman dapat dilakukan dari satu helai daun atau sepotong ranting yang masih
muda untuk menghasilkan banyak tanaman. Hal ini disebabkan tanaman memiliki sel bersifat
totipoten, dimana satu sel tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan utuh jika
berada pada medium tanam yang sesuai.
Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran
manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak
zaman purba hingga dewasa ini.

Manusia yang mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam sehingga mencoba
menjawab dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman. Tetapi sering upaya
itu tidak terjawab secara memuaskan. Pada manusia kuno untuk memuaskan mereka menjawab
sendiri. Pengetahuan baru muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan yang
disebut mitos, sehingga cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima karena
keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus dipenuhi, sehubungan
dengan kemajuan zaman maka lahirlah ilmu pengetahuan dan metode ilmiah. Negara Indonesia
yang pluralis kesukuannya atau ras dan etnisnya, memiliki kebudayaan serta keyakinan agama
beragam. Sarat dengan legenda dan mitos-mitos yang patut di jadikan pelajaran. Secara filosofis
semua bukan sekedar mitos dan legenda , melainkan pesan-pesan yang tersirat didalamnya
memberikan inspirasi berpikir pada perkembangan manusia, dari yang berfikir mitologis menuju
berpikir yang empiris dan rasional.
Legenda dan keyakinan manusia terhadap mitos-mitos yang memberikan pesan-pesan
religius sesungguhnya tidak disampaikan oleh untaian cerita dan kata-kata yang tanpa makna
simbolis. Nilai-nilai kesusastraan dan sajak atau pantun-pantun yang diuntai dalam kalimat yang
puitis memberikan gambaran kemajuan estetik dan pola pikir manusia yang penuh kelembutan
dan keindahan. Sejak awal perkembangan berbagai mitos dan hubungannya dengan legenda,
dongeng, dan cerita rakyat lainnya. Sejarah mitos adalah bagian dari hakikat kehidupan manusia
sejak manusia dilahirkan ke dunia. Adapun hal-hal yang sangat penting dari mitos adalah sebagai
berikut:
1. Mitos diperlukan untuk menunjang sistem nilai hidup manusia.
2. Mitos dapat memberi kejelasan tentang eksistensi manusia dalam hubungannya dengan alam
sekitar.
3. Mitos dapat memberi kejelasan tentang bentuk hubungan yang baik antarsesama manusia dan
wujud Yang Maha Tinggi.
4. Mitos adalah pencerahan masyarakat yang hidup dimasa lalu dalam menemukan jawaban-
jawaban atas masalah yang disebabkan oleh situasi dan kondisi alam. Karena mitos adalah
pandangan manusia tentang berbagai gejala alam yang merupakan jawaban yang cerdas sesuai
dengan kepastiannya.
Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman Babillonia, yakni kira-kira 600-700 SM.
Orang Babillonia berpendapat bahwa alam semesta itu sebagai ruang setengah bola dengan bumi
yang datar sebagai lantainya dan langit, bintang-bintang sebagai atapnya. Namun yang
menakjubkan mereka telah mengenal bidang ekleptika sabagai bidang edar matahari dan
menetapkan perhitungan satu tahun, yaitu satu kali matahari beredar ketempat semulai yaitu
365,25 hari. Pengetahuan dan ajaran tentang orang Babillonia setengahnya merupakan dugaan,
imajinasi, kepercayaan atau mitos, sehingga pengetahuan semacam ini disebut pseudo science (
sains palsu). Dalam hal ini ada tokoh-tokoh Yunani dan lainnya yang memberikan sumbangan
perubahan pemikiran pada waktu itu adalah:

1. Anaximander, langit yang kita lihat adalah setengah saja, langit dan isinya beredar
mengelilingi bumi dan Ia juga mengajarkan membuat jam dengan tongkat.
2. Anaximenes, mengatakan unsur-unsur pembentukan semua benda adalah air, seperti pendapat
Thales yang mengatakan bahwa air adalah salah satu bentuk benda bila merenggang menjadi api
dan bila memadat menjadi tanah.
3. Herakleitos, pengkoreksi pendapat Anaximenes, justru apilah yang menyebabkan transmutasi,
tanpa ada api benda-benda akan seperti apa adanya.
4. Pythagoras, mengatakan semua unsur benda adalah tanah, api, udara, dan air. Ia juga
mengungkapkan dalil Pythagoras C² = A² + B², sehubungan dengan alam semesta Ia
mengatakan bahwa bumi adalah bulat dan seolah-olah benda lain mengitari bumi termasuk
matahari.
5. Demokritos, bila benda dibagi terus maka pada suatu saat akan sampai pada bagian terkecil
yang disebut atom yang tetap dipakai sampai saat ini namun ada perubahan konsep.
6. Empedokles, menyempurnakan pendapat Pythagoras, Ia memperkenalkan tentang tenaga
penyekat atau daya tarik-menarik dan data tolak-menolak. Kedua tenaga ini dapat
mempersatukan atau memisahkan unsur-unsur.
7. Plato, yang mempunyai pemikiran yang brbeda dengan orang sebelumnya, Ia mengatakan
bahwa keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanya satu duplikat saja dari semua yang
kekal dan immatrial. Seperti serangga yang beranekaragam itu merupakan duplikat yang tidak
sempurna, yang benar adalah idea serangga.
8. Aristoteles merupakan ahli pikir, Ia membuat intisari dari ajaran orang sebelumnya Ia
membuang ajaran yang tidak masuk akan dan memasukan pendapatnya sendiri. Ia mengajarkan
unsur dasar alam yang disebut hule. Zat ini tergantung kondisi sehingga dapat berwujud tanah,
air, udara, atau api. Terjadi transmutasi disebabkan oleh kondisi, angin, lembab, panas, dan
kering.
9. Ptolomeus, mengatakan bahwa bumi adalah pusat tata surya ( goesentris), berbentuk bulat
diam seimbang tanpa tiang penyangga.
10. Avicenna merupakan ahli dibidang kedokteran, selain itu ahli lain dari dunia islam yaitu Al-
Biruni seorang ahli ilmu pengetahuan asli dan komtemporer.

Perkembangan pola pikir manusia berevolusi secara bertahap mengikuti berbagai


kejadian dan pengalaman yang setiap hari silih berganti. Di Indonesia pola pikir nenek moyang
kita mengalami perubahan seiring dengan per-kembangan zaman, ilmu, dan pengetahuan.
Agama-agama yang berkembang, seperti adanya animisme dan dinamisme. Suatu kepercayaan
terhadap roh-roh nenek moyang dan para penguasa alam jagat raya ini dengan wilayahnya
masing-masing.

4. Sejarah, Penalaran, dan Cara Memperoleh Ilmu


Pengetahuan Pada Manusia
4.1. Sejarah Manusia
Secara umum, ada berbagai perdebatan tentang apakah manusia modern sekarang ini
berkembang di Afrika, dan kemudian menyebar ke seluruh dunia atau berkembang dari manusia
Neanderthal di Eropa. Dalam hal ini, berhadapan dengan suatu periode waktu yang sangat
panjang dan tidak bisa begitu saja dipastikan. Para peneliti pernah menemukan lukisan gua di
Perancis Selatan yang diperkirakan sudah ada sejak 30.000 tahun sebelum Masehi. Paparan
tersebut menyatakan bahwa terdapat problem fundamental di dalam penelitian ilmiah tentang
asal usul manusia, yakni bahwa suatu bukti fisik yang kecil seringkali dijadikan suatu pondasi
bagi teori besar tentang perkembangan dan proses migrasi manusia purba. Sehingga dapat
dikatakan, satu batu kecil bisa jadi titik awal bagi suatu teori masif tentang asal usul manusia.
Berikut merupakan jenis-jenis manusia:
1. Homo Sapiens
Homo sapiens adalah makhluk yang berfikir sehingga merupakan makhluk yang cerdas
dan bijaksana. Dengan daya pikirnya manusia dapat berfikir apakah sebaiknya dilakukan pada
masa lalu yang merupakan pengalaman. Pemikiran yang sifatnya abstrak merupakan salah satu
wujud budaya manusia yang kemudian diikuti wujud budaya lain, berupa tindakan atau perilaku,
ataupun kemampuan mengerjakan suatu tindakan

