Disusun oleh :
Aziza Januar Rahmawati (1000368)
Yuda Sukmana (1001151)
Rizky Subagja (1004557)
Dena Anugrah (1005296)
M. Wildan (1005337)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini berhasil diselesaikan. Judul makalah kami adalah
“MANUSIA DAN AGAMA”.
Diharapkan tulisan ini bermanfaat untuk menambah informasi mengenai hubungan
antara manusia dengan agama.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah ini. Akhir kata kami ucapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN …………………………………………………………………………. 1
A. Manusia dan Agama ………………………………………………………… 1
1. Beragama sebagai Kebutuhan Fitri ……………………………………. 1
2. Maksud dan Tujuan Hidup Manusia ………………………………….. 4
3. Pengertian Agama dan Asal-Usul Agama ……………………………... 6
4. Agama-Agama Besar di Dunia …………………………………………. 8
B. Agama Islam ………………………………………………………………… 9
1. Islam, Agama Fitrah dari Allah swt …………………………………… 9
2. Nama, Pengertian dan Misi Agama Islam ……………………………... 10
3. ISLAM sebagai Hidiyah (Petunjuk) dalam Kehidupan ………. 12
C. Hubungan Manusia dengan Agama ……………………………………….. 14
KESIMPULAN ………………………………………………………………………….. 17
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….... 18
PEMBAHASAN
B. Agama Islam
1. Islam, Agama Fitrah dari Allah swt.
Allah berfirman dalam Al-Quran yang terjemahannya:
"Maka hadapkanlah arah hidupmu secara lurus pada ajaran agama ini (Islam).
Agama yang selaras dengan fitrah munusia yang telah ditetapkan padanya sejak
awal penciptaan". (Q.S. Ar-Rum [30]: 30)
Islam adalah suatu sistem ajaran ketuhanan yang berasal dari Allah swt.
diturunkan kepada ummat manusia dengan wahyu melalui perantaraan Nabi
Muhammad saw. Sebagai agama yang datang dari Tuhan yang menciptakan manusia
sudah tentu ajaran Islam akan selaras dengan fitrah kejadian manusia. Fitrah dalam
arti pembawaan asal manusia secara umum sejak kelahiran (bahkan sejak awal
penciptaan) dengan segala karakteristiknya yang masih bersifat potensial atau masih berupa
kekuatan tersembunyi yang masih perlu dikembangkan dan diarahkan oleh ihtiar manusia
baik fitrah yang berkaitan dengan dimensi fisik atau non fisik, yaitu akal, nafsu, perasaan
dan kesadaran (qalb), dan ruh.
Berbicara masalah keselarasan ajaran Islam dengan fitrah kemanusiaan tidak
berarti bahwa ajaran Islam selalu mewadahi dan mengakomodasi kecenderungan-
kecenderungan yang dibawa oleh sifat dari setiap unsur fitrah tersebut. Hal ini karena
setiap unsur dari fitrah memiliki karakter dan kecenderungan yang berbeda (kearah
yang positif, negatif atau netral). Oleh karena itu, Islam mengarahkan fitrah-fitrah
ini kepada hal-hal yang konstruktif bagi kehidupan manusia, baik individual ataupun
komunal tanpa membunuh potensi yang dimiliki oleh setiap jenis fitrah tersebut.
Dengan arahan ajaran Islam, fitrah kemanusiaan akan membawa manusia ke arah
kebaikan dan keselamatan baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
Sebagai misal, akal sebagai instrumen untuk berfikir sangat penting dan menentukan
bagi hidup manusia tetapi dalam mengembangkan kemampuan akal manusia memiliki
kecenderungan malas dan kurang minat. Oleh karena itu, ajaran Islam mendorong
manusia agar mau berfikir dan mengembangkan kemampuannya serta
mengaktifkannya sehingga terus hidup dan terus bekerja. Meskipun demikian, akal
manusia memiliki sifat liar tak terkendali. Ajaran Islam membimbing manusia ke arah
mana manusia harus berfikir.
Nafsu adalah unsur pendorong gerak pada manusia sehingga manusia menjadi
dinamik, tanpa nafsu hidup manusia akan slatis. Tapi bersamaan dengan itu, nafsu
memillki potensi membawa manusia pada akibat buruk bagi kehidupan apabila tidak
dikendalikan. Oleh karena itu, ajaran Islam mengendalikan arah perkembangan nafsu
ini, tanpa membunuhnya, dan dalam batas tertentu mengeremnya agar tidak
menjerumuskan manusia pada kebinasaan.
b. Pengertian Islam
Islam secara etimologis (lughawy) berasal dari tiga akar kata salam yang
artinya damai atau kedamaian; salamah yang artinya keselamatan; aslama yang
artinya berserah diri atau tunduk patuh. Oleh karena itu, melihat akar katanya
kata ISLAM dapat mengandung makna-makna sebagai berikut :
1) Memasuki kedamaian dan menciptakan rasa damai dalam kehidupan, diri pribadi dan
masyarakat.
2) Memperoleh keselamatan atau terbebas dari bencana, baik bencana hidup di dunia
atau bencana hidup di akhirat.
3) Berserah diri atau tunduk patuh pada aturan-aturan hidup yang telah ditetapkan oleh
Allah swt., suka atau tidak suka.
Secara terminologis (istilah), ISLAM adalah satu sistem ajaran ketuhanan (agama)
yang berasal dari Allah swt. yang disampaikan kepada ummat manusia melalui
risalah yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu, sebutan ISLAM
sebagai nama suatu agama, hanya berlaku secara eksklusif untuk agama yang dianut
oleh pengikut Nabi Muhammad saw.
Manusia terdiri dari dimensi fisik dan non-fisik yang bersifat potensial. Dimensi non-
fisik ini terdiri dari berbagai domein rohaniyyah yang saling berkaitan, yaitu jiwa
(psyche), fikiran (ratio), dan rasa (sense). Yang dimaksud dengan rasa di sini adalah
kesadaran manusia akan kepatutan (sense of ethic), keindahan (sense of aesthetic), dan
kebertuhanan (sense of theistic).
Sesuai dengan asal muasal katanya (sansekerta: agama,igama, dan ugama) maka
makna agama dapat diutarakan sebagai berikut: agama artinya peraturan, tata cara, upacara
hubungan manusia dengan raja; igama artinya peraturan, tata cara, upacara hubungan dengan
dewa-dewa; ugama artinya peraturan, tata cara, hubungan antar manusia; yang merupakan
perubahan arti pergi menjadi jalan yang juga terdapat dalam pengertian agama lainnya. Bagi
orang Eropa, religion hanyalah mengatur hubungan tetap (vertikal) antara manusia dengan
Tuhan saja.
Menurut ajaran Islam, istilah din yang tercantum dalam Al-Qur’an mengandung
pengertian hubungan manusia dengan Tuhan (vertikal) dan hubungan manusia dengan
manusia dalam masyarakat termasuk dirinya sendiri, dan alam lingkungan hidupnya
(horisontal).
Tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah sebagai pencipta
alam semesta. Allah sendiri yang mencipta dan memerintahkan ciptaan-Nya untuk beribadah
kepada-Nya, juga menurunkan panduan agar dapat beribadah dengan benar. Panduan tersebut
diturunkan Allah melalui nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya, dari Adam AS hingga Muhammad
SAW. Nabi-nabi dan rasul-rasul tersebut hanya menerima Allah sebagai Tuhan mereka dan
Islam sebagai panduan kehidupan mereka.
DAFTAR PUSTAKA