A. Latar Belakang
Manusia adalah salah satu makhluk dari sekian banyak makhluk yang di ciptakan di
alam semesta ini, namun demikian hanya manusia yang memiliki kesempurnaan bentuk dan
kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan yang lain (Q.S At Tiin : 5). Oleh karena itu
keberadaan manusia di alam semesta ini menjadi penting dengan melihat kelebihan yang
dimilikinya, dengan kelebihannya tersebut manusia seharusnya mengetahui apa yang harus
dilakukannya sehingga bisa mendapatkan hal-hal yang baik dan menggunakan akal sehatnya,
jika ia bertanya kepada diri sendiri, Bagaimana saya ada? ia akan menjawab, saya ada
entah bagaimana !. Dengan penalaran demikian, ia akan menjalani kehidupan tanpa pernah
merenungkan masalah-masalah seperti itu.
Akan tetapi, orang yang berakal semestinya merenungkan bagaimana ia diciptakan,
dan menentukan makna hidupnya sesuai dengan hasil perenungannya. Dalam perenungan ini,
ia tidak perlu takut seperti yang dirasakan sebagian manusia untuk mencapai kesimpulan
Saya telah diciptakan . Orang yang tak mau merenungkan hal ini sebenarnya tidak ingin
bertanggung jawab pada sang Pencipta. Mereka takut harus mengubah gaya hidup,
kebiasaan dan ideologi jika mengaku telah diciptakan. Oleh karena itu, mereka lari dari
ketaatan kepada Pencipta mereka. Demikianlah sikap yang diambil orang-orang yang
menging-kari Allah SWT dan mengingkari (tanda-tanda kekuasaan-Nya) karena kezaliman dan
kesombongan mereka, padahal hati mereka meyakini kebenarannya (QS. An-Naml : 14).
Sebaliknya, seseorang yang menilai keberadaan dirinya dengan kearifan dan akal
sehat, akan melihat dalam dirinya hanya tanda-tanda penciptaan Allah SWT. Ia mengakui
bahwa keberadaannya bergantung pada kerja sama antara ribuan sistem rumit, yang tak satu
pun ia ciptakan atau ia kendalikan. Ia memahami fakta bahwa ia diciptakan, dengan mengenal
Penciptanya, ia berusaha memahami untuk tujuan apa ia diciptakan Tuhan. Ada beberapa teori
yang berkembang berkaitan dengan penciptaan manusia, salah satunya yang terkemuka
adalah Teori Evolusi yang diutarakan oleh Charles Darwin namun teori tersebut seiring
perkembangan ilmu pengetahuan dan sains, menjadi pembahasan yang serius oleh para
ilmuwan masa kini.
Berbeda dengan manusia, Alam semesta memiliki persoalan tersendiri karena
cakupannya yang lebih luas dan bisa dikatakan tidak memiliki ujung di dalam setiap kajiannya
karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki manusia di dalam mengungkapkan hal tersebut.
Saat ini banyak teori yang berkembag terkait penciptaan alam semesta seperti teori dentuman
(Bigbang), teori creation continua, teori ekspansi dan teori-teori lainnya. Bukan hanya ada teori
tapi adanya alam semesta ini juga melalui tahap-tahap, peristiwa penciptaan alam semesta
terjadi selama enam masa dalam perspektif islam sebagaiaman dinyatakan oleh Allah SWT
SWT dan disepakati oleh ilmuwan alam bahwa alam tercipta dalam enam tahap. Oleh karena
itu, penciptaan manusia dan alam semesta termasuk salah satu isu sentral dalam bahasan
pemikiran keagamaan ataupun disiplin ilmu lainnya. Orientasi Penciptaan alam semesta
termasuk kajian penting dalam bidang sains kealaman yang bersifat empiris eksperimental.
B. Rumusan Masalah
1. Apa dan Bagaimana manusia itu ?
2. Apa dan Bagaimana Alam semesta itu ?
3. Apa dan Bagaimana hubungan antara Manusia dan Alam semesta ?
PEMBAHASAN
A. MANUSIA
1. Penciptaan Manusia
Allah SWT SWT berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 30 :
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.