2. Homo Faber
Homo faber adalah manusia yang dapat membuat alat-alat dan mempergunakannya atau
disebut sebagai manusia kerja dengan salah satu tindakan atau wujud budayanya berupa manusia
(artifact). Manusia menciptakan alat-alat kerena menyadari kemampuan inderanya terbatas,
sehingga diupayakan membuat peralatan sebagai sarana pembantu untuk mencapai tujuan.
3. Homo Languens
Homo languens adalah manusia yang dapat berbicara sehingga apa yang menjadi
pemikiran dalam otaknya dapat disampaikan melalui bahasa kepada manusia lain. Bahasa
sebagai ekspresi dalam tingkat biasa adalah bhasa lisan.
4. Homo Socius
Homo socius adalah manusia yang dapat hidup bermasyarakat, bukan bergerombol
seperti binatang yang hanya mengenal hukum rimba, yaitu yang kuat yang berkuasa. Manusia
bermasyarakat diatur dengan tata tertib demi kepentingan bersama.
5. Homo Ecconomicus
Homo ecconomicus adalah manusia yang dapat mengadakan usaha atas dasar
perhitungan ekonomi. Salah satu prinsip dalam hukum ekonomi adalah bahwa semua kegiatan
harus atas dasar untung dan rugi. Dalam tingkat sederhana manusia mencukupi kebutuhannya
sendiri, kemudian atas dasar jasa maka dikembangkan sistem pasar sehingga hasil produksinya
dijual dipasaran.
6. Homo Religius
Homo religius adalah manusia yang menyadari adanya kekuatan gaib yang memiliki
kemampuan lebih hebat daripada kemampuan manusia, sehingga menjadikan manusia
berkepercayaan atau beragama.
7. Homo Humanus dan Homo Aesteticus
Homo humanus adalah manusia yang berbudaya, sedangkan homo aesteticus
adalah manusia yang tahu akan keindahan. Dari perbedaan- perbedaan yang sedemikian banyak
makin nyata bahwa manusia memang memiliki sifat-sifat yang unik, jauh berbeda dari pada
hewan apalagi tumbuhan. Sehingga manusia tidak dapat disamakan dengan binatang
atau tumbuhan.

Sekitar empat juta tahun yang lalu muncul suatu spesies di Afrika yang merupakan
percabangan dari kera. Spesies inilah yang nantinya berkembang menjadi homo sapiens, atau
manusia sekaran ini.
4.2. Penalaran Manusia
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang berpikir, merasa,
bersikap, dan bertindak. Sikap dan yang bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat
kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang diartikan dengan
kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan, meskipun seperti dikatakan Pascal, hati pun
mempunyai logika tersendiri. Meskipun demikian patut kita sadari bahwa tidak semua manusia
kegiatan berpikir menyandarkan diri pada penalaran. Jadi penalaran merupakan kegiatan berpikir
yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran.
Berpikir merupakan suatu kegiatan untttk menemukan pengetahuan yang benar. Apa
yang disebut benar bagi tiap orang adalah tidak sama maka oleh sebab itu kegiatan proses
berpikir untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itu pun juga berbeda-beda. Dapat
dikatakan bahwa tiap jalan pikiran mempunyai apa yang disebut sebagai kriteria kebenaran, dan
kriteria kebenaran ini merupakan landasan bagi proses penemuan kebenaran tersebut. Penalaran
merupakan suatu proses penemuan kebenaran di mana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai
kriteria kebenarannya masing-masing. Sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran
mempunyai ciri-ciri tertentu:

1. Pertama ialah adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika. Dalam hal ini
maka dapat kita katakan bahwa tiap bentuk penalaran mempunyai logikanya tersendiri. Atau
dapat juga disimpulkan bahwa kegiatan penalaran merupakan satu proses berpikir logis, di
mana berpikir logis di sini harus diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut suatu pola
tertentu, atau dengan perkataan lain, menurut logika tertentu. Hal ini patut kita sadari bahwa
berpikir logis itu mempunyai konotasi yang bersifat jamak (plurar) dan bukan tunggal (singular).
Suatu kegiatan berpikir bisa disebut logis ditinjau dari suatu logika tertentu, dan mungkin
tidak Iogis bila ditinjau dari sudut logika yang lain. Hal ini scring menimbulkan gejala apa
yang dapat kita sebut sebagai kekacauan penalaran yang tidak konsistennya kita dalam
mernpergunakan pola berpikir tertentu.

2. Kedua dari penalaran adalah sifat anaditik dari proses berpikirnya penalaran merupakan suatu
kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang
dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan. Artinya
penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yarg mempergunakan logika ilmiah, dari
demikian juga penalaran lainnya yang mempergunakan logikanya tersendiri pula. Sifat analitik
ini, kalau kita kaji lebih jauh, merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tanpa
adanya pola berpikir tersebut maka tidak akan ada kegiatan, sebab pada
hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.

4.3. Cara Manusia Memperoleh Ilmu Pengetahuan


Pada zaman dahulu kemampuan manusia masih terbatas baik peralatan maupun
pemikiran. Keterbatasan itu menyebabkan pengamatan menjadi kurang seksama, dan cara
pemikiran yang sederhana menyebabkan hasil pemecahan masalah memberikan kesimpulan
yang kurang tepat. Dengan demikian, pengetahuan yang terkumpul belum memberikan kepuasan
terhadap rasa ingin tahu manusia dan masih jauh dari kebenaran. Berbagai pengetahuan baru
yang bermunculan dan merupakan gabungan dari pengalaman dan kepercayaan. Rasa ingin tahu
manusia ternyata tidak dapat terpuaskan atas dasar pengamatan maupun pengalamannya saja
untuk memuaskan alam pikirannya. Menurut Auguste Comte (1798-1857 M), dalam sajarah
perkembangan jiwa manusia baik sabagai individu maupun sebagai keseluruhan yang
berlangsung tiga tahap, yaitu:
1. Tahap teologi atau fiktif.
2. Tahap filsafat atau metafisik.
3. Tahap positif atau ilmiah ril.
Dalam manusia curiosity (rasa ingin tahu) yang merupakan pikiran manusia berkembang
dari waktu kewaktu. Rasa ingin tahunya atau pengetahuannya selalu bertambah sehingga terjadi
timbunan pengetahuan. Rasa ingin tahu manusia berasal dari ingin mengenal dirinya sendiri,
yang akhirnya disadari bahwa dirinya terdiri atas dua unsur yaitu rohani dan jasmani.
Perkembangan selanjutnya adalah keingintahuan manusia pada alam sekitanya. Dengan
kemampuan bahasa, manusia berkomunikasi dan bertukar pengalaman tentang segala hal yang
ada di alam serta kegunaan bagi manusia.
http://viapurwawisesasiregar.blogspot.co.id/2014/01/makalah-tentang-hakikat-manusia-
dan_17.html

Tata Surya: Pengertian, Sistem, Susunan


dalam materi ini, uraiannya meliputi; pengertian, sistem, serta susunan plus gambar dari tata surya kita
secara berurutan. Dalam ilmu astronomi, tata surya kita hanyalah satu sistem dari beberapa sistem lain
yang ada dalam alam semesta. Tiap-tiap tata surya tersebut memiliki anggota, susunan, serta
karakteristik tersendiri yang mungkin saja berbeda dengan tata surya lainnya. Misalnya saja, planet bumi
yang kita tinggali ini, bersama-sama dengan planet lainnya berada dalam satu sistem tata surya dimana
Matahari yang menjadi pusatnya. Matahari memberikan sinar dan suhu yang merupakan sumber
kehidupan, sekaligus sumber energi bagi tata surya. Itulah mengapa sehingga tata surya kita ini disebut
dengan sistem tata surya Matahari (solar system)

Seperti yang terbaca pada judul, pembahasan kita kali ini akan kita bagi menjadi 3 bagian. Pembahasan
pertama akan terfokus diseputar pengertian tata surya, pembahasan kedua berisi tinjauan tata surya
sebagai sebuah sistem, dan pembahasan terakhir akan membicarakan tentang susunan dari anggota-
anggota tata surya Matahari secara berurutan, selamat membaca.

Pengertian Tata Surya


Apa yang dimaksud dengan tata surya? Di awal telah kita singgung sedikit tentang tata surya Matahari
yang menjadi sistem tata surya kita. Jadi, pengertian yang akan kita urai disini adalah tentang pengertian
dari tata surya Matahari. Secara sederhana, tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri dari
matahari, 8 buah planet, planet-planet kecil, satelit, asteroid, komet, meteor, dan berbagai benda ruang
angkasa lainnya. Pusat dari tata surya adalah matahari. Anggota tata surya yang lain beredar
mengelilingi matahari. Tata surya kita ini hanyalah satu dari beberapa tata surya lainnya yang berada
dalam galaksi bimasakti.

Mengapa benda-benda dalam sistem tata surya mengelilingi matahari? Kekuatan atau gaya apa yang
terdapat pada matahari? Benda-benda dalam tata surya tertarik oleh matahari karena gaya gravitasi.
Massa matahari sangat besar daripada benda-benda langit di dalam tata surya sehingga matahari
memiliki gaya gravitasi yang terbesar. Gaya gravitasi matahari membuat benda-benda langit tertarik ke
pusat matahari. Akan tetapi, benda-benda langit yang termasuk ke dalam tata surya, ternyata hanya
bergerak mengelilingi matahari dalam lintasan atau orbit tertentu, yakni berbentuk elips.

Susunan Sistem Tata Surya


Tata surya dapat dipandang sebagai sebuah sistem yang secara terstruktur tersusun oleh benda-benda
langit yang menjadi anggotanya. Diameter tata surya sekitar 30 tahun cahaya. Tahun cahaya adalah
jarak yang ditempuh oleh cahaya selama setahun, yakni 9,46 triliun km. Silahkan kalikan nilai ini dengan
30, maka hasilnya adalah panjang diameter dari tata surya kita. Benda-benda langit tersebut terdiri dari;
Matahari, planet, satelit, asteroid, meteor, komet, dan benda-benda angkasa lainnya.

Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing benda langit dalam sistem tata surya tersebut:
1. Matahari
Matahari adalah pusat tata surya, yang merupakan bintang sejati karena dapat memancarkan cahaya
sendiri. Matahari menjadi anggota tata surya yang terbesar, karena hampir seluruh massa tata surya
terkumpul pada matahari (98%). Matahari sebagai pusat tata surya adalah jenis bintang generasi kedua.
Matahari terbentuk kira-kira 4,6 milyar tahun yang lalu berbentuk gumpalan gas yang berpijar yang
terdiri dari gas, terutama gas hidrogen. Menurut para ahli astronomi, bahan pembentuk matahari ini
berasal dari ledakan bintang generasi pertama. Matahari memiliki diameter sepanjang 1.392.500 km,
kira-kira ukuran ini 109 kali diameter bumi dan sepuluh kali lebih besar dari planet Jupiter.

Secara umum, matahari tersusun oleh beberapa lapisan yang terdiri dari; korona, kromosfer, fotosfer,
dan lapisan inti.

a. Korona
Korona adalah lapisan luar atmosfer matahari. Bentuk korona seperti mahkota dengan warna keabu-
abuan dan bisa terlihat saat terjadi gerhana matahari total. Ketebalannya sekitar 700 ribu km dan
suhunya mencapai 1 juta Kelvin.

b. Kromosfer
Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer dan bertindak sebagai atmosfer matahari. Kromosfer terlihat
berbentuk gelang merah yang mengelilingi bulan pada waktu terjadi gerhana matahari total.
Ketebalannya sekitar 2000 km dan suhunya mencapi 4.500 kelvin.

c. Fotosfer
Fotosfer adalah bagian permukaan matahari. Lapisan ini mengeluarkan cahaya sehingga mampu
memberikan penerangan sehari-hari. Suhu pada lapisan ini mencapai 6.000 Kelvin dan memiliki
ketebalan sepanjang 300 km.

d. Inti Matahari
Inti matahari adalah lapisan paling dalam dari matahari tempat berlangsungnya reaksi fusi yang
menghasilkan energi bagi matahari. Meskipun volumenya hanya seperlima puluh volume seluruh
matahari, tetapi massa inti ini sangat besar yakni setengah dari massa matahari seluruhnya. Bagian inti
ini membangkitkan 99% energi yang dibangkitkan oleh matahari.

2. Planet
Planet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan lintasan tertentu dan bergaris tengah
lebih dari 4000 km. Planet memantulkan cahaya yang diterima dari matahari. Dahulu diketahui ada 9
planet, tetapi baru-baru ini diputuskan Pluto tidak termasuk dalam keluarga planet Bimasakti yang
mengelilingi matahari. Peredaran planet mengitari matahari mengikuti lintasan berbentuk bujur telur
atau elips. Pusat lintasan peredaran itu adalah Matahari. Peredarannya teratur sehingga tidak mungkin
terjadi benturan dan gerak planet mengelilingi matahari berlawanan dengan arah jarum jam.

Berdasarkan letaknya, planet dibedakan menjadi dua, yaitu planet dalam dan planet luar. Planet dalam
adalah planet yang garis edarnya terletak di antara matahari dan bumi, anggotanya Merkurius dan
Venus. Planet luar adalah planet yang garis edarnya di luar peredaran bumi dan terdiri dari Mars,
Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Berikut ini profil dari masing-masing planet tersebut:

Merkurius

 Merkurius merupakan planet yang paling dekat dengan Matahari dan memiliki diameter 4.862
km sehingga merupakan planet terkecil.
 Jarak planet Merkurius dengan Matahari sekitar 58 juta km. Merkurius membutuhkan 88 hari
untuk berputar mengelilingi Matahari satu kali.
 Karena letaknya yang cukup dekat dengan Matahari, permukaan Merkurius banyak terdapat
kawah-kawah besar.
 Merkunus terlihat paling terang dari Bumi dan kadang-kadang menampakkan diri sebagai titik
kecil saat Matahari terbenam atau fajar menyingsing.
 Suhunya di siang hari mencapai 430°C, tetapi di malam hari mencapai -170°C.
 Merkurius tidak memiliki satelit.

Venus

 Venus terletak antara orbit Merkurius dan orbit Bumi, memiliki garis tengah sekitar 12.100 km
dan merupakan planet terdekat dengan Bumi.
 Ukurannya yang hampir sama dengan Bumi membuatnya disebut sebagai Bumi kebar.
 Dengan jarak 108 juta km dari matahari, Venus membutuhkan waktu 225 hari untuk sekali
berevolusi mengelilingi matahari
 Suhu permukaan Venus dapat mencapai 480 derajat Celsius sehingga sangat kering.
 Venus merupakan planet putih yang bercahaya terang, tampak indah dan cemerlang.
 Planet ini tampak menjelang Matahari terbit atau beberapa saat sesudah Matahari tenggelam.
Orang menamakannya bintang fajar atau bintang timur atau bintang kejora.