Ayat di atas menjelaskan tentang proses penciptaan manusia pertama oleh Allah
SWT SWT sebagai khalifah di permukaan bumi ini, seperti yang telah diketahui bersama
bahwa Nabi Adam as adalah manusia pertama yang diciptakan Tuhan di atas permukaan
bumi ini. Penciptaan tubuh manusia sendiri menurut al Quran diciptakan dari tanah karena
nama Adam menurut bahasa Ibrani berarti tanah.
2. Tujuan Penciptaan Manusia
Allah SWT SWT berfirman dalam surat Ad dzariyat ayat 56 :
56. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.
Ayat tersebut di atas menjadi alasan utama manusia diciptakan oleh Sang Pencipta
yaitu Allah SWT SWT. Perintah ataupun tugas yang diberikan oleh Allah SWT SWT kepada
manusia dalam beribu-ribu macam bentuk dimulai dari hal yang paling kecil sampai kepada
hal paling besar dengan berdasarkan dan berpegang kepada al Quran dan as Sunnah di
dalam pelaksanaannya. Begitupun sebaliknya segala hal larangan yang dijelaskan oleh
Allah SWT SWT dan Rasul Nya harus dihindari agar terhindar dari azab Allah SWT SWT.
Oleh karena itu segala bentuk aktifitas manusia di atas permukaan bumi ini haruslah
berlandaskan nilai-nilai Ilahi yang sudah menjadi fitrah manusia sejak pertama kali
diciptakan di atas permukaan bumi ini untuk menciptakan keadaan yang sebaik-baiknya
bagi kehidupan manusia di permukaan bumi ini
3. Perspektif Manusia
Manusia atau orang dapat dilihat dari perspektif yang berbeda-beda yaitu :
a) Biologis : Manusia diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens (Bahasa latin yang
berarti manusia yang tahu), sebuah spesies primate dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
b) Rohani : Manusia dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana
dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan ketuhanan atau makhluk
hidup, dalam mitos ereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain.
c) Kebudayaan atau antropologi : Manusia dijelaskan berdasarkan penggunaan
bahasanya, organisasi mereka majemuk serta perkembangan tekhnologinya dan
terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga
untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
d) Filsafat : Manusia adalah makhluk berakal dan akal manusia berfuungsi
mengarahkan budi (Plato). Manusia adalah binatang yang berfikir (Aristoteles).
e) Psikologi Modern : Manusia adalah makhluk netral, ketika manusia dilahirkan pada
dasarnya tidka membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan
stimulasi dalam lingkungannya. Bagi aliran psikoanalisis, manusia adalah makhluk
yang hidup atas bekerjanya dorongan seksualitas yang memberi daya pada eqo
f)
Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan.
Anak laki-laki dewasa sebagai pria, dan anak muda perempuan dikenal sebagi putrid dan
perempuan dewasa sebagai wanita. Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai
dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/I dan (orang) tua. Selain itu
masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya , berdasrakan cirri-ciri fisik (warna
kulit, rambut, mata, bentuk hidung, tinggi badan), afiliasi sosio-politik agama (penganut
agama / kepercayaan XYZ, warga Negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan
kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat,
keluarga asuh, teman, musuh) dan lain sebagainya (www.wikipedia.com).
4. Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk Lain
Manusia pada hakekatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu memilik
hasrat dan tujuan. Mereka berjuang untuk meraih tujuannya dengan didukung oleh
pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan diantara keduanya terletak pada dimensi
pengetahuan, kesadaran dan keunggulan yang dimiliki manusia dibanding dengan makhluk
lain. Manusia sebagai salah satu makhluk yang hidup di muka bumi memiliki karakter yang
sangat unik, manusia secara fisik tidak terlalu berbeda dengan hewan maka dari itu banyak
ilmuwan menyamakan manusia dengan hewan. Perbedaan yang sangat menonjol adalah
karena kemampuannya melahirkan sebuah kebudayaan. Kebudayaan hanya dimiliki oleh
manusia sedangkan hewan hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat insinctif.
Manusia memiliki kemampuan bergerak dalam ruang apapun seperti udara, darat
dan lautan yang mana hewan lain tidak mampu melakukannya karena keterbatasannya. Di
samping itu, manusia memiliki kelebihan lain yang tidak dimiliki hewan lain seperti aspek
kreasi, aspek ilmu, aspek kehendak dan pengarahan perilaku (akhlak).
yang
menunjukkan
tingkat
kemampuan
masing-masing.
Keistimewaan makhluk hidup dari benda mati adalah sifat geraknya. Benda mati
mempunyai sifat gerak monoton dan didasari oleh prindip alam. Sedangkan tumbuhan
makhluk hidup yang paling rendah tingkatannya, selain mempunyai kemampuan bergerak
yang monoton juga mempunyai kemampuan bergerak yang bervariasi. Prinsip tersebut
tersebut di sebut jiwa vegetative. Jenis hewan mempunyai prinsip yang lebih tinggi dari
pada tumbuh-tumbuhan, yang menyebabkan hewan, selain kemampuan bisa bergerak
bervariasi juga mempunyai rasa. Prinsip ini disebut jiwa sensitif. Dalam kenyataan manusia
juga mempunyai kelebihan dari hewan. Manusia selain mempunyai kelebihan dari hewan,
manusia juga mempunyai semua yang dimiliki oleh makhluk-makhluk tersebut, di samping
mampu berfikir dan serta mempunya pilihan untuk berbuat dan untuk tidak berbuat. Ini
berarti manusia mempunyai prinip yang memungkinkan berfikir dan memilih. Prinsip ini
disebut an nafs al insaniyat. Prinsip inilah yang betul-betul membedakan manusia dari
segala makhluk lainnya.
5. Fungsi, Peranan dan Tanggung jawab Manusia
Berpedoman kepada Q.S Al Baqarah 30-36 maka peran yang dilakukan sebagai
manusia dipermukaan bumi ini adalah sebagai pelaku ajaran Allah SWT dan sekaligus
pelopor dalam membudayakan ajaran Allah SWT SWT. Peran hendaknya dilakukan
seorang khalifah, sebagaimana yang ditetapkan Allah SWT SWT, di antaranya adalah
a. Belajar (Q.S An Naml 15-16 dan Q.S Al Mukminun 54), belajar yang dimaksud
mempelajari ilmu Allah SWT (al Quran)
b. Mengajarkan ilmu (Q.S Al Baqarah 31-39), ilmu yang diajarkan oleh khalifatullah bukan
hanya ilmu yang dikarang manusia saja, tetapi juga ilmu Allah SWT SWT.
c. Membudayakan Ilmu (Q.S Al Mukminun 35), Ilmu yang telah diketahui bukan hanya
untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri
dahulu agar membudaya.
B. ALAM SEMESTA
1. Defenisi Alam Semesta
Alam semesta memiliki defenisi, diantaranya :
a. Menurut Kamus besar Bahasa Insonesia kata Alam memiliki arti segala yang ada
dilangit dan dibumi (seperti bumi, bintang, kekuatan). Sedangkan kata semesta berarti
seluruh, segenap, semuanya; semua yang ada di alam-tidak dapat dilepas dari takdirnya
masing-masing; (berlaku untuk) seluruh dunia, universal.
b. Menurut Orang Babylonia (Kurang lebih 700-600 Sm), alam semesta merupakan suatu
ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai laintainya dan langit beserta
bintang sebagai atapnya. Jadi, alam semesta atau jagat raya adlah suatu ruangan yang
maha besar yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotic dan abiotik, serta di
dalamnya terjadi segala peristiwa alam yang baik yang dapat diungkapkan manusia
maupun yang tidak dapat diungkapkan oleh manusia.
2. Pandangan Tentang Pembentukan Alam Semesta dari Berbagai Peradaban
Pandangan dari bangsa Mesir Purba tentang alam raya, mereka percaya bahwa
alam raya ini dikuasai dikuasai Dewi Langit Nut yang tubuhnya bertaburan bintang,
memayungi alam raya sambil menopang langit agar tidak runtuh menekan bumi. Setiap
malam Dia menelan matahari dan memuntahkannya di pagi hari. Di antara pagi dan malam
hari matahari berlayar di langit dengan menggunakan perahu. Selain dewi Nut di bawahnya
berkuasa Dewa Udara Syu, di bawah lagi ada Dewa bumi Geb.
Menurut pandangan bangsa Babilonia, mereka percaya bahwa bumi merupakan
pusat alam semesta dan mereka beranggapan bumi sebagai suatu gunung yang berongga
di bawahnya dan ditopang oleh suatu samudera. Angkasa melengkung di atas bumi , berdiri
tegak di antara perairan abawah dan perairan atas samudra, yang kadang-kadang turun ke
bumi berupa hujan.