Bumi

 Bumi merupakan satu-satunya planet di tata surya yang memiliki kehidupan, serta
permukaannya terdiri dari lautan dan daratan.
 Permukaan bumi akan terlihat berwarna hijau kebiru-biruan jika dilihat dari angkasa luar.
Bentuk bumi bulat dan bergaris tengah 12.750 km.
 Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km dan 2/3 luas permukaan bumi ditutupi lautan.
 Bumi memiliki lapisan udara atau atmosfer. Kandungan atmosfer terdiri dari gas, yaitu oksigen
dan nitrogen. Jenis gas lain tidak terlalu besar volumenya.
 Atmosfer melindungi bumi dari sinar radiasi matahari yang membahayakan benda-benda langit
yang tertari oleh gaya gravitasi bumi. Lapisan atmosfer juga menjaga suhu bumi di siang hari
tidak terlalu panas dan pada malam hari tidak terlalu dingin
 Bumi memiliki satu satelit, yaitu bulan.

Mars

 Keadaan Mars hampir mirip dengan bumi sehingga para ahli menyelidiki apakah di mars
terdapat kehidupan
 Planet Mars berwarna kemerah-merahan dan memiliki garis tengah sekitar 6.780 km.
 Jaraknya dengan matahari sekitar 228 juta km dan membutuhkan waktu 687 hari untuk
mengelilingi matahari.
 Permukaan Mars juga kering seperti venus
 Mars memiliki lapisan atmosfer yang tipis.
 Di antara Mars dan Jupiter terdapat kumpulan benda langit kecil yang disebut asteroid atau
planetoid.
 Suhu Mars tidak terlalu tinggi, pada siang hari maksimal -13 derajat celsius dan pada malam hari
-80 derajat celsius.
 Mars mempunyai dua satelit, Demos dan Fobos, dan sebuah gunung Olympus yang tinginya dua
kali tinggi gunung Everest.

Jupiter

 Jupiter merupakan planet terbesar dalam tata surya dan berwarna kekuning-kuningan.
 Garis tengahnya 11 kali diameter Bumi atau sekitar 143.000 km.
 Dengan jarak 778 juta km dari Matahari, Jupiter membutuhkan 12 tahun untuk mengelilingi
matahari.
 Atmosfer Jupiter banyak mengandung gas hidrogen dan helium
 Karena batas permukaan Jupiter dan atmosfernya yang kurang jelas, Jupiter menyerupai bola
gas yang amat besar.
 Jumlah satelit Jupiter ada 16 dan yang terbesar adalah Ganymeda.
Saturnus

 Saturnus termasuk planet nomor dua terbesar dalam tata surya.


 Saturnus dikelilingi sebuah cincin raksasa yang terdiri dari debu-debu dan partikel-partikel kecil
berwarna kekuning-kuningan.
 Memiliki garis tengah 120.000 km dan jaraknya 1.428 juta km dari Matahari.
 Untuk berevolusi, Saturnus membutuhkan waktu 29,5 tahun.
 Saturnus memiliki 21 satelit dan yang terbesar adalah Titan.
 Suhu permukaan Saturnus cukup dingin, sekitar -145 derajat celsius.

Uranus

 Uranus memiliki garis tengah sekitar 51.1118 km.


 Jarak Uranis dengan Matahari kira-kira 2.869 juta km.
 Uranus mengelilingi Matahari sekali edar membutuhkan waktu sekitar 84 tahun.
 Arah rotasi Uranis berlawanan dengan planet lain.
 Permukaan Uranus selalu diliputi awan tebal.
 Suhu permukaan planet tersebut mencapai -180 derajat celsius.
 Uranus memiliki lima belas buah satelit dan yang terbesar adalah Ariel.

Neptunus

 Jika dilihat menggunakan teleskop, Neptunus tampak berwarna kehijau-hijauan.


 Neptunus memiliki jarak dengan Matahari sekitar 4.495 juta km dan garis tengahnya 48.600 km.
 Suhu permukaannya lebih dingin dari Uranus, yaitu sekitar -190 derajat celsius.
 Untuk sekali berevolusi, Neptunus membutuhkan waktu 165 tahun.
 Keadaan Neptunus kurang banyak diketahui.
 Satelit Neptunus ada dua, Triton dan Nereid.

3. Satelit

Satelit adalah benda langit yang mengelilingi planet ketika beredar mengelilingi matahari. Selain itu,
satelit juga berputar pada sumbunya. Satelit dibagi menjadi dua jenis, yaitu satelit alam dan satelit
buatan. Satelit alam adalah satelit yang secara alami ada di dalam sistem tata surya. Contoh: bulan yang
menjadi satelit bumi. Satelit buatan adalah satelit yang dibuat manusia. Satelit buatan dilepaskan oleh
roket dan mengorbit di sekitar bumi. Satelit buatan digunakan untuk berbagai kepentingan, antara lain
alat komunikasi, penyiaran radio dan televisi, pemetaan bumi dan kekayaan yang terkandung di
dalamnya.

4. Asteroid

Asteroid adalah benda langit berukuran kecil yang mengelilingi matahari dengan lintasan tertentu. Para
ahli meyakini bahwa asteroid merupakan sisa-sisa bahan pembentuk planet. Jumlah asteroid sangat
banyak, semuanya secara teratur berkumpul membentuk sabuk asteroid. Diameter sabuk asteroid
sekitar 100 km. Sabuk asteroid ini berbentuk melingkar di antara Planet Mars dan Jupiter. Sedangkan,
sabuk lainnya bernama Sabuk Edgeworth-Kuiper, terletak jauh di belakang Planet Neptunus. Sabuk
asteroid memerlukan waktu sekitar 3 hingga 6 tahun untuk sekali mengitari Matahari. Asteroid yang
satu dengan lainnya terpisah sejauh ribuan kilometer. Meskipun terpisah jauh, terkadang asteroid-
asteroid itu bertubrukan. Tubrukan tersebut menghasilkan pecahan batu yang lebih kecil atau disebut
meteoroid.
5. Meteoroid, Meteor, dan Meteorit

Salah satu benda angkasa lainnya di tata surya adalah meteoroid. Meteoroid adalah benda-benda langit
berukuran kecil yang melayang-layang di angkasa dan tidak mempunyai lintasan. Benda ini kadang-
kadang menubruk planet termasuk planet bumi. Meteoroid yang masuk ke dalam sebuah planet disebut
dengan meteor. Ketika memasuki bumi, benda ini tampak berpijar karena bergesekan dengan atmosfer.
Sebagian besar meteor habis bergesekan dengan atmosfer tersebut. Adapun yang sempat sampai ke
permukaan bumi disebut dengan meteorit. Meteor disebut juga bintang jatuh atau bintang beralih.

6. Komet
Dalam sistem tata surya, komet adalah benda terjauh yang mengorbit matahari. Ada sekitar sepuluh
triliun komet. Mereka adalah salju debu sebesar gunung, tetapi tak bisa terlihat mata. Terkadang, salah
satu komet melewati bumi dan menjadi cukup besar dan terang untuk dilihat. Komet adalah campuran
kira-kira sepertiga batu berdebu dan dua pertiga es dan salu. Pada tahun 1951, Astronom Amerika, Fred
Whipple, menggambarkannya sebagai “bola salju debu” dan itulah julukan komet hingga sekarang.
Keadaan komet sudah seperti itu sejak terjadinya tata surya 4,6 miliar tahun yang lalu. Salah satu komet
yang pernah sangat dekat dengan bumi adalah komet Halley.
Komet Halley dinamai sesuai nama Edmond Halley (1656-1742), yang mengetahui bahwa komet yang
terlihat tahun 1531, 1607, dan 1682 adalah benda yang sama. Komet Halley terlihat di langit bumi
setidaknya sudah 30 kali sejak 240 SM dan terakhir kali terlihat pada tahun 1910.

http://www.ilmusiana.com/2015/12/tata-surya-pengertian-sistem-susunan.html

.Kelebihan Manusia
Sebagai makhluk istimewa,kita punya beberapa pertanyaan untuk manusia diantaranya,
Siapakah manusia itu ?, Apakah wujud manusia itu terbatas pada badan fisikal ini saja ?, apakah
kehidupan manusia terbatas pada kehidupan dunia ini saja ? ataukah ada kehidupan lainnya ?,
apabila kehidupan lain itu ada, apakah ada hubungan diantara kehidupan tersebut ?. melalui
berbagai pengetahuan yang dimiliki oleh manusia, manusia berusaha untuk menenukan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan diatas serta pertanyaan-pertanyaan lain yang berhubungan dengan
manusia itu sendiri serta alam yang ada di sekitarnya (www.wordpress.com, 2009)
Beberapa kelebihan manusia jika dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain,
diantaranya adalah (Tim Dosen WIPTEKS, 2009):
a. Manusia sebagai makhluk berfikir yang bijaksana (homo sapiens) yang dicerminkan dalam
tindakan dan perilaku terhadap lingkungannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya sehingga perlu bantuan
peralatan untuk keperluan hidupnya (homo faber), baik fisik maupun nalarnya.
c. Manusia dapat berbicara (homo languages) baik secara lisan maupun tulisan sehingga dapat
dikomunikasikan pada generasi berikutnya tentang apa yang diinginkan, apa yang ditemukan,dll,
d. Manusia dapat bermasyarakat (homo sosious) dan berbudaya (homo humanis), artinya manusia
bermasyarakat dengan tata tertib dan aturan yang diciptakan untuk kepentingan bersama dan
saling menolong.
e. Manusia mengadakan usaha (homo ecomonicus) artinya mengadakan tukar-menukar barang
(barter) maupun jual beli dengan prinsip ekonomi dan sekaligus kebutuhan ekonomi terpenuhi.
f. Manusia berkepercayaan dan beragama (homo religious), karena menyadari adanya kekuatan
gaib yang lebih besar dan mengatur jagad raya ini. Perkembangannya dimulai dari animisme,
dinamisme, tatonisme(kepercayaan atau agama alami) dan kemudian agama samawi
(kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa).

II. Kelahiran IPTEKS


Seperti yang telah dijelaskan di atas tadi, bahwa IPTEKS lahir dari sebuah pemikiran
manusia sebagai makhluk istimewa. Adanya kemampuan berpikir pada manusia ialah yang
menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala apa yang ada di alam semesta
ini. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini kemudian merupakan dasar kelahiran ilmu
pengetahuan dan selanjutnya diterapkan pada munculnya teknologi dan seni. Dengan akal yang
dimiliki, semua pengetahuan dapat diturunkan dari generasi ke generasi sebelumnya. Informasi
yang telah diperoleh dapat disimpan dan diajarkan kepada generasi berikutnya, ditambah dengan
pengetahuan yang di peroleh saat itu maka informasi tentang IPTEKS ini akan terus bertambah
dan berkembang dari generasi ke generasi berikutnya (Tim Dosen WIPTEKS, 2009).
IPTEKS ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu,
terutama tentang benda yang berada di sekelilingnya atau di alam jagad raya beserta isinya
bahkan dirinya sendiri. Rasa ingin tahu tersebut mendorong manusia untuk selalu melahirkan
dan mengembangkan IPTEKS untuk dapat memahami dan menjelaskan gejala alam baik
makroskopik ataupun mikroskopik (Tim Dosen WIPTEKS, 2009).
Pengalaman dari zaman ke zaman akan terakumulasi dan akam bertambah terus selama
manusia ada di muka bumi ini dan mewariskan IPTEKS itu pada generasi berikutnya.
Pertambahan pengetahuan IPTEKS terus meningkat karena didorong oleh (Tim Dosen
WIPTEKS, 2009):
1. Dorongan untuk memuaskan diri, yang bersifat non praktis atau teoritis guna memenuhi
kuriositas dan memahami tentang hakekat alam semesta dan isinya.
2. Dorongan praktis yang memanfaatkan IPTEKS itu untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih
tinggi, agar hidupnya lebih mudah, bahagia, tentren, dan menyenangkan.

III. Perkembangan IPTEKS


Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni atau IPTEKS merupakan tiga unsur utama
kemajuan peradaban manusia yang sangatpenting karena melalui kemajuan IPTEKS, manusia
dapat mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa untuk
menunjang kesejateraan dan peningkatan kualitas kehidupannya. Ilmu pengetahuan
dikembangkan dengan tujuan untuk mengetahui keberadaan beragam dunia, Teknologi
dikembangkan untuk tujuan mengapresiasi (penghargaan terhadap sesuatu) keberadaan beragam
dunia, Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni juga mendorong terjadinya
eraglobalisasi kehidupan manusia karena manusia semakin mampu mengatasidimensi jarak dan
waktu dalam kehidupannya. Peradaban letak geografis dan batas – batas negara bukan lagi
menjadi penghambat, permodalan barang dan jasa serta teknologi tinggi mengalir semakin bebas
melampaui batas-batas wilayah sehingga kebebasan suatu negara mengendalikan kembangan
dirinya menjadi semakin terikat oleh berbagai perkembangan internacional. Keadaan tersebut
memberikan keuntungan tersendiri bagi negara-negara yang mampu menguasai, memanfaatkan
dan memajukan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk memperkuat posisinya dalam
pergaulan dan persaingan antar bangsa di dunia (Tim Dosen WIPTEKS, 2009).

IV. Rasa Keingintahuan Manusia


Manusia mempunyai daya cipta yang mengilhami kekuatan manusia untuk selalu
ingin tahu (mencari ilmu pengetahuan), dan mempunyai rasa yaitu daya yang memberikan
kekuatan mengindera sehingga cinta akan keindahan serta memiliki karsa yang mendorong
manusia untuk bertindak dan berkarya untuk selalu ingin menghasilkan sesuatu hal yang
bermanfaat bagi kebaikan umat manusia (teknolog) (Tim Dosen WIPTEKS, 2009).
Rasa keingintahuan tersebut terpuaskan dengan kemampuan bahasa manusia untuk
berkomunikasi dan bertukar pengalaman tentang segala hal yang ada di alam serta kegunaannya
bagi manusia. Meskipun demikian manusia masih mempunyai keterbatasan misalnya
keterbatasan manusia dalam melihat, mendengar, berpikir dan merasakan tentang apa yang
terjadi disekitarnya secara benar dan utuh (www.wordpress.com, 2009).
Rasa ingin tahu juga tidak statis, karena pikiran manusia berkembang dari waktu kewaktu
rasa ingin tahunya atau pengetahuannya selalu bertambah sehingga terjadi timbunan pengetahuan
. Jadi pengetahuannya tidak statis, sedemikian rupa terjadilah perkembangan akal manusia
sehingga justru daya pikirnya lebih berperan dari pada fisiknya. Dengan akal tersebut manusia
memenuhi tujuan hidupnya disamping untuk melestarikan hidup untuk memenuhi kepuasan
hidup serta juga untuk mencapai cita-cita (www.wordpress.com, 2009).
Dalam perkembangan alam pikiran manusia, dimana pada hakekat manusia, manusia
sebagai makhluk hidup mempunyai cirri (www.indoskripsi.com, 2009) :
1. Memiliki organ tubuh yang sangat kompleks dan khusus
2. Mengadakan pertukaran zat yakni zat yang masuk dan keluar
3. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan
4. Memiliki potensi berkembang biak
5. Tumbuh dan bergerak
6. Berinteraksi dengan lingkungannya
7. Mati
Manusia sebagai makhluk berpikir diberi hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa
yang terjadi di sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu ini
mendorong manusia untik menjelaskan gejala-ejala alam serta berusaha memecahkan masalah
yang dihadapi dan akhirnya manusia dapat mengumpulakan pengetahuan.
Pengetahuan yang terkumpul semakin banyak disebabkan rasa ingin tahu manusia yang
terus berkembang juga daya pikirnya, pada hewan usaha untuk eksplorasi kea lam sekitar di
dorong oleh instink yang terpusat pada usaha untung mempertahankan dan melangsungkan
kehidupan.
Pegetahuan yang diperoleh ini akhirnya tidak hanya terbatas pada hal yang dapat diamati
panca indera saja tetapi masalah lain beerhubungan denga baik atau buruk, kalau suatu masalah
dapat terpecahkan timbul masalh lain yang menununggu pemecahannya manusia bertnya terus
setelah tau denganpertanyaan bagaimana dan mengapa manusia mampu untuk menggunakan
pengetahuannya yang dahulu untuk dikombinasikan dengan pegetahuannya yang baru menjadi
pengetahuannya yang lebih baru. Hal yang demikian telah berlangsung berabad-abad sehingga
terjadi penumpukan pengetahuan.
Rasa ingin tahu yabg terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan
pembendharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri . hal ini tidak hnya meliputi tentang
kebutuhan praktis hidupnya sehari-hari tetepi juga berkembang sampai pada hall-hal menyangkut
keindahan dan seni. Rasa ingin tahu pada manusia ini menyebabkan penngetahuan mereka dapat
berkembang setiap hari mereka mengamati benda-benda dan peristiwa yang terjadi dialam
sekitarnya. Manusia tidak akan pernah merasa puas jika belum memperoleh jawaban mengenai
apa yang diamatinya mereka berusaha mencari jawabannya dan untuk itu mereka harus berpikir.
Rasa ingin tahu semacam itu tidak dimiliki oleh hewan. Rasa ingin tahu padabhewan tebatas
pada rasa ingin tahu yang tetap yang tidakberubah dari zaman ke zaman. Hewan bergerak dari
suatu tempat ke tempat yang lain terutama didorong rasa ingin tahunya yan bersangkutan erat
dengan nalurinya.Kemampuan berfikir manusia menyebabkan rasa ingin tahunya yang terus
berkembang. Dengan kemampuannya mengingat dan berpikir manusia dapat medayagunakan
kemapuannya yang terdahulu kemudian menggabungkannya dengan pengetahuan yang diperolrh
sehingga menghasilakan pengetahuan yang baru.
http://ukiranperjuanganpelangi.blogspot.co.id/2011/10/hakekat-manusia.html