Sewaktu ilmu pengetahuan modern mulai berkembang setelah Eropa kembali ke
zaman Kabangkitan pada abad ke 17, pandangan orang mengenai asal usul kehidupan
dibentuk oleah ajaran yang tearcantum dalam Perjanjian Lama pada Kitab Genesis.Dalam
kitab ini memuat ajaran tentang bumi yang mirip dengan pandangan orang Babilonia.
Bedanya bahwa di atas angkasa di langit ada suatu tempat yang disebut Surga yaitu tempat
Tuhan Y ang Maha Esa bertakhta, sedangkan dibawah bumi terdapat suatu tempat yang
disebut Neraka seperti gambar berikut ( Konsep Bumi berdasarkan kitab kejadian ).
Sebagian besar bangsa Yunani Kuno percaya bahwa bumi adalah pusat alam raya,
Pada sekitar tahun 140 M muncul teori Ptolemaios tentang sistem tata surya di alam
semesta yang didasari oleh konsep geosentrisme. Ia beranggapan bahwa bumi tetap pada
tempatnya sedangkan bulan, merkurius, venus matahari, saturnus dan yupiter mengelilingi
bumi dalam gerakan yang melingkar. Teori ini bertahan sampai akhir abad ke- 18, walau
demikian sebelum abad ke-18 yaitu tahun 1543 telah muncul teori Heliosentrisme yang
dikemukakan oleh Copernicus, Ia beranggapan bahwa matahari sebagai pusat tata surya
yang dikelilingi oleh enam planet yang ketika itu baru diketahui yaitu merkurius, venus,
bumi, mars, yupiter dan saturnus . Menurutnya ke enam planet tersebut mengitari matahari
melewati lintasan berbentuk lingkaran. Namun terakhir berdasarkan hasil penelitian
Johannes Kepler memperkuat teori Heliosentrisme dengan mengubah bentuk lintasan
planet dari lingkaran menjadi elips.
Dengan majunya teknologi pembuatan teleskop, pada abad ke-18 astronom Inggris
Sir William Herschel dapat melihat bentuk gugus bintang Bima Sakti serta mengamati
bentuk-bentuk menyerupai awan yang terang di angkasa yang dinamakan Nebula. Pada
tahun 1981 astronom Amerika Serikat Edwin Powell Hubble menyatakan bahwa Nebula
yang diamati oleh Herschel adalah galaksi juga yang letaknya lebih jauh dari galaksi Bima
Sakti.
Sekarang telah diketahui lebih dari seratus juta galaksi, yang masing-masing
galaksi terdiri atas berjuta-juta bintang, masing-masing serupa dengan mmatahari. Dari
galaksi Bima Sakti sendiri diketahui bahwa bintang-bintang yang terdapat di dalamnya
termasuk matahari sekitar 200 milyard yang bertebaran dalam bentuk cakram, yang
berdiameter
cahaya = 9,46 x 10 12 km. Matahari kita salah satu anggota galaksi yang letaknya
50 ribu
tahun cahaya dari pusat galaksi Bima Sakti, jadi Matahari bukan pusat alam raya juga
bukan pusat galaksi Bima sakti. Letak tata surya kita bahkan hampir ditepi galaksi Bima
sakti, sehingga dulu orang menyangka bahwa Bima Sakti itu lepas dari sistem tatasurya.
Dalam kenyataannya tatasurya kita sebagai anggota galaksi Bima Sakti ikut berputar
disekitar pusat cakram galaksi Bima Sakti dengan satu putaran penuh
ditafsirkannya bahwa matahari adalah benda angkasa yang menyala-nyala yang telah
berputar keliling sumbuhnya sejak berjuta-juta tahun. Dalam proses perputarannya dengan
kecepatan tinggi itu, maka terpelantinglah bingkah-bingkahan yang akhirnya menjadi bumi
dan beberapa benda angkasa lainnya dari bingkahan matahari itu. Masing-masing bingkah
beredar menurut garis tengah lingkaran matahari, semangkin lama semangkin bertambah
jauh juga, hingga masing-masingnya menempati garis edarnya yang sekarang. Dan
seterusnya akan tetap beredar dengan teratur sampai batas waktu yang hanya diketahui
oleh Allah SWT S.W.T, kemudian Surat Adz Dzaariyaat (51:47) Dan langit, dengan
kekuasaan Kami,Kami bangun dan Kami akan memuaikannya selebar-lebarnya
Teori Ledakan Maha Dahsyat ( Big Bang ) juga mengatakan adanya pemuaian alam
semesta secara terus menerus dengan kecepatan maha dahsyat yang di umpamakan
mengembangnya permukaan balon yang sedang ditiup ,yang mengisyaratkan bahwa
galaksi akan hancur kembali. Isyarat ini sudah dijelaskan dalam surat Al-Anbiya (21:104)
(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran - lembaran kertas.
Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan
mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan
melaksanakannya
Dalam surat At-Talaq (65:12) yang artinya: Allah SWT lah yang menciptakan tujuh
langit dan seperti itu pulah bumi. Perintah Allah SWT berlaku padanya, agar kamu
mengetahui bahwasanya Allah SWT Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya
Allah SWT ilmunya benar-benar meliputi segala sesuatu Ayat ini mengisyaratkan bahwa
ruang angkasa terdiri dari 7 lapis
Dalam surat Al-Sajda (32:4) yang artinya : Allah SWT lah yang menciptakan langit
dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa... . Uraian penciptaan
langit dan bumi dan apa-apa yang ada antara keduanya, terdapat dalam surat Fush-Shilat
ayat 9,10 dan 12. yang perincian tafsirannya sebagai berikut: Tahapan pertama penciptaan
bumi 2 rangkaian waktu, tahapan kedia penyempurnaan aparat bumi....2 rangkaian waktu,
tahap ketiga penciptaan (angkasa raya) dan planet-planetnya 2 rangkaian waktu. Jadi
terbentuknya alam raya ini terjadi dalam 6 rangkaian waktu atau 6 masa.
3. Teori-Teori Tentang Pembentukan Alam Semesta
a. Teori Kabut
Teori kabut dikemukakan oleh dua orang ilmuwan yaitu Imanuel Kant (17241804) seorang ahli filsafat bangsa Jerman dan Piere Simon LaPlace (1749-1827) ahli
astronomi bangsa Perancis. Kant mengemukakan teorinya tahun 1755, sedangkan
LaPlace mengemukakan pada tahun 1796 dengan nama Nebular Hypothes
Menurut Kant , pada awalnya alam raya merupakan gumpalan kabut ( nebula)
yang mengandung debu dan gas, terutama gas helium dan hidrogen. Kabut bergerak
dan berputar dengan kecepatan yang sangat lambat sehingga lama kelamaan
suhunya menurun dan massanya terkonsentrasi. Kemudian perputaran nya menjadi
lebih cepat sehingga membentuk sebuah cakram dengan massa terpusat di tengahtengah cakram. Perputaran yang semakin cepat menyebabkan terbentuk cincin atau
gelang-gelang gas yang memisahkan diri dari bagian luar cakram sehingga terbentuk
suatu cakram yang
Menurut LaPlace, tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin
membentuk bola besar. Kemudian terjadi proses pendinginan dan pengkerutan
sehingga bola mengecil membentuk cakram yang berputar makin cepat. Selanjutnya
sebagian massa gas pada bagian luar cakram menjauh dari gumpalan intinya dan
membentuk cincin-cincin. Cincin ini kemudian membentuk gumpalan padat sehingga
terbentuklah planet-plenet dan satelit, sedangkan bagian massa gas yang ditinggalkan
di bagian pusat piringan pada inti membentuk matahari mengandung sedikit kabut di
bagian tengah dan beberapa lapis cincin di sekelilingnya. Cincin-cincin kemudian
akhir. Dengan memberikan dasar bagi filosofi materialis, pandangan ini menyangkal
adanya Sang Pencipta, dengan menyatakan bahwa alam semesta ini adalah
kumpulan materi yang kostan, stabil , dan tidak berubah-ubah. Namun perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi abad ke-20 menghancurkan konsep-konsep primitif
seperti model-model alam yang stasis.