A. PENGERTIAN SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI

1. PENGERTIAN SAINS

Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis, dan bukan
hanya kumpulan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan.

Sains (dari istilah Inggris Science) berasal dari kata dasar yang diambil dari kata scientia yang
berarti knowledge (ilmu). Tetapi, tidak semua ilmu itu boleh dianggap sains. Yang dimaksud
ilmu sains adalah: ilmu yang dapat diuji dari hasil pengamatan yang sesungguhnya yang
kebenarannya dikembangkan secara bersistem dengan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan
kebenaran atau kenyataan, sehingga pengetahuan yang dipedomani tersebut boleh dipercayai
melalui eksperimen secara teori.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, sains adalah: “Ilmu yang teratur (sistematik) yang
dapat diuji atau dibuktikan kebenarannya, berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata”.

Pendidikan sains menekankan pada pengalaman secara langsung. Sains yang diartikan sebagai
salah satu cabang ilmu yang mengkaji tentang sekumpulan pernyataan atau fakta-fakta dengan
cara yang sistematik dan serasi dengan hukum-hukum umum yang melandasi peradaban dunia
modern. Sains merupakan satu proses untuk mencari dan menemukan sesuatu kebenaran melalui
pengetahuan (ilmu) dengan memahami hakikat makhluk, untuk menerangkan hukum-hukum
alam.

Proses mencari kebenaran dengan mencari jawaban dari persoalan-persoalan secara sistematik
dinamakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik merupakan landasan perkembangan
teknologi yang menjadi salah satu unsur terpenting peradaban manusia. Sains sangat penting
untuk perkembangan dan kemajuan kemanusiaan dan teknologi.

2.PENGERTIAN TEKNOLOGI

Istilah “teknologi” berasal dari “techne” atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara
harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri adalah
cara/keterampilan melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal
dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh
anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia. Dengan berkembangnya keterampilan seseorang
yang menjadi semakin tetap karena menunjukan suatu pola, langkah dan metode yang pasti,
keterampilan itu lalu menjadi teknik.

Pengertian teknologi secara umum adalah:

1) Proses yang meningkatkan nilai tambah;


2) Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja;
3) Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembangkan dan digunakan.

Pada permulaan abad XX, istilah teknologi telah dipakai secara umum dan merangkum suatu
rangkaian sarana, proses dan ide di samping alat-alat dan mesin-mesin. Perluasan arti berjalan
terus sehingga sampai pertengahan abad ini muncul perumusan teknologi sebagai sarana dan
aktivitas yang dengannya manusia berusaha mengubah atau menangani lingkungannya.

Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam pengertian bahwa penerapan itu
menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu. Demikianlah teknologi adalah segenap
keterampilan manusia menggunakan sumber-sumber daya alam untuk memecahkan masalah-
masalah yang dihadapinya dalam kehidupan. Secara lebih umum dapatlah bahwa teknologi
merupakan suatu sistem penggunanaan berbagai sarana yang tersedia untuk mencapai tujuan-
tujuan praktis yang ditentukan.

3. PENGERTIAN SENI
Janet Woll mengatakan bahwa seni adalah produk social. Sedangkan menurut Kamus
B.Indonesia, seni adalah keahlian yang membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi
kehalusannya, keindahannya, dll), seperti tari, lukis, ukir, dll. Maka konsep pendidikan yang
memerlukan ilmu dan seni adalah proses atau upaya sadar antara manusia dengan sesama secara
beradab, di mana pihak kesatu secara terarah membimbing perkembangan kemampuan dan
kepribadian pihak kedua secara manusiawi yaitu orang perorang. Oleh karena itu, budi
bahasapun adalah suatu seni.

A. HAKIKAT DAN MAKNA SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI BAGI MANUSIA

Selama perjalanan sejarah, umat manusia telah berhasil menciptakan berbagai macam
kebudayaan. Berbagai macam atau ragam kebudayaan tersebut meliputi tujuh unsur kebudayaan
saja. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut merupakan unsur-unsur pokok yang selalu ada pada
setiap kebudayaan masyarakat yang ada dibelahan dunia. Menurut Kluchkhon ketujuh unsur
pokok kebudayaan tersebut meliputi:

1) peralatan hidup (teknologi),


2) sistem mata pencaharian hidup (ekonomi),
3) sistem kemasyarakat (organisasi sosial),
4) Sistem bahasa,
5) kesenian (seni),
6) sistem pengetahuan (ilmu pengatehuan/sains),
7) serta sistem kepercayaan (religi).

Ketujuh unsur budaya tersebut merupakan unsur-unsur budaya pokok yang pasti ada apabila kita
meneliti atau mempelajari setiap kehidupan masyarakat. Karena ada pada setiap kehidupan
masyarakat manusia di dunia ini, maka ketujuh unsur pokok dari kebudayaan yang ada di dunia
itu sering kali dikatakan sebagai unsur-unsur budaya yang bersifat universal, atau unsur-unsur
kebudayaan universal.

Ilmu pengetahuan (sains), peralatan hidup (teknologi), serta kesenian (seni) atau sering disingkat
IPTEKS, termasuk bagian dari unsur-unsur pokok dari kebudayaan universal tersebut. Maka
dapat dipastikan IPTEKS akan kita jumpai pada setiap kehidupan masyarakat manusia
dimanapun berada, baik yang telah maju, sedang berkembang, sampai masyarakat yang masih
sangat rendah tingkat peradabannya. Bahkan pada kehidupan masyarakat purba atau pada zaman
prasejarah sekalipun, ketujuh unsur-unsur budaya universal tersebut telah ada, termasuk
IPTEKS, meskipun tentunya pada tingkatan yang sangat sederhana atau primitif sekali.