Pada awal abad ke-21 melalui sejumlah percobaan, pengamatan, dan
perhitungan, fisika modern telah mencapai kesimpulan bahwa keseluruhan alam
semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari
suatu ledakan raksasa yang terjadi dalam sekejap. Peristiwa ini dikenal dengan
Ledakan Maha Dahsyat Big Bang, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15
milyar tahun yang lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari
ledakan satu titik tunggal.Pada awalnya alam semesta ini berupa satu massa
mahapadat. Massa mahapadat ini dapat dianggap satu atom mahapadat dengan
ukuran maha kecil yang kemudian mengalami reaksi radioaktif
dan akhirnya
karena itu, pembahasan berikut mencoba menjelaskan maksud enam masa tersebut dari
sudut pandang keilmuan, dengan mengacu pada beberapa ayat Al-Quran. Dari sejumlah
ayat Al-Quran yang berkaitan dengan enam masa, Surat An-Naziat ayat 27-33 di atas
tampaknya dapat menjelaskan tahapan enam masa secara kronologis. Urutan masa
tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga kira-kira dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Masa I (ayat 27): Penciptaan langit pertama kali
b.
c.
d.
e.
f.
yang telah diketahui dan baru dalam tahap percaya bahwa pasti ada di antarariksa. Bumi,
planet-planet dan matahari yang termasuk dari tata surya hanyalah merupakan titik kecil di
antara lebih dari 200 milyar bintang oenyusun galaksi bimasakri, Matahri merupakan satu
diantara bermilyar-milyar bintang di alam semesta dan kemungkinan setiap bintang
mempunyai susunan tat surya seperti tata surya matahari. Perhitungan sampai ke angka
200 milyar bintang baru adalah calon bintang atau kelompok bintang yang jumlahnya ribuan
juta dan terdapat di alam semesta ini.
C. HUBUNGAN MANUSIA DAN ALAM SEMESTA
Menurut ilmu Geologi (Ilmu yang mempelajari kulit bumi) proses terbentuknya bumi
ini kira-kira 250.000 juta tahun. Dari rentang waktu yang begitu lama , alam telah memberikan
kontribusi yang begitu besar bagi peradaban umat manusia, begitu pula sebaliknya.
Sebenarnya manusia hanyalah barang sepele, ia hanya sebentuk sosok yang sangat
tergantung pada fungsi fikirannya. Ketika peradaban dimulai, sejak Nabi Adam as, manusia
telah mempunyai keyakinan adaanya kekuatan besar yanng maha dahsyat yang menguasai
segalanya.
KESIMPULAN
1. Manusia adalah salah satu makhluk dari sekian banyak makhluk yang di ciptakan di alam
semesta ini dari tanah, namun demikian hanya manusia yang memiliki kesempurnaan bentuk
dan kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan yang lain (Q.S At Tiin : 5). Oleh karena
itu keberadaan manusia di alam semesta ini menjadi penting dengan melihat kelebihan yang
dimilikinya, dengan kelebihannya tersebut manusia seharusnya mengetahui apa yang harus
dilakukannya sehingga bisa mendapatkan hal-hal yang baik dan menggunakan akal sehatnya.
2. Alam semesta merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai
laintainya dan langit beserta bintang sebagai atapnya. Jadi, alam semesta atau jagat raya
adlah suatu ruangan yang maha besar yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotic dan
abiotik, serta di dalamnya terjadi segala peristiwa alam yang baik yang dapat diungkapkan
manusia maupun yang tidak dapat diungkapkan oleh manusia. Alam semesta sendiri
diciptakan dari 6 masa.
3. Manusia dan Alam semesta bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan,
manusia membutuhkan alam dan alam membutuhkan manusia untuk saling menjaga
kelangsungan dan kelestariannya.
DAFTAR PUSTAKA
Alim Syahirul, dkk, 1995. Islam Untuk Disiplin Ilmu Pengetahuan Alam danTeknologi, Jakarta:Depag
Bakri Oemar, 1983. Tafsir Rahmat : Jakarta: Mutiara
Djamaluddin, T. 2008. Proses Penciptaan Alam Semesta dalam Enam Masa. (online)
http://misykatulanwar.wordpress.com/2008/06/10/proses-penciptaan-alam-semesta-dalamenam-masa/ (diakses 9 Juni 2015)
Surin Bachtiar , 1978 .Terjemah & Tafsir Al Quran, Bandung: Sumatra
www.id.facebook.co./IndogoEvolutionCourse/Posts/315135603063 (Diakses 9 Juni 2015)
www. Wikipedia.com (Diakses 9 Juni 2015)