Salah satu bukti bahwa pada zaman purba telah muncul ketujuh unsur-unsur budaya universal
adalah pada zaman itu manusia telah mengenal adanya peralatan hidup atau teknologi berupa
alat-alat sederhana yang terbuat dari batu maupun tulang yang digunakan untuk mencari
makanan (berburu, meramu makanan, atau bercocok tanam secara sederhana atau berladang).
Kemudian, pada saat itu manusia purba juga telah mengenal adanya sistem kepercayaan yang
sekaligus menunjukkan adanya nilai seni serta sistem mata pencaharian hidup manusia purba,
yakni sebagaimana terpotret pada gambar-gambar mistis berupa lukisan telapak tangan serta
lukisan babi rusa yang terkena panah pada bagian perutnya, yang ditemukan di gua-gua tempat
tinggal mereka. Pada zaman purba, ternyata juga telah dikenal adanya sistem pengetahuan dalam
pelayaran yang menggunakan sandaran pengetahuan pada perbintangan.

Demikianlah pada masa-masa sesudahnya, pelan tapi pasti IPTEKS terus berkembang semakin
maju sejalan dengan kemajuan penalaran yang telah dicapai oleh umat manusia. Bahkan, kini
IPTEKS yang pada awal perkembangannya berasal dari embrio filsafat, sekarang
pertumbuhannya telah bercabang-cabang menjadi puluhan, bahkan ratusan disiplin ilmu ataupun
teknologi yang masing-masing memiliki karakteristik serta dasar keilmiahannya sendiri-sendiri.

Salah satu fungsi utama ilmu pengetahuan dan teknologi adalah untuk sarana bagi kehidupan
manusia, yakni untuk membantu manusia agar aktivitas kehidupannya menjadi lebih muda,
lancar, efisien, dan efektif, sehingga kehidupannya menjadi lebih bermakna dan produktif. Oleh
karena itu, khususnya dalam ilmu antropologi, istilah atau pengertian ilmu pengetahuan dan
teknologi tersebut sering dipakai untuk merujuk pada keterkaitan antara manusia, lingkungan,
dan kebudayaan. Hal ini dikarenakan dalam berinteraksi menghadapi lingkungannya, manusia
mau tidak mau pasti akan berusaha menggunakan sarana-sarana berupa pengetahuan yang
dimiliki serta menciptakan peralatan hidup untuk membantu kehidupannya. Dengan demikian,
IPTEKS bagi manusia selalu berkaitan dengan usaha manusia untuk menciptakan taraf
kehidupannya yang lebih baik.

Dalam definisi lain (terutama berdasarkan kajian filsafat ilmu), istilah IPTEK (ilmu,
pengetahuan, teknologi) juga sering dibedakan secara terpisah atau sendiri-sendiri, karena
masing-masing ketiga istilah itu dianggap memiliki bobot keilmiahan yang berbeda-beda.
Menurut pengertian ini, pengetahuan merupakan pengalaman yang bermakna dalam diri tiap
orang yang tumbuh sejak ia dilahirkan. Oleh karena itu, manusia yang normal, sekolah atau tidak
sekolah, sudah pasti dianggap memiliki pengetahuan. Pengetahuan dapat dikembangkan manusia
karena dua hal, 1) manusia mempunyai bahasa yang dapat mengomunikasikan informasi dan
jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut; 2) manusia mempunyai kemampuan
berpikir menurut suatu alur pikir tertentu yang merupakan kemampuan menalar. Penalaran
merupakan suatu proses berpikir menurut suatu proses berpikir dalam menarik kesimpulan yang
berupa pengetahuan.

Pengetahuan yang sifatnya acak perlu ditingkatkan lagi derajat atau bobot keilmiahannya
sehingga berubah menjadi ilmu. Dengan demikian pengetahuan yang bersifat acak serta terbuka
itu dengan melalui proses yang cukup panjang, dapat diorganisasikan dan disusun menjadi
bidang-bidang ilmu filsafat, humaniora, serta ilmu.

Ilmu dapat diartikan sebagai pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan
kekuatan pemikiran, di mana pengetahuan tersebut selalu dapat dikontrol oleh setiap orang yang
ingin mengetahuinya. Berpijak dari pengertian ini, maka ilmu memiliki kandungan unsur-unsur
pokok sebagai berikut:

1) Berisi pengetahuan (knowledge);


2) Tersusun secara sistematis;
3) Menggunakan penalaran;
4) Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain.
Dalam kajian filsafat, suatu pengetahuan dapat dikatakan (dikategorikan) sebagai suatu ilmu
apabila memenuhi tiga kriteria sebagai berikut:

1) Adanya aspek ontologis, artinya bidang studi yang bersangkutan telah memiliki objek
studi/kajian yang jelas, artinya dapat diidentifikasikan, dapat diberi batasan, serta dapat diuraikan
sifat-sifatnya yang esensial. Objek studi suatu ilmu itu sendiri terdapat dua macam, yaitu objek
material serta objek formal.
2) Adanya aspek epistemologi, yang artinya bahwa bidang studi yang bersangkutan telah
memiliki metode kerja yang jelas. Dalam hal ini terdapat tiga metode kerja suatu bidang studi,
yaitu dedukasi, induksi, serta eduksi;
3) Adanya aspek aksiologi, yang artinya bahwa bidang studi yang bersangkutan memiliki
nilai guna atau kemanfaatanya. Misalnya, bidang studi tersebut dapat menunjukkan adanya nilai
teoretis, hukum, generalisasi, kecenderungan umum, konsep, serta kesimpulan yang logis,
sistematis, dan koheren. Selain itu, bahwa dalam teori serta konsep tersebut tidak menunjukkan
adanya kerancuan, kesemrawutan pikiran, atau penentangan kontradiktif di antara satu sama lain.

Sains atau ilmu pengetahuan (di dalamnya menyangkut pula bahwa teknologi), tidak bisa bebas
dari nilai-nilai. Jadi, sesuai dengan sifat sains itu sendiri yang kebenarannya bersifat tidak
mutlak.

Sedangkan berbicara masalah teknologi, dimana istilah teknologi sendiri sebenarnya sudah
mengandung pengertian sains dan teknik atau engineering, sebab produk-produk teknologi
tidaklah mungkin ada tanpa didasari adanya sains. Sementara itu, dalam sudut pandang budaya,
teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari sains.
Walaupun pada dasarnya teknologi juga memilliki karakteristik objektif dan netral, namun dalam
kenyataannya teknologi tidak bisa netral seluruhnya karena memerlukan juga sentuhan-sentuhan
estetika yang bersifat objektif.

Pada titik inilah kita berbicara tentang seni. Seni berasal dari bahasa Latin, yaitu art yang berarti
kemahiran. Secara etimologis, seni (art) diformulasikan sebagai suatu kemahiran dalam membuat
barang atau mengerjakan sesuatu. Pengertian seni merupakan kebalikan dari alam, yaitu sebagai
hasil campur tangan (sentuhan) manusia. Seni merupakan pengolahan budi manusia secara tekun
untuk mengubah suatu benda bagi kepentingan rohani dan jasmani manusia. Seni merupakan
ekpresi jiwa seseorang yang hasil ekspresi tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya
manusia. Seni dan keindahan yang tercipta merupakan dua sisi yang tidak bisa dipisahkan.
Dengan seni, cipta dan karya manusia, termasuk teknologi, di dalamnya mendapat sentuhan
keindahan atau estetika.

Sains dan teknologi saling membutuhkan, karena sains tanpa teknologi bagaikan pohon tak
berakar (science without technology has no fruit, technology without science has no root). Sains
hanya mampu mengajarkan fakta dan nonfakta pada manusia, ia tidak mampu mengajarkan apa
yang harus atau tidak boleh dilakukan oleh manusia. Jadi, fungsi sains di sini hanyalah
mengoordinasikan semua pengalaman manusia dan menempatkannya ke dalam suatu sistem
yang logis, sedangkan fungsi seni sebagai pemberi persepsi mengenai suatu keberaturan dalam
hidup dengan menempatkan suatu keberaturan padanya. Tujuan sains dan teknologi adalah untuk
memudahkan manusia dalam menjalani kehidupannya. Sedangkan seni memberi sentuhan estetik
sebagai hasil budaya yang indah dari manusia.

C. DAMPAK IMPTEKS BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

Semestinya, semakin tinggi penguasaan terhadap IPTEKS, harusnya manusia semakin kritis
dalam berpikir, semakin disiplin dalam bekerja, dan semakin efisien dalam bertindak. Akan
tetapi, pada kenyataannya kebanyakan manusia justru semakin merasa dibuai dengan semua
fasilitas dan produk yang dihasilkan oleh IPTEKS sekarang ini.

Dampak langsung dari kemajuan IPTEKS adalah kemudahan-kemudahan dalam beraktifitas.


Memang IPTEKS diciptakan dengan tujuan untuk memberikan berbagai kemudahan dan
memperingan beban pekerjaan manusia yang tadinya sangat melelahkan menjadi ringan. Namun,
dampak negatif dari kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, dapat mengakibatkan
masyarakat semakin terbuai, karena mereka hampir tak sadar bahwa ternyata dirinya telah berada
dalam situasi pola hidup konsumtif, hedonistik, dan materialistik.

Perkembangan IPTEKS yang demikian pesat mampu menciptakan perubahan-perubahan yang


berpengaruh sedemikian pesat akan mampu menciptakan perubahan-perubahan yang
berpengaruh langsung pada kehidupan masyarakat, khususnya dalam elemen-elemen sebagai
berikut:

1) Perubahan di bidang intelektual: masyarakat meninggalkan kebiasaan lama atau


kepercayaan tradisional, mereka mulai mengambil kebiasaan serta kepercayaan baru, setidaknya
mereka telah melakukan reaktualisasi;
2) Perubahan dalam organisasi sosial yang mengarah pada kehidupan politik;
3) Perubahan dan benturan-benturan terhadap tata nilai dan tata lingkungannya;
4) Perubahan di bidang industri dan kemampuan di medan perang.

Adanya sisi positif dan negatif dari IPTEKS maka sering dikatakan bahwa kemajuan IPTEKS
bermata dua atau bersifat dilematis. Di satu sisi, IPTEKS secara positif telah mendatangkan
rahmat, dalam arti dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Oleh karena itu, ada pihak
yang menyatakan bahwa IPTEKS menjadi ”tulang punggung kesejahteraan”. Namun di sisi lain,
seperti dapat kita amati dalam kehidupan, penerapan, dan pemanfaatan IPTEKS itu juga telah
membawa dampak negatif atau membawa laknat dalam bentuk munculnya masalah lingkungan,
seperti pencemaran, kekeringan, banjir, tanah longsor, dan kenaikan suhu udara global. Oleh
karena itu, kita sebagai umat manusia tentunya harus penuh kewaspadaan dan kehati-hatian
dalam menerapkan dan memanfaatkan IPTEKS, yakni yang sesuai dengan asas-asas keserasian,
keseimbangan, maupun kelestarian. Dengan demikian, kehidupan di bumi ini akan tetap berjalan
secara seimbang dan lestari.

D. PROBLEMATIKA IPTEK DI INDONESIA

Bangsa Indonesia dari dulu sudah menyadari akan pentingnya peranan IPTEKS dalam
pembangunan. Faktor yang paling menentukan dalam hal penguasaan IPTEKS adalah manusia,
yaitu para pelaku yang menggeluti bidang penelitian dan Pengembangan serta rancang bangun
dan perekayasaan.

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan ini, karena
kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi
diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak
kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang
teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang
telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan
untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan untuk hal
negatif.

Arus informasi yang berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia makin
terbuka luas. Teknologi yang sebenarnya merupakan alat bantu/ekstensi kemampuan diri
manusia, dewasa ini telah menjadi sebuah kekuatan otonom yang justru “membelenggu” perilaku
dan gaya hidup kita sendiri. Akibatnya rasa tanggung jawab sudah pudar terhadap budaya.
Masyarakat tidak lagi peduli dengan budayanya. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar,
karena ditopang pula oleh sistem-sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin
tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia.

Perubahan cepat dalam teknologi informasi telah merubah budaya sebagian besar masyarakat
dunia, terutama yang tinggal di perkotaan, perubahan budaya lokal dan sosial akibat revolusi
informasi merupakan kelompok masyarakat yang langsung terkena pengaruh budaya global.

Media elektronik, khususnya TV yang selalu menayangkan kebudayaan luar, hal ini dengan
mudah mengubah pola pikir masyarakat khususnya para generasi muda. Mereka cenderung
melupakan kebudayaan sendiri dan beralih ke budaya luar.

Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar.
Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai
keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi
tetapi miskin dalam rohani”.

Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya
kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong
telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan
kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di
kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian,
corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.

Masalah yang dihadapi bangsa Indonesia terkait dengan pemanfaatan IPTEKS ini dapat
diidentifikasi sebagai berikut (RPJMN 2004-2009):

1) Rendahnya kemampuan IPTEKS nasional dalam menghadapi perkembangan global. Hal


ini ditunjukkan dengan Indeks Pencapaian Teknologi (IPT) dalam lapaoran UNDP tahun 2001
menunjukkan tingkat pencapaian teknologi Indonesia masih berada pada urutan ke-60 dari 72
negara;
2) Rendahnya kontribusi IPTEKS nasional di sektor produksi. Hal ini antara lain ditunjukkan
oleh kurangnya efisiensi dan rendahnya produktivitas, serta minimnya kandungan teknologi
dalam kegiatan ekspor;
3) Belum optimalnya mekanisme intermediasi IPTEKS yang menjembatani interaksi antara
kapasitas penyedia IPTEKS dengan kebutuhan pengguna. Masalah ini dapat dilihat dari belum
tertatanya infrastruktur IPTEKS, antara lain institusi yang mengolah dan menerjemahkan hasil
pengembangan IPTEKS menjadi preskripsi teknologi yang siap pakai untuk difungsikan dalam
sistem produksi;
4) Lemahnya sinergi kebijakan IPTEKS, sehingga kegiatan IPTEKS belum sanggup
memberikan hasil yang signifikan;
5) Masih terbatasnya sumber daya IPTEKS, yang tercermin dari rendahnya kualitas SDM dan
kesenjangan pendidikan di bidang IPTEKS. Rasio tenaga peneliti Indonesia pada tahun 2001
adalah 4,7% peneliti per 10.000 penduduk, jauh lebih kecil dibandingkan Jepang sebesar 70,7%;
6) Belum berkembangnya budaya IPTEKS di kalangan masyarakat. Budaya bangsa secara
umum masih belum mencerminkan nilai-nilai IPTEKS yang mempunyai penalaran objektif,
rasional, maju, unggul, dan mandiri. Pola pikir masyarakat belum berkembang ke arah yang
lebih suka menciptakan daripada sekedar memakai, lebih suka membuat dari sekadar membeli,
serta lebih suka belajar dan berkreasi daripada sekedar menggunakan teknologi yang ada;
7) Belum optimalnya peran IPTEKS dalam mengatasi degradasi fungsi lingkungan hidup.
Kemajuan IPTEKS berakibat pula pada munculnya permasalahan lingkungan. Hal tersebut
antara lain disebabkan oleh belum berkembangnya sistem manajemen dan teknologi pelestarian
fungsi lingkungan hidup;
8) Masih lemahnya peran IPTEKS dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam.
Wilayah Indonesia dalam konteks ilmu kebumian global merupakan wilayah yang rawan
bencana. Banyaknya korban akibat bencana alam merupakan indikator bahwa pembangunan
Indonesia belum berwawasan bencana. Kemampuan IPTEKS nasional belum optimal dalam
memberiakan antisipasi dan solusi strategis terhadap berbagai permasalahan bencana alam,
seperti pemanasan global, anomali iklim, kebakaran hutan, banjir, longsor, gempa bumi, dan
tsunami.

https://yogapermanawijaya.wordpress.com/2014/06/23/makna-iptek-dan-seni-bagi-manusia/

Anda mungkin juga menyukai